NIM : 2004340
KELAS : Pendidikan Teknik Arsitektur-B
Pusat massa adalah lokasi rerata dari semua massa yang ada di dalam suatu sistem.
Dalam kasus benda tegar, letakpusat massa adalah tetap dalam hubungannya dengan tubuh
benda. Istilah pusat massa sering disamakan dengan istilah pusat gravitasi, namun demikian
mereka secara fisika merupakan konsep yang berbeda.
Setiap benda tegar dianggap tersusun dari banyak partikel di mana jarak antara setiap
partikel sama. Walaupun demikian, untuk mempermudah penurunan rumus menentukan pusat
massa, dibuat penyederhanaan dengan menganggap benda tegar hanya terdiri dari dua partikel.
Kedua partikel ini dapat disebut sistem benda tegar.
m = m1 + m2 = massa total kedua partikel. Pusat massa terletak di antara kedua partikel
itu. Jika m1 + m2 = m maka pusat massa tepat berada di tengah-tengah kedua partikel. Secara
matematis, persamaannya dapat diubah menjadi :
Jika m1 > m2 maka letak pusat massa lebih dekat dengan m1. Sebaliknya jika m2 > m1
maka letak pusat massa lebih dekat m2. Persamaan di atas hanya berlaku untuk satu dimensi, di
mana partikel berada pada salah satu sumbu koordinat (sumbu x).
Apabila kedua partikel berada dalam sebuah bidang (2 dimensi) maka kita dapat
menambahkan persamaan pusat massa untuk koordinat y.
Rumus di atas terbatas pada dua partikel. Jika terdapat banyak partikel maka kita bisa
memperluas rumusnya.
Rumus untuk koordinat x :
Kesetimbangan adalah keadaan suatu sistem atau suatu benda tidak ada gaya atau tidak
ada torsi yang bekerja atau resultannya bernilai nol. Benda tegar didefinisikan sebagai benda
yang tidak mengalami perubahan bila diberi gaya luar dan torsi (τ). Syarat kesetimbangan untuk
benda yang dianggap sebagai partikel adalah resultan gaya atau torsi yang bekerja pada benda
tersebut sama dengan nol (∑τ= 0) dan benda dalam keadaan diam. Pada benda setimbang berlaku
∑Fx dan ∑Fy = 0, serta ∑τ = 0.
Suatu partikel dalam keadaan keseimbangan jika resultan semua gaya yang bekerja pada
partikel tersebut nol. Jika pada suatu partikel diberi 2 gaya yang sama besar, mempunyai garis
gaya yang sama dan arah berlawanan, maka resultan gaya tersebut adalah NOL Jika ditinjau dari
Hukum III Newton, maka keseimbangan terjadi jika gaya aksi mendapat reaksi yang besarnya
sama dengan gaya aksi tetapi arahnya saling berlawanan.
(i)jumlah gaya arah x=0( ∑Fx = 0)
(ii)jumlah gaya arah y=0( ∑Fy = 0)
(iii)jumlah momen=0( ∑M = 0)