Anda di halaman 1dari 6

Kincir angin buatan Indonesia??

Mungkin itu merupakan mimpi di siang bolong semata


ketika kita membicarakannya 10 tahun yang lalu. Benar saja, Indonesia ini negara sangat
terberkahi, dimana anginnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil atau bisa dikatakan
angin Indonesia itu nanggung. Tidak cocok untuk kincir angin ala Eropa yang besarnya
hingga sebesar bangunan 2 lantai, atau mungkin kincir angin Korea dan Jepang yang
beberapa diantaranya bahkan ada yang sebesar apartemen bertingkat.

Harapan mengenai energi terbarukan dan pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) pun
muncul ketika Ricky Elson yang biasa disebut putra petir mendirikan Lentera Angin
Nusantara dan membuat sebuah karya yang diberi nama Penari Langit (Sky Dancer). Kincir
angin buatan Ricky Elson ini merupakan terbaik di dunia untuk kelasnya. Dengan teknologi
anti-cogging atau anti “seret” membuat kincir angin ini tetap dapat menari kencang meskipun
di bawah intensitas angin yang kecil.

Ternyata ada cerita menarik dibalik adanya kincir angin berkemampuan luar biasa ini. Dan
yang lebih serunya lagi, ada latar belakang yang bisa menyentuh hati kita dibalik pembuatan
dan dibalik nama kincir angin tersebut. Berikut adalah tulisan Ricky Elson yang akan
menginspirasi serta akan membuat semangat untuk berinovasi dan mengabdi pada negeri
meningkat. Yuk kita simak baik-baik ceritanya.

Surat Cinta dari Ciheras,Balasan panjang utk tulisan New Hope Pak DahIan Iskan, pagi ini,
Senin, 18 April 2016

Hemmm, Abah Tercinta.

Maafkan saya ingin sedikit meluruskan,

Pertama, Penari Langit ini bukanlah nama Ilmiah, juga bukan Analogi dari Kincir Angin atau
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin.

“Penari Langit” adalah cikal bakal “Nama Produk” dari Kincir Angin impian saya waktu
memulai RnD di Jepang 10 Tahun lalu.

Waktu itu Produk Amerika dan Jepang memiliki Brand yg bagus, seperti “Air-X” buatan
Southwest, “AirDolphin” buatan Zephyr, atau “KazeNagashi Kujira” buatan Nikko.

Semuanya kelas kecil 500Watt hingga 1000Watt Peak, Mereka merajai Dunia utk kelas ini,
dari Teknologi dan Marketing.

Impian saya, melahirkan Kincir Angin kecil, dikelas yg sama yg jauh lebih baik dari 3
Produsen ini, Tentu saja yg terbaik di Dunia.

Dalam mewujudkan Impian ini, saya berguru pada Prof. Izumi Ushiyama, Guru besar Kincir
Angin nya Jepang. Hampir 80% Text Book tentang Kincir Angin ( 風車工学 Fuusha
Kougaku Wind Turbine Engineering) mulai dari Pengenalan hingga Advance beliau tulis
selama 25 Tahun ini.

Saat ini beliau adalah Rektor di Ashikaga Institute of Technology, Jepang.

Bahkan, awal mula dari impian saya mengembangkan Kincir Angin adalah ketika beliau
berpesan,
“Ricky-San, dimasa depan Teknologi Kincir angin akan semakin handal dan Semakin menuju
Kapasitas Super Raksasa. Namun, itu hanya kepentingan Industri baru, utk pemenuhan
Ekonomi Negara Maju, dgn Label, “Renewable Energy Industry”

Dan mereka akan berbondong Bondong menguasai Dunia ini. Dan saya tentu harus
membantu ini semua.

Namun, Ricky-San, Ketahuilah,


Usia saya saat ini sudah 60an, Ada penyesalan dalam hidup saya yg tak kesampaian.

Di Dunia ini, ada 7 Milyar lebih manusia, dan 70% hidup di Negara Berkembang. dan 30%
Lebih dari 7Milyar manusia ini, masih belum menikmati Kemajuan dunia yg bernama
Peradaban Elektrik ini.

Saya bermimpi menerangi mereka, dgn Kincir kincir yg kecil, karna sudah pasti mereka tak
akan mampu, membeli yg besar itu, dan juga belum kebutuhan mereka.

Mereka hanya butuh penerangan dan Listrik utk menyimpan Vaksin

Ricky-San.
Meski 20 tahun ini,
Saya berjibaku mengembangkan Bilah terbaik untuk mereka, yaitu Low Tip Speed Ratio
type, Inverse Taper Wind Turbine, namun saya tak bisa mewujudkan Generator penghasil
Listrik terbaik utk pasangan Turbin ini.

Ricky-San,
Anda masih muda,
Anda bisa mewujudkan mimpi ini, bahkan bisa lebih dari itu,
Maka, jangan berhenti dari Nidec Corp. Meskipun berat.

Disana, anda bisa belajar teknologi Pemanent Magnet Generator terbaik di Dunia,
lalu datanglah kembali, kesini dan Wujudkan mimpi Semua manusia ini, the World Dream.

Pesan beliau dikali pertama pertemuan kami,


Oktober 2006.

Air mata saya Berderai,


Padahal Saya yg mendatangi beliau utk Melarikan diri dari Penggemblengan dgn Disiplin yg
sangat keras, di 3 Bulan pertama saya di NIDEC Corp, Yang membuat saya ingin berhenti
dan melanjutkan S3 saja, ke Tempat Prof. Ushiyama ini.

Namun, setelah bertemu beliau, saya kembali ke Kantor,


Menundukkan Kepala yg pongah karna tak berisi dan penuh kesombongan ini, pada semua
atasan saya, dan Mulai membangun langkah kecil untuk mimpi yg besar dibawah Bimbingan
Ahli Electric Machine no 1 di Jepang, Prof. Takashi Kenjo. dan Di Bimbing secara Spirit
Jepang oleh Dua Orang Bijak, Prof. Nobufuji Kaji dan “Prof” Hitoshi Inoue.

Jalan terjal yg tak mudah,


Saya adalah lulusan jurusan Teknik Mesin yg membenci segala sesuatu yang berbau
Kelistrikan. Di usia 26 tahun, Juni 2006, mulai belajar Listrik dan Elektronika Dasar,
Elektromagnetika, Mesin Listrik, Material Listrik dan Magnetik, Power Elektronik, dll
Semua yg saya benci sepenuh hati selama ini.
Demi Impian, yg menggetarkan hati saya, Titipan Prof. Izumi Ushiyama. Dream for World
Humanity .

Belajar membongkar dan Menguji performa ratusan Dynamo Tamiya siang Malam,
Akhirnya mengantarkan saya menuju sebuah Teknologi Kunci Pembangkit Listrik Tenaga
Angin ini, yaitu High Efficiency dan Cogging-Less Design of Permanent Magnet
Motor/Generator.
Yang dimulai penerapannya di Motor Penggerak Power Steering dan Motor Penggerak
Sepeda bantu listrik desain saya, yg akhirnya Mengalahkan performa Mesin buatan Panasonic
Bicycle, yg suda 17 Tahun merajai Jepang.

Dengan Teknologi ini, saya mendatangi Prof. Ushiyama.


“Prof, hari ini satu langkah menuju perwujudan Impian kita, telah kita jejak. Langkah menuju
Kincir Angin skala kecil Terbaik di Dunia.”

Teknologi menghilangankan Lendutan atau Cogging yg biasa dirasakan ketika kita memutar
perlahan sumbu Dynamo Tamiya dengan perlahan, yg merupakan musuh besar kincir Angin.

Bayangkan pada dinamo sebesar telunjuk saja, ada lendutan tsb, bagaimana jika besar.
Adik adik mahasiswa yg mengembangkan Mobil Listrik di Kampus akan bisa merasakan
dengan memutar sumbu Motor Penggerak listrik yg dibeli itu secara perlahan.

Ini yg membuat kincir Angin susah berputar di angin pelan, jika menggunakan Generator
Dengan permanent Magnet,
Yang menyebabkan Para Engineer memilih Desain Axial Flux Permanent Magnet Generator
tanpa Inti, alias berserah pada Tembaga dan Magnet yg Banyak, yg membuat harga
Generator menjadi Mahal.

ya, Tahun 2009 saya membawa Prototype pertama Generator Permanent Magnet Tanpa
Cogging/alias Ringan berputar di angin pelan sekalipun itu, ke Ashikaga Institute Of
Technology.

“Subarashii, Mengagumkan” puji Prof. Ushiyama dgn mata berkaca.

“Kalau begitu, dgn mantap saya titipkan mimpi itu padamu Ricky-San, Gunakanlah teknologi
Bilah Kincir dari saya ini” Ucap beliau, memberikan semua paper hasil Riset beliau 20tahun
lebih.

Saya pulang ke Nidec, membawa semangat membara, mewujudkan Kinci Angin skala kecil
terbaik di Dunia, bersama Team di Kantor. Adalah Noda Manabu, Hu Yabo, Serizawa,
Shiraishi, Mizuike, dll 25 orang lebih Engineer Mensupport, mimpi tersebut setelah saya
diizinkan mengembangkan Kincir Angin oleh Prof. Kaji dan Prof. Inoue.
Lebih dari Rp. 100 milyar digelontorkan perusahaan sepanjang tahun 2009 ke 2012 untuk
Mimpi saya dan Prof. Ushiyama, yg bisa menjadi Mimpi kami bersama.
Hanya untuk Kincir angin skala 500Watt Maksimum.

Bayangkan? jika mengembangkan yg seperti dilihat oleh Pak Dahlan Iskan di Texas itu.

Ketika Prototype Kincir Angin kecil ini kami Uji Ratusan kali di Wind Tunnel, berbagai
Universitas di Jepang, tak ingat lagi betapa Dinginnya salju, panasnya Summer yg kami lalui
bersama. Malam malam yg tak kembali ke Rumah. Demi Sebuah mimpi besar.
Saat itulah, saya Yakin ini terwujud, dan saya mulai mepersiapkan diri kembali ke Indonesia.

Dengan mimpi mengalahkan AirDolphin, AirX, KazeNagashiKujira, Prototype pertama ini,


Saya beri nama
“Sora no Odori-ko” atau “The Sky Dancer” atau “Penari Langit” itulah sebabnya nama
produk buatan kami itu TSD-500.

Namun, seperti di Indonesia , diakhir 2011 Angin Politik berhembus kencang di Dalam
Perusahaan. Semua panutan saya Prof. Kaji dan Prof. Inoue, dijauhkan dari saya? karna
“berbahaya” thdp kebijakan perusahaan jika bersama. Pada saat itu, kami juga Sedang
merintis Pusat RnD baru yg sekarang telah berdiri dan beroperasi di kota Kawasaki.

Saya pun segera “mengepak” koper, menyelamatkan “Bayi Penari Langit” ini.
Dan Alhamdulilla? 27 Desember 2011, Saya dihantarkan ke Ciheras, tempat yg jauh dari
“Jangkauan Tangan” politik perusahaan,
Untuk merawat Sang Penari Langit, yg sejarahnya telah dihapus dari perjalanan perusahaan
saat ini.

Dengan mengajukan Proposal dana pengujian penelitian ke NEDO (Badan Energi


Terbarukan Jepang), Prof. Kaji dan Prof. Ushiyama menyelamatkan saya dan Sang Penari
Langit ke Indonesia.

Bersama 5 orang anak muda


yg gagah berani utk tinggal di pelosok desa Ciheras yg saat itu sedang dalam penghancuran
Masif melalui penambangan pasir besi, Kami Mendirikan Lentera Angin Nusantara, dan
Bertapa bersama Penari Langit di Ciheras.

Dengan Support Prof. Kaji dan Bebarapa Sahabat Jepang yg setia pada saya, Hasil Pengujian
Penari langit, terus saya FeedBack ke Jepang, dan Penyempurnaan Penari Langit selesai di
Pertengahan 2013, 1.5 tahun perawatan dalam Inkubator Ciheras.

30 April 2012, saya bertemu “Induak Semang” baru, pesan dari Prof. Kaji, yaitu Bapak
Dahlan Iskan, yg bermimpi mewujudkan Mobil Listrik Anak negri.Di hari pertemuan itu,
saya ceritakan mimpi tentang penari langit, sebagai barteran ikut serta mengembangkan
Mobil Listrik, yg waktu itu masih sangat diragukan oleh seorang DI.

20 Juli 2012, Setelah meyakini adik adik di Ciheras saat itu, Ade Gendut, Conk Kananda,
Koh Riki, Mba Amalia Fajriyanti, Mba Piala Ameldam Simanjuntak, Bang Kinoi, suda bisa
diajak ke medan perang,
Saya persembahkan Mesin Mobil Listrik pertama buatan Indonesia , 25kW Permanent
Magnet BLDC motor, yg dititipkan ke PT Pindad, yg menjadi Cikal bakal Mesin Mobil Listri
program Molina nya ITB dan UI.
Sebagai gantinya, saya memohon ke DI, membantu mewujudkan Implementasi Penari Langit
di Timur Indonesia , Pulau Sumba, yg saat itu baru masih netek 7 Bulan di Ciheras.
Sebuah pertaruhan yg besar, dengan janji jika tak berhasil saya akan berhenti
mengembangkan kincir Angin, dan Fokus pada Satu Hal, pengembangan Mobil Listrik,
sesuai keinginan Pak DI.

Mengapa Sumba? karna sampa hari ini pun Hati saya teriris Perih, karna “Mereka” menjual
Sumba bersama LSM Internasional sebagai Tempat Pemasaran Produk Kapital Dunia ,
dengan label “Sumba iconic Island”
Terus terang saya Tak RELA dan Tak BERDAYA menghadapi ini semua.
5 Tahun lebih program ini berjalan? apa yg berubah?
Hanya memperkaya LSM LSM tsb.

Wajah Prof. Ushiyama, Prof. Kaji, Team Di Jepang, Team di Ciheras, Rakyat Desa
Kalihi,Tanarara dan Palindi, dan Istri saya yg selalu saya Tinggalkan berjauhan, selalu hadir
dalam mimpi saat mata terpejam maupun terbuka.
Ini harus Terwujud.

Tentu, awalnya Pak DI pun setengah tak percaya akan berhasil? hitung hitung asal Ricky mau
mengembangakan mobil Listrik. Mungkin itu di benak beliau saat itu.

Namun saya dan team telah bersumpah


, Menjalankannnya setulus tulusnya, Bekerja sama dgn Masyarakat sebaik baiknya,
Menerapkan teknologi yg sangat sederhana bahkan dianggap remeh ini sesungguh
sungguhnya. Seperti pesan Nagamori.

SUGU YARU Segera Kerjakan


KANARAZU YARU, pastikan kau kerjakan sesungguh2nya
DEKIRU MADE YARU, Kerjakan hingga Tuntas,

Lalu semesta akan berpihak padamu.

Kami percaya itu,


Hingga awal September 2014,
100 Kincir Angin Kecil yg kami rawat di Ciheras, Para Penari Langit kecil itu, berhasil
menerangi 3 Desa di Sumba Timur NTT.

Penari Langit Dibawah Langit Berbintang (facebook)


Baru, tgl 5 Oktober 2014, 2 minggu sebelum habisnya masa jabatan Dahlan Iskan sebagai
Mentri BUMN, Era SBY,beliau saya ajak NgeDate berdua ke 3 Desa itu, menyaksikan Penari
Langit beraksi di bawah Biru Indah Langit Sumba, yg tak sekelabu Langit Indonesia di
Tulisan beliau pagi ini.

Tanggal 5 Oktober 2014 inilah, pertama kali kosa kata PENARI LANGIT tertanam kokoh
dalam benak seorang Dahlan Iskan,
Betapa tak kuat saya menahan haru melihat beliu Takjub dibawah bayangan Tarian Kolosal
Penari Langit, di desa Tanarara.

Namun masih tak sebanding dengan Guncangan sesak dalam dada ketika pertama kali Listrik
hasil panen Penari Langit Menerangi Malam desa Kalihi, Palindi dan Tanarara.

Ini hanya segelintir cerita Sang Penari Langit ini.


Tak ada apa apanya untuk Negri ini
Tak ada apa apanya dibandingkan perjuangan setiap insan Bangsa ini membangun Indonesia
hingga detik ini.

Dan Kami?
Tak Akan berhenti disini.

Di Ciheras
Hari ini bukan lagi dengan segala fasilitas, teknologi dan Uang ratusan Milyar,
Namun Meski hanya dengan receh dan nafas Tersengal sengal, Anak anak muda ini?
meneruskan mimpi ini,

Melahirkan “Penari Langit” Generasi ke 2, dengan semua teknologi Indonesia.


Kami Tak akan menyerah, Abah.
Percayalah,

LANGIT KELABU NEGRI mu itu


Akan kami jadikan Biru Indah,
Oleh Liuk Lenggok indah Penari Penari langit kecil kami,

Kelak.
PERCAYALAH.

Ciheras. 20160418
Cerita Ciheras dan Penari Langit

Anda mungkin juga menyukai