Di Susun :
Muhammad Adrian Maulana
18314056
TS 18A
Di periksa :
Permata, S.Si., M.Si
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Makalah ini berisikan tentang informasi seputar Deret Taylor atau yang lebih
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Deret
Taylor.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
2
dimana T menyatakan lebar selang partisi, sedangkan koe sien g k dan
iterator k
Jika kita mempunyai sebuah fungsi dengan satu variabel, katakanlah sin x atau
ln(cos2x), dapatkan fungsi ini digambarkan sebagai suatu deret pangkat dari x atau lebih
umum dari (x a) ?. Atau dengan kata lain, adakah bilangan c0, c1, c2, c3, . . . sehingga,
f(x) = c0 + c1(x a) + c2(x a)2 + c3(x a)3 . . .
pada sebuah selang di sekitar x = a ?
Apabila penggambaran fungsi semacam itu ada, maka menurut teorema tentang
pendiferensialan deret (Teorema V.2) akan diperoleh pendiferensialan sebagai berikut,
f’(x) = c1 + 2c2(x a) + 3c3(x a)2 + 4c4(x a)3 . . .
f’’(x) = 2c2 + 6c3(x a) + 12c4(x a)2 + 20c5(x a)3 . . .
f’’’(x) = 6c3 + 24c4(x a) + 60c5(x a)2 + 120c6(x a)3 . . .
.
.
.
Apabila kita subtitusikan x = a, maka diperoleh,
f(a) = c0
f’(a) = c1
f’’(a) = 2c2 = 2!c2
f’’’(a) = 6c3 = 3!c3
.
.
.
Dari hasil subtitusi ini selanjutnya kita dapat menghitung cn, yaitu
c0 = f(a)
c1 = f’(a)
f ' ' (a )
c2 =
2!
f ' ' ' (a )
c3 =
3!
.
.
.
Dari penentuan cn ini, kita dapat menuliskan rumus yang lebih umum, yaitu
f n (a )
cn =
n!
Catatan : Supaya rumus untuk cn ini berlaku untuk n = 0, maka kita artikan f0(a) sebagai
f(a) dan 0! = 1.
Dari hasil di atas dapat kita lihat bahwa koefisien-koefisien cn ditentukan oleh f. Hal
ini berarti bahwa suatu fungsi f tidak dapat digambarkan oleh dua deret pangkat dari x a
yang berbeda seperti yang dituangkan dalam teorema berikut.
Bentuk koefisien cn mirip dengan koefisien yang terdapat dalam Rumus Taylor, oleh
karena itu deret pangkat dari (x a) yang menggambarkan sebuah fungsi ini dinamakan
deret Taylor. Apabila a = 0, maka deret dinamakan deret Maclaurin. Dengan deret Taylor
ini kita bisa menjawab pertanyaan di awal bagian ini yaitu apakah sebuah fungsi f dapat
digambarkan sebagai deret pangkat dalam x atau (x a) seperti yang dinyatakan dalam
teorema berikut.
Bukti :
Untuk membuktikan teorema ini kita hanya perlu mengingat Rumus Taylor, yaitu
f ' ' (a ) f ' ' ' (a ) f ( n ) ( c)
f(a) + f’(a)(x a) + (x a)2 + (x a)3 + . . . + ( x a ) n + Rn(x)
2! 3! n!
Contoh VI.1
Tentukan deret Maclaurin untuk sin x dan buktikan bahwa deret tersebut menggambarkan
sin x untuk semua x.
Jawab :
f(x) = sin x f(0) = 0
f’(x) = cos x f’(0) = 1
f’’(x) = sin x f’’(0) = 0
f’’’(x) = cos x f’’’(0) = 1
f(4)(x) = sin x f(4)(0) = 0
f(5)(x) = cos x f(5)(0) = 1
f(6)(x) = sin x f(6)(0) = 0
f(7)(x) = cos x f(7)(0) = 1
. .
. .
. .
Dengan memasukan harga-harga turunan ini ke deret Maclaurin diperoleh,
x 3 x5 x 7
sin x = x . . .
3! 5! 7!
Uraian deret ini akan berlaku untuk semua x, asal dapat dibuktikan bahwa
f ( n 1) ( c) n 1
lim Rn (x) = lim x =0
n n ( n 1)!
