Anda di halaman 1dari 40

II I

AB
B
E M
I S T
S E L
A K T I K
ER AR
G P
PEMBAHASAN
Momentum linier dan momentum sudut untuk sistem
Kekekalan momentum linier dan momentum sudut
Gerak pusat massa
Gaya total dan torka total
Energi kinetik sistem
Kerangka pusat massa
Contoh-contoh : gerak roket, teori benturan
(tumbukan)
Analisis tumbukan menggunakan kerangka pusat massa
Masalah dua benda (hamburan dan sistem partikel)
Momentum linier sistem partikel

momentum liniernya adalah


jika m konstan maka :

Untuk F=0, maka p= konstan maka akan mendiskripsikan


hukum kekekalan momentum linier partikel tunggal
Momentum linier partikel ke k dinyatakan dengan :

dan F

Berdasarkan persamaan diatas, dapat diperoleh


Persamaan tersebut merupakan teorema momentum
linier untuk sistem partikel.
P= konstan, jika F=0
Momentum linier dalam suku koordinat pusat massa :
Momentum anguler sistem partikel

Momentum anguler partikel tunggal didefinisikan
sebagai :

Pada system N partikel, momentum anguler total L


terhadap titik asal dapat dinyatakan sebagai
penjumlahan vector :
pertama ruas kanan berharga nol karena
Suku

,suku kedua , adalah gaya total yang bekerja pada


partikel ke k

suku kedua ruas kanan mengandung penjumlahan


torka karena adanya pasangan gaya, yaitu :

Peramaan tersebut akan berharga nol jika gaya
internal yang dimaksud adalah gaya sentral,

Jika torka pada partikel ke k disimbolkan dengan


dan torka total disimbulkan dengan maka dapat
dinyatakan :
,
jika
maka
Kekekalan momentum linier
dan momentum sudut

Linear, jika F = 0, maka p


konstan.
Rotasi, jika = 0, maka L konstan.
Gerak pusat massa
Tinjau suatu system yang terdiri dari N partikel yaitu
partikel 1,2, ..,N. massa dari masing-masingpartikel
adalah m1,m2,.....,mN dan berada pada posisi r1,r2,..,rN
dan titik asal O

Gambar 3.1 sistem partikel yang terdiri dari berbagai ukuran massa pada
jarak tertentu dari titik asal

Sehingga diperoleh
Gaya total

Tinjau gerak partikel ke k bemassa yang berada di dari
titik asal, memiliki kecepatan dan percepatan . Gaya
total yang bekerja pada partikel ke k adalah jumlah
dari dua gaya :
(1) Gaya luar total yang bekerja pada partikel ke k dan
(2) (2) Gaya internal total yang bekerja pada partikel
ke k.

Dengan
Torka total

adalah torka atau momen gaya luar , ruas kanan


persamaan tersebut merupakan momen total (torka
total) dari semua gaya luar yang bekerja pada sistem

dan
Jika
Energi kinetik sistem
,
k = 1, 2, ..., N

,,

Dengan
dapat dinyatakan sebagai
Dan

Atau K+V=E= konstan


Besaran K adalah energi kinetik dan besaran V
adalah energi potensial
Kerangka Acuan Pusat Massa
y r1* = r1 rcm : vektor posisi partikel 1
relatif thd cm
m1 r2* = r2 rcm : vektor posisi partikel 2
r1* relatif thd cm
cm

r2*
r1
rcm m2
Gambar 3.2 kerangka
acuan pusat massa
r2
o x
v1* = v1 vcm : kecepatan partikel 1 relatif thd cm

v2* = v2 vcm : kecepatan partikel 2 relatif thd cm


Contoh-contoh : gerak roket, teori
benturan (tumbukan)

v v+Dv

ve
pi ( M Dm) v

v - ve
Kecepatan bahan Dm
bakar relatip Gambar 3.3 gerak roket
terhadap roket
( M Dm) v M ( v Dv ) Dm( v v e )

MDv v e Dm

Untuk interval waktu yang sangat pendek :

Mdv ve dm Massa bahan bakar


yang terbakar
dm dM
Pengurangan
Mdv v e dM massa roket

vf Mf dM
v i
dv v e M i M
Mi
v f vi v e ln
M f

Tumbukan

Macam:

tumbukan elastic. Pada tumbukan elastic,


momentum linier dan energy kinetic
kekal.
dan
tumbukan tidak elastic. pada tumbukan
tidak elastic, momentum linier akan kekal
tetapi energy kinetiknya tidak kekal
dan
Tumbukan elastik

momentum linier dan energi adalah kekal, sehingga
dan

Gambar 3.4 tumbukan elastik antara dua benda


P1i + P2i = P1f + P2f

K1i + K2i = K1f + K2f


Dengan
P1i: : m1 v1i
P2i : 0 P1f : m1 v1f
P2f : m2 v2f
K1i : K2i : 0
K1f : K2f :
Dengan menguraikan persamaan diatas ke dalam
komponen-komponennya (sumbu X dan sumbu Y) maka
akan diperoleh:

m 1 v1i = m1 v1f cos + m2 v2f cos

0 = m1 v1f sin - m2 v2f sin


=+

Pada keadaan tertentu mi, m2 dan v1i di ketahui


nilainya sedangkan v1f, v2f dan adalah besaran yang
tidak diketahui nilainya.

Selanjutnya dapat dilakukan eliminasi salah satu dari
empat besaran tersebut, misalnya dan menemukan
kaitan antara v1f, v2f , . Maka
m1 v1i - m1 v1f cos = m2 v2f cos
m1 v1f sin = m2 v2f sin

= (- )

apabila diselesaikan akan diperoleh solusi
berbentuk :

Persamaan tersebut mengandung berbagai informasi


tentang tumbukan elastik
Tumbukan tak elastik

Pada beberapa kasus tumbukan, besarnya energi kinetik
sistem sebelum dan setelah tumbukan tidak sama. Perbedaan
antara energi kinetik awal dan energi kinetik akhir ini disebut
dengan disintegration energy Q dari reaksi dan didefinisikan

Jika Q > 0 maka telah terjadi tumbukan jenis kedua

Jika Q < 0 maka telah terjadi tumbukan jenis pertama

Jika Q = 0 maka telah terjadi tumbukan elastik


Gambar 3.5 tumbukan tak elastik antara dua partikel


M1v1i = m3v3f cos 3 + m4 v4f 4

0 = m3v3f sin 3 - m4 v4f 4

K1 + Q = K3 + K
(m4 v4f)2 = (mi v1i)2 + (m3 v3f)2 2 m1 m3 v1i v3f cos 3

K1 = m1v1i2 K3 = m3v3i2 K4 = m4v4i2


Diperoleh : Q = K3 + K4-K1
= K3 - K1 -2 cos 3

selanjutnya tinjau suatu tumbukan tak elastik satu
dimensi antara dua benda.
m1v1 =( m1 + m2) v2
Q = K f Ki =
Q =K1
(KI)ambang=
Berdasarkan hukum kekekalan momentum dan energi :
m1 v1i = m2 v2f + m2 v2f

v2f v1f = e (v1f v2f)


Besaran e dinamakan koefisien restitusi.
Ketika e = 1 maka terjadi tumbukan elastik,
sedangkan tumbukan tak elastik sempurna terjadi
ketika e = 0.
Analisis tumbukan menggunakan
kerangka pusat massa

Misalkan
partikel bermassa yang berada di bergerak dengan kecepatan ,
sedangkan partikel yang berada di dalam keadaan diam.

Gambar 3.6 kecepatan partikel m1 dan m2 dan pusat massa dalam sistem
koordinat laboratorium
Pusat
massa dinyatakan dengan

Kecepatan pusat massa diperoleh dengan cara diferensiasi

Kecepatan pusat massa terhadap laboratorium adalah

= massa tereduksi

Gambar 3.7 gerak partikel m1 dan m2 dalam sistem koodinat pusat massa
= = = =
= = = =

Dalam koordinat sistem pusat massa, momentum


masing-masing partikel sebelum tumbukan adalah:
= = = =
Momentuk linier total sistem dalam sistem koordinat
pusat massa sebelum tumbukan adalah:
P= = =0
Gambar 3.8 tumbukan
antara m1 dan m2
Gambar 3.9

Kasus (a)
Jika misal pada tumbukan antara neutron dengan proton,

Sudut dapat memiliki nilai antara 0 hingga dan dapat memiliki


harga maksimum
Kasus (b)
Jika

Jadi
Kasus (c)
Jika partikel datang lebih besar massanya daripada partikel target.
Dalam kasus ini harus sangat kecil berapapun besar
Tumbukan dalam kerangka acuan pusat massa
*
r1* r2
m1 m2
cm


v1* v2*

m1 m2
cm

* *
v1 v2
v v
*
1
*
2
Masalah dua benda (hamburan
dan sistem partikel)

Tinjausuatu sistem yang terdiri dari dua benda bermassa dan
yang berada di dan dari titik asal O

Gambar 3.10 pusat massa dan gerak relatif sistem 2 partikel



Menurut hukum Newton kedua, gerak dua benda dalam
sistem laboratorium dapat dinyatakan

Koordinat pusat massa R dinyatakan dengan

Koordinat relatif r dinyatakan dengan



Sedangkan transformasi kebalikannya dinyatakan
dengan

Persamaan gerak dua benda dan dapat dinyatakan


dalam suku-suku koordinat pusat massa R dan
koordinat relatif r

atau
Contoh Soal

Sebuah meriam menembakkan peluru dengan


dengan kecepatan 20 m/s dan sudut 60o terhadap
horisontal. Pada saat mencapai ketinggian
maksimum pelurunya pecah menjadi dua sama besar
dengan massa masing-masing m. Pecahan pertama
langsung jatuh bebas sedangkan pecahan kedua
terpental. Tentukan dimana pecahan kedua jatuh ke
tanah.
Jawab :

v ox v o cos o 20 cos 60o 10


v oy v o sin o 20 sin 60o 17,3
Pada ketinggian maksimum :

v oy 17,32
v y v oy gt 0 t1 1,77 s
g 9,8
x1 v ox t1 10(1,77) 17,7 m x 2 x1 2(17,7) 35,4 m

Gerak pusat massa :

Mx pm mx 1 mx 2 x pm x
2m(35,4) m(17,7) mx 2 70,8 17,7 x 2
x 2 70,8 17,7 53,1 m

Anda mungkin juga menyukai