Anda di halaman 1dari 3

Contoh kegagalan proyek konstruksi akibat salah satu faktor diatas :

Robohnya Jembatan Penghubung Gedung Perpustakan Daerah DKI (November 2014)


– Disebabkan faktor peralatan & faktor tenaga kerja (SDM)

Bangunan jembatan penghubung ini menghubungkan gedung Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi DKI Jakarta. Keruntuhan terjadi pada tanggal 3 November 2014.

Jembatan Penghubung runtuh


Keruntuhan terjadi diakibatkan sistem perancah yang mengalami kegagalan. Scafolding yang
digunakan merupakan scafolding besi dengan kondisi yang sudah tidak layak pakai:

 Kondisi scafolding banyak yang sudah keropos dan ada beberapa yang sudah bolong.
 Pemasangan scafolding tidak dilengkapi dengan bracing, sehingga scafolding tidak
stabil.
 Adanya perlemahan scafolding yang tidak dihitung seperti adanya jalan akses untuk
kendaraan dibawah struktur yang sedang dibangun.

Scafolding bengkok
Demikian contoh beberapa kasus kegagalan struktur yang pernah terjadi di Indonesia.
Sebenarnya masih ada beberapa contoh kasus lain akan tetapi belum sempat dibahas pada
kesempatan kali ini. Penulis berharap deretan kasus yang terjadi dapat menjadi bahan
pembelajaran bagi para engineer untuk dapat lebih cermat baik pada saat desain maupun saat
pengawasan pekerjaan di lapangan. Sehingga deretan kasus kegagalan struktur diatas tidak
bertambah panjang.

Runtuhnya Jembatan Mahakam II, Tenggarong (November 2011) – Disebabkan faktor


bahan & faktor tenaga kerja (SDM)
Jembatan yang merupakan tipe Gantung (Suspension Bridge) ini memiliki panjang total 710
m. Keruntuhan terjadi pada tanggal 26 November 2011 sekitar sepuluh tahun setelah
diresmikan.

Jembatan Tenggarong Runtuh

Identifikasi penyebab keruntuhan ini merupakan hasil investigasi yang dilakukan oleh tim
LPPM UGM pada tanggal 27 November 2011 (sehari setelah kejadian).
Berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa jatuhnya truss jembatan
beserta hangernya terjadi akibat kegagalan konstruksi pada alat sambung kabel penggantung
vertikal (clamps and sadle) yang menghubungkan dengan kabel utama.

Clamps and Sadle


Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan alat sambung ini mengalami kegagalan
diantaranya:

 Kurang baiknya perawatan jembatan yang menyebabkan konstruksi alat penggantung


kabel vertikal tidak berfungsi dengan baik dan tidak terdeteksi kemungkinan adanya
kerusakan dini.
 Kelelahan (fatigue) pada bahan konstruksi alat penggantung kabel vertikal akibat
kesalahan desain dalam pemilihan bahan atau sering terjadi kelebihan beban rencana
(over load) yang mempercepat proses terjadinya degradasi kekuatan.
 Kualitas bahan konstruksi alat sambung kabel penggantung ke kabel utama yang tidak
sesuai dengan spesifikasi dan standar perencanaan yang ditetapkan.
 Kesalahan prosedur dalam pelaksanaan perawatan konstruksi atau kesalahan dalam
menyusun standar operasional dan perawatan konstruksi yang direncanakan.
 Kemungkinan terjadinya penyimpangan kaidah teknik sipil dalam perencanaan karena
seharusnya konstruksi alat penyambung harusnya lebih kuat daripada kabel
penggantung yang disambungkan dalam kabel utama.
 Kesalahan desain dalam menentukan jenis bahan/ material untuk alat penyambung
kabel penggantung vertikal yang dibuat dari besi tuang/ cor (cas iron) atau kesalahan
dalam menentukan jenis atau kapasitas kekuatan alat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai