Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KIMIA KUANTUM

MODEL ATOM NIELS BOHR

Oleh :

Riski Agus Salim Simanjuntak (2020700005)

PRODI TADRIS KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYEKH ALI HASAN AHMAN ADDARY PADANGSIDIMPUAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan informasi bagi
para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena informasi yang saya miliki belumlah
sempurna. Oleh kerena itu kami  harapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik maupun
saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

                                                            Padangsidimpuan, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH
PENDAHULUAN
DAFTAR ISI………………………………………………………………………1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………2
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

A. Model atom N Bohr……………………………………………………………….3


B. Postulat model atom Bohr………………………………………………………...3
C. Gagasan kunci model atom Bohr…………………………………………………3
D. Gelombang berdiri dalam atom…………………………………………………..3
E. Spektrum tingkat Energi…………………………………………………………4

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..9

1
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki sifat-sifat dasar
tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri dari proton dan neutron dan
sejumlah elektron pada jarak yang jauh. Pada tahun 1913 Neils Bohr pertama kali
mengajukan teori kuantum untuk  atom hydrogen. Model ini merupakan transisi antara model
mekanika klasik dan mekanika gelombang. Karena pada prinsip fisika klasik tidak sesuai
dengan kemantapan hidrogen atom yang teramati. 
Model atom Bohr memperbaiki kelemahan model atom Rutherford. Untuk menutupi
kelemahan model atom Rutherford, Bohr mengeluarkan empat postulat. Gagasan Bohr
menyatakan bahwa elektron harus mengorbit di sekeliling inti.  Namun demikian, teori atom
yang dikemukakan oleh Neils Bohr juga memiliki banyak kelemahan. Model Bohr hanyalah
bermanfaat untuk atom-atom yang mengandung satu elektron tetapi tidak untuk atom yang
berelektron banyak.
Posisi elektron model Bohr masih tidak dapat ditentukan secara pasti. Erwin
Schrodinger datang menengahi dengan teori kebolehjadian-nya dimana daerah dengan
peluang terbesar ditemukannya elektron disebut sebagai orbital yang digambarkan seperti
titik-titik awan yang membentuk ketebalan tertentu. Semakin tebal awan orbitalnya, semakin
besar juga peluang untuk menemukan elektron di dalam orbital itu. Penentuan posisi elektron
di dalam orbital itulah yang kita kenal sekarang sebagai konfigurasi elektron.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang disebutkan di atas, Penulis menemukan permasalahan yang
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa itu model atom bohr?
2.  Apa saja postulat model atom bohr?
3. Apa saja gagasan kunci model atom bohr?

2
BAB II PEMBAHASAN

A. MODEL ATOM N BOHR


Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan berkebangsaan Swedia, mengikuti jejak
Einstein menerapkan teori kuantum untuk menerangkan hasil studinya mengenai spektrum
atom hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai struktur dan sifat-sifat atom. Teori
atom Bohr ini pada prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari
Ernest Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila
elektron dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan meloncat keluar
menuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu memancarkan suatu kuantum
energi, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih dekat dengan inti atom. Model atom Bohr
dikemukakan oleh Niels Bohr yang berusaha menjelaskan kestabilan atom dan spektrum garis
atom hidrogen yang tidak dapat dijelaskan oleh model atom Rutherford

B. POSTULAT DASAR MODEL ATOM BOHR


1. Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu lintas edar berbentuk
lingkaran mengelilingi inti atom, gerak elektron tersebut dipengaruhi oleh gaya coulomb
sesuai dengan kaidah mekanika klasik.
2. Lintas edar elektron dalam hydrogen yang mantap hanyalah memiliki harga momentum
angular L yang merupakan kelipatan dari tetapan Planck dibagi dengan 2π.

dimana n = 1,2,3,… dan disebut sebagai bilangan kuantum utama, dan h adalah konstanta Planck.
3. Dalam lintas edar yang mantap elektron yang mengelilingi inti atom tidak memancarkan
energi elektromagnetik, dalam hal ini energi totalnya E tidak berubah.
4. Jika suatu atom melakukan transisi dari keadaan energi tinggi E U ke keadaan energi lebih
rendah EI, sebuah foton dengan energi hυ=EU-EI diemisikan. Jika sebuah foton diserap, atom
tersebut akan bertransisi ke keadaan energi rendah ke keadaan energi tinggi.

C. GAGASAN KUNCI MODEL ATOM BOHR


1. Elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki momentum yang terkuantisasi,
dan dengan demikian energi yang terkuantisasi. Ini berarti tidak setiap orbit, melainkan hanya
beberapa orbit spesifik yang dimungkinkan ada yang berada pada jarak yang spesifik dari inti.
2. Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan sebagaimana mereka
bergerak di dalam orbit, melainkan akan tetap stabil di dalam sebuah orbit yang tidak
meluruh.

D. GELOMBANG BERDIRI DALAM ATOM


Dengan menganggap perilaku gelombang elektron dalam atom hidrogen serupa dengan
vibrasi sosok kawat, kita dapat mengambil postulat bahwa sebuah elektron dapat
mengelilingi inti hanya dalam orbit yang mengandung bilangan bulat kali panjang
gelombang de Broglie

Gambar 1. Kuantisasi panjang orbit electron

3
Postulat ini menggabungkan sifat gelombang dan sifat partikel elektron dalam satu pertanyaan
tunggal, karena panjang gelombang elektronnya diturunkan dari kecepatan orbital yang diperlukan
untuk mengimbangi tarikan inti. Walaupun kita tidak pernah mampu untuk mengamati sifat yang
antithesis ini secara serentak, sifat itu tak dapat dipisahkan secara alamiah. Menurut postulat Bohr ke
tiga bahwa electron berada pada orbit yang momentum
sudut elektronnya merupakan kelipatan dari konstanta Planck dibagi 2π
Ln = nћ dengan ћ = h/2π
mvr = nh/2π
2πrn = nh/mv = nh/p = nλ
Ternyata menghasilkan formulasi yang sama
Model atom Bohr masih mengandung beberapa kelemahan yaitu:
1. Hanya akurat bila diterapkan pada kasus atom berelektron tunggal atau atom yang
menyerupai atom hidrogen (hydrogen like), namun tidak akurat bila diterapkan pada sistim
(atom ) berelektron banyak.
2. Prediksi Bohr, bahwa ketika elektron loncat dari suatu tingkat energi ke tingkat energi
dibawahnya akan dipancarkan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang
tunggal (1 garis tunggal) ternyata berdasarkan pengamatan spektroskopi tidak berupa garis
tunggal tetapi berupa dua buah garis yang letaknya sangat berdekatan namun masih bisa
dipisahkan (dua garis yang panjang gelombangnya berbeda sedikit )
3. Lintas edar elektron dalam atom yang menurut Bohr berupa lingkaran, ternyata berbentuk
ellips seperti dinyatakan oleh Sommerfeld.

E. SPEKTRUM DAN TINGKAT ENERGI


Lecutan listrik pada gas hidrogen memberikan spektrum atom hidrogen yang berupa
garis-garis yang terang yang membentuk sebuah deret yang terdiri dari 4 panjang gelombang
pada daerah cahaya tampak (400 ~ 800 nm); nilai panjang gelombang yang dikoreksi
terhadap vakum adalah λ1 = 656,47 nm, λ2 = 486,28 nm, λ3 = 434,17 nm, λ4 = 410,29 nm.
Pada tahun 1885, Balmer menemukan rumus berikut (Rumus Balmer), yang memenuhi
panjang gelombang garis cahaya terang dari spektra.

Dengan λk adalah panjang gelombang dari garis ke-k untuk k = 1 ~ 4 dalam spktrum cahaya
tampak dan garis-garis untuk k = 5 juga dapat diamati pada daerah ultraviolet. Sebuah deret garis
spektral yang berhubungan dengan persamaan (1.13) disebut sebagai deret Balmer yang akan
berkovergensi pada a = 3647 nm ketika k → ∞. Beberapa deret yang lain (Tabel 1.2) juga diamati
pada daerah infra merah dan ultra violet. Deret-deret ini diketahui secara bersama-sama akan
memenuhi rumus berikut (Rumus Rydberg).

Di sini m dan n adalah bilangan bulat positif, yang berkaitan dengan suatu garis spektral
tertentu dan R adalah konstanta Rydberg. Rumus Rydberg ini dapat diaplikasikan tidak hanya pada
garis spektra emisi akan tetapi juga pada spektra serapan (absorpsi), yang diamati sebagai hilangnya
intensitas cahaya setelah melalui sampel.

4
Tabel 1.1 Fungsi kerja W untuk berbagai logam

Tabel 1.2 Deret garis spektral dari atom hidrogen

Gambar model atom Bohr

Bohr berhasil menurunkan persamaan untuk tingkat energi dari atom hidrogen pada tahun
1913 dengan memperkenalkan suatu ide baru dalam sistem fisis dari sebuah elektron yang bergerak di
sekitar proton pada jarak yang konstan dengan radius r. Gerak m elingkar dari sebuah elektron dengan
kecepatan v di sekitar sebuah proton dengan radius r memberikan persamaan berikut yang
menghubungkan gaya listrik dari hukum Coulomb dan gaya sentripetal dari gerak melingkar.

(1.20)

5
Di sini, bagian sisi kiri dari persamaan di atas adalah gaya Coulomb dan bagian sisi kanan
adalah gaya sentripetal. Secara umum, gaya sama dengan (masa) x (percepatan), berdasarkan hukum
Newton tentang gerak. Dalam kasus ini, masa adalah masa elektron m, dan gaya sentripetal adalah v2/
r . Bohr mengasumsikan sebuah kondisi kuantum yang meminta sebuah produk operasi antara
momentum (masa, m x kecepatan, v) dengan keliling lingkaran (2πr) sebagai perkalian konstanta
Planck, h dengan bilangan bulat.

(1.21)

Jika kondisi ini tidak dipenuhi, sistem tidak akan dapat berada pada kondisi yang stabil. Dari
persamaan (1.20) dan (1.21), radius dari orbit lingkaran dalam keadaan stasioner diturunkan sebagai
beriku

t (1.22)

Di sini, aB = ε0 h2 / πme2adalah radius orbital dalam keadaan stasioner pada n = 1 dan disebut
sebagai radius Bohr. Nilai dari a B adalah 5.292 x 10-11 m dan jarak ini dapat ditinjau sebagai ukuran
dari sebuah atom hidrogen. Energi total E dari sebuah elektron adalah penjumlahan dari energi kinetik
mv2/2 dan energi potensialnya U. Energi potensial U(r) dari sebuah elektron di bawah pengaruh gaya
Coulomb dalam suku sisi kiri pada persamaan (1.20) dapat diperoleh sebagai berikut. Energi potensial
pada jarak tak berhingga U(∞) diambil sama dengan 0 sebagai energi referensi. Kemudian kerja yang
diperlukan untuk memindahkan elektron dari jarak r ke jarak tak berhingga terhadap gaya tarik-
menarik Coulomb adalah sama dengan U (∞) – U

(r (1.23)

Dengan menggunakan persamaan (1.20), persamaan energi diperoleh menjadi

Dengan mensubstitusi persamaan (1.22) untuk r, kita mendapatkan sebuah persamaan untuk tingkat
energi ke-n, En sebagai berikut

(1.23)

Dengan melakukan perbandingan antara persamaan ini kita memperoleh perhitungan teoritis dari
konstanta Rydberg, R.

6
(1.24)

Beberapa orang yang lain kemudian menemukan deret-deret yang lain selain deret Balmer
sehingga dikenal adanya deret Lyman, deret Paschen, Bracket, dan Pfund. Pola deret-deret ini ternyata
serupa dan dapat dirangkum dalam satu persamaan. Persamaan ini disebut deret spektrum hidrogen.

Substitusikan persamaan (1.24) ke dalam persamaan spectrum hidrogen .

