2018
EXECUTIVE SUMMARY
RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR
MINUM KABUPATEN RENCANA
SERANGINDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
2019-2038 KABUPATEN SERANG 2019-2038
LAPORAN AKHIR – 2018
1
LATAR BELAKANG
Pertumbuhan penduduk dan industri di Kabupaten Serang yang meningkat dengan pesat, berakibat
pada meningkatnya kebutuhan air baku. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk dan industri semakin
tinggi pula kebutuhan air bakunya. Beberapa permasalahan tentang air baku antara lain: terjadinya
penurunan kualitas, kuantitas dan kontinuitas sumber air baku akibat pertumbuhan penduduk, proses
pembangunan, perkembangan industri dan pariwisata yang kurang terkendali, serta penggundulan
hutan. Permasalahan lain yang sering timbul dalam penanganan air bersih adalah keterbatasan sumber
daya, khususnya masalah pembiayaan/keuangan. Untuk menghasilkan air dengan kualitas yang layak,
dan menghantarkannya kepada konsumen maka tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan untuk
kontruksi Intake, sistem transmisi, pengolahan dan distribusi, juga untuk operasional dan perawatan,
apalagi jika air baku yang digunakan adalah air permukaan. Untuk itu perlu adanya suatu upaya-upaya
yang dilakukan secara konsisten dan terpadu untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut
sehingga tersedia supply dan demand air baku dapat seimbang.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat, khususnya di Kabupaten Serang, perlu
dilakukan kajian yang bersifat menyeluruh agar tercapainya 100% universal access. Pemerintah telah
menerbitkan regulasi yang memberikan pedoman, baik kepada pemerintah kabupaten/kota dan pihak
lainnya yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan air minum dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Kewajiban
menyusun masterplan/rencana induk pengembangan sistem penyediaan air minum, sesuai dengan PP
tersebut adalah merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah. Berkaitan dengan hal tersebut diatas,
Pemerintah Kabupaten Serang, dalam hal ini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
pada tahun anggaran 2018 ini, melaksanakan kegiatan penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan
Air Minum (RISPAM) Kabupaten Serang.
Dalam mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang hendak dilaksanakan adalah:
a. Pasokan Air Baku dari Waduk Karyan untuk Kabupaten Serang adalah 240 L/detik dengan unit
distribusi pelayanan:
- Off Take Kopo 140 L/detik
i. Kecamatan Jawilan
ii. Kecamatan Kopo (Kawasan Industri)
iii. Kecamatan Pamarayan (Kawasan Industri)
- Off Take Cikande 100 L/detik
i. Kecamatan Cikande (Kawasan Industri)
ii. Kecamatan Binuang
b. Pasokan Air Baku dari Bendung Sindangheula untuk Kabupaten Serang adlaah 410 L/detik
dengan unit distribusi pelayanan:
- Off Take Pabuaran 30 L/dt untuk Kecamatan Pabuaran
- Off Take Kramat Watu 115 L/detik untuk Kecamatan Krmat Watu
- Off Take Bojonegara 250 L/detik untuk Kecamatan Bojonegara (Kawasan Andalan dengan
Sektor Industri dan pertanian)
- Off Take Pulo Ampel 15 L/detik untuk Kecamatan Pulo Ampel
Long Storage Kalimati Ciujung Lama
Kalimati Sungai Ciujung lama diusulkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Serang untuk dijadikan
sebagai long storage (kolam tampungan air) yang dapat berfungsi multi fungsi, selain sebagai
infrastruktur SPAM Pontang Tirtayasa Tanara juga sebagai lokasi wisata alam, olahraga di Kabupaten
Serang. Kondisi Sungai Ciujung Lama saat ini merupakan bekas Sungai Ciujung dimana debit inflow
dari hulu sudah tidak ada. Sungai Ciujung Lama saat ini berfungsi sebagai saluran pembuangan dari
areal Daerah Irigasi Pamarayan Barat dan aliran larian dari hujan yang turun di daerah tangkapan.
Sungai Ciujung Lama (yang mengalir dari hulu sampai ke Laut Jawa), dengan panjang sungai 16,5 km
Dalam rangka pengembangan SPAM hingga Tahun 2038, pemindahan intake sumber dari dari Irigasi
Pamarayan akan dilakukan untuk suplai air baku ke beberapa kecamatan sehingga saluran irigasi “tidak
terganggu” oleh adanya pengambilan debit air untuk sumber air. Debit pengambilan akan
- tersedianya air bersih yang memenuhi standar yang ditetapkan, baik secara kualitas
maupun kuantitas bagi seluruh lapisan masyarakat; dan
- tercapainya target pelayanan air bersih sebesar 40% pada akhir tahun perencanaan 2031.
Kebijakan pengembangan penyediaan air bersih di Kabupaten Serang adalah:
- prioritas pelayanan perlu diberikan pada daerah permukiman padat dan kondisi air tanahnya
buruk;
- merehabilitasi instalasi, jaringan pipa air bersih yang ada dalam upaya meningkatkan kapasitas
dan mengurangi tingkat kebocoran; serta
- konservasi yang ketat untuk daerah-daerah yang menjadi sumber air bersih, guna
mempertahankan ketersediaan debit airnya.
Rencana pengelolaan sungai, waduk, situ, dan embung meliputi:
- pengelolaan sumber daya air di wilayah Kabupaten sebagai bagian dari pengelolaan Wilayah
Sungai (WS) Cidanau – Ciujung – Cidurian – Cisadane – Ciliwung – Citarum (lintas provinsi);
- pengelolan sumber daya air di wilayah Kabupaten sebagai bagian dari pengelolaan DAS
Ciujung, DAS Cidanau, DAS Cibanten dan DAS Cidurian;
- pengelolaan dan pengembangan Bendung dan Bendungan berupa Bendungan Sindang Heula
di Kecamatan Pabuaran, Bendungan Cidanau di Kecamatan Cinangka, dan Bendung
Pamarayan di Kecamatan Cikeusal;
- pengelolaan dan pengembangan embung yang tersebar pada wilayah Kecamatan Pontang dan
Waringin Kurung.
Rencana pengelolaan Cekungan Air Tanah diwilayah Kabupaten Serang, meliputi:
- CAT Rawa Danau dengan luas kurang lebih 375 km2 yang meliputi wilayah Kabupaten Serang
bagian selatan dan wilayah Kabupaten Pandeglang.
- CAT Serang – Tangerang dengan luas kurang lebih 2.822 km2 yang merupakan CAT lintas
propinsi yaitu wilayah Propinsi Jawa Barat dan Banten.
Rencana pengembangan sistem jaringan air baku diwilayah Kabupaten Serang meliputi:
- pengelolaan air baku dari sumber air permukaan untuk penyediaan air bersih perkotaan dan
kebutuhan industri; dan
- pengelolaan air baku dari sumber mata air dengan debit 10 liter per detik atau lebih untuk
penyediaan air bersih perdesaan.
Rencana sistem pelayanan air bersih ke kelompok pengguna meliputi:
- Kawasan Perkotaan Kabupaten Serang bersama dengan Kota Serang merupakan suatu
kesatuan yang memiliki fungsi sebagai PKN tentunya membutuhkan ketersediaan air minum
yang cukup dalam menjalankan fungsinya.
- PKL/PKLp berada di Kawasan Perkotaan Baros (pertanian), Kawasan Perkotaan Anyar
(pariwisata dan pertanian), Kawasan Perkotaan Kragilan (industri dan pertanian), Kawasan
Perkotaan Pontang (pertanian dan perikanan), Kawasan Perkotaan Bojonegara (industri) dan
Kawasan Perkotaan Ciruas (perdagangan dan jasa serta pusat pemerintahan kabupaten).
