Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Pekerjaan : SID PENYEDIAAN AIR BAKU GENANGAN PICE DI KABUPATEN


BELITUNG TIMUR
PPK : Perencanaan dan Program BWS Bangka Belitung
Tahun : 2021
Lokasi : Provinsi Bangka Belitung

Uraian Pendahuluan
1. Latar Permasalahan ketersediaan air saat ini lazim terjadi di berbagai kawasan. Hal ini dapat diatasi
Belakang dengan beberapa alternatif salah satu diantaranya adalah dengan membangun prasarana
untuk pemenuhan air baku masyarakat. Bangunan prasarana tersebut diharapkan dapat
mengatasi kesulitan air bagi masyarakat. Apabila ketersediaan air telah terpenuhi dan dapat
digunakan untuk berbagai keperluan selain untuk air minum maka sumber daya air yang belum
termanfaatkan dapat digunakan untuk irigasi, peternakan, perikanan, energi listrik dan
sebagainya.
Air bersih merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia. Sejauh ini masyarakat di
Kabupaten Belitung Timur menaruh harapan besar kepada pemerintah melalui PDAM untuk
memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Namun kenyataan yang dihadapi masyarakat adalah
Sebagian besar PDAM belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat baik ditinjau
dari aspek kuantitas terutama disrtibusi air pada saat pemakaian bersamaan (jam puncak)
maupun kualitas air yang didistribusikan. Kebutuhan air bersih ini akan selalu meningkat,
seiring dengan perkembangan penduduk yang cukup pesat di Kabupaten Belitung Timur, yang
disebabkan oleh bertambahnya kebutuhan air untuk pelayanan rumah tangga, ataupun
kebutuhan lainnya.
Pada tahun 2013 hingga 2015 Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII melakukan
pembangunan Bendung Pice yang berada di bagian hulu Sungai Lenggang yang letaknya ada
di Desa Cangguh Kecamatan Gantung Kabupaten Belitung Timur. Bendung Pice memiliki
kapasitas tampungan sebesar 77 juta meter kubik air dengan dengan berbagai pemanfaatan
seperti sebagai sumber air untuk irigasi Selingsing, mereduksi banjir, sumber air baku,
konservasi sumber daya air dan merupakan salah satu tempat wisata lokal.
Sungai Lenggang memiliki luasan DAS 598 km2 dengan Panjang sungai utama 38,6 km
merupakan inflow utama dari Bendung Pice yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku
untuk air bersih Kecamatan Gantung dan Kecamatan Manggar. Tahun 2016 jumlah penduduk
di Kecamatan Manggar sebasar 37.651 jiwa sedangkan Kecamatan Gantung sebesar 25.651
jiwa. Terdapat 2 IPA pelayanan air baku untuk air bersih yang telah dibangun oleh BPSPAM
Prov. Bangka Belitung, yaitu IPA Damar dan IPA Gantung.
IPA Damar berkapasitas 20 l/d yang melayani kebutuhan air bersih untuk Kecamatan Manggar
sebesar ± 1.420 SR dengan persentase tingkat pelayanan baru mencapai 18,86 %. Sedangkan
IPA Gantung berkapasitas 20 l/d yang melayani Kecamatan Gantung sebesar 799 SR dengan
tingkat pelayanan baru mencapai 3,10 %. Dengan minimnya tingkat pelayanan pada kedua
kecamatan tersebut yang sangat dipengaruhi oleh beberapa indikator masalah yang terjadi
antara lain adalah sebagai berikut:
 Belum tersedianya analisis neraca air di genangan Pice baik untuk kebutuhan air baku,
irigasi maupun konservasi.
 Masih besarnya tingkat kebocoran yang terjadi baik di unit air baku, unit produksi dan unit
pelayanan sambung rumah;
 Kurang handalnya sumber air baku baik secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas;
 Pada bebarapa lokasi sumber air baku yang digunakan untuk air bersih yang di Kelola
PDAM Belitung Timur masih dilakukan penambangan timah oleh masyarakat sekitar.
Dengan kondisi tersebut diatas, Tahun Anggaran 2021 Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung
merencanakan tindak lanjut berupa kegiatan SID Penyediaan Air Baku Genangan Pice di
Kabupaten Belitung Timur yang merupakan bagian dari kegiatan RENSTRA PUPR tahun 2020
– 2024.
2. Maksud dan Maksud dari kegiatan pekerjaan SID Penyediaan Air Baku Genangan Pice di Belitung Timur
Tujuan adalah :
 Melakukan kajian alokasi kebutuhan air (neraca air) untuk irigasi, air baku dan konservasi;
 Untuk menyusun Desain Air Baku Genangan Pice dengan memenuhi 8 kriteria
penyediaan air baku (lihat Penjelasan di halaman 4-5);
 Melakukan kajian penyediaan air baku yang dimulai dari intake dan jaringan pipa
transmisi sampai ke IPA/Reservoir yang dapat melayani Kecamatan Manggar dan
Kecamatan Gantung.
Tujuan dari kegiatan SID Penyediaan Air Baku Genangan Pice di Belitung Timur adalah untuk
mendapatkan dokumen teknis bangunan prasarana serta jaringan air baku sampai ke
bangunan distribusi air baku yang nantinya digunakan untuk acuan dalam pelaksanaan
pembangunan lengkap dengan gambar desain perencanaan, spesifikasi teknis, metode
pelaksanaan, estimasi volume dan anggaran biaya serta sistem operasi dan pemeliharaan
setelah selesainya prasarana air baku tersebut.

3. Sasaran  Tersedianya dokumen teknis hasil studi SID Penyediaan Air Baku Genangan Pice di
Kabupaten Belitung Timur
 Tersedianya Dokumen Lelang untuk pengadaan Jasa Konstruksi sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat yang berlaku.
 Terpenuhinya kebutuhan air baku di wilayah Kabupaten Belitung Timur khususnya
Kecamatan Manggar dan Kecamatan Gantung dengan tingkat pelayanan mencapai 80 -
100 % di tahun 2030 baik untuk air minum maupun untuk keperluan lainnya sesuai
ketersediaan air.
 Mengoptimalkan tingkat operasional IPA Damar dan IPA Gantung dengan tingkat
pelayanan 24 jam.
 Ikut menjaga konservasi sumber daya air di sekitar lokasi air baku.
.
4. Lokasi Lokasi pelaksanaan kegiatan SID Penyediaan Air Baku Genangan Pice berada di Kabupaten
Pekerjaan Belitung Timur.

Gambar Lokasi SID Air Baku Genangan Pice


5. Sumber Sumber dana yang digunakan Untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebesar Total Rp.
Pendanaan 2.000.000.000,- (Dua Miliar Rupiah) termasuk pajak. Pekerjaan ini bersumber dari APBN yang
dibebankan pada DIPA Satuan kerja Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun anggaran
2021.
6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Perencanaan dan Program
Organisasi Satuan Kerja : Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung
Pejabat
Pembuat
Komitmen
Data Penunjang
7. Data Dasar Adapun data-data dasar yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
a) RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
b) RTRW Kabupaten Bangka Selatan

8. Standar a. Standar Perencanaan Irigasi Direktorat Jenderal Pengairan tahun 1986:


Teknis  Type bangunan irigasi (BI-01)
 Standar bangunan irigasi (BI-02)
 KP-02 Kriteria Perencanaan – Bagian Bangunan Utama
 KP-03 Kriteria Perencanaan – Bagian Saluran
 KP-04 Kriteria Perencanaan – Bagian Bangunan
 KP-05 Kriteria Perencanaan – Bagian Parameter Bangunan
 KP-06 Kriteria Perencanaan – Bagian Standar Penggambaran
 PT-02 Persyaratan Teknis – Bagian Pengukuran
b.Pedoman Pengembangan Air Baku, Direktorat Bina Teknik, Ditjen Sumber Daya Air, tahun
2003
c.Pedoman Penelitian Potensi Air Baku, Direktorat Bina Teknik, Ditjen Sumber Daya Air, tahun
2003
d.Desain yang dilaksanakan harus memenuhi 8 Kriteria Kelayakan Penyediaan Air Baku,
Antara lain
1. Kelayakan alokasi air
Layak apabila debit pengambilan rencana sudah sesuai dengan alokasi air pada
neraca air wilayah sungai dan sumber air yang bersangkutan.
2. Kelayakan kontinuitas air baku
Layak apabila debit rencana pengambilan air baku sudah sesuai dengan Q andalan
95% dan apabila debit keluaran diujung pipa sesuai rencana (setelah ditambah efek
tampungan dan dikurangi losses di jaringan pembawa) serta apabila potensi masalah
degradasi lahan di catcment area sudah diantisipasi.
3. Kelayakan kualitas air baku (sebagai air baku untuk air minum)
Layak apabila terdapat penjelasan standar kualitas air dan metode pengambilan
sampel yang digunakan. Hal-hal yang perlu dianalisa adalah
4. Kelayakan teknis infrastruktur air baku (pengambilan, reservoir dana jaringan utilitas)
Layak apabila terdapat desain infrastrukturnya sudah sesuai dengan kaidah yang
berlaku.
5. Kelayakan proses pembangunan
Layak apabila potensi masalah dalam proses pembangunan sudah dapat diantisipasi
atau diatasi.
6. Kelayakan ekonomi
Layak apabila nilai inventasi sesuai dengan nilai ekonomis.
7. Kelayakan operasional
Layak apabila potensi masalah pada saat pengoperasian sudah dapat diantisipasi
atau diatasi.
8. Kelayakan berkelanjutan pemanfaatan prasarana air baku
• Layak apabila potensi masalah dalam pembangunan infrastruktur lanjutan yang
diperlukan (WTP dan jaringan distribusi) sudah dapat diantisipasi atau diatasi.
• Serta layak apabila masyarakat mau memanfaatkan hasil pembangunan dengam
mempertimbangkan status MoU dan PKS serta tindak lanjutnya.
 • Layak apabila terdapatmekanisme pembangunan dan skema pelayanan air baku
dari WTP ke hilir /end user (eksisting dan pengembangan).

9. Studi-studi Sampai saat ini belum ada studi terdahulu terkait potensi air baku di Genangan Pice.
Terdahulu
10. Referensi a. Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
Hukum b. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
c. Keputusan Presiden RI No. 12 tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah Sungai.
d. Peraturan Pemerintah RI No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai.
e. Peraturan Pemerintah RI No. 121 Tahun 2015 Tentang Pengusahaan Sumber Daya Air.
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No.14/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan
dilaksanakan Sendiri.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI No. 4/PRT/M/2015 tentang
Kriteria Penetapan Wilayah Sungai.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14/PRT/M/2020 Tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.
i. Peraturan Menteri Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat No. 34/PRT/M/2015 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Wilayah Sungai.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat No. 21/PRT/M/2019 Tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
k. Peraturan Menteri Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat No. 28/PRT/M/2016 Tentang
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
Ruang Lingkup
11. Lingkup 1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Kualifikasi Usaha : Menengah
Klasifikasi Usaha : RE-103 (Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik Sipil Air)
i. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan dengan cara kontraktual dengan pengadaan jasa
konsultansi metode seleksi umum. Lingkup pelaksanaan pekerjaan SID Penyediaan Air Baku
KTM Batu Betumpang di Kabupaten Bangka Selatan adalah sebagai berikut :
a. Melakukan Pengumpulan Data dan studi literatur berdasarkan studi terdahulu dan
identifikasi sumber air yang selanjutnya dipilih untuk ditetapkan sebagai lokasi definitif.
b. Survey dan Identifikasi Lokasi potensi sumber air.
c. Kaji Analisis Hidrologi serta potensi lokasi potensi sumber air tepilih.
d. Pelaksanaan Survey Topografi pada lokasi sumber air baik untuk bangunan utama
maupun jaringan sampai ke bangunan distribusi.
e. Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah
f. Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi Kegiatan.
g. Detail Desain Bangunan Utama dan Jaringan Air Baku.
h. Engineering Estimate (EE)
i. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
j. Rekomendasi upaya konservasi SDA untuk menjaga kelestarian SDA

ii. Tahapan Pekerjaan


Mengumpulkan data-data kondisi fisik, non fisik dan sosial ekonomi sebagai potret wilayah
kegiatan. Guna mendukung proses perhitungan, pemetaan/penggambaran, untuk disajikan
dalam bentuk Dokumen, sesuai dengan kriteria perencanaan dan standar kerja yang berlaku
di lingkungan Direktorat jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
1) Pekerjaan Persiapan
a) Penyusunan Program Mutu
 Sebelum melaksanakan kegiatan Penyedia Jasa harus menyusun Program
Mutu
 Dokumen Program Mutu dibahas pada saat rapat persiapan pekerjaan (Pre
Contraction Meeting).
b) Penyiapan Kantor
Penyedia Jasa harus menyediakan kantor/basecamp, peralatan dan administrasi di
Bangka Belitung.
c) Mobilisasi personil dan peralatan.
d) Metode Kerja dan Jadwal Pelaksanaan.

2) Pekerjaan Pelaksanaan
a) Melakukan Pengumpulan Data dan studi literatur berdasarkan studi terdahulu
Pengumpulan data yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah menghimpun data-data
sekunder yang berkaitan dengan lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi data-data
dan informasi sbb :
 Peta topografi dengan skala besar yang telah di publikasikan oleh Badan Informasi
Geospasial (skala 1:25.000), peta ini dapat dipergunakan dalam identifikasi trase jaringan
pipa transmisi dan sebagai peta kerja dalam merencanakan kegiatan survey.
 Laporan hasil studi terdahulu atau data dan informasi lainnya yang ada di lingkungan
Balai Wilayah Sungai dan Instansi terkait lainnya, antara lain berupa:
 Data Hidrologi (hidrometri, curah hujan dan klimatologi) yang akan menjadi dasar
analisis potensi dan neraca sumber daya air.
 Data inventarisasi prasarana bangunan air yang telah dibangun beserta gambar
gambar pelaksanaannya.
 Hasil survey identifikasi dan analisa awal.
 Data lahan yang berhubungan dengan DAS.
 Identifikasi tutupan lahan dan penggunaannya.
 Penentuan posisi, batas administrasi dan batas-batas DAS, lokasi seluruh stasiun
Hidrometeorologi (hujan, klimatologi, sungai, danau, dan air tanah) dan lain sebagainya.
 Identifikasi bangunan-bangunan air yang ada guna pemanfaatannya dalam
pengembangan potensi sumber-sumber air.
 Identifikasi tingkat layanan pemenuhan air baku untuk air bersih pada lokasi yang
ditentukan terkait kebutuhan dan ketersediaan air baku.
 Identifikasi pembangunan dan pengembangan yang dapat menimbulkan konflik serta isu
tentang lingkungan yang menjadi potensi ancaman dan tantangan.
 Inventarisasi kerusakan pada Sumber Daya Air yang ada di Daerah Aliran Sungai yang
menjadi masalah pokok dalam penyediaan air (Identifikasi tingkat kerusakan jaringan).
Kegiatan pengumpulan dan identifikasi data awal harus dilakukan oleh tenaga ahli dari masing
masing jenis kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
b) Survey dan Identifikasi Lokasi Sumber air
Melakukan pengamatan, penyelidikan dan penelitian di lapangan pada sumber- sumber air
yang lokasinya telah ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi terdahulu dan pengecekan peta
topografi yang ada sebelumnya meliputi :
 Survey dan Identifikasi potensi sumber daya air yang ada di wilayah kolong yang dapat
dikembangkan berdasarkan hasil studi terdahulu.
 Pemantauan muka air kolong dan pengukuran aur sungai menggunakan ADCP untuk
mendapatkan data pengukuran debit minimal 10 hari selama waktu pelaksanaan pada
lokasi berpotensi yang belum ada stasiun hidrologi.
 Pengambilan sampel sedimen (rating curve sediment) baik sedimen melayang maupun
sedimen dasar.
 Penelitian kualitas dan kuantitas air pada kolong di beberapa lokasi.
 Pengecekan pemanfaatan air untuk berbagai keperluan.
 Pengecekan manfaat dan kondisi bangunan-bangunan air yang ada.
 Tanggapan dan aspirasi serta partisipasi dari masyarakat setempat atas kemungkinan
adanya rencana pengembangan dan pemanfaatan air setempat.
c) Kaji Analisis Hidrologi serta potensi lokasi sumber air tepilih
Secara garis besar yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan analisis hidrologi serta
identifikasi potensi sumber daya air pada setiap sumber air sasaran studi adalah meliputi:
 Studi dan analisis hidrologi secara umum.
 Studi dan Analisis debit aliran rendah (low flow)
 Studi dan analisis debit banjir rencana (high flow)
 Studi dan analisis debit andalan (dependable flow)
 Studi dan analisis potensi ketersediaan air.
 Studi dan analisis kelayakan air minum berdasarkan uji kualitas air dan upaya treatment
yang diperlukan.
 Studi dan analisis kebutuhan/pemanfaatan air, sampai jangka panjang dengan prinsip
keberlanjutan sumber daya air.
Hasil analisis hidrologi menjadi dasar untuk kegiatan kegiatan SID Penyediaan Air Baku
Genangan Pice di Kabupaten Belitung Timur baik penentuan debit minimum, debit andalan
maupun debit banjir.
d) Pelaksanaan Survey Topografi pada lokasi sebagai sumber air baik untuk
bangunan utama maupun jaringan sampai ke bangunan distribusi.
Maksud kegiatan pekerjaan pengukuran dan pemetaan ini adalah untuk mendapatkan
gambar/peta situasi dan profil pada lokasi sumber air potensial sesuai sasaran studi (yang
ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi potensi sumber daya air) dan sekitarnya secara
lengkap, jelas dan benar sesuai dengan kondisi daerah yang dipetakan dan sesuai keperluan
dasar perencanaan pengembangan sumber daya air pada sumber air potensial untuk air baku
yang menjadi sasaran studi. Pekerjaan ini merupakan pengukuran tambahan yang diperlukan
untuk DED Air Baku Genangan Pice maupun untuk konstruksi.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk:
 Menunjang kegiatan Review Desain air baku.
 Menunjang kegiatan perencanaan pengembangan sumber daya air pada sumber air
sesuai sasaran.
Pekerjaan pengukuran dan pemetaan secara umum meliputi kegiatan:
 Pengukuran topografi menggunakan RTK
 Pemasangan patok kayu jalur pengukuran dan Bench Mark (BM) serta CP (Control Point).
Bench Mark harus dipasang ada 2 macam, BM hasil pengikatan geodetic dengan TTG
menggunakan ukuran 20x20x100 cm sebanyak 6 buah dan BM kecil dengan ukuran
10x10x80 cm atau dapat digantikan dengan patok kayu sebagai jalur pengukuran yang
jumlahnya menyesuaikan kebutuhan pengukuran.
Untuk BM geodetic harus terdapat identitas yang meliputi nama, koordinat dan instansi
yang membuat serta lokasinya harus disetujui oleh direksi.
Penempatan BM harus dipilih pada tempat yang aman. Jarak antara BM besar dan BM
kecil antara 100 – 150 m atau dapat menyesuaikan dengan kondisi lapangan. harus
kelihatan satu sama lainnya karena akan digunakan untuk pengikatan Azimuth Matahari,
BM besar dan BM kecil harus dipasang maksimum pada setiap interval 100m.
 Pengukuran poligon dan pengikatannya terhadap titik referensi. Pengukuran poligon
untuk embung dan trase jaringan pipa tansmisi dengan uraian sebagai berikut:
Pengukuran poligon untuk embung menggunakan pengukuran rangka poligon tertutup
sempurna dengan jumlah CP atau BM menyesuaikan kondisi lapangan. BM Acuan
menggunakan BM geodetic yang telah diukur dengan azimuth menggunakan azimuth
matahari. Azimuth juga dapat dicari dengan melakukan perhitungan 2 koordinat BM
geodetic. Untuk ketelitian poligon sebesar 1:30000 dan untuk ketelitian penutup sudut
tidak boleh lebih dari 5”.
Sedangkan pengukuran trase jaringan pipa transmisi menggunakan poligon terbuka
terikat sempurna dengan menggunakan 6 ikatan BM Geodetic. Untuk ketelitian jarak dan
sudut mengikuti ketelitian poligon tertutup terikat sempurna.
 Pengukuran waterpas dan pengikatannya terhadap titik referensi. Pengukuran
menggunakan metode pulang pergi dengan ketelitian 7√D dimana D adalah jarak dalam
km antar benchmark tersebut. Metode stan ganda (double-stand) pada pengukura sifat
datar tidak boleh digunakan, jarak bidikan tidak diperkenankan lebih dari 50 m untuk
masing-masing sisi. Bidikan kebelakang kira-kira sama dengan bidikan ke muka, untuk
menghindari kesalahan kolimasi. Tidak dibenarkan melakukan pembidikan silang
(intermediate sight).
Juru ukur yang menggunakan alat ukur harus mencatat data-data tinggi dan rendah hasil
ukuran pada setiap formulir yang sudah ditentukan, bacaan belakang, bacaan muka,
beda tinggi ∆h (+ dan -) harus dijumlahkan. Perbedaan antara hasil bacaan belakang,
dan muka harus sama dengan hasil beda tinggi (∆h), perlu dilakukan pengecekan
aritmatik dapat menghindarkan kesalahan yang tidak terlihat karena data yang tidak
benar. Pengecekan harus dilakukan pada formulir setiap bagian pengukuran sipat datar
secara sistematis setiap hari dan harus ditandatangani oleh juru ukur yang bersangkutan.
 Pengukuran Alignment Trase Air Baku
 Pengukuran situasi detail rencana bangunan prasarana air baku dan situasi detail setiap
persimpangan alignment dengan sungai dan lainnya.
 Pengukuran situasi muka air sungai/kolong
 Penggambaran peta situasi dan profil lokasi sumber air.
e) Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah
(1) Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi teknik dilaksanakan di sekitar rencana bangunan utama serta sepanjang
jaringannya sampai ke bangunan distribusi. Diperlukannya pemetaan ini adalah untuk :
 Memetakan jenis tanah residu secara detail skala 1:1000.
 Mengetahui proses denudasi yang sedang berlangsung seperti erosi, sedimentasi,
gerakan tanah dan pelapukan.
 Penyebaran batuan dasar.
 Mata air.
 Struktur geologi yang berkembang.
 Penampang geologi teknik.
(2) Penyelidikan Tanah
(a) Bor Dalam
Pemboran dilakukan di 8 (Delapan) titik rencana bangunan air dan pendukung dengan total
kedalaman 120 m dengan dibuat rata-rata kedalaman pertitik adalah sedalam 15 meter. Akan
tetapi pada saat pelaksanaannya, kedalaman masing-masing pemboran tidak akan sama
disesuaikan dengan tinggi muka tanah dari rencana elevasi bangunan air pada setiap
sectionnya. Konsultan agar melakukan studi awal terlebih dahulu dan mengkonsultasikan
kepada direksi pekerjaan sebelum melaksanakan penyelidikan.
Pada saat pelaksanaan bor dalam harus disertai dengan insitu testnya seperti test SPT,
permeabilitas dan pengambilan sampel disturb dan undisturb. Metode dan jumlah titik pada
setiap titik pemboran disesuaikan dengan standar keteknikan yang berlaku. Diharapkan
konsultan melakukan studi awal terlebih dahulu dan mengkonsultasikan kepada direksi
pekerjaan sebelum melaksanakan penyelidikan.
Dalam melakukan pemboran dilakukan dengan standar dan prosedur yang telah baku yaitu
standar ASTM D 2113 70 (1976), seperti :
 Diameter peralatan bor dan jenis mata bor
 Core Recovery selalu dihitung tiap pengambilan inti atau tiap meter inti
 RQD (Rock Quality Designation) selalu dihitung.
 Pencatatan muka air tanah tiap pagi dan sore
 Dibuat log bor dan laporan harian
 Inti diambil untuk sample diberi ciri pada kotak penginti/box kayu
Dalam pelaksanaan pemboran inti menggunakan bor mesin, untuk menembus tanah dan atau
batuan serta mempergunakan mata bor yang sesuai dengan fisik batuan seperti akan
menggunakan matabor intan (diamon bit) bila dalam pelaksanaan pemboran menembus
batuan yang keras dan menggunakan matabor widya (steel bit) bila dalam pelaksanaan
pemboran menembus tanah atau batuan lunak.
Pemboran inti dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan inti
dengan persentase mendekati 100%. Hal ini dapat dilaksanakan dengan pengaturan jumlah
dan tekanan air dan tekanan mata bor pada dasar lubang yang sesuai, sehingga batuan lapuk
serta rekah/pecah dapat terambil intinya.
Untuk melaksanakan pekerjaan ini menggunakan singel atau dobel penginti (single) atau
(double tub) dengan ukuran NQ (Standard DCDMA) yang akan menghasilkan inti dengan garis
tengah 63 atau 54 mm.
Inti hasil pemboran dengan segera di tempatkan pada kotak penginti (core box) yang telah
dipersiakan sebelumnya, dengan bentuk dan ukuran disesuaikan dengan standar yang berlaku.
(b) Standar Penetrasi Test
Pengujian Shot Penetration Test (SPT) akan dilakukan pada tiap-tiap interval 3 meter. Maksud
dan tujuan pekerjaan penetrasi test adalah :
 Mendapatkan nilai mak. N>50/30 dari hasil tes N2/15+N3/15
 Mengetahui kedalaman tanah keras
Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan standart penetrasi test adalah
sebagai berikut :
 Tabung SPT harus mempunyai ukuran diameter OD 2 inch/profil ID 1,38 inch, panjang
24 inch split spoon sampler tipe.
 Hammer yang dipakai untuk melakukan penumbukan 63,5 kg dengan tinggi jatuh 75 cm.
 Sebelum dilakukan SPT, casing harus diturunkan sampai dasar lubang. Lubang bor
kemudian dibersihkan dari sisa pengeboran.
 Tabung diangkat ke permukaan tanah kemudian split spoon sampler dibuka. Sluge yang
terdapat dalam tabung harus dibuang. Unified soil clasification kemudian dipergunakan
untuk menyusun soil description atau litologi tanah tersebut dapat dipakai untuk
laboratorium test. Untuk itu sample harus dimasukkan ke dalam kantong plastik yang
ditutup dengan baik dan diberi identitas nomor dan kedalamannya.
 Pelaksanaan SPT dihentikan setelah mendapatkan harga SPT 35 dari hitungan N2 + N3
sebanyak 3 kali berturut-turut (pengeboran tetap dilaksanakan hingga kedalaman yang
ditentukan.
(c) Sondir Test
Test sondir adalah suatu metode uji penekanan yang dilakukan untuk menganalisa daya
dukung tanah dan mengukur kedalaman lapisan tanah keras atau pendukung yang biasa
disebut tanah sondir. Pengukuran dilakukan pada 24 titik yang tersebar pada lokasi
pelaksanaan dan telah disetujui oleh direksi pekerjaan.
(d) Permeability Test
Test permabilitas dilakukan dengan menggunakan metode yang sesuai dengan kondisi tanah
dan batuan lokasi penyelidikan. Bila pada tanah atau batuan lunak, dengan menggunakan
metoda open constant head test atau open end constant head test, atau falling head test, dan
bila pada batuan keras menggunakan metoda test air bertekanan (lugeon). Permeability test
ini dilakukan pada setiap kedalaman pemboran inti 5 meter.
(3) Pengambilan contoh (sample) tanah
(a) Pengambilan contoh tanah terganggu (disturb)
Pengambilan contoh tanah terganggu diperlukan untuk mengetahui jenis tanah, gradasi,
klasifikasi, konsistensi, kepadatan, adanya pencemaran, stratifikasi dan lain-lain. Metode
pengambilan contoh tanah berbeda-beda mulai dari cara manual, dengan alat keruk
menggunakan truck mounted auger dan cara bor putar. Jika diperlukan, maka contoh tanah
terambil dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan alami tanah sebelum pengujian dilakukan.
(b) Pengambilan contoh tanah tidak terganggu (undisturb)
Pengambilan contoh tanah tidak terganggu digunakan untuk menentukan kekuatan tanah in-
situ, kompresibilitas (penurunan), kadar air asli, berat volume, sifat kelulusan air, diskontinuitas,
patahan dan retakan formasi tanah dasar.
Tingkat gangguan contoh tanah tidak terganggu bergantung pada:
 jenis material tanah dasar;
 jenis dan kondisi alat yang digunakan;
 pengetahuan petugas pengeboran;
 lokasi penampungan contoh yang digunakan;
 metode transportasi contoh yang digunakan.
Diperlukan cara perhitungan yang tepat untuk menghindari atau mengurangi tingkat gangguan
yang dapat mempengaruhi desain. Pengambilan contoh tanah tidak terganggu (Undisturbed
Sample) akan dilakukan pada tiap perubahan tanah dengan kondisi tanah yang lembek (N<10).
Pengambilan contoh tanah tidak terganggu (Undisturbed Sample) menggunakan tabung
dengan panjang 60 cm dan diameter 76 mm yang dimasukkan ke dalam tanah dengan cara
ditekan dengan menggunakan hidrolik mesin bor.
(4) Analisis Laboratorium
Analisis laboratorium dilakukan di laboratorium yang terakreditasi KAN. Pekerjaan ini perlu
dilakukan karena untuk mendapatkan kualitas air, karakteristik material sedimen dan nilai sifat
fisik dan mekanik dari tanah dan batuan yang akan digunakan sebagai kriteria dan bahan
konstruksi. Adapun parameter yang akan dianalisis di laboratorium adalah sebagai berikut:

(a) Uji Kualitas Air


Uji kualitas air dilakukan di laboratorium atau balai yang mendukung pengujian kualitas air
dengan standar hasil pengujian mencakup:
 Pengujian parameter fisika;
 Pengujian parameter biologi;
 Pengujian parameter kimia.
(b) Uji Sedimen
Uji sedimen dilakukan di laboratorium atau balai yang mendukung pengujian sedimen untuk
mengetahui karakteristik material sedimen, tingkat dan kemungkinan terjadinya sedimentasi.
Pengujian yang dilakukan yaitu:
 Pengambilan contoh dan uji laboratorium sedimen layang pada kedalaman 0.2d, 0.4d,
dan 0.8d, dengan d adalah kedalaman di lokasi pengamatan. Dan pengambilan contoh
sedimen dasar;
 Pengambilan sampel dilakukan di 5 titik. Untuk sedimen layang diambil dengan
menggunakan botol Nansen sedangkan untuk sedimen dasar diambil dengan
menggunakan Bottom Grabber;
 Setiap sampel dilakukan pengujian laboratorium untuk mendapatkan konsentrasi
sedimen, grain size/gradasi butiran, klasifikasi material sediment, data gerakan sedimen,
komposisi bed load, kadar suspended load, dan pola sebaran sedimen.
(c) Mekanika Tanah

