Pengamatan dari kelakuan gas pada berbagai kondisi yang dilakukan oleh Boyle, Charles,
Avogadro dan lain-lain menghasilkan data yang dapat disimpulkan menjadi perumusan-
perumusan umum atau hukum. Hukum-hukum ini tidak bergantung pada setiap teori
tentang hakekat gas.
Untuk dapat menerangkan kelakuan gas itu telah disusun suatu teori yang dikenal sebagai
Teori Kinetik Gas. Teori ini, yang untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Bernoulli
pada tahun 1738, mempostulatkan suatu model dimana diandaikan bahwa molekul-
molekul gas berada dalam gerakan cepat ke segala arah dan bahwa tabrakannya dengan
dinding menimbulkan tekanan gas.
Walaupun Bernoulli berhasil menurunkan hukum Boyle, namun teorinya baru mendapat
perhatian kurang lebih satu abad kemudian, antara lain dari Joule (1848), Krönig (1856)
dan Clausius (1837) yang mengembangkan teori tersebut lebih lanjut.
1. Gas terdiri atas sejumlah besar partikel-partikel kecil (molekul) yang bergerak
dengan cepat dalam garis lurus, yang saling bertabrakan dan yang bertabrakan
dengan dinding. Tekanan gas adalah akibat dari pada tabrakan antara molekul
dengan dinding.
2. Tabrakan antar molekul bersifat kenyal (elastis) artinya walaupun pada tabrakan
itu dapat terjadi pemindahan energi, akan tetapi energi kinetik total tidak berubah.
3. Antara molekul-molekul dan antara molekul dengan dinding tidak ada gaya tarik
menarik (interaction).
4. Volum dari molekul–molekul cukup kecil dibandingkan terhadap volum total dari
gas sehingga volume molekul dapat diabaikan.
5. Energi kinetik rata-rata dari molekul-molekul berbanding lurus dengan temperatur
molekul.
Dengan model ini berhasil diturunkan suatu persamaan yang memungkinkan perhitungan
tekanan gas dari sifat-sifat dasar molekul.
Perhatikan suatu ruang yang berbentuk kubus dengan panjang rusuk l yang mengandung
jumlah N molekul dari suatu gas (Gambar 1).
2
Sebuah molekul, dengan massa m, yang bergerak dengan kecepatan c, dapat diuraikan
kecepatannya ke dalam komponen-komponen cx, cy, cz (Gambar 1).
Molekul yang bergerak dengan kecepatan cx pada arah sumbu x akan bertumbukan
dengan dinding (yz)1 (dinding biru) dengan momentum m.cx. Setelah tumbukan,
molekul bergerak dalam arah yang berlawanan dengan kecepatan –cx dan momentum –
m.cx.
Perubahan momentum yang terjadi pada molekul pada satu kali tumbukan adalah :
p1 = m.cx , p2 = -m.cx
p = p1 – p2
= m.cx – (-m.cx) = 2 m.cx.
Dinding yang sama akan ditabraknya lagi setelah molekul menempuh jarak 2l.
Penjelasan: Misalnya dinding biru adalah dinding (yz)1, dan dinding kuning adalah (yz)2.
Jarak yang ditempuh untuk menabrak dinding (yz) 1 adalah l, karena elastic maka molekul
akan menabrak dinding (yz)2 dengan jarak l juga. Setelah menabrak dinding (yz)2,
molekul akan menabrak dinding (yz)1 setelah menempuh jarak l lagi. Demikian, dan
seterusnya. Sehingga untuk menabrak dinding (yz)1 setelah tabrakan yang pertama,
molekul HARUS menempuh jarak l + l = 2 l.
3
Penjelasan:
Jarak satu kali siklus tumbukan = jarak yang HARUS ditempuh untuk membentuk satu
tumbukan berikutnya adalah 2 l.
======
Perubahan momentum per molekul per detik pada dinding (yz) 1 adalah (2 m.cx)(cx/2l) =
m.cx2/l.
Penjelasan
Dengan demikian, perubahan momentum per molekul per detik pada dinding (yz)1 =
Jumlah tumbukan yang terjadi x perubahan momentum molekul setiap satu kali
tumbukan
= (cx/2l tumbukan/detik) x( 2 m.cx / tumbukan.molekul)
= m.cx2/l /detik.molekul
Perubahan momentum yang sama akan terjadi pada dinding (yz)2 (dinding kuning).
= 2 m.c2/l
4
Dimana kecepatan kuadrat rata-rata (root mean square speed) adalah , = 1/N (c12 +
c22 + …..+ cN2)
P = F/A F = P. A
2 m/l N ĉ2 = P 6 l2
1. Hukum Boyle
Menurut postulat (5) di atas, energi kinetik rata-rata dari semua molekul berbanding lurus
dengan temperatur mutlak.
2. Hukum Avogadro
Menurut hukum ini, dua gas yang mempunyai volum yang sama, pada tekanan dan
temperatur yang sama mengandung jumlah molekul yang sama.
5
Sehingga N1 = N2
Untuk satu mol gas PV = 1/3 N0m ĉ2 dengan N0 adalah bilangan Avogadro. Karena PV
= RT, maka
RT = 1/3 N0m ĉ2
RT = 2/3 (1/2 N0m ĉ2) = 2/3 Ek
Sehingga Ek = 3/2 RT
Untuk 1 mol gas, PV = 1/3 N0m ĉ2 = RT. Karena N0m = M = berat molekul, maka
Walapun persamaan teori kinetik memungkinkan perhitungan cakr dari molekul, akan
tetapi persamaan ini tidak memberikan keterangan apa-apa tentang kecepatan dari
masing-masing molekul. Molekul-molekul dalam suatu gas bergerak dengan kecepatan
yang berbeda-beda. Lagi pula kecepatan dari sebuah molekul selalu berubah dan dapat
bervariasi antara harga yang rendah sekali dan harga yang sangat tinggi, akibat daripada
tumbukan dengan molekul-molekul yang lain.
6
Pada tahun 1860 Maxwell menunjukkan bahwa distribusi kecepatan diantara molekul-
molekul mengikuti suatu pola tertentu. Berdasarkan teori kebolehjadian, Maxwell
berhasil menurunkan suatu persamaan untuk menghitung fraksi dari jumlah total
molekul yang mempunyai kecepatan antara c dan c+dc, dengan dc ialah suatu bilangan
yang sangat kecil. Persamaan ini, yang terkenal sebagai Hukum Distribusi Kecepatan
Molekul, adalah
dN m 3 / 2 mc 2 / 2 kT 2
4 ( ) e c dc ……(2)
N 2kT
Dengan dN ialah jumlah molekul dari jumlah total N, dengan kecepatan antara c dan
c+dc, m ialah massa molekul dan k ialah tetapan Boltzmann (R/N0 = 1,3805 x 10-16 erg
molekul-1 der-1 ). dN/N menyatakan fraksi dari jumlah total molekul dengan kecepatan
antara c dan c+dc. Persamaan Maxwell biasanya digambarkan dengan mengalurkan
(1/N)dN/dc terhadap c (Gambar 2). Kebolehjadian untuk menemukan sebuah molekul
dengan kecepatan antara dua harga (antara c dan c+dc) diberikan oleh luas di bawah
kurva antara kedua harga kecepatan ini.
Titik maksimum pada kurva menunjukkan bahwa sebagian besar dari molekul-molekul
mempunyai kecepatan di sekitar titik maksimum ini. Bila temperatur dinaikkan maka titik
maksimum akan bergeser ke arah kecepatan yang lebih besar dan kurva menjadi lebih
melebar dan luas di bawah kurva-kurva ini adalah sama, yaitu sama dengan satu.
Kecepatan pada titik maksimum disebut kecepatan paling boleh jadi (the most probable
speed), cpb, yang dapat dihitung dengan cara mendiferensialkan Persamaan (2) dan
hasilnya disamakan dengan nol. (catatan: nilai maksimum suatu fungsi akan diperoleh
jika y’=0)
7
Sehingga
Cpb = Ö2 kT/m = Ö2 RT/M …….(3)
………..(4)
dapat dihitung dari
……...(5)
dengan memasukkan nilai dN dari persamaan (2) ke dalam persamaan (5) diperoleh
…………..(6)
Perhatikan dua jenis gas, A dan B, dengan molekul-molekulnya dianggap kaku dan
dengan diameter masing dA dan dB. Tumbukan antara molekul A dan B akan terjadi
apabila jarak antara titik pusat kedua molekul ini adalah dAB = ½ (dA + dB). Andaikan
bahwa molekul-molekul B diam dan molekul A bergerak (satu biji) dengan kecepatan
rata-rata C A melalui suatu volum yang berisi molekul-molekul B. Dalam waktu satu
detik molekul A akan melalui volum sebesar d 2AB C A . Bila jumlah molekul B per
satuan volum adalah NB/V, maka jumlah molekul B yang ditabrak oleh molekul A per
satuan volum per satuan waktu adalah
d 2AB C A N B
z AB
V
z kecil
Bila jumlah molekul A dalam satuan volum adalah N A/V, maka jumlah tabrakan yang
terjadi antara molekul-molekul A dan molekul-molekul B dalam satuan volum per
satuan waktu adalah:
d 2AB C A N A N B
Z AB
V2
Z huruf besar
Persamaan di atas memerlukan koreksi karena pada penurunannya dianggap bahwa
molekul-molekul B tidak bergerak. Bila molekul-molekul B bergerak dengan kecepatan
rata-rata C B , maka dalam persamaan tersebut C B harus diganti dengan C AB yaitu
kecepatan rata-rata A relatif terhadap B. Kecepatan relatif C AB dapat diperoleh sebagai
selisih vektor antara C A dan C B
CA
CB
C AB
2 2
C AB (C A C B 2C A C B cos )1 / 2
Jadi
d 2AB C AB N B
z AB
V
d 2AB C AB N A N B
Z AB
V2
9
8kT
C AB
dengan adalah massa tereduksi
m A mB
m A mB
d 2AB N A N B 8kT
Z AB ………(7)
V2
8kT 8kT
C AA 2 2C
1 m m
2
sehingga
2d 2 C N A
z AA ….(8)
V
dan
1
2 2d 2 C N A2
Z AA …..(9)
V2
Persamaan di atas menyatakan jumlah tabrakan molekul yang terjadi dalam satuan
volume per satuan waktu. Faktor ½ diperlukan agar tidak menghitung tiap tumbukan dua
kali.
Contoh soal
Hitung jumlah tumbukan per detik per molekul dan jumlah mol tumbukan per liter per
detik untuk gas oksigen pada 25 C dan 1 atm. Diameter molekul oksigen adalah 3.61 A
Jawaban
z = 6,32 x 109 s-1
Suatu besaran penting dalam teori kinetic adalah jarak rata-rata yang ditempuh suatu
molekul antara dua tabrakan. Jarak ini, yang disebut jarak bebas rata-rata, , dapat
dihitung sebagai berikut.
Jumlah tabrakan yang dialami oleh satu molekul per satuan waktu diberikan oleh
2d 2 C N A
z AA
V
Jarak yang ditempuh dalam waktu ini adalah ĉ. Jadi jarak bebas rata-rata adalah
= ĉ/zAA