- Kawasan industri skala besar dan terpadu dialokasikan berada di beberapa kecamatan di
Kabupaten Serang dengan luasan yang cukup besar (> 15%) dari total luas wilayah Kabupaten
Serang.
- Terdapat kawasan agropolitan dan kawasan pertanian lainnya serta daerah-daerah dengan
fungsi pariwisata dan perdagangan-jasa yang menuntut adanya pasokan air yang
berkelanjutan.
- Kawasan Perkotaan Bojonegara memiliki fungsi sebagai KEK dengan kegiatan dominan
industri yang tentunya membutuhkan pasokan air yang dapat menjamin operasionalisasi
kegiatan industri.
Berikut ini diagram menunjukkan posisi strategis Kabupaten Serang baik di tingkat nasional
(Indonesia), regional (Provinsi Banten) maupun lokal (Kabupaten Serang).
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Penduduk 1,319,702 1,332,913 1,345,560 1,402,764 1,423,714 1,448,966 1,450,894 1,463,094 1,474,301 1,474,241 1,673,591
Gambar 2 Tren Jumlah Penduduk di Kabupaten Serang
Selain dengan menggunakan tren eksponensial sebagai pertumbuhan natural atau alami yang ditinjau
dari perkembangan penduduk yang ada saat ini, dalam menentukan proyeksi jumlah penduduk di
Kabupaten Serang digunakan juga beberapa asumsi pertumbuhan penduduk sebagai dampak dari
adanya kebijakan pengembangan wilayah. Adapun asumsi-asumsi yang digunakan sebagai penambah
selain dari perkembangan penduduk alami adalah sebagai berikut.
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Serang memiliki tren alami dengan pola eksponensial.
Pertambahan pertumbuhan penduduk untuk kecamatan yang memiliki ciri perkotaan yaitu PKL
atau PKLp dengan fungsi pariwisata, industri, permukiman, pusat pemerintahan dan perdagangan
serta jasa dibedakan.
Pertambahan jumlah penduduk untuk kecamatan yang menjadi PKL atau PKLp dengan fungsi
kegiatan pemerintahan dan permukiman dilakukan pertambahan jumlah penduduk sebesar 5%
setiap tahunnya dari hasil proyeksi, sementara untuk PKL/PKLp dengan adanya potensi dan fungsi
pariwisata, industri, dan perdagangan serta jasa dilakukan pertambahan jumlah penduduk sebesar
10% setiap tahunnya dari hasil proyeksi.
Penentuan proyeksi jumlah penduduk untuk Kecamatan Bojonegara dan Kecamatan Pulo Ampel
sebagai bagian dari KEK Bojonegara digunakan perhitungan terpisah, asumsi-asumsi yang
digunakan diantaranya dengan mempertimbangan pertumbuhan alami dengan tren eksponensial
dan juga bangkitan tenaga kerja yang akan terserap oleh kegiatan utama dari KEK Bojonegara
sebagai pusat industri.
Perkiraan bangkitan tenaga kerja yang akan diserap di akhir tahun 2038 adalah 255.096 tenaga
kerja di Kecamatan Bojonegara dan 28.344 tenaga kerja di Kecamatan Pulo Ampel.
TABEL 1 Proyeksi Jumlah Penduduk pada Setiap Tahap Perencanaan (Jiwa)
2023 2028 2033 2038
1.947.450 2.201.306 2.475.549 2.763.708
1. Akifer menerus dalam bentuk yang sarang, termasuk air tanah dalam kondisi tertekan dan setengah
tertekan.
2. Akifer tidak menerus dalam batuan berkekar, misalnya kekar dalam lava.
3. Kombinasi akifer menerus dan tidak menerus.
CAT yang terdapat di Kabupaten Serang, yaitu cekungan air tanah yang bersifat lintas kabupaten, yaitu
CAT Rawa Danau dan lintas provinsi, yaitu CAT Serang-Tangerang.
Kabupaten Serang juga memiliki beberapa mata air dengan debit yang cukup besar (> 100 L/detik).
Mata air ini jika diolah dengan baik cukup potensial untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kabupaten
Serang. Penggunaan mata air dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sumber air baku. Mata
air tersebut, yaitu mata air Sukacai dan Citaman sebesar 140 L/detik, mata air Cisindang 10 L/detik,
mata air Cirahab 10 L/detik, dan mata air Pelabuhan Bulan 35 L/detik.
Neraca Air
Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat pada periode
tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui jumlah air tersebut kelebihan (surplus) ataupun
kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui kondisi air pada surplus dan defisit dapat mengantisipasi
bencana keairan seperti kekeringan yang mungkin terjadi, serta dapat pula untuk mendayagunakan air
sebaik-baiknya. Berdasarkan pada hasil inventarisasi sumber-sumber air baku yang dimiliki di
Kabupaten Serang dan juga perhitungan peramalan kebutuhan air maka dapat diketahui bahwa hampir
seluruh kecamatan di Kabupaten Serang masih dapat tercukup kebutuhannya hingga tahun 2038
kecuali di Kecamatan Bojonegara dan Kecamatan Pulo Ampel.
TABEL 5 Neraca Air Potensi Sumber Air Baku Kabupaten Serang
KEBUTUHAN KEBUTUHAN POTENSI POTENSI POTENSI
NO KECAMATAN AIR BAKU AIR BAKU AIR SUNGAI WADUK/ AIR TANAH SELISIH KETERANGAN
2038 (L/DETIK) 2038 (M3) (M3) SITU (M3) (M3)
1 Anyar 139,71 4.405.895 3.784.320 7.100 15.636.037 15.021.562 Mencukupi
2 Bandung 70,48 2.222.657 15.768.000 9.591.956 23.137.299 Mencukupi
3 Baros 239 7.537.104 16.787.828 9.250.724 Mencukupi
4 Binuang 68,25 2.152.332 3.153.600 9.969.082 10.970.350 Mencukupi
5 Bojonegara 539,07 17.000.112 5.771.173 -11.228.939 Tidak Mencukupi
6 Carenang 85,64 2.700.743 15.768.000 12.494.685 25.561.942 Mencukupi
7 Cikande 206,95 6.526.375 15.768.000 875.500 19.248.671 29.365.796 Mencukupi
8 Cikeusal 150,01 4.730.715 33.617.558 28.886.843 Mencukupi
9 Cinangka 124,2 3.916.771 3.784.320 110.600 53.505.600 53.483.749 Mencukupi
10 Ciomas 85,55 2.697.905 21.691.867 18.993.962 Mencukupi
11 Ciruas 259,48 8.182.961 13.138.466 4.955.504 Mencukupi
12 Gunung Sari 65,04 2.051.101 7.776.000 5.724.899 Mencukupi
105,000,000
90,000,000
75,000,000
60,000,000
45,000,000
30,000,000
15,000,000
0
Ciomas
Kramatwatu
Pabuaran
Anyar
Bojonegara
Ciruas
Kragilan
Lebak Wangi
Gunung Sari
Jawilan
Kibin
Kopo
Cikande
Padarincang
Tanara
Tirtayasa
Baros
Binuang
Carenang
Cikeusal
Cinangka
Mancak
Pontang
Pulo Ampel
Waringinkurung
Bandung
Pamarayan
Petir
Tunjung Teja
-15,000,000
-30,000,000
Kebutuhan air baku 2038 (m3) Potensi Air Sungai (m3) Potensi Waduk/Situ/Danau (m3) Potensi Air Tanah (m3) Selisih
GAMBAR 4 Neraca Air Potensi Sumber Air Baku Kabupaten Serang
Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Serang berdasarkan wilayah area pelayanan mencapai 40,8%
pada tahun 2016. Jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM Kabupaten Serang pada tahun 2016
sebanyak 257.673 jiwa atau 12,16% dari jumlah penduduk sebanyak 2.118.474 jiwa. Sedangkan
berdasarkan wilayah teknis yang terlayani sebesar 40,80% dari jumlah penduduk yang ada jaringan
pipa PDAM.
Pada tahun 2014, masyarakat yang menggunakan sumber air untuk minum maupun mandi/cuci yang
berasal dari PAM/PDAM mencapai 12 kecamatan dan 30 desa.
PDAM Kabupaten Serang telah memiliki 23 unit sistem penyediaan air bersih. Adapun sistem
pengolahan masih didominasi dengan desinfeksi saja untuk untuk sumber air baku yang berasal dari
sumur dalam dan mata air.
TABEL 9 Instalasi Pengolahan Air PDAM Tirta Albantani Kabupaten Serang
KAPASITAS SISTEM
NO IKK INSTALASI TERPASANG PENGOLAHAN/ WILAYAH PELAYANAN
(L/DETIK) DISTRIBUSI
1 Baros Klorinasi/
MA Citaman 40 Sukamanah, Sidomukti
Perpompaan
MA Sukacai 30
Kenari 25 WTP: Lengkap
Sumur dalam 2,5
Kasemen 10
Harjatani, Wanayasa, Kramatwatu, Margasana,
2 Kramatwatu 20 -/Perpompaan
Pegadingan, Pamekang, dan Tonjong
3 Anyer MA Cilamujan 10 -/Gravitasi Anyar, Kosambironyok
Cikoneng 10 -/Perpompaan Mekarsai, Cikoneng, Kamasan
Cisirih 10 -/Perpompaan
Saringan Pasir
4 Mancak 5 Lambat/ Labuan, Angsana, Sangiang, Mancak
Perpompaan
Padarincang, Kalumpang, Cibojong, Citasuk,
5 Padarincang MA Cirahap I 10 -/Perpompaan
Batukuwung, Curuggong
6 Ciomas Sumur dalam 10 -/Perpompaan Sukadana, Sukaberes, Pondok kahuru
7 Bojonegara 50 -/Perpompaan Cibaga, Sumuranja Bakri, Ragas, Wadas, Gedong
8 Waringinkuring 20 -/Perpompaan
9 Ciruas Ciruas I 15 -/Perpompaan Ranjeng, Pelawad, Perum BCP
10 Kragilan Kendayakan 30 -/Perpompaan Kragilan, Sentul, Kandayakan, Cisaat, Pipitan
11 Cikande Cikande 20 -/Perpompaan
12 Kibin Kibin 20 -/Perpompaan
13 Binuang Binuang 20 -/Perpompaan
14 Pamarayan 10 -/Perpompaan Pamarayan, Sangiang
15 Carenang 50 -/Perpompaan Ragamasigit, Pemanuk
16 Pontang 20 -/Perpompaan Singarajan, Pontang, Kubang Puji, Wanayasa, Domas
17 Tirtayasa Tirtayasa 10 -/Perpompaan Kebon, Pontang Legon, Kampong Sampang
Sumber: RISPAM Kabupaten Serang PDAM Tirta Albantani, 2017
DEWAN PENGAWAS
DIREKSI
PERENCANAAN
KEUANGAN DAN KEPEGAWAIAN DAN
PENGEMBANGAN PENGAWASAN
ANGGARAN UMUM
SPAM
PENELITIAN DAN
KEMITRAAN DAN
REKENING LOGISTIK PENGEMBANGAN
HUMAS
SPAM
PDAM Tirta Albantani memiliki pegawai per April 2018 sebanyak 169 karyawan yang terdiri dari 143
Pegawai Perusahaan (PP), 5 Tenaga Kontrak PDAM, dan 21 Tenaga Kontrak Koperasi Tirta Albantani
Kab.Serang terdapat kendala rasio latar belakang pendidikan pegawai bidang teknik dengan non-
teknik. Pegawai bidang teknik berjumlah 34 orang (16,75%), sedangkan pegawai bidang non-teknik
berjumlah 121 orang (83,25%). Rasio ideal untuk bidang keahlian kepegawaian ini ialah 60 % pegawai
bidang teknik dan 40 % pegawai bidang non teknik.
Aspek Keuangan
Tarif PDAM Kabupaten Serang berdasarkan Peraturan Bupati Serang Nomor 5 Tahun 2014 tanggal 26
Februari 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2011 tentang Tarif Air Minum
dan Tarif Non Air Lainnya yang dikelola PDAM Tirta Albantani Kabupaten Serang yang dijabarkan
dalam tabel berikut.
TABEL 10 Variasi Tarif menurut Blok Pemakaian PDAM Tirta Albantani
KELOMPOK VARIASI TARIF MENURUT BLOK PEMAKAIAN
PELANGGAN 0 – 10 M3 > 10 M3
Kelompok I
1. Kran Umum 700 1-00
2. Sosial A 1000 2000
3. Sosial B 1000 2000
4. Rumah Tangga A 1000 2000
Kelompok II
1. Rumah Tangga B 1800 2000
2. Rumah Tangga C 2000 2500
3. Rumah Tangga D 2200 2750
Kelompok III
1. Rumah Tangga E 2500 3500
2. Niaga A 2750 3500
3. Niaga B 3000 4500
PDAM Tirta Albantani mengalami beberapa permasalahan keuangan terutama dalam segi
pendapatan, biaya operasional, dan likuiditas seperti berikut.
1. Pendapatan
- Tarif air rendah, tahun 2008 tarif tara-rata Rp. 1.847,95/m3 FCR 1%
- Harga Pokok Produksi (HPP) Rp. 1.834,46/m3
2. Biaya Operasional cukup tinggi
Meningkatnya biaya pemakaian Bahan kimia untuk pengolahan dan tarif
listrik serta harga bahan instalasi.
3. Likuiditas
Banyaknya pelanggan yang menunggak.
Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi oleh PDAM Tirta Albantani Kabupaten Serang dalam penyediaan air
bersih bagi para pelanggannya yang menyangkut aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek
operasional, dan aspek sumber daya manusia diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Belum semua wilayah Kabupaten Serang terlayani jaringan PDAM (cakupan pelayanan tergolong
masih rendah).
2. Kondisi jaringan yang masih memerlukan perbaikan dan penambahan terutama pipa distribusi yang
sudah tua.
3. Terbatasnya ketersediaan air baku yang dapat dimanfaatkan.
4. Terbatasnya kapasitas produksi yang dikelola oleh PDAM.
5. Sungai besar Ciujung, Sungai Cidurian, daerah Tirtayasa dan Cikande yang menghitam dan
menimbulkan bau diduga tercemar limbah industri.
6. Efisiensi dan efektifitas penagihan masih rendah.
7. Piutang langganan masih tinggi.
8. Kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air masih belum optimal.
9. Tingkat kehilangan air tinggi.
10.Banyaknya keluhan pelanggan yang masuk baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui
telepon).
11. Rasio pegawai terhadap pelanggan dan jumlah SDM teknik dan non-teknik tidak berimbang.
12.Profesionalisme karyawan belum optimal.
13. Pembinaan dan pengembangan SDM belum optimal.
Di samping permasalahan internal yang dihadapai PDAM, terdapat juga sejulam ancaman yang bersifat
eksternal yang ditemui dapat menjadi kendala atau hambatan. Beberapa ancaman/tantangan tersebut
diantaranya adalah:
1. Adanya ancaman terhada catchment area untuk sumber air, seperti penggundulan hutan.
2. Kurang pedulinya masyarakat terhadap lingkungan.
3. Kondisi topografi yang kurang mendukung karena cenderung berbukit dan di wilayah pegunungan.
4. Adanya penguasaan air baku oleh pihak ketiga.
5. Masih sering terjadinya konflik kepentingan dengan pengguna air.
Berdasarkan hasil rekapitulasi terhadap prioritas pembangunan maka didapatkan rangking kecamatan
dari yang mempunyai prioritas pembangunan tinggi hingga ke rendah. Kecamatan yang mendapat
peringkat prioritas pembangunan tinggi adalah Kecamatan Cikande, Kecamatan Kopo, Kecamatan
Kragilan, Kecamatan Pontang, Kecamatan Tirtayasa, Kecamatan Ciomas, dan Kecamatan Ciruas.
Kramatwatu
Waringin Kurung
Gunung Sari Mata Air Gunung Sari
IV Ciruas
Lebak Wangi Bendung Pamarayan
Kragilan
Pontang
Sungai Ciwaka dan Tandon Kalimati
Tirtayasa
Tanara Tandon Kalimati dan Sungai Cidurian
V Binuang Sungai Cidurian
Carenang Sungai Ciujung*
Cikande
Kibin Sungai Ciujung* dan Bendung Karyan
VI Bandung (Kec. Cikande-SPAM Regional)
Jawilan
Cikeusal
Petir
Sungai Ciujung* dan Bendung Karyan
Tunjung Teja
(Kec. Kopo-SPAM Regional)
Pamarayan
Kopo
*Pemindahan intake sumber air dari Saluran Irigasi Pamarayan ke Sungai Ciujung
Tingkat pelayanan dalam pengembangan SPAM PDAM mengacu pada beberapa hal berikut.
Berdasarkan hal-hal diatas kemudian disusunlah Program Pengembangan SPAM Kabupaten Serang
selama 20 tahun kedepan sesuai dengan periode waktu perencanaan Rencana Induk SPAM.
TABEL 12 Tingkat Pelayanan SPAM PDAM Per Kecamatan di Kabupatan Serang
SPAM EKSISTING TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV TOTAL
(2018) (2023) (2028) (2033) (2038)
Anyer 33,24% 15,00% 15,00% 10,00% 10,00% 83,24%
Bandung - 30,00% 20,00% 15,00% 15,00% 80,00%
Baros - 30,00% 20,00% 15,00% 15,00% 80,00%
Binuang 6,00% 20,00% 20,00% 15,00% 15,00% 76,00%
Bojonegara - 20,00% 20,00% 15,00% 15,00% 70,00%
Carenang 2,12% 20,00% 20,00% 15,00% 15,00% 72,12%
Cikande - 30,00% 20,00% 15,00% 15,00% 80,00%
Cikeusal 4,34% 30,00% 20,00% 15,00% 15,00% 84,34%
Cinangka 3,00% 20,00% 20,00% 15,00% 15,00% 73,00%
Ciomas 2,12% 30,00% 20,00% 15,00% 15,00% 82,12%
Ciruas - 20,00% 20,00% 15,00% 15,00% 70,00%
Gunungsari - 20,00% 20,00% 15,00% 15,00% 70,00%
Jawilan 5,27% 30,00% 20,00% 15,00% 15,00% 85,27%
Kibin 11,00% 30,00% 20,00% 15,00% 15,00% 91,00%
Kopo - 30,00% 20,00% 15,00% 15,00% 80,00%
Kragilan - 20,00% 20,00% 15,00% 15,00% 70,00%
Kramatwatu - 30,00% 20,00% 15,00% 15,00% 80,00%
Lebak Wangi - 20,00% 20,00% 15,00% 15,00% 70,00%
Mancak 5,51% 25,00% 20,00% 15,00% 15,00% 80,51%
Pabuaran - 20,00% 20,00% 15,00% 15,00% 70,00%
Rancangan teknis dibagi menjadi empat kategori pengembangan, yaitu sebagai berikut.
Untuk Kabupaten Serang, daerah yang letaknya agak berjauhan umumnya dioperasikan dan
direncanakan pengembangannya melalui sistem setempat yang tidak terkoneksi dengan sistem
lainnya. Secara teknis hal ini memungkinkan karena di kecamatan-kecamatan terdapat banyak
mata air/sumber air yang tidak saling berhubungan. Demikian pula halnya dengan arah
pengembangan pelayanan diutamakan dengan sistem Ibukota Kecamatan (IKK) pada masing-
masing kecamatan.
3. SPAM Regional
SPAM Regional Provinsi Banten memiliki rencana pembangunan dengan unit air baku yang
diperoleh dari Waduk Karyan di Kabupaten Lebak dan Bendung Sindang Heula di Kabupaten
Serang. Pasokan air baku dari Waduk Karyan untuk Kabupaten Serang adalah 240 L/detik dengan
unit distribusi pelayanan Off Take Kopo 140 L/detik untuk Kecamatan Jawilan, Kecamatan Kopo
(Kawasan Industri), dan Kecamatan Pamarayan (Kawasan Industri). Off Take Cikande 100 L/detik
untuk Kecamatan Cikande (Kawasan Industri) dan Kecamatan Binuang. Sedangkan pasokan air
baku dari Bendung Sindang Heula (410 L/detik) untuk Kabupaten Serang dengan unit distribusi
pelayanan Off Take Pabuaran 30 L/dt untuk Kecamatan Pabuaran, Off Take Kramatwatu 115
L/detik untuk Kecamatan Krmat Watu, Off Take Bojonegara 260 L/detik untuk Kecamatan
Bojonegara (Kawasan Andalan dengan Sektor Industri dan pertanian, dan Off Take Pulo Ampel 15
L/detik untuk Kecamatan Pulo Ampel.
4. Tandon Kalimati
Sungai Ciujung Lama akan dikembangkan untuk menjadi sumber air baku untuk Kecamatan
Pontang dan Kecamatan Tanara. Tandon kali mati rencananya akan dikembangkan secara
bertahap. Berdasarkan hasil uji laboratorium, terdapat beberapa parameter yang tidak memenuhi
baku mutu berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 Kelas I tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air. Parameter tersebut antara lain adalah TDS, TSS, BOD5, COD, Total
Fosfat sebagai P, Amonia, Kadmium, Mangan, Klorida, Nitrit, Minyak dan Lemak, dan Fecal
Coliform. Tingginya parameter dapat diindikasikan adanya pencemaran oleh limbah industri dan
limbah domestik yang berasal dari feses manusia. Banyaknya paramater yang melebihi baku mutu
menjadikan pengembangan kalimati harus memperhatikan pengolahan air yang dilakukan agar
Untuk menyadap air baku dari sungai Ciujung Lama, perlu dibangun sebuah bangunan bendung
yang berfungsi sebagai bangunan penampung air. Lokasinya terletak 200 m dihilir jembatan jalan
raya yang menghubungkan Kecamatan Pontang dengan Kecamatan Tanara. Dengan
dibendungnya Kalimati Sungai Ciujung Lama tersebut, maka terbentuk suatu genangan air
memanjang sungai (long storage) sampai ke hulu sejauh 8,50 km. Error! Reference source not
found. menunjukkan skema penyelenggaraan long storage Kalimati Ciujung Lama. Pembangunan
Bangunan Pintu Air long storage S. Ciujung Lama akan dimulai pada tahun 2019 dan direncanakan
selesai kontruksi nya tahun 2021. Rencana tampungan kurang lebih 895.718,40 m3 berdasarkan
hasil analisa sepanjang tahun.
Berikut ini merupakan peta rencana sistem interkoneksi dan peta rencana jaringan berdasarkan wilayah
pelayanan PDAM.
Kebutuhan pengembangan untuk tahapan 5 tahun pertama yakni 2019-2023 atau periode pertama
masa perencanaan akan dilaksanakan dengan pentahapan tahunan dengan prioritas yang didasarkan
seperti yang telah dibahas pada bagian prioritas wilayah penagangan. Adapun pentahapan dalam 5
tahun pertama yang akan dilakukan adalah seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
TABEL 16 Kebutuhan Pengembangan untuk SPAM PDAM Tahun 2019-2023
TAHUN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KECAMATAN
2019 Penambahan Kapasitas Transmisi-Distribusi Ciomas
Optimalisasi Idle-Penambahan Kapasitas Transmisi Anyar
IPA-Transmisi-Distribusi Jawilan
IPA-Transmisi-Distribusi Kopo
2020 Optimalisasi Idle-Penambahan Kapasitas Transmisi Padarincang
IPA-Transmisi-Distribusi Cikeusal
IPA-Transmisi-Distribusi Petir
2021 Penambahan Kapasitas Transmisi-Distribusi Baros
2022 IPA-Transmisi-Distribusi Tunjung Teja
Optimalisasi Idle-IPA-Transmisi-Distribusi Kramatwatu
Optimalisasi Idle-Penambahan Kapasitas Transmisi Tanara
IPA-Transmisi-Distribusi Bojonegara
Penambahan Kapasitas Transmisi-Distribusi Pontang
Penambahan Kapasitas Transmisi-Distribusi Kragilan
2023 IPA-Transmisi-Distribusi Bojonegara
Penambahan Kapasitas Transmisi-Distribusi Pontang
Penambahan Kapasitas Transmisi-Distribusi Kragilan
Untuk menyelenggarakan SPAM Regional yang dilaksanakan oleh Provinsi Banten yang akan
melayani/bekerja sama dengan beberapa daerah termasuk Kabupaten Serang perlu dibentuk badan
pengelola yang berbadan hukum. Lembaga pengelola SPAM Regional dapat berupa BUMD, UPTD,
BLUD, koperasi, dan lembaga berbadan hukum lainnya. Di samping itu terdapat pula Tim Kerja Sama
Pembentukan SPAM Regional dalam bentuk Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah atau TKKSD baik di
tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. TKKSD dibentuk oleh Gubernur/Bupati/Walikota melalui
surat keputusan dan keanggotaannya terdiri atas para OPD terkait bidang kerja sama, keuangan, dan
aset serta para ahli atau pakar.
Selanjutnya, sesuai dengan rencana pengembangan dan peningkatan pelayanan khususnya mengenai
jumlah pelanggan maka diperlukan penyesuaian pada cabang dan wilayah pelayanan yang semula
memiliki 3 wilayah pelayanan menjadi 6 wilayah pelayanan seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
TABEL 18 Rencana Wilayah Pelayanan di Masing-masing Cabang PDAM Tirta Albantani
WILAYAH KECAMATAN
I Baros
II Anyer, Cinangka, Padarincang, Ciomas, Pabuaran, Mancak
III Pulo Ampel, Bojonegara, Kramatwatu, Waringin Kurung
IV Ciruas, Pontang, Tirtayasa, Lebak Wangi, Tanara, Kragilan
V Carenang, Binuang, Cikande, Kibin
VI Cikeusal, Petir, Tunjung Teja, Pamarayan, Bandung, Jawilan, Kopo
Standar rasio antara pegawai dan pelanggan yang ditetapkan oleh BPSPAM yaitu setiap 1.000
pelanggan idealnya terdapat 6 orang pegawai. Berdasarkan standar ideal tersebut maka apabila jumlah
pelanggan yang dimiliki PDAM pada tahun akhir periode perencanaan sebanyak 432.377 pelanggan,
Kebutuhan terhadap pengembangan infrastrukur SPAM PDAM telah berkembang pesat, tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan dasar dan sosial manusia, tapi juga untuk mendukung pengembangan
kegiatan ekonomi. Terkait hal tersebut, pembangunan infrastruktur SPAM PDAM dapat dilakukan
dengan melibatkan sumber pembiayaan publik (berdasarkan dana pemerintah, baik Pusat, Provinsi,
maupun Kabupaten) atau pun non publik (baik yang berasal dari swasta maupun partisipasi
masyarakat). Berikut adalah sumber-sumber pendanaan dan strategi pendanaannya.
TABEL 21 Sumber dan Strategi Pendanaan SPAM
NO SKEMA PELUANG PENDANAAN SPAM STRATEGI PENDANAAN
PENDANAAN
SKEMA PENDANAAN PUBLIK
1 APBN
DITJEN SDA, Pengembangan intake air baku Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya (salah
KEMENTERIAN Pengembangan jaringan transmisi air satunya bidang SPAM)
PUPR baku Penyusunan masterplan investasi bidang SPAM
Pengembangan IPA Percepatan pemenuhan readiness criteria dalam
Pengembangan Reservoir pengembangan SPAM (pembebasan lahan, DED, FS,
Pengembangan Watermeter Induk AMDAL, UKL, UPL, lembaga pengelola)
Pengembangan Jaringan DIstribusi
Utama
Sumber dana yang diperoleh PDAM dapat berasal dari APBN, APBD I, APBD II, Penyertaan Modal lain-
lain, dan Pinjaman dari lembaga keuangan. Jenis pendanaan ini secara tidak langsung akan
mempengaruhi tingkat keuntungan PDAM karena masing masing sumber dana tersebut akan
mempunyai konsekuensi biaya yang berbeda.
Dalam penyelenggaraan SPAM regional, pendanaan dapat dilakukan dengan membagi peran antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai berikut.
a. Pembiayaan dokumen perencanaan seperti Studi Kelayakan, DED (unit air baku, unit produksi, dan
JDU hingga ke pembeli), serta AMDAL dan perizinan didanai oleh APBD Provinsi.
b. Pembiayaan pembangunan unit air baku SPAM regional didanai oleh:
o APBN untuk sumber air baku yang pengelolaannya merupakan kewenangan Pemerintah Pusat;
dan
o APBN dan/atau APBD Provinsi untuk untuk sumber air baku yang pengelolaannya merupakan
kewenangan Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota.
c. Pembiayaan pembangunan unit produksi, instalasi pengolahan air, dan JDU hingga ke off take
didanai oleh Pemerintah Provinsi.
d. Pembiayaan pembebasan lahan untuk pembangunan unit produksi dan JDU didanai oleh APBD
Provinsi.
e. Jika Pemerintah Provinsi tidak memiliki kemampuan pembiayaan, maka:
o pembiayaan pembangunan unit produksi dapat didanai oleh APBN dan/atau APBD Provinsi; dan
o pembiayaan pembangunan sebagian JDU dari unit produksi hingga ke pembeli dapat didanai
oleh APBN.
GAMBAR 10 Kanan: Persentase Sumber Air yang Digunakan sebagai Air Minum; Kiri:
Persentase Sumber Air yang Digunakan sebagai Cuci/Mandi
Sumber: Hasil Pengolahan Data BPS 2014
Di Kabupaten Serang, teknis penyediaan air minum non perpipaan sebagian besar dilakukan secara
swadaya oleh masyarakat baik dalam bentuk pengelolaan dan penyediaan individu rumah tangga yang
sebagian besar memperoleh air yang bersumber dari air tanah dengan menggunakan sumur
bor/pompa, juga secara komunal dengan air yang bersumber dari mata air dan air tanah.
Penyediaan air secara komunal dapat diinisiasi secara independen oleh masyarakat ataupun dibantu
dengan stimulus dari pemerintah. Contoh program yang diinisiasi oleh Pemerintah Pusat dalam rangka
meningkatkan akses penduduk perdesaan (termasuk masyarakat berpenghasilan rendah) terhadap
fasilitas air minum yang layak dengan pendekatan berbasis masyarakat adalah Pamsimas (Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat). Pamsimas juga ditujukan untuk meningkatkan
penerapan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka pencapaian target Universal Access
di sektor air minum melalui pengarusutamaan dan perluasan pendekatan pembangunan berbasis
masyarakat. Lokasi sasaran dari program ini adalah kabupaten yang belum memiliki cakupan
pelayanan air minum aman perdesaan sebesar 100%, yang mana Kabupaten Serang menjadi satu
diantaranya yang belum mampu menyediakan air minum aman bagi seluruh masyarakat perdesaan.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Satuan Kerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi (PAMS)
Provinsi Banten, hingga tahun 2017 terdapat 124 desa (di 26 kecamatan di Kabupaten Serang) yang
mendapatkan Pamsimas. Program Pamsimas telah dilakukan di Kabupaten Serang semenjak tahun
2008. Adapun detail desa dan kecamatan yang diberikan bantuan oleh program ini dari tahun 2008
hingga tahun 2018 adaah seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Pelaksanaan SPAM non perpipaan yang dilakukan secara komunal swadaya di luar Pamsimas juga
sebetulnya memiliki konsep yang mirip dengan Pamsimas. Sebagai contoh terdapat SPAM non
perpipaan yang diberi nama “Air Gotong Royong” di Desa Curug Goong, Kecamatan Padarincang,
Kabupateng Serang. Air Gotong Royong memiliki sumber air yang berasal dari Mata Air Ciakar. Air yang
disalurkan ke warga merupakan air limpasan sisa irigasi untuk sawah yang dibendung dan disimpan di
dalam keran umum. Lahan untuk membendung merupakan lahan dengan kepemilikan pribadi
sehingga diperlukan biaya untuk menyewa lahan tersebut. Terdapat 3 jenis keran umum dengan
hierarki yang berbeda. Keran umum 1 memiliki kapasitas lebih besar dan berada lebih dekat dengan
sumber yang dihubungkan dengan pipa diamter 3 inch, sedangkan keran umum 2 memiliki kapasitas
lebih kecil dari keran umum 1 yang berlokasi lebih dekat ke wilayah pelayanan dan dihubungkan
dengan pipa 2 inch juga. Dari keran umum 2 kemudian disalurkan lagi untuk 3 dusun (Beji, Masigit dan
Permai) yang kemudian didistribusikan ke tiap-tiap rumah (100 KK) dan 3 mesjid baik itu dengan selang
ataupun pipa. Total panjang pipa yang dibutuhkan dari sumber hingga ke keran umum 2 adalah sejauh
7 km. Sistem ini telah dilakukan semenjak tahun 2012.
GAMBAR 13 SPAM Air Gotong Royong di Desa Curug Goong, Kecamatan Padarincang
Sumber: Hasil Dokumentasi Tim RISPAM, 2018
Selain daripada SPAM non PDAM yang dikelola secara komunal terlindungi, masih banyak juga
masyarakat yang mengakses air dari sumber air tidak terlindungi. Sebagai contoh, di dekat Mata Air
Sukacai di Dusun Kaducokrom, Desa Sukacai, Kecamatan Baros, masyarakat menggunakan air secara
langsung di tempat terbuka yang dekat dengan sumber mata air tanpa ditampung atau dilakukan
pengolahan terlebih dahulu. Praktik yang sama juga terjadi di Kecamatan Pontang, masyarakat
langsung menggunakan air secara langsung dan terbuka terutama untuk mandi dan mencuci dari
Sungai Ciwaka tanpa ditampung dan dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa pelayanan SPAM masih perlu ditingkatkan sehingga seluruh masyarakat
dapat memiliki akses ke air yang layak dan aman atau terlindungi.
GAMBAR 14 Kanan: Sumber Air Mata Air Sukacai, Dusun Kaducokrom, Desa Sukacai, Kecamatan Baros; Kiri: Sungai
Ciwaka, Kecamatan Pontang
Sumber: Hasil Dokumentasi Tim RISPAM, 2018
KETUA
Pelaksanaan SPAM non perpipaan dengan program Pamsimas didukung oleh kelembagaan, baik di
tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga desa dengan tugas dengan fungsi sebagai
berikut. Dalam konteks Kabupaten Serang, kelembagaan yang mendukung Pamsimas adalah dari
tingkat kabupaten terdapat Bappeda yang berperan untuk mengkoordinasikan pengembangan SPAM
di Kabupaten Serang. Bappeda selanjutnya berkoordinasi dengan kecamatan dalam rangka membantu
mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan kegiatan Pamsimas di desa/kelurahan di wilayahnya.
Pelaksanaan Pamsimas di tingkat desa, dilakukan secara sinergis antara Pemerintah Desa, Fasilitator
masyarakat, BPSPAMS dan Kader AMPL.
Keuangan/ Pembiayaan
Pamsimas memiliki sumber pembiayaan yang beragam yang dapat dilakukan dengan skema
kolaborasi antara APBN, APBD dan APBDES, CSR, Perbankan, Dana NGO, Dana Hibah, DAK (DAK,
PAMSBTM dan DAK Sanitasi), serta Dana Masyarakat.
Untuk SPAM non perpipaan komunal yang dikelola secara swadaya di luar Pamsimas, juga seringkali
menerapkan sistem iuran bulanan. Mengambil contoh kasus Air Gotong Royong di Desa Curug Goong,
Kecamatan Padarincang, terdapat 2 komponen biaya yang perlu dibebankan pada pengguna, yaitu
biaya investasi awal memasang sambungan rumah (pipa atau selang ditanggung masing-masing) yaitu
sebesar Rp 50.000 per rumah dan iuran bulanan sebesar Rp10.000 per rumah per bulan. Iuran tersebut
digunakan untuk menyewa lahan yang digunakan untuk baik penampung air di dekat sumber yang
berada di lawah milik perorangan. Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa lahan tersebut adalah
sebesar Rp100.000 per bulan. Biaya investasi awal untuk setiap sambungan rumah digunakan untuk
membiayai investasi modal pembangunan bak penampung air yang pada tahun 2012 menghabiskan
sebesar Rp8.000.000 yang saat ini sudah kembali modalnya. Iuran bulanan digunakan sebagai uang kas
dalam memberikan honor bagi pegawai teknis dan juga kas jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan
teknis sistem atau kebocoran.
Permasalahan
Adapun permasalahan dalam pengelolaan SPAM non perpipaan di Kabupaten Serang sebagai berikut.
1. Terbatasnya kemampuan masyarakat desa untuk melakukan perbaikan terhadap fasilitas SPAM
yang ada.
2. Terbatasnya teknologi yang digunakan untuk melakukan pengembangan SPAM yang layak di
perdesaan.
