Anda di halaman 1dari 30

128

BAB IV
INTEGRAL
Integral adalah sangat penting dalam mempelajari fungsi bernilai kompleks. Teori
integral yang akan dikembangkan dalam bab ini adalah terkenal dalam matematika
moderen. Teorema-teorema yang disajikan umumnya singkat dan padat serta buktinya
sederhana.
30. FUNGSI BERNILAI KOMPLEKS w(t)
Sebelum membicarakan integral dari f(z) terlebih dahulu akan diperkenalkan turunan
dan integral tentu dari fungsi bernilai kompleks w dari suatu variabel t. Kita tulis
(1) w(t) = u(t) + iv(t),
dimana u dan v adalah fungsi berniali real dari t.
Turunan w(t), atau
( ) | |
dt
t w d
, dari fungsi (1) disuatu titik t adalah didefinisikan
dengan
(2) w(t) = u(t) + iv(t)
asalkan turunan u dan v ada pada t.
Dari persamaan (2), untuk setiap bilangan kompleks tak nol z
0
= x
0
+ iy
0
,
( ) ( )( ) | | iv u iy x
dt
d
t w z
dt
d
+ + =
0 0 0
= ( ) ( ) | | v x u y i v y u x
dt
d
0 0 0 0
+ +
= ( ) ( ) v x u y
dt
d
i v y u x
dt
d
0 0 0 0
+ +
= (x
0
u y
0
v) + i(y
0
u + x
0
v) = (x
0
+ iy
0
)(u + iv)
Jadi,
(3) ( ) ( ) t w z t w z
dt
d
'
0 0
=
129
Berbagai sifat yang telah dipelajari dalam kalkulus, sifat diferensial untuk penjumlahan
dan perkalian dari fungsi bernilai real t dapat digunakan. Melalui sifat pada persamaan
(3), dapat diselidiki kaitan fungsi bernilai real, dan buktinya dijadikan latihan, yaitu
(4)
t z t z
e z e
dt
d
0 0
0
=
Kita dapat menekankan, bahwa tidak semua sifat turunan dalam kalkulus dapat
dibawah kedalam fungsi tipe (1). Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada contoh berikut.
CONTOH 1. Misalkan bahwa w(t) adalah kontinu pada interval astsb, jadi komponen
fungsi u(t) dan v(t) adalah kontinu pada interval tersebut. Jika w(t) ada dimana a < t <
b, maka teorema nilai rata-rata untuk turunan tidak dapat digunakan. Jadi tidak selalu
benar bahwa terdapat c dalam interval a < t < b sehingga,
( )
( ) ( )
a b
a w b w
c w

= ' .
Untuk menunjukan ini, kita hanya membutuhkan fungsi w(t) = e
it
pada interval 0sts2t.
Karena ( ) 1 ' = =
it
ie t w , ini berarti bahwa w(t) tidak pernah nol, dan w(2t) w(0) = 0.
Definisi integral dari fungsi pada tipe (1) pada interval astsb adalah
didefinisikan dengan
(5) ( ) ( ) ( )
} } }
+ =
b
a
b
a
b
a
dt t v i dt t u dt t w
dimana integral masing-masing pada bagian kanan ada. Jadi
(6) ( ) ( ) ( ) ( )
} } } }
= =
b
a
b
a
b
a
b
a
dt t w dt t w I dt t w dt t w . Re m dan Re Re C
CONTOH 2. Melalui suatu ilustrasi,
( ) ( )
} } }
+ = + = +
1
0
1
0
1
0
2 2
3
2
2 1 1 i tdt i dt t dt it .
Tidak tepat integral dari w(t) pada interval tak terbatas didefinisikan dengan cara
yang serupa.
130
Keberadaan integral-integral dari u dan v dalam definisi (5) adalah jelas
(ensured) jika fungsi tersebut adalah kontinu titik demi titik pada interval astsb.
Sehingga suatu fungsi adalah kontinu dimana-mana dalam interval kecuali mungkin
disejumlah hingga titik-titik fungsi itu tidak kontinu, yakni hanya memiliki limit satu
arah. Jelas bahwa, hanya mempunyai limit kanan dititik a dan hanya mempunyai limit
kiri dititik b. Dimana u dan v adalah kontinu titik demi titik, sehingga fungsi w
dikatakan kontinu titik demi titik.
Untuk mengantisipasi cara-cara untuk mengintegralkan suatu konstantan
kompleks dikali suatu fungsi w(t), untuk penjumlahan-penjumlahan integral seperti
fungsi-fungsi di atas, dan untuk mempertukarkan limit-limit dari integral adalah benar.
Aturan-aturan yang lain, dijelaskan pada sifat berikut.
( ) ( ) ( )dt t w dt t w dt t w
b
c
c
a
b
a
} } }
+ =
Teorema dasar kalkulus, dari anti turunan, dapat diperluas juga dalam integral
dari tipe (5). Khususnya, misalkan bahwa fungsi
w(t) = u(t) + iv(t) dan W(t) = U(t) + iV(t)
adalah kontinu pada interval astsb. Jika W(t) = w(t) pada astsb, maka U(t) = u(t) dan
V(t) = v(t). Juga, dari definisi (5),
( ) ( )| ( )| ( ) ( ) | | ( ) ( ) | | a iV a U b iV b U t V i t U dt t w
b
a
b
a
b
a
+ + = + =
}
.
Jadi,
(7) ( ) ( )| ) ( ) ( a W b W t W dt t w
b
a
b
a
= =
}
CONTOH 3. Karena (e
it
) = ie
it
, maka
| i ie ie e
i it it
+ = =
}
4
4
4
0
0
t
t
t
131
= |
.
|

\
|
+ = + |
.
|

\
|
+
2
1
1
2
1
2 2
1
i i
i
i .
Terakhir, suatu sifat yang paling penting adalah nilai mutlak dari suatu integral,
sebutlah
(8)
} }
s
b
a
b
a
dt t w dt t w ) ( ) ( (asb).
Ketaksamaan ini jelas benar jika nilai dari integral pada bagian kiri adalah nol,
khususnya jika a = b. Selanjutnya, akan diselidiki dengan memisalkan bahwa nilainya
adalah bilangan kompleks tak nol. Jika r
0
adalah modulus dan u
0
adalah suatu argumen
tertentu, maka
}
=
b
a
i
e r wdt
0
0
u
.
Penyelesaian untuk r
0
, ditulis
(9) r
0
= wdt e
b
a
i
}

