Anda di halaman 1dari 19

INTEGRAL KOMPLEKS

MAKALAH

DISUSUN DAN DISAJIKAN PADA TUGAS PERORANGAN


TANGGAL 15 MEI TAHUN 2019 PADA MATA KULIAH
FUNGSI KOMPLEKS

OLEH

HARSEN MOHAMAD USMAN NOHO


(412417025)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Makalah berjudul “INTEGRAL KOPLEKS” dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini merupakan pemenuhan
tugas peroranganpada Mata kuliah Fungsi Kompleks. sayaberharap penulisan
makalah ini dapat memberi manfaat bagi khasanah ilmu pengetahuan.

Semoga melalui makalah ini saya bisa berbagi kebaikan untuk banyak
pihak dan mampu memberikan sumbangsih pemikiran bagi dunia pendidikan di
Indonesia.

Gorontalo, 15 Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................1
BAB II INTEGRAL KOMPLEKS..........................................................................2
1.1 Integral Kompleks.....................................................................................2
1.2 Menghitung Integral Kompleks.................................................................3
1.3 Teorema Caucy – Goursat.........................................................................8
1.4 Rumus Integral Caucy.............................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum mempelajari pengintegralan kompleks, terlebih dahulu kita

ketahui apa itu Integral Kompleks. Definisi dan cara-cara menghitung

integral yang merupakan dasar dalam perhitungan integral kompleks serta

teorema Caucy-Goursat dan rumusnya.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Integral Kompleks?

2. Bagaimana cara menghitung Integral Kompleks?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Integral Kompleks.
2. Mengetahui bagaimana cara menghitung Integral Kompleks.

1
BAB II
INTEGRAL KOMPLEKS

1.1 Integral Kompleks

Misalkan z ( t ) : D→ C adalah fungsi kompleks dengan domain riil D= [ a ,b ], maka


b
integral∫ z ( t ) dt, dimanaz ( t )=x ( t ) +iy ( t ) dapat dengan mudah dihitung, yaitu
a
b b b 1

∫ z ( t ) dt =∫ x (t ) dx+ i∫ y ( t ) dx. Sebagai contoh ∫ [ ( t +1 ) +it 2 ] dt = 32 + 3i .


a a a 0

b
Masalah kita adalah bagaimana menghitung ∫ f ( z )dz, dimana fungsi f :D→C
a

dengan D ⊂ C .Misalkan f (z) fungsi kompleks pada sub himpunan dari himpunan
bilangan kompleks danC lintasan yang dinyatakan dengan
b
z ( t )=x ( t ) +iy ( t ) , a≤ t ≤ b, maka pendefinisian ∫ f (z )dz sama dengan pendefinisian
a

pada integral fungsi riil pada suatu interval.

Misal P menyatakan partisi pada lintasan terbuka C, yaitu


P= { a=z 0 , z1 , … , zn =b } dan z ¿k ∈ [ z k−1 , z k ] , k=1,2 , … , n, maka jumlah Riemann
n
yang bersesuaian dengan pariosi P adalah S ( P )=∑ f ( z ¿k ) △ z k, dengan
k=1
△ z k =z k −z k−1.

2
Jika terdapat bilangan kompleks L sedemikian sehingga untuk sebarang bilangan
ε > 0terdapat sebuah partisi Pε dari lintasanCsehingga berlaku

|S(P)−L|< ε

maka fungsi f (z) dikatakan terintegral pada lintasan C dengan nilai integralnya
adalah L . Dengan kata lain nlim
→∞
S ( P)=L. Nilai limit ini dinamakan integral garis

f (z) sepanjang kurva C, ditulis ∫ f ( z )dz =L. Jika C tertutup biasa ditulis dengan
C

∮ f ( z) dz .
C

Sifat-sifat integral kompleks :

1. Linier, yaitu
❑ ❑ ❑

∫ [ k 1 f ( z ) + k 2 g ( z ) ] dz=k 1∫ f ( z ) dz + k 2∫ g ( z ) dz
C C C

2. Jika C terdiri dari dua bagian kurva C 1 dan C 2 maka,


❑ ❑ ❑

∫ f ( z ) dz=∫ f ( z )dz +∫ f (z) dz


C C1 C2

3. Jika z 0dan z 1 adalah ujung-ujung lintasan, maka


z1 z1

∫ f ( z ) dz=−∫ f (z ) dz
z0 z0

4. Jika f ( z )terbatas, |f ( z )|≤ M dengan M bilangan positif, maka


❑ ❑

| |
∫ f ( z ) dz ≤∫|f ( z ) dz|≤ ML dengan L adala h panjang kurva
C C1

1.2 Menghitung Integral Kompleks

Integral bergantung lintasan

Misalkan z ( t ) : [ α , β ] →C . Lintasan C dapat dipartisi dengan mempartisi inteval


[ α , β ]menjadi n buah sub interval α =t 0 <t1 < …<tn =b. Dengan demikian
{a=z ( α ) , z ( t 1 ) , z ( t 2) , … , z ( β )=b }merupakan partisi dari lintasan C. Jumlah
Riemann yang bersesuaian dengan lintasan C adalah

n
S ( P )=∑ f ( z ( t ¿k ) ) ( z ( t k ) −z ( t k−1 ) )
k+1

3
Yang dapat ditulis dalam bentuk

n
( z ( t k )−z ( t k−1) )
S ( P )=∑ f ( z ( t ¿k ) ) ( t k −t ( k −1 ) )
k+1 t k −t ( k −1 )

Untuk n → ∞ diperoleh

n
( z ( t k ) −z ( tk−1 ) )
lim S ( P )=lim ∑ f ( z ( t ¿k ) ) ( t k −t ( k−1 ) )
n→∞ n → ∞ k+1 t k −t ( k−1 )

β
¿ ∫ f ( z ( t ) ) z ' ( t ) dt
α

Jadi integral f (z) pada lintasan C dapat dinyatakan dengan

❑ β

∫ f ( z ) dz=∫ f ( z ( t ) ) z ' ( t ) dt
C α

Untuk menghitung integral lintasan di atas dilakukan cara sebagai berikut :

1. Nyatakan lintasan C dalamz ( t )=x ( t ) +iy ( t ) , a≤ t ≤ b


2. Cari turunan, z ’ (t ).
3. Substitusikan z (t) ke dalam f (z).
4. Integralkan

Contoh 1. Tentukan ∫ f ( z ) dz jika f (z)=(x + y)+iy dari z=0 ke z=1+i , jika C


C

adalah :

a. Garis lurus yang menghubungkan z=0 ke z=1+i.


b. Parabola y=x 2.
c. Ruas garis dari z=0 ke z=1, kemudian dari z=0 ke z=1+i.

Penyelesaian.

4
a. Dalam kasus ini lintasan C adalah z (t)=t+it, 0 ≤ t ≤1 dan z ' (t)=1+i.Dengan
demikian integral menjadi

❑ 1

∫ f ( z ) dz=∫ f ( t +it ) ( 1+i ) dt


C 0

1
¿ ∫ [ 2t +it ] ( 1+i ) dt
0

1
¿ ∫ [ t+i 3 t ] dt
0

1 3
¿ + i
2 2

b. Dalam kasus ini lintasan C adalah z ( t )=t +it 2 ,0 ≤ t ≤ 1 , z '(t)=1+ 2ti , dan
f (z (t))=(t +t 2)+it 2. Dengan demikian integralmenjadi

❑ 1

∫ f ( z ) dz=∫ [ ( t+t 2 ) +it 2 ] (1+i ) dt


C 0

1
¿ ∫ [ t+ i ( t +2t 2 ) ] dt
0

1 7
¿ + i
2 6

c. Dalam kasus ini lintasan C terdiri dua bagian, katakan C 1 : z (t)=t , 0 ≤ t ≤1 dan
C 2 : z (t )=1+it , 0 ≤t ≤1.
Pada C 1 , z ' ( t )=1, dan f ( z ( t )) =t. Dengan demikian integral menjadi
❑ 1

∫ f ( z ) dz=∫ tdt = 12
C1 0

5
Pada C 1 , z ' ( t )=−i, dan f ( z ( t )) =−( t+ it ). Dengan demikian integral menjadi
❑ 1
1
∫ f ( z ) dz=∫− ( t+it ) dt = −1 + i
2 2
C1 0

Jadi
❑ ❑ ❑

∫ f ( z ) dz=∫ f ( z )dz +∫ f ( z) dz= 12 i


C C 1
C2

Selanjutnya misalkan ingin ditentukan batas atas nilai mutlak integral, maka perlu
dicari bilangan M sehingga |f ( z )|≤ M untuk semua z ∈ C dan panjang lintasan L.
Misalkan untuk kasus (a) kita punyai L= √2 sehingga

❑ ❑

| |
∫ f ( z ) dz ≤∫|f ( z ) dz|≤ √10
C C

Dari contoh 1 diatas terlihat bahwa nilai integral akan berbeda untuk lintasan yang
berbeda.

Integral Bebas Lintasan

Terdapat suatu keadaan khusus, bahwa integral lintasan tidak bergantung terhadap
bentuk lintasannya, artinya nilai integral akan sama walaupun lintasanya berbeda
asalkan ujung-ujungnya sama. Dalam hal ini integral dikatakan bebas lintasan,
yang akan dijelaskan sebagai berikut.

Misalkan D merupakan sub himpunan dari himpunana bilangan riil dan fungsi
z ( t ) : D→ Cterdiferensial dit. Selanjutnya misalkan fungsi g( z )=u(x , y)+iv ( x , y)
terdiferensial diz (t).

Selanjutnya perhatikan bahwa

g( z (t))=u (x( t), y (t ))+iv( x(t ), y (t ))

Dan

d [ g ( z ( t ) ) ] du dx du dy dv dx dv dy
dt
= +
dx dt dy dt
+i ( +
dx dt dy dt )
Dengan menerapkan persamaan Cauchy Riemann, diperoleh

d [ g ( z ( t ) ) ] du dx dv dy dv dx du dy
dt
= −
dx dt dy dt
+i ( +
dx dt dy dt )
6
¿ ( dudx +i dvdx )( dxdt +i dydt )
¿ g' ( z ( t ) ) z ' ( t )

Kenyataan di atas dapat digunakan untuk menghitung integral lintasan


sebagai berikut. Misalkan F : D →C denganF ' (z)=f (z ) di D. Misalkan
juga a dan b didalam D dan C ⊂ D kontur/lintasan dari a ke b. Maka

❑ β

∫ f ( z ) dz=∫ f ( z ( t ) ) z ' ( t ) dt , dimana z (t ) : [ α , β ] →C


C α

z ( t )=x ( t ) +iy (t) merupakan representasi lintasan C.

Telah diketahui bahwa

d
F ( z ( t ) )=F ( z ( t ) ) z ' ( t )=f ( z ( t ) ) z' ( t )
dt

Sehingga

❑ β β

∫ f ( z ) dz=∫ f ( z ( t ) ) z ( t ) dt=∫ dtd F ( z ( t ) ) dt


'

C α α

¿ F ( z ( β ) ) −F ( z ( α ) )

¿ F ( b )−F ( a )

Perhatikan bahwa integral hanya bergantung pada titik a dab b dan tidak
peduli pada bentuk lintasan C. Integral ini dinamakan integral bebas
lintasan (path independent). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
integral suatu fungsianalitik untuk suatu litasan C di dalam pada domain
terhubung sederhana D dari titik a ke titik b adalah

∫ f ( z ) dz=F ( b )−F ( a )
C

Dengan F ' ( z )=f (z) untuk z di D.

Dengan demikian jika C adalah lintasan tertutup maka

7

∫ f ( z ) dz=0
C


2
Contoh 2. Tentukan ∫ z dz, jika C adalah kurva y=x 2 dari z=1+i ke z=2+ 4 i.
C

Penyelesaian.

Kita tahu bahwa f (z)= z2 adalah fungsi seluruh, jadi analitik untuk semua z dan
1
F (z)= z 2. Jadi
3

∫ z 2 dz= 13 [ ( 2+ 4 i )3 −( 1+ i)3 ]
C

−14+18 i
¿
3

1.3 Teorema Caucy – Goursat

Pada bagian sebelumnya telah dibahas bahwa integral garis fungsi


kompleks f (z)bergantung pada ujung-ujung dan bentuk lintasannya. Tetapi
jika f (z)analitik maka pada domain terhubung sederhana D maka integral
tidak akan bergantung pada bentuk lintasannya dan nilainya nol jika
lintasannya tertutup. Pada bagian ini akan dibahas untuk lintasan tertutup.
Integral pada lintasan tertutup sederhana sering disebut dengan integral
kontur.

Ada beberapa definisi yang akan sering digunakan dalam pembahsan ini.

 Lintasan tertutup sederhana, adalah lintasan yang tidak memotong atau


menyinggung dirinya sendiri (Gambar 1)

8
 Domain terhubung sederhana, adalah jika setiap lintasan tertutup
sederhana dalam domain tersebut melingkungi hanya titik-titik dalam
domain. Sedangkan domain yang lainna disebut domain terhubung
berganda (Gambar 2)

Teorema Cauchy Goursat. Jika f ( z ) analitik di dalam suatu domain


terhubung sederhana D, maka untuk setiap lintasan tertutup sederhana di
dalam D berlaku

∮ f ( z) dz=0
C

Dengan kata lain integral kontur fungsi kompleks tidak tergantung lintasan yang
dilewatinya.

