Anda di halaman 1dari 30

Kata Pengantar

Puji dan syukur alhamdulillah kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat rahmat dan hidayahNya lah makalah ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Indra Gunawan selaku
dosen Mata kuliah agama islam yang telah mempercayakan kami untuk
membahas materi Kerangka Dasar Agama Islam. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada kerabat serta pihak pihak yang telah turut membantu
menyelesaikan makalah ini.
Kami yakin makalah ini masih memiliki kelasahan disana sini sehingga
masih membutuhkan perbaikan. Untuk itu, kami harapkan kritik serta saran dari
para pembaca sekalian agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi di kemudian
hari.

Dumai, 31 Oktober 2015

Kelompok 4

Kerangka Dasar Agama Islam | 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................I

DAFTAR ISI..........................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

I.1 Latar Belakang...............................................................................................1

I.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1

I.3 Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

II.1.1 Pengertian Aqidah......................................................................................3

II.1.2 Pengertian Syariah...................................................................................4

II.1.3 Pengertian Akhlak......................................................................................6

II.2.1 Pengertian Agama Islam...........................................................................7

II.2.2 Ilmu Ilmu Keislaman............................................................................11

II.3.1 Pengertian Tasawuf..................................................................................16

II.3.2 Pengertian Filsafat...................................................................................18

II.3.3 Pembaharuan Dalam Islam.....................................................................22

BAB III PENUTUP..............................................................................................25

III.1 Kesimpulan...............................................................................................25

Kerangka Dasar Agama Islam | 2


DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27

Kerangka Dasar Agama Islam | 3


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Agama islam merupakan agama yang paling mulia di sisi Allah.
Agama islam juga terdiri dari 3 hal, yakni aqidah, syariah dan akhlak,
dimana ketiganya memiliki keterkaitan satu sama lain.
Akan tetapi, di zaman modern ini, konsep dasar dari aqidah,
syariah dan akhlak sudah mulai menyimpang dari jalurnya. Contohnya
shalat yang merupakan syariah agama islam, dilaksanakan hanya supaya
membuat orang kagum. Itu berarti, dia tidak melaksanakan aqidah, karena
shalatnya tidak karena Allah SWT. Sehingga shalatnya menjadi tidak
bermanfaat baik untuk dirinya maupun orang lain. Alhasil, dia jadi tidak
mendapatkan manfaat pada akhlaknya.
Oleh karena itu, kami berharap, dengan di susunnya makalah ini,
maka kesadaran akan kerangka dasar agama islam yang terdiri dari
aqidah, syariah dan akhlak akan menjadi lebih baik lagi. Serta kita juga
bisa menambah wawasan tentang aqidah, syariah, akhlak, ajaran islam,
serta filsafat adan pembaharuan dalam agama islam.

I.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini
adalah
1. Apa Pengertian aqidah, syariah dan akhlak ?
2. Bagaimana hubungan keterkaitan aqidah, syariah dan akhlak ?
3. Apa pengertian dari agama islam ?
4. Apa yang dimaksud ilmu ilmu keislaman ?
5. Apa yang dimaksud tasawuf, filsafat, dan pembaharuan dalam
islam ?

Kerangka Dasar Agama Islam | 1


I.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas wajib agama islam tentang materi kerangka dasar agama islam serta
mengetahui lebih lanjut tentang kerangka dasar agama islam.

Kerangka Dasar Agama Islam | 2


BAB II
PEMBAHASAN

II.1.1 Pengertian Aqidah


Aqidah berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah mengikat atau
mengadakan perjanjian.
Menurut etimologinya, aqidah dalam bahasa Arab berasal dari kata
al-aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan
yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu
biquwwah yang berarti mengikat dengan kuat.
Secara terminologi, aqidah adalah iman yang teguh dan pasti.
Aqidah juga dapat diartikan sejumlah kebenaran yang dapat diterima
secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan fitrah
(Al-Maidah 5:15) yang berbunyi : Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya
dari Allah SWT dan kitab yang menerangkannya.
Ilmu aqidah terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Ilmu tauhid, yaitu ilmu yang menerangkan tentang sifat Allah SWT
yang wajib dipercayai. Ilmu tauhid ada 3 macam, yaitu tauhid Al-
Uluhiyyah, tauhid Ar-Rububiyyah, dan tauhid Al-Asma was-sifat.
2. Ilmu Usuluddin, yaitu kepercayaan dalam agama Islam, kepercayaan
kepada Allah SWT dan pesuruhNya.
3. Ilmu Makrifat, yakni perkara-perkara yang berhubungan dengan cara-
cara mengenal Allah SWT.
4. Ilmu kalam, yaitu aqidah dengan dalil-dalil aqliyah (ilmiah) sebagai
perisai terhadap tantangan dari pihak lawan.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa :
1. Akidah dari segi bahasa bererti simpulan iman ataupun pegangan yang
kuat atau satu keyakinan yang kuat
2. Akidah dari sudut istilah ialah kepercayaan yang pasti dan tidak
bercampur dengan syak atau keraguan pada seseorang yang berakidah
sama

Kerangka Dasar Agama Islam | 3


3. Akidah Islam ialah kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah sebagai
rabb dan ilah serta beriman dengan nama-namaNya dan segala sifat-
sifatNya juga beriman dengan adanya malaikat, kitab-kitab, para
Rasul, Hari Akhirat dan beriman dengan taqdir Allah baik yang baik
atau yang buruk termasuk juga segala sesuatu yang datang dari Allah.
dan Seterusnya patuh taat pada segala ajaran dan petunjuknya. Oleh
itu, akidah Islam ialah keimanan dan keyakinan terhadap Allah dan
RasulNya serta apa yang dibawa oleh Rasul dan dilaksanakan dalam
kehidupan umat manusia.

II.1.2 Pengertian Syariah


Syariah secara etimologi berasal dari kata syaru. Yang memiliki arti
membuat jalan, penjelasan, tempat yang didatangi, dan jalan.
Adapun secara terminologi, syariat memiliki makna umum dan khusus.
Makna syariat secara umum adalah agama yang telah dibuat oleh Allah,
mencakup aqidah ( keyakinan ) dan hukum-hukumnya. Sebagaimana tersebut
dalam firman Allah Taala dalam Q.S. Asy-Syuraa 42:13, yang artinya berbunyi :
Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang apa yang telah diwasiatkan kepada
Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah
belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang yang musyrik agama yang kamu
seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada (agama)-Nya orang yang kembali
(kepada-Nya).
Adapun makna khusus dari syariat yaitu peraturan yang dibuat oleh Allah
yang berupa hukum-hukum dan larangan-larangan. Allah SWT berfirman dalam
surah Al-Maidah 5:48. Yang artinya berbunyi : Untuk tiap-tiap umat diantara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Terkait dengan susunan tertib syariat, Al-Quran surah Al-Ahzab 33:36
mengajarkan bahwa Allah dan Rasul-Nya sudah memutuskan suatu perkara, maka
umat Islam tidak memperkenalkan mengambil ketentuan lain. Dan jika terdapat
suatu perkara yang Allah SWT dan Rasul-Nya belum menetapkan
ketentuanyamaka umat Islam dapat menentukan sendiri ketetapannya itu.

