Anda di halaman 1dari 4

PENYELESAIAN SOLITON PADA PERSAMAAN

GELOMBANG
G. Nugroho
Laboratorium Konversi Energi dan Pengkondisian Lingkungan
Jurusan Teknik Fisika FTI-ITS
Jl. Arif Rahman Hakim, Sukolilo, Surabaya
Email : gunawan@ep.its.ac.id
gunawanzz@yahoo.com

Abstrak

Persamaan gelombang ditinjau kembali pada penelitian ini. Penyelesaian persamaan gelombang
berbentuk soliton dapat dilakukan dengan menggunakan 2 syarat menurut tinjauan spatial dalam hal
dispersi gelombang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyelesaian persamaan
gelombang berbentuk periodik diubah ke dalam bentuk soliton dengan menggunakan deret kemudian deret
tersebut digeneralisir. Analisa satu dimensi menunjukkan bahwa syarat-syarat yang diperlukan dapat
terpenuhi dengan mudah, sedangkan pada kasus dua maupun tiga dimensi, muncul term nonlinier yang
cukup kompleks

Kata kunci : Persamaan gelombang, soliton, dispersi

Abstract

The wave equation is reviewed in this research. Soliton solution of wave equation can be
generated by two constrains according to spatial dispersion. Method that used in current investigation is
periodic solution of wave equation transformed to soliton by utilizing power series. The results are then
generalized. One dimesional analysis shows that the constrains is trivially fulfilled, but two and three
dimensional studies show that nonlinear term is appeared, therefore the problems are not easily solved.

Keywords : Wave equation, soliton, dispersion

Pendahuluan konstruksi persamaan Navier-Stokes dalam


bentuk lengkap menjadi persamaan gelombang
Soliton memegang peranan penting untuk mendeskripsikan aliran turbulen serta
dalam menggambarkan banyak fenomena fisis. kemungkinan solusi soliton dalam persamaan
Soliton merupakan hasil penyelesaian persamaan tersebut (Nugroho & Biyanto, 2007). Adapun
diferensial nonlinier. Nonlinieritas persamaan analisis tersebut dapat diperluas ke dalam
diferensial ini dalam tinjauan fisis merupakan fenomena transport secara umum.
kompetisi dari dua variabel yaitu dispersi dan Dalam bidang optika nonlinier, sistem
nonlineritas sistem-sistem fisis. Sistem-sistem pandu gelombang planar nonlinier telah menjadi
tersebut mencakup shallow water yang bahan penelitian yang intensif baik secara
digambarkan dengan persamaan Korteweg- numerik maupun analitik. Baru-baru ini
deVries, optika nonlinier diwakili persamaan dilaporkan bahwa perambatan gelombang planar
Helmholtz, fisika partikel yang salah satunya optik dalam pandu gelombang planar dengan
digambarkan dalam persamaan Sine-Gordon, medium nonlinier orde tiga mempunyai
model Skyrmion dan bidang-bidang aplikasi distribusi medan spatial tidak uniform dalam
lainnya (Mourachkine A, 2004). Penemuan arah lateral paralel terhadap bidang dan
terbaru menunjukkan bahwa soliton juga diamati mencocoki model soliton (Harsoyono H dkk,
dalam kondensasi Bose-Einstein (Adhikari, S K, 2003). Kemudian untuk kondisi awal
2003). Sementara itu, telah dikembangkan juga terlokalisasi, teknik scattering invers

Jurnal Teknik Kimia, Vol.1, No.2, April 2007 51


meramalkan bahwa sejumlah terhingga soliton
didapatkan tidak bergantung pada apakah Ψ ( x, t ) = A sin( x ± t ) + B cos( x ± t ) (3)
gangguan awal adalah box rectangular ataupun
profil sech. Ditunjukkan bahwa gangguan box dimana A dan B adalah konstanta yang
rectangular amplitudo kecil menghasilkan tergantung kepada kondisi batas sistem.
banyak soliton, sedangkan gangguan amplitudo Sekarang dianggap kondisi batas sistem
besar hanya menghasilkan satu soliton sedemikian hingga persamaan (3) tereduksi
(Grimshaw R dkk) persamaan Sine-Gordon menjadi,
secara khusus memainkan peran penting dalam
fisika zat padat. Persamaan ini menggambarkan Ψ ( x, t ) = B cos( x ± t ) (4)
domain wall pada ferromagnet, dislokasi pada
kristal dan fluxon dalam sambungan Josephson
panjang. Baru-baru ini ditunjukkan bahwa mode Ekspresi di atas dapat dinyatakan dalam term
internal Sine-Gordon tidak hanya muncul untuk deret cosinus sebagai berikut (Kreyszig, 1993
beberapa gaya luar tetapi dapat menjadi tidak dan Pipes dkk, 1981),
stabil. Jika tingkat ketidakstabilan ini sangat
besar, maka soliton dapat dihancurkan dan  ξ 2 ξ 4 
Ψ ( x, t ) = B 1 − + − ... (5)
kemudian dapat ditransformasikan menjadi  2! 4! 
antisoliton dan dua soliton baru (Alamousi S
dkk, 1997). dimana ξ = x ± t .
Upaya yang lebih mendasar dilakukan
oleh Shabat (2005), dinyatakan bahwa evolusi Pembentukan Soliton
nonlinier yang berhubungan dengan problem
spectral dapat disusun menjadi hierarki. Untuk membentuk soliton pada
Sepanjang pengetahuan penulis, seluruh penyelesaian persamaan gelombang, maka
penelitian tentang soliton mendasarkan diri pada penyelesaian tersebut akan diekivalenkan dengan
analisa sistem nonlinier baik mencakup jenis- profil soliton sebagai berikut,
jenis soliton yang dapat dihasilkan untuk
menyelesaikan persamaan, interaksi soliton, Ψ ( x, t ) = C sec h( x ± t ) (6)
pemecahan soliton, dan sebagainya (1-12).
Kontribusi yang akan diberikan dalam penelitian Dengan cara yang sama, persamaan di atas
ini adalah menghasilkan soliton dalam diubah kedalam bentuk deret menjadi,
persamaan gelombang linier dengan metode
deret dan syarat-syarat tertentu. Oleh karena itu
 ξ 2 ξ 4 
penelitian ini akan meninjau persamaan Ψ ( x, t ) = C 1 + + + ... (7)
gelombang linier, kemudian penyelesaian  2! 4! 
periodik darinya akan diubah kedalam bentuk Kemudian persamaan (5) dan (7) disamakan
profil soliton dan digeneralisir. Solusi yang maka akan didapat ekspresi C adalah
menimbulkan syarat-syarat yang harus dipenuhi
sepenuhnya mengikuti May Ong (1994).
 ξ 2 ξ 4  ξ 2 ξ 4 
C = B 1 − + − ....1 + + + ... (8)
Penyelesaian Persamaan Gelombang  2! 4!  2! 4! 

Ditinjau persamaan gelombang sebagai Sehingga berdasarkan hasil ekivalensi tersebut


berikut, persamaan (6) secara umum dapat ditulis
∂2Ψ sebagai,
∆Ψ − =0 (1)
∂t 2
Ψ ( x, t ) = C ( x ± t ) D ( x ± t ) (9a)
Untuk kasus satu dimensi spatial arah x,
persamaan (1) dapat ditulis, atau dapat ditulis,
2 2
∂ Ψ ∂ Ψ
2

=0 (2) Ψ ( x, t ) = C (ξ ) D(ξ ) (9b)
∂x ∂t 2
Penyelesaian persamaan (2) secara umum adalah
sebagai berikut,

Jurnal Teknik Kimia, Vol.1, No.2, April 2007 52


Nilai ξ = x ± t dapat digeneralisir dengan sebelumnya maka formulasinya dapat
meninjau penyelesaian persamaan gelombang diekspresikan seperti di bawah,
2 2 2
bersama faktor dispersi sebagai berikut, ∂2 f ∂2 f ∂2 f  ∂f   ∂f   ∂f 
+ + −   −   −   + 1 = 0
Ψ ( x, t ) = Ae i (ωt + kx) (10) ∂x 2 ∂y 2 ∂z 2  ∂x   ∂y   ∂z 
(15)
dari (9a) parameter waktu t dapat dibuat berdiri
sendiri dan sebagai konsekuensinya nilai x yang yang mempunyai penyelesaian
tergeneralisasikan, yaitu f(x) dengan
ξ = f ( x) ± t . 1  A  1  B 
f (x, y, z) = ln  + ln +
Berikutnya, untuk memberikan hasil [ 1 2 ]   3[ 4 ]
2  C sin Ax + C cos Ax 2  2  C sin B y + C cos B y 2 

yang konsisten, maka persamaan (9) 1  A + B +1 
ln 
disubstitusikan ke dalam persamaan (1) dengan [ ]
2  C sin − A − B −1z − C cos − A − B −1z 2 
 5 6 
menggunakan aturan rantai seperti di bawah, (16)

∂C  ∂ 2ξ  ∂ D ∂C ∂D  ∂ξ 
2
∂2Ψ  ∂D ∂ 2C Dalam persamaan (16) terlihat bahwa perlu 6
=  C +D  + C +D +2  
 
 ∂ξ ∂ξ  ∂x  ∂ξ ∂ξ ∂ξ ∂ξ  ∂x 
2 2 2 2
∂x kondisi batas untuk membuat nilai f(x,y,z)
menjadi eksplisit.
∂2Ψ  ∂ D ∂ 2C ∂C ∂D  Pada analisa dua maupun tiga dimensi
= C + D +2 terlihat bahwa pemenuhan syarat-syarat untuk
∂t 2  ∂ξ 2 ∂ξ 2 ∂ξ ∂ξ 
 pembentukan soliton pada persoalan persamaan
gelombang membawa kepada persoalan
sehingga substitusi persamaan di atas memenuhi nonlinieritas yang cukup kompleks. Secara
persamaan gelombang dengan beberapa matematis, persoalan ini membawa kembali
konstrain sebagai berikut, kepada persoalan nonlinieritas dari awal. Namun
(i) (∇f )2 = 1 (11) tidak demikian secara fisis. Hasil soliton pada
2
persamaan gelombang yang linier dapat
(ii) ∇ f =0 (12) menggiring ke dalam konsekuensi yang tidak
biasa. Konsekuensi ini menyangkut bidang-
Dengan demikian dari ekspresi (11) dan bidang seperti optika, hidrodinamika, fisika
(12) dapat dianalisis dengan masing-masing partikel dan sebagainya yang akan memerlukan
ekspresi untuk arah satu sampai tiga dimensi. pembahasan tersendiri untuk menguraikannya.
Untuk kasus arah perambatan satu dimensi
terlihat bahwa f(x) = x atau -x., untuk kasus dua Kesimpulan
dimensi dapat ditulis,
2 2 Persamaan gelombang telah dianalisis
 ∂f   ∂f 
  +   − 1 = 0 dengan mengambil arah-arah spatial sebagai
 ∂x   ∂y  parameter utama dalam tinjauan dispersi.
dan Gelombang soliton dapat digenerasikan dengan
∂2 f ∂2 f menggunakan metode deret dengan 2 syarat yang
=0 2
+ harus dipenuhi (constrain). Analisis
∂x ∂y 2 menunjukkan bahwa pada kasus satu dimensi,
Kedua persamaan di atas dapat digabung gelombang soliton dapat dihasilkan dalam term
menjadi satu sebagai berikut, linier. Analisis dua dan tiga dimensi memberikan
hasil nonlinieritas yang cukup kompleks karena
2 2 terdapat term kuadratik pada salah satu syarat
∂2 f  ∂f   ∂f 
∂2 f
+ 2 −   −   + 1 = 0 (13) yang ditentukan.
∂x 2
∂y  ∂x   ∂y 
yang mempunyai solusi, Daftar Pustaka
f ( x, y ) =
1 

ln 
A
  [ ]
2 
 1  C 3 sin A − 1 y + C 4 cos A − 1 y 
 + ln  
[
 1 2  ]
2  C sin A x + C cos A x 2  2 

A −1  Adhikari, S, K,, 2003, ”Bright Vortex Solitons in
(14) Bose Condensates”, arXiv:cond-
mat/0308415v4.
Sedangkan untuk kasus tiga dimensi, dengan Alamousi, S, dkk, 1997, ”Real Time Dynamics
menggunakan cara yang sama pada uraian of Soliton Diffusion”,
arXiv:cond-mat/9708225v1.

Jurnal Teknik Kimia, Vol.1, No.2, April 2007 53


Fairlie, D, B,, 2005, ”Implicit Solutions to Some Kreyszig, E. 1993, ”Advanced Engineering
Lorentz Invariant Nonlinear Equations Mathematics 7th Ed”, John Wiley &
Revisited”, Journal of Nonlinear Sons Inc., Singapore.
Mathematical Physics, Vol 12, Number Melrose D. B. dan Stoneham R. J., 1977,
3, pp. 449 – 456. ”Generalized Kramers-Kronig Formula
Grimshaw, R, dkk., “Generation of Large- for Spatially Dispersive Media”, J.Phys
Amplitude Solitons in the A:Math. Gen., Vol 10, No 1.
Extended Korteweg-de Vries Mourachkine A., 2004,
Equation”. ”NonlinearExcitations:Solitons”,
Grosset, M, dan Veselov, P., 2005, ArXiv:cond-mat/0411452v1.
”BernoulliNumbers and Solitons”, M.O. Tjia, 1994, ”Gelombang”, Dabara
Journal of Nonlinear Mathematical Publishers, Solo, Indonesia.
Physics, Vol12 Number 4, pp. 469 – Pipes L. A. dan Harvill L. R. 1981, ”Applied
474. Mathematics for Engineers and
Nugroho G. dan Biyanto T.R., 2007, “Analisis Physicists”, McGrawHill International
Soliton pada Gelombang Book Company.
Hidrodinamika Berdasarkan Persamaan Shabat A., 2005, ”Universal Solitonic
Maxwell Navier-Stokes”, Jurnal Hierarchy”, Journal of Nonlinear
Reaktor UNDIP, vol. 10, hal. 42 – 45. Mathematical Physics, Vol 12,
Harsoyono, H dkk, 2003, ”Nonlinear Supplement 1, pp. 614 – 624.
OpticalWaveguide Coupling with
Planar Solitonic Field Profile”, Elsevier
Optics Communications, pp. 63 – 71.

Jurnal Teknik Kimia, Vol.1, No.2, April 2007 54

Anda mungkin juga menyukai