0
u
.
Sekarang bagian kiri dari persamaan (9) adalah bilangan real, demikian juga bahagian
kanan. Selanjutnya, dengan menggunakan kenyataan bahwa bagian real dari bilangan
real adalah bilangan real itu sendiri dan dengan menggunakan (6), maka persamaan (9)
dapat ditulis menjadi
wdt e
b
a
i
}

0
u
= Re wdt e
b
a
i
}

0
u
= ( )dt w e
b
a
i
}

0
Re
u
Persamaan (9) diperoleh dengan bentuk
(10) r
0
= ( )dt w e
b
a
i
}

0
Re
u
.
Tetapi,
( ) ; Re
0 0 0
w w e w e w e
i i i
= = s
u u u
dan juga dari persamaan (10),
132
r
0
s ( )
}
b
a
dt t w .
Karena r
0
merupakan nilai integral bagian kiri (8) dimana nilai integralnya tak nol, maka
pembuktian telah selesai.
Dengan sedikit modifikasi, sifat di atas dapat digunakan untuk ketaksamaan
berikut,
(11) ( ) ( )
} }

s
a a
dt t w dt t w
asalkan nilai integral pada persamaan (11) ada.
31. LINTASAN-LINTASAN (CONTOURS)
Itegral dari fungsi bernilai kompleks dari suatu variabel kompleks adalah didefinisikan
pada kurva dalam bidang kompleks, lebih dari pada interval pada garis real. Kelas-kelas
dari kurva adalah cukup untuk dipelajari sebagai pendahuluan dari integral pada bagian
ini.
Suatu himpunan dari titik-titik z = (x,y) dalam bidang kompleks dikatakan busur
berarah (arc) jika
(1) x = x(t), y = y(t) (astsb),
dimana x(t) dan y(t) adalah fungsi kontinu dengan parameter real t. Definisi ini
merupakan suatu pemetaan kontinu dari interval astsb kedalam bidang xy, atau bidang
z, dan titik-titik bayangannya naik menurut urutan dari nilai t. Selanjutnya kita, baik
sekali menggambarkan titik-titik dari C sebagai arti dari persamaan
(2) z = z(t) (astsb),
dimana
(3) z(t) = x(t) + iy(t).
Sifat dasar geometri dari suatu arc selalu memberikan notasi yang berbeda untuk
parameter t dalam persamaan (2). Kenyataan ini, dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
CONTOH 1. Garis poligonal,
133
(4)

s s +
s s +
=
2, x 1 jika ,
1, x 0 jika ,
i x
ix x
z
terdiri dari garis patah dari 0 ke 1+i dan dari 1 + i ke 2 + i (gambar 26), adalah kurva
sederhana.
CONTOH 2. Lingkaran satuan
(5) z = e
iu
(0sus2t)
yang berpusat dititik asal adalah kurva tertutup sederhana, berputar dengan arah
berlawanan arah jarum jam.
Juga lingkaran
(6) z = z
0
+ Re
iu
(0sus2t),
dengan pusat z
0
dengan jari-jari R (lihat bagian 5) adalah kurva tertutup sederhana.
CONTOH 3. Busur
(7) z = e
-iu
(0sus2t)
adalah tidak sama dengan busur pada persamaan (5). Himpunan dari titik-titiknya adalah
sama tetapi lingkaran sekarang adalah berputar searah jarum jam.
CONTOH 4. Titik-titik pada busur berarah
(8) z = e
i2u
(0sus2t)
1+i
2+i
1 2
1
x
y
Gambar 26.
134
adalah mempunyai bentuk yang sama dengan busur berarah pada (5) dan (7), namun
busur berarah tersebut berbeda karena lingkaran ini berputar sebanyak dua kali dengan
arah berlawanan dengan jarum jam.
Misalkan turunan x(t) dan y(t) dari komponen-komponen fungsi (3), digunakan
untuk menjelaskan suatu busur berarah C, ada dan kontinu sepanjang interval astsb.
Sifat C seperti ini disebut busur bearah yang terdiferensiabel. Dari sini, jika turunan dari
z(t) (lihat bagian 30) adalah
(9) z(t) = x(t) + iy(t),
fungsi bernilai real
( ) ( ) | | ( ) | |
2 2
' ' ' t y t x t z + =
adalah terintegralkan pada interval astsb, panjang dari kurva diberikan dengan
(10) L = ( )dt t z
b
a
}
' .
Persamaan (10) adalah definisi panjang busur dalam kalkulus.
Parameter yang digunakan untuk menjelaskan C adalah jelas tidak tunggal, dan
nilai dari L yang diberikan pada (10) adalah tidak berubah dengan mengganti parameter.
Khususnya, misalkan bahwa
(11) t = ( ) ( ) | t o t | s s ,
dimana | adalah fungsi bernilai real yang memetakan interval | t o s s pada interval
astsb. Asumsikan bahwa | adalah kontinu dan mempunyai turunan kontinu. Juga
( ) t |' >0 untuk setiap t , jelas bahwa t naik mengikuti t . Dengan perubahan variabel
pada persamaan (11), persamaan (10) untuk panjang dari busur diperoleh
L = ( ) | | ( ) t t | t |
|
o
d z ' '
}
.
Juga, jika C dinyatakan sebagai
(12) z = ( ) ( ) | | ( ) | t o t | t s s = z Z ,
maka (lihat latihan 11)
135
(13) ( ) ( ) | | ( ) t | t | t ' ' ' z Z = ,
dan akibatnya, persamaan (10) menjadi
L = ( ) t t
|
o
d Z
}
' .
Jadi panjang dari C adalah sama jika persamaan (12) digunakan.
Jika persamaan z = z(t) (astsb) menyatakan arc yang terdiferensiabelkan dan
z(t)=0 dimana-mana dalam interval a < t<b, maka vektor arah satuan
T =
( )
( ) t z
t z
'
'
Adalah terdefinisi dengan baik untuk semua t dalam interval buka, dengan sudut dari
inklinasi arg z(t). Juga, jika T kontinu melalui parameter t pada interval a<t<b. Rumus
untuk T ini adalah telah dipelajari dalam kalkulus dengan z(t) menyatakan suatu jari-jari
vektor. Sehingga suatu busur dikatakan mulus. Dari kemulusan busur z = z(t) (astsb),
maka kita mendapatkan turunan z(t) kontinu pada interval tutup astsb dan tak nol pada
interval buka a<t<b.
Suatu lintasan, atau busur mulus titik demi titik, adalah terdiri dari sejumlah
hingga arc mulus yang dihubungkan secara bersambung. Juga, jika persamaan (2)
menyatakan lintasan, z(t) adalah kontinu, dimana turunannya z(t) adalah kontinu titik
demi titik. Garis poligon (4) adalah sebuah contoh dari lintasan. Jika hanya nilai awal
dan nilai akhir dari z(t) adalah sama, suatu lintasan C disebut lintasan tertutup sederhana.
Sebagai contoh adalah lingkaran pada (5) dan (6), demikian juga segitiga dan empat
persegi panjang dengan arah khusus. Panjang suatu lintasan atau lintasan tertutup
sederhana adalah jumlah dari panjang busur mulus yang digunakan untuk lintasan
tersebut.
Titik-titik pada setiap kurva tertutup sederhana atau lintasan C tertutup sederhana
adalah titik-titik batas dari dua daerah yang berbeda, satu yang dimiliki adalah interior
dari C adalah terbatas, dan yang lainya adalah eksterior dari C yang tidak terbatas.
136
Pembuktian pernyataan ini diketahui melalui teorema kurva Jordan, secara geometri
buktinya tidak terlalu sulit.
LATIHAN
1. Hitung integral berikut :
(a).
}
|
.
|

\
|

2
1
2
1
dt i
t
; (b).
}
6
0
2
t
dt e
t i
; (c).
}

0
dt e
zt
(Re z >0).
2. Tunjukkan bahwa jika m dan n adalah bilangan bulat,

=
=
=
}

n m jika 2
n m jika 0
2
0
t
t
u u in im
e e
3. Dari definisi (5) bagian 30, dari integral fungsi bernilai kompleks dari suatu
variabel real,
( )
} } }
+ =
+
t t t
0 0 0
1
sin cos xdx e i xdx e dx e
x x x i
.
Hitung dua integral pada bagian kanan dengan menghitung integral pada bagian
kiri dan identifikasi bagian real dan bagian imajiner dari nilai yang ditemukan.
4. Buktikan diferensial berikut dengan cara yang ditentukan.
a. Gunakan aturan yang berkaitan dalam kalkulus, untuk menunjukkan bahwa
( ) | | ( ) ( ) t w t w t w
dt
d
' 2
2
=
dimana w(t) = u(t) + iv(t) adalah fungsi bernilai kompleks dari variabel real t
dan w(t) ada.
b. Gunakan bentuk t y e t y e e
t x t x t z
0 0
sin cos
0 0 0
+ = , dimana z
0
= x
0
+ iy
0
adalah
bilangan kompleks tetap, untuk menunjukkan
t z t z
e z e
dt
d
0 0
0
= .
5. Gunakan ketaksamaan (8) bagian 30, untuk menunjukkan bahwa semua nilai dari x
dalam interval -1sxs1, fungsi
137
( ) ( ) u u
t
t
d x i x x P
n
n
}
+ =
0
2
cos 1
1
(n = 0, 1, 2, )
memenuhi ketaksamaan ( ) 1 s x P
n
.
6. Tunjukkan bahwa, jika w(t) = u(t) + iv(t) adalah kontinu pada interval astsb, maka
a. ( ) ( ) t t d w dt t w
b
a
a
b
} }
=

b. ( ) ( ) | | ( ) t t | t |
|
o
d w dt t w
b
a
'
} }
= ,
dimana ( ) t | adalah fungsi dalam persamaan (11) bagian 31.
7. Misalkan w(t) = u(t) + iv(t) menyatakan fungsi bernilai kompleks kontinu pada
interval -astsa.
a. Misalkan bahwa w(t) adalah fungsi genap, yakni w(-t) = w(t) untuk setiap titik
t dalam interval yang diberikan. Tunjukkan bahwa ( ) ( )
} }
=

a a
a
dt t w dt t w
0
2 .
b. Tunjukkan bahwa, jika w(t) adalah fungsi ganjil, yakni w(-t) = -w(t) untuk
setiap titik t dalam interval yang diberikan, maka ( ) 0 =
}

dt t w
a
a
.
8. Misalkan w(t) adalah fungsi bernilai kompleks dari variabel real t yang kontinu
pada interval astsb. Dengan memperhatikan kasus khusus dari w(t) = e
it
pada
interval 0sts2t, tunjukkan bahwa tidak selalu benar terdapat bilangan c dalam
interval a<t<b sehingga ( ) ( )( ) a b c w dt t w
b
a
=
}
. Selanjutnya, tunjukkan pula bahwa
teorema nilai rata-rata untuk integral tentu dalam kalkulus tidak dapat digunakan
dalam fungsi ini. (bandingkan contoh 1 dalam bagian 30).
9. Misalkan C menyatakan setengah lingkaran z =2 dengan arah berlawanan dengan
jarum jam dan C dinyatakan dalam dua bentuk parameter, yakni
z=z(u) = 2e
iu
|
.
|

\
|
s s
2 2
t
u
t
dan
138
( ) iy y y Z z + = =
2
4 (-2sys2).
Tunjukkan bahawa Z(y) = z ( ) | | y | , dimana
( ) |
.
|

\
|
< <

=
2
arctan
2
4
arctan
2
t t
| t
y
y
y .
Juga, tunjukkan bahwa fungsi | ini mempunyai turunan positif, melalui syarat
yang diberikan pada persamaan (11) bagian 31.
10. Tunjukkan persamaan (13) bagian 31, untuk turunan dari ( ) ( ) | | t | t z Z = .
Petunjuk: Tulis ( ) ( ) | | ( ) | | t | t | t iy x Z + = dan gunakan aturan rantai fungsi bernilai
real dari variabel real.
11. Misalkan bahwa fungsi f(z) adalah analitik dititik z
0
= z(t
0
) pada busur berarah
mulus z = z(t) (astsb). Tunjukkan bahwa, jika w(t) = f[z(t)], maka w(t) = f[z(t)]
z(t) dimana t = t
0
.
12. Misalkan y(x) adalah fungsi bernilai real yang didefinisikan pada interval 0sxs1
dengan persamaan
( )
( )

=
s <
=
0 x jika 0
1, x 0 jika sin
3
x
x
x y
t
a. Tunjukkan bahwa persamaan z = x+iy(x) (0sxs1) menyatakan suatu busur
berarah C
1
beririsan dengan sumbu real dititik-titik z = 1/n (n = 1, 2, 3, ) dan
z = 0, seperti yang ditunjukkan pada gambar 27.
y
3
1
2
1
0 1
x
Gambar 27
139
b. Tunjukkan bahwa busur berarah C
1
dalam bagian (a) adalah mulus.
Petunjuk : Selidiki kekontinuan dari y(x) di x = 0, dan tunjukkan bahwa
( )
3
2
3
sin 0 x x s s
t
jika x>0. Dengan cara serupa gunakan ini untuk
menemukan y(0) dan tunjukkan bahwa y(x) continu di x = 0.
32. INTEGRAL LINTASAN
Sekarang, kita akan mempelajari integral dari fungsi bernilai kompleks dari variabel
kompleks z. Suatu integral didefinisikan dalam bentuk nilai dari f(z) sepanjang lintasan
C, dari titik z = z
1
sampai dengan titik z = z
2
dalam bidang kompleks. Oleh karena itu,
suatu integral garis secara umum nilainya bergantung pada lintasan C sama dengan
fungsi f. Dan ditulis,
( )
}
C
dz z f atau ( )
}
2
1
C
C
dz z f ,
notasi tersebut sering digunakan ketika nilai dari integral tidak bergantung pada
pemilihan lintasan diantara dua titik. Integral dapat didefinisikan secara langsung
melalui limit dari suatu jumlah, namun dalam bagian ini kita memilih definisi seperti
diatas yang berkaitan dengan bagian pendahuluan (bagian 30).
Misalkan persamaan
(1) z = z(t) (astsb)
menyatakan suatu lintasan dari titik z
1
= z(a) ketitik z
2
= z(b). Misalkan pula fungsi f(z)
kontinu titik demi titik pada interval astsb. Kita definisikan integral garis atau integral
lintasan dari f sepanjang C, yakni :
(2) ( ) ( ) | | ( )dt t z t z f dz z f
b
a C
} }
= ' .
Sebagai catatan, karena C adalah lintasan, maka z(t) adalah kontinu titik demi titik pada
interval astsb, dan keberadaan dari integral pada persamaan (2) dijamin.
140
Nilai dari integral lintasan adalah invariant terhadap perubahan dalam
menyatakan lintasan jika perubahan tersebut serupa dengan persamaan (12) bagian 31.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan cara yang serupa seperti pada bagian 31 dalam
menunjukkan invariant dari panjang busur berarah.
Dari definisi (2) dan sifat dari integral fungsi bernilai kompleks w(t) yang telah
dijelaskan dalam bagian (30) bahwa
(3) ( ) ( )
} }
=
C C
o
dz z f z dz z f z
0
,
untuk setiap konstanta kompleks z
0
, dan
(4) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
} } }
+ = +
C C C
dz z g dz z f dz z g z f .
Berhubungan dengan lintasan C yang digunakan pada integral (2), lintasan C
adalah terdiri dari himpunan titik-titik yang sama dengan C tetapi urutannya terbalik.
Lintasan C bergerak dari titik z
2
ketitik z
1
. Lintasan C mempunyai bentuk parameter z
= z(-t) (-bsts-a). Jadi
( ) ( ) | | ( ) | |dt t z t z f dz z f
C
a
b
=
} }

' ,
dimana z(-t) menyatakan turunan dari z(t) pada t yang dihitung di t. Dengan perubahan
dari variabel dalam integral sebelumnya (lihat latihan 6(a), bagian 31), kita peroleh
(5) ( ) ( )dz z f dz z f
C C
} }
=

.
Misalkan bahwa lintasan C terdiri dari lintasan C
1
dan lintasan C
2
, dengan
lintasan C
1
dari titik z
1
ketitik z
0
dan C
2
dari titik z
0
ketitik z
2
, titik awal dari C
2
merupakan titik akhir dari C
1
. Maka terdapat bilangan real c, dimana z
0
= z(c), sehingga
C
1
adalah dinyatakan dengan z = z(t) (astsc) dan C
2
adalah dinyatakan dengan z = z(t)
(cstsb). Maka
( ) ( ) | | ( ) ( ) | | ( )
} } }
+ =
b
c
c
a C
dt t z t z f dt t z t z f dz z f ' ' ,
hal ini menjelaskan bahwa
141
(6) ( ) ( ) ( )
} } }
+ =
2 1
C C C
z f z f dz z f .
Kadang-kadang lintasan C disebut jumlah dari C
1
dan C
2
dan dinotasikan dengan C
1
+C
2
.
Jumlah dari dua lintasan C
1
dan C
2
adalah terdefinisi dengan baik jika C
1
dan C
2
mempunyai titik akhir yang sama, dan ditulis dengan C
1
-C
2
.
Terakhir, dari definisi (2) di atas dan sifat (8), bagian (30),
( ) ( ) | | ( )dt t z t z f dz z f
b
a C
} }
s ' .
Juga, untuk setiap konstanta non negatif M sehingga nilai dari f pada C memenuhi
ketaksamaan ( ) M z f s ,
( ) ( )
} }
s
b
a C
dt t z M dz z f ' .
Karena integral pada bagian kanan menyatakan panjang L dari lintasan (lihat bagian 31),
dari sini bahwa modulus dari integral f sepanjang C tidak melebihi ML,
(7) ( ) . ML dz z f
C
s
}
Hal ini jelas bahwa ketaksamaan terjadi jika nilai dari f pada C, ( ) M z f < .
Sebagai catatan, semua garis atau garis edar atau jalur (path) dari integral adalah
dipertimbangkan sebagai lintasan dan yang diintegralkan adalah fungsi yang kontinu
titik demi titik yang didefinisikan pada lintasan-lintasan, suatu bilangan M yang
ditampilkan pada persamaan (7) akan selalu ada. Ini disebabkan karena fungsi ( ) | | t z f
adalah kontinu pada interval tertutup dan terbatas astsb dimana f adalah kkontinu pada
C; dan sehingga fungsi selalu mencapai maksimum yang bernilai M pada interval. Juga
( ) z f mempunyai suatu nilai maksimum pada C dimana f kontinu pada C. Sekarang,
dengan cara serupa juga benar untuk fungsi f yang kontinu titik demi titik pada C.
142
Integral tentu dalam kalkulus dapat diinterprestasikan sebagai luas. Kecuali
dalam kasus khusus, tidak berhubungan dengan interprestasi, goemetri atau fisika adalah
disediakan untuk integral dalam bidang kompleks.
33. CONTOH-CONTOH
Contoh 1. Carilah nilai integral
(1) I = dz z
C
}
dimana C adalah setengah bagian kanan dari lingkaran z =2, dari z = -2i ke z = 2i
(gambar 28), yakni
z = 2e
iu
|
.
|

\
|
s s
2 2
t
u
t
.
Dari definisi (2) bagian 32,
I = ( ) u
u u
t
t
d e e
i i
' 2 2
2
2
}

;
karena
u u i i
e e

= dan (e
iu
)=ie
iu
,
maka ini berarti bahwa, I = i d i d ie e
i i
t u u
t
t
t
t
u u
4 4 2 2
2
2
2
2
= =
} }

.
Sebagai catatan bahwa jika suatu titik z pada lingkaran z =2, maka diperoleh
bahwa z z = 4, atau
z
z
4
= . Jadi hasil I = 4ti dapat juga ditulis
(2)
}
=
C
i
z
dz
t .
143
CONTOH 2. Dalam contoh ini, misalkan bahwa C
1
menyatakan lintasan OAB seperti
pada gambar 29 dan akan dihitung integral
(3) ( ) ( ) ( )
} } }
+ =
1
C AB OA
dz z f dz z f dz z f
dimana f(z) = y-x-i3x
2
(z=x+iy)
Segmen OA dapat dinyatakan dalam bentuk parameter melalui z = 0+iy (0sys1); jadi
x=0 dititik-titik pada segemen. Nilai dari f(z) dapat dibawah kepersamaan parameter y
dan diperoleh persamaan f(z) = y (0sys1). Akibatnya,
( )
} } }
= = =
1
0
1
0
2
i
ydy i yidy dz z f
OA
.
Pada segmen AB, z = x+i (0sxs1); dan juga
( ) ( ) ( ) i dx x i dx x dx x i x dz z f
AB
= = =
} } } }
2
1
3 1 1 . 3 1
1
0
1
0
1
0
2 2
.
Sehingga, persamaan (3) kita peroleh
(4) ( )
2
1
1
i
dz z f
C

=
}
.
Jika C
2
menyatakan segmen OB dari garis y = x, dengan bentuk parameter z =
x+ix (0sxs1),
2i
-2i
C
x
y
Gambar 28
y
0
x
i
1+i
0
Gambar 29
C
2
C
1
A
B
144
(5) ( ) ( ) ( ) i dx x i dx i x i dz z f
C
= = + =
} } }
1 1 3 1 3
1
0
2
1
0
2
2
.
Jelas bahwa integral dari f(z) sepanjang dua lintasan C
1
dan C
2
mempunyai nilai yang
berbeda walaupun mereka mempunyai titik awal dan titik akhir yang sama.
Selanjutnya nilai integral dari f(z) atas lintasan tertutup sederhana OABO, atau
C
1
C
2
, adalah
( ) ( )
2
1
2 1
i
dz z f dz z f
C C
+
=
} }
.
CONTOH 3. Kita mulai dengan memisalkan C sebagai arc mulus sembarang z = z(t)
(astsb) dari titik tetap z
1
ketitik tetap z
2
. Secara terurut kita hitung integral
( ) ( )dt t z t z zdz I
C
b
a
'
} }
= = ,
dari latihan 4(a) bagian 31,
( ) | |
( ) ( ) t z t z
t z
dt
d
'
2
2
= .
Jadi,
( ) | | ( ) | | ( ) | |
2 2
2 2 2
a z b z t z
I
b
a

=
(

(
= .
Tetapi z(b) = z
2
dan z(a) = z
1
; dan juga
2
2
1
2
2
z z
. Ini berarti, bahwa nilai dari integralnya
hanya bergantung pada titik-titik akhir dari C, dan dengan kata lain tidak bergantung
pada arc yang diberikan, kita dapat menulis
(6) =
}
2
1
z
z
zdz
2
2
1
2
2
z z
.
(bandingkan dengan contoh 2, dimana nilai dari suatu integral dari satu titik tetap ke
yang lain bergantung pada segmen yang diberikan).
145
Persamaan (6) adalah juga benar jika C menyatakan lintasan yang tidak perlu
mulus diman lintasan tersebut terdiri dari sejumlah hingga busur berarah yang mulus C
k
(k = 1, 2, ,n) yang dihubungkan secara bersambung (end to end). Secara umum,
misalkan bahwa C
k
bergerak dari z
k
ke z
k+1
. Maka
(7)

} }
=
+ +
=

= =
n
k
n k k
n
k
C C
z z z z
zdz zdz
k
1
2
1
2
1
2 2
1
1
2 2
,
diman z
1
merupakan titik awal dari C dan z
n
merupakan titik akhir dari C.
Dari persamaan (7) di atas bahwa integral dari f(z) mengelilingi setiap lintasan
tertutup sederhana dalam bidang mempunyai nilai nol. (bandingkan dengan contoh 2,
dimana nilai dari integral dari fungsi diberikan mengelilingi segmen tertutup adalah
tidak nol). Hal ini akan dijelaskan pada bagian selanjutnya jika integral dari lintasan
tertutup sederhana mempunyai nilai nol. Pertanyaan ini merupakan pusat dari teori
fungsi bernilai kompleks.
CONTOH 4. Misalkan C menyatakan path setengah lingkaran
z = 3e
iu
(0sust)
dari titik z = 3 ketitik z = -3 (lihat gambar 30). Walaupun cabang dari bagian (36)
(8) f(z) =
2
u
i
e r (r>0. 0<u<2t)
dari fungsi bernilai banyak
2
1
z adalah tidak terdefinisi pada titik awal z = 3 dari lintasan
C, integral
(9) dz z I
C
}
=
2
1
Gambar 30

x
y
3
-3
146
dari cabang tersebut ada. Untuk integral adalah kontinu titik demi titik pada C. Kita akan
tunjukan dengan menghitung z(u) = 3e
iu
, limit-limit kanan dari bagian real dan bagian
imajiner dari fungsi
( ) | |
2
sin 3
2
cos 3 3
2
u u
u
u
i e z f
i
+ = = (0<ust)
di u = 0 adalah 3 dan 0 masing-masing. Juga f[z(u)] adalah kontinu pada interval
tutup 0sust dimana nilai u = 0 adalah didefinisikan sebagai 3 . Akibatnya,
} }
= =
t u
u
t u
u u
0
2
3
0
2
3 3 3 3 d e i d ie e I
i
i
i
;
dan
t
u t u
u
0
2
3
0
2
3
3
2
(
(

(
=
}
i i
e
i
d e = ( ) i
i
+ 1
3
2
Terakhir, maka
( ) i I + = 1 3 2 .
CONTOH 5. Misalkan C
R
adalah path setengah lingkaran z = Re
iu
(0sust), dan
2
1
z merupakan cabang (8) dari akar fungsi kuadrat yang digunakan dalam contoh 4.
Tanpa mencari nilai dari integral, dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa
(10)
}
=
+

R
C
R
dz
z
z
0
1
lim
2
2
1
.
Jika z =R>1, R e R z
i
= =
2 2
1 u
dan 1 1 1
2 2 2
= > + R z z .
Akibatnya, titik-titik pada C
R
dimana integral terdefinisi,
R
M
z
z
s
+1
2
2
1
dimana
1
2

=
R
R
M
R
.
Karena panjang dari C
R
adalah bilangan L = tR, dan dari sifat (7) bagian 32, bahwa
147
.
1
2
2
1
L M dz
z
z
R
C
R
s
+
}
Tetapi
( )
2
1
1
2
1
1
.
1 2
2
R
R
R
R R
L M
R
R
R

=
t
t
,
dan jelas bahwa bagian kanan bentuk di atas menuju nol asalkan R menuju takhingga.
Ini berarti (10) telah dibuktikan.
LATIHAN
Untuk fungsi f dan lintasan C dalam latihan 1 sampai dengan 6, gunakan bentuk
parameter yang diberikan untuk C, untuk menghitung ( )dz z f
C
}
.
1. ( )
z
z
z f
2 +
= dan C adalah
a. setengah lingkaran z = 2e
iu
(0sust);
b. setengah lingkaran z = 2e
iu
(tsus2t)
c. lingkaran z = 2e
iu
(0sus2t)
2. f(z) = z-1 dan C adalah busur berarah dari z = 0 sampai z = 2 yang terdiri dari
a. setengah lingkaran z = 1 + e
iu
(tsus2t)
b. Segmen 0sxs2 dari sumbu real.
3. f(z) = texp(t z ) dan C adalah batas dari bujur sangkar dengan titik-titik sudut 0, 1,
1+i, dan i, orientasi C berlawanan dengan arah jarum jam.
4. f(z) adalah dinyatakan dengan persamaan ( )

>
<
=
0 y jika 4
0 y jika 1
y
z f dan C adalah
busur berarah dari z = -1-i sampai dengan z = 1+i sepanjang kurva y = x
3
.
5. f(z) = 1 dan C sembarang lintasan dari setiap titk z
1
kesetiap titik tetap z
2
dalam
bidang.
148
6. f(z) adalah cabang z
-1+i
=exp[(-1+i)log z] ( ) t 2 arg 0 , 0 < < > z z dan C adalah
lingkaran satuan 1 = z dengan arah positif.
7. Dengan menggunakan hasil pada latihan nomor 2 bagian 31, hitunglah integral
dz z z
n
C
m
}
dimana m dan n adalah bilangan bulat dan C adalah lingkaran satuan
1 = z dengan arah berlawanan dengan jarum jam.
8. Hitunglah integral I dalam contoh 1 bagian 33 dengan menggunakan bentuk C :
iy y z + =
2
4 (-2sys2) (lihat juga latihan 9 bagian 31)
9. Misalkan C adalah busur berarah dari lingkaran 2 = z dari z = 2 ke z = 2i terletak
dalam kuadran pertama. Dengan tanpa menghitung integral, tunjukkan bahwa
3 1
2
t
s

}
C
z
dz
10. Misalkan C menyatakan segmen garis dari z = i ke z =1. Dengan memperhatikan
bahwa semua titik pada segmen garis, titik tengah adalah closest to origin,
tunjukkan bahwa 2 4
4
s
}
C
z
dz
dengan tanpa menghitung integral.
11. Tunjukkan bahwa jika C adalah batas dari segitiga dengan titik-titik sudut 0, 3i,
dan 4, serta orientasinya berlawanan dengan arah jarum jam, maka
( ) 60 s
}
C
z
dz z e
12. Misalkan C dan C
0
menyatakan lingkaran z = Re
iu
(0sus2t) dan z = z
0
+ Re
iu
(0sus2t) masing-masing. Gunakan bentuk parameter tersebut untuk menunjukkan
bahwa ( ) ( )dz z z f dz z f
C C
} }
=
0
0
dimana f adalah kontinu titik demi titik pada C.
149
13. Misalkan C
0
menyatakan lingkaran R z z =
0
berlawanan dengan jarum jam.
Gunakan bentuk parameter z = z
0
+ Re
iu
(-tsust) dari C
0
untuk menurunkan
rumus integral berikut.
a. i
z z
dz
C
t 2
0
0
=

}
; b. ( ) ( ) ,... 2 1, n 0
1
0
0
= =

}
dz z z
n
C
c. ( ) ( ) t a
a
R
i dz z z
a
a
C
sin
2
1
0
0
=

}
, dimana a adalah bilangan real yang lebih besar
dari nol dan dimana cabang utama dari integral dan nilai utama dari R
a
adalah
diambil.
34. ANTI TURUNAN
Meskipun nilai dari integral lintasan dari suatu fungsi f(z) dari titik tetap z
1
ke titik tetap
z
2
umumnya bergantung pada path yang diambil, namun terdapat juga fungsi yang
mempunyai integral dari z
1
ke z
2
tidak tergantung dari path. (ingat contoh 2 dan 3 bagian
33). Contoh-contoh juga masih mengilustrasikan kenyataan bahwa nilai dari integral
path tertutup adalah kadang-kadang nol, tetapi tidak selalu nol. Teorema dibawah ini
selalu mempertimbangkan kapan suatu integral adalah tidak tergantung pada path dan
selain itu kapan suatu integral sekitar path tertutup mempunyai nilai nol.
Dalam pembuktian teorema kita selalu menemukan suatu perluasan dari teorema
dasar kalkulus untuk mempermudah perhitungan berbagai integral lintasan. Perluasan ini
melibatkan konsep dari suatu antiturunan dari suatu fungsi kontinu f dalam suatu domain
D, atau suatu fungsi F sedemikian sehingga F(z) = f(z) untuk semua z dalam D. Sebagai
catatan bahwa suatu antiturunan adalah dibutuhkan suatu fungsi analitik, anti turunan
suatu fungsi f yang diberikan adalah tunggal kecuali untuk penjumlahan konstanta
kompleks. Hal ini disebabkan karena dari pengurangan F(z) G(z) = 0 dari dua anti
turunan F(z) dan G(z) adalah nol. Dan berdasarkan teorema bagian 20, suatu fungsi
analitik adalah konstan dalam domain D jika turunannya adalah nol seluruh D.
150
Teorema
Misalkan bahwa suatu fungsi f adalah kontinu pada domain D. Jika satu dari pernyataan
berikut benar, maka pernytaan yang lain juga benar.
a. f mempunyai antiturunan F di D
b. integral dari f(z) sepanjang lintasan-lintasan yang terletak sepenuhnya dalam D
dan memanjang dari titik tetap z
1
ketitik tetap z
2
semuanya mempunyai nilai
yang sama.
c. Integral dari f(z) sekitar lintasan tertutup yang terletak sepenuhnya dalam D
semuanya mempunyai nilai nol.
Sebagai catatan bahwa teorema tersebut tidak mengklaim bahwa setiap pernyataan
adalah benar untuk sembarang fungsi f dan domain D yang diberikan. Yang diketahui
adalah dari teorema di atas adalah benar semua atau tidak benar semua. Untuk
membuktikan teorema di atas cukup dibuktikan bahwa pernyataan (a) mengakibatkan
pernyataan (b), pernyataan (b) mengakibatkan pernyataan (c), dan pernyataan (c)
mengakibatkan pernyataan (a).
Sekarang, asumsikan bahwa pernyataan (a) benar. Jika suatu lintasan C dari z
1
ke
z
2
terletak dalam D dan benar-benar suatu arc yang mulus dengan bentuk parameter z =
z(t) (astsb), kita ketahui dari latihan 11, bagian 31. bahwa
( ) | | ( ) | | ( ) ( ) | | ( ) t z t z f t z t z F t z F
dt
d
' ' ' = = (astsb).
Karena teorema dasar kalkulus dapat diperluas kedalam fungsi bernilai kompleks dari
variabel real (bagian 30), maka
( ) ( ) | | ( ) ( ) | | ( ) | | ( ) | | a z F b z F t z F dt t z t z f dz z f
b
a
b
a C
= = =
} }
' .
Dimana z(b) = z
2
dan z
1
= z(a), maka nilai dari integral lintasan di atas adalah F(z
2
)-
F(z
1
); dan nilainya jelas tidak tergantung dari lintasan C sepanjang C menuju dari z
1
ke
z
2
dan terletak dalam seluruh D. Jadi,
151
(1) ( ) ( )| ( ) ( )
1 2
2
1
2
1
z F z F z F dz z f
z
z
z
z
= =
}
.
Hasil ini adalah juga benar untuk C adalah sembarang lintasan, tidak perlu mulus dan
terletak dalam D. Khususnya, jika C terdiri dari sejumlah hingga arc yang mulus C
k
(k =
1, 2, ,n), setiap C
k
bergerak sepanjang titik z
k
ketitik z
k+1
, maka
( ) ( ) ( ) ( ) | | ( ) ( )
1 1
1
1
1
z F z F z F z F dz z f dz z f
n
n
k
k k
n
k
C C
k
= = =
+
=
+
=

} }
.
(Bandingkan dengan contoh 3 bagian 33). Kenyataan ini bahwa pernyataan (b) telah
ditunjukkan.
Untuk membuktikan pernyataan (b) mengakibatkan pernyataan (c), kita misalkan
z
1
dan z
2
menyatakan dua titik pada lintasan tertutup C yang terletak dalam D dan
bentuk dua path, dengan setiap path titik awalnya z
1
dan titik akhirnya z
2
sehingga C =
C
1
-C
2
(gambar 31). Asumsikan bahwa pernyataan (b) benar, dan tulis
(2) ( ) ( )
} }
=
1 2
C C
dz z f dz z f , atau
(3) ( ) ( )
} }
= +

1 2
0
C C
dz z f dz z f .
Jadi, integral dari f(z) sekitar lintasan tertutup C = C
1
-C
2
mempunyai nilai nol.
D
C
2
C
1
z
1
z
2
y
x
Gambar 31
152
Terakhir, kita akan tunjukkan pernyataan (c) mengakibatkan pernyataan (a). Asumsikan
bahwa pernyataan (c) benar, dengan menggunakan kebenaran pernyataan (b). Misalkan
C
1
dan C
2
menyatakan sembarang dua lintasan yang terletak dalam D, dari titik z
1
ke z
2
dan dari pernyataan (c), persamaan (3) benar (lihat gambar 31). Selanjutnya persamaan
(2) benar. Oleh karena integral tidak bergantung pada path dalam D, maka kita dapat
mendefinisikan fungsi
( ) ( )ds s f z F
z
z
}
=
0
pada D. Untuk membuktikan teorema secara lengkap, tinggal ditunjukkan bahwa F(z) =
f(z) untuk setiap z dalam D. Kita bekerja disini dengan memisalkan z+ Az sembarang
titik, berbeda dengan z, terletak dalam suatu lingkungan dari z yaitu cukup kecil yang
termuat dalam D. Maka
( ) ( ) ( ) ( ) ( )
} } }
A + A +
= = A +
z z
z
z
z
z z
z
ds s f ds s f ds s f z F z z F
0 0
,
dimana path dari integral dari z ke z+ Az dapat dipilih melalui segmen garis (gambar
32). Dimana
z ds
z z
z
A =
}
A +
(lihat latihan 5 bagian 33), kita dapat menulis
( ) ( ) z ds z f
z
z f
z z
z
A =
A
=
}
A +
1
;
dan dari sini bahwa
( ) ( )
( ) ( ) ( ) | |
}
A +

A
=
A
A +
z z
z
ds z f s f
z
z f
z
z F z z F 1
.
Tetapi F kontinu dititik z. Juga untuk setiap bilangan c positif , terdapat bilangan o
positif sehingga
( ) ( ) o c < < z - s asalkan z f s f .
153
Akibatnya, jika titik z+ Az adalah cukup dekat ke z juga o < Az , maka
( ) ( )
( ) c c = A
A
<
A
A +
z
z
z f
z
z F z z F 1
;
Jadi,
( ) ( )
( ) z f
z
z F z z F
z
=
A
A +
A 0
lim
atau F(z) = f(z).
35. CONTOH-CONTOH
Contoh-contoh berikut mengilustrasikan teorema dalam bagian 34 dan khususnya
penggunaan remus (1) di atas, yang mana merupakan perluasan teorema dasar kalkulus.
Contoh 1. Fungsi kontinu f(z) = z
2
mempunyai anti turunan F(z) = z
3
/3 sepanjang
bidang. Jadi
( ) ( ) i i
z
dz z
i
i
+ = + =
(

(
=
+
+
}
1
3
2
1
3
1
3
3
1
0
3 1
0
2
untuk setiap lintasan dari z=0 ke z = 1+i.
z
0
s
z
s
z+Az
D
y
x
Gambar 32
154
Contoh 2. Fungsi
2
1
z
adalah kontinu disetiap titik kecuali dititik asal, mempunyai
turunan
z
1
dalam domain 0 > z . Akibatnya
2 1
2
1 1 1
2
1
2
1
z z z z
dz
z
z
z
z
=
(

(
=
}
(z
1
= 0, z
2
= 0)
untuk setiap lintasan dari z
1
ke z
2
dan tidak melalui titik asal. Khususnya 0
2
=
}
C
z
dz
dimana C adalah lingkaran z = 2e
iu
(-tsust).
Sebagai catatan, integral dari fungsi f(z) = 1/z mengelilingi lingkaran yang sama
tidak dapat dihitung dengan cara yang serupa. Untuk semua turunan dari setiap cabang
F(z) dari logz adalah 1/z (bagian (26)), F(z) tidak terdiferensiabel, atau definisi yang
sama sepanjang potongan cabang. Khususnya, jika sudut u = o dari titik asal digunakan
untuk potongan cabang, F(z) lemah untuk keberadaan titik dimana sudut irisan
lingkaran C. Jadi C tidak terletak dalam suatu domain yang dimiliki seluruh F(z) = 1/z,
dan kita tidak dapat menggunakan secara langsung dari suatu anti turunan.
Contoh 3. Misalkan D domain t t < < > Argz z , 0 , terdiri dari seluruh bidang yang
memuat titik asal dan sumbu real negatif. Cabang utama Log z dari fungsi logaritma
bernilai banyak melalui suatu anti turunan dari fungsi kontinu seluruh D. Juga dapat
ditulis
| ( ) ( ) i i i i Log i Log Logz
z
dz
i
i
i
i
t
t t
= |
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+ = = =

}
2
2 ln
2
2 ln 2 2
2
2
2
2
dimana path pengintegralan dari 2i sampai 2i, untuk hal lain, arc
|
.
|

\
|
s s =
2 2
t
u
t
u i
re z
dari lingkaran dalam contoh 2 (bandingkan contoh 1 bagian 33, dimana dimana integral
ini telah dihitung dengan menggunakan bentuk parameter untuk arc).
Contoh 4. Misalkan kita menggunakan suatu anti turunan untuk menghitung integral
155
(1) dz z
C
}
1
2
1
dimana yang diintegralkan adalah cabang
(2) ( ) t u
u
2 0 0, r
2 2
1
< < > =
i
e r z
dari fungsi akar kuadrat dan dimana C
1
adalah suatu lintasan dari z = -3 ke z = 3, kecuali
untuk titik akhir, terletak di atas sumbu x (lihat gambar 33). Seluruh pengintegralan
adalah kontinu titik demi titik pada C
1
, dan oleh karena itu integralnya ada, cabang (2)
dari
2
1
z adalah tidak terdefinisi pada sudut u = 0, khususnya dititk z = 3. Tetapi cabang
yang lain,
( ) |
.
|

\
|
< < > =
2
3
2
- 0, r
2
1
t
u
t
u i
e r z f
adalah terdefinisi dan kontinu dimana-mana pada C
1
. Nilai dari f
1
(z) disemua titik pada
C
1
kecuali z = 3 sama dengan mengitegralkan (2); juga pengitegralan dapat diganti
kembali dengan f
1
(z). Dimana suatu anti turunan dari f
1
(z) adalah fungsi
( ) |
.
|

\
|
< < > = =
2
3
2
- 0, r
3
2
3
2
2
3
2
3
1
t
u
t
u i
e r r z z F .
Kita dapat menulis kembali
( ) ( )| ( ) i e e z F dz z f dz z
i
i
C
+ = |
.
|

\
|
= = =

} }
1 3 2 3 2
2
3
1
2
1
0 3
3 1
3
3
1
t
.
(bandingkan dengan contoh 4 bagian 33)
156
Integral (1) atas lintasan C
2
dari z = -3 ke z = 3 dibawah sumbu x mempunyai
nilai yang lain. Dalam kasus ini, kita mengintegralkan kembali dengan cabang
( ) |
.
|

\
|
< < > =
2
5
2
0, r
2
2
t
u
t
u i
e r z f ,
yang mempunyai nilai terletak dalam cabang (2) dibawah half plane. Fungsi analitik
( ) |
.
|

\
|
< < > = =
2
5
2
0, r
3
2
3
2
2
3
2
3
2
t
u
t
u i
e r r z z F
adalah suatu anti turunan dari f
2
(z). Jadi
( ) ( )| ( ) i e e z F dz z f dz z
i
i
C
+ = |
.
|

\
|
= = =

} }
1 3 2 3 2
2
3
2
2
1
3 3
3 1
3
3
1
t
t
.
Perlu dicatat bahwa integral dari fungsi (2) mengelilingi lintasan tertutup C
2
C
1
mempunyai nilai ( ) ( ) 3 4 1 3 2 1 3 2 = + + i i .
36. TEOREMA CAUCHY-GOUSTRAT
Dalam bagian 24, kita telah mengetahui bahwa jika suatu fungsi kontinu f mempunyai
suatu anti turunan dalam suatu domain D, integral dari f(z) mengelilingi sembarang
o
3
0
C
1
C
2
x -3
y
Gambar 33
157
lintasan C yang seluruhnya terletak dalam D mempunyai nilai nol. Dalam bagian ini kita
hadirkan suatu teorema yang memberikan sifat yang lain pada suatu fungsi f

Anda mungkin juga menyukai