 Sifat Fisik Tanah


 Kadar Air
Uji kadar air bertujuan untuk mengukur jumlah air yang ada dalam tanah sesuai
dengan berat keringnya, untuk memperoleh karakteristik kuat geser, penurunan dan
parameter lainnya secara korelasi empirik. Uji dapat dilakukan dengan standar uji
SNI 03-1976, SNI 03-1965-1990 Metode Pengujian Kadar Air Tanah atau ASTM D
4959 Test Method for Determination of Water (Moisture) Content of Soil by Direct
Heating Method.
Prosedur uji dilakukan dengan cara mengeringkan tanah dalam oven pada temperatur
110 ± 50 C dengan berat tetap (penguapan air bebas) yang dilakukan selama
12 jam sampai dengan 18 jam.
 Berat Jenis
Tujuan uji berat jenis adalah untuk mengukur berat jenis butiran tanah. Uji dapat
dilakukan dengan mengacu pada standar uji SNI 03-1964-1990 Metode Pengujian
Berat Jenis Tanah / ASTM D 854 Test Method for Specific Gravity of Soils, PT-03,
SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986.
Prosedur uji dilakukan dengan cara mengukur berat jenis sebagai rasio berat
dengan volume tertentu bahan padat tanah pada temperatur tertentu terhadap berat air
suling dengan volume yang sama pada temperatur tersebut, yang diambil dalam
temperatur udara.
 Berat Volume
Pengukuran berat volume contoh tanah tidak terganggu di laboratorium, dilakukan secara
sederhana dengan menimbang bagian contoh tanah dan membaginya dengan volume
(SNI-03-3637-1994 Metode Pengujian Berat Isi Tanah Berbutir Halus Dengan Cetakan
Benda Uji). Kadar air harus dihasilkan pada waktu yang sama untuk memberikan
konversi yang diperlukan dari berat volume total hingga berat volume kering.
Jika contoh tidak terganggu tidak tersedia, maka berat volume dievaluasi dari
hubungan berat volume antara kadar air dan atau angka pori maupun derajat kejenuhan
yang diasumsi atau yang teruji.
 Analisis Saringan
Uji analisis saringan dapat dilakukan dengan mengacu pada standar uji SNI 03-1975-
1990 Metode Mempersiapkan Contoh Tanah dan Tanah Mengandung Agregat, SNI
03-3423-1994 Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah Dengan Alat Hidrometer,
ASTM D 422 Test Method for Particle Size Analysis of Soils atau ASTM D 1140 Test
Method for Amount of Material in Soils Finer than the No. 200 (75μm). Tujua uji
analisis saringan adalah untuk mengukur persentase berbagai ukuran butir.
Distribusi ukuran butir digunakan untuk menentukan klasifikasi tekstur tanah (misal
kerikil, pasir, lempung lanauan dan lain-lain) yang akan digunakan dalam evaluasi
karakteristik teknik seperti kelulusan air, kekuatan dan potensi swelling.
Prosedur uji dilakukan dengan cara mencuci contoh yang representatif dan disiapkan
melalui serangkaian saringan. Jumlah material yang tertahan pada masing-masing
saringan dikumpulkan dalam keadaan kering dan ditimbang untuk mengukur persentase
material yang melewati ukuran saringan itu.
 Analisis Hidrometer
Uji analisis hidrometer dapat dilakukan dengan mengacu pada standar uji SNI 03-3422-
1994 Metode Pengujian Batas Susut Tanah atau ASTM D1140 Test Method for Amount
of Material in Soils Finer than the No. 200 (75μm).
Tujuan uji ini adalah untuk mengukur distribusi (persentase) ukuran butiran yang lebih kecil
dari saringan No.200 (<0,075 mm) dan mengidentifikasi persentase lanau, lempung dan
koloida dalam tanah.
Prosedur uji dilakukan dengan cara mencampur tanah yang melewati saringan No. 200
dengan dispersant dan air suling, lalu ditempatkan dalam gelas ukur dalam keadaan
suspensi cair. Berat jenis campuran diuji secara berkala dengan menggunakan
hidrometer, yang dikalibrasi untuk mengukur laju penurunan butiran tanah. Ukuran
relatif dan persentase butiran halus diukur berdasarkan hukum Stokes yaitu untuk
pengendapan butiran bulat.
 Batas-batas Atterberg
Uji batas-batas Atterberg dapat dilakukan dengan mengacu pada standar uji SNI 03-
1966-1990 Metode Pengujian Batas Plastis Tanah, SNI 03-1967-1990 Metode
Pengujian Batas Cair Dengan Alat Casagrande, SNI 03-1975-1990 Metode
Mempersiapkan Contoh Tanah dan Tanah Mengandung Agregat, SNI 03-3422-1994
Metode Pengujian Batas Susut Tanah, PT-03, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986
atau ASTM D 4318 Test Method for Liquid Limit, Plastic Limit and Plasticity Index if Soils.
Untuk menggambarkan konsistensi dan plastisitas tanah berbutir halus dengan perubahan
derajat kadar air diperlukan uji batas-batas Atterberg.
 Sifat Teknis Tanah

Sifat teknik tanah ditentukan dengan melakukan uji-uji yang terdiri atas uji kuat geser,
analisis tegangan total dan efektif, uji kuat geser tanah terkekang, uji kekuatan triaksial,
uji kuat geser langsung, uji resonant column, dan uji geser baling mini (miniature
vane). Parameter-parameter yang diperoleh dari hasil uji tersebut digunakan untuk
analisis dan desain pondasi dan timbunan pada bangunan air dan bendungan, serta
bangunan pelengkapnya.
(d) Uji Kuat Geser
Kuat geser harus ditentukan berdasarkan gabungan uji lapangan dan laboratorium. Hasil uji
laboratorium memberikan parameter kuat geser acuan dengan batasan dan pembebanan
yang terkontrol.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
 Untuk lempung, digunakan uji laboratorium yang mencakup uji tekan tidak terkekang
(UC = unconfined compression) atau uji tidak terkonsolidasi tidak terdrainase (UU).
 Contoh tidak terganggu maupun contoh yang dicetak ulang (remolded) atau yang
dipadatkan dapat digunakan untuk uji kuat geser. Untuk uji kuat geser tanah
terganggu dan tanah dicetak ulang, benda uji harus dipadatkan atau distabilkan pada
kadar air dan kepadatan tertentu. Jika pengambilan contoh tidak terganggu tidak praktis
(misal tanah pasiran dan tanah kerikilan), maka perlu disiapkan benda uji cetak
ulang yang mendekati kepadatan dan kadar air alami untuk pengujian.
(e) Uji Kekuatan Triaksial
Uji kekuatan triaksial bertujuan untuk mengetahui karakteristik kekuatan tanah yang
mencakup informasi rinci pengaruh tekanan lateral, tekanan air pori, drainase dan
konsolidasi. Uji dapat dilakukan dengan mengacu pada standar uji SNI 03-4813 Metode
Pengujian Triaksial Untuk Tanah Kohesif Dalam Keadaan Tanpa Konsolidasi dan Drainase,
SNI 03-2455 Metode Pengujian Triaxial A, SNI 03-2815-1992 Metode Pengujian Triaxial
B atau ASTM D 2850 Test Method for Unconsolidated, Undrained Compressive Strength
of Cohesive Soils in Triaxial Compression, D 4767 Test Method for Consolidated-Undrained
Triaxial Compression Test on Cohesive Soils.

f) Pelaksanaan Sosialisasi dan Koordinasi Kegiatan


Melakukan perencanaan berdasarkan pendekatan top down dan bottom up planning dalam
bentuk “Pertemuan Konsultasi Masyarakat” (PKM) yang mengikut sertakan seluruh stakeholder
dari beberapa elemen masyarakat seperti tokoh masyarakat, LSM, dan Instansi Pemerintah
terkait.
Maksud dilakukannya PKM ini adalah untuk memenuhi aspirasi dan persepsi masyarakat dan
merencanakan suatu prospektif pengembangan wilayah dalam rangka mengurangi dampak
penafsiran tentang pengelolaan sumber daya air dengan strategi dan kebijakan sesuai dengan
paradigma pengembangan wilayah dari Pemerintah daerah.
Sosialisasi ini memberikan informasi rencana pembangunan jaringan air baku terkait maksud
pembangunan, manfaat dan informasi serta menampung aspirasi stakeholder yang akan
ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah. Diskusi dan sosialisasi yang akan dilaksanakan
anatara lain:
 Diskusi PKM;
 Diskusi Konsep Laporan Pendahuluan;
 Diskusi Laporan Pertengahan;
 Diskusi Konsep Laporan Akhir; dan
 Diskusi Kemajuan Kegiatan dengan Tim teknis.

g) Detail Desain Bangunan Utama dan Jaringan Air Baku


 Membuat detail desain bangunan sarana dan prasarana penyediaan air baku
berdasarkan hasil studi identifikasi yang telah sesuai dengan kondisi daerah dimana
bangunan tersebut akan dibangun mencakup analisa hidrolis dan struktur. Diantaranya
yaitulokasi bangunan pengambilan, type bangunan pengambilan, desain pipa transmisi
termasuk Analisa penentuan jenis pipa, diameter pipa serta pemodelan jaringan pipa
transimisi, desain perlintasan dan jembatan pipa dan listrik untuk kebutuhan pompa.
 Untuk setiap program wajib mendemokan atau mempresentasikan program yang
digunakan.
 Penggambaran desain bangunan terdiri dari:
 Gambar situasi.
 Gambar denah
 Gambar tampang melintang
 Gambar tampang memanjang
 Gambar detail
 Gambar gambar lain yang diperlukan.
 Gambar bangunan air baku mencantumkan data, dimensi rencana, lokasi bangunan
rencana, muka tanah asli, batas ROW, sesuai petunjuk direksi.
 Pemberian nama dan keterangan/penjelasan gambar harus diperiksa dan disetujui direksi
 Skala gambar:
 Peta situasi skala 1 : 2000
 Gambar potongan bangunan memanjang 1 : 100 atau 1 : 200
 Gambar potongan bangunan melintang : 100
 Bangunan lainnya 1 : 50 dan / atau 1 : 100
 Detail bangunan 1:10 dan/atau 1:20
 Penggambaran trase jaringan transmisi, memanjang dengan skala H = 1 : 2.000 dan
V = 1 : 100 serta melintang 1 : 100
 Menyusun spesifikasi Teknis, Metode Pelaksanaan, Volume Pekerjaan, Rencana
Anggaran Biaya (RAB) termasuk analisis harga satuan untuk semmua jenis pekerjaan.
 Menyusun Dokumen Tender
Dokumen Tender terdiri dari album Gambar, Spesifikasi Teknis (khusus), Volume
Pekerjaan (BOQ), beserta daftar pekerjaan perencanaan jaringan, harus disisin dan
diserahkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi/Pemberi pekerjaan.
 Membuat Detail Desain kelengkapan insfrastruktur OP (rumah genset, jembatan layanan,
rumah pompa, rumah jaga).
 Membuat pedoman O & P Jaringan Air Baku.
 Pembuatan Peta Informasi Jaringan Air Baku dengan skala 1 : 25.000.

h) Engineering Estimate (EE)


EE dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dengan lingkup sebagai berikut:
 Menyusun Spesifikasi Teknik, Metode Pelaksanaan, Volume Pekerjaan, Rencana
Anggaran Biaya (RAB) termasuk analisis harga satuan untuk semua jenis pekerjaan.
 Menyusun Dokumen Tender.
Dokumen Tender yang terdiri dari Album Gambar, Spesifikasi Teknis (khusus), Volume
Pekerjaan (BOQ), bersama Daftar Pekerjaan perencanaan jaringan, harus disusun dan
diserahkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi / Pemberi pekerjaan.

i) Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)


SMKK dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dengan lingkup sebagai berikut:
 Mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan
kerja. Hal ini termasuk membuat tingkatan dampak dari bahaya (impact) dan
kemungkinan terjadinya bahaya tersebut (probability)
 Menyusun rencana program keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi upaya
preventif dan upaya korektif. Upaya preventif bertujuan untuk mengurangi terjadinya
bahaya atau kecelakaan di lingkungan kerja. Upaya protektif bertujuan untuk
menanggulangi kecelakaan yang terjadi di Iingkungan kerja
 Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan keselamatan kerja.
Dokumentasi yang baik termasuk faktor penting dalam mencegah dan menanggulangi
bahaya. Hal ini termasuk merancang prosedur baku dan memelihara barang atau catatan
terkait kesehatan dan keselamatan kerja
 Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta menganalisis akar masalah
termasuk tindakan preventif dan korektif yang diambil.

j) Rekomendasi Upaya Konservasi SDA untuk Menjaga Kelestarian SDA


Pengelolaan SDA adalah upaya terpadu untuk memelihara dan melestarikan ketersediaan
sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi manusia dengan tetap
memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Atas dasar tersebut diatas diperlukan
rekomendasi sebagai bentuk upaya konservasi untuk menjaga kelestarian SDA yang harus
dikelola secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan pembangunan.

12. Keluaran Dokumen SID (Studi Investigasi Desain) Penyediaan Air Baku Genangan Pice di Kabupaten
Belitung Timur
13. Peralatan, - PPK menyediakan ruang asistensi dan diskusi, PPK akan mengangkat petugas atau
Material, wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping.
- Memberikan fasilitas beruba sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia
Personel dan
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Surat Perjanjian (kontrak)
Fasilitas dari - Ketentuan peralatan dan bahan yang disediakan oleh PPK untuk kebutuhan pelaksanaan
Pejabat pekerjaan oleh penyedia jasa harus menyerahkan peralatan dan bahan sisa sesuai instruksi
Pembuat PPK.
Komitmen
14. Peralatan dan Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
Material dari dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan cara sewa diantaranya adalah
:
Penyedia
- Kendaraan Roda 4
Jasa - Kendaraan Roda 2
Konsultansi - Komputer dan Printer
- Base Camp
- Kantor
- Meja Kerja
- Kursi

15. Lingkup Penyedia Jasa dapat bertindak atas nama Pengguna Jasa untuk mengumpulkan data dan
Kewenangan informasi terkait lingkup kegiatan.
Penyedia
Jasa
16. Jangka Waktu Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan selama 210 (Dua Ratus Sepuluh) hari kalender pada
Penyelesaian Kegiatan Perencanaan dan Program Satker Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung Tahun
Anggaran 2021.
Pekerjaan

17. Personel Penyedia Jasa harus menunjuk tenaga ahli yang berkompeten di bidangnya yang sewaktu-
waktu dapat dihubungi dalam rangka pelaksanaan pekerjaan tersebut dan mempunyai kuasa
untuk bertindak dan mengambil keputusan atas nama Penyedia Jasa dengan personil inti
sebagai berikut:

Kualifikasi
Tingkat Status Jmlh
Posisi Pengala
Pendidik Jurusan Keahlian Tenaga Org
man
an Ahli bln
Profesional Staf
Ketua Team / Ahli
Teknik 6
Ahli Sumber S2 Ahli SDA Madya 7
Sipil Tahun
Daya Air SDA
Tugas :
- Mengkoordinir seluruh tenaga ahli dan tenaga pendukung dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan kerangka acuan kerja, baik dibidang manajerial maupun
teknis.
- Menyiapkan rencana kerja konsultan, serta mengontrol pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan jadwal rencana kerja sehingga kegiatan-kegiatan tepat waktu.
- Bertanggung jawab penuh atas pekerjaan secara keseluruhan kepada pihak pengguna
jasa, baik dalam ketepatan waktu maupun mutu secara teknis dan administrasi.
Teknik 3 Ahli
Ahli Hidrologi S1 Ahli SDA 4
Sipil Tahun Madya
Tugas :
- Mempelajari dampak kegiatan dalam aspek hidrologi dan bangunan air dalam
dokumen detail desain.
- Bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan kegiatan dibidang tugasnya.
Ahli Struktur Teknik Ahli 3 Ahli
S1 4
Bangunan Air Sipil SDA Tahun Madya
Tugas :
- Merencanakan beberapa alternative bangunan teknik sipil air dan permodelanya.
Teknik 3 Ahli
Ahli Geodesi S1 Ahli Geodesi 4
Geodesi Tahun Muda
Tugas :
- Merencanakan lingkup survey topografi,
- Mengkoodinir dan bertanggung jawab terhadap hasil pengukuran topografi
Ahli Geotek/ Teknik 3 Ahli
S1 Ahli Geoteknik 4
Mektan Sipil Tahun Muda
Tugas :
- Menyiapkan data geoteknik
- Mempelajari dan menguasai data sekunder daerah yang akan di selidiki
- Analisi penyelidikan geoteknik untuk pekerjaan SDA
- Membuat laporan dan rekomendasi hasil penyelidikan
Teknik Ahli
Ahli Cost 3 Ahli
S1 Manajemen 3
Estimate Sipil Tahun Muda
Konstruksi
Tugas :
- Melakukan perhitungan kebutuhn jumlah, spek dan harga bahan material.
- Perhitungan MTO (Material take off) dan BOQ (bill of quantity).
- Melaksanakan kegiatan-kegiatan lain sesuai penugasan untuk kepentingan pekerjaan
yang tepat guna.
Ahli Teknik
Plumbing dan Teknik 3 Ahli
S1 Ahli Perpipaan 3
pompa Mesin Tahun Muda
mekanik

Tugas :
- Mengumpulkan data kebutuhan untuk perencanaan system plambing dan pompa
mekanik.
- Melakukan tinjaun lapangan untuk tata letak system plambing dan pompa mekanik
- Membuat laporan
Ahli K3 Teknik 3 Ahli
S1 Ahli SDA 1
Konstruksi Sipil Tahun Muda
Tugas :
- Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait K3
- Merencanakan dan menyusun program K3
- Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
- Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program K3
- Mengusulkan perbaikan metode kerja berbasis K3, jika diperlukan
- Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan
darurat
Sub Profesional Staf
Ahli Sosial Sosial
S-1 - 3 Tahun - 2 OB
Ekonomi Ekonomi
Asisten Ahli Teknik
S1 - 1 Tahun - 4 OB
Hidrologi Sipil
Asisten Ahli
Teknik
Plumbing dan S-1 T. Sipil - 1 Tahun - 3 OB
Pompa
Mekanik
Asisten Ahli
Struktur S-1 T. Sipil - 1 Tahun - 4 OB
Bangunan Air
Asisten Ahli
Geotek/Mekta S-1 T. Sipil - 1 Tahun - 4 OB
n
Asisten Ahli
S-1 T. Sipil - 1 Tahun - 3 OB
Cost Estimate
Jadwal Personil

No Posisi 1 2 3 4 5 6 7

1 Ketua Team / Ahli


Sumber Daya Air

2 Ahli Hidrologi
Ahli Struktur Bangunan
3 Air

4 Ahli Geodesi

5 Ahli Geotek/Mektan

6 Ahli Cost Estimate


Ahli Teknik Plumbing
7 dan Pompa Mekanik

9 Ahli K3 Konstruksi

18. Jadwal Kegiatan ini mulai dilaksanakan sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Tahapan Secara umum, tahapan pelaksanaan yang akan dilakukan oleh Penyedia Jasa dalam kegiatan
ini adalah:
Pelaksanaan
a. Penyusunan rencana kerja yang dituangkan dalam bentuk laporan Program Mutu
Pekerjaan b. Survey Pendahuluan serta sosialisasi pada masyarakat bertujuan untuk memperoleh data
sekunder tentang kondisi lokasi studi.
c. Penyusunan Konsep Laporan Pendahuluan dan Laporan Pendahuluan serta pelaksanaan
diskusi, yang berisi tentang hasil survey pendahuluan serta membahas program kerja yang
akan dilaksanakan.
d. Pelaksanaan survey, identifikasi dan studi lapangan untuk mendapatkan data primer
tentang kondisi lapangan serta data pendukung yang akan digunakan dalam penyusunan
rencana dan desain.
e. Penyusunan Laporan Pertengahan dan pelaksanaan diskusi, yang berisi tentang hasil
survey lapangan serta membahas program kerja, rencana dan desain penanganan.
f. Pelaksanaan Sosialisasi pada Pemerintah Daerah dan unsur masyarakat di sekitar lokasi
studi tentang rencana dan desain penanganan dalam bentuk Diskusi/Pertemuan Konsultasi
Masyarakat (PKM).
g. Penyusunan laporan akhir.
h. Pelaksanaan Diskusi Konsep Laporan Akhir, yang membahas tentang hasil akhir desain
penanganan.
i. Pemasukan Laporan akhir.

Laporan
19. Program Program Mutu berisi tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM), mencakup seluruh prosedur dan
Mutu metode kegiatan, dari pekerjaan awal sampai akhir pekerjaan dan terlebih dahulu harus
dikonsultasikan dan mendapat persetujuan dari pemberi pekerjaan dan harus diserahkan pada
waktu Rapat Pra Pelaksanaan Pekerjaan. Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan
.
20. Konsep Laporan ini memuat rencana kegiatan berupa pekerjaan persiapan, hasil survey awal
Laporan (inventarisasi dan identifikasi awal), evaluasi data sekunder, identifikasi permasalahan yang
Pendahuluan ada di lapangan, metode pendekatan yang akan digunakan dalam analisis, penyusunan
program kerja, jadwal penugasan personil, mobilisasi personil serta rencana kerja berikutnya.
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan.
21. Laporan Laporan Pendahuluan berisikan :
Pendahuluan Laporan ini memuat rencana kegiatan berupa pekerjaan persiapan, hasil survey awal
(inventarisasi dan identifikasi awal), evaluasi data sekunder, identifikasi permasalahan yang
ada di lapangan, metode pendekatan yang akan digunakan dalam analisis, penyusunan
program kerja, jadwal penugasan personil, mobilisasi personil serta rencana kerja berikutnya.
Laporan ini harus sudah diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah SPMK
diterbitkan. Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan dengan mengakomodir masukan
dan hasil pembahasan diskusi pendahuluan.

22. Laporan Laporan Bulanan berisikan laporan kemajuan prestasi pekerjaan berupa kegiatan setiap bulan
Bulanan dan permasalahan yang terjadi di lapangan dan langkah yang perlu diambil serta pekerjaan-
pekerjaan yang akan dikerjakan pada periode berikutnya disertai dengan kurva “S”. Bobot
pekerjaan harus berdasarkan kondisi sebenarnya. Laporan ini diserahkan selambat-lambatnya
pada minggu pertama bulan berikutnya. Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan
setiap bulannya.

23. Laporan Laporan Pertengahan berisikan kegiatan pekerjaan yang sedang dan akan dilakukan. Laporan
Pertengahan Pertengahan ini dibuat pada saat diperkirakan bahwa konsultan telah mampu menyelesaikan
pembuatan desain awal, yaitu setelah pengumpulan data selesai dan yang disusul kegiatan
analisa dan perhitungan untuk desain awal telah selesai.
a. Progres pekerjaan apa saja yang telah diselesaikan dan bagian program apa yang mestinya
selesai tetapi ternyata belum selesai atau sebaliknya, kegiatan apa yang semestinya belum
dilakukan tetapi telah didahulukan.
b. Penjelasan hasil dari desain awal yang telah dicapai, perlu ada rincian bagian-bagian yang
mana yang telah diselesaikan dan mana yang belum tercapai.
c. Uraikan kendala dan penyelesaiannya apabila selama pelaksanaan kegiatan mungkin
banyak kendala yang dihadapi oleh konsultan, juga kendala yang tidak dapat diselesaikan
oleh konsultan tetapi perlu bantuan dari pihak lain.
d. Program kerja untuk waktu yang akan datang perlu disampaikan dengan jelas, termasuk
rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengantisipasi bilamana dijumpai kendala
atau kesulitan atau gangguan.
e. Demikian juga saran-saran untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan pembuatan desain harus
dikemukakan, bilamana perlu dimintakan persetujuan.
Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan dengan mengakomodir masukan dan hasil
pembahasan diskusi interim (pertengahan).

24. Laporan Nota Nota desain lengkap yang menunjukkan semua metoda, rumus dan petunjuk yang digunakan
Desain dalam pekerjaan desain, serta perhitungan model matematik. Laporan ini dapat diterima
apabila telah mendapatkan persetujuan dari pengawas dan atau direksi pekerjaan melalui
lembar asistensi.
Laporan Nota Desain ini dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan.

25. Konsep Konsep Laporan Akhir berisi rangkuman dari seluruh kegiatan survei yang telah dilakukan,
Laporan beserta metode dan hasil-hasil perhitungannya, perhitungan analisa ekonomi, saran-saran,
rangkuman. Sebelum dicetak sebagai Laporan Akhir, konsep ini harus telah didiskusikan dan
Akhir
disetujui. Dalam laporan ini harus pula memuat daftar - daftar pustaka dan data. Laporan ini
dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan.

26. Laporan Laporan Akhir ini merupakan penyempurnaan konsep laporan akhir yang sudah mendapat
Akhir berbagai masukan, saran dan koreksi dari pemangku kepentingan (stakeholders) terkait pada
saat diskusi pendahuluan, diskusi interim, dan diskusi akhir. Laporan ini diserahkan sebelum
batas akhir kontrak pekerjaan. Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan.

27. Laporan Executive Summary ini merupakan laporan ringkasan dari laporan akhir. Laporan ini dibuat
Executive sebanyak 5 (lima) buku laporan dan diserahkan sebelum batas akhir kontrak pekerjaan.
Summary
28. Laporan Laporan penunjang terdiri dari :
Penunjang a. Laporan Hidrologi
b. Laporan System Planning
c. Laporan Pengukuran Topografi dan Trase Jaringan Pipa Transmisi
d. Laporan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah
e. Laporan PKM
f. Laporan Analisa Biaya (RAB) dan BOQ
g. Laporan Konsep Manual OP
h. Laporan Konsep SMKK
i. Spesifikasi Teknik
j. Buku Ukur
k. Laporan Sosial Ekonomi
l. Laporan Hasil Laboratorium
m. Laporan Rekomendasi Upaya Konservasi SDA
n. Laporan analisis resiko pelaksanaan pekerjaan konstruksi
o. Laporan konsep metode konstruksi
p. Standar konsep dokumen lelang
q. Laporan dokumentasi sebanyak 1 (satu) album foto
r. Video drone sebanyak 3 (tiga) sesi
s. Semua laporan kegiatan dan meta data hasil pengukuran di asrsipkan di dalam SSD 1TB
eksternal sebanyak 1 buah sebagai arsip digital balai
Laporan ini masing-masing dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan.

29. Laporan Laporan desain dan Gambar Perencanaan :


Desain a) Peta :
- Ikhtisar skala = 1:15.000 atau 1:20.000 atau 1 :25.000
- Peta situasi skala 1:2.000
- Peta Informasi Jaringan Air Baku Skala 1:25.000
b) Gambar :
- Potongan memanjang skala H 1:100 dan skala V 1:200
- Potongan bangunan melintang skala 1:100
- Bangunan lainnya skala 1:50 dan/atau 1:100
- Detail bangunan 1:10 dan/atau 1:20
- Penggambaran trase jaringan Transmisi, memanjang skala 1:2.000 dan melintang
1:100
a. Gambar Blue Print A1, sebanyak 5 Set.
b. Gambar Desain Ukuran A3, sebanyak 5 Set.

Hal – Hal Lain


30. Produksi Dalam pelaksanaan pekerjaan ini diupayakan agar penyedia jasa memprioritaskan
Dalam Negeri pemanfaatan produk dalam negeri.
Kondisi pengecualian prioritas barang/jasa produk asing seperti melalui impor hanya terjadi
dalam tiga kondisi, yaitu :
 Barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri;
 Spesifikasi teknis barang yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi persyaratan; dan
atau, volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan
31. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
Kerja Sama jasa konsultansi ini, maka penyedia jasa utama Wajib mempunyai Perjanjian Kerja Sama
Operasi/Kemitraan yang memuat presentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut.
32. Pedoman Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara sosialisasi, wawancara terstruktur, dialog dan
Pengumpulan pengukuran secara langsung dilapangan.
Metode pengumpulan data penelitian :
Data
- Observasi
Lapangan - Wawancara
- Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
- Pengukuran Fisik
- Percobaan Laboratorium
Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui inventarisasi data sekunder untuk melengkapi
data yang diperoleh dari survei primer berupa kajian literatur yang berkaitan dengan lingkup
pekerjaan.

33. Alih Apabila dipandang perlu oleh Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung, maka
Pengetahuan Penyedia Jasa harus mengadakan kursus singkat, diskusi dengan subtansi pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di lingkungan Balai Wilayah Sungai
Bangka Belitung.

Pangkalpinang, 24 Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai