php/pythagoras
PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika, 12 (2), 2017, 123-134
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar matematika siswa
melalui pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika yang bermakna. Tujuan lain
penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
oleh guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 7 Banjarmasin dan SMP Negeri 24 Banjarmasin.
Penelitian dilaksanakan di kelas VIII B SMP Negeri 7 Banjarmasin dan kelas VIII F SMP Negeri 24
Banjarmasin. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 7 Banjarmasin sebanyak 27
orang dan siswa kelas VIII F SMP Negeri 24 Banjarmasin tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 30
orang. Hasil penelitian di kelas VIII B SMP Negeri 7 Banjarmasin menunjukkan bahwa (1)
keterlaksanaan pembelajaran pada siklus 1 dan 2 di SMP Negeri 7 Banjarmasin adalah 100%, (2)
terjadi peningkatan motivasi dan minat belajar matematika siswa dari pra tindakan ke siklus 1 ke
siklus 2. Sedangkan untuk hasil penelitian di kelas VIII F SMP Negeri 24 Banjarmasin menunjukkan
bahwa (1) terjadi peningkatan persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus 1 sebesar 28,7%
pada pertemuan 1 dan 100% pada pertemuan 2 ke siklus 2 sebesar 100%; (2) terjadi peningkatan
motivasi dan minat belajar matematika siswa dari pra tindakan ke siklus 1 ke siklus 2.
Kata kunci: motivasi, minat, keterlaksanaan, pendekatan kontekstual, pembelajaran bermakna
How to Cite: Gazali, R., & Atsnan, M. (2018). peningkatan motivasi dan minat belajar matematika siswa
melalui pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika yang bermakna. Pythagoras: Jurnal
Pendidikan Matematika, 12(2), 123-134. doi:http://dx.doi.org/10.21831/pg.v12i2.15987
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/pg.v12i2.15987
pemodelan, dan penilaian sebenarnya (Trianto, 2017. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas
2007, p.106) VIII B SMP Negeri 7 Banjarmasin sebanyak 27
Melihat permasalahan tersebut, maka orang dan siswa kelas VIII F SMP Negeri 24
penulis tertarik untuk menerapkan pembelajaran Banjarmasin tahun pelajaran 2016/2017 seba-
matematika yang bermakna sekaligus menye- nyak 30 orang. Dalam penelitian tindakan kelas
nangkan bagi siswa di SMP Negeri 7 ini, variabel penelitian adalah minat dan
Banjarmasin dan SMP Negeri 24 Banjarmasin motivasi belajar siswa.
agar mereka memiliki motivasi dan minat Jenis data yang dipakai yaitu data non tes
belajar matematika. Jika motivasi dan minat berupa angket motivasi siswa, angket minat, dan
belajar matematika meningkat, maka asumsinya lembar observasi/pengamatan keterlaksanaan
berdampak pada meningkatnya hasil belajarnya. pembelajaran. Dalam PTK, data yang diperoleh
Judul dalam penelitian ini adalah Peningkatan sangat menentukan kualitas hasil penelitian,
Motivasi dan Minat Belajar Matematika Siswa sehingga instrument yang akan digunakan untuk
Melalui Pendekatan Kontekstual dalam memperoleh data diuji validitas dan reliabilitas-
Pembelajaran Matematika yang Bermakna. nya terlebih dahulu. Untuk menguji tingkat
validitasnya, peneliti menggunakan rumus
METODE
Product Moment (Arikunto, 2006, p.170),
Jenis penelitian ini adalah penelitian hasilnya butir instrument valid, untuk motivasi
tindakan kelas (PTK). Model penelitian yang sebesar 0,33 dan minat sebesar 0,34 (Sugiyono,
digunakan dalam penelitian ini adalah model 2010, pp.178-179). Sedangkan untuk pengukur-
yang dikemukakan Kemmis dan Mc Taggart an angket motivasi dan minat belajar matema-
(Arikunto, 2006, p.93), yang dilaksanakan tika siswa, peneliti menggunakan rumus Alpha,
dalam dua siklus. Hasil penelitian pada siklus dan diperoleh koefisien realibilitas motivasi
pertama akan mendasari penelitian pada siklus sebesar 0,71 dan minat 0,73, sehingga merupa-
kedua, dimana siklus kedua merupakan perbaik- kan instrument standar yang digunakan di kelas
an dari siklus pertama berdasarkan hasil refleksi, (Azwar, 2013, p.98).
