Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKHIR

Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

B
2
BABA2. GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI
B

2.1 LUAS DAERAH IRIGASI


Lokasi Pekerjaan SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi, terdiri dari
5 (lima) daerah irigasi, yaitu Daerah Irigasi Way Napal, Daerah Irigasi Way Ngison,
Daerah Irigasi Way Semangka Daerah Irigasi Way Kali Pasir, dan Daerah Irigasi Way
Srikaton. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14
Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi, kriteria pembagian
tanggung jawab pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi yang didasarkan pada
keberadaan jaringan irigasi terhadap strata luasan jaringan irigasi meliputi :
a. Daerah irigasi yang luasnya lebih dari 3000 ha menjadi wewenang dan tanggung
jawab Pemerintah Pusat.
b. Daerah irigasi yang luasnya 1000 ha-3000 ha menjadi wewenang dan tanggung jawab
Pemerintah Provinsi.
c. Daerah irigasi yang luasnya kurang dari 1000 ha menjadi wewenang dan tanggung
jawab Pemerintah Kabupaten.
Dari kriteria pembagian tanggung jawab dan pengelolaan sistem irigasi di atas, maka
lokasi pekerjaan Daerah Irigasi Way Napal (1.081 Ha), Daerah Irigasi Way Ngison (1.980
Ha), Daerah Irigasi Way Semangka (1.548 Ha), Daerah Irigasi Way Kali Pasir (3.000 Ha),
dan Daerah Irigasi Way Srikaton (1.220 Ha) merupakan daerah irigasi yang mejadi
wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi.

1
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

Gambar 2.1 Daerah Irigasi Way Ngison (Sumber : plotting data spasial PU Prov. Lampung)

2
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

Gambar 2.2 Daerah Irigasi Way Napal (Sumber : plotting data spasial PU Prov. Lampung)

3
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

Gambar 2.3 Daerah Irigasi Way Semangka (Sumber : plotting data spasial PU Prov. Lampung)

4
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

Gambar 2.4 Daerah Irigasi Way Kali Pasir (Sumber : plotting data spasial PU Prov. Lampung)

5
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

Gambar 2.5 Daerah Irigasi Way Srikaton (Sumber : plotting data spasial PU Prov. Lampung)

6
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

2.2 GEOGRAFI
2.2.1. Geologi
Lokasi pekerjaan yang terdiri dari 5 (lima) daerah irigasi, namun terdapat pada 3
(tiga) kabupaten mempunyai kondisi geologi yang berbeda. Kondisi geologi masing-
masing daerah irigasi adalah sebagai berikut :
a. Daerah Irigasi Way Semangka
Daerah Irigasi Way Semangka terletak di Kabupaten Tanggamus. Berdasarkan peta
geologi lembar Kotaagung menunjukkan bahwa kawasan kabupaten Tanggamus
disusun oleh satuan batuan dari tua ke muda yaitu: Satuan breksi volkanik, lava dan
tufa dari Formasi Hulusimpang (Tomh) dengan pelamparanya meliputi sisi timur Bukit
Barisan dan perbukitan di sebelah timur Kotaagung (lihat peta geologi). Kemudian
Satuan batupasir tufaan, konglomerat, batulanau dari Formasi Simpangaur (Tmps), di
atasnya Satuan endapan volkanik muda (Qhv) yang didominasi breksi, lava dan tufa
hasil letusan gunung api Tanggamus dan gunung api lainnya di sekitar kawasan ini.
Kesemua batuan tersebut di atas diterobol oleh satuan batuan terobosan granit (Tmgr),
satuan batuan ini pelamparannya hanya setempat-setempat dan menyebar. Batuan ini
menerobos satuan batuan breksi dari Formasi Hulusimpang dan endapan volkani muda
(Qhv).
b. Daerah Irigasi Way Ngison dan Way Napal
Daerah Irigasi Way Ngison dan Way Napal terletak di Kabupaten Pringsewu. Potensi
formasi geologis terbesar di Kabupaten Pringsewu adalah formasi Lempung (Qtl)
dengan luas sebesar 23.882 Ha atau sebesar 38,21%. Potensi formasi geologis terbesar
kedua setelah Lempung (Qtl) di Kabupaten Pringsewu adalah formasi Kompleks
Gunungkasih (Pzg) dengan luas sebesar 18.234 Ha atau sebesar 29,17%. Sedangkan
potensi formasi geologis terkecil di Kabupaten Pringsewu adalah formasi Menanga
(Km) dengan luas hanya sebesar 202 Ha atau hanya sebesar 0,32%.
c. Daerah Irigasi Way Kali Pasir dan Way Srikaton
Daerah Irigasi Way Kali Pasir dan Way Srikaton terletak di Kabupaten Lampung
Tengah. Kondisi geologi Lampung Tengah terdiri atas Batuan terobosan Mesozoikum
Akhir, Formasi Komplek Gunung Kasih, Formasi Talangakar, Formasi Hulu simpang,
Formasi Gumai, Formasi kasai, Formasi Terbanggi, Formasi Lampung, Batuan
Gunungapi Kuarter Tua, dan Batuan Gunungapi Kuarter Muda. Formasi Komplek
Gunung Kasih (Paleozoikum) tersusun atas batuan-batuan malihan/metamorf yaitu :
sekis, kuarsit, batu pualam, genes dan perlit. Formasi Talangakar (Oligosen) terdiri

7
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

atas batuan breksi konglomeratan, batu pasir kuarsa, batu pasir dengan sisipan
lignit/batu bara dan batu gamping. Formasi Hulusimpang (Oligosen) berisi batuan
breksi gunungapi, lava, tuf bersusunan andesitik basal terubah, berurat kuarsa dan
mineral. Sulfide. Formasi Gumai (Miosen Awal-Tengah) tersusun oleh batuan serpih
gamping, napal, batu lempung dan batu lanau. Formasi Kasai (Plistosen) tersusun atas
perselingan batupasir tufan dengan tuf berbatu apung, struktur silangsiur, sisipan tipis
lignit dan kayu terkersikkan. Formasi Terbanggi (Plistosen) tersusun dari batuan pasir
dengan sisipan batu lempung. Formasi ini menjari dengan formasi Kasai berumur
Plistosen. Formasi Lampung tersusun oleh batuan tuf berbatu apung, batupasir tuf,
setempat sisipan tufit. Formasi ini berumur Plistosen. Batuan Gunungapi Kuarter Tua
tersusun oleh batuan lava andesit-basal, tuf dan breksi gunungapi. Batuan ini berumur
Holosen. Batuan Gunungapi Kuarter Muda tersusun oleh batuan breksi, lava dan tuf
bersusun andesit-basal.

2.2.2. Topografi
Sama halnya dengan geologi, lokasi pekerjaan yang terdiri dari 5 (lima) daerah
irigasi, namun terdapat pada 3 (tiga) kabupaten mempunyai kondisi topografi yang
berbeda. Kondisi topografi masing-masing daerah irigasi adalah sebagai berikut :
a. Daerah Irigasi Way Semangka
Daerah Irigasi Way Semangka terletak di Kabupaten Tanggamus. Kabupaten
Tanggamus memiliki topografi wilayah darat bervariasi antara dataran rendah dan
dataran tinggi, yang sebagian merupakan daerah berbukit sampai bergunung, sekitar
40% dari seluruh wilayah.
b. Daerah Irigasi Way Ngison dan Way Napal
Daerah Irigasi Way Ngison dan Way Napal terletak di Kabupaten Pringsewu.
Kemiringan Lahan Sekitar 41,79% wilayah Kabupaten Pringsewu merupakan areal
datar (0-8%) yang tersebar di Kecamatan Pringsewu, Ambarawa, Gading Rejo dan
Sukoharjo. Untuk lereng berombak (8-15%) memiliki sebaran luasan sekitar 19,09%
yang dominan terdapat di Kecamatan Adiluwih. Sementara kelerengan yang terjal
(>25%) memiliki sebaran luasan sekitar 21,49% terdapat di Kecamatan Pagelaran dan
Kecamatan Pardasuka. Ketinggian Lahan Sebagian besar wilayah Kabupaten
Pringsewu berada pada ketinggian 100-200 meter dpl, hal itu dapat dilihat dari porsi
luasan yang merupakan luasan terbesar yaitu 25 Ha atau sebesar 64,88% dari total
wilayah Kabupaten Pringsewu. Wilayah dengan ketinggian 100-200 meter sebagian

8
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

besar tersebar di wilayah Kecamatan Pagelaran, sedangkan kelas ketinggian lahan


tertinggi > 400 meter dpl dengan porsi luasan terkecil atau sebesar 5,99% terdapat di
Kecamatan Pardasuka dengan luasan sebesar 2.640,40 Ha atau 27,86% dari total luas
wilayahnya dan Kecamatan Pagelaran dengan luasan sebesar 1.106,72 Ha atau 6,40%
dari total luas wilayahnya.
c. Daerah Irigasi Way Kali Pasir dan Way Srikaton
Daerah Irigasi Way Kali Pasir dan Way Srikaton terletak di Kabupaten Lampung
Tengah. Kabupaten Lampung Tengah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk wilayah
datar sampai bergelombang dengan kemiringan lereng antara 0 – 15% dengan sebaran
luas kurang lebih 93,6 %, bergelombang sampai berbukit dengan kemiringan lereng 15
– 25 % dengan sebaran kurang dari 1,3 % dan berbukit sampai bergunung dengan
kemiringan lereng 25 – >40 % memiliki sebaran kurang lebih 5,1 %. Topografi daerah
Kabupaten Lampung Tengah dapat dikelompokkan menjadi :
1. Daerah berbukit sampai bergunung, dengan ketinggian rata-rata 1600 m dpl.
2. Daerah dataran alluvial.
3. Daerah rawa pasang surut.
4. Daerah river basin, yaitu daerah aliran sungai (DAS) Way Seputih dan Way
Sekampung.
Grup dataran menyebar pada bagian barat yang merupakan sisa dataran yang terbentuk
di sisi Timur Pegunungan Bukit Barisan. Bagian-bagian yang tahan terhadap erosi
membentuk bukit-bukit kecil yang muncul diantara dataran sekelilingnya. Kawasan
Hutan Register 39 Kabupaten Lampung Tengah berdasarkan Peta Kelas Lereng
termasuk klasifikasi berbukit (15 % - 40 %) dan berdasarkan fungsinya termasuk ke
dalam Kawasan Hutan Lindung.

2.2.3. Kependudukan
Lokasi Pekerjaan SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi, terdiri
dari 5 (lima) daerah irigasi, yaitu Daerah Irigasi Way Napal, Daerah Irigasi Way Ngison,
Daerah Irigasi Way Semangka Daerah Irigasi Way Kali Pasir, dan Daerah Irigasi Way
Srikaton. Dimana Daerah Irigasi Way Napal dan Way Ngison terletak di Kabupaten
Pringsewu, Daerah Irigasi Way Semangka terletak di Kabupaten Tanggamus dan Daerah
Irigasi Way Kali Pasir dan Way Srikaton terletak di Kabupaten Lampung Tengah.

9
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

2.2.3.1 Daerah Irigasi Way Napal dan Way Ngison


Daerah Irigasi Way Napal dan Way Ngison terletak di Kabupaten Pringsewu. Pada
tahun 2017 jumlah penduduk di Kabupaten Pringsewu mencapai 390.486 jiwa, sedangkan
jumlah penduduk tahun 2016 sebesar 386.891 jiwa. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk
pertahun dari tahun 2010 sampai 2017 sebesar 1,06%. Sedangkan rata-rata laju
pertumbuhan penduduk pertahun dari tahun 2015 sampai tahun 2017 mencapai 0,93%.
Pada tahun 2017 Kecamatan Pringsewu merupakan kecamatan yang memiliki jumlah
penduduk terbanyak mencapai 83.216 jiwa, disusul oleh Gadingrejo dan Sukoharjo. Kedua
kecamatan ini mempunyai luas wilayah yang lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan
Pringsewu. Rasio jenis kelamin Kabupaten Pringsewu adalah 105%, yang artinya
penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk perempuan. Kabupaten
Pringsewu mengalami kenaikan kepadatan penduduk nya per km2 dimana pada tahun 2016
kepadatan nya 619,03 jiwa/km2, sedangkan tahun 2017 menjadi 630 jiwa/km2.

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Setiap
Kecamatan di Kabupaten Pringsewu
Jenis Kelamin Kepadatan
N Rasio Jenis
Kecamatan Penduduk
o Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelamin
per km 2
1 Pardasuka 18.085 16.672 34.757 367 108
2 Ambarawa 17.631 16.961 34.592 1.116 104
3 Pagelaran 24.177 22.662 46.839 646 107
4 Pagelaran Utara 8.115 7.580 15.695 157 107
5 Pringsewu 42.045 41.171 83.216 1.562 102
6 Gadingrejo 37.981 35.986 73.967 863 106
7 Sukoharjo 24.897 23.917 48.814 669 104
8 Banyumas 10.717 10.029 20.746 521 107
9 Adiluwih 18.062 17.213 35.275 471 105
393.90
Total 201.710 192.191 1 630 105
Sumber : Kabupaten Pringsewu dalam Angka, 2018

2.2.3.2 Daerah Irigasi Way Semangka


Daerah Irigasi Way Semangka terletak di Kabupaten Tanggamus. Penduduk
Kabupaten Tanggamus berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017 sebanyak 586.624 jiwa
yang terdiri dari 305.594 jiwa penduduk laki-laki dan 281.030 jiwa penduduk perempuan.
Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2016, penduduk Kabupaten

10
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

Tanggamus mengalami pertumbuhan sebesar 1,08%. Sementara itu besarnya angka rasio
jenis kelamin tahun 2017 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar
108,74.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Tanggamus tahun 2017 mencapai 126 jiwa/km 2.
Kepadatan penduduk di 20 Kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk
tertinggi di Kecamatan Gisting sebesar 1224 jiwa/km 2 dan kepadatan penduduk terendah di
Kecamatan Limau sebesar 73 jiwa/km2.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Setiap Kecamatan di Kabupaten
Tanggamus
Jenis Kelamin Sex
No Kecamatan Perempua Rasio
Laki-Laki n Jumlah
1 Wonosobo 17.978 16.712 34.690 107,58
2 Semaka 18.435 16.987 35.422 108,52
3 Bandar Negeri Semuong 10.477 9.310 19.787 112,53
4 Kota Agung 21.860 20.879 42.739 104,70
5 Pematang Sawa 9.236 7.741 16.977 119,31
6 Kota Agung Barat 13.285 11.762 25.047 112,95
7 Kota Agung Timur 10.089 9.552 19.641 105,62
8 Pulau Panggung 18.311 17.297 35.608 105,86
9 Ulu Belu 24.770 21.849 46.619 113,37
10 Air Naningan 16.655 14.702 31.357 113,28
11 Talang Padang 22.638 22.049 44.687 102,67
12 Sumberejo 17.018 16.170 33.188 105,24
13 Gisting 20.421 19.423 39.844 105,14
14 Gunung Alip 9.400 8.756 18.156 107,35
15 Pugung 27.805 25.968 53.773 107,07
16 Bulok 11.202 10.223 21.425 109,58
17 Cukuh Balak 12.596 10.898 23.494 115,58
18 Kelumbayan 5.807 5.015 10.822 115,79
19 Limau 9.427 8.300 17.727 113,58
20 Kelumbayan Barat 8.184 7.437 15.621 110,04
Total 305.594 281.030 586.624 108,74
Sumber : Kabupaten Tanggamus dalam Angka, 2018

2.2.3.3 Daerah Irigasi Way Kali Pasir dan Way Srikaton


Daerah Irigasi Way Kali Pasir dan Way Srikaton terletak di Kabupaten Lampung
Tengah. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Tengah tahun 2017 sebesar 1.261.498

11
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

orang yang terdiri dari 641.985 orang atau 50,92% penduduk berjenis kelamin laki-laki dan
selebihnya yaitu 619.513 orang atau 49,07% berjenis kelamin perempuan. Kabupaten
Lampung Tengah dengan luas wilayah sebesar 4.789,82 km 2, kepadatan penduduk
mencapai 259 jiwa perkm2.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Lampung Tengah
N Laju Pertumbuhan
Kecamatan Jumlah Penduduk
o Penduduk per Tahun
1 Padang Ratu 49.696 0,47
2 Selagai Lingga, 33.610 0,85
3 Pubian 42.303 0,43
4 Anak Tuha 37.859 0,80
5 Anak Ratu Aji 16.091 0,46
6 Kali Rejo 67.478 0,83
7 Sendang Agung 37.779 0,50
8 Bangun Rejo 57.513 0,39
9 Gunung Sugih 68.260 1,17
10 Bekri 27.155 0,94
11 Bumi Ratu Nuban 31.436 1,25
12 Trimurjo 51.741 0,64
13 Punggur 39.400 1,13
14 Kota Gajah 33.914 0,82
15 Seputih Raman 49.147 0,82
16 Terbanggi Besar 120.912 1,50
17 Seputih Agung 50.333 1,12
18 Way Pengubuan 43.776 2,27
19 Terusan Nunyai 44.254 -0,21
20 Seputih Mataram 48.332 0,63
21 Bandar Mataram 78.327 0,97
22 Seputih Banyak 45.550 1,09
23 Way Seputih 18.618 1,21
24 Rumbia 35.928 0,81
25 Bumi Nabung 32.265 0,51
26 Putra Rumbia 18.409 0,74
27 Seputih Surabaya 47.048 0,68
28 Bandar Surabaya 34.364 0,61
Total 1.261.498 0,88
Sumber : Kabupaten Lampung Tengah dalam Angka, 2018

12
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di
Kabupaten Lampung Tengah
N Rasio Jenis
Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Penduduk
o Kelamin
1 Padang Ratu 25.380 24.316 49.696 104,38
2 Selagai Lingga, 17.288 16.322 33.610 105,92
3 Pubian 21.580 20.723 42.303 104,14
4 Anak Tuha 19.208 18.651 37.859 102,99
5 Anak Ratu Aji 8.246 7.845 16.091 105,11
6 Kali Rejo 34.448 33.030 67.478 104,29
7 Sendang Agung 19.380 18.399 37.779 105,33
8 Bangun Rejo 29.186 28.327 57.513 103,03
9 Gunung Sugih 34.599 33.661 68.260 102,79
10 Bekri 13.724 13.431 27.155 102,18
11 Bumi Ratu Nuban 16.703 15.363 31.436 104,62
12 Trimurjo 26.330 25.411 51.741 103,62
13 Punggur 20.045 19.355 39.400 103,56
14 Kota Gajah 17.146 16.768 33.914 102,25
15 Seputih Raman 24.700 24.447 49.147 101,03
16 Terbanggi Besar 60.675 60.237 120.912 100,73
17 Seputih Agung 25.468 24.865 50.333 102,43
18 Way Pengubuan 22.038 21.738 43.776 101,38
19 Terusan Nunyai 22.479 21.775 44.254 103,23
20 Seputih Mataram 24.560 21.772 48.332 103,31
21 Bandar Mataram 40.891 37.436 78.327 109,23
22 Seputih Banyak 23.050 22.500 45.550 102,44
23 Way Seputih 9.446 9.172 18.618 102,99
24 Rumbia 18.465 17.463 35.928 105,74
25 Bumi Nabung 16.527 15.738 32.265 105,01
26 Putra Rumbia 9.482 8.927 18.409 106,22
27 Seputih Surabaya 23.959 23.089 47.048 103,77
28 Bandar Surabaya 17.612 16.752 34.364 105,15
Total 641.985 619.513 1.261.498 103,63
Sumber : Kabupaten Lampung Tengah dalam Angka, 2018

13
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

Tabel 2.5 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten


Lampung Tengah
N Persentase Kepadatan
Kecamatan
o Penduduk Penduduk per km 2
1 Padang Ratu 3,94 241.95
2 Selagai Lingga, 2,66 108.03
3 Pubian 3,35 242.26
4 Anak Tuha 3,00 232.35
5 Anak Ratu Aji 1,28 234.20
6 Kali Rejo 5,35 660.58
7 Sendang Agung 2,99 345.21
8 Bangun Rejo 4,56 431.96
9 Gunung Sugih 5,41 518.52
10 Bekri 2,15 287.67
11 Bumi Ratu Nuban 2,49 476.61
12 Trimurjo 4,10 751.36
13 Punggur 3,12 328.90
14 Kota Gajah 2,69 494.33
15 Seputih Raman 3,90 332.42
16 Terbanggi Besar 9,58 570.95
17 Seputih Agung 3,99 407.11
18 Way Pengubuan 3,47 203.13
19 Terusan Nunyai 3,51 146.83
20 Seputih Mataram 3,83 400.23
21 Bandar Mataram 6,21 73.51
22 Seputih Banyak 3,61 308.79
23 Way Seputih 1,48 236.33
24 Rumbia 2,85 335.95
25 Bumi Nabung 2,56 294.68
26 Putra Rumbia 1,46 192.32
27 Seputih Surabaya 3,73 323.18
28 Bandar Surabaya 2,72 239.86
Total 100 261.07
Sumber : Kabupaten Lampung Tengah dalam Angka, 2018

2.2.4. Administrasi
2.2.4.1 Daerah Irigasi Way Napal dan Way Ngison
Daerah Irigasi Way Napal dan Way Ngison terletak di Kabuparen Pringsewu.
Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang
merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus, dan dibentuk berdasarkan

14
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

Undang-undang Nomor 48 tahun 2008 tanggal 26 November 2008 dan diresmikan pada
tanggal 3 April 2009 oleh Menteri Dalam Negeri. Berdasarkan data dari Kabupaten
Pringsewu Dalam Angka yang dikeluarkan oleh BPS Tahun 2018, letak geografis
Kabupaten Pringsewu secara rinci antara 5°8’ - 6 08’ Lintang Selatan dan1040 42’ - 1050 8’
Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Tanggamus,
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran,
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus.

2.2.4.2 Daerah Irigasi Way Semangka


Daerah Irigasi Way Semangka terletak di Kabupaten Tanggamus. Berdasarkan data
dari Kabupaten Tanggamus Dalam Angka yang dikeluarkan oleh BPS Tahun 2018, dapat
diberikan gambaran secara umum terkait kondisi Kabupaten Tanggamus sebagai berikut :
Geografi dan Iklim Secara astronomis, Kabupaten Tanggamus terletak antara 5 005’ Lintang
Utara 5056’ Lintang Selatan dan antara 104018’ - 105012’ Bujur Timur dan dilalui oleh
Garis Equator atau Garis Kathulistiwa yang terletak pada Garis Lintang 0 0 dengan batas-
batas sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Lampung Tengah.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia,
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu,
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat.

2.2.4.3 Daerah Irigasi Way Kali Pasir dan Way Srikaton


Daerah Irigasi Way Kalipasir dan Way Srikaton terletak di Kabupaten Lampung
Tengah. Secara astronomis, Lampung Tengah terletak antara 1040 35’ sampai 1050 50’
Bujur Timur dan 40 30’ sampai 40 15’ Lintang Selatan. Berdasarkan posisi geografisnya,
batas-batas Kabupaten Lampung Tengah adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang dan Kabupaten
Lampung Utara.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran,
3. Sebelah Timur Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro,
4. Sebelah Barat Kabupaten Tanggamus dan Lampung Barat.