Oleh karena f ( n 1) ( x ) cos x 1 atau f ( n 1)
( x ) sin x 1, maka
f ( n 1) ( c) n 1
n1
x
Rn(x) = x
( n 1)! ( n 1)!
n 1
x
Selain itu, menurut Uji Suku ke-n diperoleh bahwa lim = 0. Jadi lim Rn (x ) = 0.
n ( n 1)! n
Contoh VI.2
Tentukan deret Maclaurin untuk cos x dan buktikan bahwa deret tersebut menggambarkan
cos x untuk semua x.
Jawab :
f(x) = cos x f(0) = 1
f’(x) = sin x f’(0) = 0
f’’(x) = cos x f’’(0) = 1
f’’’(x) = sin x f’’’(0) = 0
f(4)(x) = cos x f(4)(0) = 1
f(5)(x) = sin x f(5)(0) = 0
f(6)(x) = cos x f(6)(0) = 1
f(7)(x) = sin x f(7)(0) = 0
. .
. .
. .
Dengan memasukan harga-harga ini ke deret Maclaurin diperoleh,
x2 x4 x6
cos x = 1 . . .
2! 4! 6!
Uraian deret ini akan berlaku untuk semua x, asal dapat dibuktikan bahwa
f ( n 1) ( c) n 1
lim Rn (x) = lim x =0
n n ( n 1)!
f ( n 1) ( c) n 1
n1
x
Rn(x) = x
( n 1)! ( n 1)!
n 1
x
Selain itu, menurut Uji Suku ke-n diperoleh bahwa lim = 0. Jadi lim Rn (x ) = 0.
n ( n 1)! n
Contoh VI.3
Tentukan deret Maclaurin untuk f(x) = cosh x dengan dua cara, dan buktikan bahwa uraian
tersebut menggambarkan cosh x untuk semua x.
Jawab :
Cara pertama,
f(x) = cosh x f(0) =1
f’(x) = sinh x f’(0) =0
f’’(x) = cosh x f’’(0) =1
f’’’(x) = sinh x f’’’(0) =0
f(4)(x) = cosh x f(4)(0) =1
f(5)(x) = sinh x f(5)(0) =0
f(6)(x) = cosh x f(6)(0) =1
Jadi dengan memasukan harga-harga ini ke deret Maclaurin diperoleh,
x2 x4 x6
cosh x = 1 . . .
2! 4! 6!
Untuk membuktikan bahwa uraian ini menggambarkan cosh x untuk semua x, cukup
dibuktikan bahwa lim Rn (x ) 0.
n
Misalkan B sebuah bilangan sebarang, dan andaikan x B , maka
e x e x e x e x e B e B
cosh x = eB
2 2 2 2 2
dengan jalan yang sama kita peroleh juga sinh x eB . Oleh karena f(n+1)(x) adalah cosh x
atau sinh x maka dapat kita simpulkan bahwa
n 1
f ( n 1) (c)x n 1 ex x
Rn (x )
(n 1)! (n 1)
n 1
en x
Bentuk pada ruas terakhir menuju nol apabila n atau lim 0. Akibatnya
n ( n 1)!
lim Rn (x) 0
n
Cara kedua :
ex e x
Telah kita ketahui bahwa cosh x = (i)
2
Dari Contoh VI.9 telah kita peroleh bahwa,
x2 x3 x4
ex = 1 x + . . . (ii)
2! 3! 4!
dari persamaan (ii) ini dapat ditentukan ex , yaitu
x2 x3 x4
ex = 1 x . . . (ii)
2! 3! 4!
dengan mesubtitusikan persamaan (ii) dan (iii) ke persamaan (i) diperoleh,
x 2 x3 x 4 x 2 x3 x 4
1 x . . . + 1 x . . .
cosh x = 2! 3! 4! 2! 3! 4!
2
x2 x4 x6
= 1 . . .
2! 4! 6!
Contoh VI.4
Tentukan deret Maclaurin untuk f(x) = sinh x dengan dua cara, dan buktikan bahwa uraian
tersebut menggambarkan cosh x untuk semua x.
Jawab :
Cara pertama,
f(x) = sinh x f(0) =0
f’(x) = cosh x f’(0) =1
f’’(x) = sinh x f’’(0) =0
f’’’(x) = cosh x f’’’(0) =1
f(4)(x) = sinh x f(4)(0) =0
f(5)(x) = cosh x f(5)(0) =1
f(6)(x) = sinh x f(6)(0) =1
Jadi dari deret Maclaurin diperoleh,
x 3 x5 x 7
sinh x = x . . .
3! 5! 7!
1 2 3 p
dengan
p p( p 1)( p 2) . . . ( p k 1)
=
k k!
p
Perhatikan bahwa simbol mempunyai arti untuk setiap bilangan riil p, asal saja k bulat
k
positif. Dengan rumus binomial ini kita dapat menyusun teorema berikut.
Bukti :
Andaikan f(x) = (1 + x)p. Jika kita diferensialkan fungsi ini maka diperoleh,
f(x) = (1 + x)p f(0) = 1
f’(x) = p(1 + x)p 1 f’(0) = p
p 2
f’’(x) = p(p 1)(1 + x) f’’(0) = p(p 1)
p 2
f’’’(x) = p(p 1)(p 2)(1 + x) f’’’(0) = p(p 1)(p 2)
. .
. .
. .
Dengan memasukan harga-harga diferensial ini ke deret Maclaurin yaitu,
f ' ' ( 0) 2 f ' ' ' ( 0) 3
f(x) = f(0) + f’(0)x + x + x +. . .
2! 3!
maka diperoleh,
p( p 1) 2 p( p 1)( p 2) 3
(1 + x)p = 1 + px + x + x +. . . (i)
2! 3!
Karena,
p p
p
1! 1
p( p 1) p
2! 2
p( p 1)( p 2) p
3! 3
maka persamaan (i) menjadi
p p p
(1 + x)p = 1 x x 2 x 3 . . .
1 2 3
Contoh VI.5
Tuliskanlah (1 x)2 sebagai suatu deret Maclaurin pada selang 1 x 1.
Jawab :
Dengan menggunakan Teorema VI.3 (Deret Binomial) diperoleh,
2 2 2
2
(1 + x) = 1 x x x 3 . . .
2
1 2 3
2 ( 2)( 2 1) 2 ( 2)( 2 1)( 2 2) 3
=1+ x+ x + x +. . .
1! 2! 3!
( 2)( 3) 2 ( 2)( 3)( 4) 3
= 1 2x + x + x +. . .
2 6
= 1 2x + 3x2 4 x3 + . . .
Selanjutnya ganti x dengan x, maka diperoleh,
(1 x)2 = 1 + 2x + 3x2 + 4 x3 + . . .
Contoh VI.6
Tulislah 1 x sebagai suatu deret Maclaurin dan gunakan hasilnya untuk menghampiri
11
, sampai 5 angka desimal
1
Jawab : 1 x = (1 x ) 2
Dengan menggunakan deret Binomial diperoleh,
1 21 21 21 1
(1 x) = 1 +
2 x x
2 3 2 4
x x . . .
1 2 3 4
1
2
1 1
(
2 2
1) 2
1 1
(
2 2
1)( 21 2) 3
1 1
2 (2 1)( 21 2)( 21 3) 4
=1+ x+ x + x + x +. . .
1! 2! 3! 4!
1 ( 1 )( 21 ) 2 ( 21 )( 21 )( 32 ) 3 ( 21 )( 21 )( 32 )( 52 ) 4
=1+ x+ 2 x + x + x +. . .
2 2 6 24
1 1 1 3 5 4
=1+ x x2 + x x +. . .
2 8 16 128
Hasil ini akan kita gunakan untuk menghampiri 11, sampai 5 angka desimal, yaitu
1 1 1 1 5
0 1 = (1 0,1) 2 = 1 +
, = 1 ,
11 (0,1) (0,1)2 + (0,1)3 (0,1)4 + . . .
2 8 16 128
01
, 0,01 0,001 5( 0,0001)
= 1 . . . 1,04881
2 8 16 128
Contoh VI.7
0,4
Hitunglah 1 x 4 dx sampai 5 angka desimal.
0
1
Jawab : 1 x 4 = (1 x 4 ) 2
Dari Contoh VI.6 kita peroleh.
1
1 1 1 3 5 4
(1 x) 2 = 1 + x x2 + x x +. . .
2 8 16 128
Ganti x dengan x4, diperoleh
1 1 4 1 8 1 12 5 16
(1 x 4 ) 2 = 1 + x x + x x +. . .
2 8 16 128
Jadi,
0,4 0,4 0,4
(1 x 1
1 2 x
1 1 5 16
1
1 x dx =
4 4
) dx =
2 4
x8 x12 x . . . dx
0 0 0
8 16 128
0,4
1 1 9 1 13 5 17
= x x5 x x x . . .
10 72 208 2176 0
(0,4) 5 (0,4) 9 (0,4) 13 5(0,4) 17
= 0,4 . . .
10 72 208 2176
0,40102
1
5. f(x) = e1 sin x 6. f(x) =
1 sin x
Tentukanlah deret Maclaurin untuk f(x) dalam Soal 7 - 16 hingga suku x5.
7. f(x) = tan x 8. f(x) = ex sin x
Tentukanlah deret Taylor dalam (x a) hingga suku (x a)3 pada soal 17-19
n
17. ex , a = 1 18. cos x , a = 19. 1 + x2 x3 , a = 1
3
20. Tentukanlah empat suku pertama tak nol dalam deret Maclaurin untuk sin1 x. Ingat
bahwa,
x
1
sin1 x = dt
0 1 t 2
21. Hitunglah dengan teliti sampai empat angka desimal integral berikut.
1
cos(x
2
) dx
0
1 1 1
22. Tentukanlah deret Taylor untuk dalam x 1. Petunjuk : Tulislah = ,
x x [1 (1 x )]
1
kemudian gunakanlah uraian .
1 x
23. Carilah deret Maclaurin untuk f(x) dalam soal di bawah ini dengan menggunakan deret
yang telah kita kenal. Selanjutnya gunakanlah hasilnya untuk menentukan f(4)(0).
(a) f(x) = e x x (b) f(x) = esin x
2
et 1
x 2
24. Tentukanlah deret Maclaurin untuk (1 x)1/2 sampai suku yang keenam.
1. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa Deret
Taylor sangat berguna dalam menyelesaikan masalah numerik, karena pada
dasarnya Deret Taylor menyediakan sarana untuk memperkirakan nilai fungsi
pada satu titik dalam bentuk nilai fungsi dan turunan-turunannya pada titik
lain.
Deret Taylor akan memberikan perkiraan suatu fungsi dengan benar jika
semua suku dari deret tersebut diperhitungkan, tetapi pada kenyataannya
sering dipehitungkan hanya beberapa suku pertama saja sehingga hasilnya
tidak tepat seperti perhitungan analitisnya.
2. Saran
Bertolak dari persamaan-persamaan dari Deret Taylor di atas, penyusun
menyarankan kepada pembaca untuk lebih dalam mempelajari beberapa
persamaan dari Deret Taylor karena Deret Taylor sangat berguna untuk
menyelesaikan permasalahan matematis yang tidak dapat diselesaikan
secara analitis.
Soal
250 120
x
120 A B 70
w y
175 C D 630
z
115 390
JAWABAN :
IN : OUT
985 : 885
W–X : 130
Y–X : 50
Z–W : 60
Z–Y : 240
1 -1 0 0 130 1 -1 0 0 130
0 -1 1 0 50 b3 + b1 0 -1 1 0 50 -1b2
-1 0 0 1 60 0 -1 0 1 190
0 0 -1 1 240 0 0 -1 1 240
1 -1 0 0 130 1 0 -1 0 80
0 1 -1 0 -50 b1 + b2 0 1 -1 0 -50 b3 + b2
0 -1 0 1 190 0 -1 0 1 190
0 0 -1 1 240 0 0 -1 1 240
1 0 -1 0 80 1 0 -1 0 80
c
0 1 -1 0 -50 -b3 0 1 -1 0 -50 b1 + b3
0 0 -1c 1 140 0 0 1 -1 -140
0 0 -1 1 240 0 0 -1 1 240
1 0 0 -1 -60 1 0 0 -1 -60
0 1 -1 0 -50 b2 + b3 0 1 0 -1 -190 b4 + b3
c
0 0 1 -1 -140 0 0 1 -1 -140
0 0 -1 1 240 0 0 -1c 1 240
1 0 0 -1 -60 1 0 0 -1 -60
c
0 1 0 -1 -190 1/100 b4 0 1 0 -1 -190 b1 +60 b4
0 0 1 -1 -140 0 0 1 -1 -140
0 0 0 0 100 0 0 0 0 1
1 0 0 -1 0 1 0 0 -1 0
0 1 0 -1 -190
c b2 + 190b4 0 1 0 -1 0 b3 +140 b4
0 0 1 -1 -140 0 0 1 -1 -140
c
0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
1 0 0 -1 0
0 1 0 -1 0
0 0 1 -1 0
0 0 0 0 1
W–Z =0
X– Z =0
Y– Z =0
Z (Free) jadi misal Z = 1 jadi
W = Z W = 1
X = Z X = 1
Y = Z Y = 1