Contoh 3. ∮ f ( z) dz=0 untuk sebarang lintasan tertutup C jika f ( z ) adalah


C

fungsiseluruh, misal f ( z )=sin z , f ( z )=e z .


1
Contoh 4. Tentukan ∮ f (z)dz jika f ( z )= 2 dan C lingkaran satuan arah positif.
C z +4

9
Penyelesaian.

1
Titik singular dari f ( z )= 2 adalah z=± 2i terletak di luar C.
z +4

1
Jadi f ( z )= 2 analitik pada dan di dalam C, sehingga ∮ f ( z) dz=0
z +4 C

Teorema Cauchy-Goursat pada domain berganda

Sebuah anulus adalah daerah cincin, termasuk domain terhubung ganda dua,
terdiri dari dua kurva tertutup, C dan K (Gambar 4a). Jika arah kontur dibalik,
hasil integral akan menjadi negatifnya. Untuk kurva tertutup arah positif adalah
arah yang menyebabkan daerah integrasi berada di sebelah kiri lintasan integrasi.
Itulah sebabnya arah lintasan integrasi haruslah ditentukan pada integral kontur
fungsi kompleks.

Integrasi menyusuri kurva batas daerah anulus ini dapat dipecah menjadi 4
integral dengan kontur masing-masing C ' , Γ 1 , Γ 2 dan −K ' ¿ didefinisikan searah
dengan C). Kontur C ' adalah kontur C setelah terbelah oleh celah lintasan Γ 1 dan
Γ 2 yang masuk dan keluar di antara C dan K. Demikian pula kontur K ' adalah
kontur K sesudah diberi celah tersebut di atas (Gambar 4). Celah harus dibuat
sedemikian kecil agar C ' ⟶ C dan K ' ⟶ K . Nilai integral ini adalah

❑ ❑ ❑ ❑ ❑

∮ f (z)dz=∮ f ( z) dz +∮ f ( z)dz+ ∮ f (z ) dz+∮ f ( z) dz


C C
'
Γ1 −K
'
Γ2

10
Jika diamati jelaslah bahwa Γ 1=−Γ 2 sehingga kedua integralnya saling
menghilangkan.Untuk f (z) yang bersifat analitik di daerah anulus ini berlaku
teorema Cauchy-Goursat :

❑ ❑ ❑

∮ f (z)dz=∮ f ( z) dz + ∮ f ( z) dz=0
C C
'
−K
'

Karena C ' ⟶ C dan K ' ⟶ K , maka diperoleh


❑ ❑

∮ f (z)dz=∮ f ( z) dz
C K

(Dalam hal ini perhatikan bahwa lintasan C dan K memiliki arah yang sama).

Jadi di dalam daerah analitiknya, kontur tertutup integral kompleks boleh


mengecil tanpa mengubah nilai integral itu sendiri. Sifat ini dapat diperluas
pengertiannya jika anulusnya memiliki banyak lubang, katakanlah lubang
K 1 , K 2 , … , K n (Domain berganda n), sehingga diperoleh

❑ ❑ ❑ ❑

∮ f (z)dz=∮ f ( z) dz +∮ f ( z) dz+ …+∮ f ( z) dz


C K1 K2 Kn

Contoh. Hitunglah ∮ zz+2+3z dz, dengan C lingkaran pusat 0, berjari-jari 3 arah


C

positif.

Penyelesaian.

z +3 3 −2
Perhatikan bahwa fungsi f ( z )= = = tidak analitik di z=0dan z=1.
z 2+ z z z+1
Kedua titik tersebut ”dibuang” dengan membentuk lingkaran dengan pusat di titik
tersebut (gambar 5).

11
Dengan demikian f (z) analitik di dalam domain yang dibatasi oleh C , K 1 , K 2
sehingga diperoleh
❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑
z+ 3 3 2 3 2 3 2 3 2

C
2
z +z
dz=∮ −
K 1
(
z z+1 K
)
dz +∮ −
z z+ 1 2
(
dz=∮ dz−∮
K z K
)
z +1
dz +∮ dz−∮
1
K z K z +1
1
( )
dz
2 2
( )
Menurut teorema Cauchy – Goursat maka integral suku pertama dan keempat di
ruas kanan adalah nol. Sehingga diperoleh

∮ zz+2+3z dz=−4 πi+6 πi=2 πi .


C

1.4 Rumus Integral Caucy

Misalkan fungsi f (z)analitik di dalam suatu daerah yang memuat lintasan tertutup
sederhana C arah positif, dan misalkan z 0 titik interior C.

Karena f analitik maka f kontinu di z 0 sehingga untuk setiap bilangan positif

ε > 0 terdapat δ >0 sehingga jika z−z 0 <0 maka|f ( z ) −f ( z 0 )|< ε . Misalkan
ρ>0 sedemikian sehingga ρ< δ dan lingkaran K={z :|z −z 0|=ρ }berada di dalam
C.

12
Gambar 5. Integral Cauchy

f ( z)
Fungsi analitik di daerah antara C dan K. Maka menurut teorema Cauchy
z−z 0

❑ ❑
f (z) f (z)
∮ z−z dz=∮ z−z dz
C 0 K 0

Perhatikan bahwa

2π it 2π

f (z ) f ( z 0+ ρ e )
∮ z−z dz= ρlim ∫ it
iρ e it dt=if ( z 0 )∫ ❑dt =2 πif ( z 0 )
C 0 ⟶ 0 0 ρ e 0

Jadi
❑ ❑
f (z ) f (z )
∮ z−z dz=∮ z−z dz=2 πif ( z 0 ) .
C 0 K 0

atau

f (z)
∮ z−z dz=2 πif (z 0 )
C 0

atau

1 f ( z)
f ( z0 )= ∮ dz
2 πi C z−z 0

yang biasa disebut Rumus Integral Cauchy.

13

2z
Contoh 6. Tentukan ∮ dz , JikaC :∨z∨¿ 2arah positif.
C (z−1)(z +4 )

Penyelesaian.

Perhatikan bahwa integran tidak analitik di z=1 dan di z=– 4. Dari kedua titik
ini, yang berada di dalam C adalah z=1. Jadi z=1merupakan titik interior dari C,
f (z) 2z
sehingga integran dapat ditulis dengan f ( z )= .
z−1 z +4

Sekarang fungsi f (z) ini analitik pada dan di dalam lintasan C, sehingga dengan
menggunakan rumus integral Cauchy, diperoleh

❑ ❑
f ( z)
∮ ( z−1 ) ( z + 4 ) ∮ z−1 dz=2 πif (1 ) = 45 πi
2z
dz=
C C

Turunan fungsi analitik

Secara umum, jika z0 adalah titik interior pada C maka bentuk integral Cauchy

1 f ( z)
menjadi f ( z 0 ) = ∮ dz dengan z didalam C.
2 πi C z−z 0

Selanjutnya rumus tersebut dapat diperumum dengan mencari turunannya hingga


tingkat ke-n. Dalam rumus integral Cauchy, turunan fungsi f di titik z 0 adalah


1 f (z)
f ' ( z 0 )= ∮ dz
2 πi C (z−z 0 )

turunan keduanya adalah



' 2! f (z )
f ' ( z 0 )= ∮ dz
2 πi C ( z−z 0 )3

hingga diperoleh turunan ke-n adalah


(n) n! f (z)
f ( z 0 )= ∮ dz
2 πi C ( z−z 0 )n+1

Yang biasa ditulis dalam bentuk



f ( z) 2 πi (n)
∮ dz= f ( z0 )
C ( z−z 0 )
n+ 1
n!

14
Uraian di atas dapat dnyatakan dalam teorema berikut

Teorema. Jika f (z) analitik pada dan di dalam suatu kurva tertutup sederhana C,
maka f (n) ( z 0 ) ada untuk setiap bilangan bulat n, dan dinyatakan dalam rumus


n! f (z)
f (n) ( z 0 )= ∮ dz
2 πi C ( z−z 0 )n+1

Hal ini mengakibatkan jika suatu fungsi analitik di suatu titik maka turunan untuk
semua tingkatnya , f ’ , f ’ ’ , … , juga analitik di titik tersebut.

z 3+ 3

Contoh 7. Tentukan ∮ 3
dz , jika C:|z|=3 arah positif.
C ( z−2 )

Penyelesaian.

Dalam hal ini f ( z )=z 3 +3 , z 0=2, dan n=2. Dengan menggunakan rumus integral
Cauchy yang telah diperumum, diperoleh,

15
z 3+ 3

∮ ( z−2 )3 dz= 22πi f ' ' ( 2 )=12 πiDAFTAR PUSTAKA


C

https://www.scribd.com/doc/169292639/INtegral-KOMPleks

16

Anda mungkin juga menyukai