Kerangka Dasar Agama Islam | 4


Perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani hidup beribadahnya
kepada Allah dibedakan dalam 2 kategori, yaitu:
1. Asas Syaraa, yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya
dalam Al-Quran dan Al-Hadits.
2. Furu Syaraa, yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas dalam Al-
Quran dan Al-Hadits.
Menurut situs alkhoirot.net, hukum-hukum yang terkandung dalam syariah
Islam terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu aqidah, tahdzib dan amaliyah.
1. Hukum aqidah: yaitu hukum-hukum yang terkait dengan dzat Allah
dan sifat-sifatnya dan iman pada-Nya. Ini disebut dengan ilahiyah.
Dari hukum ini terkait hukum-hukum yang lain yang berkaitan dengan
para Rasul dan beriman pada mereka; dengan kitab-kitab suci yang
diturunkan pada mereka yang dikenal dengan nubuwwah (kenabian).
Dari hukum akidah ini terkait juga perkara ghaib yaitu yang dikenal
dengan samaiyat (berdasarkan pendengaran). Hukum-hukum akidah
ini terkumpul dalam satu bidang ilmu yang disebut Ilmu Tauhid atau
Ilmu Kalam.
2. Hukum Tahdzib (penyucian diri): yaitu hukum yang mendorong untuk
melakukan nilai-nilai utama dengan menjauhkan diri dari nilai dan
perilaku yang hina. Oleh karena itu, terdapat juga hukum-hukum yang
terkait dengan perilaku dan nilai keburukan yang wajib dijauhi seperti
dusta, khianat, menyalahi janji, dan lain-lain. Hukum tahdzib ini
disebut Ilmu Akhlak atau Ilmu Tasawuf.
3. Hukum Amaliyah: yaitu hukum-hukum yang berkaitan dengan
perilaku atau perbuatan manusia. Hukum-hukum ini masuk dalam
kategori Ilmu Fiqih Islam.

II.1.3 Pengertian Akhlak


Menurut situs http://kelasa12110untad.blogspot.co.id, Pengertian akhlaq
secara etimologi, berasal dari kata khalaqa yang berarti mencipta, membuat, atau
menjadikan. Akhlaq adalah kata yang berbentuk mufrad, jamaknya adalah
khuluqun, yang berarti perangai, tabiat, adat, atau khalaqun yang berarti kejadian,

Kerangka Dasar Agama Islam | 5


buatan, ciptaan. Ar-Rahman : 1-4, yang artinya : (Tuhan) yang Maha Pemurah.
Yang telah mengajarkan Al-Quran. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya
pandai berbicara.
Secara terminologi, akhlaq berarti tingkah laku seseorang yang didorong
oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Dengan kata lain, akhlak ialah suatu system yang menilai perbuatan zahir
dan batin manusia baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi
hidup antara manusia dengan baik secara individu, kumpulan dan masyarakat
dalam interaksi hidup antara manusia dengan Allah, manusia sesama manusia,
manusia dengan haiwan, dengan malaikat, dengan jin dan juga dengan alam
sekitar.
Akhlaq Islam itu sudah ada formatnya dan juga mapan, berlainan dengan
akhlaq, moral, etika dalam sistem budaya buatan manusia di luar Islam yang tidak
pernah memiliki standar baku dan senantiasa berubah bergantung pada main
stream budaya yang ada pada waktu itu.
Ukuran kebaikan dan kesopanan begitu relatif dan variatif, bergantung
kepada tempat dan waktu. Oleh karena itu, kita harus membiasakan dan
menshibghoh (mencelup) diri dengan akhlaq Islam, sehingga mentradisi dalam
jiwa dan kehidupan kita, dimanapun serta kapanpun dengan spontan terlihat
bahwa akhlaq yang Islami merupakan akhlaq kita.
Saat ini, sering kita saksikan bahwa wanita tidak lagi memiliki sifat seperti
seharusnya wanita. Di televisi maupun media-media cetak, wanita dipampang
dengan menampakkan auratnya seolah mereka adalah pelaris barang dagangan.
Wanita sudah seperti komoditi yang diperdagangkan. Wanita yang mengumbar
aurat dimana-mana, sudah merupakan hal yang biasa. Padahal dalam Al-Quran
surah An-Nur 24:31 telah diperintahkan oleh Allah untuk menutup aurat, yang
berbunyi : dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya.

Kerangka Dasar Agama Islam | 6


II.2.1 Pengertian Agama Islam
Menurut Prof. Dr. Mahmud Abdullah Darraz, ad-Dien (agama) adalah
keyakinan terhadap eksistensi (wujud) suatu dzat - atau beberapa dzat ghaib -
yang maha tinggi, ia memiliki perasaan dan kehendak, memiliki wewenang untuk
mengurus dan mengatur urusan yang berkenaan dengan nasib manusia.
Keyakinannya ini memotivasi manusia untuk memuja dzat tersebut dengan
perasaan suka maupun takut dalam bentuk ketundukan dan pengagungan
Dalam buku Metodologi Studi Agama, istilah dien mencakup arti
keberhutangan, ketundukan, kekuatan yang mengadili, dan kecenderungan alami.
Istilah ini berhubungan erat dengan beberapa istilah lain yang memiliki akar kata
yang sama, yaitu dana atau kondisi memiliki hutang. Manusia memiliki hutang
yang tak terhingga kepada sang pencipta berupa keseluruhan eksistensi. Dengan
demikian, agama tidak lain adalah keseluruhan proses pemberadaban
manusia,maddana, yang akan menghasilkan kebudayaan, tamaddun.
Para ulama mendefinisikan ad-Dien dengan mengatakan, Ad-Dien adalah
peraturan Ilahi yang mengatur orang-orang yang memiliki akal sehat secara
sukarela kepada kebaikan hidup di dunia dan keberuntungan di akhirat. Definisi
ini mencakup untuk semua agama, baik yang berdiri atas kemusyrikan ataupun
keberhalaan. Alquran telah menamakan Islam sebagai dien, sebagaiman firman
Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 85 yang artinya : Barang siapa mencari
agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
Menurut Sri Widayati Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan
fitrah manusia, baik dalam hal aqidah, syariat, ibadah, muamalah dan lainnya.
Islam (bahasa Arab, al-islam berarti berserah diri kepada Tuhan) adalah agama
yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi
(agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan
termasuk dalam golongan agama Ibrahim
Ada juga yang berpendapat bahwa Islam adalah akhir agama samawi yang
menyempurnakan dan sekaligus menghapus ajaran agama samawi sebelumnya.

Kerangka Dasar Agama Islam | 7


Secara bahasa kata "islam" merupakan bentuk masdar (verbal noun) dari
fi'il rubai as-la-ma (). Islam didefinisikan secara etimologis dengan makna
istislam (penyerahan diri). Maksudnya adalah penyerahan diri pada perintah dan
larangan Allah tanpa perlawanan.
Adapun pengertian Islam secara terminologi sebagaimana definisi dari
Nabi Muhammad berdasarkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Islam adalah:
Menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan apapun; mendirikan shalat
wajib lima waktu, menunaikan zakat wajib, puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah
apabila mampu.
Dalam definisi umum, Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammad sebagai agama samawi terakhir dengan syariah atau tuntunan agama
yang menghapus syariah agama sebelumnya dan sekaligus menyempurnakannya.
Pendapat lain mengungkapkan bahwa Agama Islam adalah agama yang
dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Dengan agama
inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan
agama ini bagi hamba-hambaNya. Dengan agama Islam ini pula Allah
menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama
yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang diterima
selain Islam.
Allah taala berfirman,Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah
seorang lelaki diantara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup
para Nabi. (QS. Al Ahzab: 40)
Allah taala juga berfirman,Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi
kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku pun
telah ridha Islam menjadi agama bagi kalian. (QS. Al Maaidah: 3)
Allah taala juga berfirman, Sesungguhnya agama yang benar di sisi
Allah hanyalah Islam. (QS. Ali Imran: 19)
Allah taala berfirman,Dan barang siapa yang mencari agama selain
Islam maka tidak akan pernah diterima darinya dan di akhirat nanti dia akan
termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Ali Imran: 85)

Kerangka Dasar Agama Islam | 8


Allah taala mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beragama
demi Allah dengan memeluk agama ini. Allah berfirman kepada Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam, Katakanlah: Wahai umat manusia, sesungguhnya
aku ini adalah utusan Allah bagi kalian semua, Dialah Dzat yang memiliki
kekuasaan langit dan bumi, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, Dia lah
yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kalian kepada Allah dan
Rasul-Nya seorang Nabi yang ummi (buta huruf) yang telah beriman kepada
Allah serta kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kalian mendapatkan
hidayah. (QS. Al Araaf: 158)
Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang
diajarkan oleh agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini
lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena Islam adalah ajaran
yang bisa diterapkan di setiap masa, di setiap tempat dan di masyarakat manapun.
Allah taala berfirman kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Dan
Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab dengan benar sebagai pembenar
kitab-kitab yang terdahulu serta batu ujian atasnya. (QS. Al Maaidah: 48)
Agama Islam adalah agama yang benar. Sebuah agama yang telah
mendapatkan jaminan pertolongan dan kemenangan dari Allah taala bagi siapa
saja yang berpegang teguh dengannya dengan sebenar-benarnya. Allah taala
berfirman, Dia lah Zat yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa
Petunjuk dan Agama yang benar untuk dimenangkan di atas seluruh agama-
agama yang ada, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya. (QS. Ash
Shaff: 9)
Allah taala berfirman,Allah benar-benar telah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman serta beramal salih diantara kalian untuk menjadikan
mereka berkuasa di atas muka bumi sebagaimana orang-orang sebelum mereka
telah dijadikan berkuasa di atasnya. Dan Allah pasti akan meneguhkan bagi
mereka agama mereka, sebuah agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka
peluk. Dan Allah pasti akan menggantikan rasa takut yang sebelumnya
menghinggapi mereka dengan rasa tenteram, mereka menyembah-Ku dan tidak

Kerangka Dasar Agama Islam | 9


mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Dan barangsiapa yang ingkar
sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An Nuur: 55)
Secara umum dapat dikatakan bahwasanya Islam memerintahkan semua
akhlak yang mulia dan melarang akhlak yang rendah dan hina. Islam
memerintahkan segala macam amal salih dan melarang segala amal yang jelek.
Allah taala berfirman, Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil, ihsan
dan memberikan nafkah kepada sanak kerabat. Dan Allah melarang semua
bentuk perbuatan keji dan mungkar, serta tindakan melanggar batas. Allah
mengingatkan kalian agar kalian mau mengambil pelajaran. (QS. An Nahl: 90)
Pentingnya agama itu dinamakan Islam, karena menunjukkan hakekat dan
esensi agama tersebut. Arti kata Islam adalah masuk dalam perdamaian dan
seorang muslim adalah orang yang membuat perdamaian dengan Tuhan dan
manusia. Damai dengan Tuhan berarti tunduk dan patuh secara menyeluruh
kepada kehendak-Nya, dan damai dengan manusia tidak hanya berarti
meninggalkan pekerjaan jelek dan menyakitkan orang lain, tapi juga berbuat baik
kepada orang lain. Kedua makna ini merupakan esensi dari agama Islam. Alquran
menyatakan dalam surah Al-Baqarah ayat 112 yang artinya: (Tidak demikian)
bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat
kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Islam pada asasnya adalah agama perdamaian dan ajaran pokoknya adalah
keesaan Tuhan dan keesaan seantero umat manusia. Agama Islam juga mencakup
semua ajaran agama yang diwahyukan oleh Allah di dunia ini, sebagaimana kitab
suci Alquran yang merupakan himpunan dari semua kitab suci yang diturunkan
oleh Allah di dunia ini. Sesungguhnya kebutuhan manusia terhadap agama pada
umumnya dan kepada Islam pada khususnya, bukan hanya kebutuhan sekunder
ataupun sampingan, melainkan ia adalah sesuatu kebutuhan dasar dan primer yang
berhubungan erat dengan substansi kehidupan, misteri alam wujud dan hati nurani
manusia yang paling dalam.
Islam adalah sistem yang moderat dalam hal ideologi, karena Islam
percaya pada akal bahkan mengajaknya untuk menganalisa dan berpikir. Islam

Kerangka Dasar Agama Islam | 10


juga bertumpu pada akal untuk menetapkan dua hakikat terbesar dalam alam
wujud yakni wujudillah dan kebenaran dakwah nabi. Islam juga percaya pada
wahyu sebagai penyempurna akal dan penolong tatkala ia tersesat dan
dikendalikan oleh nafsu. Wahyu merupakan petunjuk bagi akal manusia kepada
sesuatu yang bukan spesialisasinya dan diluar kemampuannya dari hal-hal yang
ghaib, berita-berita dari langit serta cara-cara beribadah kepada Allah SWT

II.2.2 Ilmu Ilmu Keislaman


Ilmu agama Islam merupakan bagian dari rumpun ilmu-ilmu budaya dan
ilmu-ilmu sosial. Ulumul Quran, Ulumul Hadits, ilmu kalam, ilmu ushul
fiqh,ilmu fiqh dan sejenisnya masuk dalam rumpun ilmu budaya (humaniora)
yang bersifat ideal dan normative. Sejarah peradaban Islam, ilmu pendidikan
Islam dan ilmu dakwah masuk dalam rumpun ilmu-ilmu social yang sifatnya
aktual dan empiris. Juga terdapat disiplin ilmu lain yang berkembang terutama
dalam rumpun ilmu-ilmu alamiah, antara lain astronomi dan geologi.
Perintah menuntut ilmu dalam Alquran dan hadits mendorong kaum
muslimin pada abad pertama hijrah untuk menerjemahkan berbagai buku dari
bahasa Yunani, Persia, India, dan China ke dalam bahasa Arab. Kemudian para
filsuf muslim mengklasifikasi ilmu-ilmu tersebut secara sistematis. Ini menjadi
dasar bagi para ilmuwan muslim untuk mengembangkan sains, terutama ilmu
pengetahuan alam dan ilmu alatnya (matematika dan logika).
Nurcholis Madjid menjelaskan tentang hubungan organik antara iman dan
ilmu Islam. Menurutnya, ilmu adalah hasil pelaksanaan perintah Tuhan untuk
memperhatikan dan memahami alam raya ciptaan-Nya, sebagai manifestasi atau
penyingkapan tabir akan rahasia-Nya. Sejalan dengan argument ini juga
dijelaskan oleh Ibnu Rusyd, seorang filosof muslim, dalam makalahnya Fashl al-
maqal wa Taqrir ma Bain al-Hikmah wa al-Syariah min al-Ittishal, bahwa antara
iman dan ilmu tidak terpisahkan, meskipun dapat dibedakan.
Saat ini, ahli keislaman berpendapat bahwa ilmu menurut Alquran
mencakup segala macam pengetahuan yang berguna bagi manusia dalam
kehidupannya, baik masa kini maupun masa depan; fisika atau metafisika.

Kerangka Dasar Agama Islam | 11


Berbeda dengan klasifikasi ilmu yang digunakan oleh para filosof
(muslim/ non muslim) pada masa-masa silam, para pemikir Islam abad XX,
khususnya setelah Seminar Internasional Pendidikan Islam di Makkah pada tahun
1977, mengklasifikasikan ilmu menjadi dua kategori:
1. Ilmu abadi (perennial knowledge) yang berdasarkan kepada wahyu
Ilahi yang tertera dalam Alquran dan Hadits serta segala yang dapat
diambil dari keduanya.
2. Ilmu yang dicari (acquired knowledge) termasuk sains kealaman dan
terapannya yang dapat berkembang secara kualitatif dan penggandaan,
variasi terbatas dan pengalihan antar budaya selama ida bertentangan
dengan syariah sebagai sumber nilai.
Ilmu keislaman merupakan ilmu yang berhubungan tentang segala hal
yang bertalian dengan agama Islam. Ilmu ini telah dirumuskan sekitar abad ke-2,
3, dan 4 Hijriyah atau abad ke-8, 9, dan 10 Masehi. Pada abad tersebut keilmuan
memperoleh kemajuan yang luar biasa, lahirnya sejumlah ahli-ahli di bidang ilmu
keislaman memperlihatkan ramainya pembahasan ilmiah dibidang ini. Pada
periode ini telah muncul para mujtahid besar yang mungkin tidak dapat ditandingi
mujtahid periode manapun. Berdasarkan sejarah perkembangan tersebut, ilmu-
ilmu keislaman dapat diklasifikasikan sebagaimana yang dikelompokkan oleh
Harun Nasution berikut ini
a) Kelompok dasar, meliputi: tafsir, hadits, aqidah/ ilmu kalam, filsafat
Islam, tasawuf, tarekat, perbandingan agama, serta perkembangan
modern dalam ilmu-ilmu tafsir, hadits, ilmu kalam dan filsafat.
b) Kelompok cabang, meliputi:
1. Ajaran yang mengatur masyarakat, terdiri dari ushul fiqh, fikih
muamalah, fikih ibadah, fikih siyasah, peradilan, dan
perkembangan modern.
2. Peradaban Islam, mencakup:
a. Sejarah Islam, termasuk didalamnya sejarah politik, ekonomi,
administrasi, kemiliteran, kepolisian, dan lain-lain.
b. Sejarah pemikiran Islam meliputi ilmu kalam, filsafat dan
tasawuf.
c. Sains Islam

Kerangka Dasar Agama Islam | 12


d. Budaya Islam, meliputi arsitektur, kaligrafi, seni lukis, seni tari,
musik, dan lain-lain.
e. Studi kewilayahan Islam.
3. Bahasa-bahasa dan sastra Islam terutama bahasa dan sastra Arab.
4. Pengajaran Islam kepada anak didik, mencakup ilmu pendidikan
Islam, filsafat pendidikan Islam, sejarah pendidikan Islam, lembaga
pendidikan Islam, dan perkembangan modern dalam pendidikan
Islam.
5. Penyiaran Islam, mencakup sejarah dakwah, metode dakwah,
materi dakwah, perkembangan modern dalam dakwah Islam, dan
lain sebagainya.
Ditinjau dari segi pembidangan atau klasifikasi, kelompok dasar dan
cabang di atas maka dibagi menjadi bidang-bidang berikut :
Ditinjau dari segi pembidangan atau klasifikasi, kelompok dasar dan
cabang di atas maka dibagi menjadi bidang-bidang berikut
1. Sumber ajaran Islam, mencakup ilmu Alquran, tafsir, hadits, dan
pembaharuan dalam bidang tersebut.
2. Pemikiran dasar Islam, mencakup ilmu kalam, filsafat, tasawuf dan
tarekat, perbandingan agama, serta pembaharuan dalam bidang
tersebut.
3. Pranata sosial, mencakup ushul fikih ekonomi, dan pranata-paranata
bidang sosal lainnya, serta pembaharuan dalam bidang tersebut.
4. Sejarah dan peradaban Islam, mencakup sejarah politik, sejarah
ekonomi, sejarah administrasi, sejarah kemiliteran, sejarah pemikiran
Islam, budaya Islam dan studi kewilayahan Islam, serta pembaharuan
dalam bidang tersebut.
5. Bahasa dan sastra Islam, mencakup sastra dan bahasa Arab serta
pembaharuan dibidang ini.
6. Pendidikan Islam.
7. Dakwah Islam.
8. Perkembangan modern dalam Islam/ pembaharuan dalam berbagai
disiplin ilmu, mencakup bidang-bidang sumber pemikiran dasar,
pranata social, pendidikan, dakwah, sejarah, peradaban, serta bahasa
dan sastra.

Kerangka Dasar Agama Islam | 13


Para filosofi muslim membagi ilmu kepada ilmu yang berguna dan yang
tak berguna. Kategori ilmu yang berguna mereka memasukkan ilmu-ilmu
duniawi, seperti kedokteran, fisika, kimia, geografi,logika, etika, dan bersama
disiplin yang khusus mengenai ilmu keagamaan. Ilmu sihir, alkemi dan
numerology (ilmu nujum yang menggunakan bilangan) dimasukkan dalam
kategori ilmu yang tidak berguna.
Al-Farabi membuat klasifikasi ilmu secara filosofi ke dalam beberapa
wilayah seperti ilmu-ilmu matematis, ilmu alam, metafisika, ilmu politik,
yurispudensi dan teologi dialeksis. Beliau memberi perincian ilmu-ilmu religius
(ilahiyah) dalam bentuk kalam dan fikih langsung mengikuti perincian ilmu-ilmu
filosofis, yakni matematika, ilmu alam, metafisika dan ilmu politik.
Al-Ghazali membagi ilmu ke dalam ilmu syariyyah (wahyu) dan ilmu
aqliyyah. Dr. Muhammad Al- Bahi membagi ilmu dari segi sumbernya, yaitu ilmu
yang bersumber dari Tuhan dan ilmu yang bersumber dari manusia. Al-Jurjani
membagi ilmu menjadi dua jenis, yaitu ilmu qadim dan ilmu hadis (baru). Ilmu
qadim adalah ilmu Allah yang jelas sangat berbeda dari ilmu hadis yang dimiliki
manusia sebagai hamba-Nya.
Klasifikasi Al-Ghazali tentang ilmu syariyyah (wahyu) dan ilmu
aqliyyah:
I. Ilmu syariyyah
a. Ilmu tentang prinsip-prinsip dasar (al-ushul), meliputi:
a. Ilmu tentang keesaan tuhan (al-tauhid)
b. Ilmu tentang kenabian
c. Ilmu tentang akhirat atau eskatologis
d. Ilmu tentang sumber pengetahuan religius, yaitu
Alquran dan Sunnah (primer), ijma dan tradisi para
sahabat (sekunder), ilmu ini terbagi menjadi dua
kategori, yaitu ilmu-ilmu pengantar (ilmu alat), dan
ilmu-ilmu pelengkap yang terdiri dari ilmu quran, ilmu
riwayat al-hadits, ilmu ushul fiqh, dan biografi para
tokoh.
b. Ilmu tentang cabang-cabang (Furu)
a. Ilmu tentang kewajiban manusia dengan Tuhan (ibadah)
b. Ilmu tentang kewajiban manusia kepada masyarakat

Kerangka Dasar Agama Islam | 14


c. Ilmu tentang kewajiban manusia jiwanya sendiri (ilmu
akhlak)
II. Ilmu Aqliyyah
1. Matematika, mencakup aritmatika, geometri, astronomi,
astrologi dan music
2. Logika
3. Fisika/ilmu alam, mencakup kedokteran, meteorology,
minerologi, kimia
4. Ilmu tentang wujud di luar alam, atau metafisika.
Demikian sekilas penjelasan tentang ilmu-ilmu dalam Islam, baik dalam
sejarah pemikirannya, maupun wacana yang berkembang bahwa ilmu Islam tidak
lepas dari wawasan Allah SWT yang merupakan sumber pengetahuan, meski
kemudian mengalami penyikapan-penyikapan ilmiah yang berbeda-beda dari para
filosof dan ilmuan muslim yang masing-masing memiliki corak dan bentuk yang
berbeda, karena adanya perbedaan dalam hal penekanan penerapan metodologis-
filosofis yang berbeda pula.

II.3.1 Pengertian Tasawuf


Menurut fatkhurrohman, secara bahasa tasawuf diartikan sebagai Sufisme
(bahasa arab: ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan
jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin, untuk memporoleh
kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud
(menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan
tradisi mistisme Islam.
Menurut Yusuf dalam situs kumpulanmakalahkuliah.blospot.com, arti
tasawuf dan asal katanya menurut logat sebagaimana tersebut dalam buku
Mempertajam Mata Hati (dalam melihat Allah). Menurut Syekh Ahmad ibn
Athaillah yang diterjemahkan oleh Abu Jihaduddin Rafqi al-Hnif :

1. Berasal dari kata suffah = segolongan sahabat-sahabat Nabi yang


menyisihkan dirinya di serambi masjid Nabawi, karena di serambi itu para
sahabat selalu duduk bersama-sama Rasulullah untuk mendengarkan

Kerangka Dasar Agama Islam | 15


fatwa-fatwa beliau untuk disampaikan kepada orang lain yang belum
menerima fatwa itu.

2. Berasal dari kata sfatun = bulu binatang, sebab orang yang


memasuki tasawuf itu memakai baju dari bulu binatang dan tidak senang
memakai pakaian yang indah-indah sebagaimana yang dipakai oleh
kebanyakan orang.

3. Berasal dari kata suf al sufa= bulu yang terlembut, dengan dimaksud
bahwa orang sufi itu bersifat lembut-lembut.

4. Berasal dari kata safa = suci bersih, lawan kotor. Karena orang-
orang yang mengamalkan tasawuf itu, selalu suci bersih lahir dan bathin
dan selalu meninggalkan perbuatan-perbuatan yang kotor yang dapat
menyebabkan kemurkaan Allah.
Pendapat tersebut di atas menjadi khilaf (perbedaan pendapat) para ulama,
bahkan ada pendapat tidak menerima arti tasawuf dari makna logat atau asal kata.
Menurut al-Syekh Abd. Wahid Yahya berkata: Banyak perbedaan pendapat
mengenai katasufi dan telah ditetapkan ketentuan yang bermacam-macam,
tanpa ada satu pendapat yang lebih utama dari pendapat lainnya kerena semua
itu bisa diterima.
Pada hakekatnya, itu merupakan penamaan simbolis. Jika diinginkan
keterangan selanjutnya, maka haruslah kembali pada jumlah bilangan pada huruf-
hurufnya adalah sesuatu yang menakjubkan jika diperhatikan bahwa jumlah dari
huruf sufi sama dengan jumlahal-Hakim al-Ilahi, maka seorang sufi yang
hakiki ialah orang yang sudah mencapai hikmah Ilahi yaitu orang arif dengan
Allah, karena pada hakekatnya bahwa Allah tidak dapat dikenal melainkan
dengan-Nya (dengan pertolongan-Nya)
Dengan pendapat para ahli tasawuf tentang arti tasawuf menurut bahasa
tersebut di atas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa nama-nama dan istilah
menurut bahasa adalah arti simbolik yang bermakna kebersihan dan kesucian
untuk senantisa berhubungan dengan Allah. Untuk mencapai tingkat marifat

Kerangka Dasar Agama Islam | 16


untuk menjadi manusia yang berkualitas lagi kamil. Dari sekian banyak defenisi
yang ditampilkan oleh para ahli tentang tasawuf, sangat sulit mendefenisikannya
secara lengkap karena masing-masing ahli mendefenisikan tasawuf hanya dapat
menyentuh salah satu sudutnya saja, sebagaimana dikemukakan oleh Anne Marie
Schimmel, seorang sejarahwan dan dosen tasawuf pada Harvard University
sebagai contoh apa yang telah didefenisikan oleh Syekh al-Imam al-Qusyairi
dalam kitabnya Rislah al-Qusyairiyyah : Orang-orang yang senantiasa
mengawasi nafasnya bersamaan dengan Allah Taala. Orang-orang yang
senantiasa memelihara hati atau qalbunya dari berbuat lalai dan lupa kepada
Allah dengan cara tersebut di atas dinamakan tasawuf.
Menurut Abu Muhammad al-Jariri yang disebutkan dalam kitab al-
Risalah al-kusyairi beliau ditanya tentang tasawuf, maka ia menjawab : Masuk
dalam setiap moral yang luhur dan keluar dari setiap moral yang rendah.
Menurut Abd al-Husain al-Nur memberikan batasan dalam defenisi yang lain
yaitu akhlak yang membentuk tasawuf : Tasawuf adalah kemerdekaan,
kemurahan tidak membebani diri serta dermawan.
Dengan beberapa pengertian tasawuf tersebut di atas menunjukkan bahwa
hubungan Allah dengan manusia yang tak terpisah, sampai merasuk dalam qalbu
sehingga manusia yang ber-tasawuf itu selalu berada dalam daerah Ilahi yang
qadim, karena manusia dalam pengertian qalbu dan ruh, dapat dihubungkan
dengan Allah seperti firman Allah dalam hadis Qudsi : Allah berfirman dalam
hadis Qudsi, sekiranya Aku, diletakkan di bumi dan langit-Ku tidak mampu
memuat Aku dan qalbu-nya orang mukmin dapat memuat Aku.
Bahwa hadis Qudsi tersebut menggambarkan tentang bumi dan langit
tidak dapat secara langsung dekat Allah swt. Bahkan andaikata Allah swt. Akan
ditempatkan dan diletakkan dalam bumi dan langit itu tidak akan sanggup
membawa dan memuatnya, akan tetapi sekiranya Allah swt. Akan ditempatkan
dan diletakkan dalam qalbu-nya orang mukmin, niscaya akan sanngup dan mampu
memuatnya karena manusia itu lebih tinggi martabatnya, dibandingkan dengan
makhluk lainnya, setelah itu pula manusia mempunyai nur (cahaya dari Allah)
dengan demikian mudah berhubungan, nur dengan nur.

Kerangka Dasar Agama Islam | 17


II.3.2 Pengertian Filsafat

Menurut Rifka dalam situs Rifkaputri.wordpress.com, Filsafat adalah ilmu


yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang
dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar
dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat
dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.

Pengertian filsafat menurut para tokoh :


1. Pengertian filsafat menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir
menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma
atau agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-
dasar persoalan

2. Menurut Plato ( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang


segala yang ada

3. Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan


filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda.

4. Marcus Tullius Cicero (106 43 SM) mengatakan bahwa filsafat


adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk
mencapainya.

5. Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina


menyatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang
maujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.
H.E Saifuddin Anshari telah menyimpulkan pengertian filsafat dari
pengertian yang diberikan oleh para filosof bahwa :

Kerangka Dasar Agama Islam | 18


1. Filsafat adalah ilmu yang istimewa, yang mencoba menjawab
masalah-masalah yang tidak mampu dijawab oleh ilmu
pengetahuan biasa karena berada diluar jangkauannya.
2. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya
untuk memahami secara radikal dan integral serta sistematis
hakikat sarwa kekalian yang ada.
Ahmad Fuad Al Ahwawi menyatakan dalam kitabnya bahwa filsafat itu
adalah sesuatu yang terletak diantara ilmu pengetahuan dan agama, karena disatu
sisi ia mengandung permasalahan-permasalahan yang tidak dapat diketahui dan
difahami sebelum orang beroleh keyakinan dan ia menyerupai ilmu pengetahuan
disisi lain karena ia merupakan hasil akal pikiran manusia.
Selanjutnya dalam hubungan antara akal (filsafat) dan syariat (agama).
Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa hubungan antara akal dan syariat adalah
hubungan pengetahuan, bisa jadi akal mengetahui syariat dan bisa jadi tidak
bukan untuk menetapkan adanya syariat atau tidak adanya. Bahkan Ibnu
Taimiyah pernah menyatakan bahwa filsafat itu haram dengan alasan jika seorang
filsuf yang tidak kuat akidahnya dapat menyesatkan.
Dari uraian singkat di atas dapat difahami bahwasanya filsafat dibutuhkan untuk
memahami isi kandungan Al-Quran sebagai sumber ajaran Islam dan pada
dasarnya keduanya akan mengantarkan manusia untuk mendekatkan diri kepada
Allah hanya saja kalau agama menuntun manusia melalui wahyu yang diturunkan
oleh Allah secara langsung maka filsafat adalah usaha frogresif manusia untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt.
Filsafat agama adalah filsafat yang membuat agama menjadi obyek
pemikirannya. Berbeda dengan ilmu-ilmu deskriptif, filsafat agama mendekati
agama secara menyeluruh. Filsafat agama mengembangkan logika, teori
pengetahuan dan metafisika agama. Filsafat agama dapat dijalankan oleh orang-
orang beragama sendiri yang ingin memahami dengan lebih mendalam arti,
makna dan segi-segi hakiki agama-agama. Masalah-masalah yang dipertanyakan
antara lain: hubungan antara Allah, dunia dan manusia, antara akal budi dan
wahyu, pengetahuan dan iman, baik dan jahat, apriori religius, faham-faham

Kerangka Dasar Agama Islam | 19


seperti mitos dan lambang, dan akhrinya cara-cara untuk membuktikan
kerasionalan iman kepada Allah serta masalah "theodicea".
Ada juga filsafat agama yang reduktif (mau mengembalikan agama kepada
salah satu kebutuhan manusia dengan menghilangkan unsur transendensi), kritis
(mau menunjukkan agama sebagai bentuk penyelewengan dan kemunduran) dan
anti agama (mau menunjukkan bahwa agama adalah tipuan belaka). Filsafat Islam
merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah
perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula
filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama
Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam.
Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari
Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan.' Para ulama yang
menganggap filsafat sebagai ilmu sesat adalah para ulama arab saudi dan seluruh
ulama di dunia ini yang beraliran salafy/wahaby/ ahlus sunnah wal jamaah. Dalam
berbagai buku dan majalah dikatakan bahwa filsafat adalah ilmu sesat yang
bertentangan dengan ajaran islam. Namun harus diingat bahwa definisi ilmu
filsafat yang dianggap sesat adalah ilmu filsafat yang bertentangan dengan ajaran
islam. Imam Ghazali telah menulis buku yang mengkritik filsafat dan menyatakan
kafirnya berbagai ajaran fisafat. Namun kemudian Ibnu Rusyd (pengarang kitab
bidayatul mujtahid) menulis buku yang membantah buku Imam Ghazali tersebut,
dikabarkan bahwa Ibnu Rusyd membela filsafat, mungkin filsafat yang dibela
ibnu rusyd adalah filsafat yang tidak bertentangan dengan ajaran islam. Dengan
demikian bisa dibilang bahwa ilmu filsafat itu terdiri dari dua bagian, bagian
pertama yang tidak bertentangan dengan ajaran islam dan bagian kedua yang
bertentangan dengan ajarn islam. Dan patut diingat bahwa dalam beragama kita
tidak memerlukan filsafat karena nabi dan para sahabatnya juga tidak
mengajarkan ilmu filsafat.
Ar-Roziy berkata dalam kitab Aqsaamul Ladzdzat : Saya telah menelaah
buku-buku ilmu kalam dan manhaj filsafat, tidaklah saya mendapatkan kepuasan
padanya lalu saya memandang manhaj yang paling benar adalah manhaj Al-
Quran.

Kerangka Dasar Agama Islam | 20


Abu Hamidz Al-Ghozali berkata di awal kitabnya Al-Ihya : Jika kamu
bertanya : Mengapa dalam pembagian ilmu tidak disebutkan ilmu kalam dan
filsafat dan mohon dijelaskan apakah keduanya itu tercela atau terpuji ? maka
ketahuilah hasil yang dimiliki ilmu kalam dalam pembatasan dalil-dalil yang
bermanfaat, telah dimiliki oleh Al-Quran dan Hadits (Al-Akhbaar) dan semua
yang keluar darinya adakalanya perdebatan yang tercela dan ini termasuk
kebidahan dan adakalanya kekacauan karena kontradiksi kelompok-kelompok
dan berpanjang lebar menukil pendapat-pendapat yang kebanyakan adalah
perkataan sia-sia dan ingauan yang dicela oleh tabiat manusia dan ditolak oleh
pendengaran dan sebagiannya pembahasan yang sama sekali tidak berhubungan
dengan agama dan tidak ada sedikitpun terjadi di zaman pertama.

Menurut Mujahidin, Untuk mendapat pengertian yang tepat mengenai Filsafat


Pengetahuan Islam maka kita harus menggunakan beberapa pendekatan yang
tepat. Dua macam pendekatan yang digunakan disini adalah

1. Genetivus subyektivus yaitu yang menempatkan Islam sebagai subyek


( subyek disini dijadikan titik tolak berpikir). Dari titik tolak ini Filsafat
Pengetahuan akan dijadikan sebagai bahan kajian.
2. Pendekatan yang kedua, secara genetivus obyektivus, yaitu menempatkan
Filsafat Pengetahuan sebagai subyek ( sebagai titik tolak berpikir ) yang
membicarakan Islam sebagai obyek kajian.
Dengan demikian Filsafat Pengetahuan Islam dapat dirumuskan sebagai
berikut : Filsafat Pengetahuan Islam adalah usaha manusia untuk menelaah
masalah-masalah obyektuivitas. Metodelogi, sumber serta validitas pengetahuan
secara mendalam dengan menggunakn subyek Islam sebagi tolak berpikir.
Rumusan sederhana diatas membawa konsekuensi bahwa Filsafat
Pengetahuan Islam membahas masalah-masalah yang juga dibahas epistemologi
pada umumnya. Kenyataan ini disatu pihak dapat diterima, dalam arti global,
Filsafat Pengetahuan Islam membahas masalah-masalah epistemologi pada
umumnya. Tetapi dilain pihak, dalam arti khusus, Filsafat Pengetahuan Islam
menyangkut pembicaraan mengenai wahyu dan ilham sebagai sumber

Kerangka Dasar Agama Islam | 21


pengetahuan dalam Islam. Sumber yang dimaksudkan perlu dijelaskan sebagai
berikut : wahyu merupakan sumber pertama (primer) bagi Nabi / rasul untuk
memperoleh pengetahuan, sedangkan bagi manusia wahyu merupakan sumber
sekunder. Ilham dapat menjadi sumber primer pengetahuan manusia karena dapat
diterima oleh setiap manusia yang diberi anugerah Allah.

II.3.3 Pembaharuan Dalam Islam


Pembaharuan Islam adalah upaya-upaya untuk menyesuaikan paham
keagamaan Islam dengan dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi madern. Dalam bahasa Arab, gerakan
pembaharuan Islam disebut tajdd. Secara harfiah tajdd berarti pembaharuan dan
pelakunya disebut mujaddid. Dalam pengertian tersebut, sejak awal sejarahnya,
Islam sebenarnya telah memiliki tradisi pembaharuan. Sebab ketika menemukan
masalah baru, kaum muslim segera memberikan jawaban yang didasarkan atas
doktrin-doktrin dasar Al-Quran dan sunnah.
Rasulullah pernah mengisyaratkan bahwa sesungguhnya Allah akan
mengutus kepada umat ini (Islam) pada permulaan setiap abad orang-orang yang
akan memperbaiki-memperbaharui agamanya (HR. Abu Daud). Meskipun
demikian, istilah ini baru terkenal dan populer pada awal abad ke-18. tepatnya
setelah munculnya gaung pemikiran dan gerakan pembaharuan Islam, menyusul
kontak politik dan intelektual dengan Barat. Pada waktu itu, baik secvara politis
maupun secara intelektual, Islam telah mengalami kemunduran, sedangkan Barat
dianggap telah maju dan modern. Kondisi sosiologis seperti itu menyebabkan
kaum elit muslim merasa perlu uintuk melakukan pembaharuan.
Dari kata tajdid selanjutnya muncul istilah-istilah lain yang pada dasarnya
lebih merupakan bentuk tajdid. Diantaranya adalah reformasi, purifikasi,
modernisme dan sebagainya. Istilah yang bergam itu mengindikasikan bahwa hal
itu terdapat variasi entah pada aspek metodologi, doktrin maupun solusi, dalam
gerakan tajdid yang muncul di dunia Islam.
Secara geneologis, gerakan pembaharuan Islam dapat ditelusuri akarnya
pada doktrin Islam itu sendiri. Akan tetapi hsl tersebut mendapatkan momentum

Kerangka Dasar Agama Islam | 22


ketika Islam berhadapan dengan modernitas pada abad ke-19. Pergumulan antara
Islam dan modernitas yang berlangsung sejak Islam sebagai kekuatan politik
mulai merosot pada abad ke-18 yang menyita banyak energi dikalangan
intelektual muslim. Kaitan agama dengan modernitas memang merupakan
masalah yang pelik, lebih pelik dibanding dengan masalah-masalah dalam
kehidupan lain. Hal ini karena agama dan doktrin yang bersifat absolut, kekal,
tidak dapat diubah, dan mutlak kebenarannya. Sementara pada saat yang sama
perubahan dan perkembangan merupakan sifat dasar dan tuntutan modernitas atau
lebih tepatnya lagi ilmu pengerahuan dan teknologi.
Ruang Lingkup Pembaharuan
1. Pra Modernis
Kelompok pembaharu pra modernis dan yang se-ide dengannya lebih
menekankan pada aspek pemurnian ajaran Islam dalam bidang akidah, syariah,
dan akhlaq dari subversi ajaran yang bukan Islam dan tidak dapat di-Islamkan.
Meskipun demikian mereka tidak melupakan aspek politik dan sosial ekonomi.
2. Modernis Klasik
Kelompok modernis klasik sudah lebih jauh me-langkah dari apa yang
diperjuangkan oleh kekom-pok pra-modernis. Mereka bukan hanya sekedar mere-
kontruksi bidang teologi, akidah, dan ibadah, akan teta-pi sudah sampai pada
tahap membicarakan mana yang disebut ajaran dasar dan pokok dan mana pula
yang tidak dasar atau hanya furu. Mereka melakukan reaktuali-sasi penafsiran
dan pemahaman Kitab suci dan juga melakukan kritik tentang keotentikan suatu
hadis secara tajam. Di antara mereka ada yang bersikap hati-hati terhadap
penerimaan hadis sebagai hujjah, seperti Muhammad Abduh misalnya, dan ada
yang meno-lak sama sekali hadis untuk dijadikan hujjah. Dari kalangan mereka
muncullah yang disebut golongan Quraniyah, seperti Sayyid Ahmad Khan.
Kelompok modernis ini berbicara banyak tentang masalah eko-nomi, kenegaraan,
penafsiran kontekstual dan mengam-bil metode modern dalam kalian-kajiannya.
3. Pasca Modernis

Kerangka Dasar Agama Islam | 23


Pasca modernis dapat pula kita katakan sebagai neo revivalisme yang
menekankan pembaharuan pada bidang politik dan pendidikan. Mereka, para
pembaharu ini ingin agar adanya identitas khusus yang Islami; mereka berbeda
dengan kaum modern klasik dan pra modernis.
Demikianlah pembaharuan dalam Islam, dengan berbagai variasinya dapat
membangkitkan umat Islam dari kevakinan Intelektual dan kerusakan akidah.
Pembaharuan yang dimulai di dunia Arab menghembuskan angin segar ke
seantero dunia Islam, sehingga kaum muslimin menemukan kembali identitas
dirinya dan mampu pula membebaskan dirinya dari penjajahan dan kolonialisme
Barat.
Ruang Lingkup Pembaharuan Dalam Dunia Islam
1. Dibidang aqidah dan ibadah, pembaharuan di maksudkan untuk
memurnikan ajaran islam dari unsur-unsur asing dan kembali kepada ajaran yang
murni dan utuh, sehingga iman menjadi suci karena terus diperbaharui. Ini sesuai
dengan hadis Nabi : Dari Abu Hurairah, bahwasannya Nabi Saw bersabda,
Tuhanmu berfirman : Jaddidu manakum yang bermakna perbaharuilah imanmu
(Hadist riwayat Ahmad).
2. Di bidang muamalah duniawiyah, pembaharuan dimaksudkan sebagai
upaya modernisasi atau pengembangan dalam aspek social, ekonomi, politik,
pendidikan, budaya dan lain-lain sepanjang tidak bertentangan dengan dan di
bawah panduan Al-Quran dan Hadis. Di sini umat islam bebas melakukan kreasi,
inovasi, dan reformasi kehidupan masyarakat muslim dengan berbagai metode
dan pendekatan.

BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, dapat kita simpulkan bahwa islam merupakan
agama yang komplek dan memiliki kerangka dasar yang berkesinambungan antara
satu sama lain. Adapun kesimpulan-kesimpulan yang juga kita dapatkan ialah :

Kerangka Dasar Agama Islam | 24


1. Aqidah adalah hukum yang kuat tanpa keraguan lagi, baik
berdasarkan syari (naqli) maupun hasil pemikiran yang sehat.
Adapun secara khusus, aqidah adalah pokok-pokok ajaran agama
islam dan hukum-hukumnya yang kuat
2. Syariah ialah apa-apa yang disyariatkan atau dimestikan oleh agama
atau lainnya, bagi seseorang untuk dilaksanakan berupa peraturan-
peraturan dan hukum-hukum sebagai manifestasi atau konsekuensi
dari aqidah. . Sumber-sumber Syariah dalam Islam antara lain, Al-
Quran, Al-Hadist (As-Sunnah), Rayu (Ijtihad).
3. Akhlak yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi, diantaranya : syukur,
sabar, tawadlu, (rendah hati), pemaaf, tawakal, istiqomah
(konsekwen), syajaah (berani), birrul walidain (berbuat baik pada
ayah ibu), dan lain-lain.
4. Dasar dari akidah , syariah dan akhlaq adalah al-Quran dan Hadits.
5. Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan
ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermuamalat
dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh Allah SWT.
kalau tidak dilandasi dengan aqidah. Seseorang tidaklah dinamai
berakhlak mulia bila tidak memiliki aqidah yang benar. Begitu
seterusnya bolak-balik dan bersilang
6. Islam adalah sistem yang moderat dalam hal ideologi, karena Islam
percaya pada akal bahkan mengajaknya untuk menganalisa dan
berpikir.
7. Ilmu keislaman merupakan ilmu yang berhubungan tentang segala hal
yang bertalian dengan agama Islam. Ilmu ini muncul sekitar abad ke-
2, 3, dan 4 Hijriyah atau abad ke-8, 9, dan 10 Masehi.
8. Kata tasawuf mulai dipercakapkan sebagai satu istilah sekitar akhir
abab dua Hijriah yang dikatkan dengan salah satu jenis pakaian kasar
yang disebut shuff atau wool kasar. Namun dasar-dasar tasawuf sudak
ada sejak datangnya agama Islam. Hal ini dapat diketahui dari
kehidupan Nabi Muhammad saw. cara hidup beliau yang kemudian
diteladani dan diteruskan oleh para sahabat. Selama periode
Makkiyah, kesadaran spiritual Rasullah saw.. adalah berdasarkan atas

Kerangka Dasar Agama Islam | 25


pengalaman-pengalaman mistik yang jelas dan pasti, sebagaimana
dilukiskan dalam Aquran surah al-Najm: 12-13
9. Filsafat merupakan salah satu dari sekian banyak sistem-sitem Islam
yang mempunyai pengaruh terhadap pola pikir dan tingkah laku umat
Islam.
10. Kemunculan gerakan pembaharuan Islam tidak bisa dipisahkan dari
kondisi obyektif kaum muslim di satu sisi dan tantangan Barat yang
muncul di hadapan Islam di sisi lain. Dari sudut pandang ini, Islam
memang menghadapi tantangan dari dua arah, yaitu dari dalam dan
dari luar. Dengan demikian, Pengertian pembaharuan bukan hanya
mencakup perbaikan kondisi obyektif masyarakat muslim, tetapi juga
mencakup jawaban Islam atas tantangan modernitas.

Kerangka Dasar Agama Islam | 26


DAFTAR PUSTAKA
Jainuri, Achmad. Landasan Teologis Gerakan Pembaruan Islam, dalam Jurnal Ulumul
Quran, No. 3. Vol. VI, Tahun 1995.
Nasution, Harun. 2003. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan.
Jakarta: Bulan Bintang.
Ragi, Sutomo. dkk. 2006. LKS Pelita Penuntun Belajar kreatif Agama Islam. Bogor :
CV. Aria Duta.
Id.wikipedia.org
mohammadridwan.student.unej.ac.id
radhiatiali.blogspot.com
g-excess.com
alkhoirot.net
Muslim.or.id
fatkhurrohman.weebly.com
kumpulanmakalahkuliah.blospot.com
Rifkaputri.wordpress.com
Mujahidinimeis.wordpress.com

Kerangka Dasar Agama Islam | 27

Anda mungkin juga menyukai