3. Belum semua desa di Kabupaten Serang memiliki lembaga yang khusus menangani pengelolaan air
minum dan sanitasi perdesaan. Sementara pada desa yang memiliki lembaga dalam pengelolaan air
minum dan sanitasi perdesaan, fungsinya juga ada yang belum optimal.
4. Keberlanjutan pengelolaan SPAM non perpipaan sangat tergantung pada keberadaan agent of
change, sehingga apabila tidak ada agent of change maupun agent of change tidak lagi bertugas
maka pengelolaan SPAM seringkali tidak berlanjut.
5. Kesadaran bersama masyarakat dalam pengelolaan SPAM masih rendah.
6. Koordinasi dalam pelaksanaan program belum optimal.
7. Selain dari Program Pamsimas, belum tersedia sistem data/informasi air minum dan sanitasi
perdesaan untuk menjadi bagian dari sistem informasi kinerja penyelenggaraan pembangunan
daerah yang handal sebagai basis pengambilan keputusan program dan anggaran pembangunan.
8. Keterbatasan kuantitas dan rendahnya kualitas air baku yang tersedia, terutama pada wilayah utara
Kabupaten Serang.
GAMBAR 16 Fasilitas SPAM dan Sanitasi yang Tidak Terawat di Desa Sukacai, Kecamatan Baros
Sumber: Hasil Dokumentasi Tim RISPAM, 2018– WILAYAH PRIORITAS PENANGANAN
Penentuan wilayah prioritas penanganan penyediaan air minum untuk SPAM Non PDAM didekati
dengan kategori pemerataan akses yang ditujukan agar rencana penyediaan air minum ke depannya
dapat diprioritaskan pada kecamatan yang memiliki berbagai keterbatasan dalam sumber daya air
baku dan juga merupakan wilayah kantung kemiskinan. Oleh karenanya, untuk menjamin pemerataan
akses terhadap pelayanan dasar air minum, maka wilayah tersebut perlu diprioritaskan. Adapun
kecamatan yang termasuk pada kategori prioritas Tinggi adalah Kecamatan Anyar, Kecamatan
Bandung, Kecamatan Binuang, Kecamatan Carenang, Kecamatan Cikeusal, Kecamatan Cinangka,
Kecamatan Gunung Sari, Kecamatan Lebak Wangi, Kecamatan Mancak, Kecamatan Pabuaran,
Kecamatan Petir, Kecamatan Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Kecamatan Tunjung Teja, dan Kecamatan
Waringinkurung.
Cakupan pelayanan PDAM pada 2018 baru mencapai 10,2% dari total penduduk yang terlayani.
Berdasarkan proyeksi dan rencana yang ditetapkan pada sub bab sebelumnya, ditargetkan hingga
tahun 2038 rata-rata sebesar 78,75% telah terlayani oleh jaringan perpipaan PDAM. Oleh karenanya,
masih terdapat gap yang belum terlayani oleh PDAM yang perlu direncanakan dengan menggunakan
alternatif-alternatif agar target akses aman terhadap air minum 100% dapat tercapai di Kabupaten
Serang.
Berdasarkan skala pelayanan, SPAM non PDAM dapat melayani dari unit terkecil hingga terbesar
seperti berikut:
1. Skala Individual
Pada skala individual, sistem penyediaan air minum hanya melayani 1 unit rumah tangga saja
yang diasumsikan bahwa 1 rumah tangga terdiri dari 3 hingga 5 orang. Dalam kondisi tertentu,
1 sistem penyediaan air minum pada 1 rumah tangga dapat juga melayani tetangga disekitarnya
hingga 5 rumah tangga atau berkisar antara 15 hingga 25 orang.
2. Skala Komunal
GAMBAR 18 Ilustrasi Sistem Penyediaan Air Minum Skala Komunal dan Individual/Rumah Tangga
Sumber: Diadaptasi dari Permen PUPR Nomor 27/PRT/M/2016
a. Persentase pelayanan SPAM non pdam dalam periode per 5 tahun merupakan hasil dari
persentase yang belum dapat dilayani oleh SPAM PDAM. Dapat terlihat penurunan layanan
SPAM non PDAM setiap tahunnya, hal tersebut dikarenakan pelayanan pada SPAM non PDAM
telah diintegrasikan secara bertahap menjadi SPAM PDAM. Secara bertahap diharapkan bahwa
SPAM yang semula dalam bentuk komunal dan individual secara perlahan bertransformasi dan
diintegrasikan menjadi SPAM PDAM.
b. Dalam rencana ini diasumsikan bahwa seluruh rumah tangga yang belum terlayani oleh SPAM
Non PDAM akan dilayani secara komunal.
Pada kedua tabel berikut dihasilkan perhitungan proyeksi jumlah rumah tangga yang dilayani dengan
SPAM non PDAM beserta juga dengan perhitungan kebutuhan air total (domestik dan non domestik)
dengan satuan L/detik untuk SPAM non PDAM.
TABEL 23 Jumlah Rumah Tangga Terlayani SPAM Non PDAM Hingga Tahun 2038
% PELAYANAN NON PDAM JUMLAH RUMAH TANGGA SPAM NON PDAM
2023 2028 2033 2038 2023 2028 2033 2038
70,22 50,56 35,90 21,25 274.719 224.689 180.600 120.754
TABEL 24 Kebutuhan Air Total untuk SPAM Non PDAM (Liter/Detik) Hingga Tahun 2038
Berdasarkan wilayah prioritas penanganan tersebut maka anggaran biaya yang diperlukan dibagi ke
dalam 4 tahap perencanaan. Pada tahap perencanaan I dibutuhkan biaya sebesar Rp 63.654.211.213
sedangkan pada tahap IV dibutuhkan biaya sebesar Rp 76.240.754.675.
Pembangunan infrastruktur SPAM Non PDAM dapat dilakukan dengan melibatkan sumber
pembiayaan publik (berdasarkan dana pemerintah, baik Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten) atau pun
non publik (baik yang berasal dari swasta maupun partisipasi masyarakat). Berikut adalah sumber-
sumber pendanaan dan strategi pendanaannya.
TABEL 27 Sumber dan Strategi Pendanaan SPAM Non PDAM
SKEMA
NO PELUANG PENDANAAN SPAM STRATEGI PENDANAAN
PENDANAAN
SKEMA PENDANAAN PUBLIK
1 APBN
DITJEN CIPTA Pengembangan PAMSIMAS pada Penyusunan kajian potensi air pada seluruh desa di
KARYA, daerah-daerah perdesaan yang tidak Kabupaten Serang
KEMENTERIAN terjangkau PDAM dan daerah yang Penyusunan rencana pengembangan SPAM Non
PEKERJAAN UMUM memiliki sumber air PDAM terpadu
Pengembangan SPAM Komunal Percepatan pembebasan lahan
Pemberdayaan masyarakat
KEMENTERIAN Pengembangan embung desa Penyusunan potensi pengembangan embung
DESA Penyusunan rencana pengembangan SPAM Non
PDAM terpadu
Percepatan pembebasan lahan
Pemberdayaan masyarakat
DANA ALOKASI Pembangunan SPAM lengkap dengan Penyusunan kajian potensi pemenuhan kebutuhan
KHUSUS AIR kapasitas sampai dengan 10 liter per air minum pada seluruh desa di Kabupaten Serang
MINUM detik termasuk peningkatan SPAM BJP Penyusunan rencana pengembangan SPAM Non
menjadi SPAM BKP terlindungi (SPAM PDAM terpadu
berbasis masyarakat, SPAM Kawasan Percepatan pembebasan lahan dan dokumen teknis
Khusus, sumur dangkal terlindungi, mata lain
air terlindungi, pembangunan penangkap Pemberdayaan masyarakat
air hujan)
2 APBD PROVINSI
SPECIFIC GRANT Pengembangan SPAM Komunal Pemetaan kebutuhan pengembangan SPAM
Komunal di Kabupaten Serang
Percepatan pemenuhan readiness criteria
Pemberdayaan masyarakat
3 APBD KABUPATEN Pengembangan SPAM Komunal, Optimalisasi penerimaan daerah dari kegiatan
terutama di daerah rawan air ekonomi eksisting melalui penerimaan dari sektor
Pembangunan sumur resapan pajak maupun non pajak
Pemeliharaan lingkungan sumber air Penyusunan rencana pengembangan SPAM Non
PDAM terpadu
Pola investasi disusun dengan maksud untuk memudahkan para pengambil keputusan (stakeholders)
dan investor terkait dalam pengambilan kebijakan investasi air minum. Pola investasi dalam
pengembangan SPAM Non PDAM terkait dengan kewenangan pembiayaan, baik APBN, APBD
Provinsi, APBD Kabupaten, serta juga mengikutsertakan masyarakat.
