Hujan (Presipitasi) 4
Pengecekan kualitas data dengan analisis kurva
massa ganda
Data hujan yang konsisten berarti data yang terukur dan dihitung
adalah benar dan teliti sesuai dengan fenomena saat hujan itu
terjadi.
Hujan (Presipitasi) 5
450
400
350
300
Data Baru
250
200
150
100
50
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Hujan (Presipitasi) 6
Pengisian data kosong
Hujan (Presipitasi) 7
Pengisian data kosong
Metode rata-rata
aritmatik (Arithmatical
average)
Metode perbandingan
normal (normal ratio)
Metode kebalikan
kuadrat jarak
Hujan (Presipitasi) 8
Pengisian data kosong
Hujan (Presipitasi) 9
Pengisian data kosong
B
Ld Lb
X
T
La Lc
A
C
Hujan (Presipitasi) 10
• Curah hujan bulan Maret 2000 pada suatu DPS seluas 75 km2 yang
mempunyai pos hujan X, A, B dan C adalah sebagai berikut:
Curah Hujan (mm)
Pos Hujan
Maret 2000 Normal Tahunan
X - 2200
A 100 2500
B 120 2700
C 110 2600
• Karena terjadinya penggantian alat yang rusak sehingga ada data
hujan yang tidak terukur, yaitu pada bulan Maret. Dengan
menggunakan metode aritmatik dan perbandingan normal, maka
tentukanlah besarnya curah hujan tersebut.
Hujan (Presipitasi) 11
Dari suatu DPS seluas 140 km2 terdapat 5 buah pos
hujan X, A, B, C dan D. Pada suatu bulan pos X rusak.
Tentukan besarnya curah hujan di X bila pos itu
dikelilingi pos hujan A, B, C dan D sebagai pos indeks
yang terletak di setiap kuadran dengan data :
I B 100 5
II C 90 10
III A 110 8
IV D 120 6
Hujan (Presipitasi) 12
Rata-rata Aritmetik:
Hx = 110 mm
Rasio Normal:
Hx = 122,8 mm
Kebalikan Kuadrat Jarak:
Hx = 106,56 mm
Hujan (Presipitasi) 13
Uji kesamaan jenis (Homogenitas)
Hujan (Presipitasi) 14
Uji kesamaan jenis (Homogenitas)
Hujan (Presipitasi) 15
Menentukan tebal hujan rata-rata DPS
Hujan (Presipitasi) 16
Besarnya curah hujan yang diukur dari suatu pos
hujan dapat mewakili karakteristik hujan untuk
daerah yang luas tergantung pada :
Jarak pos hujan itu sampai titik tengah kawasan yang
dihitung curah hujannya.
Luas daerah
Topografi
Sifat hujan
Hujan (Presipitasi) 17
Menentukan tebal hujan rata-rata DPS
Hujan (Presipitasi) 18
Menentukan tebal hujan rata-rata DPS
Hujan (Presipitasi) 20
• Membuat poligon (Thiessen) yang memotong
tegak lurus pada tengah – tengah garis hubung
dua pos penangkar hujan.
• Dengan setiap pos penangkar hujan Rn akan
terletak pada suatu wilayah poligon tertutup
dengan luas An.
Hujan (Presipitasi) 21
Hujan (Presipitasi) 22
• Isohiet adalah garis lengkung yang menunjukkan harga curah
hujan yang sama seperti peta kontur. Umumnya garis tersebut
menunjukkan angka yang bulat.
• Isohiet ini diperoleh dengan cara menginterpolasi harga – harga
curah hujan yang tercatat pada pos penangkar hujan lokal (Rnt).
• Besarnya curah hujan rata – rata diperoleh dengan cara
menjumlahkan hasil perkalian curah hujan rata – rata diantara
garis isohiet tersebut dan dibagi luas seluruh catchment area.
Hujan (Presipitasi) 23
Hujan (Presipitasi) 24
• The annual precipitation at station
Annual Precip.
Y and the corresponding average Year
annual precipitation at 10 Sta. Y Avg 10 Sta.
surrounding stations are as shown 1999 8.4 9.3
below. (a) Determine the 2000 6.9 10.1
consistency of the record at station 2001 8.1 9.6
Y. (b) In what year is a possible 2002 8.2 9.6
2003 9.6 10.8
change at station Y indicated? (c) 2004 9.7 9.7
Calculate the mean annual 2005 11.9 10.8
precipitation for station Y, with and 2006 10.8 11.8
without the data adjustment. 2007 11.6 10.7
2008 10.2 9.2
Hujan (Presipitasi) 25
Dari suatu DPS dengan luas 61.46 km2 mempunyai 7
buah pos hujan dengan sebaran seperti terlihat pada
gambar dibawah ini. Selama bulan Juni terukur besarnya
tebal hujan setiap pos : Nama Pos
Curah Hujan
(mm)
Luas Pengaruh
2
(km )
A 72 7.74
B 63 10.52
C 55 12.13
D 49 6.89
E 52 10.48
F 65 6.42
G 58 7.28
Hujan (Presipitasi) 26