TINJAUAN KHUSUS
4.1. Umum
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, baik itu yang berskala besar maupun
yang berskala kecil, ada peraturan-peraturan yang tentunya harus ditaati sebagai
syarat pelaksanaan pekerjaan tersebut. Syarat-syarat tersebut berisikan petunjuk-
petunjuk dalam pelaksanaan pekerjaan mulai dari awal pekerjaan, pertengahan,
hingga pada akhir pekerjaan. Tahapan awal pekerjaan yang hendaknya dilakukan
adalah melaksanakan pekerjaan persiapan.
Pada preservasi rehabilitasi jalan sp3. Kota Bangun – Gusik – sp3. Blusuh
ini pemilik proyek (owner) menunjuk kontraktor pelaksana PT. Bangun Cipta
Kontraktor untuk melaksanakan pengerjaan proyek ini. Jenis perkerasan yang
digunakan adalah Flexible Pavement (Perkerasan Lentur) sebagaimana yang telah
ditentukan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada dalam pelaksanaan pekerjaan
secara nyata di lapangan.
Di dalam bab ini akan dijelaskan mengenai metode pelaksanaan pekerjaan
Rehabilitasi jalan sp3. Kota Bangun – Gusik – sp3. Blusuh dengan metode Flexible
Pavement.
4.2. Bahan
Bahan yang dimaksudkan adalah bahan dan material yang tercantum dalam
dokumen kontrak yang sesuai dengan spesifikasi teknis dan SNI. Spesifikasi yang
dimaksud disini adalah spesifikasi mengenai jenis, kuantitas, maupun
komposisinya. Karena dalam suatu pekerjaan, bahan atau material merupakan suatu
unsur utama tercapainya suatu proyek. Jika bahan atau material yang digunakan
kondisinya atau mutunya jelek/buruk maka dapat dikatakan pekerjaan itu tidak
akan memberikan hasil yang maksimal/sesuai dengan yang kita kehendaki
bersama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan penyiapan bahan
bangunan adalah sebagai berikut:
39
a) Pemilihan kualitas bahan harus baik sehingga akan menghasilkan
konstruksi yang kuat dan tahan lama.
b) Penyimpanan material harus baik dan benar agar tidak mengurangi
kualitas bahan bangunan dan selalu dalam kondisi baik.
c) Pemakaian bahan bangunan harus sesuai dengan kebutuhan proyek.
Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam pekerjaan rehabilitasi mayor
jalan (Sp3. Kota Bangun – Gusik – Sp3. Blusuh) adalah sebagai berikut:
‐ Bahan – bahan yang digunakan pada pekerjaan tanah adalah:
Tanah timbunan pilihan berbutir
Air
- Bahan – bahan yang digunakan pada pekerjaan perkerasan berbutir adalah:
Agregat kelas A ex. Cilong
Air
- Bahan – bahan yang digunakan pada pekerjaan perkerasan aspal adalah:
Lapis resap pengikat – aspal cair
Laston lapis aus (AC-WC) gradasi halus
Laston Lapis antara (AC-BC)
Laston lapis Perata (AC-BC) (L)
Aspal minyak
4.3. Peralatan
Disamping material juga diperlukan alat konstruksi atau alat berat yang
digunakan untuk membantu tenaga kerja lapangan. Dengan tersedianya berbagai
macam alat konstruksi baik mengenai kapasitas maupun spesialisasinya maka
efektifitas dan efesien penggunaannya terletak pada program pengelolaan dan
tingkat disiplin dalam melaksanakan program tersebut
Peralatan dan mesin-mesin yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
pada pekerjaan ini harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan dirawat agar supaya
selalu dalam keadaan baik. Peralatan yang digunakan oleh sub-Penyedia Jasa atau
pemasok untuk kepentingan Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi
40
Pekerjaan dan Direksi Teknis sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan processing
harus direncanakan, dipasang, dioperasikan dan dengan kapasitas sedemikian
sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
atau tidak terganggu. Alat-alat yang digunakan yaitu:
Kapasitas 48 – 60 Ton
Operator 1 Orang
41
Gambar 4.1 Asphalt Mixing Plant
2. Dump Truck
Dump truck adalah alat yang dapat memindahkan material pada jarak
menengah sampai jarak yang jauh (500 meter – up). Muatannya diisikan oleh
alat pemuat, sedangkan untuk membongkar muatannya dapat bekerja sendiri
dengan sistem hidrolik.
‐ Fungsi:
Untuk mengangkut material sekaligus menumpahkan muatannya
Operator 1 Orang
42
Gambar 4.2 Dump Truck
3. Mobil Pick Up
‐ Fungsi:
Mengantar pekerja dari mess menuju lokasi pekerjaan
Mengantar bahan bakar alat berat yang ada di lokasi pekerjaan
Mengantar makanan untuk para pekerja yang sedang di lokasi proyek
pekerjaan
Kapasitas 51 Liter
Operator 1 Orang
Pembantu 1 Orang
43
Gambar 4.3 Mobil Pick Up
4. Air Compressor
‐ Fungsi:
Memproduksi udara bertekanan tinggi untuk konsumsi peralatan
lainnya dan membersihkan debu dari lapis pondasi yang akan
dihampar campuran aspal panas atau hotmix
Operator 1 Orang
Mandor 1 Orang
44
Gambar 4.4 Air Compressor
5. Asphalt Sprayer
Fungsi:
Melakukan penyemprotan aspal cair secara merata dan penyemprotan
aspal cair di atas jalan lama.
45
Gambar 4.5 Asphalt Sprayer
6. Asphalt Finisher
Alat ini bekerja ketika campuran aspal panas telah ditumpahkan dari
dump truck.
‐ Fungsi:
Menghampar campuran aspal panas atau hotmix
Meratakan campuran aspal panas atau hotmix
Berikut tabel penjelasan mengenai spesifikasi asphalt finisher:
Kapasitas 6 Ton
Operator 1 Orang
Pembantu 4 Orang
Mandor 1 Orang
46
Gambar 4.6 Asphalt Finisher
7. Tandem Roller
Tandem roller ini memiliki ban yang terbuat dari besi depan belakang
dan dapat mengeluarkan air.
‐ Fungsi:
Memadatkan campuran aspal panas yang telah dihampar
Kapasitas 8 – 9 Ton
Operator 1 Orang
Mandor 1 Orang
47
Gambar 4.7 Tandem Roller
8. Pneumatic Tire Roller
Alat ini memiliki ban yang terbuat dari karet, ban depan terdiri dari 5
buat dan ban belakang terdiri dari 7 buah.
‐ Fungsi:
Memadatkan campuran aspal panas yang telah dihampar oleh
asphalt finisher dan dipadatkan oleh tandem roller setelah itu
pneumatic tire roller bekerja.
Kapasitas 10 – 12 Ton
Operator 1 Orang
Mandor 1 Orang
48
Gambar 4.8 Pneumatic Tire Roller
49
- Kelengkapan K3 meliputi: Helm pengaman, kacamata
pengaman pakaian kerja sabuk pengaman dan lain-lain
- Kamera dan video
- Formulir pemeriksaan
- Alat tulis
d. Mobilisasi peralatan
‐ Air Compressor
‐ Dump Truck
‐ Pick Up
‐ Asphalt Sprayer
‐ Asphalt Finisher
‐ Tandem Roller
‐ Pneumatic Tire Roller
2. Penyiapan Kantor Lapangan dan Fasilitasnya
Kegiatan ini meliputi kegiatan membangun, menyediakan,
membersihkan dan menjaga semua bangunan kantor darurat gudang,
barak pekerja dan bengkel yang dibutuhkan dalam proyek.
50
compressor dan Alat bantu lainnya. Segera setelah pekerjaan penyemprotan
dikerjakan, pengaturan arus lalu lintas dibuat dengan menggunakan tanda-tanda lalu
lintas agar permukaan yang baru disemprotkan tidak dilalui kenderaan.
Tahap pelaksanaan pekerjaan lapis resap pengikat aspal cair adalah sebagai
berikut:
1. Langkah awal adalah menyiapkan peralatan asphalt sprayer,
mengontrol campuran tack coat dan suhu aspal yang akan
digunakan/disemprotkan.
2. Permukaan yang akan di Tack coat harus dibersihkan dari kotoran
menggunakan compressor.
3. Permukaan jalan yang sudah bersih diberi lapisan Tack coat
menggunakan asphalt sprayer sampai rata sesuai dengan spesifikasi.
4. Dalam penyemprotan harus memperhatikan beberapa hal seperti:
‐ Suhu penyemprotan
‐ Kecepatan pompa
‐ Ketinggian batang semprot
‐ Penempatan nozel harus dipasang sesuai ketentuan, sebelum
dan selama penyemprotan
5. Lebar penyemprotan Tack coat harus menutupi batas pelaksanaan
aspal AC – WC yang akan dihampar.
51
Gambar 4.9 Membersihkan Permukan Jalan Menggunakan Compressor
52
Gambar 4.11 Menyemprotkan Aspal Cair Pada Permukaan Jalan
53
4.2.2. Pekerjaan Laston Lapis Antara (AC-BC)
Tahapan pekerjaan ini harus sudah seslesainya pekerjaan lapir aus aspal beton
(AC – BC) dilaksanakan dan sudah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, penghamparan, pemadatan di atas permukaan
jalan yang telah disiapkan sesuai dengan persyaratan. Aspal dihampar pada jalan
yang telah selesai dilapis Lapis Resap Pengikat atau biasa disebut Prime Cot.
Material yang digunakan mempunyai spesifikasi yang telah ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan. Material Aspal diangkut dari AMP dengan menggunakan Dump Truck.
Bak Dump Truck harus terbuat dari metal dan harus bersih dari kotoran.dan pada
bagian atas Dump Truck ditutup rapat dengan terpal yang terbuat dari kain dan
lahan terhadap air, agar material tidak melekat pada bak Dump Truck dan tidak
cepat turun suhunya. Dari Dump Truck material Aspal dicurahkan ke Aspal
Finisher yang dilengkapi dengan carang curah dan ulir-ulir pendisiribusian,
menempalkqn material secara merala didepan batang perata yang dapat distel.
Dalam penghamparan selalu diikuti tenaga surveyar dan Direksi Pekerjaan, agar
dapat mengontrol ketebalan dan kemiringan penghamparan. Penggilasan Aspal
yang telah dihamparkan aleh Aspal Finisher dipadatkan dengan alat Tandem Roller
dan PTR. Untuk penghubung antar lokasi penghamparqn dengan AMP digunakan
radio komunikasi (HT). pekerjaan ini dilaksanakan dengan langkah langkah yang
sama dengan asphal concrete.
Peralatan yang dipakai:
‐ Aspal Mixing Plant (AMP)
‐ Genset; yang dipakai pada AMP
‐ Aspal Finisher
‐ Dump Truck
‐ Tandem Roller
‐ PTR
‐ Wheel Laader
Tahap pelaksanaan pekerjaan laston lapis antara (AC-BC) adalah sebagai berikut:
54
1. Persiapan
a. Sebelum dimulai, permukaan jalan yang akan dilayer harus
dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan compressor agar
bersih dari debu dan kotoran/benda-benda asing.
b. Kotoran yang belum teragkat dapat dibersihkan dengan alat bantu.
c. Kesiapan alat-alat paving dan alat bantu diperiksa kembali.
d. Agregat yang terdiri dari berbagai fraksi harus dicampur dengan
perbandingan yang sesuai sehingga didapat gradasi campuran yang
diisyaratkan dalam spesifikasi.
e. Aspal di ambil dari AMP (Asphalt Mixing Plant) milik kontraktor PT.
Riam Rinai Bahagia Yang Berlokasi di Jalan Gunung Lipan
Samarinda Seberang.
2. Pengangkutan
a. Hotmix diangkut dengan dump truck ke lokasi pekerjaan.
55
sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya aspal
dengan alas bak.
c. Tiap dump truck harus dilengkapi dengan terpal untuk melindungi
campuran dari pengaruh cuaca karena temperatur hotmix (AC-BC) ini
harus dijaga.
3. Penghamparan
a. Setelah sampai di lokasi pekerjaan, temperatur harus berkisar antara
1200C – 1350C.
56
Gambar 4.18 Penumpahan Hotmix Ke Hoper Asphalt Finisher
57
4. Pemadatan dilaksanakan dengan menggunakan Tandem Roller dan PTR:
a. Setelah campuran hotmix selesai dihampar sesuai dengan ketebalan
yang diinginkan, permukaan harus segera diperiksa untuk mengawasi
kerataan, bentuk dan ketebalannya.
58
d. Pemadatan awal dilakukan dengan tandem roller 6 Ton – 8 Ton yang
bekerja di belakang alat asphalt finisher sebanyak 8 passing dengan
kecepatan 3-4 km/jam.
59
f. Pemadatan akhir (finishing rolling) dikerjakan dengan mesin gilas
tandem roller 8 – 10ton sebanyak 8 passing dengan kecepatan antara
5 – 8 km/jam.
g. Pemadatan finishing ini berakhir sampai alur-alur roda bekas
pneumatic tire roller rata atau hilang. Banyak butir-butir campuran
yang melekat pada roda mesin gilas maka roda tersebut harus selalu
dibasahi dengan air.
h. Pemadatan ini harus terus berlanjut sampai batas temperatur yang
diisyaratkan oleh spesifikasi.
i. Lapis permukaan harus halus dan rata serta sesuai dengan kemiringan
yang diisyaratkan.
j. Apabila lajur yang sebelah telah selesai maka pengerjaan pindah ke
lajur yang bersisian.
5. Pengukuran
Pekerjaan Pengaspalan AC-BC panjang pekerjaan setiap pekerjaan 100 m.
Dan lebar pekerjaan penghamparan asphal 3m. perhitungan 100 m x 3 m = 300 m2,
lalu di kali dengan tebal asphalt 0.06 m. jadi 300 m2 x 0.06 m = 18 m3. Kemudian
untuk mendapatkan kebutuhan aspahalt di lapangan kita kaliakn dengan BJ asphalt
(2.3), jadi 18 m3 x 2,3 = 41,4 Ton, di bulatkan menjadi 42 Ton kebutuhan asphalt
di lapangan.
60
Pekerjaan Penghamparan Asphalt Patching AC-BC Pekerjaan patching STA
1+828, panjang = 5m. dan lebar 4m. perhitungan 5 m x 4 m = 20 m2, lalu di kali
dengan tebal asphalt 0.06 m. jadi 20 m2 x 0.06 m = 1.2 m3. Kemudian kita kaliakn
dengan BJ asphalt (2.3), jadi 1.2 m3 x 2,3 = 2.76 Ton, STA 4+304, panjang = 6m.
lebar = 4m, perhitungan 6 x 4 x 0.06 x 2.3 = 3.312 Ton. STA 5+431, panjang = 7m,
lebar = 6m, perhitungan 7 x 6 x 0.06 x 2.3 = 5.796, jadi kebutuhan asphalt di
lapangan adalah 2.76 + 3.312 + 5.796 = 11.868 Ton, di bulatkan menjadi 12 Ton
perhari untuk pekerjaan Patching.
61
‐ Genset; yang dipakai pada AMP
‐ Aspal Finisher
‐ Dump Truck
‐ Tandem Roller
‐ PTR
‐ Wheel Laader
Tahap pelaksanaan pekerjaan laston lapis antara (AC-WC) adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan
a. Sebelum dimulai, permukaan jalan yang akan dilayer harus
dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan compressor agar
bersih dari debu dan kotoran/benda-benda asing.
b. Kotoran yang belum teragkat dapat dibersihkan dengan alat bantu.
c. Kesiapan alat-alat paving dan alat bantu diperiksa kembali.
d. Agregat yang terdiri dari berbagai fraksi harus dicampur dengan
perbandingan yang sesuai sehingga didapat gradasi campuran yang
diisyaratkan dalam spesifikasi.
e. Aspal di ambil dari AMP (Asphalt Mixing Plant) milik kontraktor PT.
Riam Rinai Bahagia Yang Berlokasi di Jalan Gunung Lipan
Samarinda Seberang.
2. Pengangkutan
a. Hotmix diangkut dengan dump truck ke lokasi pekerjaan.
b. Bak dump truck yang digunakan untuk mengangkut campuran harus
rapat, bersih dan terbuat dari metal yang telah disemprot dengan air
sabun, fluel oil atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya aspal
dengan alas bak.
c. Tiap dump truck harus dilengkapi dengan terpal untuk melindungi
campuran dari pengaruh cuaca karena temperatur hotmix (AC-WC)
ini harus dijaga.
62
3. Penghamparan
a. Setelah sampai di lokasi pekerjaan, temperatur harus berkisar antara
1200C – 1350C.
b. Hotmix dituang ke dalam hoper asphalt finisher dengan cara dump
truck dalam posisi mundur, berhenti kurang lebih 15 cm di depan
asphalt finisher, kemudian asphalt finisher menuju tempat dimana
roller bar menyentuh roda dump truck. Setelah itu dump truck mulai
didorong oleh asphalt finisher dan bergerak bersama-sama sambil
menuang campuran kedalam hoper dan dibentuk sesuai dengan
kemiringan penampang melintang sesuai dengan gambar
desain/rencana.
4. Pemadatan dilaksanakan dengan menggunakan Tandem Roller dan PTR:
a. Setelah campuran hotmix selesai dihampar sesuai dengan ketebalan
yang diinginkan, permukaan harus segera diperiksa untuk mengawasi
kerataan, bentuk dan ketebalannya.
b. Apabila tidak sesuai maka harus segera diperbaiki.
c. Pemadatan dapat dilakukan apabila hamparan benar-benar dalam
kondisi yang dikehendaki serta disetujui oleh direksi.
d. Pemadatan awal dilakukan dengan tandem roller 6 Ton – 8 Ton yang
bekerja di belakang alat asphalt finisher sebanyak 8 passing dengan
kecepatan 3-4 km/jam.
e. Setelah pemadatan awal selesai, maka dilakukan pemadatan antara
(intermediate rolling) dengan mesin gilas roda karet (pneumatic tire
roller).
f. Pemadatan akhir (finishing rolling) dikerjakan dengan mesin gilas
tandem roller 8 – 10ton sebanyak 8 passing dengan kecepatan antara
5 – 8 km/jam.
g. Pemadatan finishing ini berakhir sampai alur-alur roda bekas
pneumatic tire roller rata atau hilang. Banyak butir-butir campuran
yang melekat pada roda mesin gilas maka roda tersebut harus selalu
dibasahi dengan air.
63
Gambar 4.24 Lapis Permukaan Aspal AC-WC Yang Telah Selesai
64
4.3. Marka Jalan Termopastik
4.3.1. Metode Pelaksanaan Marka Jalan Termoplastik
a. Penyiapan Permukaan Perkerasan.
Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan,
Penyedia Jasa harus menjamin bahwa permukaan perkerasan jalan yang
akan diberi marka jalan harus bersih, kering dan bebas dari bahan yang
bergemuk dan debu. Penyedia Jasa harus menghilangkan dengan grit
blasting (pengausan dengan bahan berbutir halus) setiap marka jalan lama
baik termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan
lapisan cat baru.
b. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan
Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan
termoplastik) harus dicampur terlebih dahulu menurut petunjuk pabrik
pembuatnya sebelum digunakan agar suspense pigmen merata di dalam
cat.
Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang
baru diaspal kurang dari 3 bulan setelah pelaksanaan lapis permukaan,
kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan Selama masa tunggu
yang disebutkan di atas, pengecatan marka jalan sementara (pre-marking)
pada permukaan beraspal harus dilaksanakan segera setelah pelapisan.
Penyedia Jasa harus mengatur dan menandai semua marka jalan
pada permukaan perkerasan dengan dimensi dan penempatan yang presisi
sebelum pelaksanaan pengecatan marka jalan.
Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur,
garis tepi dan zebra cross dengan bantuan sebuah mesin mekanis yang
disetujui, bergerak dengan mesin sendiri, jenis penyemprotan atau
penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang mampu membuat
garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus (tanpa berhenti dan
mulai berjalan lagi) dengan hasil yang dapat diterima Direksi Pekerjaan.
Mesin yang digunakan tersebut harus menghasilkan suatu lapisan yang
rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0,38 milimeter untuk “cat
65
bukan termoplastik” dan tebal minimum 1,50 mm untuk “cat
termoplastik” belum termasuk butiran kaca yang juga ditaburkan secara
mekanis, dengan garis tepi yang bersih (tidak bergerigi) pada lebar ran-
cangan yang sesuai. Bilamana tidak disyaratkan oleh pabrik pembuatnya,
maka cat termoplastik harus dilaksanakan pada temperatur 204°C -
218°C.
Bila mana penggunaan mesin tak memungkinkan, maka dapat
meminta izin Direksi Pekerjaan pengecatan marka jalan dengan cara
manual, dikuas, disemprot dan dicetak dengan sesuai dengan konfigurasi
marka jalan dan jenis cat yang disetujui untuk penggunaannya.
Butiran kaca harus ditaburkan di atas permukaan cat segera setelah
pelaksanaan penyemprotan atau penghamparan cat. Butiran kaca harus
ditaburkan dengan kadar 450 gram/m2 untuk semua jenis cat, baik untuk
“bukan termoplastik” maupun “termoplastik”.
Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka
jalan ini dapat dilalui oleh lalu lintas tanpa adanya bintik-bintik atau bekas
jejak roda serta kerusakannya lainnya.
Semua marka jalan yang tidak menampilkan hasil yang merata dan
memenuhi ketentuan baik siang maupun malam hari harus diperbaiki oleh
Penyedia Jasa atas biayanya sendiri.
Ketentuan dari Seksi 1.3 Pengaturan Lalu Lintas harus diikuti
sedemikian sehingga menjamin keamanan umum ketika pengecatan
marka jalan sedang dilaksanakan.
Semua pemakaian cat secara dingin harus diaduk di lapangan
menurut ketentuan pabrik pembuat sesaat sebelum dipakai agar menjaga
bahan pewarna tercampur merata di dalam suspense.
66