15
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

2.3 TATA GUNA LAHAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN


DAN IRIGASI
2.3.1. Rencana Detail Tata Ruang
2.3.1.1 Kabupaten Pringsewu
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pringsewu Nomor 02 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pringsewu Tahun 2011-2031 bahwa Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pringsewu, yaitu :
1. Strategi perkuatan dan pengembangan struktur dan pola ruang wilayah yang seimbang
dan terarah yaitu dengan meningkatkan dan mengembangkan kegiatan pertanian,
perikanan, industri dan perdagangan sebagai penggerak pertumbuhan wilayah.
2. Strategi peningkatan pembangunan dan pengembangan infrastruktur wilayah pada
sentra-sentra produksi, pusat kegiatan, pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan secara
seimbang dan terpadu yaitu dengan meningkatkan dan mengembangkan sarana
prasaran pertanian, perikanan dan industri perdagangan.
3. Strategi pengembangan potensi agropolitan dan minapolitan yaitu dengan
mengoptimalkan teknologi budidaya dan diversifikasi pertanian.
Luas lahan sawah di Kabupaten Pringsewu mencapai 21,64 dari seluruh wilayah.
Sentral sawah di Kabupaten Pringsewu terletak di Kecamatan Gadingrejo, sebesar 3.527
Ha atau sekitar 25% dari total lahan sawah yang ada. Lebih dari dua pertiga dari seluruh
lahan sawah di Kabupaten Pringsewu merupakan sawah irigasi (66,79 persen), dimana
sawah irigasi terluas juga terletak di Kecamatan Gadingrejo.
Di tahun 2017, luas panen tanaman padi sawah mencapai 29.675 ton, dimana
Kecamatan Gadingrejo merupakan kecamatan dengan luas panen padi sawah terluas.
Selain padi sawah, tanaman palawija juga diproduksi petani di Kabupaten Pringsewu.
Komoditas utama tanaman palawija adalah jagung. Sekitar 75% tanaman jagung di
Kabupaten Pringsewu ditanam di Kecamatan Adiluwih.

2.3.1.2 Kabupaten Tanggamus


Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 16 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanggamus Tahun 2011-2031 bahwa tujuan penataan
ruang wilayah Kabupaten Tanggamus yaitu Terwujudnya Kabupaten Tanggamus yang
maju, lestari, dan mandiri yang berbasis potensi sumber daya alam melalui pengembangan
pertanian, perikanan, pertambangan dan pariwisata. Untuk mewujudkan kebijakan
penataan ruang wilayah tersebut, maka penyusunan strategi penataan ruang wilayah antara

16
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

lain :
1. Strategi peningkatan penyediaan sarana dan prasarana wilayah dalam mendukung
sektor-sektor unggulan yaitu dengan mengembangkan sistem jaringan prasarana
sumber daya air untuk menunjang kawasan pertanian, pariwisata dan mengurangi
resiko bencana.
2. Strategi peningkatan dan pengembangan kawasan agropolitan berdasarkan potensi
hortikultura yaitu dengan meningkatkan produk pertanian hortikultura yang memiliki
daya saing pasar.
Lahan sawah di Kabupaten Tanggamus 2017 yang terdiri dari lahan sawah irigasi
(56.963 Ha) dan non irigasi (4.924 Ha). Kecamatan dengan luas lahan sawah irigasi
terbesar adalah Kecamatan Semaka dengan luas 7.543 Ha, dan kecamatan yang tidak
memiliki sawah irigasi adalah Kecamatan Pematang Sawah. Kecamatan yang memiliki
lahan sawah non irigasi antara lain Kecamatan Semaka, Kecamatan Pematang Sawa,
Kecamatan Kota Agung Timur, Kecamatan Pugung, dan Kecamatan Kelumbayan Barat.
Luas lahan sawah non irigasi terbesar adalah Kecamatan Pematang Sawa dengan luas
3.459 Ha. Luas panen padi sawah di Kabupaten Tanggamus 2017 sebesar 62.793 Ha dan
luas padi ladang sebesar 2.881 Ha. Kecamatan dengan luas panen padi sawah terbesar
adalah Kecamatan Semaka dengan 8.863 Ha, sedangkan kecamatan dengan luas panen
padi ladang terbesar adalah Kecamatan Pematang Sawa dengan luas panen sebesar 1.253
Ha. Luas panen beberapa komoditas di Kabupaten Tanggamus, seperti jagung sebesar
5.072 Ha, kedelai sebesar 737 Ha, kacang tanah sebesar 136 Ha, kacang hijau sebesar 40
Ha, ubi kayu sebesar 279 Ha dan ubi jalar sebesar 163 Ha.
Luas panen beberapa tanaman sayuran di Kabupaten Tanggamus di antaranya,
bawang merah (82 hektar), cabai rawit (271 hektar), ketimun (144 hektar), kubis (58
hektar), dan petai (121 hektar). Besarnya produksi beberapa tanaman sayuran di Kabupaten
Tanggamus di antaranya, bawang merah (3.542 kuintal), cabai rawit (10.279 kuintal),
ketimun (8.465 kuintal), kubis (7.694 kuintal), petsai (8.709 kuintal). Besarnya produksi
buah-buahan di kabupaten tanggamus di antaranya, mangga (10.088 kuintal), durian
(35.514 kuintal), jeruk besar (364 kuintal), pisang (313.823 kuintal), pepaya (63.592
kuintal), dan nanas (229 kuintal).

2.3.1.3 Kabupaten Lampung Tengah


Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 01 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011-2031

17
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

bahwa kebijakan penataan ruang wilayah salah satunya yaitu pengembangan pertanian
modern berbasis industri pengolahan dan pemasaran produk perdagangan serta ekonomi
kerakyatan yang tangguh dan didukung dunia usaha. Adapun strategi yang dilakukan
antara lain :
1. Meningkatkan dan mengembangkan sistem pertanian modern dan ketahanan pangan;
2. Meningkatkan produksi pertanian secara luas sebagai basis perekonomian daerah dan
sebagai lumbung padi Provinsi Lampung;
3. Meningkatkan dan mengembangkan kawasan agropolitan dan minapolitan mendukung
pembangunan wilayah.
Strategi peningkatkan pembangunan dan pengembangan infrastruktur wilayah pada
sentra-sentra produksi, pusat kegiatan, pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan secara
seimbang dan terpadu yaitu dengan meningkatkan dan mengembangkan sarana dan
prasarana pertanian, perikanan, industri dan perdagangan.
Luas lahan sawah di Kabupaten Lampung Tengah dibagi menjadi sawah irigasi,
sawah tadah hujan, sawah pasang surut, dan sawah lebak. Luas lahan sawah secara
keseluruhan yaitu 1.096 ha. Kecamatan Seputih Raman memiliki luas lahan terbesar (7.025
ha), sedangkan Kecamatan Terusan Nunyai memiliki luas lahan terkecil (255 ha).

Tabel 2.6 Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan dan Kecamatan di
Kabupaten Lampung Tengah (Ha)
N Tadah
Kecamatan Irigasi Pasang Surut Lebak Total
o Hujan
1 Padang Ratu 1.992 235 - - 2.227
2 Selagai Lingga, 708 542 - - 1.250
3 Pubian 1.525 1.351 - - 2.876
4 Anak Tuha 2.414 185 - - 2.599
5 Anak Ratu Aji 2.461 108 - - 2.569
6 Kali Rejo 794 227 - 63 1.084
7 Sendang Agung 1.265 123 - - 1.388
8 Bangun Rejo 987 1.305 - - 2.292
9 Gunung Sugih 4.574 87 - 50 4.711
10 Bekri 837 1.546 - - 2.383
11 Bumi Ratu Nuban 2.970 - - - 2.970
12 Trimurjo 4.208 - - - 4.208
13 Punggur 3.057 - - - 3.057
14 Kota Gajah 3.315 - - - 3.315
15 Seputih Raman 6.781 - - 224 7.025

18
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

N Tadah
Kecamatan Irigasi Pasang Surut Lebak Total
o Hujan
16 Terbanggi Besar 4.388 354 - 175 4.917
17 Seputih Agung 3.371 335 - 108 3.814
18 Way Pengubuan 259 582 - - 841
19 Terusan Nunyai - 255 - - 255
20 Seputih Mataram 4.283 - - 855 5.138
21 Bandar Mataram 518 - - 2.508 3.026
22 Seputih Banyak 2.714 222 - 299 3.235
23 Way Seputih 2.153 451 - - 2.604
24 Rumbia 1.939 574 - 837 3.350
25 Bumi Nabung - 1.091 - 1.500 2.591
26 Putra Rumbia - 346 - 1.644 1.990
27 Seputih Surabaya - 250 - 3.245 3.495
28 Bandar Surabaya - 2.200 235 600 3.035
Total 57.637 12.369 235 12.108 82.245
Sumber : Kabupaten Lampung Tengah dalam Angka, 2018

2.3.2. Rencana Tata Ruang Wilayah


Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009-2029, untuk
mencapai tujuan penataan ruang wilayah provinsi, dilaksanakan dengan strategi dan
kebijakan yang meliputi :
1. Meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan pelayanan sosial, ekonomi dan budaya ke
seluruh wilayah provinsi melalui peningkatan aksesibilitas antara Desa Pusat
Pertumbuhan dengan wilayah perkotaan untuk meningkatkan kapasitas pemasaran
produksi hasil pertanian.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung lingkungan melalui :
 Pembatasan konversi lahan pertanian irigasi teknis untuk kegiatan budidaya
lainnya;
 Pengembangan kawasan budidaya pertanian sesuai dengan kemampuan dan
kesesuaian lahannya;
3. Meningkatkan produktifitas sektor-sektor unggulan sesuai dengan daya dukung lahan,
melalui :
 Perluasan jaringan irigasi dan mempertahankan pertanian irigasi teknis;
 Diversifikasi komoditi pertanian untuk mendukung pengembangan sektor

19
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

sekunder;
 Pengembangan kegiatan pertanian, yang meliputi upaya ekstensifikasi,
intensifikasi, diversifikasi horisontal dan vertikal serta menerapkan teknologi
tepat guna yang akan berujung pada peningkatan produksi dan peningkatan
pendapatan;
 Penetapan Lahan Pertanian pangan berkelanjutan.

20
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

Gambar 2.6 Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Lampung (Sumber : Perda Prov. Lampung No. 1 Tahun 2010)

21
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

2.3.3. Kebijakan Pembangunan Pertanian Pemerintah Provinsi dan Kabupaten


Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009-2029, kebijakan
kawasan peruntukan pertanian Pemerintah Provinsi antara lain :
1. Kawasan peruntukan pertanian ditetapkan sebagai kawasan tanaman pangan untuk
mempertahankan swasembada pangan.
2. Kawasan peruntukan pertanian mencakup 18% dari luas Wilayah Provinsi Lampung,
meliputi :
 Lokasi pertanian basah ditetapkan seluruh wilayah Provinsi Lampung, kecuali
Bandar Lampung yang secara spesifik diarahkan untuk pertanian lahan basah
dengan produksi komoditas tanaman padi;
 Luas areal pertanian tanaman pangan lahan kering dengan komoditas unggulan
ubi kayu dan jagung, diupayakan untuk dipertahankan, terutama untuk
mengembangkan pertanian kerakyatan.
 Pengembangan pertanian lahan kering selanjutnya diarahkan diseluruh kabupaten
pada lahan-lahan yang memiliki kesesuaian lahan yang cukup sesuai, kecuali pada
Kabupaten Lampung Barat dan Tanggamus.
Adapun kebijakan atau peraturan zonasi kawasan peruntukan pertanian, meliputi :
1. Kegiatan budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah dan lahan kering tidak
diperkenankan menggunakan lahan yang dikelola dengan mengabaikan kelestarian
lingkungan, misalnya penggunaan pupuk yang menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan, dan pengolahan tanah yang tidak memperhatikan aspek konservasi;
2. Pada kawasan budidaya pertanian diperkenankan adanya bangunan prasarana wilayah
dan bangunan yang bersifat mendukung kegiatan pertanian;
3. Dalam kawasan pertanian masih diperkenankan dilakukan kegiatan wisata alam secara
terbatas, penelitian dan pendidikan;
Pengembangan kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Pringsewu yang
memiliki luas kurang lebih 35.793 hektar, meliputi :
1. Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan seluas kurang lebih 10.823 hektar,
meliputi :
 Pertanian tanaman pangan lahan basah seluas kurang lebih 6.494 hektar yang
tersebar di Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Pringsewu,
Kecamatan Gadingrejo dan Kecamatan Pardasuka.

22
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

 Sentra pengembangan ubi kayu, jagung, kacang-kacangan dan sayur-sayuran atau


hultikultura seluas kurang lebih 4.329 hektar tersebar di seluruh kecamatan yang
ada di Kabupaten Pringsewu.
 Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan ditetapkan sebagai kawasan
pertanian tanaman pangan lahan basah berkelanjutan.
2. Pengembangan hortikultura akan dikembangkan di Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan
Adiluwih, Kecamatan Banyumas, Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan Ambarawa,
Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Pagelaran, dan Kecamatan Pardasuka.
3. Kawasan perkebunan seluas kurang lebih 21.266 hektar meliputi:
 Sentra pengembangan kelapa sawit;
 Sentra pengembangan kelapa;
 Sentra pengembangan perkebunan kopi;
 Sentra pengembangan kakao; dan
 Sentra pengembangan karet.
Dalam perwujudan pengembangan kawasan pertanian di Kabupaten Pringsewu,
langkah-langkah yang dilaksanakan, meliputi :
a. Peningkatan pelayanan irigasi teknis/desa dengan jaminan pasokan air yang
mencukupi;
b. Peningkatan produksi pertanian tanaman pangan lahan basah melalui intensifikasi
lahan sehingga produktivitas minimal mencapai 8 ton/ha/tahun;
c. Pengembangan padi organik bersertifikat sehingga sebagian hasil panen dapat dijual
dengan nilai ekonomi tinggi;
d. Pemberian insentif guna meningkatkan produktivitas lahan dan kinerja petani; dan
e. Penguatan kelembagaan petani terkait dengan pengelolaan lahan dan air (irigasi),
pengadaan sarana produksi, panen dan pengolahan pasca panen termasuk pemasaran.
Pengembangan kawasan pertanian di Kabupaten Tanggamus, meliputi :
1. Pengembangan prasarana pengairan/irigasi;
2. Mengendalian alih fungsi kawasan pertanian;
3. Mempertahankan fungsi kawasan pertanian yang sudah ada sesuai dengan
peruntukannya;
4. Membatasi kegiatan pembangunan disekitar kawasan pertanian potensial;
5. Mengupayakan ekstensifikasi pertanian; dan
6. Mengembangkan sentra produksi tanaman pertanian pada masing-masing kecamatan

23
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

sesuai dengan potensi pengembangan.


Pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Lampung Tengah,
meliputi :
a. Tanaman pangan lahan basah dengan luas kurang lebih 107.760 hektar;
b. Tanaman pangan lahan kering dengan luas kurang lebih 70.684 hektar; dan
c. Kawasan pertanian tanaman pangan ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan
berkelanjutan seluas kurang lebih 142.755 hektar.
Dalam perwujudan pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan, meliputi :
1. Perwujudan pengembangan kawasan pertanian lahan basah, meliputi :
 Mempertahankan dominasi sektor pertanian lahan basah di Propinsi Lampung;
 Membatasi alih fungsi lahan pertanian melalui penetapan kawasan lahan pertanian
pangan berkelanjutan yang akan diatur lebih lanjut dalam rencana detail tata ruang
dan peraturan zonasi sesuai peraturan perundang-undangan;
 Mengatur pola penggunaan sumber daya air untuk kegiatan pertanian lahan basah
pada kawasan pertanian yang potensial;
 Memperluas daerah tangkapan hujan pada DAS sehingga dapat menjaga
ketersediaan air;
 Meningkatan pelayanan irigasi teknis dengan jaminan pasokan air yang
mencukupi;
 Perbaikan irigasi dilakukan secara terprogam dan sesuai prioritas dengan mengacu
pada kondisi terakhir dari irigasi teknis yang ada pada laporan kondisi irigasi
terakhir;
 Meningkatkan pendapatan petani melalui pengembangan padi organik
bersertifikat sehingga sebagian hasil panen dapat dijual dengan nilai ekonomi
yang tinggi;
 Meningkatkan produksi pertanian sawah melalui intensifikasi lahan;
 Pemberian insentif berupa keringanan pajak, retribusi dan subsidi guna
meningkatkan produktivitas lahan dan kinerja petani; dan
 Penguatan lembaga petani terkait dengan pengelolaan irigasi, pengadaan produksi,
panen dan pengolahan pasca panen termasuk pemasaran.
2. Perwujudan pengembangan kawasan pertanian lahan kering, meliputi :
 Menetapkan kawasan dan sentra pertanian lahan kering; dan
 Membatasi alih fungsi lahan pertanian melalui penetapan kawasan lahan pertanian

24
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

pangan berkelanjutan yang akan diatur lebih lanjut dalam rencana detail tata ruang
dan peraturan zonasi sesuai peraturan perundang-undangan;

2.3.4. Kebijakan Pembangunan Irigasi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten


Rencana pengembangan sistem jaringan air baku pertanian dan perikanan di Provinsi
Lampung, dilakukan melalui pengembangan sarana irigasi. Berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Lampung Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Provinsi Lampung Tahun 2009-2029, strategi yang dilakukan dalam rangka pengembangan
prasarana irigasi melalui :
a. Pengembangan jaringan irigasi yang ditujukan untuk mengairi areal pertanian dan
perikanan potensial di wilayah Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Lampung
Tengah, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten
Tanggamus, Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Way kanan, Kabupaten Tulang
Bawang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kabupaten Mesuji, Kabupaten Pringsewu
dan Kabupaten Pesawaran;
b. Kegiatan konservasi sumber daya lahan dan air;
c. Pemeliharaan jaringan irigasi untuk menjamin ketersediaan air untuk keperluan
pertanian dan perikanan;
d. Pengembangan jaringan irigasi yang dilakukan secara terpadu dengan program
penyediaan air;
e. Pembentukan lembaga yang akan diberikan kewenangan pengelolaan jaringan irigasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pringsewu Nomor 02 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pringsewu Tahun 2011-2031, bahwasanya
kebijakan pembangunan irigasi yang mencakup sistem jaringan irigasi, yaitu dengan
penambahan prasarana dan peningkatan fungsi jaringan irigasi meliputi saluran irigasi
primer, saluran irigasi sekunder dan saluran irigasi tersier serta dilakukan dengan
pengelolaan dan perlindungan daerah irigasi dalam wailayah kabupaten. Dalam
pengembangan sistem jaringan irigasi, hal yang dilakukan meliputi :
1. Pembangunan dan pengembangan saluran air irigasi yang dapat mengairi lahan
tanaman pertanian lahan basah, dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Pengairan (UPT
Pengairan).
2. Mengembangkan sistem irigasi terkoneksi sehingga terbentuk satu sistem irigasi yang
terpadu di Kabupaten Pringsewu.

25
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

3. Pembangunan dan pengembangan sumber air irigasi tingkat usaha tani dan tingkat
desa.
4. Sempadan saluran irigasi ditetapkan 5 (lima) meter dari kiri dan kanan saluran irigasi
primer.
Dalam rangka perwujudan pengembangan sistem jaringan irigasi, hal yang dilakukan
antara lain :
1. Penambahan prasarana dan peningkatan fungsi jaringan irigasi meliputi saluran irigasi
primer, saluran irigasi sekunder dan saluran irigasi tersier.
2. Pengelolaan dan perlindungan daerah irigasi.
3. Perbaikan jaringan irigasi teknis.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pertanian.
5. Konservasi sumber daya lahan dan air serta pemeliharaan jaringan irigasi untuk
menjamin tersedianya air untuk keperluan pertanian.
6. Pengembangan jaringan irigasi secara terpadu dengan program penyediaan air.
7. Pengembangan sistem irigasi terkoneksi dalam satu sistem irigasi terpadu di
Kabupaten Pringsewu.
8. Pengembangan kerja sama lintas daerah dalam pengelolaan wilayah DAS.
Sistem jaringan irigasi di Kabupaten Tanggamus meliputi pembangunan/
peningkatan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi untuk mendukung
perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan ketahanan pangan. Dalam
perwujudan pengembangan tersebut, dilakukan dengan cara pemeliharaan dan rehabilitasi
jaringan irigasi yang tersebar di seluruh kecamatan dan pembangunan serta peningkatan
jaringan irigasi.
Sistem jaringan irigasi yang ada di Kabupaten Lampung Tengah meliputi saluran
irigasi primer, saluran irigasi sekunder dan saluran irigasi tersier. Dalam pengembangan
sistem jaringan irigasi, meliputi :
1. Mengoptimalkan pemanfaatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pertanian.
2. Melakukan kegiatan konservasi sumber daya lahan dan air serta pemeliharaan jaringan
irigasi untuk menjamin tersedianya air untuk keperluan pertanian.
3. Pengembangan jaringan irigasi dapat dilakukan secara terpadu dengan program
penyediaan air.
4. Kewenangan pengelolaan jaringan irigasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Perwujudan pengembangan sistem jaringan irigasi yang ada di Kabupaten Lampung
Tengah yaitu mengoptimalkan pemanfaatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pertanian

26
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

dengan kemampuan maksimum mencapai 76.850 hektar.

2.3.5. Kondisi Lahan Produktifitas Pertanian


Berdasarkan Keputusan Gubernur Lampung tahun 2018 tentang Penetapan Pola
Tanam Penggunaan Air Irigasi Untuk Musim Tanam Rendeng Tahun 2018/2019
(September s/d Maret) dan Musim Tanam Gadu Tahun 2019 (April s/d Agustus) Pada
Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi Lampung, dapat diketahui bahwa luas sawah untuk
Daerah Irigasi Way Semangka sebesar 923 ha, Daerah Irigasi Way Napal sebesar 1.081 ha,
Daerah Irigasi Way Ngison sebesar 1.915 ha, Daerah Irigasi Way Srikaton sebesar 437 ha,
dan Daerah Irigasi Way Kali Pasir sebesar 992 ha.
Untuk Daerah Irigasi Way Ngison, dapat dilakukan masa tanam sebanyak 3 kali.
Masa tanam 1 menghasilkan 100%, masa tanam 2 menghasilkan kurang lebih 80% dan
masa tanam 3 hanya menghasilkan sekitar 100 ha. Masa tanam yang ada di Daerah Irigasi
Way Napal dalam setahun terjadi 2 kali masa tanam. Masa tanam 1 menghasilkan 100 %
dan masa tanam 2 menghasilkan kurang dari 100%. Untuk Daerah Irigasi Way Semangka,
Daerah Irigasi Way Srikaton dan Daerah Irigasi Way Kali Pasir terjadi 3 kali masa tanam
dalam setahun. Masa tanam 1 menghasilkan 100% dan masa tanam kedua dan ketiga
menghasilkan kurang dari 100%.
Dilihat dari kondisi produktifitas pertanian, Daerah Irigasi Way Ngison yang terletak
di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu, hasil produksi padi sawah pada tahun 2017
sebesar 10.238 ton. Untuk Daerah Irigasi Way Napal yang terletak di Kecamatan
Pardasuka, hasil produksi padi sawah pada tahun 2017 sebesar 5.753 ton. Daerah Irigasi
Way Kali Pasir yang terletak di Desa Swastika Buana, Kecamatan Seputih Banyak,
Kabupaten Lampung Tengah hasil produksi pada tahun 2017 sebesar 4.295 ton. Daerah
Irigasi Way Srikaton yang terletak di Kampung Timbul Rejo Kecamatan Bangunrejo hasil
produksi padi gabah kering panen pada tahun 2017 sebesar 1.280 ton.

27
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)

<<end>>

Table of Contents
BAB 2. GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI........................................2-1
2.1 Luas Daerah Irigasi................................................................................2-1
2.2 Geografi.................................................................................................2-7
2.2.1. Geologi.............................................................................................2-7
2.2.2. Topografi..........................................................................................2-8
2.2.3. Kependudukan.................................................................................2-9
2.2.4. Administrasi...................................................................................2-14
2.3 Tata Guna Lahan dan Kebijakan Pembangunan Pertanian dan Irigasi2-16
2.3.1. Rencana Detail Tata Ruang............................................................2-16
2.3.2. Rencana Tata Ruang Wilayah........................................................2-19
2.3.3. Kebijakan Pembangunan Pertanian Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten 2-20
2.3.4. Kebijakan Pembangunan Irigasi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten
2-23
2.3.5. Kondisi Lahan Produktifitas Pertanian..........................................2-25

28

Anda mungkin juga menyukai