Anda di halaman 1dari 32

Gaya dan Percepatan

Dr. Khasani
Departemen Teknik Mesin dan Industri
Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Hukum Kedua Newton tentang Gerak
Kinetika adalah cabang dinamika yang membahas
hubungan antara perubahan dalam gerak sebuah
benda dan gaya yang yang menyebabkan perubahan
tersebut.
Hukum kedua Newton menyatakan bahwa jika sebuah
ketidakseimbangan gaya bekerja pada sebuah partikel,
maka partikel akan mengalami percepatan dengan arah
sama dengan gaya dan magnitude sebanding dengan
gaya.
Hukum ini dapat diverifikasi secara eksperimen dengan
menerapkan ketidakseimbangan gaya F yang diketahui
dan kemudian menghitung percepatan a.
Karena gaya dan percepatan berbanding langsung,
maka dapat diketahui konstanta kesebandingan, m,
yang dapat ditentukan dari rasio, m = F/a.
Skalar positif m disebut massa partikel yang
menunjukkan sebuah ukuran kuantitatif dari hambatan
partikel terhadap perubahan dalam kecepatan, yaitu
inersia.
Jika massa partikel m, hukum kedua Newton tentang
gerak dapat ditulis secara matematis sebagai,

𝐅 = 𝑚𝐚
Hukum Newton tentang Gaya Gravitasi
Jika ada dua partikel terpisah pada jarak tertentu, maka
akan timbul gaya timbal balik yang dinyatakan dalam:

F = gaya tarik-menarik antara dua partikel


G = konstanta umum gravitasi (G=66.73x10-12 m3/(kg.s2))
m1, m2 = massa setiap partikel
r = jarak antara pusat dua partikel
Untuk kasus sebuah benda yang ada di permukaan
bumi, maka gaya yang ditimbulkan disebut sebagai
“berat” benda, W. Jika masa benda m, Me massa bumi,

𝑊 = 𝑚𝑔

𝑔 = 𝐺𝑀𝑒 /𝑟 2

Dengan membandingkan F = ma, maka g adalah


percepatan akibat gravitasi.
Persamaan gerak
Jika terdapat lebih dari satu gaya bekerja pada satu
partikel, resultan gaya ditentukan dengan
menjumlahkan semua vektor gaya, 𝐅𝑅 = 𝐅.

Kondisi khusus, 𝐅𝑅 = 𝐅 = 0, percepatan nol maka


partikel akan diam atau bergerak lurus dengan
kecepatan konstan (kesetimbangan statik).
Kerangka referensi inersia
Ketika menerapkan persamaan gerak, perlu diingat
bahwa percepatan partikel diukur terhadap sebuah
kerangka referensi apakah diam/tetap atau bergerak
lurus beraturan.
Meskipun Bumi bergerak rotasi dan revolusi, mengingat
percepatan yang dihasilkan relatif kecil, maka gerakan
ini dapat diabaikan dalam banyak aplikasi.
Pengaruh inersia atau hambatan dari massa
terhadap perubahan kecepatan
Persamaan gerak sistem partikel

Partikel sembarang ke-i, yang mempunyai massa mi dikenai


sebuah sistem gaya internal dan resultan gaya eksternal.
Gaya internal, fi, adalah resultan semua gaya partikel-partikel
lain yang mengenai partikel ke-i.
Resultan gaya eksternal Fi, diwakili misalnya gaya gravitasi,
listrik, magnetik, atau gaya kontak partikel ke-i dengan
partikel lain dari luar sistem.
Karena gaya internal besarnya sama dan arahnya
berlawanan, maka penjumlahannya sama dengan nol,
sehingga hanya ada resultan gaya eksternal:

Jika rG adalah vektor posisi pusat massa G, didapat


𝑚𝐫𝐺 = 𝑚𝑖 𝐫𝑖 : 𝑚 = 𝑚𝑖 ,

Jumlah gaya eksternal yang bekerja pada sistem partikel


sama dengan massa total kali percepatan pusat massa G.
Karena semua partikel mempunyai ukuran terbatas untuk
menjadi massa, persamaan di atas berlaku untuk gerakan
sebuah benda yang diwakili oleh sebuah partikel tunggal.
Persamaan gerak: rectangular coordinate
Jika sebuah partikel bergerak relatif terhadap kerangka
referensi inersia x, y, z gaya dan percepatan yang
bekerja pada partikel dapat dinyatakan dalam i, j, k.
Contoh soal 1:
Contoh soal 2:
Persamaan gerak: normal & tangential
coordinates
Jika sebuah partikel bergerak pada lintasan berbentuk
kurva, maka gerakan dapat ditulis dalam arah
tangensial, normal dan binormal.

Karena gerak partikel dibatasi bergerak sepanjang


lintasan, tidak ada gerakan partikel dalam arah
binormal.
𝑎𝑡 (= 𝑑𝑣 𝑑𝑡) adalah laju
perubahan magnitude
kecepatan, 𝐅𝑡 searah lintasan
jika dipercepat dan berlawanan
arah jika diperlambat.
Sebaliknya, 𝑎𝑛 (= 𝑣 2 𝜌)
mewakili perubahan arah
kecepatan yang disebabkan
oleh 𝐅𝑛 yang selalu
mempunyai arah positif menuju
pusat kurva (gaya sentripetal).
Contoh soal 3:
Contoh soal 4:
Persamaan gerak: cylindrical coordinate
Jika semua gaya bekerja pada sebuah partikel dan
akan diselesaikan dalam komponen silindris, yaitu
dalam arah vektor satuan 𝐮𝑟 , 𝐮𝜃 , 𝐮𝑧 , persamaan gerak;
Pada koordinat silindris, komponen resultan gaya ditulis
sebagai 𝐹𝑟 , 𝐹𝜃 , 𝐹𝑧 yang menyebabkan terjadinya
percepatan.
Arah dari N dan F ditentukan
secara relatif menggunakan
sudut 𝜓 yang didefinisikan antara
perpanjangan garis radial dan
tangen dari kurva.
Sudut ini dapat diperoleh dengan
catatan bahwa saat partikel
bergerak sepanjang ds
komponen dalam arah radial
adalah dr sedang dalam arah
transversal rdθ.
Karena kedua komponen saling tegak lurus, sudut 𝜓 dapat
ditentukan dari 𝑡𝑎𝑛𝜓 = 𝑟𝑑𝜃/𝑑𝑟,
Contoh soal 5:
Contoh soal 6:
TUGAS-2
Soal-1
Soal-2
Soal-3
Soal-4

Anda mungkin juga menyukai