Promosi kesehatan meurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2004) adalah upaya
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dann didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Promosi kesehatan merupakan upaya
mempengaruhi masyarakat agar menghentikan perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya
dengan perilaku yang aman atau paling tidak beresiko rendah
Secara garis besar, metode promosi kesehatan dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Metode didaktif, adalah metode yang didasarkan atau dilakukan secara satu arah atau one
way method. Tingkat keberhasilan metode dedaktif sulit dievaluasi karena peserta didik
bersifat pasif dan hanya pendidik yang aktif. Ceramah, film dan siaran radio adalah
contoh dari metode ini.
2. Metode sokratif, adalah metode yang dilakukan secara dua arah atau two way method.
Dengan metode ini, memungkinkan antara pendidik dan peserta didik bersifat aktif dan
kreatif seperti diskusi, debat panel, bermain peran, sosiodrama, curah pendapat,
demonstrasi, studi kasus dan loka karya.
Membahas tentang salah satu metoda promosi Kesehatan yang masuk ke golongan Promkes
metode sokratif yaitu, Permainan Simulasi (Simulation Game), metode ini merupakan gabungan
antara role play dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa
bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain
monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main.
Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber dan metode ini
digunakan pada kelompok kecil yang kegiatannya itu kurang dari 15 orang.
2.2 Prinsip Metode Simulasi
Oemar Hamalik (2002: 199) menyatakan bahwa tujuan bermain peran, sesuai dengan
jenis belajar adalah :
a. Belajar dengan berbuat. Para siswa melakukan peranan tertentu sesuai dengan
b. Belajar melalui peniruan (imitasi). Para siwa pengamat drama menyamakan diri
penampilan berikut.
g. Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban, kurang cakap, dan kurang
motivasi
h. Melatih berfikir kritis karena siswa terlibat dalam analisa proses, kemajuan simulasi.
Abdul Majid (2013: 207) langkah-langkah dalam metode simulasi dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu:
1. Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai dari simulasi
4. Pemapar memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya khususnya pada siswa yang
terlibat dalam pemeranan simulasi
4. Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk
mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
1. Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang
disimulasikan.pembicar harus mendorong agar klien dapat memberikan kritik dan tanggapan
terhadap proses pelaksanaan simulasi.
2. Merumuskan kesimpulan
Abdul Majid (2013: 205) metode simulasi terdiri dari beberapa jenis, diantaranya sebagai
berikut :
a. Role playing Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai
peristiwaperistiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang