Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
B
2
BABA2. GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI
B
1
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
Gambar 2.1 Daerah Irigasi Way Ngison (Sumber : plotting data spasial PU Prov. Lampung)
2
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
Gambar 2.2 Daerah Irigasi Way Napal (Sumber : plotting data spasial PU Prov. Lampung)
3
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
Gambar 2.3 Daerah Irigasi Way Semangka (Sumber : plotting data spasial PU Prov. Lampung)
4
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
Gambar 2.4 Daerah Irigasi Way Kali Pasir (Sumber : plotting data spasial PU Prov. Lampung)
5
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
Gambar 2.5 Daerah Irigasi Way Srikaton (Sumber : plotting data spasial PU Prov. Lampung)
6
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
2.2 GEOGRAFI
2.2.1. Geologi
Lokasi pekerjaan yang terdiri dari 5 (lima) daerah irigasi, namun terdapat pada 3
(tiga) kabupaten mempunyai kondisi geologi yang berbeda. Kondisi geologi masing-
masing daerah irigasi adalah sebagai berikut :
a. Daerah Irigasi Way Semangka
Daerah Irigasi Way Semangka terletak di Kabupaten Tanggamus. Berdasarkan peta
geologi lembar Kotaagung menunjukkan bahwa kawasan kabupaten Tanggamus
disusun oleh satuan batuan dari tua ke muda yaitu: Satuan breksi volkanik, lava dan
tufa dari Formasi Hulusimpang (Tomh) dengan pelamparanya meliputi sisi timur Bukit
Barisan dan perbukitan di sebelah timur Kotaagung (lihat peta geologi). Kemudian
Satuan batupasir tufaan, konglomerat, batulanau dari Formasi Simpangaur (Tmps), di
atasnya Satuan endapan volkanik muda (Qhv) yang didominasi breksi, lava dan tufa
hasil letusan gunung api Tanggamus dan gunung api lainnya di sekitar kawasan ini.
Kesemua batuan tersebut di atas diterobol oleh satuan batuan terobosan granit (Tmgr),
satuan batuan ini pelamparannya hanya setempat-setempat dan menyebar. Batuan ini
menerobos satuan batuan breksi dari Formasi Hulusimpang dan endapan volkani muda
(Qhv).
b. Daerah Irigasi Way Ngison dan Way Napal
Daerah Irigasi Way Ngison dan Way Napal terletak di Kabupaten Pringsewu. Potensi
formasi geologis terbesar di Kabupaten Pringsewu adalah formasi Lempung (Qtl)
dengan luas sebesar 23.882 Ha atau sebesar 38,21%. Potensi formasi geologis terbesar
kedua setelah Lempung (Qtl) di Kabupaten Pringsewu adalah formasi Kompleks
Gunungkasih (Pzg) dengan luas sebesar 18.234 Ha atau sebesar 29,17%. Sedangkan
potensi formasi geologis terkecil di Kabupaten Pringsewu adalah formasi Menanga
(Km) dengan luas hanya sebesar 202 Ha atau hanya sebesar 0,32%.
c. Daerah Irigasi Way Kali Pasir dan Way Srikaton
Daerah Irigasi Way Kali Pasir dan Way Srikaton terletak di Kabupaten Lampung
Tengah. Kondisi geologi Lampung Tengah terdiri atas Batuan terobosan Mesozoikum
Akhir, Formasi Komplek Gunung Kasih, Formasi Talangakar, Formasi Hulu simpang,
Formasi Gumai, Formasi kasai, Formasi Terbanggi, Formasi Lampung, Batuan
Gunungapi Kuarter Tua, dan Batuan Gunungapi Kuarter Muda. Formasi Komplek
Gunung Kasih (Paleozoikum) tersusun atas batuan-batuan malihan/metamorf yaitu :
sekis, kuarsit, batu pualam, genes dan perlit. Formasi Talangakar (Oligosen) terdiri
7
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
atas batuan breksi konglomeratan, batu pasir kuarsa, batu pasir dengan sisipan
lignit/batu bara dan batu gamping. Formasi Hulusimpang (Oligosen) berisi batuan
breksi gunungapi, lava, tuf bersusunan andesitik basal terubah, berurat kuarsa dan
mineral. Sulfide. Formasi Gumai (Miosen Awal-Tengah) tersusun oleh batuan serpih
gamping, napal, batu lempung dan batu lanau. Formasi Kasai (Plistosen) tersusun atas
perselingan batupasir tufan dengan tuf berbatu apung, struktur silangsiur, sisipan tipis
lignit dan kayu terkersikkan. Formasi Terbanggi (Plistosen) tersusun dari batuan pasir
dengan sisipan batu lempung. Formasi ini menjari dengan formasi Kasai berumur
Plistosen. Formasi Lampung tersusun oleh batuan tuf berbatu apung, batupasir tuf,
setempat sisipan tufit. Formasi ini berumur Plistosen. Batuan Gunungapi Kuarter Tua
tersusun oleh batuan lava andesit-basal, tuf dan breksi gunungapi. Batuan ini berumur
Holosen. Batuan Gunungapi Kuarter Muda tersusun oleh batuan breksi, lava dan tuf
bersusun andesit-basal.
2.2.2. Topografi
Sama halnya dengan geologi, lokasi pekerjaan yang terdiri dari 5 (lima) daerah
irigasi, namun terdapat pada 3 (tiga) kabupaten mempunyai kondisi topografi yang
berbeda. Kondisi topografi masing-masing daerah irigasi adalah sebagai berikut :
a. Daerah Irigasi Way Semangka
Daerah Irigasi Way Semangka terletak di Kabupaten Tanggamus. Kabupaten
Tanggamus memiliki topografi wilayah darat bervariasi antara dataran rendah dan
dataran tinggi, yang sebagian merupakan daerah berbukit sampai bergunung, sekitar
40% dari seluruh wilayah.
b. Daerah Irigasi Way Ngison dan Way Napal
Daerah Irigasi Way Ngison dan Way Napal terletak di Kabupaten Pringsewu.
Kemiringan Lahan Sekitar 41,79% wilayah Kabupaten Pringsewu merupakan areal
datar (0-8%) yang tersebar di Kecamatan Pringsewu, Ambarawa, Gading Rejo dan
Sukoharjo. Untuk lereng berombak (8-15%) memiliki sebaran luasan sekitar 19,09%
yang dominan terdapat di Kecamatan Adiluwih. Sementara kelerengan yang terjal
(>25%) memiliki sebaran luasan sekitar 21,49% terdapat di Kecamatan Pagelaran dan
Kecamatan Pardasuka. Ketinggian Lahan Sebagian besar wilayah Kabupaten
Pringsewu berada pada ketinggian 100-200 meter dpl, hal itu dapat dilihat dari porsi
luasan yang merupakan luasan terbesar yaitu 25 Ha atau sebesar 64,88% dari total
wilayah Kabupaten Pringsewu. Wilayah dengan ketinggian 100-200 meter sebagian
8
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
2.2.3. Kependudukan
Lokasi Pekerjaan SID Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi, terdiri
dari 5 (lima) daerah irigasi, yaitu Daerah Irigasi Way Napal, Daerah Irigasi Way Ngison,
Daerah Irigasi Way Semangka Daerah Irigasi Way Kali Pasir, dan Daerah Irigasi Way
Srikaton. Dimana Daerah Irigasi Way Napal dan Way Ngison terletak di Kabupaten
Pringsewu, Daerah Irigasi Way Semangka terletak di Kabupaten Tanggamus dan Daerah
Irigasi Way Kali Pasir dan Way Srikaton terletak di Kabupaten Lampung Tengah.
9
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Setiap
Kecamatan di Kabupaten Pringsewu
Jenis Kelamin Kepadatan
N Rasio Jenis
Kecamatan Penduduk
o Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelamin
per km 2
1 Pardasuka 18.085 16.672 34.757 367 108
2 Ambarawa 17.631 16.961 34.592 1.116 104
3 Pagelaran 24.177 22.662 46.839 646 107
4 Pagelaran Utara 8.115 7.580 15.695 157 107
5 Pringsewu 42.045 41.171 83.216 1.562 102
6 Gadingrejo 37.981 35.986 73.967 863 106
7 Sukoharjo 24.897 23.917 48.814 669 104
8 Banyumas 10.717 10.029 20.746 521 107
9 Adiluwih 18.062 17.213 35.275 471 105
393.90
Total 201.710 192.191 1 630 105
Sumber : Kabupaten Pringsewu dalam Angka, 2018
10
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
Tanggamus mengalami pertumbuhan sebesar 1,08%. Sementara itu besarnya angka rasio
jenis kelamin tahun 2017 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar
108,74.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Tanggamus tahun 2017 mencapai 126 jiwa/km 2.