jika belum memenuhi indikator keberhasilan Teknik pengumpulan data dengan obser-
yang ditetapkan. Sebalik-nya, siklus kedua vasi dan angket. Sedangkan teknik analisis data
merupakan pemantapan, jika pada siklus yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif.
pertama, indikator keberhasilan sudah tercapai. Data yang diperoleh dalam PTK ini adalah dari
Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu angket motivasi, angket minat, lembar observasi
perencanaan (planning), tindakan (action), keterlaksanaan pembelajaran matematika ber-
pengamatan (observation), dan refleksi makna melalui pendekatan kontekstual. Jumlah
(reflection). Tahapan dalam tiap siklus skor yang diperoleh, kemudian dihitung persen-
digambarkan pada Gambar 1. tasenya menggunakan rumus:
Keterangan:
Siklus 1: F
P 100%
1. Perencanaan A
2. Pelaksanaan&pen
gamatan Dengan:
3. Refleksi P = Persentase motivasi/minat belajar
Siklus 2: matematika siswa
1. Perencanaan yang F = jumlah skor motivasi/minat belajar
telah diperbaiki matematika siswa
2. Pelaksanaan yang A = jumlah skor maksimal ideal motivasi/minat
telah diperbaiki,
belajar matematika siswa
dan observasi
3. Refleksi.
Persentase yang diperoleh kemudian
dikategorikan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Pada penelitian ini, angket motivasi
Gambar 1. Model Siklus Kemmis dan Mc terdiri atas 5 indikator dengan 25 butir pernyata-
Taggart (Arikunto, 2006, p.93) an, dengan Skala Likert, lima options pilihan
yaitu Sering Sekali (SS), Sering (S), Kadang-
Penelitian dilaksanakan di kelas VIII B kadang (K), Jarang (J), Jarang Sekali (JS).
SMP Negeri 7 Banjarmasin dan kelas VIII F Begitupun dengan angket minat, terdiri atas 5
SMP Negeri 24 Banjarmasin. Penelitian ini indikator dengan 25 butir pernyataan, dengan
dilaksanakan pada 29 April 2017 sampai 31 Mei
Skala Likert, lima options pilihan yaitu Sangat matematika, dimana lebih dominan menerapkan
Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Kurang pembelajaran langsung dengan metode konven-
Setuju (KS), Tidak Setuju (TS). Tabel 1 menya- sional. Kedua informasi tersebut, dijadikan
jikan tentang Kriteria/kategori konversi data sebagai hipotesis awal dilaksanakannya PTK
kuantitatif ke data kualitatif untuk motivasi/ dengan menerapkan pembelajaran bermakna
minat belajar matematika siswa melalui pende- melalui pendekatan kontekstual. Sehingga,
katan kontekstual.Kriteria keberhasilan dalam untuk membuktikan bahwa motivasi dan minat
PTK ini, adalah tercapainya indikator keber- belajar matematika siswa di kedua sekolah terse-
hasilan baik untuk motivasi maupun minat but memang kurang, peneliti melakukan pra
belajar matematika siswa, baik secara indikator tindakan dengan meminta siswa untuk mengisi
maupun individu yaitu ≥ 75 %. angket motivasi dan minat belajar matematika.
Setelah berunding dengan guru matematika
HASIL DAN PEMBAHASAN
kelas VIII, maka diputuskan bahwa subyek
Pra-Tindakan penelitian adalah kelas VIII B di SMP Negeri 7
Hasil wawancara dengan guru matematika Banjarmasin dan kelas VIII F di SMP Negeri 24
kelas VIII di SMP Negeri 7 Banjarmasin dan Banjarmasin. Hasil angket motivasi dan minat
SMP Negeri 24 Banjarmasin menyiratkan dua belajar matematika siswa, dalam pra tindakan di
hal. Pertama, motivasi dan minat belajar mate- kelas VIII B SMP Negeri 7 Banjarmasin secara
matika siswa kelas VIII kurang. Kedua, guru indikator, terlihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
menyadari kurang dalam inovasi pembelajaran
Tabel 1. Kriteria Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
Rentang Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif
x Mi 1,5SBi Sangat Tinggi
Mi 0,5SBi x Mi 1,5SBi Tinggi
M i 0,5SBi x M i 0,5SBi Cukup
M i 1,5SBi x M i 0,5SBi Rendah
x M i 1,5SBi Sangat Rendah
(Modifikasi Azwar, 2009, p. 163)
Dengan:
Mi = Mean ideal
1
M i Skor maks ideal Skor min ideal
2
SBi = Simpangan baku ideal
1
SBi Skor maks ideal Skor min ideal
6
Tabel 2. Hasil Angket Motivasi Pra-Tindakan di Kelas VIII B SMP Negeri 7 Banjarmasin secara
Indikator
Jumlah skor
Indikator Skor Ideal Persentase (%) Kategori
perolehan
Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil 368 675 54,5 Rendah
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 500 945 52,9 Rendah
Ulet menghadapi kesulitan 226 405 55,8 Rendah
Menunjukkan minat terhadap berbagai masalah 372 675 55,1 Rendah
Tekun dalam belajar dan menghadapi tugas 354 675 52,4 Rendah
Tabel 3. Hasil Angket Minat Pra-Tindakan di Kelas VIII B SMP Negeri 7 Banjarmasin secara
Indikator
Jumlah skor Skor
Indikator Persentase (%) Kategori
perolehan Ideal
Pemusatan perhatian siswa terhadap pelajaran 291 540 53,9 Rendah
matematika
Ketertarikan/ kecenderungan hati siswa terhadap 444 810 54,8 Rendah
pelajaran matematika
Keingintahuan/ keinginan siswa untuk mengetahui 292 540 54,1 Rendah
dan mempelajari matematika
Sikap semangat/ antusias/gairah siswa untuk 435 810 53,7 Rendah
mempelajari matematika
Rasa suka/senang siswa saat mengikuti pelajaran 369 675 54,7 Rendah
matematika
Tabel 4. Hasil Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 7 Banjarmasin
secara Individu
Kategori Persentase Banyak Siswa Persentase Perolehan (%)
Sangat Tinggi 85< x ≤ 100 0 0
Tinggi 70 < x ≤ 85 0 0
Sedang 55 < x ≤ 70 14 51,9
Rendah 40 < x ≤ 55 13 48,1
Sangat Rendah x ≤ 40 0 0
Jumlah 27 100
Tabel 5. Hasil Angket Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 7 Banjarmasin
secara Individu
Kategori Persentase Banyak Siswa Persentase Perolehan (%)
Sangat Tinggi 85< x ≤ 100 0 0
Tinggi 70 < x ≤ 85 0 0
Sedang 55 < x ≤ 70 14 51,9
Rendah 40 < x ≤ 55 13 48,1
Sangat Rendah x ≤ 40 0 0
Jumlah 27 100
Tabel 6. Hasil Angket Motivasi Pra-Tindakan di Kelas VIII F SMP Negeri 24 Banjarmasin secara
Indikator
Jumlah skor
Indikator Skor Ideal Persentase (%) Kategori
Perolehan
Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil 383 750 51,5 Rendah
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 531 1050 50,6 Rendah
Ulet menghadapi kesulitan 239 450 53,1 Rendah
Menunjukkan minat terhadap berbagai masalah 388 750 51,7 Rendah
Tekun dalam belajar dan menghadapi tugas 390 750 52,0 Rendah
Tabel 7. Hasil Angket Minat Pra Tindakan di Kelas VIII B SMP Negeri 7 Banjarmasin secara
Indikator
Jumlah Skor Persentase
Indikator Kategori
skorperolehan Ideal (%)
Pemusatan perhatian siswa terhadap pelajaran 316 600 52,7 Rendah
matematika
Ketertarikan/ kecenderungan hati siswa terhadap 454 900 50,4 Rendah
pelajaran matematika
Keingintahuan/ keinginan siswa untuk mengetahui dan 301 600 50,2 Rendah
mempelajari matematika
Sikap semangat/ antusias/gairah siswa untuk 461 900 51,2 Rendah
mempelajari matematika
Rasa suka/senang siswa saat mengikuti pelajaran 402 750 53,6 Rendah
matematika
Tabel 8. Hasil Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 24 Banjarmasin
secara Individu
Kategori Persentase Banyak Siswa Persentase Perolehan (%)
Sangat Tinggi 85< x ≤ 100 0 0
Tinggi 70 < x ≤ 85 0 0
Sedang 55 < x ≤ 70 7 23,3
Rendah 40 < x ≤ 55 23 76,7
Sangat Rendah x ≤ 40 0 0
Jumlah 30 100
Tabel 9. Hasil Angket Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 24 Banjarmasin
secara Individu
Kategori Persentase Banyak Siswa Persentase Perolehan (%)
Sangat Tinggi 85< x ≤ 100 0 0
Tinggi 70 < x ≤ 85 0 0
Sedang 55 < x ≤ 70 4 13,3
Rendah 40 < x ≤ 55 26 86,7
Sangat Rendah x ≤ 40 0 0
Jumlah 30 100
Dari Tabel 2 dan Tabel 3, memang ter- matematika baik secara indikator maupun indi-
lihat bahwa motivasi dan minat belajar siswa vidu ≥ 75% (Depdiknas, 2008).
kelas VIII B di SMP Negeri 7 Banjarmasin Hal yang kurang lebih sama, juga terlihat
memang perlu ditingkatkan karena masih pada dari hasil angket motivasi dan minat belajar
kategori rendah secara indikator. Sedangkan matematika kelas VIII F di SMP Negeri 24
untuk hasil angket motivasi dan minat belajar Banjarmasin secara indikator, pada Tabel 6 dan
siswa kelas VIII B, SMP Negeri 7 Banjarmasin, Tabel 7. Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7, terli-
secara individu, terlihat pada Tabel 4 dan Tabel hat bahwa secara indikator, motivasi dan minat
5. belajar matematika siswa kelas VIII F SMP
Berdasarkan Tabel 4 dan Tabel 5, secara Negeri 24 Banjarmasin, masih rendah, sehingga
individu, motivasi dan minat belajar matematika perlu ditingkatkan. Sedangkan secara individu,
kelas VIII B SMP Negeri 7 Banjarmasin masih hasil angket motivasi dan minat terlihat pada
berada pada kategori rendah dan sedang. De- Tabel 8 dan Tabel 9.
ngan kata lain, secara indikator masuk kategori Berdasarkan Tabel 8 dan Tabel 9, lebih
rendah yang berarti belum tercapainya indikator dari 50 % dari banyak siswa kelas VIII F di
keberhasilan yaitu motivasi dan minat belajar SMP Negeri 24 Banjarmasin, motivasi dan
minat masuk dalam kategori rendah. Sehingga,
Tabel 12. Hasil Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus 1 Kelas VIII B SMP Negeri 7
Banjarmasin secara Individu
Kategori Persentase Banyak Siswa Persentase Perolehan (%)
Sangat Tinggi 85< x ≤ 100 7 25,9
Tinggi 70 < x ≤ 85 19 70,4
Sedang 55 < x ≤ 70 1 3,7
Rendah 40 < x ≤ 55 0 0
Sangat Rendah x ≤ 40 0 0
Jumlah 27 100
Tabel 13. Hasil Angket Minat Siklus 1 di Kelas VIII B SMP Negeri 7 Banjarmasin secara Indikator
Jumlah skor Skor Persentase
Indikator Kategori
perolehan Ideal (%)
Pemusatan perhatian siswa terhadap pelajaran 466 540 82,5 Sangat
matematika tinggi
Ketertarikan/ kecenderungan hati siswa terhadap 668 810 81,5 Tinggi
pelajaran matematika
Keingintahuan/ keinginan siswa untuk mengetahui dan 440 540 78,8 Tinggi
mempelajari matematika
Sikap semangat/ antusias/gairah siswa untuk 638 810 83,3 Tinggi
mempelajari matematika
Rasa suka/senang siswa saat mengikuti pelajaran 562 675 83,3 Tinggi
matematika
Tabel 14. Hasil Angket Minat Belajar Matematika Siswa pada Siklus 1 Kelas VIII B SMP Negeri 7
Banjarmasin secara Individu
Kategori Persentase Banyak Siswa Persentase Perolehan (%)
Sangat Tinggi 85< x ≤ 100 9 33,3
Tinggi 70 < x ≤ 85 18 66,7
Sedang 55 < x ≤ 70 0 0
Rendah 40 < x ≤ 55 0 0
Sangat Rendah x ≤ 40 0 0
Jumlah 27 100
Berdasarkan Tabel 11, secara indikator motivasi siswanya. Secara individu, hasil angket
terjadi peningkatan dari pra tindakan ke siklus 1 motivasi siklus 1 kelas VIII B, terlihat pada
di semua indikator, dari rendah ke tinggi. Hal ini Tabel 12.
bisa dimaklumi karena dua hal. Pertama, Berdasarkan Tabel 12, jika mengacu pada
karakteristik siswa kelas VIII B yang aktif indikator keberhasilan maka masih ada 1 siswa
selama proses pembelajaran siklus 1 baik itu pada kategori sedang dan 6 siswa pada kategori
bertanya, berdiskusi dalam kelompok, maupun tinggi yang persentasenya kurang dari 75%.
ingin maju mempresentasikan hasil kerja ke- Mengacu pada hasil angket motivasi siklus 1
lompok menyelesaikan LKK, serta mempunyai meskipun secara indikator sudah tercapai, tetapi
kesiapan dan niat untuk belajar bermakna, tidak secara individu belum tercapai, sehingga perlu
sekadar menghafal. Menurut Ausubel (Dahar, dilanjutkan ke siklus 2, di kelas VIII B SMP
2011, p.99), mengatakan bahwa salah satu Negeri 7 Banjarmasin.
prasyarat belajar bermakna adalah anak Kemudian, untuk hasil angket minat
mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar ber- belajar matematika siswa kelas VIII B, secara
makna. Kedua, kompetensi guru matematika indikator terlihat pada Tabel 13.
kelas VIII B SMP Negeri 7 Banjarmasin yang Dari Tabel 13, secara indikator maka
mampu memotivasi dan melaksanakan kegiatan indikator keberhasilan sudah tercapai, bahkan di
inti sesuai dengan RPP, mampu meningkatkan indikator pertama tentang pemusatan perhatian
siswa terhadap pelajaran matematika sangat pembelajaran sesuai dengan RPP, serta
tinggi. Sedangkan, secara individu hasil angket kurangnya guru dalam memotivasi dan
siklus 1 kelas VIII B, tersaji pada Tabel 14. menumbuhkan minat siswa. Berdasarkan hasil
Berdasarkan Tabel 14, masih ada 3 siswa refleksi, maka perlu dilanjutkan ke siklus 2.
yang masuk kategori tinggi, yang belum
Siklus 2
mencapai persentase ≥ 75 %, sehingga perlu
dilanjutkan ke siklus 2. Meskipun dari kategori Penelitian pada siklus 2, dilaksanakan
sudah meningkat, dimana pra tindakan berada di berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi bersama
kategori rendah dan sedang, sedangkan siklus 1 guru baik di SMP Negeri 7 Banjarmasin,
berada di kategori tinggi dan sangat tinggi. maupun SMP Negeri 24 Banjarmasin, dengan
Berbeda dengan hasil angket motivasi dan dua kali pertemuan, dimana pertemuan pertama
minat belajar matematika siswa di SMP Negeri untuk materi luas permukaan limas dan
7 Banjarmasin, pada siklus 1, hasil angket pertemuan kedua untuk materi volume prisma
motivasi dan minat di kelas VIII F SMP Negeri dan limas.
24 Banjarmasin menunjukkan peningkatan yang Siklus 2 di kelas VIII B SMP Negeri 7
tidak signifikan. Untuk hasil angket motivasi Banjarmasin dilaksanakan pada Senin, 22 Mei
belajar matematika siswa, secara indikator, pada 2017 dan Rabu, 24 Mei 2017, dengan mengisi
indikator (1) adanya hasrat dan keinginan untuk angket pada Sabtu, 27 Mei 2017. Sedangkan
berhasil sebesar 64,1% (kategori sedang); (2) siklus 2 di kelas VIII F SMP Negeri 24
adanya dorongan dan kebutuhan belajar sebesar Banjarmasin dilaksanakan pada Senin, 22 Mei
64,7% (sedang); (3) ulet menghadapi kesulitan 2017 dan Selasa, 23 Mei 2017, dengan mengisi
sebesar 68,2% (sedang); (4) menunjukkan minat angket pada Kamis, 25 Mei 2017.
terhadap berbagai masalah sebesar 66,1% Hasil keterlaksanaan pembelajaran
(sedang); (5) tekun dalam belajar dan matematika bermakna melalui pendekatan
menghadapi tugas sebesar 66,5% (sedang). kontekstual di kedua sekolah pada dua
Sedangkan hasil angket motivasi secara individu pertemuan siklus 2, 100% terlaksana untuk
dari 30 siswa, 3 siswa masuk kategori rendah, kegiatan inti. Untuk hasil angket motivasi secara
19 siswa masuk kategori sedang, dan 8 siswa individu di kelas VIII B SMP Negeri 7
masuk kategori tinggi. Jika mengacu pada Banjarmasin, meningkat dimana 27 siswa telah
indikator keberhasilan, secara individu dari 30 mencapai indikator keberhasilan. Tabel 15
siswa belum tercapai, karena kurang dari 75%. berikut akan menunjukkan hasil angket motivasi
Sedangkan untuk hasil angket minat belajar matematika siswa secara individu pada
siklus 1 di kelas VIII F SMP Negeri 24 siklus 2.
Banjarmasin secara indikator yaitu, (1) Tabel 15. Hasil Angket Motivasi Belajar
pemusatan perhatian siswa terhadap pelajaran Matematika Siswa pada Siklus 2 Kelas VIII B
matematika sebesar 70.2% (tinggi); (2) SMP Negeri 7 Banjarmasin secara Individu
ketertarikan/kecenderungan hati siswa terhadap
pelajaran matematika sebesar 68,7% (sedang); Persentase
Banyak
Kategori Persentase Perolehan
(3) keingintahuan/keinginan siswa untuk Siswa
(%)
mengetahui dan mempelajari matematika Sangat
sebesar 69,5% (sedang); (4) sikap 85< x ≤ 100 14 51,9
Tinggi
semangat/antusias/gairah siswa untuk Tinggi 13 48,1
70 < x ≤ 85
mempelajari matematika sebesar 69,1%
(sedang); (5) rasa suka/senang siswa saat Sedang 55 < x ≤ 70 0 0
mengikuti pelajaran matematika sebesar 66,4% Rendah 40 < x ≤ 55 0 0
(sedang). Untuk hasil angket minat siklus 1, Sangat
secara individu dari 30 siswa, terdapat 19 siswa x ≤ 40 0 0
Rendah
masuk kategori sedang dan 11 siswa masuk Jumlah 27 100
kategori tinggi. Namun, dari 30 siswa, sebanyak Berdasarkan Tabel 13 tersebut, tampak
27 siswa (90%) belum memenuhi indikator bahwa lebih dari 50 % dari banyak siswa telah
keberhasilan. masuk dalam kategori sangat tinggi. Sedangkan
Peningkatkan tidak signifikan hasil angket tidak ada lagi siswa yang masuk kategori sedang
motivasi dan minat di kelas VIII F SMP Negeri (pada siklus 1). Untuk hasil angket minat belajar
24 Banjarmasin, diduga terjadi karena pada matematika siswa siklus 2 kelas VIII B SMP
pertemuan pertama, guru tidak melaksanakan
Negeri 7 Banjarmasin, secara individu tersaji yang mampu meningkatkan motivasi belajar
pada Tabel 16. siswa kelas VIII F secara signifikan. Meskipun
terjadi pengulangan pendekatan kontektstual
Tabel 16. Hasil Angket Minat Belajar
pada siklus 2, tetapi karena dari tujuh komponen
Matematika Siswa pada Siklus 2 Kelas VIII B
semua dilaksanakan, mampu membimbing siswa
SMP Negeri 7 Banjarmasin secara Individu
hingga membuat kesimpulan (refleksi)
Banyak
Persentase (Sugiyanto, 2010, p.84-93). Untuk hasil angket
Kategori Persentase Perolehan minat belajar matematika siswa kelas VIII F
Siswa
(%) secara individu sama dengan hasil angket
Sangat motivasinya.
85< x ≤ 100 14 51,9
Tinggi
Tinggi 70 < x ≤ 85 13 48,1 SIMPULAN
Sedang 55 < x ≤ 70 0 0 Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
Rendah 40 < x ≤ 55 0 0
(1) Di kelas VIII B SMP Negeri 7 Banjarmasin
Sangat keterlaksanaan pembelajaran matematika
x ≤ 40 0 0
Rendah
bermakna dengan pendekatan kontekstual baik
Jumlah 27 100
pada siklus 1 maupun siklus 2, terlaksanan
Begitupun dengan hasil angket minat
100%, serta terjadi peningkatan motivasi belajar
belajar matematika pada siklus 2 secara
dan minat belajar matematika siswa, dari pra
individu, dimana siklus 1 masih ada yang belum
tindakan masuk kategori rendah menjadi tinggi
tercapai, pada siklus 2, 27 siswa telah mencapai
dan sangat tinggi, dengan seluruh siswa telah
indikator keberhasilan, bahkan ada 51,9% dari
mencapai indikator keberhasilan. Sedangkan, di
banyak siswa masuk dalam kategori sangat
kelas VIII F SMP Negeri 24 Banjarmasin terjadi
tinggi.
peningkatan persentase keterlaksanaan
Peningkatan signifikan hasil angket
pembelajaran matematika bermakna dengan
motivasi dan minat pada siklus 2 dibandingkan
pendekatan kontekstual dimana 28,7% di
siklus 1, juga tampak dari hasil angket siswa
pertemuan pertama siklus 1 dan 100%
kelas VIII F SMP Negeri 24 Banjarmasin.
pertemuan kedua siklus 1, menjadi 100% di dua
Untuk hasil angket motivasi secara indikator,
pertemuan siklus 2, serta peningkatan motivasi
dari siklus 1 yang masuk kategori sedang untuk
belajar dan minat matematika siswa, dari pra
kelima indikator, meningkat menjadi tinggi
tindakan masuk kategori rendah dan sedang ke
untuk kelima indikator. Sedangkan hasil angket
siklus 1 menjadi kategori tinggi dan siklus 2
motivasi belajar matematika siswa secara
kategori sangat tinggi, dengan seluruh siswa
individu, tersaji pada Tabel 17.
telah mencapai indikator keberhasilan.
Tabel 17. Hasil Angket Motivasi Belajar
DAFTAR PUSTAKA
Matematika Siswa pada Siklus 2 Kelas VIII F
SMP Negeri 24 Banjarmasin secara Individu Agustyarini, Y., & Jailani, J. (2015).
Pengembangan bahan ajar matematika
Persentase
Banyak dengan pendekatan kontekstual dan
Kategori Persentase Perolehan
Siswa metode penemuan terbimbing untuk
(%)
Sangat meningkatkan EQ dan SQ siswa SMP
85< x ≤ 100 2 6,7 Akselerasi. Jurnal Riset Pendidikan
Tinggi
Tinggi 28 93,3 Matematika, 2(1), 135 - 147.
70 < x ≤ 85
doi:http://dx.doi.org/10.21831/jrpm.v2i1.
Sedang 55 < x ≤ 70 0 0 7156
Rendah 40 < x ≤ 55 0 0 Azwar, S. (2009). Metode penelitian.
Sangat Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
x ≤ 40 0 0
Rendah
Azwar, S. (2013). Reliabilitas dan validitas.
Jumlah 27 100
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Berdasarkan Tabel 16, dari 30 siswa, 28
siswa (93,3%) masuk kategori tinggi dengan Cowan, P. (2006). Teaching mathematics. New
persentase ≥ 75%, serta 2 siswa (6,7%) masuk York, NY: Routledge.
kategori sangat tinggi. Keterlaksanaan kegiatan Dahar, R. W. 2011. Teori belajar dan
inti 100% pada siklus 2, diduga menjadi faktor pembelajaran. Jakarta: Erlangga.