PROGRAM LINEAR
PEUBAH SEMU DAN POLA MINIMUM
DOSEN PENGAMPU
ASTUTI, M.Pd
Disusun Oleh.
KELOMPOK VI
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berisikan
tentang “Peubah Semu dan Pola Minimum” tepat pada waktunya. Penyusunan
makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu Ibuk Astuti,
M. Pd , mata kuliah Program Linear.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya
karena pengetahuan yang penulis miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, penulis
berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Variabel Artificial(Peubah Semu)..............................................................3
2.2 Program Linier Pola Minimum................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................16
3.2 Saran...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17
iii
BAB 1
PENDAHULAN
1
2
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian masalah dengan peubah
semu.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian masalah dengan pola
minimum.
BAB II
PEMBAHASAN
m
Z = ∑ Ć i bi
i=1
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat bentuk baku
atau standar, yaitu:
2. Nilai kanan fungsi kendala harus positif, apabila negatif nilai tersebut
dikalikan dengan (-1).
3. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≤ dalam bentuk umum, dirubah
menjadi persamaan (=) dengan menambahkan satu variabel slack.
4. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan ≥ dalam bentuk umum, dirubah
menjadi persamaan (=) dengan mengurangkan satu variabel surplus.
3
4
Contoh Soal:
Maksimumkan Z = −8 X 1 +6 X 2+ 8 X 3
Dengan kendala : X 1 + X 2+ 2 X 3 12
2 X 1−6 X 2−X 3 4
X1 , X2 , X3 0
Penyelesaian :
1) Sisipkan slack variabel X 4 dan X 5 pada kendala utama, sehinga menjadi:
Maksimumkan: Z = −8 X 1 +6 X 2+ 8 X 3 +0 X 4 +0 X 5
Dengan kendala : X 1 + X 2+ 2 X 3+ X 4 =12
2 X 1−6 X 2−X 3 −X 5=4 .............. ...........(1)
X 1 , X 2 , … ., X 5 0
karena persamaan (1) dan (2) bertanda “=” berarti X 6 harus bernilai 0,
sehingga diperoleh penyelesaian basis baru ( X ¿ ¿1 , X 2 , … ., X 6) ¿ =
( 0,0,0,12,4,0).
Masuknya X 6 ke dalam sistem persamaan linier hanya untuk memenuhi
persyaratan agar penyelesaian basis tidak negatif. Oleh karenanya X 6
dikehendaki cepat keluar dari basis.
Untuk keperluan itu disusun fungsi objektif baru berbentuk
ź = Z - M X 6 dengan M adalah bilangan positif besar.
5
Jadi ź = −8 X 1 +6 X 2+ 8 X 3 +0 X 4 +0 X 5 −M X 6
Dengan demikian diharapkan X 6 segera keluar dari basis.
x́ i
0 X4 1 1 2 1 0 0 12
-M X6 2 -6 -1 0 -1 1 4
Zj -2M 6M M 0 M -M -4M
Z j−C j -2M+8 6M-6 M-8 0 M 0
Karena pada baris Z j−C j masih terdapat nilai yang negatif, maka tabel perlu
direvisi.
4) Lihat pada baris Z j−C j pilih nilai yang masih memiliki negatif terkecil.
Sehingga nilai negatif terkecil yaitu -2M+8 terdapat pada kolom X 1 dan lihat
pada kolom X 1 yang memiliki angka terbesar yaitu 2 terletak pada baris X 6 ,
sehingga X 6 akan dikeluarkan diganti X 1 . Sehingga pada sepanjang baris X 1
dapat ditemukan variabel kunci yaitu 2 adalah sebagai penentu disebut
elemen kunci.
Cj -8 6 8 0 0 -M
6
Ć i xj X1 X2 X3 X 4 X5 X6 bi Ri
x́ i
0 X4 1 1 2 1 0 0 12
-M X6 2 -6 -1 0 -1 1 4
Zj -2M 6M M 0 M -M -4M
Z j−C j -2M+8 6M-6 M-8 0 M 0
Cj -8 6 8 0 0 -M
Ć i xj X1 X2 X3 X 4 X5 X6 bi Ri
x́ i
0 X4 1 1 2 1 0 0 12 12
-M X6 2 -6 -1 0 -1 1 4 2
Zj -2M 6M M 0 M -M -4M
Z j−C j -2M+8 6M-6 M-8 0 M 0
Untuk X 6 menjadi X 1:
2
2 =1
−6
2
=−3
7
−1 −1
2
=
2
0
2 =0
−1 −1
2
=
2
1
2
Untuk X 4:
1.2
1− 2 =0
1. (−6 )
1− 2
=4
1. (−1 ) 5
2− 2
=
2
1. ( 0 )
1− 2 =1
1. (−1 ) 1
0− 2 =
2
1.1 −1
0− 2 = 2
Sehingga didapat bentuk tabel seperti berikut (Tabel simpleks hasil iterasi-1):
Cj -8 6 8 0 0 -M
Ć i xj X1 X2 X3 X 4 X5 X6 bi Ri
x́ i
0 X4 0 4 5/2 1 1/2 -1/2 10 4
-8 X1 1 -3 -1/2 0 -1/2 1/2 2 2
Zj -8 24 4 0 4 -4 -16
Z j−C j 0 18 -4 0 4 M-4
8
Karena tabel ini masih terdapat nilai negatif pada baris Z j−C j , maka tabel
ini perlu perbaikan lagi dengan mengulang cara yang sama.
7) Iterasi ke-2
Lihat pada baris Z j−C j pilih nilai yang masih memiliki negatif terkecil.
Sehingga nilai negatif terkecil yaitu -4 terdapat pada kolom X 3 dan lihat pada
kolom X 3 yang memiliki nilai terbesar yaitu 5/2 terletak pada baris X4 ,
sehingga X 4 akan dikeluarkan diganti X 3 . Sehingga pada sepanjang baris X 1
dapat ditemukan variabel kunci yaitu 5/2 adalah sebagai penentu disebut
elemen kunci.
Cj -8 6 8 0 0 -M
Ć i xj X1 X2 X3 X 4 X5 X6 bi Ri
x́ i
0 X4 0 4 5/2 1 1/2 -1/2 10 4
-8 X1 1 -3 -1/2 0 -1/2 1/2 2
Zj -8 24 4 0 4 -4 -16
Z j−C j 0 18 -4 0 4 M-4
x́ i
0 X4 0 4 5/2 1 1/2 -1/2 10 4
-8 X1 1 -3 -1/2 0 -1/2 1/2 2
Zj -8 24 4 0 4 -4 -16
9
Z j−C j 0 18 -4 0 4 M-4
9) Untuk menentukan nilai yang baru kembali maka bisa menggunakan rumus:
Untuk X 4 menjadi X 3 :
0
5/2 =0
−6
5/2 =8/5
5/2
5/2 =1
1
5/2 =2/5
1/2
5/2 =1/5
−1
2 −1
5
=
5
2
Cj -8 6 8 0 0 -M
Ć i xj X1 X2 X3 X 4 X5 X6 bi Ri
x́ i
8 X3 0 8/5 1 2/5 1/5 -1/5 4
-8 X1 1 -11/5 0 1/5 -2/5 2/5 4
Zj -8 152/5 8 8/5 24/5 -24/5 0
Z j−C j 0 122/5 0 8/5 24/5 M-24/5
10
Karena pada baris Zj – Cj sudah tidak ada nilai yang negatif dan Zj – Cj 0
untuk semua j maka ź = Z = 0 (maksimum) maka tabel sudah optimal.
Dengan nilai X 1 = 4 , X 2 = 0 dan X 3 = 4.
bi
basis. Selanjutnya bangun Ri = dengan a ik> 0 , pilih p dengan R pterkecil maka
aik
x́ p keluar dari basis digantikan oleh x k .
Dalam soal yang berpola minimum, fungsi sasaran akan makin diperkecil
menuju ke nilai minimumnya, maka beberapa petunjuk akan berlawanan dengan
petunjuk dalam soal berpola maksimum. Rangkuman petunjuk tersebut dapat
ditulis sebagai berikut :
a. Tablo Awal
11
b. Ciri Optimum
jadi bila ada Zj – Cj yang positif, tablo belum optimum sehingga masih harus
diperbaiki dengan menyusun tablo baru.
Kunci II ini tidak berbeda dalam pola maksimum dan pola minimum. Karena
12
tujuannya memang sama, yaitu supaya penyelesaian basis baru tetap layak.
Ketentuan:
Fungsi kendala bertanda maka tambahkan Variabel Slack
Fungsi kendala bertanda = maka tambahkan Variabel Atrificial
Fungsi kendala bertanda maka kurangi Variabel Slack dan tambahkan
Variabel Artificial
Sesuaikan Variabel pada Fungsi Kendala ke Fungsi Tujuan
Fungsi Tujuan dengan Variabel Artificial ditambahkan M (bil. Positif sangat
besar “Teknik The Big M”).
Contoh Soal:
Tentukan x, y, z yang meminimumkan f = 4y + 10z dan memenuhi kendala :
−4 x+ y+ z 12
−x + y−z 15
Tentukan nilai minimum dari fungsi tersebut!
Penyelesaian:
1) Mengubah fungsi ke bentuk kanonik:
f =4 y +10 z+0 S1 +0 S2 + M a
Fungsi kendala: −4 x+ y+ z −S 1+ Ma=12
−x + y−z + S2=15
x́ i
M a -4 1 1 -1 0 1 12
0 S2 -1 1 -1 0 1 0 15
Zj -4M M M -M 0 M Z=12M
Z j−C j -4M M-4 M-10 -M 0 0 Z=12M
13
m
Z = ∑ Ć i bi
i=1
Cj 0 4 10 0 0 M
Ć i xj X Y z S1 S2 a bi Ri
x́ i
M a -4 1 1 -1 0 1 12
0 S2 -1 1 -1 0 1 0 15
Zj -4M M M -M 0 M Z=12M
Z j−C j -4M M-4 M-10 -M 0 0 Z=12M
Cj 0 4 10 0 0 M
Ć i xj X Y z S1 S2 a bi Ri
x́ i
M a -4 1 1 -1 0 1 12 12
1
0 S2 -1 1 -1 0 1 0 15 15
1
Zj -4M M M -M 0 M Z=12M
Z j−C j -4M M-4 M-10 -M 0 0 Z=12M
12
Maka, diperoleh baris kunci pada angka .
1
x́ i
4 y -4 1 1 -1 0 1 12 12
1
0 S2
Zj
Z j−C j
x́ i
15
4 y -4 1 1 -1 0 1 12 12
1
0 S2 3 0 -2 1 1 -1 3
Zj -16 4 4 -4 0 4 Z=48
Z j−C j -16 0 -6 -4 0 4-M
7) Dapat dilihat dari tabel tablo 2 dibawah. Karena semua nilai Z j−C j ≤ 0,
maka fungsi sudah minimum. Dapat dilihat jika nilai minimumnya
adalah 48, untuk diperoleh untuk x = 0, y = 12 dan Z = 0.
(Tablo 2):
Cj 0 4 10 0 0 M
Ć i xj X y z S1 S2 a bi Ri
x́ i
4 y -4 1 1 -1 0 1 12
0 S2 3 0 -2 1 1 -1 3
Zj -16 4 4 -4 0 4 Z=48
Z j−C j -16 0 -6 -4 0 4-M Z=48
Catatan:
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam masalah program liniear
dengan menggunakan metode Simplex.
1) Bila koefisien-koefisien teknis dalam kolom kunci tidak ada yang positif,
maka f menjadi tak terbatas dan soal asli tidak mempunyai penyelesaian
optimum.
2) Bila suatu tablo sudah memenuhi syarat optimum tetapi masih memuat
perubah semu dengan nilai positif, maka soal asli tidak layak. Jadi tidak
mempunyai penyelesaian optimum.
Ciri ini berlaku baik pada pola minimum dan maksimum.
16
3) Bila dalam tablo optimum, Xp bukan basis dan Zp – Cp = 0, maka ada pilihan
penyelesaian optimum dan dapat ditemukan dengan memasukkan xp kedalam
basis.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Variabel Artifisial (Peubah Semu), disebut peubah semu karena sebenarnya
peubah ini hanya rekayasa agar tabel simpleks dapat dijalankan. Oleh karenanya
peubah ini diberi nilai 0.
Pada pola minimum, program linier meminimumkan fungsi tujuan z. Tidak
banyak perbedaan mendasar untuk menyelesaikan masalah program linier pola
minimum dibandingkan proses menyelesaikan pola maksimum. Pada tabel
simpleks pola minimum, jika Zj – Cj 0 untuk setiap j maka Z sudah minimum.
Jika belum, pilih k dengan Zk – Ck > 0 yang terbesar. Maka x k terpilih masuk
bi
basis. Selanjutnya bangun Ri = dengan a ik> 0 , pilih p dengan R pterkecil maka
aik
x́ p keluar dari basis digantikan oleh x k .
3.2. Saran
Makalah ini belum tentu sempurna, kami meminta kepada teman-teman
yang membaca materi ini, agar dapat memberikan kritik dan saran kepada kami
tentang makalah ini. Karena kritik dan saran teman-teman dapat memberikan
kemajuan kepada kelompok kami, sehingga kedepannya dapat kami perbaiki
mana yang benar dan mana yang salah.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Gass. Saul I., (1975), Linear Programming. Addison Wesley: New York
19