Anda di halaman 1dari 10

“KOMUNITAS FAUNA TANAH”

Disusun Oleh:

1. Siti Nur Rohmah (16030184086/PFC‘16)


2. Irvan Prakoso (16030184088/PFC‘16)
3. Ridhotin Alwiyana S (16030184092/PFC‘16)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

2016
DISKUSI:

1. Identifikasi jenis fauna tanah dalam nama ilmiah:


a. Cacing tanah = Lumbricina
b. Semut Rangrang = Selonopsis
c. Semut Hitam = Dolichoderus sp.
d. Belatung = Chrisomya Megacephala
e. Kaki seribu = Diplopoda
f. Ulat Bulu = Lymantridae
2. Hitung masing-masing jenis fauna tanah tersebut
*Hasil penjumlahan dari 5 tempat berbeda

Kedalaman 5cm Kedalaman 10cm

Jenis Jumlah Jenis Jumlah

Semut hitam 3 ekor Belatung 1 ekor

Belatung 3 ekor Semut hitam 1 ekor

Semut rangrang 2 ekor Cacing tanah 2 ekor

Cacing tanah 1 ekor Ulat bulu 1 ekor

Kaki seribu 2 ekor Belatung 1 ekor

Kedalaman 15cm Kedalaman 20cm

Jenis Jumlah Jenis Jumlah

Semut hitam 1 ekor Semut hitam 1 ekor

Belatung 1 ekor Belatung 1 ekor

Cacing tanah 1 ekor Cacing tanah 1 ekor

Ulat bulu 1 ekor Semut rangrang 1 ekor

Semut rangrang 2 ekor - -


3. Deskripsikan peran masing-masing fauna tanah tersebut
a. Cacing Tanah
Peran cacing tanah terhadap kesuburan tanah yaitu karena
sebagian besar bahan tanah mineral yang dicerna cacing tanah
dikembalikan ke dalam tanah dalam bentuk nutrisi yang mudah
dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, kotoran cacing tanah juga kaya
unsur hara. Aktivitas cacing tanah mampu meningkatkan ketersediaan
unsur hara N, P, dan K di dalam tanah. Unsur-unsur tersebut merupakan
unsur pokok bagi tanaman.
Peran cacing tanah terhadap sifat fisik tanah yaitu lubang bekas
jalan cacing tanah berada berfungsi memperbaiki aerasi dan drainase di
dalam tanah sehingga tanah menjadi gembur. Membantu dalam
menguraikan bahan organic di dalam tanah, membantu pengangkutan
sejumlah lapisan tanah dari bahan organik dan memperbaiki struktur
tanah.
Dalam proses pembentukan horizon A dan B cacing tanah juga
berperan di dalamnya. Karena cacing akan memakan tanah atau bahan
organic yang ada di di bawah lapisan tanah (horizon B) lalu akan dicerna
dan akan dilepas ke atas kepermukaan dalam bentuk padatan kotoran.
Proses ini akan terjadi terus menerus sehingga tanah permukaan
(horizon A) akan menjadi kaya akan unsur hara.
b. Semut Rangrang
Keberadaan semut rangrang dapat menangkal hama lain seperti
kepik hijau, ulat pemakan daun, ulat pemakan buah dan kutu-
kutuan, bahkan dapat mengusir tikus. Koloni semut rangrang yang
memiliki jumlah begitu banyak dengan sifat agresif mempertahankan
teritori mereka, membuat hewan lain enggan untuk mendekat.
c. Semut Hitam
Peran semut sendiri dalam tanah yaitu sebagai bioindikator
kualitas tanah, dan mampu hidup pada rentang pH yang lebih besar
dibandingkan cacing tanah. Semut dapat mengubah struktur fisik tanah
serta mempengaruhi ketersediaan nutrisi dan aliran energi bagi
organisme lain.
Peran lain semut dalam tanah yaitu dapat memperbaiki struktur
tanah melalui penurunan berat jenis, peningkatan ruang pori, aerasi,
drainase, kapasitas penyimpanan air, dekomposisi bahan organik,
pencampuran partikel tanah, penyebaran mikrobadan perbaikan struktur
agregat tanah.
d. Belatung
Belatung berguna secara ekologis dalam proses dekomposisi bahan-
bahan organik.
e. Kaki seribu
Kaki seribu memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan rantai
hutan dan meningkatkan kesuburan tanah karena kotoran yang
dikeluarkan membantu meningkatkan kandungan zat hara dalam tanah
yang pada gilirannya bisa dimanfaatkan oleh tumbuhan. Kaki seribu
juga memakan lumut dan jamur.
f. Ulat Bulu
Membantu proses penyerbukan
Manfaat pertama dari ulat bulu adalah ulat bulu dapat membantu
proses pwnyerbukab pada tanaman. Ulat bulu dapat mengangkat dan
membawa serbuk sari dari tanaman ke tanaman lain. Hal ini dapat
menyebabkan pembuahan dan proses penyerbukan dari tanaman
menjadi lebih efisien. Dengan begitu, populasi dari tanaman akan
menjadi terjaga dan mencegah menurunnya populasi dari tanaman.
Penyeimbang ekosistem
Manfaat lainnya dari ulat bulu adalah sebagau salah satu buota
penyeumbang ekosistem bumi. Seperti sudah pernah kita ketahui
sebelumnya, satu ekosistem buni terdiri dari beberapa spesies hewan
yang menempatkan diri mereka dari suatu bentuk rantai makanan. Ulat
bulu memiliki peran yang sangat penting dala penempatan rantai
makanan ini, karena ulat bulu merupakan manhsa dari beberapa predator
baik besar maupun kecil. Dengan adanya ulat bulu dalam satu tatanan
ekosistem dan juga rantai makanan, maka hal ini akan menyebabkan
keseimbangan ekosistem akan tetap terjaga. Dan dengan demikian,
maka keseimbangan alam pun akan menjadi lebih terjaga dengan baik.
Menyuburkan tanaman
Manfaat lainnya dari ulat bulu adalah dapat menjadi salah satu
pupuk yang dapat menyuburkan tanaman. Ketika mati, ulat bulu akan
diuraikan menjadi unsur – unsur hara yang sangat diperlukan dan juga
sangat penting bagi kesuburan tanaman. Unsur hara ini akan menyerap
dan masuk ke dalam tanah, yang menyebabkan penggemburan pada
tanah, dan juga mempermudah penyerapan air.
4. Kaji masing-masing fauna tersebut dengan mengacu referensi jurnal
nasional maupun internasional minimal 5 buah jurnal.
a. Cacing tanah
Peranan cacing tanah terhadap ketersediaan zat hara di dalam tanah
seharusnya diperhitungkan untuk menekan penggunaan pupuk.
Berdasarkan tipe habitatnya dan fungsi secara ekologi maka cacing tanah
dapat dibagi atas epigeic, endogeic dan anecic. Adakalanya batas dari
kelompok cacing secara ekologi ini tidak jelas karena adanya tipe peralihan
dari satu ekologi ke ekologi yang lain. Pada ekosistem padang
penggembalaan, kehadiran sejumlah cacing tanah menjadi indikator dari
kesuburan tanah. Peranan cacing tanah pada sifat fisik, kimia dan biologi
tanah yang dapat meningkatkan kesuburan tanah salah satunya,
Memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan hara dalam tanah Satchell
(1983) melaporkan bahwa cacing tanah mempunyai kontribusi yang penting
pada struktur tanah dan pembentukan agregat tanah.
Hasil uji oleh Blanchart’s (1992) di lapangan menunjukkan bahwa
kerusakan agregat pada padang rumput di daerah tropis dapat diatasi oleh
cacing (Megascolecidae): tanah yang diinokulasi dengan cacing tanah
memiliki 12.9% makroagregat (> 2 mm) setelah 3 bulan; dan makroagregat
menjadi 31,7% setelah 6 bulan dan menjadi 60,6% setelah 30 bulan
inokulasi cacing. Agregat yang dibentuk oleh cacing memiliki stabilitas
terhadap air yang lebih
tinggi. Edwards (2004) menemukan bahwa ketika bahan organik dan tanah
masuk ke dalam pencernaan tanah kalsium, asam humat, bahan organik dan
polisakarida akan melekat satu dengan lainnya dan membentuk kotoran
cacing, dimana kotoran cacing tersebut lebih porous dan remah dan
mempunyai banyak kelebihan seperti stabilitas terhadap hantaman air
sangat kuat, ketersediaan hara tinggi, dan kemampuan menahan hara yang
tinggi. Ketterings et al. (1997) juga menemukan bahwa kebanyakan
kompleks organik-mineral dibentuk setelah aktifitas cacing tanah. Sebagai
hasilnya, agregat yang tahan air dengan > 1000 μm meningkat dengan nyata.
Bossuyt et al. (2005) juga setuju bahwa karbon terkombinasi dengan agregat
tanah yang stabil melalui aktifitas cacing tanah. Dengan meningkatnya
stabilitas agregat, bahan organik yang terkombinasi akan lebih tahan lama
di dalam tanah dan tidak didekomposisi dengan mudah. Ditambah lagi
saluran atau lubang dari cacing penuh dengan kotoran cacing baik. Kotoran-
kotoran yang diproduksi terus menerus akan memproduksi pori nonkapiler,
selanjutnya memperbaiki ventilasi dan permeabilitas, dan memperbaiki
struktur tanah.
Sumber:
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/biologi%20fauna%20tanah/cacing%20t
anah.pdf
b. Semut Rangrang
Manfaat semut rangrang untuk tanaman telah dikenal di banyak negara.
Demikian pula, petani-petani di Delta Mekong (Vietnam) dan di Kalimantan
Timur (Indonesia) mempunyai pengalaman mengenai bagaimana semut
rangrang dapat meningkatkan kualitas buah. Buah yang dihasilkan menjadi
lebih menarik dan lebih segar. Jika diamati dengan seksama, semut rangrang
dapat mengganggu, menghalangi atau memangsa berbagai jenis hama
seperti kepik hijau, ulat pemakan daun, dan serangga-serangga pemakan
buah. Populasi semut rangrang yang tinggi dapat mengurangi permasalahan
hama tungau, pengorok daun dan penyakit 'greening" pada kebun jeruk.
Semut rangrang diketahui juga dapat melindungi Eucalyptus dan pohon-
pohon kayu lainnya. Semut ini dapat mengendalikan sebagian besar hama
pada tanaman jeruk dan mete, melindungi tanaman kelapa dan coklat dari
serangan kepik, sehingga meningkatkan mutu dan jumlah hasil panen.
Semut rangrang juga dapat menghalangi serangan tikus.
Sumber:
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/biologi%20fauna%20tanah/semut%20r
angrang.pdf
c. Semut Hitam
Salah satu organisme tanah yang sangat berperan dalam perbaikan
kesuburan tanah adalah fauna-fauna tanah termasuk anggota famili
Formicidae. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan di lapangan semut
Selonopsis sp dan Dolichoderus sp menguraikan insekta atau sisa bahan
organik secara bergotong royong. Pernyataan ini didukung oleh Arief
(2001) dalam Rahmawati (2004) fauna tanah akan meremah-remah atau
makan substansi nabati yang mati kemudian bahan tersebut dikeluarkan
dalam bentuk kotoran, kotoran ini akan menjadi pupuk.
Sumber:
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/biologi%20fauna%20tanah/semut.pdf
d. Belatung
Aktivitas serangga merupakan faktor penting dalam proses
pembusukan, yaitu dapat mempercepat proses pembususkan. Lalat akan
hinggap pada mayat karena tertarik oleh bau yang dikeluarkan, kemudian
akan meletakan telurnya pada mayat tersebut. Serangga ini senang bertelur
didaerah yang tidak terkena sinar matahari, yaitu disekitar lubang mulut,
hidung, mata alat kelamin. Telur ini kemudian akan menetas menjadi
belatung dalam waktu 8-14 jam. Belatung akan merusak jaringan lunak dan
otot, dengan cara protein yang ada dalam jaringan dibusukkan sehingga
menyebabkan sebagian besar daerah mencair. Belatung dapat menyebarkan
bakteri keseluruh tubuh dalam perjalanannya, sehingga dapat merusak
jaringan lunak dalam waktu singkat. Belatung juga menghasilkan banyak
panas sehingga akan merangsang proses pembusukan selanjutnya. Aktivitas
serangga dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan paparan sinar matahari.
Paparan sinar matahari langsung akan mempercepat aktivitas serangga
dalam proses pembusukan tetapi populasinya kecil, sedangkan pada daerah
yang teduh menunjukkan populasi serangga besar tetapi onsetnya kecil.
Sumber:
file:///C:/Users/ASUS/Download/biologi%20fauna%20tanah/belatung.pdf
e. Kaki Seribu
Kehidupan mereka sudah ada sekitar 400 juta tahun yang lalu.
Fungsi ekologis kelompok ini di hutan sangat nyata, karena merekalah
merupakan komponen utama perombak kayu dan dedaunan di rantai
hutan, terutama di daerah tropika. Meskipun mereka demikian penting,
kelas ini sangat tidak dikenal dan diabaikan oleh hampir semua bidang
penelitian biologi, bahkan untuk mengenal Bangsanya sudah merupakan
tantangan yang cukup berat.
Sumber:
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/biologi%20fauna%20tanah/kaki%20
seribu.pdf
f. Ulat Bulu
Ulat bulu merupakan hama potensial dan bukan hama utama, namun
hama dapat menjadi hama utama apabila ekosistemnya mengalami
gangguan atau perubahan.
Sumber:
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/biologi%20fauna%20tanah/ulat%20bul
u.pdf
REFERENSI
Anwar, Ginting.2013. Mengenal Fauna Tanah dan Cara Identifikasinya. Jakarta:IAARD,
(online),(file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/mengenal_fauna_tanah_dan_
cara_identifikasinya.pdf) diakses 27 November 2016.

Erniwati.2008. “Fauna Tanah Pada Stratifikasi Lapisan Tanah Bekas Penambangan Emas di
Jampang, Sukabumi Selatan”. Jurnal Fauna Tropika, (online),
(file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/2009_06_05_15_20_40coverdepandan
vol17(2)_83_91.pdf) diakses 27 November 2016.

Haneda, Sirait. “Keanekaragaman Fauna Tanah dan Peranannya terhadap Laju Dekomposisi
Serasah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)”. Jurnal Silvikultur Tropika, (online),
(file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/6916-19500-2-PB.pdf) diakses 27
November 2016

Pakki, Terry. dkk.2012. “IDENTIFIKASI FAUNA TANAH EPIGEON DAN


HEMIEDAFON PADA SISTEM TUMPANGSARI TANAMAN JAGUNG (Zea
mays L.) DAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA PERLAKUAN
MIKORIZA INDIGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR”. Jurnal Agroteknos,
(online),(file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/2012-3-06-TERRY-
fauna%20tanah.pdf) diakses 27 November 2016.

Riyanto.2007. “Kepadatan, Pola Distribusi dan Peranan Semut pada Tanaman di Sekitar
Lingkungan Tempat Tinggal”. Jurnal Penelitian Sains, (online),
(file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/Kepad_Pop,_pola_ditribusi_dan_pera
n_semut_pada_tan.pdf) diakses 27 November 2016.

Sugiyarto. dkk.2007. “Preferensi Berbagai Jenis Makrofauna Tanah Terhadap Sisa Bahan
Organik Tanaman pada Intensitas Cahaya Berbeda”. Jurnal Biodiversitas, (online),
(file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/D080204.pdf) diakses 27 November
2016.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai