Anda di halaman 1dari 15

BAGIAN I

IMPULS & MOMENTUM

Pendahuluan
Seperti telah dikemukakan dalam pokok bahasan Usaha- Energi, konsep Usaha- Energi
digunakan untuk memudahkan kita menyelesaikan persoalan tertentu. Seperti telah kita
lihat hubungan Usaha- Energi sangat menyederhanakan penyelesaian masalah yang
meyangkut gaya yang merupakan fungsi dari posisi, terutama gaya konservatif. Nah,
demikian pula dengan konsep Impuls dan Momentum yang hubungannya juga
merupakan bentuk lain Hukum II Newton. Akan kita lihat nanti bagaimana hubungan
Impuls dan Momentum ini menyederhanakan penyelesaian persoalan bahkan yang
menyangkut gerak system partikel, interaksi antar partikel, tumbukan, peluruhan dsb.

1. HUKUM II NEWTON, HUBUNGAN IMPULS-MOMENTUM


Hukum II Newton dalam bentuk yang umum adalah sebagai berikut:

d ( mv ) dp
Fres
dt dt
Bentuk khususnya lebih banyak dikenal yaitu yang berlaku untuk massa konstan:

dv
Fres m ma
dt
Dalam bentuk yang umum di atas telah terlihat definisi dari momentum linier yaitu:
momentum linier partikel bermassa m dan mempunyai kecepatan

v adalah: p mv

Akan kita lihat nanti bahwa besaran momentum ini lebih berperan sebagai besaran
gerak dibandingkan dengan kecepatan saja.Perannya sangat jelas bila kita menelaah
masalah tumbukan. Bayangkan akibat tumbukan oleh sebuah batu kecil dan batu
besar dengan kecepatan yang sama, atau sepeda dan truk dengan kecepatan yang
sama, jelas akibatnya akan sangat berbeda.
Sekarang marilah kita tuliskan Hukum II Newton di atas dalam bentuk lain yaitu
bentuk integral.

Fres dt dp
2 2

resdt
1
F dp
1
p 2 p1

Untuk menyingkat penulisannya sekarang kita definisikan besaran vector baru sbb:
Impuls Gaya t2

I 1 2 pdt
t1

Maka persamaan di atas menjadi:



Hubungan Impuls-Momentum: I res p

Hubungan ini mengingatkan kita pada hubungan Usaha-Energi kinetik Wres=K


Kita dapat mentafsirkan sbb:
Usaha oleh gaya resultan = energi dalam perpindahan (perpindahan energi)
= perubahan energi kinetik sistem
Impuls gaya resultan = perpindahan momentum
= perubahan momentum sistem.
Menghitung impuls gaya dengan cara grafik dapat dilakukan sebagai berikut:
Bila diberikan suatu komponen gaya (dalam arah tertentu) sebagai
fungsi waktu, maka komponen impuls gaya dalam arah tersebut dapat
ditentukan dari luas daerah antara kurva fungsi gaya tersebut dan sumbu
waktu seperti di bawah ini (perhatikan tanda positif/negatif)

t1
Ix (0 t1) F dt A
0
x 1 (positif)

t2
Ix (t1 t 2) F dt A
t1
x 2 (negatif)
Gaya Impuls
Gaya yang berlangsung dalam selang waktu yang sangat pendek disebut gaya
impuls
Contoh grafik gaya impuls adalah sbb:

Bagi gaya yang semacam ini fungsi waktunya mungkin tidak mudah diketahui, tetapi
impuls gaya tsb:
Ix=A
Lebih berarti, dan dapat ditentukan dari perubahan momentum yang dihasilkan.

Gaya Rata-Rata
Meskipun besarnya gaya sebagai fungsi waktu tidak dapat diketahui, kita dapat
memperoleh gambaran mengenai gaya semacam itu dengan besaran yang disebut
gaya rata-rata yang didefinisikan sebagai berikut:

Gaya rata-rata I p
F
t t

Contoh:

1. Sebuah bola bermassa 0,4 kg mula-mula kecepatannya v 1 5i 10
j, setelah

dipukul kecepatannya menjadi v 2 10i 5 j (dalam SI). Tentukanlah.
a) momentum bola sebelum dan sesudah dipukul
b) impuls gaya yang dilakukan pemukul pada bola dan yang dilakukan bola
pada pemukul
c) bila interaksi antara bola dan pemukul terjadi dalam waktu 0,5 S
berapakah gaya rata-rata yang dilakukan pemukul pada bola?
Jawab:

a) p1 mv 1 0,4(5i 10 j ) 2i 4 j NS

p 2 mv 2 0,4( 10i 5 j ) 4i 2 j NS

b) impuls gaya yang dilakukan pemukul pada bola ( yang dialami bola):

I p p 2 p1 6i 6 j NS

Impuls gaya yang dilakukan bola pada pemukul menurut Hk III Newton:

I I 6i 6 j NS

I 6i 6 j
c) F 12i 12 j N
t 0,5

Contoh:

2. Sebuah benda mula-mula bergerak dengan kecepatan v o 2i 3 j m/s lalu
mengalami gaya Fx seperti pada grafik , dan Fy = 4t N. Bila massa benda 5 kg
tentukanlah:
a) impuls gaya yang dialaminya antara t=0 dan t=5 s
b) gaya rata-rata yang dialami selama 5 s tersebut
c) momentum (linier)nya saat t= 5s dan kecepatannya saat t = 5s.
Jawab:

a) I Ix i Iy j

1 1
Ix= (3)(10) + (2) (-10) = 5 Ns ( dari grafik)
2 2

Iy= 4t dt = 2t2
5
0 = 50 Ns
0

I 5i 50 J Ns

I 5i 50 j
b) F i 10 j N
t 5

c) I p (5) po

po mv o 5( 2i 3 j ) 10i 15 j Ns

p (5) I po 5i 50 j 10i 15 j

= 15i 65
j Ns

p (5) 15i 65 j
v (5) 3i 13 j m/s
m 5
Contoh:

3. Sebuah partikel bermassa 2 kg mula-mula kecepatannya v 0 5i 5 j m/s lalu

mendapat gaya (resultan) konstan F 2i 5 j N selama 10s. Tentukanlah
kecepatan akhirnya (t=10s)
Jawab:
10

p (10) po dt = F . t = (2 i+ 5j) N (10 s) =20 i + 50 j
0
F


p (10) mv o 10 F 2( 5i 5 j ) 10( 2i 5 j ) 10i 60 j

p (10) 10i 60 j
v (10) 5i 30 j m/s
m 2

2. HUBUNGAN IMPULS-MOMENTUM SISTEM PARTIKEL


Konsep impuls gaya dan momentum linier partikel memudahkan kita mempelajari
gerak sejumlah partikel yang dapat pula dipandang sebagai suatu sistem. Untuk itu
marilah kita tinjau system 2 dan 3 partikel di bawah ini, kemudian dapat kita perluas
pada system yang mengandung lebih banyak partikel.
Tinjaulah system yang terdiri dari dua partikel masing-masing bermassa m1 dan m2,

momentum p1 dan p 2 atau kecepatan v 1 dan v 2 . Masing-masing partikel ini

mengalami gaya luar F 1L dan F 2 L , dan juga gaya interaksi antara kedua partikel

tersebut F 12 dan F 21 . Perlu kita ingat, menurut Hk III Newton F 12 = - F 21 .
Untuk masing=masing partikel berlaku:

dp1
F 1 F 1 L F 12
dt
atau I 1 I 1L I 12 p1


dp 2
F 2 F 2 L F 21 dt atau I 2 I 2 L I 21 p 2

Jika dijumlahkan kedua persamaaan di atas kita peroleh:


F
12

F 21, I 12 I 21
d
F L F 1L F 2 L
dt
( p1 p 2)

I L I 1L I 2 L ( p1 p 2)

Bila kita definisikan momentum (linier) sistem yang terdiri dari partikel-partikel
bermassa m1 dan m2 tersebut sebagai berikut:

ps p1 p 2

Maka untuk sistem tersebut dapat kita tuliskan:


dps
FLres FL
dt

Dan I Lres ps

Persamaan gerak ( HK II Newton) untuk system partikel ini sama bentuknya dengan
persamaan untuk satu partikel, dengan catatan:

ps p1 p 2 m1v 1 m 2v 2

dan gaya resultan gaya luar saja yang diperhitungkan.


Jika kita tambahkan satu partikel lagi sebagai berikut:
Untuk masing-masing partikel berlaku:

dp1
F 1res F 1 L F 12 F 13
dt
dan I 1res I 1L I 12 I 13 p1


dp 2
F 2res F 2 L F 21 F 23 dt dan I 2 res I 2 L I 21 I 23 p 2


dp 3
F 3res F 3L F 31 F 32 dt dan I 3 res I 3 L I 31 I 32 p 3


F 12 F 21 , F 23 F 32 , F 31 F 13 , I 12 I 21 , I 23 I 32 , I 31 I 13

Maka jika dijumlahkan kita peroleh:


d
Fres FLres F 1L F 2 L F 3 L ( p1 p 2 p 3)
dt

I res I Lres I 1L I 2 L I 3 L ( p1 p 2 p 3)

Sekarang dapat kita lihat bahwa jika kita definisikan momentum linier sistem yang
terdiri dari 2, 3 atau lebih partikel sbb:
N

ps p1 p 2 p 3 ... pn pi
1

Persamaan gerak sistem tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:


dps
FLres
dt

Dan

I Lres ps

Sekali lagi perlu dicatat bahwa kita tidak perlu mengetahui berapa gaya interaksi
antara partikel-partikel yang membentuk system tersebut, cukuplah resultan gaya luar
F atau impuls resultan gaya luar I yang diperhitungkan untuk menentukan
Lres Lres


dps
laju perubahan momentum linier system terhadap waktu atau perubahan
dt

momentum linier system ps .
Contoh:
1. Tiga buah partikel masing- masing massanya m1=2 kg, m2= 3kg dan m3= 5 kg

dan kecepatan awalnya v 1 = 10i m/s, v 2 = 5 j m/s, v 3 = 2i m/s.
Partikel-partikel tersebut mendapatkan gaya luar yang konstan selama 10 s,

masing-masing F 1L 5 jN , F 2 L 10iN , F 3 L 2 jN .
Tentukanlah:
a) Momentum linier awal system (ketiga partikel tersebut)
b) Resultan gaya luar pada system
c) Impuls resultan gaya luar system
d) Momentum akhir ( t=10s) system dan laju perubahan momentum system
dalam selang waktu tersebut.
Jawab:

a) ps awal = p1 p 2 p 3 = m1v 1 m 2v 2 + m3v 3
= 20i 15
j 10i 10i 15
j Ns

b) FL res = F 1L F 2 L F 3 L = 5 j 10i 2 j 10i 3 j N

c) IL res = FL res . t (karena gaya konstan)
=( 10i 3 j ) (10) = 100i 30
j Ns

d) I Lres ps = ps akhir - ps awal

ps akhir = I Lres + ps awal

= 100i 30
j 10i 15
j

= 110 i 45
j Ns

dps
FLres 10i 3 j N
dt

3. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER



dp
Untuk satu partikel berlaku : Fres
dt


dp
Jika Fres 0 , maka =0, berarti p =
dt
konstan
Jadi: Jika resultan gaya pada suatu partikel nol, maka momentum liniernya konstan,
dan partikel tersebut bergerak lurus beraturan.
Ini adalah cara lain menyatakan Hk I Newton. Pernyataan seperti ini lebih menarik


dps
bila diterapkan pada SISTEM PARTIKEL sebagai berikut: FLres
dt

dp
Jika Fres 0 , maka =0, berarti ps p1 p 2 p 3 ... = konstan
dt

Pernyataan ini dikenal sebagai Hukum Kekekalan Momentum Linier. Jika resultan
gaya luar pada suatu sistem nol, maka momentum linier sistem konstan.
Hukum kekekalan momentum linier ini sangat bermanfaat untuk mempelajari sistem
yang dapat dianggap tidak dipengaruhi gaya gaya dari luar sistem. Misalnya pada
persoalan tumbukan, ledakan, peluruhan dan sebagainya.
Catatan: Untuk kecepatan yang mendekati laju cahaya c, harus digunakan
1
mo
p =mv=mov dimana m=mo= 2 = massa relativistik
1 v 2
c
Contoh:
1. m1 dan m2 mula-mula diam, lalu dilepaskan. Kedua partikel tersebut tarik-menarik
dan bergerak saling mendekati. Tentukanlah kecepatan m 2 saat kecepatan m1
besarnya 5m/s ke arah sumbu x positif. M1=3kg dan m2=5kg.
Jawab:

Tak ada gaya luar yang bekerja pada sistem maka berlaku ps kons tan . Mula-mula

keduanya diam, jadi ps 0 Jadi
pxs p1x p 2 x 0

m1v1x + m2v2x = 0
m1 3
v2x= v1 x x5 3 m/s
m2 5
Jadi saat m1 bergerak ke arah sb-x positif dengan laju 5 m/s. m 2 bergerak kearah
sumbu x negative dengan laju 3 m/s.
2. Mula mula m1 dan m2 ditekankan pada pegas yang diikatkan dengan benang
yang sangat ringan. Setelah, benang diputuskan m1 dan m2 akan bergerak saling
menjauhi. Jika pegas sangat ringan atau gaya
pegas dapat dianggap sebagai gaya interaksi
antara m1 dan m2. Tentukanlah kecepatan m1
ketika kecepatan m2 5m/s kearah sb-x positif. m2=3kg dan m1=5kg.
Jawab:

F L 0 ps kons tan pso 0

m1v1x + m2v2x = 0
m2 3
v1x= v 2 x x5 3 m/s
m1 5
Jadi saat m2 mencapai kecepatan v2x=5m/s, m1 mempunyai kecepatan v1x=-3m/s

3.

Gaya interaksi antara m1dan m2 adalah gaya tolak menolak. Mula-mula m1 dan m2
diberi kecepatan awal masing-masing v1x=2m/s dan v2x=-3m/s. Jadi mula-mula
keduanya saling mendekati, tetapi karena ada gaya interaksi yang saling menolak
antara keduanya geraknya akan diperlambat sampai berjarak minimum. Lalu
keduanya akan bergerak saling menjauhi dengan laju yang semakin besar.
Berapakah kecepatan m2 ketika kecepatan m1 mencapai v1x= -5m/s?, m1=4kg dan
m2=2kg.
Jawab:

Karena gaya luar tidak ada, maka ps =konstan
m1 v1x + m2v2x = m1v1x + m2v2x
m1v1x m 2v 2 x m1v '1 x
v'1x
m2
4 x 2 2(3) 4(5) 8 6 20
= 11m / s
2 2
4. Sebuah bom yang massanya 5kg sedang bergerak dengan kecepatan

v 12i 22
jm / s . Ketika pecah menjadi dua keeping yang terdiri dari

m1=2kg dan m2=3kg. Bila tepat sesudah pecah keping pertama kecepatannya v 1

= 6i 10 j tentukanlah v 2 .
Jawab:
Jika selama pecah gaya luar diabaikan maka:

ps kons tan mv 60i 110 j

m1v 1 m 2 v 2 mv 60i 110
j

3 v 2 60i 110 j 2(6i 10 j ) v 2 16i 30 j
BAGIAN II
GERAK PUSAT MASSA

Pendahuluan
Kita telah mendefinisikan besaran yang disebut momentum linier system, tentulah kita
juga tertarik untuk dapat menyatakan besaran-besaran gerak lainnya bagi system tersebut
seperti posisi, kecepatan dan percepatan. Dibawah ini kita akan mendefinisikan besaran-
besaran tersebut lagi yang disebut PUSAT MASSA
Gerak yang rumit dari system dapat disederhanakan dalam bentuk gerak pusat massanya.

1. PUSAT MASSA DAN KECEPATAN PUSAT MASSA


Pertama: jika gerak pusat massa ini akan mewakili gerak sistem yang terdiri dari
partikel-partikel bermassa m1, m2, m3,....dst. tentulah massa sistem ini:
N
m m1 m 2 m3 ... mn mi
i 1

