Anda di halaman 1dari 28

PUSAT MASSA (KEC, PERC.

MASSA) &
GERAK ROKET

Oleh : Tim Dosen Fisika Dasar UNS


Fisika Dasar-1 : Pertemuan ke-14

Teknik Sipil – Universitas Sebelas Maret


KONSEP dari PUSAT MASSA
 Apabila semua benda yang menyusun sistem bisa direduksi menjadi titik massa di
mana massa titik sama dengan jumlah massa benda penyusun maka titik massa
tersebut harus diletakkan di koordinat pusat massa

2
CONTOH

 Tiga buah benda yang bermassa 1,5 kg, 4,5 kg, dan 10,0 kg masing-masing berada
pada posisi r1 = 2iˆ + 3ˆj m, r2 = -10 ˆj m, dan r 3 = -4iˆ + 5 ˆj m. Tentukan posisi
pusat massa benda.
PUSAT MASSA
BENDA KONTINYU
Benda-benda kontinu yang memiliki bentuk terature dan rapat massa yang tersebar
secara merata memiliki lokasi pusat massa yang dapat ditentukan dengan mudah.
 Bola homogen miliki pusat massa di pusat bola
 Tongkat homogen memiliki pusat massa di tengah-tengah tongkat
 kubus homogen memiliki pusat massa di pusat kubus
 Untuk benda yang bentuknya tidak teratur, lokasi pusat massa tidak dapat
ditebak langsung
 Ikat satu titik permukaan benda dengan tali dan gantungkan secara bebas
 Bikin garis vertikal sejajar tali melalui benda. Kemudian ikat titik yang lain pada
benda tersebut dengan tali dan gantungkan secara bebas
 Bikin garis lain yang sejajar tali melalui benda
 Perpotongan dua garis yang dibuat merupakan lokasi pusat massa benda
Pusat massa benda yang mengandung lubang
dapat pula ditentukan dengan rumus serupa 
lubang dapat dianggap sebagai benda yang
memiliki massa negative
 Cakram homogen dengan jari-jari R1 massa
awal m1 (massa sebelum adanya lubang)
 Pada cakram tersebut kemudian dibuat
lubang dengan jari-jari R2  massa yang
dibuang saat membuat lubang adalah m2.
 Pusat massa cakram berlubang dihitung
dengan menentukan pusat cakram asal (tanpa
lubang) dan pusat lubang
 Massa lubang diberi nilai negative
MENENTUKAN PUSAT MASSA
DENGAN METODE INTEGRAL
 Kita bagi benda besar atas elemen-elemen massa
yang sangat kecil
 Elemen ke-i memiliki massa Δmi dan berada pada
posisi ri
 Jumlah elemen massa adalah N dan menuju tak
berhingga karena ukuran masing-masing elemen
menuju nol.
Jika ukuran elemen massa menuju nol dan jumlah elemen massa (jumlah suku
penjumlahan) menuju tak berhingga maka rumus di atas dapat diganti dengan integral
dengan transformasi sebagai berikut

dengan  adalah massa jenis dan memenuhi


hubungan dm = dV. Dengan cara serupa
maka massa benda memenuhi persamaan
integral

Untuk kasus khusus satu dimensi, persamaan di atas


dapat ditulis dalam bentuk sederhana sebagai berikut

di mana  adalah massa per satuan panjang. Massa per


satuan Panjang bisa konstan atau bisa juga bergantung
posisi.
GERAK PUSAT MASSA

Misal terdapat partikel massa m1 ; m2 ; ……. mn

dan berposisi pada ; r1; r2 ; ………rn dan seluruh


partikel merupakan kesatuan.
Posisi sistem pusat massa didefinisikan sebagai;
n n

m r m r
1 1 2 m r 2
 m r m
n n i 1
i i
i 1
i ri
Rc    .......   
m m
1 2 m m M n i

dR 1 dr  mv
 c i i i
v 
c  m v  i c
dt M dt M

M vc  P   pi
n
 mi yi
i 1
yc 
M
n
 mi xi
xc  i 1 R c  xc ˆi  y c ˆj  z c kˆ
M
n  m x ˆi   m y ˆj   m z kˆ
i i i i i i
 mi zi Rc 
i 1
M
zc  ˆi  y ˆj  z kˆ )
M Rc 
 i i i i
m ( x
M
Rc 
 mr i i

M
ri  xi ˆi  yi ˆj  zi kˆ
CONTOH
Sistem terdiri dari tiga partikel sama dan memi-
liki massa satu satuan massa dengan posisi dan
kecepatan sebagai berikut.

r1 = i + j , v1 = 2 j
r2 = j + k , v2 = j
r3 = k , v3 = i + j + k
Carilah posisi kecepatan dan p linier sistem massa
tersebut !
Penyelesaian.

m1 = m2 = m3 = 1 satuan
Posisi pusat massa,

(i  j)  ( j  k )  k i  2 j  2 k
Rc  
m1  m2  m3 3
2 j  j  (i  j  k ) i  4 j  2 k
v pusat massa, v c  
m1  m2  m3 3
i  4 j 2k
p pusat massa, p c  v c  3  i  4 j 2k
3
KECEPATAN PUSAT MASSA
 Setelah mendefinisikan posisi pusat massa, selanjutnya kita akan mendefinisikan
kecepatan pusat massa
perubahan pusat massa Dengan mengingat definisi kecepatan

Selanjutnya, mengingat p = mv
Apabila ruas kiri dan ruas kanan sama-sama dibagi
t maka, kita peroleh
PERCEPATAN PUSAT MASSA
 Setelah mendefinisikan posisi pusat massa dan kecepatan pusat massa, maka kita
dapat mendefinisikan percepatan pusat massa

Bagi ruas kanan dan kiri dengan t sehingga Selanjutnya, mengingat hukum Newton
diperoleh II F = m.a, kita juga dapat menulis

atau
Hubungan gerakan pusat massa dan hukum kekekalan
momentum linier
 jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada system maka momentum total sistem
konstan meskipun terjadi tumbukan antar sistem

 Kita bagi ke dua ruas dengan massa (m1, m2, m3 dst)

 Selama tumbukan tidak terjadi perubahan massa total. Jumlah partikel bisa saja
berubah (makin sedikit atau makin banyak) tetapi massa total partikel sama
 Dengan kesamaan ini maka penyebut di ruas kanan dapat diganti sehingga kita
peroleh

 Ruas kiri tidak lain daripada kecepatan pusat massa sebelum tumbukan, sedangkan
ruas kanan adalah kecepatan pusat massa sesudah tumbukan
 Sehingga “Proses tumbukan yang tidak melibatkan gaya luar, pusat massa
bergerak dengan kecepatan konstan”
CONTOH
Dua buah massa m dan M, (m < M) dihubungkan
dengan tali dilewatkan piringan. Piringan dapat
berputar pada sumbunya. Hitunglah a pusat
massa sistem tersebut ? Segala sesuatu yang
berhubungan dengan piringan dan tali diabaikan.
Penyelesaian

Misal M bergerak turun (m naik) akan mengguna-


kan percepatan yang sama yaitu,
M m
a g
M m
M ( a)  m (a )
Percepatan pusat massa , a cm 
M m
(karena percepatan M turun dan m naik dengan nilai
sama).
2
M m 
Percepatan pusat massa , a cm    g
 M m 
Cara lain.
M x1  m x 2 M a1  m a 2
Posisi pusat massa , xcm   a cm 
M m M m

Karena a1 = - a2 = a (arah berlawanan)


2
M m 
Percepatan pusat massa , a cm    g
 M m 
CONTOH
Diamati dua partikel massa m1 dan m2 ber-v, v1
dan v2. Hitung v pusat massa relatif terhadap
pengamat dan p tiap partikel relatif terhadap pusat
massanya !
Penyelesaian.
Kecepatan relatif pusat massa (dua partikel) terha
dap pengamat,
m1 v 1  m2 v 2
vc 
m1  m2
Kecepatan relatif tiap partikel terhadap pusat massa
adalah,
Partikel pertama , v 1!  v 1  v c
m1 v 1  m2 v 2
 v1 
m1  m2
m2 ( v 1  v 2 )

m1  m2

Partikel kedua , v !2  v 2  v c
m1 v 1  m2 v 2
 v2 
m1  m2
m1 ( v 1  v 2 )

m1  m2
Kedua kecepatan, nampak berlawanan sebagai aki
bat pengamatan pada kerangka acuan C, (pc = 0)
(jumlah momentum sistem tidak berubah).

m1 m2 ( v 1  v 2 )
!
Momentum partikel pertama , m1 v  1
m1  m2
  (v1  v 2 )

! m1 m2 ( v 1  v 2 )
Momentum partikel kedua , m2 v  
2
m1  m2
   (v1  v 2 )
KONSEP
GERAK ROKET
 Roket adalah mesin yang mengalami
percepatan (mendapat gaya dorong) akibat
pelepasan udara hasil pembakaran ke arah
belakang
 Mesin jet juga bekerja pada prinsip yang
serupa
 Mesin roket dan mesin jet hanya berbeda pada
jenis bahan bakar, namun prinsip utamanya
sama yaitu melontarkan gas ke belakang
dengan kecepatan tinggi.
PRINSIP pada
GERAK ROKET
 Bahan bakar pesawat jet dibakar melaui reaksi oksidasi dengan menyerap oksigen
dari atmosfer.
 Mesin roket tidak menyerap gas dari luar untuk melakukan proses pembakaran
karena mesin roket dapat bekerja dalam ruang hampa
 Semua gas yang diperlukan untuk proses pembakaran dibawa bersama roket
 Itulah sebabnya sebagian besar massa roket adalah massa bahan bakar
 Massa bahan bakar roket dapat mencapai 90% dari massa total.
 Dengan demikian di tahap pembakaran massa roket tinggal 10% massa saat
peluncuran.
Kita lihat dua kondisi  Pada saat t roket memiliki
pada saat t dan pada saat t+t.
kecepatan v dan massa M
 Roket juga memancarkan gas ke
belakang dengan kecepatan u yang
nilainya konstant relatif terhadap
roket
 Dengan demikian, kecepatan gas
relatif terhadap koordinat di bumi
adalah v – u
 Selama selang waktu Δt massa gas
yang dibuang roket adalah ΔM
Momentum sistem pada saat t adalah
 Pada roket juga bekerja gaya
gravitasi Fg ke arah pusat bumi
Momentum sistem pada saat t+t adalah

Perubahan momentum roket


Kita buang suku yang mengandung perkalian dua
buah delta karena nilainya sangat kecil
dibandingkan dengan suku yang hanya
mengandung satu komponen delta. Jadi

Laju perubahan momentum adalah


Berdasarkan hukum II Newton, laju perubahan momentum sama dengan gaya luar
yang bekerja pada benda. Gaya luar yang bekerja pada roket hanya gaya gravitasi.

Dengan demikian, persamaan gerak roket menjadi

Jika diambil waktu yang sangat kecil (menuju nol) maka pembagian delta menjadi
diferensial.

Persamaan di atas berubah menjadi

Gerakan pada daerah tanpa gravitasi. Jika roket sudah sangat jauh dari bumi
sehingga gaya gravitasi bumi sudah dapat diabaikan

Maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi


Kita dapat mencari solusi persamaan agak mudah melalui integral dan menghasilkan
fungsi logaritma natural.

Mala Persamaan di atas dapat ditulis sebagai

Jika diasumsikan bahwa kecepatan lontaran gas terhadap roket selalu konstant maka
kita dapatkan integral berikut

Saat bahan bakar habis, massa roket adalah Mf.


Dengan demikian kecepatan akhir roket adalah

Anda mungkin juga menyukai