Anda di halaman 1dari 32

Daya

Definisi: banyaknya kerja yang dilakukan per


satuan waktu.

Daya rata-rata yang diberikan pada suatu


benda adalah kerja total yang dilakukan benda
dibagi dengan waktu total yang dipergunakan
untuk melakukan kerja yang dimaksud.
DAYA

Laju aliran energi dari suatu


sistem ke sistem yang lain
Andaikan besarnya kerja
yang dilakukan dalam selang
waktu t adalah W, maka
daya rata-rata adalah:
 
daya sesaat dW F  dr  
P   F v
dt dt
Satuan : J/s = Watt (W)
Untuk sistem yang berputar dengan kecepatan dengan
M adalah momen gaya.

Sistem satuan internasional satuan daya dinyatakan


dengan Joule/det yang disebut Watt. Satuan lain yang
sering digunakan untuk peralatan berat adalah satuan
tenaga kuda (Horse Power) Hp dimana 1 Hp 746 Watt.

Dari hubungan diatas maka kerja dapat pula


dinyatakan daya kali waktu dan yang sering
digunakan adalah kilo-Watt (KWh).

Satu kilo watt adalah kerja yang dilakukan oleh suatu


sistem yang bekerja dengan daya konstan 1 kilowatt
selama satu jam.
Contoh Soal

Sebuah lift dengan berat 800 N digerakkan naik setinggi 10


m dalam waktu 20 s oleh motor. Tentukan daya yang
diberikan oleh motor.
Solusi:
Untuk menahan lift diperlukan gaya sebesar berar lift
yaitu 800 N.
P = W/t = F s/t = F v
v = h/t = 10/20 m/s = 0,5 m/s
P = (800 N)(0,5 m/s)
P = 400 J/s
P = 400 W
Soal-soal:
Pertama
Sebuah elevator massa 500 kg, dirancang
untuk mengangkut penumpang maksimum
25 orang dengan massa rata-rata per orang
60 kg, pada suatu gedung bertingkat 25. Bila
tinggi gedung untuk tiap tigkatnya 4 m dan
dibutuhkan waktu 20 detik dalam
menempuh 25 tingkat, Hitung
a. daya minimum yang diperlukan elevator
b. daya yang diperlukan jika efisiensi mesin
50 %
Kedua

Sebuah benda massa 0,2 kg dijatuhkan dari


ketinggian 50 cm menimpa sebuah pegas yang
dipasang vertikal dengan konstanta k = 150
N/m. Hitunglah:
Kecepatan benda pada saat mengenai ujung
pegas.
Berapa jauh pegas akan tertekan bila g = 10
m/s2.
Ketiga
Sebuah balok bermassa 10 kg didorong ke
atas bidang miring dengan sudut kemiringan
37o dengan kecepatan awal 5 m/s. Balok
berhenti setelah menempuh jarak 2 m
kemudian meluncur kembali ke kaki bidang
miring. Hitunglah;
a. Koefisien gesekan antara balok dan bidang
miring.
b. Kecepatan dan percepatan balok pada saat
mencapai kaki bidang miring.
Keempat
Sebuah bola kehilangan 15% energinya pada
saat melenting kembali ke arah datangnya
bola. Berapa kecepatan awal yang harus
diberikan agar bola melenting kembali ke
tinggi semula.
Definisi Momentum
 Momentum linier atau ditulis momentum saja adalah
kuantitas gerak yang bergantung pada massa dan kecepatan
benda (v)
 Momentum adalah vektor dan besarnya disimbolkan

dengan P memiliki satuan kg m/s p  mv

Definisi Impuls
 Secara matematis impuls didefinisikan sebagai integral
dari gaya yang bekerja pada benda terhadap waktu
 Impuls juga besaran vektor, disimbolkan dengan I
memiliki satuan Ns  t 
I   Fdt
t0
Hukum Newton dalam Impuls

 Hukum Newton dapat ditulis kembali   


dp d  dr 
dalam bentuk F  m 
dt dt  dt 
 Jika gaya F tersebut diintegralkan untuk seluruh
waktu maka persamaan
 di atas menjadi
t  p
    

0
Fdt  

p0
d p  p  p 0  mv  mv 0

dengan p adalah momentum akhir, p0 momentum awal, v kecepatan


akhir dan v0 kecepatan awal

 Dengan definisi
  impuls dan momentum maka diperoleh
I  p  p 0  p
 Atau dengan kata lain :
Impuls = perubahan momentum
Contoh
Benda bermassa 2 kg bergerak dengan 5 Fx (N)
kecepatan awal 2 m/s dalam arah sb x,
4
dan 4 m/s dalam arah sb y. Kemudian
2 t(s)
pada benda bekerja gaya dalam arah
sb y Fy=2t N, dan gaya dalam arah sb x -5
seperti gambar di samping.
Tentukan :a. Impuls antara t=0 sampai t=4 s
b. Kecepatan saat t=4 s
Penyelesaian
a. Impuls pada benda yang gayanya dua dimensi ditulis
dalam bentuk

I  I x iˆ  I y ˆj
dengan Ix dan Iy adalah komponen impuls dalam arah
sumbu x dan sumbu y
Contoh
 Komponen impuls dalam arah sumbu x dapat diperolah dengan
cara mencari luas daerah dari grafik, yaitu
I x  12 (2)(5)  12 (2)(5)  0
 Komponen impuls dalam arah sumbu y adalah
4
4
I y   2tdt  t 2  16 Ns
0  0

 Jadi : I  16 ˆj Ns
b. Impuls = perubahan
  momentum

I  p  p 0  16 j  p  2 2iˆ  4 ˆj
ˆ  

p  4iˆ  24 ˆj kgm / s
Sehingga kecepatan
 saat t=4 s adalah
 p
v   2iˆ  12 ˆj m / s
m
Sistem Banyak Partikel

 Tinjau suatu sistem yang terdiri atas banyak partikel,


katakan- sejumlah N partikel
 Momentum total sistem adalah resultan dari momentum
setiap partikel
    
p  p1  p 2  p3    p N
 Jika pada partikel 1 dalam sistem tersebut bekerja gaya
eksternalFe1 maka dinamika partikel 1 adalah
dp1  e   
 F1  F12  F13    F1N
dt

dengan F12, F13,…, F1N adalah gaya internal/interaksi antara


Partikel ke-1 dengan ke-2, dengan ke-3, ….., dengan ke-N
Sistem Banyak Partikel
Hal yang sama akan terjadi pada partikel ke-2, ke-3, …, ke-N,
jika pada setiap partikel tsb bekerja gaya eksternal
dp2 e   
 F2  F21  F23    F2 N
dt
dp3 e   
 F3  F31  F32    F3 N
dt

dp N e   
 FN  FN 1  FN 2    FN ( N 1)
dt
 Dinamika sistem banyak partikel ini akan ditentukan oleh
resultan dari dinamika masing-masing partikel, yaitu
d    
( p1  p2  p3  ...  p N )
dt
e e e e    
 F1  F2  F3  FN  F12  F21    F1N  FN 1
Sistem Banyak Partikel
 Pasangan gaya interaksi antar partikel saling meniadakan
karena masing-masing gaya interaksi besarnya sama dan
berlawanan arah.
 Jadi dinamika sistem hanya dipengaruhi gaya eksternal
saja 
dp e e e e
 F1  F2  F3  ....  FN
dt
 Jika dihubungkan dengan Impuls dan momentum maka
persamaan di atas menjadi
 e e e e
 
  1 2 3
I F  F  F  .... 
 FN dt  p

N

mpuls total yang bekerja pada sistem sama dengan perubahan


Momentum sistem
Pusat Massa (Sistem Banyak Partikel)

 Dalam sistem banyak partikel, momentum total sistem


adalah resultan dari momentum setiap partikel penyusunnya
    
p  p1  p 2  p3    p N
    
p  m1v1  m2 v 2  m3 v3    m N v N
   
 dr1 dr2 dr3 drN
p  m1  m2  m3    mN
dt dt dt dt
 Jika massa total sistem adalah M=m1+m2+m3+….+mN maka
momentum total sistem dapat ditulis
   
 1 d  m1 r1  m1 r1  m1 r1   m1 r1 
p  
M dt  M 
 
p  MV pm
Pusat Massa (Sistem Banyak Partikel)

dengan
 d 
V pm  R pm
dt
disebut dengan kecepatan pusat massa sistem banyak
partikel, dan
 d  m1 r1  m2 r2  m3 r3    m N rN 
R pm   
dt  M 
adalah posisi pusat massa
Contoh 1
Tentukan letak pusat massa sistem yang tersusun atas
empat buah partikel yang bermassa m1=1kg, m2=2kg,
m3=3kg, dan m4=4kg. Keempat partikel terletak pada titik
sudut bujur sangkar yang memiliki panjang sisi 1 m
y Dengan sumbu koordinat seperti gambar
m4 m3
maka posisi pusat massa terbagi 2 kom-
ponen 1.0  2.1  3.1  4.0
x pm   0,5m
1 2  3  4

1.0  2.0  3.1  4.1


y pm   0,7m
m1 m2 x 1 2  3  4
Contoh 1

Pusat massa untuk benda kontinu


Pada prinsipnya sama dengan benda yang tersusun atas
banyak Titik, hanya notasi sigma diganti dengan integral
 1 
rpm 
M  r dm

Massa total sistem

M   dm
Contoh 2
Batang yang panjangnya 10 m dibentangkan pada sumbu x dari
X=0 sampai dengan x=10 m. Jika batang tidak homogen, rapat
massanya fungsi dari posisi  =12x kg/m, tentukanlah pusat
massa Batang!
 elemen kecil batang pada posisi x yang panjangnya dx
akan memiliki elemen kecil massa dm= dx
 Massa total batang
10 10
M   dm   dx  12 xdx  600kg
0 0

 Pusat massa batang


1 20
x pm 
M  xdx 
3
m
Hukum Kekekalan Momentum
Jika resultan gaya eksternal pada benda atau sistem sama dengan
nol maka

dP 
0 atau
P  kons tan
dt

Momentum total sistem tetap (tidak berubah terhadap waktu)


Momentum tiap bagian boleh berubah, tetapi momentum total
sistem adalah tetap.

Sebagai contoh berlakunya hukum kekekalan momentum adalah pada peristiwa


tumbukan, misalnya dua buah benda bertumbukan maka 2 benda tsb dipandang
sebagai satu sistem, sehingga momentum total sistem sebelum tumbukan sama
dengan momentum sistem sesudah tumbukan
lam setiap tumbukan berlaku hukum kekal momentum, meski-
n dalam tumbukan antara 2 benda bekerja gaya yang sangat
ngkat (gaya impulsif) namun jika 2 benda dipandang sebagai
tu sistem masing-masing gaya impulsif dapat dipandang se-
gai pasangan gaya aksi-reaksi.

Ada 3 jenis tumbukan :


 Tumbukan lenting sempurna
(pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekal
energi kinetik)
 Tumbukan tidak lenting sama sekali
 Tumbukan lenting sebagian
Tumbukan Elastis Sempurna
Massa identik
Tumbukan Elastis Sempurna
Massa berbeda
Contoh 1
Benda m1=2 kg bergerak dengan kecepatan 13 m/s ke kanan
menumbuk benda lain m2=4 kg yang sedang bergerak ke kiri
dengan laju 2 m/s. Setelah tumbukan kedua benda bersatu.
Tentukan :
 Kecepatan kedua benda setelah tumbukan
 Energi kinetik kedua benda sebelum dan setelah peristiwa
tumbukan terjadi
Penyelesaian :
Berlaku hukum kekal momentum
Momentum awal sistem = momentum akhir sistem
m1v1  m2 v2  m1v'1  m2 v'2
2(13)  4(2)  (2  4)v'
v'  3m / s
Contoh 1

Energi kinetik benda 1 sebelum tumbukan


Ek1  12 m1v12  169 J

Energi kinetik benda 1 sebelum tumbukan

Ek 2  12 m2 v22  8 J
Energi kinetik kedua benda setelah tumbukan

Ek1  12 (m1  m2 )v'2  27 J


Energi kinetik kedua benda sebelum dan setelah tumbukan
tidak sama

Anda mungkin juga menyukai