Anda di halaman 1dari 52

Materi 07

SISTEM PARTIKEL DAN KEKEKALAN


MOMENTUM
Momentum linear, Implus

Hukum Kekekalan Momentum

Tumbukan

Tumbukan 2 D

Pusat Massa Sistem Partikel

Dorongan Jet /Roket


* Gambaran Konsep
*Momentum
*Definisi
Momentum Linear dari sebuah benda adalah
hasil perkalian antara massa benda (m)
tersebut dengan kecepatan benda (v).
p  mv
 Momentum merupakan
sebuah vektor yang
arahnya sama dengan
arah kecepatan.
 Satuan SI dari momentum
adalah
kilogram.meter/detik
Prinsip gaya dorong pada mesin (kg.m)/s
roket
memanfaatkan hukum-hukum tentang momentum.
* Momentum Linear :
p x  mv x

(9-1) p  mv p y  mv y (9-2)

p z  mv z

Laju perubahan momentum


dp
Hukum Newton II : F (9-3)
dt
Bagaimanakah momentum benda yang terisolasi, yaitu tidak ada
gaya yang bekerja pada benda tersebut ?

(9-4) dp  Fdt
Impuls
tf
(9-5) p  p f  p i   Fdt
ti
* Impuls :
tf Impuls suatu gaya F sama dengan
I   Fdt  p perubahan momentum benda.
ti

Teorema Impuls-Momentum
F
Gaya rata-rata :

1 tf
F
t t i
Fdt

t I  p  Ft
ti tf
Untuk F konstan :

I  p  Ft

 Impuls merupakan suatu besaran vektor, yang arahnya sama dengan


arah gaya rata-rata yang bekerja.
 Satuan SI untuk impuls adalah newton.detik (N.s)
* Hubungan antara impuls dan momentum dapat diperoleh
dari Hukum II Newton tentang gerak.

 Gambar di samping
menunjukkan gerak bola
dengan kecepatan awal
mendekati pemukul,
mengenai pemukul dan
vf  v 0
meninggalkan pemukul a
dengan kecepatan akhir. t

mv f  mv 0
 Dari Hukum II Newton : F  ma 
t
*Teorema Impuls-Momentum
* Definisi
Jika sebuah gaya total bekerja pada sebuah benda, impuls
dari gaya total tersebut sebanding dengan perubahan
momentum dari benda:

 t 
F mv
 f  mv 0

impuls momentum momentum
akhir awal

 Impuls = perubahan momentum


* Selama tumbukan, biasanya sukar untuk menghitung gaya
total rata-rata, sehingga sukar untuk menentukan impuls
secara langsung.
* Dilain pihak, cukup gampang untuk mengukur massa dan
kecepatan suatu benda, sehingga momentum sebelum dan
sesudah tumbukan dapat ditentukan, sehingga secara tidak
langsung impuls dapat dicari
* Contoh: Bola Baseball
Bola baseball (m = 0,14 kg) memiliki kecepatan awal v0 = -38
m/s saat mendekati pemukul. Sewaktu mengenai pemukul,
pada pemukul bekerja gaya yang jauh lebih besar dari berat
bola, sehingga bola berbalik arah an memiliki kecepatan
akhir vf = +58 m/s. (a) Tentukan impuls yang bekerja pada
bola oleh pemukul. (b) Asumsikan waktu kontak antara
bola dan pemukul adalah 1,6 x 10-3 detik, carilah gaya total
rata-rata yang dikerjakan pemukul pada bola.

Solusi
Kita tidak dapat menggunakan Impuls  Ft
karena F tidak diketahui.

Kita harus menggunakan teorema impuls-


momentum untuk memperoleh impuls yang
bekerja pada bola yang disebabkan pemukul
a) Berdasarkan teorema impuls-momentum:
Impuls = perubahan momentum
I =mv f - mv 0
=( 0,14) ( +58 - (- 38) )
=+13, 4 kg.m/s
b) Karena impuls sudah diketahui dan waktu
kontak juga sudah diketahui maka gaya
total rata-rata dapat diperoleh:
Impuls  Ft
 Untuk menentukan gaya total rata-rata yang
bekerja baru digunakan
karena t diketahui
impuls 13,4
F  3
 8400 N
t 1,6  10
* Hukum
Kekekalan Momentum Linear
* Ilustrasi Awal Tentang
Hukum Kekekalan Momentum Linear

*Jika ada dua benda (m1 dan m2) saling mendekat dengan
kecepatan awal v01 dan v02 seperti gambar.
*Keduanya bertumbukan (seperti gambar b) dan terpisah
dengan kecepatan akhir masing-masing vf1 dan vf2.
Karena tumbukan maka kecepatan awal kedua benda
tersebut tidak sama dengan kecepatan akhirnya.
* Ilustrasi Awal Tentang
Hukum Kekekalan Momentum Linear

* Ada dua gaya yang bekerja pada sistem:


a) Gaya internal (merupakan pasangan gaya aksi reaksi).
b) Gaya ekternal (gaya berat, gaya gesek, hambatan udara).

 Gaya gesek dan hambatan udara dalam


hal ini diabaikan.
*Ilustrasi Awal Tentang
Hukum Kekekalan Momentum Linear

*Dengan menggunakan teorema impuls-momentum

 Benda
1
 1  F
( W  12 )t  m1v f1  m1v 01
Gaya Gaya
eksternal Internal

 Benda
2 ( W  F 21 ) t  m2 v f 2  m2 v 02
 2 
Gaya Gaya
eksternal Internal
* Ilustrasi Awal Tentang
Hukum Kekekalan Momentum Linear

*Dengan menjumlahkan kedua persamaan diatas,


maka diperoleh:
( W1  W2  F
 12 F
 21) t  ( m1v f1  m2 v f2 )  ( m1v 01  m2 v 02 )
               
Gaya Gaya Total momentum Total momentum
eksternal internal akhir awal

 Jumlah gaya eksternal jumlah gaya internal 


  t  Pf  Po
 rata  rata rata - rata 
Ilustrasi Awal Tentang
Hukum Kekekalan Momentum Linear
 Karena gaya-gaya internal merupakan pasangan
gaya aksi reaksi, maka jumlahan dari keduanya
sama dengan nol.
 Total momemtum akhir dan total momentum awal
dapat dituliskan sebagai Pf dan P0

 jumlah gaya eksternal 


  t  Pf  P0
 rata - rata 
* Ilustrasi Awal Tentang
Hukum Kekekalan Momentum Linear

*Jika sistem dalam keadaan terisolasi,


sehingga jumlah gaya-gaya luar yang bekerja
pada sistem sama dengan nol, maka:
0  Pf  P0  Pf  P0
 Sehingga untuk sistem yang terisolasi,
momentum total akhir dari suatu sistem
sama dengan momentum total awal sistem.
 Dikenal dengan
Hukum Kekekalan Momentum Linear
* KEKEKALAN MOMENTUM LINIER
UNTUK SISTEM DUA PARTIKEL
p1 = m1v1 Hukum Newton III
dp dp
F12  1 F21  2 F12  F21
dt dt
F12  F21  0
m1
dp1 dp 2 d
F12  0 ( p1  p 2 )  0
dt dt dt
F21
P  p1  p 2  konstan (9-10)

m2 Pix  Pfx Piy  Pfy Piz  Pfz


p2 = m2v2
Momentum partikel di dalam
p1 suatu sistem tertutup selalu tetap
P  p1  p 2
Hukum kekekalan momentum

p2 m1v1i  m2 v 2 i  m1v1 f  m2 v 2 f (9-11)

p1i  p 2i  p1 f  p 2 f (9-12)
* TUMBUKAN
Interaksi antar partikel yang berlangsung
dalam selang waktu yang sangat singkat Gaya impulsiv

Diasumsikan jauh lebih besar


Kontak langsung dari gaya luar yang ada
F12 F21
m1 m2
dp
Hukum Newton III F (9-3)
F12 F12  F21 dt
p
Proses hamburan p1  tt12F12 dt
+

++ p1   p 2
p 2  tt12F21dt
He4 F21
p1  p 2  0
F  ( p1  p 2 )  0 P  p1  p 2  konstan

F12 Pada setiap tumbukan jumlah momentum sistem


sesaat sebelum tumbukan adalah sama dengan
t
jumlah momentumnya sesaat setelah tumbukan
F21
Hukum kekekalan momentum berlaku pada setiap tumbukan
* Tumbukan satu dimensi
Jenis tumbukan biasanya dikategorikan menjadi
dua bagian berdasarkan pada perubahan energi
kinetik selama peristiwa tumbukan tersebut.
*Tumbukan Elastik
 Hukum kekekalan energi kinetik berlaku,
energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan
sama.
*Tumbukan Tak Elastik
 Energi kinetik sebelum dan sesudah
tumbukan tidak sama
* Klasifikasi Tumbukan
Tumbukan Lenting Sempurna Berlaku hukum kekekalan momentum
dan kekekalan energi

Tumbukan Lenting Sebagian Energi mekanik berkurang


(tak berlaku hukum kekekalan energi mekanik)

Tumbukan Tak Lenting sama sekali Setelah tumbukan kedua partikel menyatu

Untuk tumbukan tak lenting sama sekali dalam satu dimensi

Sebelum tumbukan Setelah tumbukan

v2i v1i vf
m2 m1
m1 + m2

Hukum kekekalan momentum : m1v1i  m2 v2i  ( m1  m2 )v f (9-13)


m1v1i  m2 v2i
vf  (9-14)
m1  m2
* Contoh: Penggabungan gerbong barang

Sebuah gerbong barang (m1 = 65 x 103 kg) bergerak dengan


kecepatan v01 = +0,8 m/s, akan digabung dengan gerbong
barang lainnya dengan m2 = 92 x 103 kg dan memiliki
kecepatan v02 = +1,3 m/s menyusul gerbong pertama.
Abaikan gesekan, tentukan kecepatan akhir bersama dari
kedua gerbong tersebut jika sudah bergabung jadi satu.
* Wawasan

Kekekalan momentum linear dapat


digunakan hanya jika total gaya eksternal
yang bekerja pada sistem sama dengan
nol.
Langkah pertama dalam menerapkan
kekekalan momentum adalah memastikan
bahwa total gaya eksternal sama dengan
nol.
* Solusi

*Jika dipandang kedua gerbong tersebut sebagai


suatu sistem, maka total gaya eksternal yang
bekerja pada sistem tersebut sama dengan nol,
gaya berat keduanya seimbang dengan gaya
normal karena gesekan diabaikan.
*Kekekalan momentum :
(m1  m2 ) v f  m1v 01  m2 v 02
          
total total
momentum akhir momentum awal

m1v 01  m2 v 02
vf 
m1  m2


 65  103  0,80   92  103 1,3
 1,1 m/s
65 10  92 10 
3 3
* Contoh: Pemain Ski Es

*Dari keadaan diam, dua pemain ski saling


mendorong satu dengan yang lainnya pada
permukaan es yang licin. Wanita dengan mF = 54
kg dan laki-laki dengan mM = 88 kg. Pada bagian
(b) (lihat gambar) setelah terlepas si wanita
memiliki kecepatan vf1 = +2,5 m/s. Tentukan
kecepatan dari laki-laki tersebut setelah terlepas.
* Solusi

*Tidak ada gaya luar yang bekerja


 hukum kekekalan momentum dapat
digunakan
mF v f1  mM vf2  0
     
total momentum total momentum
sesudah dorongan sebelum dorongan

 mF v f1   54  2,5 
v f2    1,5 m/s
mM 88
 Tanda minus menunjukkan bahwa si laki-laki
tersebut terdorong berlawanan arah dari si
wanita.
 Momentum laki-laki dan momentum wanita
sama besar tetapi berlawanan arah.
* Strategi Penyelesaian Soal-soal
Hukum Kekekalan Momentum

*Pilih, benda apa saja yang termasuk ke dalam sistem.


*Relatif terhadap sistem yang dipilih, identifikasi gaya2
internal dan gaya2 ekternal yang ada.
*Periksa apakah sistem yang dipilih terisolasi?
 ya, gunakan hukum kekekalan momentum
 tidak, pilihlah sistem lain untuk dianalisa.

 Tuliskan, total momentum akhir sistem sama


dengan total momentum awal sistem. Dan
selesaikan persamaan tersebut.
 Selalu ingat bahwa momentum merupakan
sebuah vektor
* Untuk tumbukan lenting sempurna dalam satu dimensi

Sebelum tumbukan Setelah tumbukan


v2i v1i
v2f v1f
m2 m1
m2 m1

Hukum kekekalan momentum :


 m  m2   2m2 
v1 f   1 v1i    (9-20)
m1v1i  m2 v2i  m1v1 f  m2 v2 f (9-15)  m1  m2   m1  m2 
1 m v2  12 m2 v22i  12 m1v12f  12 m2 v22 f
2 1 1i (9-16)  2m1   m  m1 
v2 f   v1i   2  (9-21)
m1 ( v12i  v12f )  m2 ( v22 f  v22i )  m1  m2   m1  m2 

m1 ( v1i  v1 f )( v1i  v1 f )  m2 ( v2 f  v2i )( v2 f  v2i ) (9-17)


m1 ( v1i  v1 f )  m2 ( v2 f  v2i ) (9-18)
v1i  v1 f  v2 f  v2i
v1i  v2i  ( v1 f  v2 f ) (9-19)
* Contoh: Tumbukan Satu Dimensi
Sebuah bola dengan m1 = 0.25 kg dan kecepatan v01 = +5 m/s
bertumbukan sentral dengan bola lain dengan m2 = 0.8 kg yang
dalam keadaan diam (v02 = 0 m/s) (lihat gambar). Tidak ada
gaya luar yang bekerja pada bola. Jika tumbukan bersifat
elastik, berapakah kecepatan masing-masing bola sesudah
tumbukan.
* Solusi

*Momentum kedua bola sebelum dan sesudah


tumbukan sama, sehingga:
m1vf1  m2 v f2  m1v 01  0
         
total momentum total momentum
sesudah tumbukan sebelum tumbukan

                               
Energi kinetik kedua bola sebelum dan sesudah
tumbukan sama, sehingga:
1 m v2  1 m v2  1 m v2  0
2 1 f1  2 2 f2 2 1  01 
total energi kinetik total energi kinetik
sesudah tumbukan sebelum tumbukan
* Solusi

*Dari persamaan momentum diperoleh:


m1  v 01  v f1 
v f2 
m2
 Substitusikan persamaan di atas ke persamaan
kekekalan energi kinetik sehingga bisa
didapatkan :  m1  m2 
v f1    v 01
 m1  m2 
dan nilai vf1 ini dimasukkan kembali ke
persamaan momentum sehingga diperoleh :
 2m1 
v f2    v 01
 m1  m2 
* Solusi

*Sehingga dengan memasukkan nilai-nilai dari


besaran yang sudah diketahui diperoleh hasil:

 0,25  0,8 
v f1    5  2,62 m/s
 0,25  0,8 

 2 0,25 
v f2    5  2,38 m/s
 0,25  0,8 

 Tanda negatif untuk bola pertama karena dia


berbalik arah sesudah tumbukan.
* Contoh: Pendulum Balistik
Pendulum balistik (seperti gambar)
biasanya digunakan di laboratorium
untuk mengukur kecepatan sebuah
peluru. Jika balok kayu memiliki
massa sebesar 2,5 kg tergantung
pada sebuah kawat tidak bermassa.
Sebutir peluru (m1 = 0,01 kg) datang
dengan kecepatan v01. Sesaat setelah
tumbukan balok (dengan peluru
didalamnya) memiliki kecepatan vf
dan kemudian mengayun sampai
ketinggian maksimum 0,65 m dari
posisi semula. Tentukan kecepatan
awal dari peluru jika hambatan
udara dapat diabaikan.
* Solusi

*Tumbukannya sama sekali tidak elastik.


*Momentum total sistem kekal selama
tumbukan, karena tegangan kawat menahan
berat dari sistem sehingga total gaya ekternal
yang bekerja sama dengan nol.
*Prinsip kekekalan energi mekanik berlaku
karena tidak ada gaya non-konservatif yang
bekerja pada sistem.
*Gaya tegangan tali tidak melakukan bekerja,
karena tegak lurus pada arah gerak.
* Solusi
*Dari hukum kekekalan momentum diperoleh:
(m1  m2 ) v f  m1v 01
     
total momentum total momentum
sesudah tumbukan sebelum tumbukan

 m1  m2 
v 01    vf
 m1 
 Dari hukum kekekalan energi mekanik
diperoleh:
(m1  m2 ) gh f 2
 2 (m1  m2 ) v f
1
           
total energi mekanik total energi mekanik
di puncak ayunan, di bawah, seluruhnya
seluruhnyaenergi potensialsistem energi kinetik sistem

diperoleh : v f  2 gh f
* Solusi
*Sehingga diperoleh:
 m1  m2 
v01    2 gh f
 m1 
  0,01   2,5 
  210  0,65
 2,5 
 905 m/s
* Tumbukan dua dimensi
*Apabila tidak ada gaya eksternal total yang
bekerja pada sistem, maka momentum sistem
kekal.
*Momentum merupakan besaran vektor,
sehingga dalam dua dimensi momentum total
 kekal
Arah xjuga
: dalam komponen-komponennya.
m1vf1x  m2 vf2 x  m1v01x  m2 v02 x
          
Pfx P0 x
 Arah y :
m1vf1 y  m2 vf2 y  m1v01y  m2 v02 y
          
Pfy P0 y
* TUMBUKAN DALAM DUA DIMENSI
v1f sin q
v1f

Sebelum tumbukan Setelah tumbukan v1f cos q


m1

v1i q
m1 f

m2 v2f cos f
m2

-v2f sin f v2f

Komponen ke arah x : m1v1i  m1v1 f cos  m2 v2 f cos (9-24a)


