Anda di halaman 1dari 8

APLIKASI MATERI MATEMATIKA PADA MATERI

PELAJARAN IPA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Virgana
Program Pascasarjana – MIPA Universitas Indraprasta PGRI
vpiping@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian ini menggunakan studi pustaka, dalam rangka bagaimana kiat-
kiat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA terutama materi yang
menggunakan aplikasi matematika. Selain itu penelitian ini membahas faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika. Faktor tersebut
ditinjau dari aspek ketertarikan, keberartian dan keterlibatan. Pada umumnya siswa
belum mengetahui untuk apa belajar matematika. siswa yang sudah mengetahui
manfaat matematika untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai anggota masyarakat
maupun sebagai insan akademik adalah siswa yang sudah mempunyai motivasi dan
kompetensi untuk belajar matematika. Diharapkan apabila siswa sudah mengetahui
untuk apa belajar matematika, maka populasi minat belajar matematika akan
meningkat. Dengan demikian proses belajar IPA akan semakin lancar dan hasil
belajarnya juga meningkat.

Kata Kunci: ketertarikan, keberartian, keterlibatan

Abstract: This research has been implemented using book references in order to
know how to increase study result of science, especially material of science which
use mathematics application. And this research discuss about the effect of study
interest of mathematics. The factors like interesting, meaning and involving.
Generally, the students do not know what for studying mathematics is. But the
students who know the using mathematics for their life will have motivation and
competence study of mathematics. Hope, if the students who know about what
mathematics for, so the population who interested in mathematics will increase, then
the result study of science will increase too.

Keywords: interesting, meaning, involving

47
Aplikasi Materi Matematika Pada Materi Pelajaran IPA di Sekolah Menengah Atas (Virgana)

PENDAHULUAN merasa jenuh dan merasa terganggu


Semua orang dalam kehidupannya dengan kehadiran matematika dalam
sadar atau tidak sadar akan berhubungan kehidupannya. Akan tetapi bagi siswa
dengan matematika, terutama aplikasi yang menyukai pelajaran Matematika
terhadap 4 (empat) operasi hitung seperti akan lebih nyaman dan tambah ulet
penambahan yang dilambangkan dengan dalam belajar Matematika.
“+”, pengurangan dengan lambang “-“, Seandainya semua siswa
perkalian dengan lambang “x” dan mengetahui akan adanya manfaat dalam
pembagian dengan lambang. Hal mempelajari matematika, terutama
tersebut merupakan operasi dasar yang adanya hubungan dengan mata pelajaran
ada padamatematika, belum lagi lain. Mereka akan menunjukkan sikap
beberapa operasi hitung lainnya. yang berbeda terhadap penerimaan mata
Contoh penggunaan matematika pelejaran matematika di sekolah.
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya Berdasarkan pengalaman empiris penulis
seorang ibu rumah tangga yang mengajar matematika di SMA selama 15
berbelanja di toko, yang akan membeli tahun, bahwa seorang siswa yang
sepatu dengan diskon 15% dari harga Rp mempunyai nilai baik pada mata
250.000. , dalam hal ini ibu tersebut akan pelajaran matematika, pada umumnya
melakukan operasi hitung untuk mempunyai nilai yang baik pada seluruh
mencapai harga Rp 212.500 setelah mata pelajaran, terutama mata pelajaran
diskon. Kejadian tersebut sebenarnya dalam bidang eksakta seperti kimia,
merupakan penerapan matematika dalam fisika dan biologi.
kehidupan sehari-hari, tetapi apakah Telaahan terhadap kurikulum
kemampuan menghitung itu tarjadi bahwa pada silabus SMA misalnya,
secara alami?. Melalui pendidikan tidak semua materi pelajaran
formal di sekolah, dimana orang yang Matematika yang mendukung secara
telah mendapatkan pendidikan di langsung pada mata pelajaran Fisika,
sekolah secara sadar atau tidak bahwa Kimia dan Biologi, diberikan terlebih
matematika bermanfaat untuk dahulu sebelum materi terkait diberikan.
kehidupannya di masa yang akan datang. Karena urutan pada silabus sudah
Semua siswa di sekolah mulai dari “given” pada masing-masing bidang
sekolah dasar sampai dengan perguruan studi.
tinggi akan menerima mata pelajaran Matematika sebagai salah satu
Matematika, karena Matematika ilmu univesal yang berlaku di seluruh
merupakan ilmu universal yang dunia. Misalnya kalau penulis menulis
mendasari perkembangan teknologi suatu lambang sebuah angka ”9”, ini
modern dan mempunyai peran penting maknanya sama di seluruh dunia, hanya
dalam berbagai disiplin ilmu dan namanya saja yang berbeda, yaitu:
memajukan daya pikir manusia. Siswa sembilan (bahasa indonesia), nine
yang tidak suka mata pelajaran (bahasa inggris), tis’ah (bahasa arab),
Matematika tidak dapat menghindari neun (bahasa jerman), neuf (bahasa
mata pelajaran matematika karena sudah perancis), dansebagainya. Contoh
terdapat dalam kurikulum yang wajib lainnya bahwa rumus Pythagoras, rumus
ditempuh oleh siswa. Sementara itu bagi ini adalah suatu rumus untuk mencari
siswa tersebut perhatiannya terhadap panjang sisi suatu segitiga siku-siku.
materi pelajaran akan kurang bila Penerapan ilmu Matematika
dibandingkan dengan yang suka dewasa ini telah berkembang pesat, baik
Pelajaran Matematika, bahkan dia akan teori maupun kegunaannya. Dengan

48
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 1 Maret 2014 : 1 - 70

demikian upaya penyusunan kembali universal sehingga dipahami oleh


atau penyempurnaan kurikulum bangsa–bangsa di dunia.
matematika dalam kurikulum 2013 perlu Sedangkan tujuan pembelajaran
memper-timbangkan perkembangan- Matematika berdasarkan Permendiknas
perkembangan tersebut serta 22 Tahun 2006, tentang standar isi,
kemungkinan perkembangan global di bertujuan agar peserta didik memiliki
masa depan. Oleh Karena itu, siapapun kemampuan: (1) Memahami konsep
harus mengenal matematika, akan tetapi matematika, menjelaskan keterkaitan
penerapan akan kebutuhan matematika antar konsep dan pemecahan masalah
untuk setiap siswa mesti berbeda. Maka mengaplikasikan konsep atau algoritma,
dengan demikian pemberian materi secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
matematika harus sesuai kebutuhan dalam pemecahan masalah; (2)
masing-masing. Menggunakan penalaran pada pola dan
Sehubungan dengan hal tersebut di sifat, melakukan manipulasi matematika
atas, di Sekolah Menengah Atas dalam dalam membuat generalisasi, menyusun
peminatan Matematika dan Ilmu Alam, bukti, atau menjelaskan gagasan dan
siswa harus benar-benar terseleksi pernyataan matematika; (3)
dengan baik, yaitu siswa sudah memiliki Memecahkan masalah yang meliputi
kompetensi Matematika, demi kemampuan memahami masalah,
kelancaran dalam belajar terutama mata merancang model matematika,
pelajaran yang memerlukan dukungan menyelesaikan model dan menafsirkan
aplikasi matematika. Walaupun solusi yang diperoleh: (4)
demikian dalam rangka meningkatkan Mengomunikasikan gagasan dengan
hasil belajar matematika untuk dapat simbol, tabel, diagram, atau media lain
diaplikasikan terhadap Ilmu untuk memperjelas keadaan atau
Pengetahuan Alam, media perlu juga masalah; dan (5) Memiliki sikap
mempertimbangkan faktor guru, menghargai kegunaan matematika dalam
orangtua, sistem kurikulum dan kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
perkembangan teknologi. tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet
PEMBAHASAN dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
Tujuan Pembelajaran Matematika. Hal tersebut di atas
Nasution (1982: 12) berpendapat mengamanatkan kepada bahwa belajar
bahwa istilah “matematika” lebih tepat matematika mempunyai keterkaitan
digunakan daripada “ilmu pasti” karena langsung maupun tidak langsung dalam
memang benarlah, bahwa dengan kehidupan seorang siswa, baik dalam
menguasai matematika orang akan kehidupan di masyarakat sebagai
belajar mengatur jalan pikirannya dan makhluk sosial maupun dalam
sekaligus belajar menambah kehidupan seorang siswa di sekolah
kepandaiannya. Dengan demikian sebagai masyarakat pembelajar. Oleh
pembelajaran matematika adalah cara karena itu kegunaan suatu materi
berpikir dan bernalar yang digunakan matematika terhadap bidang studi lain,
untuk memecahkan berbagai jenis sebaiknya diketahui oleh siswa terlebih
persoalan dalam keseharian, sains, dahulu sebelum pembelajaran dimulai.
pemerintah, dan industri. Lambang dan Hal ini dapat disampaikan oleh guru,
bahasa dalam matematika bersifat misalnya bahwa dengan mempelajari

49
Aplikasi Materi Matematika Pada Materi Pelajaran IPA di Sekolah Menengah Atas (Virgana)

materi ini akan ada kaitannya dengan melihat, mengamati, memahami


ilmu Fisika.. sesuatu.”
Selanjutnya Slameto (2003:2)
Minat Belajar menyatakan bahwa “Belajar adalah
Ada dua kata dalam “Minat suatu proses usaha yang dilakukan
Belajar” yaitu minat dan belajar, oleh seseorang untuk memperoleh suatu
karena itu pengertiannya akan diuraikan perubahan tingkah laku yang baru secara
diuraikan masing-masaing kata. Secara keseluruhan, sebagai hasil
etimogi minat diartikan sebagai “ pengalamannya sendiri dalam interaksi
kecenderungan hati yang tinggi terhadap dengan lingkungannya.
sesuatu.”. Sehingga dengan minat Sehingga kesimpulannya bahwa
seseorang akan memberikan perhatian belajar adalah suatu perubahan tingkah
yang khusus kepada apa yang laku individu dari hasil pengalaman baik
diminatinya. Seperti yang dikemukakan dari aspek pengetahuannya (kognitif),
oleh Hilgard dalam Slameto (2003: 57) keterampilan (psikomotor), maupun
menyatakan bahwa “Interest is persisting sikapnya (afektif). Sehingga minat
tendency to pay attention to end enjoy belajar dapat diartikan sebagai kesadaran
some activity and content.” Senada dari diri sendiri untuk menambah
dengan apa yang dikemukakan oleh S pengalaman melalui ranah kognitif,
Daradjat (1995:55)., mengartikan minat psikomotor dan afektif.
adalah “kecenderungan jiwa yang tetap
ke jurusan sesuatu hal yang berharga Peranan Guru
bagi orang.” Jenis guru berdasarkan Permenpan
Seperti apa yang telah dan Rb Nomor 16 Tahun 2009, pasal
dikemukakan di atas dapat diambil 3,menyatakan bahwa Jenis Guru
kesimpulan bahwa minat adalah berdasarkan sifat, tugas, dkegiatannya
kecenderungan seseorang terhadap meliputi: (1) Guru Kelas; (2) Guru Mata
sesuatu kegiatan yang disukai kemudian Pelajaran; dan (3) Guru Bimbingan dan
disertai dengan perasaan tulus dengan Konseling/konselor.
kesadaran sendiri, adanya perhatian, dan Berdasarkan klasifikasi tersebut
keaktifan berbuat. bahwa guru kelas, adalah guru yang
Belajar adalah suatu proses dari tidak mempunyai tanggung jawab
tahu menjadi tahu, selanjutnya menjadi pembelajaran semua mata pelajaran di
pengetahuan apa yang dia ketahui. Hal Sekolah Dasar. Kemudia guru mata
tersebut berhubungan dengan ranah tidak pelajaran atau guru bidang studi, adalah
hanya kognitif. Belajar dapat juga adalah guru yang mempunyai tanggung jawab
suatu proses dari tidak bisa menjadi bisa, pembelajaran terhadap satu mata
hal ini menyangkut ranah psikomotor pelajaran saja. Guru mata pelajaran
atau belajar adalah suatu proses dari terdapat di SD, SMP, SMA dan SMK.
tidak paham menjadi paham adalah Guru mata pelajaran yang terdapat di
ranah afektif. SD, seperti guru Agama, guru Olahraga,
Sudjana (1987:28) mengatakan guru bahasa Inggris atau Guru computer.
“belajar adalah proses yang aktif, belajar Guru mata pelajaran karena sifatnya
adalah mereaksi terhadap semua situasi hanya bertanggung jawab pada satu mata
yang ada di sekitar individu. Belajar pelajaran, maka dari segi persiapan
adalah proses yang diarahkan kepada mengajar dan atau pengajarannya akan
tujuan, proses berbuat melalui berbagai lebih focus dari pada guru kelas.
pengalaman. Belajar adalah proses Sedangkan Guru Bimbingan dan

50
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 1 Maret 2014 : 1 - 70

Konseling yang biasa disebut guru BK di identikan membuat suatu karya tulis
secara umum adalah memberikan pada ketas kosong tadi, carilah referensi
konseling pengembangan diri peserta yang bagus untuk menghasilkan buah
didik yang sesuai dengan kebutuhan, karya yang berkualitas.
potensi, bakat, minat, dan kepribadian Adakalanya memang dalam proses
peserta didik di sekolah/madrasah. pendidikan anak banyak dinamikanya,
Oleh karena itu tugas pokok guru sehingga perjalananya tidak mulus
di kelas adalah sebagai manager seperti yang diharapkan para orang tua.
pembelajaran yang mengatur semua lalu Tetapi semuanya merupakan proses
lintas kegiatan pembelajaran. Lalu lintas yang harus dilalui dalam rangka
pembelajaran di kelas akan tertuang membangun investasi pendidikan dalam
dalam RPP (Rencana Pelaksanaan mendapatkan pengalaman yang
Pembe-lajaran). berharga. Misalnya seorang anak
memecahkan piring, biasanya ibunya
Peranan Orang Tua langsung memarahi si anak bahkan
Bayangkan seandainya bayi yang mungkin memukulnya. Makna
baru lahir tadi tumbuh di hutan, yang sebenarnya seorang anak memecahkan
lingkungannya dari keluarga kera. piring itu merupakan suatu investasi
Niscaya bayi tersebut kalau sudah pendidikan, karena dia sedang bekerja
dewasa akan berprilaku dan kebiasan mencuci piring untuk mendapatkan
seperti seekor kera, baik cara makan pengalaman agar lain kali bisa hati-hati.
ataupun cara berjalannya. Bahkan Kalau tidak diberikan kepercayaan untuk
mungkin dipastikan dia tidak bisa bicara bekerja menimba pengalaman, anak
layaknya seperti manusia, karena dia tidak akan mempunyai kemampuan apa-
didik oleh lingkungan keluarga kera.. apa untuk dirinya di masa yang akan
Sejalan dengan waktu secara datang.
gradual sampai menginjak dewasa,
orang tua mendampingi terus untuk Peranan Kurikulum
mendidik anaknya agar menjadi anak Ketiga jalur pendidikan yang
yang mandiri, diajari bagaimana hidup berlaku di Indonesia, yaitu jalur formal,
yang benar, nilai kebenaran, nilai agama. non-formal dan informal. Dalam proses
Dan secara sadar atau tidak disadari, pendidikannya mem-butuhkan rambu-
anak itu diajari bagaimana cara rambu apa yang harus diajarkan kepada
berkompetisi untuk mem-peratahankan peserta didik dengan bimbingan guru,
hidup, dan status hidup. tutor atau nara sumber lainnya, untuk
Seperti apa yang dikemukakan mengatur jalannya proses pembelajaran.
oleh Ratna Megawangi (2007:57), Rambu-rambu tersebut adalah
bahwa jumlah anak-anak hanya 25 kurikulum. Menurut Nasution (2088:5)
persen dari total penduduk, tetapi Kurikulum adalah: suatu rencana yang
menentukan 100 persen masa depan disusun untuk melancarkan proses
bangsa. Artinya bahwa keberlangsungan berlajar mengajar di bawah bimbingan
suatu bangsa bergantung kepada kualitas dan tanggunga jawab sekolah atau
generasi mudanya. Maka peran orang lembaga pendidikan beserta staf
tua dalam mendidik anak sangat pengajarnya.
menentukan kualitas generasi, anak yang Selanjutnya berdasarkan Undang -
baru lahir bagai kertas kosong, dari undang RI Nomor 20 Tahun 2003
bahasa latin tabula rasa. Dia bagai kertas tentang Sistem Pendidikan Nasional,
kosong belum terisi apa-apa, maka kalau Pasal 1 ayat 19. Kurikulum adalah

