Ringkasan Materi
6.1 Teorema Impuls dan Momentum
Pada bab-bab sebelumnya kita telah mempelajari gerak benda yang dipengaruhi oleh gaya konstan.
Namun demikian, banyak peristiwa terjadi melibatkan gaya tak-konstan yang bekerja pada suatu benda.
Tentu saja besaran-besaran fisis yang terlibat di dalamnya akan memiliki karakteristik berbeda.
Contoh fenomena fisis yang sering digunakan dalam memahami konsep gaya tak-konstan ini adalah pada
olah raga baseball. Gaya pada tongkat pemukul ketika bertumbukan dengan bola sangat berpengaruh
dalam menghasilkan pukulan yang baik. Gaya ini bekerja dalam waktu yang sangat singkat, Δ t=t f −t 0.
Gambar 6.1 menunjukkan grafik gaya terhadap waktu pada peristiwa sejenis (lihat Gambar 6.2 untuk
ilustrasi terjadinya tumbukan antara tongkat pemukul dan bola baseball).
Gambar 6.1 Ketika tongkat pemukul menumbuk bola, besarnya gaya yang diberikan pada bola naik ke maksimum
dan kemudian kembali ke nol ketika bola meninggalkan tongkat pemukul tersebut. Interval waktu di mana gaya
bekerja adalah Δt , dan besarnya gaya rata-rata adalah F́ (ilustrasi digunakan seizin Prof. A. Nathan dari
http://baseball.physics.illinois.edu/).
Untuk memahami bagaimana gaya yang berubah terhadap waktu mempengaruhi gerak suatu benda, kita
akan berkenalan dengan dua konsep utama, yaitu impuls dari sebuah gaya dan momentum linier dari
sebuah benda. Konsep-konsep ini akan digunakan bersama dengan hukum Newton II tentang gerak benda
yang kemudian akan menghasilkan teorema impuls-momentum. Teorema ini penting dalam menjelaskan
fenomena tumbukan seperti pada kasus pemukul dan bola dalam permainan baseball.
Definisi Impuls
Impuls dari sebuah gaya merupakan perkalian dari gaya rata-rata F́ yang bekerja pada suatu benda pada
selang waktu Δt .
FI 1X01 Fisika Dasar 1
J= F́ Δ t
(6.1)
yang secara umum dapat dituliskan juga sebagai
tf
J=∫ F ( t ) dt
t0 (6.2)
dengan J adalah impuls, yang memiliki satuan newton · detik ( N ∙ s). F merupakan vektor gaya yang
berubah terhadap waktu (fungsi waktu), t 0 adalah waktu awal dan t f adalah waktu akhir.
Ketika bola dipukul, bola tersebut memberikan respon berdasarkan besarnya impuls. Impuls yang besar
menghasilkan respons yang besar; artinya, bola akan terlempar dari tongkat pemukul dengan kecepatan
yang besar. Namun, kita tahu dari pengalaman bahwa semakin masif bola tersebut, semakin kecil
kecepatan yang dimilikinya setelah meninggalkan tongkat pemukul. Baik massa maupun kecepatan
memainkan peran dalam bagaimana suatu objek merespon terhadap impuls yang diberikan, dan efek dari
masing-masing besaran tersebut tercakup dalam konsep momentum linear.
Momentum linier dari sebuah benda merupakan perkalian dari massa m dan kecepatan v dari benda
tersebut:
p=mv .
(6.3)
Momentum linier memiliki satuan kilogram· meter/detik (kg· m/s).
v f −v 0
á= .
Δt
(6.4)
FI 1X01 Fisika Dasar 1
Hasil yang ditunjukkan pada ruas kanan Persamaan 6.4 tersebut adalah momentum akhir dikurangi
momentum awal dari bola tersebut. Secara umum, dapat dinyatakan bagwa total gaya rata-rata yang
bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan perubahan momentum linier per satuan waktu. Jika
kedua ruas pada Persamaan 6.4 dikalikan dengan Δt , maka Persamaan 6.4. dapat kemudian dituliskan
sebagai:
( Σ F́ ) Δt =J =m v f −m v 0 . (6.5)
Impuls = momentum akhir – momentum awal
Dengan demikian, Persamaan 6.5 dapat dinyatakan sebagai Impuls = perubahan momentum, atau
terkait dengan Persamaan 6.2., secara umum dapat dituliskan sebagai:
tf
Perlu diingat bahwa baik momentum linier maupun impuls adalah besaran vektor, yang berarti Persamaan
6.6 berlaku pada masing-masing komponen arah pada sumbu kordinat yang digunakan. Dalam sistem
yang ditinjau menggunakan sistem kordinat kartesian 2D, maka Persamaan 6.6 dapat dituliskan sebagai:
tf
J x =m v fx −m v 0 x = p fx− p 0 x =∫ F x ( t ) dt
t0
tf (6.7)
J y =m v fy −m v 0 y = pfy − p0 y =∫ F y ( t ) dt
t0
FI 1X01 Fisika Dasar 1
B. Contoh Soal
1. Impuls dan Gaya rata-rata. Dalam sebuah permainan baseball, sebuah bola bermassa 150 gram
melaju dengan kecepatan awal v 0=−40 m / s ke arah tongkat pemukul, dan tongkat pemukul tersebut
memberikan gaya rata-rata yang jauh lebih besar dari berat bola tersebut. Setelah terpukul, bola
melaju dengan kecepatan v f =+ 60 m / s pada garis yang sama dengan arah datangnya.
a. Tentukan besarnya impuls yang diberikan oleh pemukul ke bola tersebut.
b. Jika waktu kontak antara pemukul dan bola adalah 1,5 ×10−3 detik, tentukan gaya rata-rata yang
diberikan oleh pemukul ke bola.
FI 1X01 Fisika Dasar 1
SOLUSI
a. Berdasarkan teorema impuls-momentum linier, maka impuls yang diberikan oleh tongkat ke bola
dapat ditentukan sebagai berikut:
J=m v f −mv 0 =m ( v f −v 0 ) =( 0,150 kg ) ( +60 m / s−(−40 m / s ) ) =+15 kg ∙ m / s
b. Dengan diketahui nilai impuls yang diberikan oleh pemukul ke bola, maka data waktu
kontak yang telah diketahui dapat digunakan pada Persamaan 6.1 untuk mengetahui
besarnya gaya rata-rata yang dimaksud:
J +15 kg ∙ m / s
F́= = =10000 N=+10 kN
Δ t 1,5 ×10−3 s
Perhatikan bahwa pada penyelesaian soal (a) maupun (b), tanda positif dan negatif dituliskan secara
eksplisit untuk menunjukkan arah dari besaran-besaran vektor.
SOLUSI
a. Ingat bahwa impuls dapat dihitung dengan Persamaan 6.6: J=m v f −mv 0 . Dengan
memperhatikan uraian vektor pada masing-masing sumbu kartesian (lihat gambar), maka untuk
masing-masing komponen dapat dihitung sebagai berikut:
Komponen sumbu-x
J x =m ( v fx −v 0 x )=( 80 0 kg ) [ ( 50 m / s ) cos (−10 ° )−( 70 m / s ) cos ( 30 ° ) ] =−9100 kg ∙m / s
Komponen sumbu-x
J y =m ( v fy −v 0 y ) =( 80 0 kg ) [ ( 50 m / s ) sin (−10 ° )− (70 m / s ) sin ( 30 ° ) ]=−3500 0 kg ∙ m / s
J y −350 0 0
θ=tan
−1
( )
Jx
=
−910 0
=75,4 °
Perhatikan bahwa nilai 75,4° yang diperoleh dari kalkulator tidak sesuai dengan interpretasi fisis,
dikarenakan nilai argumen tan-1 yang positif. Namun demikian, jika diperhatikan bahwa
komponen y dan x yang nilainya negatif, berarti impuls memiliki arah 180 ° <θ<270 °, sehingga
nilai yang tepat adalah 180 °+ 75,4 °=255,4 ° .
b. Persamaan 6.1 dapat dituliskan kembali sebagai F́=J / Δ t . Dengan demikian gaya rata-rata F́
dapat ditentukan sebagai berikut:
J 36 200 kg ∙ m / s
F́= = =2,58 6 ×106 N ≈ 2,6 ×106 N
Δt −3
14 ×10 s
Dengan menggunakan hukum II Newton, dapat ditentukan pula percepatan yang dialami, yaitu
3,2 3× 103 m / s 2=3 30g yang sangat fatal.
Catatan: Kemungkinan kecelakaan fatal dikurangi dengan merancang dan membangun dinding lintasan
balap dengan sedemikian rupa sehingga tabrakan berlangsung lebih lama. Misalnya, jika tabrakan di sini
berlangsung 10 kali lebih lama dan data lainnya tetap sama, besarnya gaya rata-rata dan percepatan rata-
rata akan 10 kali lebih sedikit dan kemungkinan tabrakan fatal akan berkurang dan pembalap bisa
selamat.