0  m1v1 f sin   m2 v2 f sin  (9-24b)

Jika tumbukan lenting sempurna : 12 m1v12i  12 m1v12f  12 m2 v22 f (9-24a)


* Contoh: Tumbukan Dua Dimensi

*Dari data yang terdapat pada gambar


dibawah ini, tentukanlah besar dan arah bola
1 sesaat sesudah tumbukan.
* Solusi

*Karena momentum kekal, maka:


 Arah x :
0,15 
 
vf1x    0,26  0,7  cos 35 
       
bola 1, bola 2,
sesudah tumbukan sesudah tumbukan

  0,15 0,9  sin 50    0,26  0,54 


            
bola 2, bola 1,
sebelum tumbukan sebelum tumbukan

sehingga diperoleh:
vf1x  0,63 m/s
* Solusi
 Arah y :
 0,15  vf1 y   0,26   0,7 sin

35  
 
  
bola 1, bola 2,
sesudah tumbukan sesudah tumbukan

  0,15    0,9  cos 50    0


        
bola 1, bola 2,
sebelum tumbukan sebelum tumbukan

sehingga diperoleh:

vf1 y  0,12 m/s


* Solusi
*Gambar dibawah ini merupakan arah bola 1
sesaat sesudah tumbukan.
*Besarnya:
vf1   0,63 2   0,12 2  0,64 m/s
 Arahnya:
1  0,12 
  tan    11 
 0,63 
* Pusat Massa Sistem Partikel

PM x
* Pusat Massa
* Pusat massa merupakan suatu titik yang mewakili posisi
rata-rata untuk massa total sistem.
* Gambar di bawah ini menunjukkan posisi dua buah
partikel pada sumbu x, dimana posisi partikel 1 (m1) ada
di x1 dan posisi partikel 2 (m2) berada di x2.
* Pusat Massa
*Maka posisi pusat massa dari sistem
didefinisikan sebagai berikut:
m1x1  m2 x2
xcm 
m1  m2
 Kecepatan pusat massa dari sistem dapat
didefinisikan sebagai berikut:
x1 x2
xcm m1 t  m 2 t m1v1  m2v2
t
  vcm 
m1  m2 m1  m2
 Percepatan pusat massa dari sistem dapat
didefinisikan sebagai berikut:
m1a1  m2 a2
acm 
m1  m2
Y

m
2 m1 y1  m2 y2
y2  yc 
m1  m2
m1
yc
y1
X

Bagaimana jika massanya lebih dari dua ?

n n
m1 y1  m2 y2      mn yn  mi yi  mi yi
yc   i 1n  i 1
m1  m2      mn M
 mi
i 1
Bagaimana jika massanya tersebar di dalam ruang ?
n
 mi yi
yc  i 1
M
n
 mi xi
xc  i 1 rc  xc ˆi  yc ˆj  zckˆ
M
n  mi xi ˆi   mi yi ˆj   mi zi kˆ
 mi zi rc 
M
zc  i 1
M
 mi ( xi ˆi  yi ˆj  zi kˆ )
rc 
M
 mi ri ri  xi ˆi  yi ˆj  zi kˆ
rc 
M

Bagaimana untuk benda pejal (sistem partikel kontinyu) ?


Z

rc 
 ri mi
M
Dm  ri mi
rc  lim
i
 PM mi 0 M
ri
rc 1
rc   rdm
X M

1
Y xc   xdm
M
1
yc   ydm
M
1
zc   zdm
M
* Gerak Sistem Partikel
drc 1 dr
  mi i 
 mi vi
Kecepatan : v c 
dt M dt M

Momentum : Mv c   mi v i   p = P

dv c 1 dv 1
Percepatan : ac    mi i   miai
dt M dt M
dP
Mac   miai   Fi 
dt
dP P  Mv c  konstan
 Fi  0 0
dt
Dorongan Roket/Jet
v v+Dv

( M  m) v  M ( v  v )  m( v  v e )

Mv  v e m

Untuk interval waktu yang sangat pendek :


Mdv  ve dm Massa bahan bakar
M+Dm M yang terbakar
dm  dM
Pengurangan
ve Mdv   v e dM massa roket
pi  ( M  m) v
vf Mf dM
Kecepatan bahan
v - ve v i
dv   v e M i M
Dm
bakar relatip  Mi 
terhadap roket v f  v i  v e ln 
M f 
 
*Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai