Anda di halaman 1dari 28

Bahan Ajar

Kelas X Semester 2

A PETUNJUK BELAJAR

1. Berdoalah setiap Ananda akan memulai dan mengakhiri pembelajaran.


Berdoa merupakan wujud rasa syukur kita sebagai makhluk ciptaan Allah
SWT yang selalu menghambakan diri kepada-Nya dalam setiap
kegiatan.yang dilaksanakan

2. Bacalah pendahuluan yang menggambarkan cakupan materi yang akan


kamu pelajari.
3. Bacalah KI, KD, dan Tujuan pembelajaran.
4. Pahami materi pelajaran secara seksama, bila perlu garis bawahi hal-hal
yang dirasa penting.
5. Pahami contoh soal yang diberikan.
6. Kerjakan latihan dengan teman sebangkumu.
7. Uji kemampuanmu dengan mengerjakan evalusi secara mandiri.

B KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI

Kompetensi Dasar
3.10 Menerapkan konsep momentum dan impuls, serta hukum kekekalan
momentum dalam kehidupan sehari-hari

1
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

Indikator Pencapaian Kompetensi :


Pertemuan I
3.10.1 Mendeskripsikan peristiwa momentum dan impuls
3.10.2 Menjelaskan konsep momentum dan impuls
3.10.3 Menentukan hubungan antara momentum dan impuls
3.10.4 Menerapkan hubungan antara momentum dan impuls pada kasus dalam
kehidupan sehari-hari.

C MATERI PEMBELAJARAN

1 MOMENTUM

Sudah tahukah kalian yang disebut momentum? Momentum sering disebut


sebagai jumlah gerak.Momentum suatu benda yang bergerak didefinisikan sebagaihasil
perkalian antara massa dengan kecepatan benda.
Perhatikan persamaan berikut.

P = m.v
.............................
(1)
dengan :
P = momentum (kg m/s)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
Jika kalian perhatikan persamaan (1) maka
kalian dapat menentukan jenis besaran
momentum.Massa m merupakan besaran skalar dan
kecepatan vadalah besaran vektor, berarti momentum
merupakan besaran vektor.Karena besaran vektor
maka menjumlahkan vektor harus mengetahui besar
dan arahnya.Penjumlahan tersebut kita namakan Gambar 1. (a).arah
resultan vektor. vektor kecepatan, (b).
Resultan PA dan PB

2
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

Contoh soal:

Dua benda A dan B masing-masing bermassa 4 kg dan 2 kg.Keduanya bergerak seperti


pada Gambar 10.1(a).
Tentukan:
a. momentum benda A,
b. momentum benda B,
c. jumlah momentum kedua benda!
Penyelesaian
Diketahui :
mA = 4 kg , vA = 2 m/s (sumbu Y)
mB = 2 kg , vB = 3 m/s (sumbu X)
a. Momentum benda A, memenuhi:
PA = mA .vA
= 4 . 2 = 8 kg m/s (sumbu Y)
b. Momentum benda B, memenuhi:
PB = mB .vB
= 2 . 3 = 6 kg m/s (sumbu X)
c. Jumlah momentum kedua benda dapat ditentukan dengan resultan keduanya seperti
pada Gambar5.1(b). Karena saling tegak lurus maka berlakudalil Pythagoras:
P= √ P A 2+ P B2

¿ √ 82 +62= √100 = 10 kg m/s

2 IMPULS

Impuls didefinisikan sebagai hasil kali gaya


denganwaktu yang dibutuhkan gaya tersebut bergerak.
Daridefinisi ini dapat dirumuskan seperti berikut.

I=F .Δt
.............................................
(2) Gambar 2. tiga bola
dengan : I = Impuls (N) bergerak arah sejajar

F = Gaya yang bekerja (W)

3
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

Δt = Selang waktu kerja gaya (s)


Coba perhatikan persamaan (2),Δt merupakanbesaran skalar sedangkan F adalah vektor
berarti impulsadalah besaran vector

3 HUBUNGAN MOMENTUM DENGAN IMPULS

Mengapa meninju dinding keras akan terasa lebih sakit dibandingkan dengan
meninju sebuah bantal? Pada saat meninju dinding keras, selang waktu terjadinya
kontak antara kepalan tangan dan dinding sangat singkat, sehingga gaya F akan sangat
besar. Gaya yang sangat besar ini menyebabkan kita merasakan sakit.
Sementara ketika meninju bantal, waktu kontak antara kepalan tangan dan
bantal relatif lebih lama, sehingga gaya F menjadi kecil. Gaya yang kecil ini
menyebabkan kita tidak merasakan sakit ketika meninju bantal. Penjelasan ini juga
menjelaskan kenapa ketika bertinju, para petinju diberi sarung tangan.

Gambar 3. Seorang petinju menggunakan


sarung tangan

Pada materi pelajaran sebelumnya telah diketahui bahwa jika pada sebuah benda
bermassa m, bekerja sebuah gaya F yang besarnya tetap selama selang waktu t sekon,
maka pada benda berlaku persamaan Hukum Kedua Newton yaitu:
F=m a..................................................................................................(3)
dimana percepatan diperoleh dari persamaan gerak lurus beubah beraturan:
v 2−v 1 v 2−v 1
a= atau a= ...........................................................(4)
t 2−t 1 ∆t

maka persamaan persamaan (4) disubstitusikan pada persamaan (3), sehinggga:

4
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

v 2−v 1
F=m
∆t
F ∆ t=m v2 −m v 1.............................................(5)
Keterangan:
F = gaya yang bekerja pada benda (N)
∆ t=¿ selang waktu (s)
m = massa benda (kg)
v 2=¿ kecepatan akhir benda (m/s)
v1 =¿kecepatan awal benda (m/s)
Sebagaimana diketahui bawah F ∆ t adalah Impuls( I ) dari gaya F yang bekerja pada
benda selama ∆ t dan m vadalah momentum benda, maka diperoleh persamaan
hubungan antara momentum dan impuls sebagai berikut:
I = p2− p1
I =∆ p..........................................................(6)
Dari persamaan di atas, dapat diketahui bahwa :
“Besarnya impuls yang dikerjakan suatu benda sebanding dengan perubahan
momentum yang dialami benda yaitu beda antara momentum akhir dengan momentum
awalnya.”
Dalam SI, impuls dan perubahan momentum dinyatakan dalam satuan N s. Persamaan
di atas dikenal dengan Teorema Momentum-Impuls.

Contoh soal:

1. Dalam suatu permainan sepak bola, seorang pemain melakukan tendangan pinalti.
Tepat setelah ditendang bola melambung dengan kecepatan 60 m/s. Bila gaya
bendanya 300 N dan sepatu pemain menyentuh bola selama 0,3 s maka tentukan:
a. impuls yang bekerja pada bola,
b. perubahan momentumnya,
c. massa bola!
Penyelesaian
Diketahui:
v0 = 0 v= 60 m/s
F = 300 N Δt = 0,3 s

5
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

a. impuls yang bekerja pada bola sebesar:


I = F .Δt
= 300 . 0,3 = 90 Ns
b. perubahan momentum bola sama dengan besarnya impuls yang diterima.
ΔP = I = 90 kg m/s
c. Massa bola dapat ditentukan dengan hubungan berikut
ΔP = I
m Δv= 90
90
m . (60 - 0) = 90 berarti m = = 1,5 kg.
60
4 HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM

Seorang nelayan sedang berada dalam perahu yang diam di sungai. Pada suatu
waktu, tiba-tiba ia meloncat dari perahunya ke dalam sungai. Apakah yang terjadi
dengan perahu? Saat penembak melepaskan tembakan, bahu penembak akan terdorong
kebelakang. Kenapa hal ini terjadi?Nah untuk menjawab semua pertanyaan yang
diajukan, pelajarilah hukum kekekalan momentum ini.
Pada keadaan mula-mula nelayan dan
perahu berada dalam keadaan diam. Ini berarti
momentum keduanya adalah nol. Ketika nelayan
melompat ke dalam sungai maka nelayan akan
memiliki momentum searah arah lompatannya.
Karena mula-mula momentum keduanya adalah
nol maka perahu akan memiliki momentum
berlawanan dengan momentum nelayan dengan
besar sama. Ini dilakukan dengan bergerak Gambar 4 Senapan memberikan impuls
kepada peluru
berlawanan dengan gerak nelayan.
Hal yang sama juga terjadi pada penembak Mula-mula senapan dan peluru
diam dan momentum sistem adalah nol. Saat peluru ditembakkan, peluru memiliki
momentum ke depan. Agar momentum sistem senapan dan peluru tetap nol maka
senapan juga mendapatkan momentum yang sama dengan peluru tetapi arahnya
berlawan. Dari uraian ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa pada peristiwa tumbukan
momentum sistem sebelum dan sesudah tumbukan haruslah tetap.

6
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

Hal ini sesuai dengan persamaan F . Δt= Δp yang telah kita pelajari
sebelumnya bahwa momentum suatu sistem dapat berubah jika ada gaya luar yang
bekerja pada sistem itu. Jika gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka :
Δp
=0
Δt
Hubungan ini menyatakan bahwa jka gaya yang bekerja pada benda sama
dengan nol, maka momentum sistem kekal. Jadi pada momentum berlaku hukum
kekekalan, yang dinamakan hukum kekekalan momentum.
Hukum kekekalan momentum linear ini bermanfaat untuk menyelesaikan
masalah-masalah interaksi antara dua benda atau lebih, seperti pada kasus tumbukan,
ledakan, penembakan proyektil, dan peluncuran roket.
Berikut akan kita bahas hukum kekekalan
momentum pada peristiwa tumbukan antara dua
buah benda A dan B. Berdasarkan hukum III
Newton tentang gaya aksi-reaksi, kita tahu bahwa
gaya yang bekerja pada dua benda sama besar dan
berlawanan arah.
Jadi jika benda A dan B memiliki massa
Gambar 5. Gerak benda
m A dan m B dan keduanya bergerak dengan sebelum dan sesudah
percepatan a A dan a B , maka dapat kita tulis ;
F A=−F B
Dengan menggunakan Hukum II Newton, kita peroleh
m A a A =−m B aB

Jika kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan benda A adalah v A dan v'A , sedangkan

kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan benda B adalah v B dan v'B , maka
m A ( v'A −v A ) −m B (v 'B−v B )
=
Δt Δt
m A ( v A−v A )=−mB (v 'B−v B )
'

m A v 'A −m A v A =−m B v 'B +m B v B

m A v 'A + mB v 'B =m A v A + mB v B

m A v A + m B v B =m A v 'A + m B v 'B............................................. (7)


7
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

Persamaan (7) tesebut menunjukkan bahwa momentum total yang dimiliki kedua
benda setelah tumbukan sama dengan momentum total yang dimiliki kedua benda
sebelum tumbukan. Inilah yang dikenal sebagai rumus hukum kekekalan momentum.
Dengan demikian, Hukum Kekekalan momentum dapat dinyatakan dengan
pernyataan :

Momentum total dari suatu system benda-benda yang terisolasi tetap konstan

Dengan istilah sistem, yang dimaksud adalah sekumpulan benda yang


berinteraksi satu sama lain. Sitem terisolasi adalah suatu sistem dimana gaya yang ada
hanyalah gaya-gaya diantara benda-benda pada sistem itu sendiri.

Contoh soal:

Sebuah peluru yang massanya 20 gram mengenai segumpal lilin mainan yang massanya
200 gram dan tergantung pada seutas tali yang panjang.Peluru itu masuk dan melekat
pada lilin mainan. Jika kecepatan peluru sebelum mengenai lilin adalah 200 m/s, maka
besarnya kecepatan lilin mainan setelah peluru tersebut masuk didalamnya adalah …
Penyelesaian:

m1 . v 1+m2 . v 2=(m1+m 2) . v

0+ 0,02. 200=(0,2+0,02). v 4=0,212 v v =4/0,22=18,2 m/s


Aplikasi Hukum Kekekalan momentum
Hukum kekekalan momentum linear tidak hanya berlaku untuk peristiwa
tumbukan tetapi secara umum berlaku untuk masalah interaksi antara benda-benda
(sedikitnya dua benda) yang hanya melibatkan gaya dalam (gaya interaksi antara
benda-benda itu saja), seperti pada penembakan proyektil, dan peluncuran roket.
1. Penembakan Proyektil

Ketika seseorang menembakkan senapannya, maka pada saat peluru lepas


dari laras senapan, senapan tersebut akan sedikit bergetar ke belakang. Ini
disebabkan momentum peluru yang keluar dari laras senapan diimbangi oleh
momentum senapan tersebut ketika bergetar ke belakang. Oleh karena itu, ketika

8
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

seorang atlet tembak sedang mengarahkan senapannya ke sasaran, ia harus benar-


benar berkonsenrrasi memegang senapannya agar ketika peluru melesat, laras
senapan hanya bergetar ke belakang saja, tidak ke samping kanan atau kiri
2. Peluncuran roket

      Prinsip kerja roket mirip dengan prinsip terdorongnya balon mainan.Sebuah
roket mengandung tangki yang berisi bahan hidrogen cair dan oksigen cair. Kedua
bahan bakar ini dicampur dalam ruang pembakaran sehingga terjadi pembakaran
yang menghasilkan gas panas yang akan menyembur keluar melalui mulut pipa yang
terletak pada ekor roket. Percepatan roket berasal dari tolakan gasyang disemburkan
roket. Tiap molekul gas dapat dianggap sebagai peluru kecil yang ditembakkan
roket. Jika gaya gravitasi diabaikan, maka peristiwa peluncuran roket memenuhi
hukum kekekalan momentum.  Mula-mula sistem roket diam, sehingga
momentumnya nol. Sesudah gas menyembur keluar dari ekor roket, momentum
sistem tetap. Artinya momentum sebelum dan sesudah gas keluar sama.
Berdasarkan hukum kekekalan momentum, besarnya kelajuan roket
tergantung banyaknya bahan bakar yang digunakan dan besar kelajuan semburan
gas.Hal inilah yang menyebabkan wahana roket dibuat bertahap banyak.
Terjadi perubahan momentum gas dari nol (0) menjadi mv selama selang
waktu tertentu (∆t). Ini menghasilkan gaya yang dikerjakan roket pada gas (sesuai
dengan persamaan F=∆p/∆t, (gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan
perubahan momentum benda per satuan waktu ) dengan arah kebawah. sesuai
hukum III Newton, timbul reaksi gaya yang dikerjakan gas pada roket, yang
besarnya sama tetapi arahnya berlawanan yaitu ke atas. Jadi, gas akan mengerjakan
gaya ke atas pada roket sehingga roket akan terdorong ke atas.

9
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

Gambar 7.roketyang terdorong


      ke atas

Jika gaya berat kita abaikan sehingga tidak ada gaya luar yang bekerja pada
sistem roket, maka prinsip terdorongnya roket memenuhi hukum Kekekalan
Momentum. Oleh karena mula-mula sistem (roket dan bahan bakar) diam, maka
momentumnya sama dengan nol. sesudah gas menyembur keluar dari roket,
momentum sistem tetap, atau dengan kata lain momentum sebelum dan sesudah
keluar adalah sama.
 m1 v 1+ m2 v 2=0
m 1 v 1=−m 2 v 2
Berdasarkan kekekalan momentum, kelajuan akhir yang dapat dicapai
sebuah roket bergantung pada banyaknya bahan bakar yang dapat dibawa oleh roket
dan kelajuan pancaran gas.Oleh karena kedua besaran ini terbatas maka
digunakanlah roket-roket bertahap (multistage rokets). yakni beberapa roket yang
digabung bersama.

Gambar 8. Roket melepaskan Gambar 9. Komponen dalam


bahan bakar roket
10
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

  

Gambar 10. Bagian-bagian Gambar 11. Roket


roket sebelum diluncurkan

Ketika bahan bakar tahap pertama telah terbakar habis, roket ini
dilepaskan.begitu seterusnya,, sehingga pesawat-pesawat antariksa yang pergi ke
luar angkasa dapat terbang tinggi meninggalkan bumi. banyaknya stage atau tahapan
tergantung kebutuhan kelajuan pada misi roket itu sendiri. Berarti gaya ke atas yg
mengangkat roket sama dengan gaya yg dikeluarkan roket kebawah yaitu
berdasarkan hukum ketiga newton
Pada momentum berlaku :
Pawal =Pakhir
mv= ( m− Δm )( v+ Δv ) +( Δm v g )
mv = mv−Δmv +mΔv− Δm. Δv−m v g
0 = −Δm . v +m . Δv− Δm v g
∆ m(v+ v g )
∆ v= .............................................................................
m
(9)
Catatan Δm . Δv diabaiakan karena kecil dibandingkan dengan suku lain (Δm saja
sudah kecil apalagi jika dikalikan dengan Δv tentu lebih kecil lagi bukan?)
Percepatan roket dapat dihitung sebagai berikut
∆ v v + vg ∆ m
a= = . .................................................................(10)
∆t m ∆t
∆m
sering disebut laju semburan gas (banyaknya semburan gas tiap detik ). v+ v g
∆t
adalah sama dengan kecepatan roket relative terhadap gas dan sering ditulis vr

11
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

sehingga persamaan percepatan rata-rata roket adalah


v r Δm
a= . ................................................................................(11)
m Δt
Jika medan grafitasi tidak diabaikan, medan grafitasi akan memberikan percepatan
kebawah sehingga percepatan roket (atau sering disebut dengan percepatan lontar )
menjadi :
v r Δm
a= . −g..........................................................................(12)
m Δt

Contoh soal:

sebuah slinder mengandung 12 kg gas yang dimampatkan. Jika slinder tersebut dibuka
maka gas akan menyembur keluar dari mulut pipa sehingga slinder akan kosong dalam
waktu 1 menit 30 detik. Jika gas menyembur dari mulut pipa dengan kecepatan 25 m/s,
hitung gaya yang dikerjakan gas pada slinder itu???
 Penyelesaian:
1. momentum gas mula-mula sama dengan 0 (nol) sebab gas mula-mula diam dalam
slinder P1=0
2. momentum gas pada waktu keluar dari slinder dengan kecepatan 25m/s adalah

  P2=m v
= (12 kg) x (25 m/s) = 300 kg m/s
3. perubahan momentum gas yang terjadi selama 1 menit 30 detik adalah

    F=∆ p/ ∆ t
∆ p=p 2− p1
300−0=300 kg m/s
F=( 300 kg m/s)/( 90 detik )
¿ 3.3 newton

5 TUMBUKAN

12
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

Gambar 12. Contoh peristiwa tumbukan dalam kehidupan sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menyaksikan benda-benda saling


bertumbukan. Banyak kecelakaan yang terjadi di jalan raya sebagiannya disebabkan
karena tabrakan (tumbukan) antara dua kendaraan, baik antara sepeda motor dengan
sepeda motor, mobil dengan mobil maupun antara sepeda motor dengan mobil.
Demikian juga dengan kereta api atau kendaraan lainnya. Hidup kita tidak terlepas dari
adanya tumbukan. Ketika bola sepak ditendang David Beckham, pada saat itu juga
terjadi tumbukan antara bola sepak dengan kaki Abang Beckham. Tanpa tumbukan,
permainan billiard tidak akan pernah ada. Demikian juga dengan permainan kelereng
kesukaanmu ketika masih kecil. Masih banyak contoh lainnya yang dapat anda temui
dalam kehidupan sehari-hari.
Pada pembahasan mengenai momentum dan impuls, kita telah meninjau
hubungan antara momentum benda dengan peristiwa tumbukan. Hukum Kekekalan
Momentum yang telah diulas sebelumnya juga selalu ditinjau ketika dua benda saling
bertumbukan. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari peristiwa tumbukan secara
lebih mendalam dan mencoba melihat hukum-hukum fisika apa saja yang berlaku
ketika benda-benda saling bertumbukan.

13
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

a. Pengertian Tumbukan
Tumbukan adalah pertemuan antara dua buah benda yang masing-masing relatif
bergerak. Tumbukan dapat berlangsung secara singkat dan dapat pula berlangsung
lama. Pada semua proses tumbukan, benda-benda yang saling bertumbukan akan
berinteraksi dengan kuat hanya selama tumbukan berlangsung  kalaupun ada gaya
eksternal yang bekerja, besarnya akan jauh lebih kecil daripada gaya interaksi yang
terjadi, dan oleh karenanya gaya tersebut diabaikan. Pada setiap jenis tumbukan berlaku
hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu berlaku hukum kekekalan energi
mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin diubah menjadi panas akibat tumbukan
atau terjadi perubahan bentuk.

b. Jenis-Jenis Tumbukan
1) Tumbukan Lenting Sempurna
Dua benda dikatakan melakukan Tumbukan lenting sempurna jika
Momentum dan Energi Kinetik kedua benda sebelum tumbukan = momentum dan
energi kinetik setelah tumbukan. Dengan kata lain, pada tumbukan lenting sempurna
berlaku Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik
berlaku pada peristiwa tumbukan lenting sempurna karena total massa dan kecepatan
kedua benda sama, baik sebelum maupun setelah tumbukan. Hukum Kekekalan
Energi Kinetik berlaku pada Tumbukan lenting sempurna karena selama tumbukan
tidak ada energi yang hilang.
Untuk memahami konsep ini, coba jawab pertanyaan guru berikut ini.
Ketika dua bola billiard atau dua kelereng bertumbukan, apakah anda mendengar
bunyi yang diakibatkan oleh tumbukan itu ? atau ketika mobil atau sepeda motor
bertabrakan, apakah ada bunyi yang dihasilkan ? pasti ada bunyi dan juga panas
yang muncul akibat benturan antara dua benda. Bunyi dan panas ini termasuk energi.
Jadi ketika dua benda bertumbukan dan menghasilkan bunyi dan panas, maka ada
energi yang hilang selama proses tumbukan tersebut. Sebagian Energi Kinetik
berubah menjadi energi panas dan energi bunyi.
Dengan kata lain, total energi kinetik sebelum tumbukan tidak sama
dengan total energi kinetik setelah tumbukan. Nah, benda-benda yang mengalami

14
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

Tumbukan Lenting Sempurna tidak menghasilkan bunyi, panas atau bentuk energi
lain ketika terjadi tumbukan. Tidak ada Energi Kinetik yang hilang selama proses
tumbukan. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa pada peritiwa Tumbukan
Lenting Sempurna berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Tumbukan lenting sempurna merupakan sesuatu yang sulit kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak ada ada sedikit energi panas dan bunyi
yang dihasilkan ketika terjadi tumbukan. Salah satu contoh tumbukan yang
mendekati lenting sempurna adalah tumbukan antara dua bola elastis, seperti bola
billiard. Untuk kasus tumbukan bola billiard, memang energi kinetik tidak kekal tapi
energi total selalu kekal. Lalu apa contoh Tumbukan lenting sempurna ? contoh
jenis tumbukan ini tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang karena terjadi pada
tingkat atom, yakni tumbukan antara atom-atom dan molekul-molekul. Sekarang
mari kita tinjau persamaan Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan
Energi Kinetik pada perisitiwa Tumbukan Lenting Sempurna. Untuk memudahkan
pemahamanmu, perhatikan Gambar 13 di bawah:

Gambar 13. Bola mengalami lenting sempurna


Dua benda, benda 1 dan benda 2 bergerak saling mendekat. Benda 1
bergerak dengan kecepatan v1 dan benda 2 bergerak dengan kecepatan v2. Kedua
benda itu bertumbukan dan terpantul dalam arah yang berlawanan. Perhatikan bahwa
kecepatan merupakan besaran vektor sehingga dipengaruhi juga oleh arah. Sesuai
dengan kesepakatan, arah ke kanan bertanda positif dan arah ke kiri bertanda negatif.
Karena memiliki massa dan kecepatan, maka kedua benda memiliki momentum (p =
mv) dan energi kinetik (EK = ½ mv2). Total Momentum dan Energi Kinetik kedua
benda sama, baik sebelum tumbukan maupun setelah tumbukan. Secara matematis,
Hukum Kekekalan Momentum dirumuskan sebagai berikut :
m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’
15
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

m1(v1 - v1’) = -m2 (v2- v2’) ……………………………...(13)


Dengan :
m1 = Massa benda 1 (kg)
m2 = Massa benda 2 (kg)
v1 = Kecepatan benda sebelum tumbukan
v2 = Kecepatan benda 2 Sebelum tumbukan (m/s)
v1’ = Kecepatan benda Setelah tumbukan dan,
v2’ = Kecepatan benda 2 setelah tumbukan(m/s)

Pada Tumbukan Lenting Sempurna berlaku juga Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
1 1 1 1
m 1 v 12 + m 2 v 22= m 1 v1 ' 2 + m 2 v 2 ' 2
2 2 2 2
m1 v 12+ m2 v 22=m1 v 1 ' 2+ m2 v2 ' 2
m 1 (v ¿¿ 1¿¿ 2−v 1 ' 2)=−m 2(v ¿¿ 2¿¿ 2−v¿ ¿2 '¿¿ 2) ¿ ¿¿ ¿ ¿ ¿
m1 (v ¿ ¿ 1 ¿ ¿❑−v 1 ' ❑)( v ¿ ¿ 1¿ ¿❑+ v 1 ' ❑)=−m2 (v ¿¿ 2¿¿❑−v ¿¿ 2' ¿¿❑)( v ¿¿ 2¿¿❑−v ¿¿ 2'¿ ¿❑) ¿ ¿
….……..(14)

Jika persamaan (1) kita bandingkan dengan persamaan (2), akan kita peroleh bahwa :
V '1−V '2 =V 2−V 1
V '1−V '2
=e………………………………………...(15)
V 2−V 1
Persamaan (3) tersebut merupakan koefisien restitusi yang berlaku untuk tumbukan
elastis sempurna.

Contoh soal:

Bola pertama bergerak ke arah kanan dengan kelajuan 20 m/s mengejar bola kedua
yang bergerak dengan kelajuan 10 m/s ke kanan sehingga terjadi tumbukan lenting
sempurna.

16
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

Jika massa kedua bola adalah sama, masing-masing sebesar 1 kg, tentukan kecepatan
masing-masing bola setelah tumbukan!
Penyelesaian:
Terlebih dahulu buat perjanjian tanda Arah kanan (+) dan Arah kiri (−)
Dari hukum Kekekalan Momentum didapat persamaan:

(Persamaan 1)
Koefisien restituti (e) untuk tumbukan lenting sempurna adalah e = 1

(Persamaan 2)

Gabungan persamaan 1 dan 2 :

2) Tumbukan Lenting Sebagian


Tumbukan lenting sebagian adalah tumbukan di mana energi kinetik
sistem setelah tumbukan lebih kecil dari pada energi kinetik sebelum tumbukan.
Jadi, ada sebagian energi kinetik yang hilang setelah tumbukan dan berubah menjadi
energi lain misalnya energi termal, energi bunyi atau digunakan untuk mengubah
bentuk benda. Hukum kekekalan momentum masih berlaku pada tumbukan lenting
sebagian. Persamaan umumnya ditulis sebagai:
V '1−V '2
=e
V 2−V 1

17
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

Dengan e merupakan koefisien restitusi yang nilainya berupa bilangan positif


dengan kisaran harga 0 < e < 1.
Untuk menentukan koefisien restitusi benda yang bertumbukan lenting sebagian,
perhatikan gambar 3 berikut.

Gambar 14. Tumbukan lenting sebagian antara bola dengan lantai


Pada gambar 3 sebuah bola elastis jatuh bebas dari ketinggian h1 dari lantai, maka
terjadi tumbukan antara bola dengan lantai sehingga bola memantul setinggi h2.
Berdasarkan persamaan pada gerak jatuh bebas, kecepatan benda sesaat sebelum
tumbukan adalah :
v1 =+ √ 2 g h1
Gerak bola sesaat setelah terjadi tumbukan dapat didefinisikan dengan gerak jatuh
bebas, sehingga:
v'1 =−√ 2 g h2 (arah ke atas negatif)
Karena lantai diam, maka kecepatan lantai sebelum dan sesudah tumbukan adalah
nol, v2 = v2’ = 0, sehingga besarnya koefisien restitusi adalah:
−( v '1−v'2 ) −( v '1−0 )
e= =
v 1−v 2 v 1−0
'
−v1 −−√ 2 g h 2
e= =
v1 + √ 2 g h1
h2
e=
√ h1
…………………………………(16)

18
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

Contoh soal:

Dua bola dengan massa 3 kg dan 5 kg bergerak searah di atas permukaan lantai yang
licin dengan kecepatan 8 m/s dan 3 m/s. beberapa saat kemudian terjadi tumbukan
lenting sebagian dengan koefisien restitusinya 0,6. Tentukan kecepatan benda setelah
tumbukan !
Pembahasan:
Diket : m1 = 3 kg m2 = 5 kg e = 0,6 v1 = 8 m/s v2 = 3 m/s
Ditanya : v1’ dan v2’ ?
Jawab :
m1v1+m2v2 = m1v1’+m2v2’
3(8) + 5 (3) = 3 v1’ + 5 v2’
24 + 15 = 3 v1’ + 5 v2’
39 = 3 v1’ + 5 v2’…… (pers. 1)
v2’ = 3 + v1’…. (pers. 2)

Substitusikan persamaan 2 ke persamaan.1


39 = 3 v1’ + 5 v2’
39 = 3 v1’ + 5 (3 + v1’)
39 = 3 v1’ + 15 + 5 v1’
39 = 8 v1’ + 15
8 v1’ + 15 = 39
8 v1’ = 39 – 15
8 v1’ = 24
v1’ = 3 m/s
Masukkan nilai v1’ ke dalam persamaan 1
39 = 3 v1’ + 5 v2’
39 = 3 (3) + 5 v2’
39 = 9 + 5 v2’
9+ 5 v2’ = 39
5v2’ = 39 – 9
v2’ = 6 m/s

19
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

3) Tumbukan Tidak Lenting sama sekali

v1 Diam v’

Gambar 15. Contoh Tumbkan Tidak Lenting Sama sekali

Bola Billiard dilemparkan dalam arah mendatar menuju segumpal


plastisin yang diam di atas lantai licin. billiard tersebut menumbuk plastisin dan
sesaat setelah tumbukan, plastisin menempel pada bola bilyar dan keduanya
kemudian bergerak bersama dengan kecepatan sama. Ini adalah contoh tumbukan
tidak lenting sama sekali. Jadi, untuk tumbukan tidak lenting sama sekali, sesaat
setelah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak bersama dengan kecepatan
yang sama. Karena pada tumbukan tak lenting sama sekali kedua benda bersatu
sesudah tumbukan, maka berlaku hubungan kecepatan sesudah tumbukan yaitu:

v1 '=v 2 '=v ' …………………………………(17)


Persamaan (5) dimasukkan dalam persamaan hukum kekekalan momentum:
m1 v 1+ m2 v 2=m1 v 1 ' +m2 v 2 '
sehingga persamaannya menjadi:
m 1 v 1+ m2 v 2=(m ¿ ¿ 1+m 2) v ' ¿
Apabila benda bermassa m1 mula-mula bergerak dengan kecepatan v1 dan benda
bermassa m2 mula-mula diam, maka persamaannya menjadi:
m1 v 1+ m2 .0=(m ¿ ¿ 1+ m2) v ' ¿
atau
m1
v'= v
m1 +m2 1
Pada tumbukan ini, benda bergabung setelah tumbukan sehingga nilai v1’= v2’= v’.
Akibatnya, nilai v1’- v2’ pada persamaan nilai restitusi (e) berharga nol, sehingga
persamaan tersebut dapat dituliskan seperti di bawah ini:
−∆ v ' −(v 2 '−v 1 ')
e= = =0
∆v (v 2−v 1)

20
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

Contoh soal:

Sebuah plastisin bermassa 0,1 kg terletak pada bidang datar licin, terkena bola yang
massanya 0,4 kg dengan kecepatan 20 m/s. Kemudian plastisin menempel pada bola
dan ikut bergerak bersama bola. Maka kecepatan bola sekarang adalah....
Diketahui:
Massa plastisin (m1) = 0,1 kg
Massa bola (m2) = 0,4 kg
Kecepatan awal plastisin (v1) = 0 m/s
Kecepatan awal bola (v2) = 20 m/s
Ditanyakan : v’ ?
Jawab:
Tumbukan tidak lenting sama sekali. Maka v1’ = v2’ = v’
m 1 v 1+ m2 v 2=m1 v '1 +m 2 v '2
m1 v 1+ m1 v 2= ( m1+ m2 ) v '
0,1 kg . 0 m/s + 0,4 kg . 20 m/s = ( 0,1 kg + 0,4 kg) v’
0 + 8 = 0,5 v’
8
v' = =16 m/ s
0,5

4) Tumbukan Dua Dimensi


Tumbukan ini terjadi pada dua dimensi. Tumbukan dua dimensi dapat terjadi
dalam permainan bola biliar

Gambar 16. Contoh Tumbukan Dua Dimensi


Tumbukan dua dimensi yang terjadi pada dua bola billiar dapat dianalisis seperti
gambar dibawah ini
21
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

Gambar 17. Analisis Gerak Tumbukan billiard


Sehingga tumbukan memiliki nilai pada arah x dan arah y. Dengan menerapkan
hukum kekekalan momentum pada arah sumbu x, diperoleh
p1 x + p2 x = p ' 1 x + p ' 2 x
m 1 v 1+ m2 v 2=m1 v 1 cos θ1+ m2 v 2 cos θ2
' '

karena pada awalnya kedua benda tidak bergerak pada arah y, maka komponen
momentum dari arah y bernilai nol, sehingga:
p1 y + p 2 y = p ' 1 y + p ' 2 y
0=m 1 v 1 sinθ 1+ m2 v 2 sin θ 2
' '

Contoh soal:

Sebuah bola bermassa 1 kg bergerak searah sumbu x dengan laju v 1 = 10 m/s menabrak
bola lain dengan massa sama yang diam. Setelah tumbukan bola 1 bergerak dengan
membentuk sudut 30o dari sumbu x dan bola 2 bergerak dengan membentuk sudut 45 o
dari sumbu x (bola 1 ke atas dan bola 2 kebawah) Tentukan kecepatan kedua bola
setelah tumbukan.
Penyelesaian:
Diketahui:
m 1=m2=1 kg
v1 =10 m/s
v 2=0 m/s
Ditanya: v1 ' dan v 2 ' ?
Jawab :
p1 x + p2 x = p ' 1 x + p ' 2 x
m1 v 1+ m2 v 2=m1 v 1 cos θ1+ m2 v 2 cos θ2
' '

22
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

( 1 ) (10 )+ 0=1 v 1 cos 30+1 v 2 cos 45


' '

1 1
10= √3 v1 + √2 v2 … persamaan 1
' '
2 2
v 2 −v 1 '
'

e=
v 1−v 2
1 1
√ 2 v2 − √ 3 v1 ' '
2 2
1=
10−0
1 1
10= √2 v 2 − √ 3 v 1 … persamaan2
' '
2 2
Subtitusikan persamaan 1 ke 2, Sehingga :
1 1
10= √ 3 v1 + √ 2 v2
' '
2 2
1 1
10= √ 2 v 2 − √ 3 v 1
' '
2 2
20=√2 v 2 '

Sehingga v 2 =10 √ 2 m/s. Subtitusikan v 2 ke persaman 1


' '

1 1
10= √ 3 v1 + √ 2 .10 √ 2
'
2 2
Sehingga v1 =0 m/ s'

D Latihan

1. Sebuah mobil bermassa 750 kg bergerak dengan kecepatan 108 km/jam. Tentukan
momentum mobil tersebut!
2. Sebuah bola dipukul menggunakan kayu dengan gaya sebesar 100 N. Jika impuls
yang bekerja 10 N.s, maka tentukan selang waktu pemukul menyentuh bola!
3. Sebuah benda bermassa 200 gram dilemparkan horizontal ke arah sebuah dinding
vertikal dengan kecepatan 40 m/s. Setelah menumbuk dinding, benda tersebut
dipantulkan dengan kecepatan 30 m/s dalam selang waktu 0,05 sekon. Bila g = 10
m/s2, hitunglah:
a. Momentum sebelum dan sesudah
b. Gaya rata-rata yang diberikan dinding pada benda
4. Kelereng A dan kelereng B bermassa sama, bergerak saling mendekati dan
bertumbukan lenting sempurna. Sebelum bertumbukan, kelereng A bergerak

23
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

dengan kecepatan sebesar 8 m/s dan kelereng B bergerak dengan kecepatan sebesar
12 m/s. Tentukan Besar dan arah kecepatan kelereng A dan kelereng B setelah
tumbukan.
5. Dua buah bola A dan B, massanya masing-masing 0,2 kg dan 0,4 kg kedua bola
bergerak berlawanan arah dan segaris. Kedua bola bertumbukan, sesaat setelah
tumbukan kelajuan bola A adalah 10 m/s berlawanan dengan arah semula. Kelajuan
A dan B sebelum tumbukan masing-masing 80 m/s dan 12 m/s. Berapa kelajuan
benda B sesudah tumbukan ?

E Evaluasi

Pilihan Ganda
1. Bola kaki sukar ditangkap jika dibandingkan dengan bola basket apabila kedua
sama-sama di tendang. Peristiwa tersebut merupakan salah satu contoh dari....
A. Momentum
B. Impuls
C. Gaya
D. Tumbukan
E. Benturan
2. Perhatikanlah pernyataan dibawah ini!
1) Semakin besar massa benda, maka semakin kecil momentum benda teserbut.
2) Impuls sebanding dengan perubahan momentum suatu benda

24
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

3) Tinggi Kecepatan suatu benda akan membuat momentum yang dimiliki benda
tersebut semakin besar
4) Impuls berbanding terbalik dengan gaya.
Dari pernyataan diatas, tentuknalah pernyataan yang benar tentang momentum dan
impuls……
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
E. 3 dan 4
3. Tono yang bermassa 50 kg, naik sepeda dengan kecepatan 36 km/jam. Maka
momentum Tono jika sepeda bergerak pada arah sumbu x adalah....
A. 520 kg m/s
B. 510 kg ms
C. 500 kg m/s
D. 400 kg m/s
E. 350 kg m/s
4. Sebuah bola bermassa 0,2 kg dalam keadaan diam, kemudian dipukul sehingga
bola meluncur dengan kelajuan 150 m/s. Bila lamanya pemukul menyentuh bola
0,1 detik, maka besar gaya pemukul adalah ...
A. 50 N
B. 150 N
C. 200 N
D. 250 N
E. 300 N
5. Peluru dengan massa 10 g dan kecepatan 1.000 m/s menumbuk dan menembus
balok bermassa 100 kg yang diam di atas suatu bidang datar tanpa gesekan.
Apabila kecepatan peluru setelah menembus balok adalah 100 m/s, kecepatan
balok karena tertembus peluru adalah ….
A. 900m/s
B. 90 m/s
C. 9 m/s

25
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

D. 0,9 m/s
E. 0,09 m/s
6. Dua balok bermassa m1 = 2kg dan m2 = 4kg bergerak saling mendekati di atas
bidang horizontal yang licin. Laju awal masing-masing balok tersebut adalah v1 = 5
m/s dan v2 = 10 m/s. Jika kedua balok saling bertumbukan, momentum linear ….
1) sistem adalah 30 kgm/s
2) balok kedua 30 kgm/s jika laju balok pertama menjadi nol
3) balok kedua 20 kgm/s jika kecepatan balok pertama 5 m/s ke kiri
4) balok pertama 30 kgm/s ketika laju balok kedua nol
Pernyataan yang benar adalah ….
A. 1, 2, dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4 saja
E. 1, 2, 3, dan 4
7. Sebutir peluru bermassa 10 g ditembakkan ke suatu ayunan balistik bermassa 1,49
kg. Pada saat ayunan mencapai tinggi maksimum, kawat membentuk sudut 60°
dengan sumbu vertikal (lihat gambar). Panjang kawat ayunan adalah 0,2 m. Jika
percepatan gravitasi g = 9,8 m/s2, kecepatan peluru yang ditembakkan adalah ….
A. 88 m/s
B. 162 m/s
C. 210 m/s
D. 344 m/s
E. 426 m/s
8. Sebuah balok yang massanya 990 gram terikat pada pegas, seperti terlihat pada
gambar. Peluru yang massanya 10 gram mengenai balok tersebut dengan kecepatan
150 m/s sehingga peluru ada di dalam balok, dan pegas tertekan sampai 10 cm.
Nilai konstanta pegas kjika lantai licin adalah ….
A. 2,25 N/m D. 0,15 N/m
B. 225 N/m E. 15 N/m
C. 22,5 N/m

26
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

9. Balokbermassa 1 kg yang digantung pada seutas tali sepanjang 50 m, ditembak


oleh peluru bermassa 10 g. Ternyata, peluru bersarang di dalam balok dan terjadi
putaran satu kali lingkaran penuh. Kecepatan minimal peluru adalah ….
A. 305 m/s
B. 355 m/s
C. 405 m/s
D. 455 m/s
E. 505 m/s
10. Dua buah benda A dan B bermassa sama masing – masing 2 kg saling
bertumbukan. Kecepatan sebelum tumbukan adalah v A =( 15 i+30 j ) ¿ Kecepatan

benda A setelah tumbukan adalah v A =(−5 i+20 j)¿ maka energi kinetic awal,
'

energi kinetic yang hilang dan persentase energi kinetic yang hilang adalah….
A. 750 Joule, 500 joule dan 40 %
B. 750 joule, 1250 joule, dan 60 %
C. 1250 joule, 500 joule, dan 40 %
D. 1250 joule, 500 joule, dan 60 %
E. 1250 joule, 750 joule, dan 60 %
SOAL ESSAY
1. Sebuah katrol dengan massa 9 kg bergerak dengan kecepatan 6 m/s. Gerak katrol
dihentikan oleh penghalang dalam selang waktu 1 sekon.Hitunglah
a. Momentum awal katrol
b. Impuls yang diberikan pada penghalang
c. Gaya rata-rata yang diberikan pada penghalang
2. Sebuah mobil yang sedang bergerak mempunyai momentum 20.000 kg m/s.
Tentukan momentum mobil tersebut jika
a. Kecepatannya dilipat duakan
b. Kecepatannya dilipat tigakan
c. Massanya dilipat duakan dengan menaikkan penumpang
3. Seorang petenis memukul bola sehingga kecepatan bola tennis menjadi 65 m/s. jika
massa bola tennis adalah 60 gram dan waktu kontak raket dan bola adalah 0,03 s.
hitunglah gaya rata-rata yang bekerja pada bola tennis tersebut.
4. Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 10 m dan memantul setinggi 2 m.
Hitunglah :
a. Koefisien restitusi

27
Bahan Ajar
Kelas X Semester 2

b. Kecepatan bola saat terpantul


5. Sebuah mobil yang sedang bergerak mempunyai momentum 20.000 kg m/s.
Tentukan momentum mobil tersebut jika
a. Kecepatannya dilipat duakan
b. Kecepatannya dilipat tigakan
c. Massanya dilipat duakan dengan menaikkan penumpang

F Daftar Pustaka

 Bob Foster. 2012. Fisika Terpadu untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1 .


Jakarta:Erlangga
 Cutnell, John D & Kenneth W Johnson. 2009. Physics Eight Edition. United
States of America: John Wiley & Sons, Inc
 Giancoli. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
 Marthen Kanginan.2007. Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 1. Jakarta:
Erlangga
 Tri Widodo. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009

28

Anda mungkin juga menyukai