Perssamaan diatas menyatakan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh atom hydrogen yang
tereksitasi hanya mengandung panjag gelombang tertentu saja. Panjang gelombang ini, jatuh pada
deret tertentu yag bergantung dari bilangan kuantum nf dari tingkat akhir electron. Karena bilangan
kuantum awal nf harus selalu lebih besar dari bilangan kuantum akhir nf, supaya terdapat kelebihan
energy yang dilepas sebagai foton, rumus perhitungan untuk lima deret yang pertama ialah

m=1: n = 2 , 3, 4, . . . (Lymann)

m=2: n = 3, 4, 5, . . . (Balmer)

m=3: n = 4, 5, 6, . . . (Paschen)

m=4: n= 5, 6, 7, . . . (Brackett)

m=5: n = 6, 7, 8, 9, . . . (Pfund)

Deret ini bentuknya sama dengan deret spectral empiris yang telah dibicarakan. Deret
Lymanbersesuaian dengan nf =1 ; deret Balmer bersesuaian dengan nf =2; deret Paschen bersesuaian
dengan nf =3 ; deret Brackett bersesuaian dengan nf =4 ; dan deret Pfund bersesuaian dengan nf =5

Samapai disini kita belum memperoleh kepastian bahwa spectrum garis hydrogen berasal
dari transisi electron dari tingkat energy tinggi ketingkat energy rendah. Langkah terakhir ialah

7
membandingkan harga tetapan dalam persamaan diatas dengan tetapan Rydberg R dari persamaan
empiris Harga tetaapan ini ialah

= 1,097 x

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teori atom Bohr ini pada prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori
atom dari Ernest Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan
bahwa apabila elektron dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan
meloncat keluar menuju orbit yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu memancarkan
suatu kuantum energi, elektron akan jatuh ke orbit yang lebih dekat dengan inti atom.

Postulat atom bohr :


1. Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu lintas edar
berbentuk lingkaran mengelilingi inti atom, gerak elektron tersebut dipengaruhi oleh gaya
coulomb sesuai dengan kaidah mekanika klasik.
2. Lintas edar elektron dalam hydrogen yang mantap hanyalah memiliki harga momentum
angular L yang merupakan kelipatan dari tetapan Planck dibagi dengan 2π

Gagasan kunci atom Bohr :


1. Elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki momentum yang
terkuantisasi, dan dengan demikian energi yang terkuantisasi. Ini berarti tidak setiap orbit,
melainkan hanya beberapa orbit spesifik yang dimungkinkan ada yang berada pada jarak
yang spesifik dari inti.
2. Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan sebagaimana
mereka bergerak di dalam orbit, melainkan akan tetap stabil di dalam sebuah orbit yang
tidak meluruh.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sannah, Ika Nurul, Nina Kadaritna, and Lisa Tania. "Pengembangan LKS Dengan Model Discovery
Learning Pada Materi Teori Atom Bohr." Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia 4.1 (2015):
184-196

Mariasa, I. K., I. B. P. Mardana, and I. NP Suwindra. "PENGEMBANGAN MEDIA


PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH PADA TOPIK MODEL ATOM BOHR
UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA." Jurnal Pendidikan
Fisika Undiksha 9.2 (2019): 123-131

Ibrahim, Dani Asmadi, Rokiah Jusoh, and Kamisah Osman. "Pengajaran tajuk Model Atom Bohr
peringkat matrikulasi dan tiga aras pembelajaran kimia." Prosiding Seminar Kebangsaan Pendidikan
Negara Kali Ke. Vol. 4. 2010

bin Ibrahim, Dani Asmadi, Azraai bin Othman, and Othman bin Taib. "ANALISIS KEPERLUAN
PENGGUNAAN KERANGKA TIGA ARAS PEMBELAJARAN KIMIA DALAM PENGAJARAN
MODEL ATOM BOHR." JuKu: Jurnal Kurikulum & Pengajaran Asia Pasifik 4.1 (2017): 30-40.

Anda mungkin juga menyukai