Anda di halaman 1dari 7

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC


EDUCATION SISWA KELAS V SD NEGERI GAJASARI
NGLIPAR TAHUN AJARAN 2016/ 2017

Retno Tunjungsaria, Suparmanb


a
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FKIP UAD
Jl. Ki Ageng Pemanahan 17 Yogyakarta
retnotunjungsari8@gmail.com
b
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UAD
Jl. Prof. Dr. Soepomo, S.H. Janturan, Yogyakarta
suparman@pmat.uad.ac.id

Abstrak

Pembelajaran yang masih berpusat pada guru dan penggunaan pendekatan yang
kurang kreatif mengakibatkan siswa kurang berminat pada pembelajaran. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan dan mendeskripsikan minat belajar siswa menggunakan
pendekatan Realistic Mathematic Education.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Gajasari Nglipar tahun ajaran
2016/ 2017. Objek penelitian ini adalah minat belajar siswa pada pembelajaran matematika
menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education. Teknik pengumpulan data ini
berupa observasi, angket dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data menggunakan
lembar observasi, lembar angket dan dokumentasi foto. Analisis data menggunakan analisis
deskritif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas
yang terdiri atas dua siklus. Kriteria keberhasilan dalam pembelajaran ini dilihat dari
meningkatnya minat belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan
pendekatan Realistic Mathematic Education pada siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan dari segi proses maupun hasil. Pada observasi minat belajar siklus I telah
mencapai rata-rata sebesar 54.88 % dan siklus II sebesar 74.44 %. Hasil observasi
keterlaksanaan pembelajaran siklus I mencapai rata-rata sebesar 86.36% dan siklus II sebesar
100%. Hasil angket minat belajar siklus I menunjukkan rata-rata sebesar 68.79% dan siklus II
sebesar 81.52%.

Kata Kunci: Realistic Mathematic Education, minat belajar, matematika


PENDAHULUAN Artinya dalam pembelajaran ini siswa
memerlukan alat bantu berupa media
Pada era globalisasi pendidikan atau alat peraga agar sifat abstrak dari
merupakan kebutuhan pokok bagi setiap mata pelajaran matematika dapat
orang. Jika setiap orang tidak ditangkap secara nyata oleh peserta
mengenyam pendidikan maka akan didik.
ketinggalan dengan orang lain karena Pembelajaran matematika juga
pendidikan merupakan modal dasar harus disajikan secara asyik dan menarik
untuk dapat bersaing dengan orang lain. agar siswa lebih tertarik dan menaruh
Pendidikan yang maju akan membawa minat pada mata pelajaran tersebut.
kemajuan juga untuk negaranya. Apabila siswa memiliki minat belajar
KTSP di Sekolah Dasar disebutkan yang tinggi maka akan berpengaruh
bahwa ada lima kelompok mata kepada aktivitas belajarnya.
pelajaran salah satunya ilmu Hasil observasi tanggal 2 April
pengetahuan dan teknologi. Dalam 2016 di SDN Gajasari Nglipar
kelompok ilmu pengetahuan dan Gunungkidulditemukan bahwa minat
teknologi tersebut terdapat mata belajar siswa pada mata pelajaran
pelajaran matematika. matematika cukup rendah. Minat belajar
Menurut Heruman (2013: 2) yang rendah terlihat dari sikap siswa
tujuan mata pelajaran matematika di SD yang jarang memberikan respon saat
adalah agar siswa terampil dalam ditanya oleh guru. Ketika pembelajaran,
menggunakan berbagai konsep siswa juga cenderung tidak mau diam
matematika dalam kehidupan sehari- ditempat duduknya dan mereka asyik
hari. Namun, untuk menuju tahap melakukan kegiatan sendiri. Apalagi
keterampilan tersebut harus melalui letak SD yang berada di pinggir jalan
langkah-langkah yang benar sesuai raya dan berhadapan langsung dengan
dengan kemampuan dan lingkungan pasar maka jika anak sudah tidak minat
siswa. Tahap keterampilan yang benar dengan pelajaran maka mereka lebih
yaitu dimulai dari penanaman konsep suka melihat-lihat keluar.
dasar, pemahaman konsep dan terakhir Hasil observasi pada tanggal 2
baru pembinaan keterampilan April 2016 ditemukan bahwa minat
penggunaan konsep matematika. belajar matematika yang rendah
Proses pembelajaran seperti di disebabkan karena pembelajaran masih
atas sesuai dengan tahap berpikir anak berpusat pada guru (teacher center),
SD yang masih dalam tahap operasional yaitu guru masih menggunakan metode
konkret. Kemampuan pada tahap ini ceramah jadi pembelajaran masih satu
adalah kemampuan berpikir yang masih arah. Guru menjelaskan dipapan tulis
terikat pada objek yang bersifat konkret. dan siswa mendengarkan. Setelah guru
Maka pembelajaran matematika harus menjelaskan kemudian siswa diberi
dapat disajikan secara nyata oleh guru tugas untuk mengerjakan soal di Lembar
agar pembelajaran dapat ditangkap oleh Kerja Siswa (LKS) dan guru tidak
indra siswa. Apalagi seperti yang menunggui di kelas. Pada situasi ini
dikemukakan Sholekhah (2009: 18) guru berperan sebagai pemberi
bahwa mata pelajaran matematika informasi bukan sebagai pembimbing
memiliki salah satu karakter yaitu penemuan informasi. Padahal idealnya
mempunyai objek yang bersifat abstrak, pembelajaran matematika di SD, anak
artinya objek matematika berada dalam harus menemukan sendiri pengetahuan
alam pikiran manusia, sedangkan yang akan dicarinya dan guru tinggal
realisasinya dengan menggunakan membimbing.
benda-benda yang berada di sekitar.

3
Sedangkan hasil observasi pada RME tersebut anak diharapkan dapat
tanggal 4 Mei 2016 mengindikasikan mencoba sendiri menemukan
bahwa penggunaan pendekatan maupun pengetahuan yang sedang diajarkan
model pembelajaran yang kreatif dan karena pendekatan tersebut menyajikan
inovatif belum banyak digunakan. Guru pembelajaran matematika secara nyata.
masih banyak menggunakan model Apabila anak mencoba sendiri dengan
pembelajaran yang konvensional yaitu benda nyata maka ilmu yang didapatkan
ceramah. Sedangkan pendekatan akan lebih mengena dan bermakna
pembelajarannya juga masih berpusat sehingga pengetahuan tersebut akan
pada guru. Padahal pembelajaran pada bertahan lebih lama. Pembelajaran
kurikulum KTSP ini seharusnya dengan pendekatan RME juga akan
pembelajaran sudah berpusat pada menjadikan siswa memiliki perhatian
siswa. Dalam pembelajaran siswa dan minat pada pelajaran karena
mencari sendiri pengetahuan yang pembelajarannya disajikan dengan
diperlukan dan guru tinggal memberi menarik.
arahan. Mengetahui akan pentingnya
Hasil pengamatan pada tanggal 2 pendekatan RME dalam pembelajaran
April 2016 dapat ditemukan bahwa matematika serta masalah rendahnya
pembelajaran matematika di SD N minat belajar siswa dalam pembelajaran
GajasariNglipar Gunungkidul juga matematika, maka peneliti tertarik untuk
masih kurang dalam penggunaan alat mengkaji hal tersebut. Atas dasar latar
peraga dan pemanfaatan lingkungan belakang tersebut penelitian ini
sekitar sebagai wujud realisasi mengajukan judul “Upaya
keabstrakan objek matematika. Padahal Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada
seperti yang telah diuraikan bahwa tahap Mata Pelajaran Matematika melalui
berpikir anak masih konkrit dan mata Penggunaan Pendekatan Realistic
pelajaran matematika memiliki salah Mathematic Education pada Siswa
satu karakteristik yaitu memiliki objek Kelas V SDN Gajasari Nglipar
abstrak yang realisasinya dengan benda- Gunungkidul Tahun Ajaran 2016/
benda nyata. 2017”.
Guru belum banyak
menggunakan alat peraga karena
memang masih kurangnya alat peraga METODE PENELITIAN
yang tersedia di sekolah tersebut. Guru
dalam hal ini masih mempertahankan Jenis penelitian ini adalah Penelitian
proses pembelajaran teacher center. Tindakan Kelas (PTK). Sebagaimana seperti
Kondisi tersebut memacu penulis untuk tercantum dalam pengertian Arikunto
melakukan kajian atas masalah tersebut, (2008:3) bahwa Penelitian Tindakan Kelas
agar pembelajaran bisa sesuai merupakan suatu perencanaan terhadap
karakteristik siswa dan mata pelajaran kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
serta menarik minat belajar siswa tanpa yangsengaja dimunculkan dan terjadi dalam
harus menggunakan alat peraga yang sebuah kelas secara bersama-sama. Tahapan
harus dibeli. penelitian dimulai dari perencanaan,
Pendekatan Realistic Mathematic tindakan dan pengamatan, dan yang terakhir
Education (RME) ini peneliti pilih yaitu refleksi.
sebagai solusi untuk dapat Subjek dalam penelitian ini adalah
meningkatkan minat belajar siswa serta siswa kelas V SDN Gajasari Kecamatan
dapat memberikan pemahaman secara Nglipar, Kabupaten Gunungkidul yang telah
konkrit pada siswa tentang konsep- naik kelas dari kelas IV.
konsep matematika. Melalui pendekatan

4
Objek penelitiannya adalah minat belajar c) Menyusun lembar angket untuk
matematika dengan pendekatan Realistic meneliti minat belajar siswa dalam
Mathematic Education. Teknik pengumpulan pembelajaran matematika.
data yang digunakan adalah observasi,
angket dan dokumentasi. Instumen yang 2. Pelaksanaan Tindakan Penelitian
digunakan adalah lembar observasi, lembar Pada tahp ini peneliti
angket dan foto kegiatan. Teknik analisis berkolaborasi bersama guru sebagai
data menggunakan teknik analisis deskriptif observer. Pada kegiatan ini, guru
kulitatif. Analisis data observasi dan angket bersama siswa melaksanakan proses
diolah menggunakan rumus: pembelajaran matematika dengan
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ pendekatan Realistic Mathematics
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 = x 100% Education. Pertama kali guru bersama
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
siswa bertanya jawab tentang materi
Kemudian presentase data tersebut, namun dengan mengaitkannya dengan
dapat ditafsirkan dengan kalimat kualitatif keseharian siswa. Kemudian siswa
yang mengacu pada tabel berikut: dibentuk menjadi lima kelompok.
Tabel 5: Tabel Kriteria Hasil Lembar Setelah itu siswa kemudian mengerjakan
Observasi dan Angket Minat Belajar permasalahan tersebut sesuai caranya
No Nilai Keterangan sendiri. Kemudian setelah selesai siswa
1 81 – 100 % Baik Sekali mempresentasikan di depan kelas.
2 61 – 80 % Baik Apabila telah selesai guru baru
3 41 – 60 % Cukup memberikan kesimpulan dari cara-cara
yang telah ditemukan siswa mengenai
4 21 – 40 % Kurang
pemecahan masalah dari masalah yang
5 <20 % Kurang Sekali
diberikan guru.
(Arikunto & Cepi, 2014: 35)
Selama proses pembelajaran
berlangsung, peneliti dibantu observer
Kriteria keberhasilan penelitian ini
melakukan observasi. Observasi
dilihat dari meningkatnya minat belajar
dilakukan berupa kegiatan monitoring
siswa dari siklus I ke siklus berikutnya
pada saat kegiatan belajar mengajar
dengan rata-rata hasil observasi atau angket
berlangsung. Hal-hal yang diamati yaitu
minimal 61%.
proses pembelajaran dengan pendekatan
Prosedur penelitian dapat dijelaskan
yang digunakan dan minat belajar siswa
sebagai berikut:
yang mengacu pada lembar observasi
1. Perencanaan Tindakan Penelitian
yang telah dibuat sebelumnya.
Perencanaan tindakan ini
berguna agar penelitian tersusun dan
terencana dengan baik sehingga 3. Refleksi
memperlancar proses penelitian. Adapun Pada kegiatan ini digunakan
perencanaannya sebagai berikut: untuk evaluasi hal-hal yang terjadi
a) Membuat rencana pelaksanaan selama tindakan dilaksanakan untuk
pembelajaran matematika materi memahami proses, masalah atau kendala
faktorisasi prima yang berhubungan yang terjadi serta merenungkan apa yang
dengan FPB dan KPK untuk kelas harus dilakukan selanjutnya untuk
V SDN Gajasari Nglipar mengatasi permasalahan dan
Gunungkidul. menemukan solusi untuk ditindaklanjuti
b) Menyusun lembar observasi untuk pada siklus berikutnya. Di sini peneliti
meneliti minat belajar dan mengkaji dari data observasi
keterlaksanaan pembelajaran pembelajaran dan minat belajar. Hasil
matematika dengan pendekatan refleksi kemudian digunakan untuk
Realistic Mathematic Education.

5
mengadakan perbaikan pada tindakan
siklus selanjutnya. Peningkatan minat belajar
matematika siswa juga terlihat pada hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN angket siswa. Hasil angket siswa pada siklus
I dan II, dapat dilihat pada grafik berikut:
Penelitian ini telah dilaksanakan pada
tanggal 20 s/d 24 Agustus 2016 di SD Negeri Grafik Hasil Angket Minat
Gajasari Nglipar pada siswa kelas V, dengan Belajar
jumlah 25 siswa (14 laki-laki dan 11 85.00% 81.52%
perempuan). 80.00%
Proses pengambilan data dilaksanakan 75.00%
dengan menerapkan pembelajaran 68.79%
70.00% Rata-rata
matematika dengan pendekatan Realistic
65.00%
Mathemtic Education. Hasil menunjukkan
adanya peningkatan minat belajar siswa. 60.00%
Siklus I Siklus II
Pada Siklus I hasil angket belum
menunjukkan keberhasilan pada peningkatan Gambar 4: Grafik Hasil Angket Minat
minat belajar siswa. Hasil analisis data pada Belajar
Siklus I masih tergolong cukup dan belum
memenuhi kriteria keberhasilan penelitian Berdasarkan hasil observasi dan angket
yaitu dengan hasil baik. Penelitian kemudian tersebut, secara keseluruhan tujuan penelitian
dilanjutkan dengan merefleksi hasil Siklus I tindakan kelas dengan menggunakan model
dan merencanakan penelitian pada Siklus II. kooperatif tipe NHT telah tercapai pada
Hasil yang diperoleh dari Siklus II Siklus II, sehingga penelitian ini dianggap
menunjukkan adanya keberhasilan penelitian sudah berhasil dan selesai pada Siklus II.
pada setiap indikator yang telah ditentukan.
Keberhasilan pada setiap indikator tersebut SIMPULAN
telah mencapai kriteria baik. Hal tersebut Berdasarkan hasil Peneltian Tindakan
menunjukkan bahwa penelitian tindakan Kelas yang dilaksanakan di SD Negeri
kelas dengan menggunakan pendekatan Gajasari Nglipar Gunungkidul terhadap
Realistic Mathematic Education telah siswa kelas V pada mata pelajaran
mencapai keberhasilan. Hasil observasi matematika dapat disimpulkan sebagai
penelitian pada siklus I dan II, dapat dilihat berikut:
pada grafik berikut: 1. Pendekatan Realistic Mathematic
Education dapat meningkatkan minat
belajar siswa kelas V SD Negeri Gajasari
Grafik Hasil Observasi Minat
Nglipar. Hl tersebut terlihat dari hasil
Belajar
observasi dan angket. Berdasarkan hasil
80.00% 74.44%
observasi terhadap minat belajar siswa
60.00% 54.88% mengalami peningkatan sebesar 19.56%
dari persentase hasil observasi siklus I
40.00% sebesar 54.88% (cukup) dan siklus II
Rata-rata
20.00% sebesar 74.44% (baik). Berdasarkan hasil
angket minat belajar terjadi peningkatan
0.00%
minat belajar sebesar 12.73% dari
Siklus I Siklus II
persentase hasil angket siklus I sebesar
Gambar 3: Grafik Hasil Observasi Minat 68.79% (baik) dan siklus II sebesar
Belajar 81.52% (baik).
2. Proses peningkatan minat belajar dengan
cara menerapkan pendekatan Realistic

6
Mathematic Education pada proses Heruman. 2013. Model Pembelajaran
pembelajaran. Jadi pembelajaran dibuat Matematika di Sekolah Dasar.
lebih nyata dan dekat dengan keseharian Bandung: PT Remaja Rosdakarya
siswa. Metode yang digunakan adalah
dengan cara diskusi dan bermain peran Sholekhah, Herawati. 2009. “Meningkatkan
dengan memberi siswa masalah Hasil Belajar Matematika dengan
kontekstual berdasar keseharian siswa. Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia Kelas II SD 3 Bantul”.
Skripsi. Tidak dipublikasikan.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: Universitas Islam Negeri
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Sunan Kalijaga
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara

Anda mungkin juga menyukai