Kedua: jika momentum sistem seperti yang terdahulu kita definisikan yaitu:
N

ps p1 p 2 p 3 ... pn pi
i 1

Maka definisi yang sesuai untuk kecepatan pusat massa adalah sebagai berikut:


ps mv pm m1v 1 m 2v 2 m3v 3 ... mNv N


m1v 1 m 2v 2 m3v 3 ... mNv N
v p.m
m1 m 2 m3 ... mN

Posisi dikaitkan dengan kecepatan sebagai berikut:



dr p.m dr 1 dr 2
v p .m , v1 ,v2
dt dt dt
Maka definisi posisi pusat massa yang sesuai adalah:

m1r 1 m 2 r 2 m3r 3 ... mNr N 1 N

r p.m
m1 m 2 m3 ... mN

M
mri 1
i i
Untuk komponen xp.m, yp.m, zp.m dapat dituliskan:
N

m1 x1 m 2 x 2 m3 x 3 ... mNxN
mx i i

xp.m i 1

m1 m 2 m3 ... mN N

m
i 1
i

m1 y1 m 2 y 2 m3 y 3 ... mNyN
my i i

yp .m i 1

m1 m 2 m3 ... mN N

mi 1
i

m1 z1 m 2 z 2 m3 z 3 ... mNzN
mz i i

zp.m i 1

m1 m 2 m3 ... mN N

m
i 1
i

Untuk system yang kontinyu, misalnya sebuah batang yang tidak serba sama kita
dapat membaginya menjadi bagian kecil-kecil yang panjang dx. Jika massa persatuan
panjang pada posisi x tertentu kita nyatakan dengan:
(x) = massa persatuan panjang dalam daerah sekitar posisi x
maka massa bagian kecil yang panjangnya dx pada posisi x adalah dm=(x) dx
posisi pusat massa batang dapat dinyatakan sebagai berikut:
l

xdm
( x) xdx
xp.m=
0


l
dm
( x)dx
0

secara umum
r p .m
r dm
dm

Contoh:
1.
m1=3kg, m2= 2kg
Jarak antara m1dan m2 adalah 10m. Berapakah jarak pusat massa sistem dari m1?
Jawab:
Misalkan posisi m1 adalah x1=0
Maka posisi m2 adalah x2=10m
Posisi pusat massa sistem:
m1 x1 m 2 x 2 0 2 x10
xp.m= 4m
m1 m 2 3 2
Jadi jarak pusat massa dari m1 adalah 4m
2.

Bila dalam contoh 1.

x1=-2m dan x2=8m, maka:


m1 x1 m 2 x 2 3( 2) 2(8)
xp.m= 2m
m1 m 2 3 2

3. Partikel pertama massanya 5kg, posisinya r 1 3i

Partikel kedua massanya 10 kg, posisinya r 2 15
j

Tentukan r p .m .
Jawab:

m1r 1 m 2 r 2 15i 150 j
r p.m i 10 j
m1 m 2 5 10
4. Diketahui (x) =6xkg/m
Tentukan:xp.m
10

(6 x) xdx 2(10) 3 20
Jawab: xp.m=
0
10
m
3(10) 2 3
6 xdx
0

=6,66 m
5.

Partikel m1(2kg) dan m2(3kg) saling mendekati (lihat gambar) dengan laju
v1=5m/s dan v2=10m/s. Tentukanlah kecepatan pusat massa system.
Jawab:

m1v 1 m 2v 2
v p.m
m1 m 2
m1v1 x m 2v 2 x (2)(5) (3)(10)
vp .m 4m / s
m1 m 2 23
6. Partikel m1(2kg), m2(3kg) dan m3(5kg) masing-masing kecepatannya

v 1 3i 4 jm / s , v 2 5i 10 jm / s dan v 3 4i 6 jm / s . Tentukanlah
kecepatan pusat massanya.
Jawab:

m1v 1 m 2v 2 m3v 3
v p .m
m1 m 2 m3
2(3i 4 j ) 3( 5i 10 j ) 5( 4i 6 j )
=
235
= 1,1i 5,2 jm / s
2. PERCEPATAN PUSAT MASSA

dv
Sesuai dengan definisi percepatan a p . m
dt

dv p . m
Maka percepatan pusat massa ap .m
dt

m1a1 m 2 a 2 ... mna n
a p.m
m1 m 2 m3
Selain dari itu percepatan dapat dihubungkan dengan gaya melalui persamaan berikut:

dps d ( Mv p .m )
FLres =
dt dt

Anda mungkin juga menyukai