Rencana investasi pengembangan SPAM Non PDAM Kabupaten Serang untuk periode 2019-2038
dengan kebutuhan dana sebesar Rp 274.718.622.029 melalui pola dan sumber pendanaan sebagai
berikut.
TABEL 28 Pola dan Sumber Pendanaan Pengembangan SPAM Non PDAM Kabupaten Serang 2019-2038
NO SUMBER DANA PROSENTASE (%) ALOKASI DANA TOTAL (RP)
1 APBN 20 54.943.724.406
2 APBD PROVINSI 10 27.471.862.203
3 APBD KABUPATEN 20 54.943.724.406
4 DANA DESA 40 109.887.448.811
5 HIBAH 5 13.735.931.101
6 CSR 5 13.735.931.101
TOTAL 100 274.718.622.029
Lembaga penyelenggara dan pengelolaan SPAM komunal dapat terdiri dari BUMDes, Koperas Unit
Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa, dan Organisasi Masyarakat Setempat.
TABEL 29 Jenis Lembaga Pengelola dan Penyelenggara SPAM Komunal
ASPEK BUMDES KOPERASI OMS-AM
Dasar Hukum - Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 - Undang-Undang - Lampiran 10 Peraturan Menteri
- Peraturan Menteri Desa, Nomor 17 Tahun Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan 2012 tentang Nomor 27 Tahun 2016 tentang
Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 Perkoperasian Penyelenggaraan Sistem Penyediaan
tentang Pendirian, Pengurusan dan - Akta Pendirian Air Minum
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Koperasi - Surat Penetapan OMS-AM dari:
Usaha Milik Desa - Anggaran Dasar SK Camat
- Peraturan Desa dan Anggaran SK Kepala Desa atau Lurah
- Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Rumah Tangga SK RW
Tangga SK RT
Tergantung dengan lingkup wilayah
pelayanan
- Akta Pendirian yang dibuat oleh notaris
- Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga
Pendirian/ Dibentuk oleh Pemerintah Desa dengan Didirkan dengan Didirikan dengan Akta Pendirian dari
Pembentukan Musyawarah Desa Akta Pendirian Notaris atau Surat Penetapan dari Ketua
Koperasi Lembaga Kemasyarakatan di Wilayah
Pelayanan
Alokasi Profit PAD Desa dan PAD Anggota koperasi Tergantung pada AD ART, biasanya profit
disimpan dan digunakan untuk biaya
cadangan jika terjadi kerusakan fasilitas
Pertanggung- - Pelaksana Operasional melaporkan Pertanggungjawaban OMS-AM mempertanggung-jawabkan
jawaban pertanggungjawaban pelaksanaan BUM pengawas dan kepada rapat umum para anggota
Desa kepada Penasihat yang secara pengurus disahkan masyarakat pengguna air
ex-officio dijabat oleh Kepala Desa. oleh rapat anggota minum atas penyelenggaraan penyediaan
- BPD melakukan pengawasan terhadap yang dilakukan air minum paling sedikit 1 kali dalam
kinerja Pemerintah Desa dalam setahun sekali. setahun,
membina pengelolaan BUM Desa. yang meliputi pertanggung-jawaban teknis
- Pemerintah Desa operasional, keuangan dan pengelolaan.
mempertanggungjawabkan tugas
pembinaan terhadap BUM Desa kepada
BPD yang disampaikan melalui
Musyawarah Desa.
Rencana pengembangan Sumber Daya Manusia berkaitan dengan struktur organisasi dan strategi
dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam organisasi yang dibentuk untuk dapat
mengoptimalkan kinerja dan pencapaian target dari tujuan utama didirikannya lembaga pengelola dan
penyelenggara SPAM komunal. Adapun rencana pengembangan SDM dari masing-masing alternatif
bentuk lembaga pengelola dan penyelenggara SPAM komunal adalah seperti berikut.
GAMBAR 21 Kanan: Struktur Organisasi BUMDes untuk Unit Usaha SPAM Komunal; Kiri: GAMBAR 22 Struktur Organisasi
Koperasi untuk Unit Usaha SPAM Komunal
Untuk setiap klasifikasi jumlah rumah tangga pengguna, pengelolaan prasarana air minum terbangun
menerapkan prinsip pengelolaan sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Namun demikian,
jumlah personil yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan setiap aspek akan tergantung dari
klasifikasi yang ada. Secara proporsional, komposisi personil pengelola berdasarkan klasifikasi jumlah
rumah tangga pengguna yang dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL 30 Komposisi Personil Pengelola Sarana dan Prasarana Air Minum Komunal
KETUA,
PENGELOLA PENGELOLA
SEKRETARIS, & JUMLAH
JUMLAH KEPALA KELUARGA YANG DILAYANI TEKNIS ADMINISTRASI
BENDAHARA (ORANG)
(ORANG) (ORANG)
(ORANG)
1 RT (30-85 KK) 3 1 1 5
1 RW (500-800 KK) 3 2 1 6
1 Kelurahan/Desa/ Lingkungan (6.000-10.000 KK) 3 5 2 10
1 Kecamatan (24.000-40.000 KK) 3 10 2 15
Uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota pengurus antara lain sebagai berikut.
- Ketua
Bertanggungjawab atas pengelolaan teknis dan administrasi.
Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam hal penyelesaian masalah teknis
dan/atau administrasi yang tidak dapat ditangani oleh pengelola.
- Pengelola Teknis
Membantu ketua dalam melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana dari segi
teknis.
Melaksanakan perbaikan dari setiap kerusakan yang terjadi.
Melaporkan kerusakan yang tidak dapat ditanganinya kepada ketua.
Bertanggungjawab pada keutuhan sarana.
Mengatur para pemakai, agar pengambilan air berlangsung lancar dan tertib.
Mengkoordinir warga untuk turut memelihara dan menjaga keutuhan sarana.
Membuat laporan hasil pengelolaan teknis kepada ketua.
- Pengelola Administrasi
Membantu ketua dalam melaksanakan kegiatan administrasi dan keuangan.
Bertanggungjawab terhadap penarikan air minum dari pemakai.
Mengelola iuran air minum dari pemakai dan menyerahkan kepada ketua.
Membuat laporan hasil pengelolaan administrasi dan keuangan kepada ketua.
- untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan program, serta pengelolaan dan
pengoperasian sarana air minum, termasuk: penerapan tarif dan integrasi program; serta
- memfasilitasi akses masyarakat kepada sumber-sumber pendanaan lain untuk membiayai.