Anda di halaman 1dari 44

Integral Kompleks

Oleh

Anggun Tabun (1701030062)


Jeli P. Adu (1701030013)
Sikri Tenmau (1701030066)
Sonya Bangngu (1701030051)
Yigdahlia Sa’u (1701030007)
Diberikan fungsi kontinu bernilai real x  x ( t ), y  y ( t ), a  t  b
Adalah persamaanparametrik kurva C di bidang kompleks. Titik z  C
Dapat dinyatakan sebagai

z (t )  x (t )  iy (t ); a  t  b
Sebagai contoh, persamaan para metrik x  cos t , y  sin t , a  t  b
Merupakan persamaan parametrik lingkaran satuan yang berpusat di 0. Paramertisasi
lingkaran tersebut di bidang kompleks dinyatakan sebagai

z (t )  x(t )  iy (t );0  t  2
Atau

z (t )  e ;0  t  2
it

Titik z(a) di sebut titik awal kurva C dan z(b) disebut titik akhir kurva C.
Definisi 1 :
Lintasan atau kurva C di bidang kompleks adalah fungsi kontinu z :  a, b  C dengan
[a, b] interval.

Jika a  t  b , maka z(t) adalah titik pada lintasan Cdengan z (a) adalah titik
awal dan z(b) titik akhir lintasan.

Catatan:
Suatu Lintasan yang sama dapat memiliki Kurva parameter yangberbeda. Sebagai contoh
z1 (t )  e it dan z 2 (t )  cos t  i sin t dengan 0  t  2 merupakan parameterisasi

dari lingkaran satuan yang berpusat di 0.


z1 , z 2  C
Diberikan ,Didefinisikan
z (t )  (1  t ) z1  tz2 ;0  t  1
z (0)  z1, dan _ z (1) dan
Maka z2 lintasan C merupakan ruas garis lurus yang
z1 _ dan _ z2
menghubungkan
Definisi 2
Diberikan lintasan lintasan C yaitu z :  a, b  C . Jika z(a)=z(b) maka lintasan C disebut
Lintasan tertutup.

Definisi 3
Lintas yaitu z :  a, b  C
dikatakan sederhana (simpele) apabila utuk setiap
t1 , t2  [a, b] ,maka z (t1 )  z (t2 )

Definisi 4
Lintasan C yaitu z :  a, b  C dikatakan kurva tertutup sederhana (simple closed curve)
Apabila C tertutup da untuk setiap a  t1  t2  b
maka z (t1 )  z (t2 )
Definisi 5
Lintasan C yaitu z :  a, b  C dikatakan lintasan mulus (smooth) apabila z terdiferensial
Dan kontinu pada a, b serta z ' (t )  0 untuk setiap t  (a, b)

Contoh :
Lintasan C1 dengan z1 (t )  e
it
;0 t  2 adalah lintasan tertutup sederhana
yang mulus

Contoh
Lintasan C2 yang didefinisikan oleh

t  2ti;0  t  1
z2 (t )  
t  2i;1  t  2
Adalah lintasan sederhana yang tidak mulus .
KONTUR

Definisi 6
Kontur C adalah baris lintasan mulus {C1 , C2 ,..., Cn } sedemikian sehingga titik akhir C k

Berimpit dengan titik awal Ck+1 untuk 1  k  n 1


Dalam hal ini

C  C1  C2  ...  Cn

Contoh
Mislakan lintasan C1 dengan z1 (t )  t  2ti untuk0  t 1 dan lintasan C 2 dengan
z2 (t )  t  2i untuk 1  t  2

Maka C  C1 adalah
C2 sebuah kontur
Orientasi dari lintasan C

Misalkan C adalah suatu lintasan tertutup yang diberikan oleh


z (t )  x (t )  iy (t ); a  t  b
• Jika C tidak tertutup, maka orientasi pasitif dari C ditentukan sebagai arah panjang
lintasan dari titik awal menuju titik akhir.
• Jika C tertutup, maka arah positif dari C ditentukan sebagai arah panjang lintasan
sedemikian sehingga interior C selalu berada di sebelah kiri.
Arah sebaliknya disebut arah lawan dari C dan ditulis -C
Integral dari fungsi kompleks f(z) yang didefinisikan pada kontur dituliska sebagai

 cf ( z ) dz dan disebut integral kompleks.

Definisi 7
Integral kompleks f pada kontur C didefinisikan sebagai

 c f ( z ) dz  lim 
p  0 k 1
f ( z k* )  z k

Selanjutnya, integral fungsi kompleks pada kontur C disebut integral kontur.


Teorema 1

Misalkan C adalah lintasan mulus yang diberikan oleh


z (t )  x (t )  iy (. tJika  tkontinu
); af(z)  b pada C,
maka

 c f ( z (t )) z ' (t )dt
Cotoh
Hitunglah z dz dengan C adalah lintasan terparametrisasi oleh

x(t )  3t , y (t )  t 2 ,1  t  4

Penyelesaian :
z ( t )  zt  it 2
f ( t )  z , diperoleh
f ( z ( t ))  3t  it 2
f ( z ( t ))  3t  it 2

z 2 ( t )  1  2 it , sehingga
4
 c z dz  
1
( 3t  it 2 )( 3t  2 it ) dt
4
 c z dz  
1
9 t  9 it 2  2 t 3 dt
Contoh 1
Hitunglah  c dz dengan C adalah lingkaran terparametrisasi oleh
2
x (t )  cos t , y (t )  sin t ,0  t  2

Penyelesaian:

z ( t )  cos t  i sin t  e it 1 2
 c z 0
 it
dz  e .ie it
dt
z ' ( t )  ie it dt
1 1 1 2
f ( s ( t ))   it  e  it
z (t ) e  c z dz  i 0 dt
1
 c z dz  2
Teorema 2

Diberikan fungsi f , g : D  C dan c  C. Jika C , C1 , C2


Adalah kontur pada D sehingga titik ujung C1 berimpit dengan titik awal C2, maka

 f   c1 f   c 2 f
•.
c

•.
 c ( f  g)   c f   c g

•.
 c cf   c f dan  c f   c f
Contoh
c 
2 2
Hitunglah ( x iy )dz

Dengan C adalah lintasan seperti pada gambar.

1 2i
C2
C  C1  C2
1 1 i

C1

(0,0) 1
c   4    C2 
2 2 2 2 2 2
( x iy )dz x iy dt x iy dz
kan_ oleh_ pers_ y  x. _ a  x  1
C1 _ adalah_ kurva_ yang_ didefinisi
z(x)  x  ix
z2 (x)  1 i
f (t)  x2  iy2
f (z(x))  x2  ix2

1
c     )(1 i)dx
2 2 2 2
x ix ( x ix
0
1
 c x  ix  (1 i) 
2 2 2
x2dx
0
Teorema 3
Jika f adalah fugsi kontinu pada himpunan buka yang memuat lintasan mulus C dari
f ( z )  M untuk setiap z  C

Maka

 c f ( z )dz  ML

Dengan L adalah panjang lintasan C


A. Integral garis kompleks
Misalkan adalah fungsi kompleks dengan domail riil

maka integral , dimana dapat dengan mudah

Dihitung, yaitu . Sebagai contoh

Masalah kita adalah bagaimana menghitung , dimana fungsi


dengan .
Misalkan fungsi kompleks pada sub himpunan dari himpunan
bilangan kompleks dengan C lintasan yang dinyatakan dengan,

Maka pendefinisian dari sama dengan pendefinisian pada integral fungsi riil

pada suatu interval .


Misal P menyatakan partisi pada lintasan terbuka C, yaitu

dan , k = 1,2,…,n, maka jumlah Reimann yang bersesuaian


dengan partisi P adalah .

Jika terdapat bilangan kompleks L sedemikian sehingga untuk sebarang


bilangan terdapat sebuah partisi dari lintasan C sehingga berlaku

Maka fungsi dikatakan terintegral pada lintasan C dengan nilai


integralnya adalah L. Dengan kata lain .
Nilai limit ini dinamakan integral garis sepanjang kurva C, ditulis

Jika C tertutup biasa ditulis dengan


Sifat-sifat integral kompleks :
1. Linear, yaitu

2. Jika C terdiri dari dua bagian kurva dan maka,

3. Jika dan adalah ujung-ujung lintasan, maka

4. Jika terbtatas, dengan M bilangan positif , maka


dengan L adalah panjang kurva.

B. Menghitung integral kompleks


Integral bergantung lintasan
Misalkan . Lintasan C dapat dipartisi dengan mempartisi

Interval menjadi n buah sub interval .


Dengan demikian merupakan partisi dari
lintasan C. Jumlah Reimann yang bersesuaian dengan lintasan C adalah

Yang dapat ditulis dalam bentuk


Untuk diperoleh

Jadi integral f(z) pada lintasan C dapat dinyatakan dengan


Untuk menghitung integral lintasan di atas dilakukan cara sebagai berikut :
1. Nyatakan lintasan C dalam
2. Cari turunan,
3. Substitusikan kedalam
4. Integralkan

Contoh 1 :
1. Tentukan jika dari ke

jika C adalah :
a. Garis lurus yang menghubungkan ke
b. Parabola
c. Ruas garis dari ke , kemudian dari ke
Penyelesaian :

a. Dalam kasus ini lintasan C adalah ,dan


Dengan demikian integral menjadi
b. Dalam kasus ini lintasan C adalah
Dengan demikian integral
menjadi
c. Dalam kasus ini C terdiri dari dua bagian, katakan

Pada dan . Dengan demikian integral menjadi

Pada , dan Dengan demikian integral


menjadi

Jadi
Integral Bebas Lintasan
Terdapat suatu keadaan khusus, bahwa integral lintasan tidak bergantung
terhadap bentuk lintasannya, artinya nilai integral akan sama walaupun
lintasannya berbeda asalkan ujung-ujungnya sama.dalam hal ini integral
dikatakan bebas lintasan, yaitu
Misalkan D merupakan sub himpunan dari himpunan bilangan riil dan fungsi
terdiferensial di t. Selanjutnya misalkan fungsi
terdiferensial di .
Selanjutnya perhatikan bahwa

Dan
Dengan menerapkan persamaan Cauchy Reimann, diperoleh

Kenyataan diatas dapat digunakan untuk menghitung integral lintasan sebagai


berikut. Misalkan dengan di D. Misalkan juga a dan b
di dalam D dan kontur/lintasan dari a ke b. Maka

, dimana

Merupakan representasi lintasan C.


Telah diketahui bahwa
sehingga

Perhatikan integral hanya bergantung pada titik a dan b dan tidak peduli pada
bentuk lintasan C. Integral ini dinamakan integral bebas lintasan (path
independent). Dari uaraian diatas dapat disimpulkan bahwa integral suatu
fungsi analitik untuk suatu lintasan C di dalam pola domain terhubung
sederhana D dari titik a ke titik b adalah
Dengan untuk z di D.
Dengan demikian jika C adalah lintasan tertutup maka

Contoh 2 :
Tentukan , jika C adalah kurva dari ke .

Penyelesaian :
Kita tahu bahwa adalah fungsi seluruh, jadi analitik untuk semua z

dan . Jadi
.Integral Kompleks

Misalkan C : z(t) = x(t) + iy(t), a  t  b adalah kurva mulus dan w = f(z) didefinisikan pada C, maka pengintegralan kompleks
dikontruksi sebagai berikut.
 f (z)dz
C

(1) Buatlah partisi  pada [a,b] dengan titik pembagian a = tO < t1 < t3 < …< ti-1 < ti < … < tn = b

  maks . Situasi tersebut


tt n
Selang bagian ke-I pada partisi  adalah [ti-1,ti] dan panjang partisinya adalah  dengan

diperlihatkan pada gambar berikut


zo
Zi-1 Zn-1 z
C
n
z1 z1

tn = b
ti-1 ti tn-1

t1
a=to
(2) Kurva terbagi atas n bagian yaitu zo z1 , z1z2, ..., zi-1zi, ..., zn-1zn zo dengan
= (x(a),y(a)) dan zn = (x(b),y(b))

(3) Pilih ci  zi-1 zi , 1  i  n


n

(4) Definisikan jumlah  f (c )z dimana n i i i

(5) Tentukan lim


 . Jika limit ini ada, maka f terintegralkan pada C.
f (c )z
 0
i 1 i
1

(6) Dalam kasus f terintegralkan pada C, integral kompleks dari f pada C n


dinotasf i(kz)adzn dengan dimana  f (z)dz = lim f (c )z
C
f (z)dz  C  0 
i 1 i i

Contoh:
Tentukanlah integral berikut
a. C dz

b. zdz
Penyelesaian:
C

a. Cdz  lim i 1f (ci )z, ci  zi 1zi


 0

 0 f (ci ).(z i  zi 1 )


 lim i 1

Misalkan f(z) = 1, maka f(ci) = 1 untuk setiap ci  zi-1 zi .


Jadi, diperoleh
n

C  0  (z
 dz  lim i  zi 1 )
i 1
 lim [(z1  z0 )  (z2  z1)  ....(zn 1  zn 2 )  (zn  zn 1 )]
 0

 lim (zn  zn 1 )
 0
zn
 zn  z0  z ]
z0
n

b.  zdz  lim  f (ci )z, ci  zi 1zi


C  0
i 1

 0 f (ci ).(zi  zi 1 )


 lim i 1

Jadi, diperoleh
Misalkan f(z) = z, maka f(ci) = ci . Diambil ci = zi-1.
n


C 0  zi 1.(zi  zi 1 )
zdz  lim i 1


i1 i
 lim
 0
i1 (z i1 z  z
2
) .......... .......... ........(1 )

Diambil ci = zi , maka

C 0  z .( z
 zdz  lim i i  zi
i 1
n
)  lim
 (z
2
1
i  z i zi1 ) .......... .......... ........(2 )
 0
i1

Persamaan (1) + (2)diperoleh


n
2  f (z)dz  lim
2
(z  z 2
)
C
 0

i 1 i i
1
 lim [(z 12  z 20 )  (z 22  z 12 )  ... (z n 1 2  zn 2
)  (zn 2  zn 2
)]
 0
2 1

 lim (z n2  z 2 0)
 0
2
2
 z n  z0
Jadi, diperoleh bahwa 1 2 2 1 2z n

0  z ]

C
f (z)dz  2 (z n  z ) 2 z 0

TEOREMA 5.2.1 (Eksistensi Integral Kompleks):


Jika f(z) = u(x,y) +iv(x,y) kontinu pada setiap titik di suatu kurva mulus C, maka integral f
sepanjang C ada dan

 f (z)dz   udx   vdy  i( udy   vdx)


C C C C C

Pada teorema di atas, terdapat hal yang menarik untuk disimak bahwa jika C merupakan
suatu unterval pada sumbu real, maka f pada C akan menjadi fungsi dari x saja. Dengan
demikian adanya integral untuk fungsi x yang kontinu merupakan kasus khusus pada teorema
di atas.
Dalam pengertian tersebut suatu integral kompleks dapat dipandang sebagai perluasan
dari integral real.
Penggunaan rumus pada Teorema 5.2.1 akan diilustrasikan melalui contoh-contoh,
SIFAT-
setelah disampaikan fbeberapa sifat dasar integral kompleks yang disajikan di bawah ini.
 (z)dz :
SIFAT
1. C tetap, f dipandCang sebagai variabel

(a)Jika f kontinu dan C terbatas, maka  f (z)dz


C

(b) Jika f dan


ada g kontinu pada C, maka
 ( f  g)(z)dz   f (z)dz   g(z)dz
C C C

(c) Jika   C dan f kontinu pada C, maka f (z)dz    f (z)dz C


2. Fungsi f tetap, C dipandang sebagai variabeCl
(a) f (z)dz   f (z)dz

C  C

(b)
 f (z)dz   f (z)dz   f (z)dz
C1 C 2 C1 C2
3. Jika fungsi f kontinu pada C, C terbatas, untuk suatu M > 0 berlaku f (z) 
untuk setiap z pada C dan C panjang C, maka M
f (z)dz  M . C 
C

Contoh:
Hitunglah zdz dengan
C1 : y = 4xC– x2; x : 3  0, y : 3  4  0
C2 : y = x; x : 0  3, y : 0  1=
C3 : x = 3; y : 1  3
C = C1 + C2 + C3

Penyelesaian:

Y
C1
4
4 C2
3

1 C (2)
X
2 3

 zdz   zdz   zdz  


zd
(1)
C
 zdz
C1
1
C
C  (x C2 iy)(dx
1
C 3 idy  C xdx  Cydy  i(  Cxdy   Cydx)
1 1 1 1

0 4 0 0 0

3 3 4 3 3
  xdx
1  (1 ydy   ydy)  i(  x(4  2x)dx   (4x  x )
2

 4  4  i(0  9)
dx) 2 2
 9  9i
(2)
C2
 zdz  Cxdx  Cydy  i( C xdy  
32 1 2 3 2

C32 ydx) 1 1
 0 xdx  0 ydy  i(03 xdx  0 3
xdx)
1 1
4  0
2 2

(3)  zdz   xdx   ydy  i( 


xdy   ydx)3 1 1 1
C3 C3 C3
C3  0  4 C 6i 3

 43  6i 3
3
3
Jadi,  xdx  ydy  i( 3dy
 zdz   zdz  zdz  = (-9 + 9i) + 5 + (4 + 6i) = 15i
  y.0)    zdz
C C1 C2 C3
Contoh:
Misalkan C :
z  1 = 1 dengan orientasi negatif. Hitunglah  zdz
Penyelesaian
C

Y
t = /2

t= t = 0 = 2
X

t = 3/2

a.  zdz   (x  iy)(dx  idy)   xdx   ydy  i(


C : z 1  1

C : (x 1)  y  1
2 2


 
C : F (t)  (cos t  1) i  sin , 0  t  2
tj
0  t  2
 x  cost 1,

y  sin t
Diperoleh,

2

 xdx   (cost  1)(  sint


C 0
dt ) 2
  (cost  1)d(cost  1)
0

2
2
1
 2 (cost  1) ]0

0

2

 ydy   (  sint )d(( 


sint ) 2
C 0 2
1
  2 sin t ]0

0
2

 xdy   (cost  1)(  cost )


C 0
dt 2
1 1
2

  0 (  cost )dt   costdt


2 2
0

 
Pengintegralan Cauchy
Pada pasal ini akan dibicarakan pengintegralan dari fungsi yang analitik dengan
daerah integrasi suatu lintasan tertutup sederhana. Pengintegralan dari fungsi analitik
tersebut disajikan dalam teorema Cauchy Goursat. Sebelum membicarakan teorema Cauchy
Goursat, didahului dengan teorema Cauchy yang merupakana dasar lahirnya teorema
Cauchy Goursat tersebut.

TEOREMA 5.3.1 (Teorema Cauchy):

Diberikan daerah terhubung sederhana D dan lintasan tertutup


sederhana C di D. Jika
f analitik dan f ’ kontinu pada D, maka
 f (z)dz  0
C

Bukti:
Misalkan f(z) = u(x,y) + iv(x,y) dan f analitik pada D. Jadi f ’ ada untuk setiap z  D dan

f ’(z) = ux(x,y) + ivx(x,y) = vy(x,y) –iuy(x,y). Karena f ’ kontinu pada D, maka u, v, ux, uy,v, dan vy

semuanya kontinu pada D. Dengan demikian u dan v memenuhi syarat berlakunya teorema

Green, yaitu

 (udx  vdy)  i  (vdx  udy)   (v x  u y )dxdy  i  (u x  v y )


dxdy
C C D D
Karena u dan v memenuhi persamaan Cauchy Reimann pada D, maka integral lipat
dua
di ruas kanan menjadi nol. Sedangkan di ruas kiri adalah rumus untuk
C
 f (z).dz Jadi C f (z)dz =
0.

Pada Teorema Cauchy di atas mencakup hipotesis tambahan bahwa f ’ kontinu


pada D tetapi jika f analitik pada daerah D, maka f ’ juga analitik dan kontinu pada D. Oleh
karena itu, Goursat berpendapat bahwa kekontinuan f ’ merupakan suatu hipotesis yang
berlebihan. Hal ini sudah diimplikasikan oleh keanalitikan f.

TEOREMA 5.3.2 (Teorema Cauchy-Goursat):

Diberikan daerah terhubung sederhana D dan lintasan tertutup sederhana

C di D. Jika f analitik pada D, maka  f (z)dz  0


C

Bukti teorema tersebut cukup panjang, oleh karena itu


dalam pembicaraan di sini tidak akan
dibuktikan.

Konvers dari Teorema Cauchy Goursat adalah salah,


yaitu

“Jika  f (z)dz  0 untuk setiap lintasan tertutup


sederhana C di dalam daerah
Sebagai contoh yang menggambarkan kenyataan ini diperlihatkan oleh fungsi 1 . Integral
f (z)  z
dz
jika C lintasan tertutup sederhana yang tak melalui 0, tetapi f tak analitik di
z 0
C 0.

TEOREMA 5.3.3 (Perluasan Teorema Cauchy-Goursat):

Diberikan daerah terhubung sederhana D, z1 dan z2 titik tetap dalam D, dan C,


K dua lintasan yang menghubungkan z1 dan z2 dimana C, K  D. Jika f
analitik pada D, maka

Bukti: Misalkan L = C + (-K), maka

Y
z f (z)dz   zf (z)dz   f (z)dz  0
2 2
L
D

C
f (z)dz   f (z)dz
z1 z1
C
K K

 f ( z )dz   f ( z )dz
K C

 f ( z )dz   f ( z )dz
0 X K C
Contoh:
Hitunglah
 ( 3z  2z )dz
2

dimana C
C1 : busur lingkaran x2 + y 2=1 dari titik (-1,0) ke (0,1)
C2 : ruas garis dari titik (0,1) ke (1,0)
C = C1 + C2

Penyelesaian:

1
C
C2 X

-1 0 1
Karena f(z) = 3z2 – 2z analitik pada C yang memuat z1 = -1 dan z2 = 1. Menurut teorema di atas
harus

dipilih lintasan sebarang dari z1 dan z2. Lintasan yang paling mudah dalam kasus ini garis lurus dari

ke z2 adalah lintasan K: y = 0, -1  x  1.

Dengan demikian diperoleh,


1

 ( 3z  2z )dz   ( 3x  2x )dx  2
2 2

C 1
Teorema Morera dan Teorema Liouville
Teorema

Teorema
Modulus Maksimum

Teorema
Teorema
Ketaksamaan Cauchy

Anda mungkin juga menyukai