GELOMBANG
G. Nugroho
Laboratorium Konversi Energi dan Pengkondisian Lingkungan
Jurusan Teknik Fisika FTI-ITS
Jl. Arif Rahman Hakim, Sukolilo, Surabaya
Email : gunawan@ep.its.ac.id
gunawanzz@yahoo.com
Abstrak
Persamaan gelombang ditinjau kembali pada penelitian ini. Penyelesaian persamaan gelombang
berbentuk soliton dapat dilakukan dengan menggunakan 2 syarat menurut tinjauan spatial dalam hal
dispersi gelombang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyelesaian persamaan
gelombang berbentuk periodik diubah ke dalam bentuk soliton dengan menggunakan deret kemudian deret
tersebut digeneralisir. Analisa satu dimensi menunjukkan bahwa syarat-syarat yang diperlukan dapat
terpenuhi dengan mudah, sedangkan pada kasus dua maupun tiga dimensi, muncul term nonlinier yang
cukup kompleks
Abstract
The wave equation is reviewed in this research. Soliton solution of wave equation can be
generated by two constrains according to spatial dispersion. Method that used in current investigation is
periodic solution of wave equation transformed to soliton by utilizing power series. The results are then
generalized. One dimesional analysis shows that the constrains is trivially fulfilled, but two and three
dimensional studies show that nonlinear term is appeared, therefore the problems are not easily solved.
∂C ∂ 2ξ ∂ D ∂C ∂D ∂ξ
2
∂2Ψ ∂D ∂ 2C Dalam persamaan (16) terlihat bahwa perlu 6
= C +D + C +D +2
∂ξ ∂ξ ∂x ∂ξ ∂ξ ∂ξ ∂ξ ∂x
2 2 2 2
∂x kondisi batas untuk membuat nilai f(x,y,z)
menjadi eksplisit.
∂2Ψ ∂ D ∂ 2C ∂C ∂D Pada analisa dua maupun tiga dimensi
= C + D +2 terlihat bahwa pemenuhan syarat-syarat untuk
∂t 2 ∂ξ 2 ∂ξ 2 ∂ξ ∂ξ
pembentukan soliton pada persoalan persamaan
gelombang membawa kepada persoalan
sehingga substitusi persamaan di atas memenuhi nonlinieritas yang cukup kompleks. Secara
persamaan gelombang dengan beberapa matematis, persoalan ini membawa kembali
konstrain sebagai berikut, kepada persoalan nonlinieritas dari awal. Namun
(i) (∇f )2 = 1 (11) tidak demikian secara fisis. Hasil soliton pada
2
persamaan gelombang yang linier dapat
(ii) ∇ f =0 (12) menggiring ke dalam konsekuensi yang tidak
biasa. Konsekuensi ini menyangkut bidang-
Dengan demikian dari ekspresi (11) dan bidang seperti optika, hidrodinamika, fisika
(12) dapat dianalisis dengan masing-masing partikel dan sebagainya yang akan memerlukan
ekspresi untuk arah satu sampai tiga dimensi. pembahasan tersendiri untuk menguraikannya.
Untuk kasus arah perambatan satu dimensi
terlihat bahwa f(x) = x atau -x., untuk kasus dua Kesimpulan
dimensi dapat ditulis,
2 2 Persamaan gelombang telah dianalisis
∂f ∂f
+ − 1 = 0 dengan mengambil arah-arah spatial sebagai
∂x ∂y parameter utama dalam tinjauan dispersi.
dan Gelombang soliton dapat digenerasikan dengan
∂2 f ∂2 f menggunakan metode deret dengan 2 syarat yang
=0 2
+ harus dipenuhi (constrain). Analisis
∂x ∂y 2 menunjukkan bahwa pada kasus satu dimensi,
Kedua persamaan di atas dapat digabung gelombang soliton dapat dihasilkan dalam term
menjadi satu sebagai berikut, linier. Analisis dua dan tiga dimensi memberikan
hasil nonlinieritas yang cukup kompleks karena
2 2 terdapat term kuadratik pada salah satu syarat
∂2 f ∂f ∂f
∂2 f
+ 2 − − + 1 = 0 (13) yang ditentukan.
∂x 2
∂y ∂x ∂y
yang mempunyai solusi, Daftar Pustaka
f ( x, y ) =
1
ln
A
[ ]
2
1 C 3 sin A − 1 y + C 4 cos A − 1 y
+ ln
[
1 2 ]
2 C sin A x + C cos A x 2 2
A −1 Adhikari, S, K,, 2003, ”Bright Vortex Solitons in
(14) Bose Condensates”, arXiv:cond-
mat/0308415v4.
Sedangkan untuk kasus tiga dimensi, dengan Alamousi, S, dkk, 1997, ”Real Time Dynamics
menggunakan cara yang sama pada uraian of Soliton Diffusion”,
arXiv:cond-mat/9708225v1.