Kepadatan penduduk di 20 Kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk
tertinggi di Kecamatan Gisting sebesar 1224 jiwa/km 2 dan kepadatan penduduk terendah di
Kecamatan Limau sebesar 73 jiwa/km2.
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Setiap Kecamatan di Kabupaten
Tanggamus
Jenis Kelamin Sex
No Kecamatan Perempua Rasio
Laki-Laki n Jumlah
1 Wonosobo 17.978 16.712 34.690 107,58
2 Semaka 18.435 16.987 35.422 108,52
3 Bandar Negeri Semuong 10.477 9.310 19.787 112,53
4 Kota Agung 21.860 20.879 42.739 104,70
5 Pematang Sawa 9.236 7.741 16.977 119,31
6 Kota Agung Barat 13.285 11.762 25.047 112,95
7 Kota Agung Timur 10.089 9.552 19.641 105,62
8 Pulau Panggung 18.311 17.297 35.608 105,86
9 Ulu Belu 24.770 21.849 46.619 113,37
10 Air Naningan 16.655 14.702 31.357 113,28
11 Talang Padang 22.638 22.049 44.687 102,67
12 Sumberejo 17.018 16.170 33.188 105,24
13 Gisting 20.421 19.423 39.844 105,14
14 Gunung Alip 9.400 8.756 18.156 107,35
15 Pugung 27.805 25.968 53.773 107,07
16 Bulok 11.202 10.223 21.425 109,58
17 Cukuh Balak 12.596 10.898 23.494 115,58
18 Kelumbayan 5.807 5.015 10.822 115,79
19 Limau 9.427 8.300 17.727 113,58
20 Kelumbayan Barat 8.184 7.437 15.621 110,04
Total 305.594 281.030 586.624 108,74
Sumber : Kabupaten Tanggamus dalam Angka, 2018
11
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
orang yang terdiri dari 641.985 orang atau 50,92% penduduk berjenis kelamin laki-laki dan
selebihnya yaitu 619.513 orang atau 49,07% berjenis kelamin perempuan. Kabupaten
Lampung Tengah dengan luas wilayah sebesar 4.789,82 km 2, kepadatan penduduk
mencapai 259 jiwa perkm2.
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Lampung Tengah
N Laju Pertumbuhan
Kecamatan Jumlah Penduduk
o Penduduk per Tahun
1 Padang Ratu 49.696 0,47
2 Selagai Lingga, 33.610 0,85
3 Pubian 42.303 0,43
4 Anak Tuha 37.859 0,80
5 Anak Ratu Aji 16.091 0,46
6 Kali Rejo 67.478 0,83
7 Sendang Agung 37.779 0,50
8 Bangun Rejo 57.513 0,39
9 Gunung Sugih 68.260 1,17
10 Bekri 27.155 0,94
11 Bumi Ratu Nuban 31.436 1,25
12 Trimurjo 51.741 0,64
13 Punggur 39.400 1,13
14 Kota Gajah 33.914 0,82
15 Seputih Raman 49.147 0,82
16 Terbanggi Besar 120.912 1,50
17 Seputih Agung 50.333 1,12
18 Way Pengubuan 43.776 2,27
19 Terusan Nunyai 44.254 -0,21
20 Seputih Mataram 48.332 0,63
21 Bandar Mataram 78.327 0,97
22 Seputih Banyak 45.550 1,09
23 Way Seputih 18.618 1,21
24 Rumbia 35.928 0,81
25 Bumi Nabung 32.265 0,51
26 Putra Rumbia 18.409 0,74
27 Seputih Surabaya 47.048 0,68
28 Bandar Surabaya 34.364 0,61
Total 1.261.498 0,88
Sumber : Kabupaten Lampung Tengah dalam Angka, 2018
12
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di
Kabupaten Lampung Tengah
N Rasio Jenis
Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Penduduk
o Kelamin
1 Padang Ratu 25.380 24.316 49.696 104,38
2 Selagai Lingga, 17.288 16.322 33.610 105,92
3 Pubian 21.580 20.723 42.303 104,14
4 Anak Tuha 19.208 18.651 37.859 102,99
5 Anak Ratu Aji 8.246 7.845 16.091 105,11
6 Kali Rejo 34.448 33.030 67.478 104,29
7 Sendang Agung 19.380 18.399 37.779 105,33
8 Bangun Rejo 29.186 28.327 57.513 103,03
9 Gunung Sugih 34.599 33.661 68.260 102,79
10 Bekri 13.724 13.431 27.155 102,18
11 Bumi Ratu Nuban 16.703 15.363 31.436 104,62
12 Trimurjo 26.330 25.411 51.741 103,62
13 Punggur 20.045 19.355 39.400 103,56
14 Kota Gajah 17.146 16.768 33.914 102,25
15 Seputih Raman 24.700 24.447 49.147 101,03
16 Terbanggi Besar 60.675 60.237 120.912 100,73
17 Seputih Agung 25.468 24.865 50.333 102,43
18 Way Pengubuan 22.038 21.738 43.776 101,38
19 Terusan Nunyai 22.479 21.775 44.254 103,23
20 Seputih Mataram 24.560 21.772 48.332 103,31
21 Bandar Mataram 40.891 37.436 78.327 109,23
22 Seputih Banyak 23.050 22.500 45.550 102,44
23 Way Seputih 9.446 9.172 18.618 102,99
24 Rumbia 18.465 17.463 35.928 105,74
25 Bumi Nabung 16.527 15.738 32.265 105,01
26 Putra Rumbia 9.482 8.927 18.409 106,22
27 Seputih Surabaya 23.959 23.089 47.048 103,77
28 Bandar Surabaya 17.612 16.752 34.364 105,15
Total 641.985 619.513 1.261.498 103,63
Sumber : Kabupaten Lampung Tengah dalam Angka, 2018
13
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
2.2.4. Administrasi
2.2.4.1 Daerah Irigasi Way Napal dan Way Ngison
Daerah Irigasi Way Napal dan Way Ngison terletak di Kabuparen Pringsewu.
Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang
merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus, dan dibentuk berdasarkan
14
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
Undang-undang Nomor 48 tahun 2008 tanggal 26 November 2008 dan diresmikan pada
tanggal 3 April 2009 oleh Menteri Dalam Negeri. Berdasarkan data dari Kabupaten
Pringsewu Dalam Angka yang dikeluarkan oleh BPS Tahun 2018, letak geografis
Kabupaten Pringsewu secara rinci antara 5°8’ - 6 08’ Lintang Selatan dan1040 42’ - 1050 8’
Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Tanggamus,
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran,
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus.
15
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
16
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
lain :
1. Strategi peningkatan penyediaan sarana dan prasarana wilayah dalam mendukung
sektor-sektor unggulan yaitu dengan mengembangkan sistem jaringan prasarana
sumber daya air untuk menunjang kawasan pertanian, pariwisata dan mengurangi
resiko bencana.
2. Strategi peningkatan dan pengembangan kawasan agropolitan berdasarkan potensi
hortikultura yaitu dengan meningkatkan produk pertanian hortikultura yang memiliki
daya saing pasar.
Lahan sawah di Kabupaten Tanggamus 2017 yang terdiri dari lahan sawah irigasi
(56.963 Ha) dan non irigasi (4.924 Ha). Kecamatan dengan luas lahan sawah irigasi
terbesar adalah Kecamatan Semaka dengan luas 7.543 Ha, dan kecamatan yang tidak
memiliki sawah irigasi adalah Kecamatan Pematang Sawah. Kecamatan yang memiliki
lahan sawah non irigasi antara lain Kecamatan Semaka, Kecamatan Pematang Sawa,
Kecamatan Kota Agung Timur, Kecamatan Pugung, dan Kecamatan Kelumbayan Barat.
Luas lahan sawah non irigasi terbesar adalah Kecamatan Pematang Sawa dengan luas
3.459 Ha. Luas panen padi sawah di Kabupaten Tanggamus 2017 sebesar 62.793 Ha dan
luas padi ladang sebesar 2.881 Ha. Kecamatan dengan luas panen padi sawah terbesar
adalah Kecamatan Semaka dengan 8.863 Ha, sedangkan kecamatan dengan luas panen
padi ladang terbesar adalah Kecamatan Pematang Sawa dengan luas panen sebesar 1.253
Ha. Luas panen beberapa komoditas di Kabupaten Tanggamus, seperti jagung sebesar
5.072 Ha, kedelai sebesar 737 Ha, kacang tanah sebesar 136 Ha, kacang hijau sebesar 40
Ha, ubi kayu sebesar 279 Ha dan ubi jalar sebesar 163 Ha.
Luas panen beberapa tanaman sayuran di Kabupaten Tanggamus di antaranya,
bawang merah (82 hektar), cabai rawit (271 hektar), ketimun (144 hektar), kubis (58
hektar), dan petai (121 hektar). Besarnya produksi beberapa tanaman sayuran di Kabupaten
Tanggamus di antaranya, bawang merah (3.542 kuintal), cabai rawit (10.279 kuintal),
ketimun (8.465 kuintal), kubis (7.694 kuintal), petsai (8.709 kuintal). Besarnya produksi
buah-buahan di kabupaten tanggamus di antaranya, mangga (10.088 kuintal), durian
(35.514 kuintal), jeruk besar (364 kuintal), pisang (313.823 kuintal), pepaya (63.592
kuintal), dan nanas (229 kuintal).
17
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
bahwa kebijakan penataan ruang wilayah salah satunya yaitu pengembangan pertanian
modern berbasis industri pengolahan dan pemasaran produk perdagangan serta ekonomi
kerakyatan yang tangguh dan didukung dunia usaha. Adapun strategi yang dilakukan
antara lain :
1. Meningkatkan dan mengembangkan sistem pertanian modern dan ketahanan pangan;
2. Meningkatkan produksi pertanian secara luas sebagai basis perekonomian daerah dan
sebagai lumbung padi Provinsi Lampung;
3. Meningkatkan dan mengembangkan kawasan agropolitan dan minapolitan mendukung
pembangunan wilayah.
Strategi peningkatkan pembangunan dan pengembangan infrastruktur wilayah pada
sentra-sentra produksi, pusat kegiatan, pusat pertumbuhan dan pusat pelayanan secara
seimbang dan terpadu yaitu dengan meningkatkan dan mengembangkan sarana dan
prasarana pertanian, perikanan, industri dan perdagangan.
Luas lahan sawah di Kabupaten Lampung Tengah dibagi menjadi sawah irigasi,
sawah tadah hujan, sawah pasang surut, dan sawah lebak. Luas lahan sawah secara
keseluruhan yaitu 1.096 ha. Kecamatan Seputih Raman memiliki luas lahan terbesar (7.025
ha), sedangkan Kecamatan Terusan Nunyai memiliki luas lahan terkecil (255 ha).
Tabel 2.6 Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Pengairan dan Kecamatan di
Kabupaten Lampung Tengah (Ha)
N Tadah
Kecamatan Irigasi Pasang Surut Lebak Total
o Hujan
1 Padang Ratu 1.992 235 - - 2.227
2 Selagai Lingga, 708 542 - - 1.250
3 Pubian 1.525 1.351 - - 2.876
4 Anak Tuha 2.414 185 - - 2.599
5 Anak Ratu Aji 2.461 108 - - 2.569
6 Kali Rejo 794 227 - 63 1.084
7 Sendang Agung 1.265 123 - - 1.388
8 Bangun Rejo 987 1.305 - - 2.292
9 Gunung Sugih 4.574 87 - 50 4.711
10 Bekri 837 1.546 - - 2.383
11 Bumi Ratu Nuban 2.970 - - - 2.970
12 Trimurjo 4.208 - - - 4.208
13 Punggur 3.057 - - - 3.057
14 Kota Gajah 3.315 - - - 3.315
15 Seputih Raman 6.781 - - 224 7.025
18
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
N Tadah
Kecamatan Irigasi Pasang Surut Lebak Total
o Hujan
16 Terbanggi Besar 4.388 354 - 175 4.917
17 Seputih Agung 3.371 335 - 108 3.814
18 Way Pengubuan 259 582 - - 841
19 Terusan Nunyai - 255 - - 255
20 Seputih Mataram 4.283 - - 855 5.138
21 Bandar Mataram 518 - - 2.508 3.026
22 Seputih Banyak 2.714 222 - 299 3.235
23 Way Seputih 2.153 451 - - 2.604
24 Rumbia 1.939 574 - 837 3.350
25 Bumi Nabung - 1.091 - 1.500 2.591
26 Putra Rumbia - 346 - 1.644 1.990
27 Seputih Surabaya - 250 - 3.245 3.495
28 Bandar Surabaya - 2.200 235 600 3.035
Total 57.637 12.369 235 12.108 82.245
Sumber : Kabupaten Lampung Tengah dalam Angka, 2018
19
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
sekunder;
Pengembangan kegiatan pertanian, yang meliputi upaya ekstensifikasi,
intensifikasi, diversifikasi horisontal dan vertikal serta menerapkan teknologi
tepat guna yang akan berujung pada peningkatan produksi dan peningkatan
pendapatan;
Penetapan Lahan Pertanian pangan berkelanjutan.
20
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
Gambar 2.6 Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Lampung (Sumber : Perda Prov. Lampung No. 1 Tahun 2010)
21
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
22
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
23
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
24
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
pangan berkelanjutan yang akan diatur lebih lanjut dalam rencana detail tata ruang
dan peraturan zonasi sesuai peraturan perundang-undangan;
25
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
3. Pembangunan dan pengembangan sumber air irigasi tingkat usaha tani dan tingkat
desa.
4. Sempadan saluran irigasi ditetapkan 5 (lima) meter dari kiri dan kanan saluran irigasi
primer.
Dalam rangka perwujudan pengembangan sistem jaringan irigasi, hal yang dilakukan
antara lain :
1. Penambahan prasarana dan peningkatan fungsi jaringan irigasi meliputi saluran irigasi
primer, saluran irigasi sekunder dan saluran irigasi tersier.
2. Pengelolaan dan perlindungan daerah irigasi.
3. Perbaikan jaringan irigasi teknis.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pertanian.
5. Konservasi sumber daya lahan dan air serta pemeliharaan jaringan irigasi untuk
menjamin tersedianya air untuk keperluan pertanian.
6. Pengembangan jaringan irigasi secara terpadu dengan program penyediaan air.
7. Pengembangan sistem irigasi terkoneksi dalam satu sistem irigasi terpadu di
Kabupaten Pringsewu.
8. Pengembangan kerja sama lintas daerah dalam pengelolaan wilayah DAS.
Sistem jaringan irigasi di Kabupaten Tanggamus meliputi pembangunan/
peningkatan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi untuk mendukung
perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan ketahanan pangan. Dalam
perwujudan pengembangan tersebut, dilakukan dengan cara pemeliharaan dan rehabilitasi
jaringan irigasi yang tersebar di seluruh kecamatan dan pembangunan serta peningkatan
jaringan irigasi.
Sistem jaringan irigasi yang ada di Kabupaten Lampung Tengah meliputi saluran
irigasi primer, saluran irigasi sekunder dan saluran irigasi tersier. Dalam pengembangan
sistem jaringan irigasi, meliputi :
1. Mengoptimalkan pemanfaatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pertanian.
2. Melakukan kegiatan konservasi sumber daya lahan dan air serta pemeliharaan jaringan
irigasi untuk menjamin tersedianya air untuk keperluan pertanian.
3. Pengembangan jaringan irigasi dapat dilakukan secara terpadu dengan program
penyediaan air.
4. Kewenangan pengelolaan jaringan irigasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Perwujudan pengembangan sistem jaringan irigasi yang ada di Kabupaten Lampung
Tengah yaitu mengoptimalkan pemanfaatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pertanian
26
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
27
LAPORAN AKHIR
Survey Investigasi Desain (SID) Rehabilitasi Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi (IPDMIP)
<<end>>
Table of Contents
BAB 2. GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI........................................2-1
2.1 Luas Daerah Irigasi................................................................................2-1
2.2 Geografi.................................................................................................2-7
2.2.1. Geologi.............................................................................................2-7
2.2.2. Topografi..........................................................................................2-8
2.2.3. Kependudukan.................................................................................2-9
2.2.4. Administrasi...................................................................................2-14
2.3 Tata Guna Lahan dan Kebijakan Pembangunan Pertanian dan Irigasi2-16
2.3.1. Rencana Detail Tata Ruang............................................................2-16
2.3.2. Rencana Tata Ruang Wilayah........................................................2-19
2.3.3. Kebijakan Pembangunan Pertanian Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten 2-20
2.3.4. Kebijakan Pembangunan Irigasi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten
2-23
2.3.5. Kondisi Lahan Produktifitas Pertanian..........................................2-25
28