MATA KULIAH
REKAYASA LALULINTAS
Pokok Bahasan
Teknik Lalulintas
Disusun Oleh :
Asda Usradinda, ST
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil
Sekolah Tinggi Teknologi Dumai
Rekayasa Lalulintas
2016
DAFTAR ISI
Rekayasa Lalulintas
BAB I
Pendahuluan
A. Arus Lalulintas
Lalulintas akan terjadi jika beberapa komponen telah berada
dalam satu lokasi dan kondisi, sehingga terjadi interaksi antara satu
komponen dengan komponen lainnya sebagai sarana, infrastruktur
dan pengguna. Arus (volume) lalulintas, dinyatakan sebagai jumlah
kendaraan yang melewati suatu titik tertentu dalam satu ruas jalan
tertentu dalam satu satuan waktu tertentu, dan dinyatakan dengan
satuan kendaraan/jam (Tamin, 2000 dan Tamin 2003) dan jika
kendaraan yang disurvai terdiri dari berbagai macam kendaraan maka
satuan akan menjadi SMP/jam. Lalulintas terbentuk akibat adanya
interaksi
dari
berbagai
macam
komponen,
adapun
komponen
Usia
Makin tua maka prilaku di jalan raya cenderung lebih hatihati, penuh pertimbangan dan sebaliknya pada usia muda.
2)
Jenis kelamin
Untuk wanita cenderung lebih hati-hati
dibandingkan laki-
laki.
3)
b.
Rekayasa Lalulintas
1)
b)
2)
b)
Jenis Fasilitas
Kelebihan
Kekurangan
Mudah dilaksanakan Sering
terjadi
Zebra Cross
pelanggaran
Berbiaya murah
Memberikan
Tanda
kenyamanan
pada penyeberangan
penyeberang
sering hilang
Lolipop
Sulit digunakan jika
arus lalulintas tidak
berimbang
Lebih rapi dan teratur Penggunaan
Perlindungan
tergantung
dari
Pelican
SDM pengemudi
terhadap
penyeberang
lebih
baik
Lebih terkonsentrasi Berbiaya mahal
Pemisahan
antara Rawan kriminalitas
Jembatan
arus
lalulintas Jalan
tempuh
Penyeberangan dan
dengan
semakin jauh
Terowongan
penyeberang
lebih Kesulitan
bagi
aman
lansia dan orang
cacat
3)
dengan :
P x V2
Rekayasa Lalulintas
V : Volume kendaraan
yang
selama
satu jam (Kend/Jam).
4)
Rekomendasi
Pemilihan
Jenis
Fasilitas
Penyeberangan
Pemilihan jenis penyeberangan bagi pejalan kaki dapat
berpedoman pada hasil hitungan (P x V2) sebagai berikut :
V
(kend/jam)
300 500
> 2 x 108
50 1100
400 750
>108
>108
> 2 x 108
50 1100
>1100
50 1100
> 500
> 500
> 700
> 2 x 108
>1100
> 400
P x V2
>108
2.
Jenis fasilitas
Zebra cross
Zebra cross
pelindung
Pelican
Pelican
Pelican
pelindung
Pelican
pelindung
dengan
dengan
dengan
lebar
kendaraan
juga
dapat
digunakan
untuk
b.
2)
Perencanaan jembatan
Rekayasa Lalulintas
3)
c.
Tinggi Kendaraan
Untuk keperluan perencanaan ruang bebas ke arah vertikal.
3.
Prasarana
atau
infrastruktur
(Jaringan
Jalan)
Dalam
Undang-undang
No.
38
Tahun
2004
tentang
jalan,
2)
3)
b.
2)
3)
c.
Rekayasa Lalulintas
Kecepatan
Rata-rata
(km/jam)
Ruas jalan
Arteri Primer
60
Kolektor Primer
40
Lokal Primer
20
Arteri Sekunder
30
Kolektor Sekunder
20
Lokal Sekunder
10
Sumber : PP No. 26 Tahun 1985
Lebar Badan
Jalan Minimum
(m)
PP
RPP
8
11
7
9
6
6,5
8
11
7
9
5
6,5
B.
diklasifikasikan
sebagai
jalan
sekunder.
1.
a.
1)
3)
b.
2.
Rekayasa Lalulintas
Arus searah dan arus dua arah. Pola pengerakan yang terjadi
terutama pada jam sibuk pagi didominasi oleh arus menuju pusat
kota. Kendaraan lebih banyak datang ke kota dari pada ke luar
kota, sehingga terjadi kondisi yang tidak berimbang.
Untuk keperluan perencanaan geometri maka perlu data arus
lalulintas. Data arus lalulintas yang digunakan adalah Volume Jam
Puncak (VJP) atau Peak Hour Volume (PHV). PHV merupakan volume 1
(satu) jam tersibuk yang tersusun dari volume 15 menitan secara
berurutan. Tujuan dari PHV adalah untuk perencanaan geometri jalan
berdasarkan Peraturan Geometrik Jalan Raya (PPGJR) No. 13 Tahun
1970 sebesar 14 % - 15 % LHR atau terletak pada jam sibuk ke 30 dari
data AADT (Annual Average Daily Traffic).
Vjp = 15 %
LHR
% LHR
15
%
30
Jam ke - 30
telah
diubah
menjadi
kendaraan
mobil
penumpang
Rekayasa Lalulintas
tidak semata-mata ditentukan oleh ukuran kendaraan, namun juga
oleh gangguan kecepatannya terhadap kecepatan mobil penumpang
pada suatu ruas jalan tertentu.
EMP adalah nilai faktor konversi beberapa tipe kendaraan
dibandingkan dengan kendaraan ringan, dampaknya terhadap arus
lalulintas (kendaraan ringan sebagai kendaraa standar). Dampaknya
terhadap perilaku arus lalulintas yang dimaksud adalah pengaruh
pengurangan terhadap kecepatan arus lalulintas.
Formulasi untuk perhitungan PHF dan PHV adalah sebagai
berikut :
PHF
PHV
4 xVolume 15" Tersibuk
selama 1 jam
C.
3. LV
4. Mc
: Motorcycle
5. UM
: Un Motorized
Rekayasa Lalulintas
VJP dapat ditentukan dengan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
Rekayasa Lalulintas
BAB II
KAPASITAS RUAS JALAN
(Menurut MKJI 1997)
A.
Kapasitas
Ruas jalan merupakan bagian jalan di antara dua simpang.
Kapasitas didefinisikan sebagai arus lalulintas maksimum yang
dapat melewati suatu bagian jalan pada satu arah atau dua arah
selama waktu tertentu dengan kondisi jalan dan arus lalulintas
yang ditetapkan (Munawar, 2007). Kapasitas praktis merupakan
arus lalulintas yang masih memberikan kecepatan yang dapat
diterima atau arus lalulintas maksimum dengan batas kenyamanan
tertentu.
Ada
beberapa
software
yang
digunakan
dalam
kapasitas
(MKJI)
berdasarkan
1997,
kapasitas
Manual
jalan
Kapasitas
perkotaan
Jalan
dapat
10
Rekayasa Lalulintas
C
Co
FCw
2)
3)
Kapasitas
dasar
(Co)
atau
kapsitas
dasar
total
arah
Tipe 2/2 ND
2)
: jumlah lajur
2)
3)
4)
11
Rekayasa Lalulintas
c.
2)
Kalau
arus
lalulintas
untuk
masing-
d.
Tergantung
tingkat
hambatan
samping,
2)
e.
Mempengaruhi
agresivitas
pengemudi,
2)
Semakin
besar
kota,
2.
Tipe Jalan
a.
Tipe 2/2 UD
Tipe 4/2 ND
Tipe 4/2 D
Kapasitas
Kapasitas ruas jalan luar kota dipengaruhi oleh faktor kondisi
topografi atau alinyemen horizontal yang dapat dibedakan sebagai
berikut :
12
Rekayasa Lalulintas
a. datar
b. bukit
c. pegunungan
Faktor penyesuaian yang berpengaruh pada kapasitas adalah :
a. Fcw
b. FCsp
c. FCsf
Faktor
penyesuaian
ukuran
kota
diabaikan
atau
kurang
= Co x FCw x FCsp x
Fcsf
Co
Fcw
Fcsp
Fcsf
samping
2.
Kriteria Alinyemen
Untuk membatasi biaya pembanguna jalan, maka perencanaan
jalan disesuaikan dengan kondisi medan. Medan di bagi menjadi 3
bagian : Datar, Perbukitan, Pegunungan. Pembedaannya adalah
dari data besarnya kemiringan melintang rata-rata dari potongan
melintang tegak lurus jalan.
Tabel. 2.1. Klasifikasi Kondisi Medan
Tipe alinyemen
Datar
Bukit
Gunung
C.
Kecepatan Kendaraan
13
Rekayasa Lalulintas
Kecepatan (speed) lalulintas, merupakan jarak yang dapat
ditempuh dalam satu satuan waktu tertentu dan dinyatakan dalam
km/jam (Tamin, 2003). Kecepatan dapat dibedakan menjadi :
1.
Kecepatan
rerata
ruangan
(space
mean
speed),
: kecepatan/speed (km/jam)
car
observer).
Survey
dengan
metode
MCO
dapat
memperoleh data kecepatan arus lalulintas rata-rata, kepadatan ratarata dan volume rata-rata pada ruas jalan yang berlaku pada saat itu.
MCO merupakan cara sederhana dengan floating vehicle dimana
kendaraan berjalan sepanjang ruas jalan dengan kecepatan mengikuti
kecepatan rata-rata. Untuk mendapatkan hasil survei dengan teliti
maka perlu dilkaukan koreksi dengan kendaraan yang menyiap dan
siap.
Y
KPK
Timur
Barat
X
KPK
Y
14
Rekayasa Lalulintas
Gambar. 2.1. Survai Moving car Observation (MCO)
Cara survai Moving Car Obeservation adalah :
1.
Mecatat
jumlah
Mencatat
jumlah
Mencatat
jumlah
Mencatat
waktu
Menentukan panjang
segmen jalan yang akan diamati (L)
6.
Pelaksanaan
survai
Waktu
tempuh
saat
Surveyor
tidak
Dengan :
Vt/b
Volume
kendaraan
ke
arah
timur/
barat
(kendaraan/jam)
Mt/b
: Jumlah
kendaraan
yang
menyiap
kendaraan
pengamat
sewaktu kendaraan pengamat bergerak ke timur/
barat
Dt/b
pengamat
bergerak ke arah timur/ barat
15
Rekayasa Lalulintas
Bb/t
: Jumlah
kendaraan berpapasan
dengan kendaraan
pengamat
Sewaktu kendaraan pengamat bergerak ke arah barat
/ timur
(kendaraan dicatat ke arah timur/ barat)
Tt/b
Catatan :
16
Rekayasa Lalulintas
BAB III
EFEK LALULINTAS TERHADAP LINGKUNGAN
A.
Pendahuluan
Lingkungan dapat dipengaruhi oleh kegiatan
transportasi,
dampak
terhadap
keamanan
dan
kenyamanan
bagi
pengguna (user).
Dalam kegiatan suatu proyek, untuk memprediksi efek atau
dampak yang terjadi akibat lalulintas yang direncanakan maka perlu
diteliti masalah Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) dan Analisis
Dampak Lalulintas (ANDALALIN).
B.
2.
3.
17
Rekayasa Lalulintas
4.
2.
Tahap Konstruksi
Uraian tentang rencana usaha atau kegiatan dan jadwal usaha atau
kegiatan
pada
tahap
konstruksi.
Uraian
secara
mendalam
Tahap Operasi
Uraian tentang rencana tata usaha atau kegiatan dan jadwal usaha
atau kegiatan pada tahap operasi. Uraian secara mendalam
difokuskan pada usaha atau kegiatan yang menjadi penyebab
timbulnya dampak penting terhadap lingkungan.
4.
18
Rekayasa Lalulintas
Rencana
Kegiatan
Dampak Penting
Bebas AMDAL
KA ANDAL
Komisi Penilai
UKL dan UPL
ANDAL RKL/RPL
Komisi Penilai
KEPUTUSAN KELAYAKAN
LINGKUNGAN
C.
umum metode
ADALALIN
mengacu
pada
Analisis
19
Rekayasa Lalulintas
Direktorat Pembinaan Jalan Perkotaan, Panduan Survei dan Perhitungan
Waktu Perjalanan Lalu Lintas No. 001/T/BNKT/1990, Direktorat
Jenderal Bina Marga.
Fahrurrozy, 2007, Karaketristik Kendaraan, EMP, SMP dan Karaketristik
Lalulintas, Magister Sistem dan Teknik Transportasi, UGM,
Yogyakarta.
IHCM (1997), Indonesia Highway Capacity Manual, Manual, Directorate
General of Bina Marga, Department of Public Works.
Malkamah, 2007, Perencanaan Transportasi dan Lingkungan, Magister
Sistem dan Teknik Transportasi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Munawar, 2004, Analisis Lalulintas, Beta Offset, Yogyakarta.
Munawar, A, 2007, Kapasitas Jalan dan Tingkat Pelayanan Jalan, Magister
Sistem dan Teknik Transportasi, UGM, Yogyakarta.
Suratmo, 2004, Analisis Mengenai Damapk Lingkungan, Gadjah Mada
University Press , Yogyakarta.
Tamin, O.Z,. 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, ITB,
Bandung.
Tamin, O.Z,. 2003, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Soal dan
Aplikasi, ITB, Bandung.
Widodo, W, Rekayasa Lalulintas, Bahan Kuliah, Teknik Sipil, UMY,
Yogyakarta.
Singkatan :
SMP
EMP
MKJI
MCO
KPK
ND
UD
D
VJP
:
:
:
:
:
:
:
:
:
20