Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PROGRAM LINEAR
PEUBAH SEMU DAN POLA MINIMUM

DOSEN PENGAMPU
ASTUTI, M.Pd

Disusun Oleh.
KELOMPOK VI

SUCI FEBRIANI : (1984202034)


NURHALENI : (1984202018)
RIKA WULAN SARI : (1984202025)

PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
BANGKINANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berisikan
tentang “Peubah Semu dan Pola Minimum” tepat pada waktunya. Penyusunan
makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu Ibuk Astuti,
M. Pd , mata kuliah Program Linear.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya
karena pengetahuan yang penulis miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, penulis
berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih.

Bangkinang, 21 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Variabel Artificial(Peubah Semu)..............................................................3
2.2 Program Linier Pola Minimum................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................16
3.2 Saran...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

iii
BAB 1
PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah
manajemen sains adalah pemograman linear. Pemograman linear merupakan
kelompok teknik analisis kuantitatif yang mengandalkan model matematika atau
model simbolik sebagai wadahnya. Artinya, setiap masalah yang kita hadapi
dalam suatu sistem permasalahan tertentu perlu dirumuskan dulu dalam symbol
matematika tertentu, jika kita ingin bantuan pemograman linear sebagai alat
analisisnya.
Metode grafik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah pemograman linear yang melibatkan dua peubah
keputusan. Membahas mengenai msalah meminimumkan fungsi kendala bertanda
>=, fungsi kendala bertanda = t tidak ada penyelsaian layak, tidak ada
penyelesaian optimal, beberapa alternative optimal, dan wilayah kelayakan yang
tidak terikat dapat terjadi saat menyelesaikan masalah pemrograman linear dengan
menggunakan prosedur penyelesaian grafik. Kasus-kasus ini juga dapat terjadi
saat menggunakan metode simpleks. Untuk lebih jelaasnya dalam makalah ini
penulis akan membahas bagaimana kasus-kasus dapat dikenali dan ditangani saat
menggunakan metode simpleks. Penentuan solusi optimal menggunakan metode
simpleks didasarkan pada teknik eleminasi Gauss Jordan. Penentuan solusi
optimal dilakukan dengan memeriksa titik ekstrim satu per satu yang dimulai
dengan penyelesaian dasar feasible (PDF) dan jika PDF bukan penyelesaian
optimal maka akan dicari PDF lain yang lebih baik dengan cara perhitungan
iteratif. Sehingga penentuan solusi optimal dengan simpleks dilakukan tahap demi
tahap yang disebut dengan iterasi. Iterasi ke-i hanya tergantung dari iterasi
sebelumnya (i-1).

1
2

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana cara penyelesaian masalah dengan peubah semu?
b. Bagaimana cara penyelesaian masalah dengan pola minimum?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian masalah dengan peubah
semu.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian masalah dengan pola
minimum.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Variabel Artifisial (Peubah Semu)


Disebut peubah semu karena sebenarnya peubah ini hanya rekayasa agar
tabel simpleks dapat dijalankan. Oleh karenanya peubah ini diberi nilai 0.
Keterangan:
X j = variabel ke-j (peubah pengambilan keputusan ke-j

X́ j=¿ variabel X j yang masuk dalam basis


Ć j = koefisien variabel X j dalam basis
b i = konstanta kendala (nilai sebelah kanan dari kendala ke-i)
X́ i =¿ peubah yang menjadi basis ke-i dalam tablo
Ć i = koefisien peubah yang menjadi basis ke-i dalam tablo X́ i
m
Z j = ∑ Ć i aij
i=1

m
Z = ∑ Ć i bi
i=1

Z j−C j = selisih Z j dengan C j

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat bentuk baku
atau standar, yaitu:

1. Nilai kanan fungsi tujuan harus nol (0).

2. Nilai kanan fungsi kendala harus positif, apabila negatif nilai tersebut
dikalikan dengan (-1).
3. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≤ dalam bentuk umum, dirubah
menjadi persamaan (=) dengan menambahkan satu variabel slack.
4. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≥ dalam bentuk umum, dirubah
menjadi persamaan (=) dengan mengurangkan satu variabel surplus.

3
4

5. Fungsi kendala dengan persamaan dalam bentuk umum, ditambahkan


satu artificial variable (variabel buatan).

Contoh Soal:
Maksimumkan Z = −8 X 1 +6 X 2+ 8 X 3
Dengan kendala : X 1 + X 2+ 2 X 3 12
2 X 1−6 X 2−X 3 4
X1 , X2 , X3 0

Penyelesaian :
1) Sisipkan slack variabel X 4 dan X 5 pada kendala utama, sehinga menjadi:
Maksimumkan: Z = −8 X 1 +6 X 2+ 8 X 3 +0 X 4 +0 X 5
Dengan kendala : X 1 + X 2+ 2 X 3+ X 4 =12
2 X 1−6 X 2−X 3 −X 5=4 .............. ...........(1)
X 1 , X 2 , … ., X 5 0

Penyelesaian basis awal( X ¿ ¿1 , X 2 , … ., X 5) ¿ = ( 0,0,0,12,-4) ini tidak layak


karena X 5 negatif. Supaya tabel awal memuat penyelesaian basis yang layak
maka persamaan (1) disisipkan variabel baru X 6 sehingga persamaan (1)
menjadi:
2 X 1−6 X 2−X 3 −X 5 + X 6 =4 .............. (2)

karena persamaan (1) dan (2) bertanda “=” berarti X 6 harus bernilai 0,
sehingga diperoleh penyelesaian basis baru ( X ¿ ¿1 , X 2 , … ., X 6) ¿ =
( 0,0,0,12,4,0).
Masuknya X 6 ke dalam sistem persamaan linier hanya untuk memenuhi
persyaratan agar penyelesaian basis tidak negatif. Oleh karenanya X 6
dikehendaki cepat keluar dari basis.
Untuk keperluan itu disusun fungsi objektif baru berbentuk
ź = Z - M X 6 dengan M adalah bilangan positif besar.
5

Jadi ź = −8 X 1 +6 X 2+ 8 X 3 +0 X 4 +0 X 5 −M X 6
Dengan demikian diharapkan X 6 segera keluar dari basis.

2) Sekarang persamaan program liniernya menjadi:


Maksimumkan ź = −8 X 1 +6 X 2+ 8 X 3 +0 X 4 +0 X 5 −M X 6
Dengan kendala X 1 + X 2+ 2 X 3+ X 4 =12
2 X 1−6 X 2−X 3 −X 5 + X 6 =4
X 1 , X 2 , … ., X 6 0

3) Membuat tabel simpleks dan memasukkan data


Cj -8 6 8 0 0 -M
Ć i xj X1 X2 X3 X 4 X5 X6 bi Ri

x́ i
0 X4 1 1 2 1 0 0 12
-M X6 2 -6 -1 0 -1 1 4
Zj -2M 6M M 0 M -M -4M
Z j−C j -2M+8 6M-6 M-8 0 M 0

Karena pada baris Z j−C j masih terdapat nilai yang negatif, maka tabel perlu
direvisi.

4) Lihat pada baris Z j−C j pilih nilai yang masih memiliki negatif terkecil.
Sehingga nilai negatif terkecil yaitu -2M+8 terdapat pada kolom X 1 dan lihat
pada kolom X 1 yang memiliki angka terbesar yaitu 2 terletak pada baris X 6 ,
sehingga X 6 akan dikeluarkan diganti X 1 . Sehingga pada sepanjang baris X 1
dapat ditemukan variabel kunci yaitu 2 adalah sebagai penentu disebut
elemen kunci.

Cj -8 6 8 0 0 -M
6

Ć i xj X1 X2 X3 X 4 X5 X6 bi Ri

x́ i
0 X4 1 1 2 1 0 0 12
-M X6 2 -6 -1 0 -1 1 4
Zj -2M 6M M 0 M -M -4M
Z j−C j -2M+8 6M-6 M-8 0 M 0

5) X 1 merupakan calon basis karena dikolom X 1 terdapat nilai yang tertinggi


yaitu 2, sehingga untuk menentukan nilai Ri yaitu:

Nilai pada kolom b i


Ri=
Nilai pada kolom kunci

Cj -8 6 8 0 0 -M
Ć i xj X1 X2 X3 X 4 X5 X6 bi Ri

x́ i
0 X4 1 1 2 1 0 0 12 12
-M X6 2 -6 -1 0 -1 1 4 2
Zj -2M 6M M 0 M -M -4M
Z j−C j -2M+8 6M-6 M-8 0 M 0

6) Untuk menentukan nilai yang baru maka bisa menggunakan

Elemendibaris dimana baris keluar


rumus: Elemen kunci

Untuk X 6 menjadi X 1:

2
 2 =1
−6
 2
=−3
7

−1 −1
 2
=
2
0
 2 =0
−1 −1
 2
=
2
1
 2

Untuk X 4:

1.2
 1− 2 =0

1. (−6 )
 1− 2
=4

1. (−1 ) 5
 2− 2
=
2
1. ( 0 )
 1− 2 =1

1. (−1 ) 1
 0− 2 =
2
1.1 −1
 0− 2 = 2

Sehingga didapat bentuk tabel seperti berikut (Tabel simpleks hasil iterasi-1):
Cj -8 6 8 0 0 -M
Ć i xj X1 X2 X3 X 4 X5 X6 bi Ri

x́ i
0 X4 0 4 5/2 1 1/2 -1/2 10 4
-8 X1 1 -3 -1/2 0 -1/2 1/2 2 2
Zj -8 24 4 0 4 -4 -16
Z j−C j 0 18 -4 0 4 M-4
8

Karena tabel ini masih terdapat nilai negatif pada baris Z j−C j , maka tabel
ini perlu perbaikan lagi dengan mengulang cara yang sama.

7) Iterasi ke-2
Lihat pada baris Z j−C j pilih nilai yang masih memiliki negatif terkecil.
Sehingga nilai negatif terkecil yaitu -4 terdapat pada kolom X 3 dan lihat pada
kolom X 3 yang memiliki nilai terbesar yaitu 5/2 terletak pada baris X4 ,
sehingga X 4 akan dikeluarkan diganti X 3 . Sehingga pada sepanjang baris X 1
dapat ditemukan variabel kunci yaitu 5/2 adalah sebagai penentu disebut
elemen kunci.

Cj -8 6 8 0 0 -M
Ć i xj X1 X2 X3 X 4 X5 X6 bi Ri

x́ i
0 X4 0 4 5/2 1 1/2 -1/2 10 4
-8 X1 1 -3 -1/2 0 -1/2 1/2 2
Zj -8 24 4 0 4 -4 -16
Z j−C j 0 18 -4 0 4 M-4

8) X 3 merupakan calon basis karena dikolom X 3 terdapat nilai yang tertinggi


yaitu 5/2, sehingga untuk menentukan nilai Ri yaitu:

Nilai pada kolom b i


Ri=
Nilai pada kolom kunci
Cj -8 6 8 0 0 -M
Ć i xj X1 X2 X3 X 4 X5 X6 bi Ri

x́ i
0 X4 0 4 5/2 1 1/2 -1/2 10 4
-8 X1 1 -3 -1/2 0 -1/2 1/2 2
Zj -8 24 4 0 4 -4 -16
9

Z j−C j 0 18 -4 0 4 M-4

9) Untuk menentukan nilai yang baru kembali maka bisa menggunakan rumus:

Elemendibaris dimana baris keluar


Elemen kunci

Untuk X 4 menjadi X 3 :

0
 5/2 =0
−6
 5/2 =8/5
5/2
 5/2 =1
1
 5/2 =2/5
1/2
 5/2 =1/5
−1
2 −1
 5
=
5
2

Sehingga didapat bentuk tabel seperti berikut:

Cj -8 6 8 0 0 -M
Ć i xj X1 X2 X3 X 4 X5 X6 bi Ri

x́ i
8 X3 0 8/5 1 2/5 1/5 -1/5 4
-8 X1 1 -11/5 0 1/5 -2/5 2/5 4
Zj -8 152/5 8 8/5 24/5 -24/5 0
Z j−C j 0 122/5 0 8/5 24/5 M-24/5
10

Karena pada baris Zj – Cj sudah tidak ada nilai yang negatif dan Zj – Cj  0
untuk semua j maka ź = Z = 0 (maksimum) maka tabel sudah optimal.
Dengan nilai X 1 = 4 , X 2 = 0 dan X 3 = 4.

1.2 Program Linier Pola Minimum


Pola minimum yaitu semakin diperkecilnya suatu fungsi objektif kepada
nilai yang paling minimal.
Pada pola minimum, program linier meminimumkan fungsi tujuan z. Tidak
banyak perbedaan mendasar untuk menyelesaikan masalah program linier pola
minimum dibandingkan proses menyelesaikan pola maksimum. Pada tabel
simpleks pola minimum, jika Zj – Cj  0 untuk setiap j maka Z sudah minimum.
Jika belum, pilih k dengan Zk – Ck > 0 yang terbesar. Maka x k terpilih masuk

bi
basis. Selanjutnya bangun Ri = dengan a ik> 0 , pilih p dengan R pterkecil maka
aik
x́ p keluar dari basis digantikan oleh x k .
Dalam soal yang berpola minimum, fungsi sasaran akan makin diperkecil
menuju ke nilai minimumnya, maka beberapa petunjuk akan berlawanan dengan
petunjuk dalam soal berpola maksimum. Rangkuman petunjuk tersebut dapat
ditulis sebagai berikut :
a. Tablo Awal
11

Penyisipan perubah pengetat dan perubah semu sama dengan pola


maksimum, kecuali dalam menyusun fungsi sasaran baru bila ada
perubah semu yang masuk.

Bila ada perubah semu a masuk, maka disusun fungsi sasaran


baru yaitu f baru = f lama + Ma (M bilangan positif besar).

b. Ciri Optimum

Tablo sudah minimum bila Zj – Cj ≤ 0 untuk semua j.

jadi bila ada Zj – Cj yang positif, tablo belum optimum sehingga masih harus
diperbaiki dengan menyusun tablo baru.

c. Perbaikan Tablo (menyusun tablo selanjutnya)


untuk memilih perubah yang masuk menjadi basis digunakan kunci berikut :
KUNCI I.

Pilih k dengan Z k – C k > 0 yang paling besar. Maka X k


terpilih untuk masuk menjadi basis.

Menyusun R I seperti dalam pola maksimum, yakni


bi
Ri = , dengana ik > 0.
aik
Untuk memilih basis yang dikeluarkan digunakan kunci berikut :
KUNCI II.

Pilih p dengan R p yang terkecil. Maka x́ p terpilih untuk


masuk menjadi basis.

Kunci II ini tidak berbeda dalam pola maksimum dan pola minimum. Karena
12

tujuannya memang sama, yaitu supaya penyelesaian basis baru tetap layak.

Ketentuan:
 Fungsi kendala bertanda maka tambahkan Variabel Slack
 Fungsi kendala bertanda = maka tambahkan Variabel Atrificial
 Fungsi kendala bertanda maka kurangi Variabel Slack dan tambahkan
Variabel Artificial
 Sesuaikan Variabel pada Fungsi Kendala ke Fungsi Tujuan
 Fungsi Tujuan dengan Variabel Artificial ditambahkan M (bil. Positif sangat
besar “Teknik The Big M”).

Contoh Soal:
Tentukan x, y, z yang meminimumkan f = 4y + 10z dan memenuhi kendala :
−4 x+ y+ z 12
−x + y−z 15
Tentukan nilai minimum dari fungsi tersebut!
Penyelesaian:
1) Mengubah fungsi ke bentuk kanonik:
f =4 y +10 z+0 S1 +0 S2 + M a
Fungsi kendala: −4 x+ y+ z −S 1+ Ma=12
−x + y−z + S2=15

2) Membuat tablo simplek dan memasukkan data (Tablo 1)


Cj 0 4 10 0 0 M
Ć i xj X y z S1 S2 a bi Ri

x́ i
M a -4 1 1 -1 0 1 12
0 S2 -1 1 -1 0 1 0 15
Zj -4M M M -M 0 M Z=12M
Z j−C j -4M M-4 M-10 -M 0 0 Z=12M
13

INGAT! ‘M’ adalah suatu bilangan positif yang besar.


Karena ada Z j−C j ≥ 0, maka perlu ada perbaikan tablo.
Keterangan:
C j = koefisien fungsi objektif (fungsi tujuan)
X j = variabel ke-j (peubah pengambilan keputusan ke-j

X́ j=¿ variabel X j yang masuk dalam basis


Ć j = koefisien variabel X j dalam basis
b i = konstanta kendala (nilai sebelah kanan dari kendala ke-i)
X́ i =¿ peubah yang menjadi basis ke-i dalam tablo
Ć i = koefisien peubah yang menjadi basis ke-i dalam tablo X́ i
m
Z j = ∑ Ć i aij
i=1

m
Z = ∑ Ć i bi
i=1

Z j−C j = selisih Z j dengan C j

3) Menentukan kolom kunci


Pilih Z j−C j terbesar

Cj 0 4 10 0 0 M
Ć i xj X Y z S1 S2 a bi Ri

x́ i
M a -4 1 1 -1 0 1 12
0 S2 -1 1 -1 0 1 0 15
Zj -4M M M -M 0 M Z=12M
Z j−C j -4M M-4 M-10 -M 0 0 Z=12M

4) Menentukan baris kunci


Pilih nilai Ri terkecil.
Nilai pada kolom b i
Ri=
Nilai pada kolom kunci
14

Cj 0 4 10 0 0 M
Ć i xj X Y z S1 S2 a bi Ri

x́ i
M a -4 1 1 -1 0 1 12 12
1
0 S2 -1 1 -1 0 1 0 15 15
1
Zj -4M M M -M 0 M Z=12M
Z j−C j -4M M-4 M-10 -M 0 0 Z=12M

12
Maka, diperoleh baris kunci pada angka .
1

5) Menentukan baris kunci baru


Rumus = Nilai baris kunci : nilai kolom kunci
Cj 0 4 10 0 0 M
Ć i xj X y z S1 S2 a bi Ri

x́ i
4 y -4 1 1 -1 0 1 12 12
1
0 S2
Zj
Z j−C j

6) Menentukan baris baru lainnya


Rumus = nilai baris lama – nilai kolom kunci yang berada pada baris
tersebut × nilai baris kunci baru yang bersangkutan.
Cj 0 4 10 0 0 M
Ć i xj X y z S1 S2 a bi Ri

x́ i
15

4 y -4 1 1 -1 0 1 12 12
1
0 S2 3 0 -2 1 1 -1 3
Zj -16 4 4 -4 0 4 Z=48
Z j−C j -16 0 -6 -4 0 4-M

Menghitung Z j seperti saat memasukkan data pada tahap awal.

7) Dapat dilihat dari tabel tablo 2 dibawah. Karena semua nilai Z j−C j ≤ 0,
maka fungsi sudah minimum. Dapat dilihat jika nilai minimumnya
adalah 48, untuk diperoleh untuk x = 0, y = 12 dan Z = 0.
(Tablo 2):
Cj 0 4 10 0 0 M
Ć i xj X y z S1 S2 a bi Ri

x́ i
4 y -4 1 1 -1 0 1 12
0 S2 3 0 -2 1 1 -1 3
Zj -16 4 4 -4 0 4 Z=48
Z j−C j -16 0 -6 -4 0 4-M Z=48

Catatan:
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam masalah program liniear
dengan menggunakan metode Simplex.
1) Bila koefisien-koefisien teknis dalam kolom kunci tidak ada yang positif,
maka f menjadi tak terbatas dan soal asli tidak mempunyai penyelesaian
optimum.
2) Bila suatu tablo sudah memenuhi syarat optimum tetapi masih memuat
perubah semu dengan nilai positif, maka soal asli tidak layak. Jadi tidak
mempunyai penyelesaian optimum.
Ciri ini berlaku baik pada pola minimum dan maksimum.
16

3) Bila dalam tablo optimum, Xp bukan basis dan Zp – Cp = 0, maka ada pilihan
penyelesaian optimum dan dapat ditemukan dengan memasukkan xp kedalam
basis.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Variabel Artifisial (Peubah Semu), disebut peubah semu karena sebenarnya
peubah ini hanya rekayasa agar tabel simpleks dapat dijalankan. Oleh karenanya
peubah ini diberi nilai 0.
Pada pola minimum, program linier meminimumkan fungsi tujuan z. Tidak
banyak perbedaan mendasar untuk menyelesaikan masalah program linier pola
minimum dibandingkan proses menyelesaikan pola maksimum. Pada tabel
simpleks pola minimum, jika Zj – Cj  0 untuk setiap j maka Z sudah minimum.
Jika belum, pilih k dengan Zk – Ck > 0 yang terbesar. Maka x k terpilih masuk

bi
basis. Selanjutnya bangun Ri = dengan a ik> 0 , pilih p dengan R pterkecil maka
aik
x́ p keluar dari basis digantikan oleh x k .

3.2. Saran
Makalah ini belum tentu sempurna, kami meminta kepada teman-teman
yang membaca materi ini, agar dapat memberikan kritik dan saran kepada kami
tentang makalah ini. Karena kritik dan saran teman-teman dapat memberikan
kemajuan kepada kelompok kami, sehingga kedepannya dapat kami perbaiki
mana yang benar dan mana yang salah.

17
18
DAFTAR PUSTAKA

Bazara.,M.S., and John J. Jarvis., (1977), Linear Programming and Network


Flows. School of Industrial and Systems Engineering Georgia Institute of
Technology. Atlanta, Georgia. John Wiley & Sons: New York

Gass. Saul I., (1975), Linear Programming. Addison Wesley: New York

Hadley G., (1962), Linear Programming. Addison Wesley: New York

Kakiay, Thomas J. (2008), Pemrograman Linier Metode dan Problema. Penerbit


Andi: Yogyakarta
Susanta B., (1994), Program Linier . Yogyakarta

19

Anda mungkin juga menyukai