51
Aplikasi Materi Matematika Pada Materi Pelajaran IPA di Sekolah Menengah Atas (Virgana)

seperangkat rencana dan pengaturan


mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran Aplikasi Matematika pada mata
serta cara yang digunakan sebagai pelajaran IPA
pedoman penyelenggaraan kegiatan Untuk memudahkan pemahaman
pembelajaran untuk mencapai tujuan pada mata pelajaran IPA terutama
pendidikan tertentu. perhitungan fisika dan kimia seorang
siswa mesti memahami materi
Peranan Budaya. matematika terlebih dahulu. Pada masa
Kalau ada kata “mari kita lalu ada beberapa siswa mengambil
tingkatkan budaya baca”, hal ini jurusan IPA, tetapi lemah pada mata
diartikan sebagai suatu ajakan kepada pelajaran matematika. Ini akan
sekelompok orang untuk meningkat menghambat pemahaman terhadap suatu
kebiasan membaca yang sudah ada. materi IPA yang membutuhkan aplikasi
Kebiasan yang sudah baik ini dapat matematika di dalamnya. Mengapa
berubah mana kala ada kebiasan baru siswa tersebut lemah dalam matematika?
masuk menggantikan kebiasan lama. Mungkin saja pada saat masa lalunya,
Misalnya tarian tradisional Jawa sudah mereka kurang tertarik pada matematika.
digantikan posisinya dengan tarian Jawa Ada beberapa aspek yang
kreasi baru, atau bahkan mungkin mempengaruhi siswa tertarik pada
digantikan tarian barat “break dance’. matematika. Seperti apa yang
Kenyataaan bahwa generasi muda dikemukakan Hidi dan Mitchell (dalam
sekarang lebih suka “break dance” dari Schiefele, (1999 : 11) yaitu : aspek
pada tarian yang menggambarkan ketertarikan, aspek keberartian, dan
budaya Indonesia. aspek keterlibatan.
Dengan teknologi semakin banyak a. Aspek ketertarikan
peran manusia digantikan dengan Aspek ketertarikan dimana siswa
robotisasi, ini mengakibatkan orang menyukai pelajaran matematika,
tidak mau bekerja keras. Sadar atau tidak karena dia sudah mempunyai
sadar kebanyakan orang untuk motivasi dan kompetensi untuk
menghitung “12,5 x 5” lebih baik belajar matematika. Siswa tipe ini
menyerahkan pekerjaan hitungan ini dalam kondisi manapun akan
kepada kalkulator. Ini menandakan melibatkan dirinya dengan
orang akan menjadi malas dengan matematika.
pengaruh teknologi. Dari pada b. Aspek keberartian
menghitung dengan kepala sendiri. Dalam kamus besar sinonim kata
Dengan nalar “12,5 x 4 = 50 + 12,5 = bahwa, keberatian adalah sesuatu hal
62,5”. yang mempunyai arti. Aspek
Pergeseran yang satu ini dalam keberartian dimana siswa menilai
proses belajar harus mendapat perhatian manfaat matematika bagi dirinya, dia
dari semua pihak, baik guru ataupun menyadari bahwa matematika
orang tua. Ada saatnya seorang tidak mempunyai aplikasi terhadap bidang
menggunakan mesin ada saat harus studi lain yang sedang dipelajarinya,
menggunakan mesin, karena perlu dan bermanfaat bagi kehidupan
kecepatan untuk mendapatkan hasil agar sehar-hari. Seperti apa yang
tidak ketinggalan. Hitungan yang dikemukaan oleh Muslich (2009,
sederhana jangan gunakan mesin, karena h.40) bahwa “tidak adanya
akan membuat otak jadi malas dan penekanan pengajaran dalam
menjadi tidak terlatih. konteks kehidupan menyebabkan

52
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 1 Maret 2014 : 1 - 70

sebagian besar siswa tidak mampu balok tipis sebagai suatu bagian dari
menghubungkan antara materi yang sumbu x dari x = a sampai x = b.
mereka pelajari dengan Tujuan kita yaitu menunjukkan
pemanfaatannya dalam kehidupan bahwa = (a + b), titik tengah
nyata” antara a dan b. Kuncinya yaitu
c. Aspek keterlibatan densitas benrilai konstan. Ini
Aspek keterlibatan dimana siswa membolehkan kita untuk
merasa terlibat dan berpartisipasi memandang fungsi dalam
secara aktif dalam proses belajar integral di persamaan = sebagai
matematika. Selain itu di dalam
suatu konstanta (namakan , dengan
mempelajari matematika, siswa
memerlukan konteks dan situasi hasil bahwa Mo = dx =
yang bervariasi. Oleh karenanya dx = = (b² - a²)
diperlukan usaha guru untuk
memfasilitasi dan menggunakan M= dx. =
berbagai alat peraga dan media = = (b – a)
pembelajaran yang menarik
perhatian siswa. Peran utama guru = = = ½ (a
dalam pengajaran adalah + b)
menciptakan model aktivitas Apabila seorang siswa tidak dapat
pengajaran yang kondusif dan mengoperasionalkan sebuah integral,
fleksibel. Oleh karena itu maka ia tidak bias menghitung momen
penggunaan metode ceramah harus terhadap titik asal dan masa. Oleh karena
diminimalisir, karena motode ini itu siswa dituntut menguasai integral
hanya didominasi oleh guru. Hal sebagai prasyarat, untuk menghitung
tersebut di atas harus tergambarkan pusat Masa pada Fisika.
dalam RPP .
SIMPULAN
Contoh Aplikasi Integral Berdasarkan pembahasan, maka
(Matematika) pada Pusat Masa disimpulkan bahwa:
(Fisika) Pertama terdapat beberapa aspek
Nugroho (2012:239), tentang penyebab yang mempengaruhi minat
Aplikasi Integral: Pusat Masa, belajar siswa terhadap mata pelajran
menyatakan: matematika, yaitu aspek ketertarikan,
Momen, Masa Sepanjang Pusat aspek keberartian dan ketertarikan,
Masa Suatu Balok atau Batang Tipis Kedua dengan mengetahui aplikasi
Sepanjang Sumbu x dengan Fungsi matematika terhadap mata pelajaran
Densitas . Momen terhadap IPA, perhatian siswa dan populasi siswa
titik asal: Mo = dx. Masa yang menyukai matematika akan
M= dx. Maka Pusat Masa: meningkat dan
Ketiga Guru harus dapat merancang
= Contoh Soal: (Balok tipis skenario pembelajaran agar siswa dapat
dengan densitas konstan). Tunjukan terlibat langsung dalam kegiatan
bahwa balok tipis lurus dengan pembelajaran matematika, hal tersebut
densitas konstan mempunayi pusat harus tertuang dalam RPP
massa di tengah kedua ujungnya. SARAN
Penyelesaian. Kita memodelkan Bersama ini dapat disampaikan saran-
saran berikut:

53
Aplikasi Materi Matematika Pada Materi Pelajaran IPA di Sekolah Menengah Atas (Virgana)

Pertama,sehubungan dengan tugas Permendiknas 22 Tahun 2006, Tentang


dan fungsi seorang guru tidak terbatas Standar Isi
kepada penyusuban RPP, pembelajran PERMENPAN DAN RB Nomor 16
dan evaluasi saja. Akan tetapi harus tahun 2009, Tentang Jabatan
berlanjut kepada analisis soal evaluasi Fungsional Guru
dan dilanjutkan kepada remedial apabila Megawangi Ratna, 2007, Semua
siswa belum mencapai standar Berakar pada Karakter, Lembaga
kopentensi, kemudian bagi yang sudah Penerbit Fakultas Ekonomi
memenuhi standar komptensi yang di Universitas Indonesia.
tentukan agar diberikan pengayaan. Schiefele, U. (1999). Self Regulated
Jangan hanya mengejar target kurikulum Learning as a Cross-Curricular
saja, hal ini akan menyulitkan siswa Competence. Berlin : OECD PISA
dikemudian hari. Slameto, 2003. Belajar dan faktor-
Kedua, guru agar menyampaikan faktor yang
tujuan pembelajaran matematika mempengaruhinya.Jakarta:
sebelum KBM dimulai, terutama yang Rineka Cipta
ada aplikasinya dengan mata pelajaran Sudjana, Nana, 1987, Dasar-dasar
lain. Proses Belajar Mengajar,
Ketiga, sebelum tahun ajaran Bandung: Balai Pustaka.
dimulai di sarankan stake holder sekolah Sumardyono, 2004, “Karakteristik
perlu mengadakan kajian silabus Matematika Dan Implikasinya
kelompok bidang studi, untuk Terhadap Pembelajaran
membahas reposisi letak materi. Agar Matematika”, Disertasi,
materi prasyarat suatu mata pelajaran Yogyakarta: Departemen
dapat di terima terlebih dahulu oleh Pendidikan Nasional Direktorat
siswa. Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah
DAFTAR PUSTAKA Suparno, Dkk, 2009, Panduan
Pembelajaran Fisika SMA/MA,
Daradjat, Zakiah,dkk1995., Metodik Jakarta: Pusat Perbukuan
Khusus Pengajaran Agama Islam, Depertemen Pendidikan Nasional.
Cet.1 Jakarta: Bumi Aksara. Tim Dosen Admistrasi Pendidikan
Kurnianingsih, Sri Kuntarti dan Universitas Indonesia, 2008,
Sulistiyono, 2007, Matematika Manajemen Pendidikan,
SMA dan MA, PT Gelora Aksara ALFABETA
Pratama. Undang-Undang Nomor 20 Tahun
Muslich, M. 2009. KTSP Pembelajaran 2003, tentang system Pendidikan
Berbasis Kompetensi dan Nasional
Kontekstual. Jakarta: Bumi
Aksara.
Nasution, Andi Hakim, 1982, Landasan
Matematika. Bogor: Bhratara
Nasution,S. 2008, Kurikulum dan
Pengajaran, Bumi Aksara
Nugroho, Didit Budi, 2012, kalkulus
Integral dan Aplikasinya,
Yogyakarta, Graha Ilmu.

54

Anda mungkin juga menyukai