Anda di halaman 1dari 26

Tujuan Pembelajaran :

Mahasiswa mampu menentukan distribusi hujan dari suatu daerah dan


mampu melengkapi data hujan yang hilang serta mampu meneliti
terhadap konsistensi data hujan
Mendapatkan sample data hujan dari
suatu jaringan hidrologi;

Menentukan karakteristik hujan suatu


DPS, seperti curah hujan, intensitas,
frekuensi atau periode ulang hujan.
Hujan (Presipitasi) 2
Pengecekan kualitas data dengan
analisis kurva massa ganda

Pengisian data kosong

Uji kesamaan jenis (Homogenitas)

Menentukan tebal hujan rata-rata


DPS
Hujan (Presipitasi) 3
Pengecekan kualitas data dengan analisis kurva
massa ganda

Hujan (Presipitasi) 4
Pengecekan kualitas data dengan analisis kurva
massa ganda

Data hujan yang konsisten berarti data yang terukur dan dihitung
adalah benar dan teliti sesuai dengan fenomena saat hujan itu
terjadi.

Beberapa penyebab data hujan tidak konsisten, diantaranya :

• Penggantian jenis alat pencatat hujan.


• Perubahan lingkungan pos hujan, misal dari kawasan persawahan menjadi
perkantoran dengan gedung-gedung tinggi sehingga hujan tidak dapat
terukur seperti semula.
• Pemindahan lokasi pos hujan
• Perubahan alam, misal perubahan iklim.

Hujan (Presipitasi) 5
450

400

350

300
Data Baru

250

200

150

100

50

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Hujan (Presipitasi) 6
Pengisian data kosong

Data hujan tidak lengkap (incomplete record), karena


faktor manusia atau oleh alat.

Perhitungan data hujan yang hilang umumnya paling


mendekati kenyataan untuk hujan lebat tipe umum di
atas medan datar atau di atas lereng pegunungan yang
arah anginnya relatif halus

Perhitungan untuk interval yang panjang (bulanan


atau tahunan) lebih dapat dipercaya daripada interval
yang pendek

Hujan (Presipitasi) 7
Pengisian data kosong

Metode rata-rata
aritmatik (Arithmatical
average)

Metode perbandingan
normal (normal ratio)

Metode kebalikan
kuadrat jarak

Hujan (Presipitasi) 8
Pengisian data kosong

 Bila hujan tahunan normalnya pada masing-masing stasiun


pembanding dalam 10% dari stasiun yang kehilangan data
digunakan RATA-RATA ARITMATIK:
Hx = 1/n (ΣHi)
 Bila hujan tahunan normalnya pada masing-masing stasiun
pembanding lebih besar dari 10% terhadap stasiun yang
kehilangan data digunakan RASIO NORMAL:
Hx = 1/n (Σ(Nx/Ni)Hi)
 Hx = data hilang yang akan diperkirakan
 n = jumlah stasiun pembanding
 N = hujan tahunan normal
 Hi = data hujan stasiun pembanding

Hujan (Presipitasi) 9
Pengisian data kosong

 Bila data hujan dan jarak Pos Pembanding diketahui


digunakan METODE KEBALIKAN KUADRAT JARAK
Hx = Σ(Hi/Li^2)/Σ(1/Li^2)
 Hx : besarnya curah hujan di pos X yang akan diperkirakan
 Hi : Besar curah hujan di pos-pos pembanding
 Li : jarak pos hujan pembanding terhadap pos hujan X
U
D

B
Ld Lb
X
T

La Lc
A
C

Hujan (Presipitasi) 10
• Curah hujan bulan Maret 2000 pada suatu DPS seluas 75 km2 yang
mempunyai pos hujan X, A, B dan C adalah sebagai berikut:
Curah Hujan (mm)
Pos Hujan
Maret 2000 Normal Tahunan
X - 2200
A 100 2500
B 120 2700
C 110 2600
• Karena terjadinya penggantian alat yang rusak sehingga ada data
hujan yang tidak terukur, yaitu pada bulan Maret. Dengan
menggunakan metode aritmatik dan perbandingan normal, maka
tentukanlah besarnya curah hujan tersebut.

Hujan (Presipitasi) 11
 Dari suatu DPS seluas 140 km2 terdapat 5 buah pos
hujan X, A, B, C dan D. Pada suatu bulan pos X rusak.
Tentukan besarnya curah hujan di X bila pos itu
dikelilingi pos hujan A, B, C dan D sebagai pos indeks
yang terletak di setiap kuadran dengan data :

Kuadran Pos Indeks Hujan (mm) Jarak dari X (km)

I B 100 5
II C 90 10
III A 110 8
IV D 120 6
Hujan (Presipitasi) 12
 Rata-rata Aritmetik:
 Hx = 110 mm
 Rasio Normal:
 Hx = 122,8 mm
 Kebalikan Kuadrat Jarak:
 Hx = 106,56 mm

Hujan (Presipitasi) 13
Uji kesamaan jenis (Homogenitas)

• Jika suatu daerah dengan beberapa pos hujan yang


mana mempunyai total curah hujan tahunan serta
jumlah hari hujan, masing-masing mempunyai nilai rata-
rata relatif sama, deviasi relatif sama juga intensitas
hujan dan frekuensi kejadian hujan relatif sama, maka
daerah tersebut dikatakan mempunyai hujan yang
homogen.
• Tetapi sebaliknya, jika setiap pos hujan daerah itu
mempunyai total hujan tahunan serta jumlah hari hujan,
masing-masing dengan nilai rata-rata serta deviasi
relatif sama, akan tetapi belum tentu mempunyai
kondisi hujan yang homogen karena intensitas dan
frekuensi kejadian hujan dari setiap pos hujan di
daerah itu berbeda.

Hujan (Presipitasi) 14
Uji kesamaan jenis (Homogenitas)

HUJAN YANG HOMOGEN.


• Total curah hujan tahunan dan jumlah hari hujan mempunyai
nilai rata-rata relatif sama, deviasi relatif sama juga
intensitas hujan dan frekuensi kejadian hujan relatif sama

HUJAN TIDAK HOMOGEN.


• Total hujan tahunan serta jumlah hari hujan, masing-masing
dengan nilai rata-rata serta deviasi relatif sama, akan tetapi
belum tentu mempunyai kondisi hujan yang homogen
karena intensitas dan frekuensi kejadian hujan dari setiap
pos hujan di daerah itu berbeda.

Hujan (Presipitasi) 15
Menentukan tebal hujan rata-rata DPS

• Distribusi curah hujan yang terjadi seringkali


tidak merata hal ini dapat disebabkan faktor
berikut ini:
– Latitude
– Posisi dan luas daerah
– Jarak dari pantai atau sumber lembab
– Suhu laut dan air laut ke arah pantai
– Efek geografis
– Ketinggian

Hujan (Presipitasi) 16
 Besarnya curah hujan yang diukur dari suatu pos
hujan dapat mewakili karakteristik hujan untuk
daerah yang luas tergantung pada :
 Jarak pos hujan itu sampai titik tengah kawasan yang
dihitung curah hujannya.
 Luas daerah
 Topografi
 Sifat hujan

Hujan (Presipitasi) 17
Menentukan tebal hujan rata-rata DPS

Rata-rata aritmatik (arithmetic mean


method)

Poligon Thiesen (Thiessen polygon


method)

Isohiet (Isohyeat method)

Hujan (Presipitasi) 18
Menentukan tebal hujan rata-rata DPS

Jaring-jaring Penakar Pos Metode Digunakan

Sistem Drainase Perkotaan yg Berkelanjutan, Suripin, 2004


Jumlah Pos Penakar Hujan Cukup Metode Isohyet, Thiessen, atau Rata-rata
Aljabar
Jumlah Pos Penakar Hujan Terbatas Metode Rata-rata Aljabar atau Thiessen
Pos Penakar Tunggal Metode Hujan Titik

Luas DAS Metode Digunakan


DAS Besar (> 5000 km2) Metode Isohyet
DAS Sedang (500-5000 km2) Metode Thiessen
DAS Kecil (<500 km2) Metode Rata-rata Aljabar

Topografi DAS Metode Digunakan


Pegunungan Metode Rata-rata Aljabar
Datar Metode Thiessen
Berbukit atau Tak Beraturan Metode Isohyet
Hujan (Presipitasi) 19
• Merupakan cara yang paling sederhana
• Data yg digunakan adalah data pos yg berada pada
DAS. Data di luar Pos namun berdekatan masih dpt
digunakan.
• Digunakan untuk daerah yang datar, dengan jumlah pos
curah hujan yang cukup banyak dan dengan anggapan
bahwa curah hujan di daerah tersebut bersifat uniform
(uniform distribution), dengan rumus sebagai berikut :

Hujan (Presipitasi) 20
• Membuat poligon (Thiessen) yang memotong
tegak lurus pada tengah – tengah garis hubung
dua pos penangkar hujan.
• Dengan setiap pos penangkar hujan Rn akan
terletak pada suatu wilayah poligon tertutup
dengan luas An.

Hujan (Presipitasi) 21
Hujan (Presipitasi) 22
• Isohiet adalah garis lengkung yang menunjukkan harga curah
hujan yang sama seperti peta kontur. Umumnya garis tersebut
menunjukkan angka yang bulat.
• Isohiet ini diperoleh dengan cara menginterpolasi harga – harga
curah hujan yang tercatat pada pos penangkar hujan lokal (Rnt).
• Besarnya curah hujan rata – rata diperoleh dengan cara
menjumlahkan hasil perkalian curah hujan rata – rata diantara
garis isohiet tersebut dan dibagi luas seluruh catchment area.

Hujan (Presipitasi) 23
Hujan (Presipitasi) 24
• The annual precipitation at station
Annual Precip.
Y and the corresponding average Year
annual precipitation at 10 Sta. Y Avg 10 Sta.
surrounding stations are as shown 1999 8.4 9.3
below. (a) Determine the 2000 6.9 10.1
consistency of the record at station 2001 8.1 9.6
Y. (b) In what year is a possible 2002 8.2 9.6
2003 9.6 10.8
change at station Y indicated? (c) 2004 9.7 9.7
Calculate the mean annual 2005 11.9 10.8
precipitation for station Y, with and 2006 10.8 11.8
without the data adjustment. 2007 11.6 10.7
2008 10.2 9.2

Hujan (Presipitasi) 25
 Dari suatu DPS dengan luas 61.46 km2 mempunyai 7
buah pos hujan dengan sebaran seperti terlihat pada
gambar dibawah ini. Selama bulan Juni terukur besarnya
tebal hujan setiap pos : Nama Pos
Curah Hujan
(mm)
Luas Pengaruh
2
(km )
A 72 7.74
B 63 10.52
C 55 12.13
D 49 6.89
E 52 10.48
F 65 6.42
G 58 7.28

 Hitung tebal hujan rata-rata seluruh DPS pada bulan


tersebut dengan menggunakan Metode Aritmatik dan
Thiesen.

Hujan (Presipitasi) 26

Anda mungkin juga menyukai