Anda di halaman 1dari 39

PERAN SWASTA DALAM SISTEM EKONOMI INDONESIA

A. PENGERTIAN SWASTA

Swasta (bahasa Inggris: private sector) adalah salah satu bagian dalam ekonomi suatu negara
yang terdiri dari kegiatan di bidang badan usaha yang sebagian besar modalnya dikuasai oleh
pihak swasta dan tidak dikuasai oleh pemerintah. Sektor swasta terbagi dari individu (rumah
tangga) dan bisnis (badan usaha milik swasta). Organisasi nirlaba maupun laba dapat termasuk
swasta, antara lain perusahaan, korporasi, bank, dan organisasi non-pemerintah lainnya,
termasuk juga karyawan yang tidak bekerja untuk pemerintah. Dalam sektor ini, faktor-faktor
produksi dimiliki oleh individu atau pribadi.[1]

Individu atau kelompok individu mengendalikan bisnis dengan tujuan utama untuk mendapat
keuntungan. Dalam ilmu makroekonomi, sektor ini terbagi lagi menjadi dua, yakni sektor bisnis
dan sektor rumah tangga.

B. Macam-Macam Bentuk BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)

BUMS (Badan Usaha Milik Swasta) itu adalah badan usaha yang tidak dimiliki oleh negara,
tetapi dimiliki oleh perorangan, kelompok orang, atau pihak swasta. Nah, badan ini memiliki
beberapa bentuk, kalau kamu tahu apa itu PT, CV, Firma, atau Badan Usaha Perseorangan, maka
itu adalah bentuk-bentuk BUMS.

BADAN USAHA PERSEORANGAN

Badan usaha perseorangan adalah suatu usaha yang dimiliki, dikelola dan dipimpin oleh
seseorang yang bertanggung jawab penuh terhadap risiko dan kegiatan perusahaan.
Misalnya warung makan, warung klontong, dan masih banyak contoh lainnya.

Badan usaha ini memiliki beberapa ciri yaitu:

 Modal berasal dari satu orang sebagai pemilik modal


 Bentuk usaha tidak terlalu besar
 Pengelolaan dan pengendalian bergantung kepada pemimpin
 Semua keuntungan dan kerugian ditanggung sendiri

FIRMA (FA)

Firma adalah persekutuan 2 orang atau lebih yang menjalankan sebuah badan
usaha dengan satu nama dan tujuan untuk membagi hasil yang diperoleh dari persekutuan
tersebut. Tanggungan tiap orang bukan hanya sebatas modal yang disetor, tetapi seluruh
kekayaannya.

Firma memiliki ciri-ciri seperti berikut


 Anggotanya sudah saling mengenal dan memercayai;
 Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris atau di bawah tangan;
 Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha;
 Adanya tanggung jawab dan risiko kerugian tidak terbatas;
 Tiap anggota memiliki kewenangan dalam menjalankan usaha ataupun mengadakan
perjanjian dengan pihak lain tanpa harus ada persetujuan dari pihak lain;

PERSEKUTUAN KOMANDITER (COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP/CV)

CV merupakan suatu persekutuan yang terdiri dari beberapa orang yang


berusaha dan beberapa orang yang hanya menyerahkan modal saja. Dalam CV terdapat
sekutu aktif dan sekutu pasif.

 Sekutu Aktif adalah mereka yang menjalankan badan usaha dan bertanggung jawab
penuh atas segala utang piutang badan usaha. Semua kebijakan badan usaha
dijalankan oleh sekutu aktif
 Sekutu Pasif adalah mereka yang menyerahkan modal saja. Tanggung jawab mereka
hanya sebatas modal yang diserahkan. Keuntungan yang diperoleh hanya sebanding
dengan modal yang disertakan.

PERSEROAN TERBATAS (PT)

Perseroan Terbatas/PT adalah badan usaha yang modalnya berupa saham-saham. Saham ini
adalah tanda penyertaan modal kepada PT. Para pemegang saham hanya bertanggung
jawab sebatas modal yang diserahkan.

Keuntungan yang didapat oleh pemegang saham disebut dengan dividen, besar
kecilnya tergantung dari laba perusahaan dan besaran saham yang dimiliki. PT merupakan
badan hukum sehingga memiliki kekayaan sendiri, sehingga hutang piutang PT tidak
ditanggung oleh pemilik saham.

Kekuasaan tertinggi dalam PT terletak pada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), di sini
pengurus PT dapat diangkat dan diberhentikan.

PT dibagi menjadi 2, yaitu perseroan terbuka dan tertutup:

PT Tertutup

Perseroan yang didirikan dengan tidak menjual sahamnya kepada masyarakat luas, yang berarti
tidak semua orang bisa ikut menanamkan modalnya.

PT Terbuka

Adalah kebalikan dari PT tertutup dan masyarakat dapat menanamkan sahamnya di


perusahaan, saham dari PT terbuka dijual di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan ini
mudah dikenali karena menggunakan kata “terbuka”/Tbk diakhiran nama PT. Perusahaan
yang ingin menjadi PT terbuka biasanya disebut dengan Go Public.

Perseroan terbatas memiliki ciri seperti berikut Squad:

 Kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi.


 Modal dan ukuran perusahaan besar.
 Kelangsungan hidup perusahaan ada ditangan pemilik saham.
 Dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham.
 Kepemilikan mudah berpindah tangan.
 Mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan atau pegawai.
 Keuntungan dibagikan kepada pemilik modal atau saham dalam bentuk dividen.
 Kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham.
 Sulit untuk membubarkan PT.
 Pajak berganda pada pajak penghasilan dan pajak dividen.

Perusahan Swasta

Suatu perusahaan swasta atau perusahaan tertutup adalah sebuah perusahaan bisnis yang dimiliki
oleh organisasi non-pemerintah atau sekelompok kecil pemegang saham atau anggota-anggota
perusahaan yang tidak menawarkan atau memperdagangkan stok (saham) perusahaannya kepada
masyarakat umum melalui pasar saham, tetapi saham perusahaan ditawarkan, dimiliki dan
diperdagangkan atau dibursakan secara swasta. Istilah yang kurang ambigu untuk perusahaan
swasta adalah perusahaan tak tersebut dan perusahaan tak terdaftar.

Meski kurang mencuat daripada perusahaan umum, perusahaan swasta memiliki peran besar
dalam ekonomi dunia. Menurut Forbes, pada 2008, 441 perusahaan swasta terbesar di Amerika
Serikat menghasilkan pendapatan total sebesar $1,8 triliun dan mempekerjakan 6,2 juta orang.
Tahun 2005, 339 perusahaan dalam survei perusahaan swasta AS Forbes menjual barang dan
jasa senilai satu triliun dolar dan mempekerjakan 4 juta orang. Menurut Forbes, pada tahun 2004,
ada 305 perusahaan swasta AS yang berpendapatan sedikitnya $1 miliar.[1]

Koch Industries, Bechtel, Cargill, Chrysler, PricewaterhouseCoopers, Pilot Travel Centers, Ernst
& Young, Publix, Deloitte Touche Tohmatsu, Hearst Corporation, S. C. Johnson, dan Mars
termasuk di antara perusahaan-perusahaan swasta terbesar di Amerika Serikat. Credit Suisse
International (United Kingdom), IKEA, Jaguar Cars, J C Bamford Excavators (JCB), Land
Rover, LEGO, Bosch dan Victorinox adalah contoh-contoh perusahaan swasta terbesar di Eropa.

Contoh-contoh perusahaan swasta di Indonesia, yaitu:

Rumah makan di wilayah setempat,

Salon kecantikan di wilayah setempat,

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk,


PT Indomarco Prismatama,

Firma Bangun Jaya,

CV Global Energi Sistem,

PT Indosiar Visual Mandiri, dan

PT Panasonic Gobel Indonesia

Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

Badan Usaha Milik Swasta adalah badan usaha yang pemilik sepenuhnya ditangan individu atau
swasta. Badan usaha ini ditujukan untuk mencari keuntungan, namun ada juga perusahaan swasta
yang tidak mencari keuntungan tapi lebih ke motif sosial, seperti rumah sakit, sekolah, akademi,
universitas, panti asuhan, dan lain – lain.

Bentuk badan usaha swasta dapat dibagi dalam beberapa macam yaitu Perusahaan Perseorangan,
Persekutuan dan Perseroan Terbatas. Perusahaan Perseorangan Perusahaan perseorangan
merupakan badan usaha yang kepemilikan dan pengelolaannya ditangani oleh satu orang. Dalam
sisi pengelolaannya, pengusaha memperoleh semua keuntungan perusahaan namun juga
menanggung semua resiko yang timbul dalam kegiatan perusahaan.

Kelebihan Perusahaan Perseorangan.

a. Mudah dibentuk dan dibubarkan, untuk mendirikan perusahaan perseorangan tidak perlu
perizinan yang rumit, hanya dituntut untuk Izin Gangguan (HO, atau Hinder Ordonasie)dan Izin
Usaha (SIUP)

b. Penguasaan sepenuhnya terhadap keuntungan yang diperoleh

c. Kebanggaan dan kepuasan dapat memimpin perusahaan sendiri

d. Pengelolaan perusahaan sederhana Materi Bisnis Pengantar endra_ms@uny.ac.id

e. Tidak dikenakan pajak berganda, apabila perusahaan perseorangan mendapatkan keuntungan


melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), perusahaan hanya dikenakan pungutan dan
berbagai retribusi.

f. Motivasi usaha yang tinggi

Kelemahan Perusahaan Perseorangan

a. Tanggung jawab tidak terbatas atas resiko kerugian, karena kekayaan/utang perusahaan sama
dengan kekayaan/utang pemilik.
b. Keterbatasan sumber daya modal

c. Kemampuan manajemen terbatas

d. Keuntungan yang kecil, seorang pengusaha yang mendirikan perusahaan perseorangan akan
kehilangan kesempatan bisnis yang mendatangkan keuntungan yang lebih besar diluar bisnis
yang di jalankannya.

e. Pertumbuhan terbatas, apabila pemilik tidak memiliki kapasitas yang memadai lagi maka
bisnis kemungkinan akan macet dan tentunya akan memperlambat kemungkinan ekspansi usaha.

f. Kontinuitas kapasitas kerja karyawan terbatas, tidak jarang karyawan hanya bekerja sekedar
untuk mendapatkan ketrampilan serta rahasia teknis dari bisnis itu.

Persekutuan

Persekutuan adalah perusahaan yang memiliki dua pemodal atau lebih. Pembentukan pesekutuan
bisa berdasarkan kontrak tertulis atau kesepakatan yang legal. Persekutuan terdiri dari Firma dan
Persekutuan Komanditer/CV.

Kelebihan Persekutuan

a. Mudah dalam Pembentukannya

b. Penyatuan pengetahuan dan ketrampilan

c. Sumberdaya lebih besar karena modal dari masing – masing anggota dikumpulkan menjadi
satu untuk menambah skala usaha dan meningkatkan kemampuan finansial.

d. Kemampuan menarik dan mempertahankan karyawan

e. Keuntungan dari sisi pajak

Semua jenis pemasukan dijadikan sebagai pendapatan pribadi tanpa dikenai pajak.

Kelemahan Persekutuan

a. Tanggung jawab tidak terbatas Materi Bisnis Pengantar endra_ms@uny.ac.id

b. Tenggang waktu operasi yang terbatas

c. Perselisihan diantara partner

d. Ada halangan untuk membubarkan karena ada komitmen untuk berpartner.

Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas ( PT ) adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian untuk
menjalankan usaha yang modalnya terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya.

Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki
harta kekayaan sendiri. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut
dividen. Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang
diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa menghiraukan
untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.

Pembagian Wewenang Dalam PT

Pengelolaan perusahaan dapat diserahkan kepada tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya


(profesional). Struktur organisasi perseroan terbatas terdiri dari pemegang saham, direksi, dan
komisaris.

Pemegang saham melimpahkan wewenangnya kepada direksi untuk menjalankan dan


mengembangkan perusahaan sesuai dengan tujuan dan bidang usaha perusahaan. Direksi
berwenang untuk mewakili perusahaan, mengadakan perjanjian dan kontrak, dan sebagainya.

Komisaris memiliki fungsi sebagai pengawas kinerja jajaran direksi perusahaan. Hasil RUPS
biasanya dilimpahkan ke komisaris untuk diteruskan ke direksi untuk dijalankan. Bila pemegang
saham berhalangan hadir dalam RUPS , dia bisa melempar suara miliknya ke pemegang lain
yang disebut proxy. Isi RUPS adalah:

a. Menentukan direksi dan pengangkatan komisaris

b. Memberhentikan direksi atau komisaris

c. Menetapkan besar gaji direksi dan komisaris d. Mengevaluasi kinerja perusahaan

d. Memutuskan rencana penambahan/pengurangan saham perusahaan f. Menentukan kebijakan


perusahaan

f. Mengumumkan pembagian laba (dividen) Materi Bisnis Pengantar endra_ms@uny.ac.id

Kelebihan PT

a. Kelangsungan hidup perusahan terjamin

b. Terbatasnya tanggung jawab, sehingga tidak menimbulkan risiko bagi kekayaan pribadi
maupun kekayaan keluarga pemilik.

c. Saham dapat diperjualbelikan dengan relative mudah.


d. Kebutuhan capital lebih besar akan mudah dipenuhi, sehingga memungkinkan perluasan-
perluasan usaha.

e. Pengelolaan perusahaan dapat dilakukan lebih efisien.

Kelemahan PT

a. Biaya pendiriannya relatif mahal.

b. Rahasianya tidak terjamin.

c. Kurangnya hubungan yang efektif antara pemegang saham.

d. Permasalahan administrasi yang rumit.

e. Pengenaan pajak berganda

f. Adanya inefisiensi kerja, tidak fleksibel dan tidak kompetitif karena ukuran yang besar.

g. Kesulitan untuk membubarkan diri.

h. Adanya kemungkinan akan muncul konflik antara pemegang saham dengan dewan direksi.

Pengertian BUMS dan Perannya dalam Perekonomian Indonesia

BUMS bersama BUMN dan koperasi, menjadi badan usaha yang bersama-sama membantu
meningkatkan perekonomian nasional di Indonesia. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
bersama Badan Usaha Milik Swasta (BUMN) dan koperasi bahu membahu dalam memajukan
perekonomian nasional. Pada BUMS, badan usaha ini murni didirikan untuk mendapatkan
keuntungan secara optimal.BUMS merupakan badan usaha yang sebagian besar modalnya
disokong oleh pihak swasta. BUMS turut mengembangkan usaha dan modalnya, serta memiliki
peran penting dalam membuka lapangan kerja bagi masyarakat luas. Meski demikian, ruang
lingkup bidang usaha yang bisa digarap BUMS terbatas. BUMS hanya mengelola bidang-bidang
usaha yang terkait sumber daya ekonomi, tetapi tidak vital dan strategis. Sumber daya strategis
yang menguasai hajat hidup orang banyak tetap berada di tangan negara untuk pengelolaannya.
Namun, cakupan bidang BUMS yang dapat digarap masih luas, seperti industri ekstraktif,
pertanian, perdagangan, dan jasa.Terdapat tiga jenis BUMN yang beroperasi di Indonesia, yaitu
perusahaan swasta nasional, perusahaan swasta asing, dan perusahaan swasta campuran.
Perusahaan swasta nasional didirikan dengan modal usaha dari masyarakat lokal dalam negeri.
Sementara perusahaan swasta asing, modal usahanya dari masyarakat luar negeri. Misalnya
perusahaan elektronik di Korea Selatan menginvestasikan modal beserta perusahaannya di
Indonesia. Lalu, pada perusahaan swasta campuran terjadi penggabungan modal usaha
pengusaha dalam negeri dan luar negeri yang bersama-sama membentuk korporasi perusahaan.
Di samping itu, menurut laman Rumah Belajar Kemendikbud, BUMS dapat dibedakan menjadi
perusahaan perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas, dan koperasi. Perusahan perseorangan
adalah perusahaan yang modalnya dan kepemilikannya sepenuhnya dimiliki perseorangan.
Contohnya adalah pemilik Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM), seperti penjual kaki lima,
restoran, warnet, dan sebagainya. Persekutuan terdiri dari firma (Fa) dan persekutuan komanditer
(CV). Firma adalah badan usaha yang didirikan oleh beberapa orang dengan nama bersama.
Sementara CV merupakan badan usaha yang didirikan beberapa orang, lalu terbagi dalam sekutu
aktif dan pasif. Pada bentuk perseroan terbatas (PT), badan usaha didirikan dari beberapa orang.
Perusahaan ini memiliki badan hukum dan modalnya terdiri saham-saham. PT akan dikontrol
oleh pemilik saham yang nilainya paling besar.

Peran BUMS dalam Perekonomian Nasional

Menurut laman Kemendikbud, BUMS memilik tujuan dan peranan penting dalam perekonomian
nasional. Oleh sebab itu, regulasi atau peraturan di Indonesia yang mendukung sektor swasta
diperlukan dalam memajukan perekonomian secara bersama-sama. Ada keuntungan imbal balik
yang diterima baik oleh negara maupun perusahaan swasta.

Adapun peran BUMS dalam perekonomian sebagai berikut:

1. Meningkatkan penerimaan devisa negara ketika perusahaan swasta melakukan aktivitas ekspor
dan impor.

2. Membantu pemerintah mengupayakan aktivitas produksi dalam usaha meningkatkan


kemakmuran masyarakat.

3. Membantu peningkatan lapangan kerja sehingga mengurangi masalah pengangguran.

4. Ikut berperan dalam membantu pemerintah meningkatkan penerimaan negara melalui pajak di
berbagai jenisnya.

C. SISTEM EKONOMI INDONESIA


Sejarah ekonomi bangsa Indonesia selama masa penjajahan 3,5 abad
menggambarkan eksploitasi sistem kapitalisme liberal atas ekonomi rakyat yang
berakibat pada pemiskinan dan distribusi pendapatan dan kekayaan masyarakat
yang sangat pincang. Struktur sosial ekonomi yang tak berkeadilan sosial ini,
membangkitkan tekad luhur proklamasi kemerdekaan, hendak diubah menjadi
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila: Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,
serta dengan mewujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Dengan warisan sistem ekonomi dualistik dan sistem sosial-budaya pluralistik,
bangsa Indonesia membangun melalui “eksperimen” sistem sosialis dan sistem
kapitalis dalam suasana sistem ekonomi global yang bernaluri pemangsa
(predator). Eksperimen pertama berupa sistem ekonomi sosialis (1959-66) gagal
karena tidak sesuai dengan moral Pancasila dan pluralisme bangsa, sedangkan
eksperimen kedua yang “demokratis” berdasar sistem kapitalisme pasar bebas
(1966 – 1998) kebablasan karena paham internasional liberalisme dan
neoliberalisme makin agresif menguasai ekonomi Indonesia dalam semangat
globalisasi yang garang. Pertanyaan yang timbul kemudian kemana arah sistem
ekonomi kita setelah tahun 1998? Krisis moneter yang menyerang ekonomi
Indonesia tahun 1997 merontokkan sektor perbankan-modern yang keropos
karena sektor yang kapitalistik ini terlalu mengandalkan pada modal asing. Utang-
utang luar negeri yang makin besar, baik utang pemerintah maupun swasta, makin
menyulitkan ekonomi Indonesia karena resep-resep penyehatan ekonomi (hutang,
pencabutan subsidi dan privatisasi) dari Dana Moneter Internasional (IMF) tidak
saja tidak menguatkan, tetapi justru melemahkan daya tahan ekonomi rakyat.
Krisis Moneter juga menciptakan suasana ketergantungan ekonomi Indonesia
pada kekuatan kapitalis luar negeri Krisis sosial dan krisis politik yang
mengancam keutuhan bangsa karena meledak bersamaan dengan krisis moneter
1997 bertambah parah karena selama lebih dari 3 dekade sistem pemerintahan
yang sentralistik telah mematikan daya kkreasi daerah dan masyarakat di daerah-
daerah. Desentralisasi dan Otonomi Daerah untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat daerah dalam pembangunan ekonomi, sosialbudaya, dan politik
daerah, menghadapi hambatan dari kepentingan-kepentingan ekonomi angkuh dan
mapan baik di pusat maupun di daerah. Ekonomi Rakyat di daerah-daerah dalam
pengembangannya memerlukan dukungan modal, yang selama bertahun-tahun
mengarus ke pusat karena sistem perbankan sentralistik. Modal dari daerah makin
deras mengalir ke pusat selama krisis moneter. Untuk itulah perlunya kita
memahami cara berkejanya suatu sistem perekonomian. Memahami cara
bekerjanya suatu sistem perekonomian bagi masyarakat awam tentunya masih
relatif sulit. Namun dengan konsep Perputaran Roda Perekonomian (Circular
Flow) untuk mengerti cara bekerjanya suatu sistem perekonomian diharapkan
dapat sedikit membantu memperluas wawasan. Pendekatan Perputaran Roda
Perekonomian (circular flow) ini kita mencoba memahami sistem perekonomian
dengan mengidentifikasi siapa-siapa para pelaku utamanya, dan melihat apa saja
peran mereka masing-masing. Kemudian kita akan melihat pola keterkaitan
kegiatankegiatan para pelaku dalam kerangka model-model sistem perekonomian.

Berbagai Macam Sistem Ekonomi Istilah “sistem” berasal dari perkataan


“systema” (bahasa Yunani), yang dapat diartikan sebagai: keseluruhan yang
terdiri dari macam-macam bagian. Istilah “sistem” berasal dari perkataan
“systema” (bahasa Yunani), yang dapat diartikan sebagai: keseluruhan yang
terdiri dari macam-macam bagian. Sistem tersusun dari seperangkat komponen
yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai semua tujuan dari keseluruhan
sistem tersebut. Sebuah sistem dapat digambarkan sebagai sebuah kumpulan dari
komponen-komonen dimana beberapa dari komponen tersebut saling
berhubungan secara tetap dalam jangka waktu tertentu. (1)Setiap sistem tidak
hanya sekedar kumpulan berbagai bagian, unsur atau komponen, melainkan
merupakan satu kebulatan yang utuh dan padu. (2)Setiap sistem melakukan
kegiatan atau proses mengubah masukan menjadi keluaran. Pengertian sistem
ekonomi mencakup seluruh proses dan kegiatan masyarakat dalam usaha
memenuhi kebutuhan hidup atau mencapai kemakmuran. Dalam sistem ekonomi
juga terdapat Elemen sistem ekonomi, yang terdiri atas: (1)Unit-unit ekonomi
seperti: rumah tangga, perusahaan, serikat buruh, instansi pemerintah dan
lembaga-lembaga lain yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi. (2)Pelaku-pelaku
ekonomi seperti: konsumen, produsen, buruh, invstor dan pejabatpejabat yang
terkait. (3)Lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) Dan Sumber Daya Manusia
(SDM), (4)Sumber Daya Kapital (SDK), Sumber Daya Teknologi (SDT).
Sedangkan pranata/Institusi Ekonomi sendiri merupakan mekanisme yang
mengendalikan proses kegiatan ekonom, yang terdiri dari: (1)Norma hidup,
seperti norma agama, adat-istiadat, tradisi, etika profesi. (2)Peraturan hidup,
seperti konstitusi (UUD), undang-undang, peraturan pemerintah (PP), Peraturan
Darah (Perda), Keputusan Presiden (Keppres), Surat Keputusan/ Surat Edaran
Pejabat Resmi, Perjanjian-perjanjian Bilateral/ Internasional. (3)Paham Hidup,
seperti pandangan hidup, cara hidup, ideologi. Setiap sistem ekonomi pasti
mempunyai tujuan. Tujuan sistem ekonomi suatu negara pada umumnya meliputi
empat tugas pokok:
(1)Menentukan apa, berapa banyak dan bagaimana produk-produk dan jasa-jasa
yang dibutuhkan akan dihasilkan (2)Mengalokasikan produk nasional bruto
(PNB) untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi masyarakat, penggantian stok
modal, investasi. (3)Mendistribusikan pendapatan nasional (PN), diantara anggota
masyarakat: sebagai upah/gaji, keuntungan perusahaan, bunga dan sewa.
(4)Memelihara dan meningkatkann hubungan ekonomi dengan luar negeri.
Adapun untuk penggolongan sistem ekonomi dapat dilihat dari berbagai sisi.
Penggolongan sistem ekonomi jika dilihat berdasarkan mekanisme yang mengatur
kegiatan ekonomi, maka sistem ekonomi dapat digolongkan menjadi 3 macam,
antara lain: (1) Sistem ekonomi tradisional, (2) Sistem ekonomi pasar, dan (3)
Sistem ekonomi komando/ terpimpin. Penggolongan lain, sistem ekonomi
berdasarkan mekanisme yang mengatur kepemilikan aset, maka sistem ekonomi
dapat dikelompokkan dalam 3 macam, yaitu: (1)Sistem Ekonomi Kapitalis
(Kapitalisme) Sistem ekonomi kapitalis mempunyai ciri-cirinya antara lain: a.
Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi b. Pemilikan alat-alat produksi di
tangan individu c. Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik
bagi dirinya. d. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar e. Pasar berfungsi
memberikan “signal” kepada produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga.
f. Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand”
yang mengatur perekonomian menjadi efisien. g. Motif yang menggerakkan
perekonomian mencari laba h. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-
economicus, yang selalu mengejar kepentingan (keuntungan) sendiri.
i. Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno
(disebut hedonisme).

Sebagai suatu sistem ekonomi, sistem kapitalis mempunyai kebaikan-kebaikan


antara lain: a. Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan
distribusi barang-barang. b. Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya
kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya. c. Pengawasan politik dan
sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil. d.
Disamping mempunyai kebaikan-kebaikan, sistem kapitalis juga mempunyai
kelemahan-kelemahan antara lain: e. Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada
persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
f. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena
adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah
buruh dan lain-lain). Dalam aplikasinya, sistem ekonomi kapitalis ini sebenarnya
telah berjalan di Indonesia, hal ini bisa kita lihat dari berbagai kebijakan ekonomi
kapitalistik yang pernah diberlakukan pemerintah di Indonesia, antara lain: a.
Penghapusan berbagai subsidi pemerintah pada komoditas strategis (bbm, listrik
dsb) secara bertahap dan diserahkannya ke mekanisme pasar membuat harga-
harga meningkat b. Nilai kurs diambangkan secara bebas (floating rate) sesuai
dengan LOI dengan IMF (dikembalikan pada mekanisme pasar) c. Privatisasi
BUMN yang membuat sektor kepemilikan umum (migas, tambang, kehutanan)
dikuasai oleh swasta d. Bobroknya lembaga keuangan dan masuknya Indonesia ke
dalam jerat utang (Liberalisasi pasar berbasis bunga dan privatisasi bank- bank
pemerintah) (2)Sistem Ekonomi Sosialis (Sosialisme) Pada negara yang menganut
sistem sosialis, mekanisme pengaturan aset ditandai oleh ciri-ciri antara lain: a.
Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang
individuindividu fiksi belaka. b. Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi
(individu) dalam sistem sosialis. c. Pemerintah bertindak aktif mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan. d. Alat-alat produksi dan
kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara. e. Pola produksi (aset
dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis) f.
Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme
(masyarakat kapitalis). Disamping mempunyai ciri-ciri seperti di atas, sistem
sosialis juga mempunyai kelemahan-kelemahan antara lain: a. Teori pertentangan
kelas tidak berlaku umum b. Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan (Maka
kreativitas masyarakat tehambat, produktivitas menurun, produksi dan
perekonomian akan mandeg). c. Tidak ada insentive untuk kerja keras (Maka
tidak ada dorongan untuk bekerja lebih baik, prestasi dan produksi menurun,
ekonomi mundur). d. Tidak menjelaskan bagaimana mekanisme ekonomi (Karl
Marx hanya mengkritik keburukan kapitalisme, tapi tidak menjelaskan
mekanisme yang mengalokasikan sumber daya di bawah sosialisme). Jurnal
Ekonomi & Pendidikan, Volume 6 Nomor 2, November 2009 202 Perlu juga kita
ketahui bahwa sistem sosialis (sosialisme) pengertiannya tidak sama dengan
komunisme. Sosialisme merupakan tahap persiapan ke komunisme. Sedangkan
komunisme merupakan tahap akhir perkembangan masyarakat (The Six Major
Historical Stages): primitive communism, slavery, feudalism, capitalism,
sosialism dan full communism. (3)Sistem Ekonomi Campuran (Mixed Economy),
Pada negara yang menganut sistem ekonomi campuran (Mixed Economy),
mekanisme pengaturan aset ada yang dikuasai oleh individu dan ada yang
dikuasai oleh masyarakat/negara. Oleh karena itu negara yang menganut ekonomi
campuran ditandai oleh ciri-ciri antara lain: a. Kedua sektor ekonomi hidup
berdampingan b. Interaksi ekonomi terjadi di pasar c. Persaingan dalam sistem
campuran diperbolehkan d. Adanya Campur Tangan Pemerintah Alasan perlunya
campur tangan pemerintah: (1) Mencegah perusahaanperusahaan besar turut
mempengaruhi kebijaksanaan politik dan ekonomi; (2) Mencegah organisasi
buruh (gabungan) menekan pengusaha dalam menentukan harga barang Sistem
ekonomi di Indonesia sering digolongkan dalam sistem ekonomi campuran,
karena kenyataannya hak milik individu diakui tetapi sepanjang penggunaannya
tidak menganggu hak-hak masyarakat/negara. Oleh karena itu dalam mekanisme
pengaturan ekonomi ada bentuk campur tangan pemerintah. Adapun hal yang
mendukung Peran dan Campur Tangan Pemerintah Indonesia didasarkan atas: a.
Amanat Konstitusi (pembukaan UUD 1945) : Pasal 33, 34, dan 27 ayat 2,
menyelenggarakan kesejahteraan sosial seluruh rakyat memalui antara lain: b.
Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting c. Memelihara fakir miskin dan
anak-anak terlantar d. Penyediaan lapangan kerja Dalam pandangan lain, sistem
ekonomi kita juga dikenal dengan sistem ekonomi kerakyatan dan ada juga yang
sering menamakan dengan Sistem Ekonomi Pancasila (SEP). SEP tidak liberal-
kapitalistik, juga bukan sistem ekonomi yang etastik. Meskipun demikian sistem
pasar tetap mewarnai kehidupan perekonomian. Dalam SEP cirinya antara lain: a.
Perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral b. Ada
kehendak masyarakat untuk mewujudkan pemerataan sosial ekonomi c.
Nasionalisme selalu menjiawi kebijaksanaan ekonomi d. Koperasi merupakan
sokoguru perekonomian nasional e. Ada keseimbangan antara sentralisme dan
deseentralisme dalam kebijaksanaan ekonomi.

4. Memahami Sistem Ekonomi di Indonesia Indikator yang paling mudah


digunakan untuk memahami apakah sebuah negara itu bercorak kapitalisme
ataukah sosialisme? Adalah dengan melihat seberapa besar pihak swasta atau
pihak negara menguasai sektor ekonomi. Jika sektor-sektor ekonomi lebih banyak
dikuasai oleh pihak swasta, maka negara tersebut cenderung bercorak kapitalisme.
Sebaliknya, jika ekonomi lebih banyak dikendalikan oleh negara, maka lebih
bercorak sosialisme (Samuelson & Nordhaus, 1999). Jika menggunakan tolok
ukur di atas, maka jejak kapitalisme di Indonesia dapat ditelusuri ketika Indonesia
mulai memasuki era pemerintahan Orde Baru tepatnya dimulai sejak Maret 1966.
Orientasi pemerintahan Orba sangat bertolak belakang dengan era sebelumnya.
Kebijakan Orba lebih berpihak kepada Barat dan menjahui ideologi komunis.
Menjelang awal tahun 1970-an atas kerja sama dengan Bank Dunia, Dana
Moneter Internasional (IMF), Bank Pembangunan Asia (ADB) dibentuk suatu
konsorsium InterGovernment Group on Indonesia (IGGI) yang terdiri atas
sejumlah negara industri maju termasuk Jepang untuk membiayai pembangunan
di Indonesia. Saat itulah Indonesia dianggap telah menggeser sistem ekonominya
dari sosialisme lebih ke arah semikapitalisme (Tambunan, 1998). Memasuki
periode akhir 1980-an dan awal 1990-an sistem ekonomi di Indonesia terus
mengalami pergeseran. Menilik kebijakan yang banyak ditempuh pemerintah, kita
dapat menilai bahwa ada sebuah mainstream sistem ekonomi telah dipilih atau
telah dipaksakan kepada negara kita. Isu-isu ekonomi politik banyak dibawa ke
arah libelarisasi ekonomi, baik libelarisasi sektor keuangan, sektor industri
maupun sektor perdagangan. Sektor swasta diharapkan berperan lebih besar
karena pemerintah dianggap telah gagal dalam mengalokasikan sumberdaya
ekonomi untuk menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi, baik yang berasal
dari eksploitasi sumberdaya alam maupun hutang luar negeri (Rachbini , 2001).
Kebijakan Pakto 88, Pakdes 88 dan Pakjan 90 (yang berisi deregulasi di sektor
perbankan dan pasar modal) dapat dianggap sebagai titik tonggak kebijakan
libelarisasi ekonomi di Indonesia. Menjamurnya industri perbankan di Indonesia,
yang selanjutnya diikuti dengan terjadinya transaksi hutang luar negeri
perusahaanperusahaan swasta yang sangat pesat, mewarnai percaturan ekonomi
Indonesia saat itu. Masa pembangunan ekonomi Orde Baru-pun akhirnya
berakhir. Kegagalan dari pembangunan ekonomi Orba ditandai dengan
meledaknya krisis moneter, yang diikuti dengan ambruknya seluruh sendi-sendi
perekonomian Indonesia sehingga menjadi suatu krisis multidimensional. Setelah
krisis moneter 1997 dan memasuki era
reformasi, ternyata kebijakan perekonomian Indonesia tidak bergeser sedikitpun
dari pola sebelumnya. Bahkan semakin liberal. Dengan mengikuti garis-garis
yang telah ditentukan oleh IMF, Indonesia benar-benar telah menuju libelarisasi
ekonomi. Kenyataan menurut Triono (2001) ini dapat diukur dari beberapa
indikator utama, yaitu: (1) Dihapuskannya berbagai subsidi dari pemerintah untuk
komoditi strategis secara bertahap. (2) Nilai kurs rupiah diambangkan secara
bebas (floating rate). Sesuai dengan kesepakatan dalam LoI dengan pihak IMF.
(3) Privatisasi BUMN. Salah satu ciri ekonomi yang liberal adalah semakin
kecilnya peran pemerintah dalam bidang ekonomi, termasuk didalamnya adalah
kepemilikan asset-asset produksi. (4) Peran serta pemerintah Indonesia dalam
kancah WTO dan perjanjian GATT.

Sistem Ekonomi Indonesia dan Karakteristiknya

Sistem perekonomian yang diterapkan oleh Indonesia adalah sistem


perekonomian pancasila. Maka, secara normatif pancasila dan UUD 1945 adalah landasaan
idiil sistem perekonomian di Indonesia. Dasar politik perekonomian ini diatur dalam UUD
1945 pasal 33 yang berbunyi :

1. Ayat 1: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.
2. Ayat 2: Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Ayat 3: Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. Ayat 4: Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

dalam proses pembangunan sistem ekonomi di suatu negara dipengaruhi banyak faktor,
baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor internal, di antaranya adalah kondisi fisik,
lokasi geografi, jumlah, serta kualitas sumber daya alam dan manusia. Faktor-faktor eksternal di
antaranya adalah perkembangan teknologi, kondisi perekonomian dan politik dunia, serta
keamanan global. Nah, sistem ekonomi Pancasila dipilih untuk diterapkan di negara kita karena
di dalamnya terdapat makna demokrasi ekonomi. Lebih jelasnya, perhatikan komponen di bawah
ini:

Karakteristik sistem ekonomi Indonesia

1. Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan bersama (gotong royong) dengan


yang mengedepankan hubungan kekeluargaan.
2. Cabang-cabang produksi yang bersifat strategis dan merupakan hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
3. Alasan pemerintah menguasai produksi barang-barang stategis baik yang ada di tanah air
Indonesia adalah semata-mata untuk kemakmuran rakyat.
4. Indonesia menggunakan sistem ekonomi campuran disebut juga sistem ekonomi
pancasila.
5. Kegiatan ekonomi yang dilakukan juga harus memiliki prinsip berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
6. Pemerintah juga mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh swasta secara umum, agar
terhindar dari praktik kecurangan seperti penipuan, praktik monopoli yang merugikan,
serta mafia perdagangan. Tujuannya, agar tercipta keadilan di tengah-tengah masyarakat.

Wujud dari penerapan ayat ini adalah digalakkannya program badan usaha koperasi dengan
tujuan salah satunya adalah untuk menyejahterakan anggota serta masyarakat.

Barang-barang yang dianggap sangat penting bagi eksistensi negara dan dibutuhkan
banyak orang tidak boleh diserahkan pada pihak swasta. Negara dapat membuat kebijakan,
mengurus, mengatur, mengelola, dan mengawasi produksi strategis tersebut. Jika kekayaan
tersebut dibiarkan begitu saja jatuh pada pihak yang salah maka kemakmuran masyarakat dalam
memanfaatkan kekayaan tersebut sulit terwujud.

Walau begitu, sistem ekonomi pancasila mengedepankan peran bersama dari pihak pemerintah
maupun swasta dalam mengelola perekonomian. Hal tersebut diwujudkan dalam pembagian
peran yang jelas antara badan usaha, yaitu Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Swasta. Pemerintah mengelola barang-barang yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak,
sedangkan selebihnya diperkenankan dikelola swasta dengan pengawasan dari pemerintah.
Artinya jangan sampai terjadi eksploitasi yang berlebihan, agar generasi berikutnya dapat
memanfaatkan pula kekayaan alam yang ada dan juga tetap menjaga lingkungan. Indonesia
menerapkan sistem ekonomi pancasila yang tentunya didasarkan pada pancasila dan UUD 1945.

D. Penutup Menilik problem ekonomi yang sedang dihadapi Indonesia, maka perubahan
yang paling urgen yang harus segera dilakukan adalah perubahan sistem ekonomi yang
bersifat struktural, walaupun perubahan yang bersifat fungsional juga tidak boleh
dilupakan. Perubahan ekonomi secara struktural berarti mengganti sistem ekonominya,
dari sistem ekonomi yang bercorak kapitalistik menjadi sistem ekonomi yang baru.
Namun, perubahan sistem tersebut bukan berarti merubah sistem ekonominya menjadi
sosialis, sebab sistem ekonomi ini juga sudah terbukti gagal. Masih satu harapan lagi
yaitu perubahan menuju sistem ekonomi yang cocok dengan nilai-nilai luhur yang yang
dimiliki rakyat Indonesia yang berbudaya, adanya kebersamaan dan religius.
Kemerosotan Etika Pembangunan khususnya di bidang hukum dan bisnis modern
berkaitan erat dengan pemaksaan dipatuhinya aturan main global yang masih asing dan
sulit dipenuhi perusahaan-perusahaan nasional. Aturan main globalisasi dengan paham
Neoliberal yang garang terutama berasal dari ajaran “Konsensus Washington” telah
menyudutkan peranan negara-negara berkembang termasuk Indonesia. KKN (Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme) merupakan jalan pintas para pelaku bisnis untuk memenangkan
persaingan secara tidak bermoral yang merasuk pada birokrasi yang berciri semi-feodal.
Etika Ekonomi Rakyat yang jujur, demokratis, dan terbuka, yang menekankan pada
tindakan bersama (collective action) dan kerjasama (cooperation), merupakan kunci
penyehatan dan pemulihan ekonomi nnasional dari kondisi krisis yang berkepanjangan.
Inilah moral pembangunan nasional yang percaya pada kekuatan dan ketahanan ekonomi
bangsa sendiri.
Oleh karena itu salah satu solusi dalam mencari bentuk Sistem Ekonomi Nasional
Indonesia adalah Sistem Ekonomi Kerakyatan yaitu ekonomi berasas kekeluargaan yang
demokratis dan bermoral dengan pemihakan pada sektor ekonomi rakyat. Pemihakan dan
perlindungan pada ekonomi rakyat merupakan strategi memampukan dan
memberdayakan pelaku-pelaku ekonomi rakyat yang sejak zaman penjajahan dan
setengah abad Indonesia Merdeka selalu dalam posisi tidak berdaya. Untuk itu prasyarat
sistem ekonomi nasional yang harus ada berkeadilan sosial adalah berdaulat di bidang
politik, mandiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya.

Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)


memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia. ...
Disamping itu, peran BUMS juga sebagai mitra BUMN dalam mengelola dan menjaga
sumber daya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, maupun sebagai agen
pembangunan nasional dan penyedia lapangan pekerjaan.

c. Peran Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dalam Perekonomian Indonesia

Badan Usaha Milik Swasta atau BUMS merupakan badan usaha yang didirikan pihak swasta dan
berorientasi pada profit atau keuntungan. BUMS berperan penting dalam perekonomian
Indonesia. BUMS biasanya bergerak di sektor ekonomi khususnya perdagangan, sektor industri,
transportasi, dan sektor lainnya.
Jenis BUMS Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),
BUMS di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu BUMS nasional dan BUMS
asing. Berikut penjelasannya: Badan Usaha Milik Swasta Nasional Badan usaha ini didirikan
oleh perusahaan swasta nasional di Indonesia. Badan usaha milik swasta nasional dibagi menjadi
beberapa jenis, yakni: Perusahaan perseorangan Sesuai dengan namanya, perusahaan ini
didirikan dan dimiliki oleh perseorangan. Tujuan utamanya untuk meraih keuntungan. Pemilik
bertanggung jawab secara penuh atas semua kegiatan ekonomi, termasuk risiko yang mungkin
ditimbulkan. Biasanya perusahaan perseorangan diterapkan untuk usaha kecil dan menangah.
Baca juga: BUMN: Pengertian, Tujuan, dan Perannya dalam Perekonomian Indonesia Firma
Firma adalah badan usaha yang didirikan oleh dua orang atau lebih. Tiap anggotanya memiliki
tanggung jawab yang sama dan tidak ada pemisahan antara harta perusahaan dengan harta
pribadi. Bentuk badan usaha ini memungkinkan tiap anggotanya menjadi pemilik. Biasanya
untuk pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah. Commanditer Vennostchaft (CV)
CV didirikan oleh beberapa orang yang terbagi dalam sekutu aktif dan sekutu pasif. Sekutu aktif
berarti pemilik memberi modal dan turut mengelola perusahaan. Sedangkan sekutu pasif berarti
pemilik memberi modal tanpa turut serta dalam pengelolaan perusahaan. Modal bisa didapatkan
lebih mudah saat mendirikan CV. Namun, adanya potensi kecurangan atau ketidakjujuran juga
tergolong tinggi. Perseroan Terbatas (PT) PT merupakan badan usaha yang modalnya didapat
dari saham. Tiap pemilik atau pendiri bisa memiliki satu atau lebih saham, bergantung pada nilai
modal yang diberikan. Dalam pendirian PT harus dilakukan dengan akta notaris serta izin dari
menteri kehakiman, sehingga secara langsung PT berbentuk badan hukum. Yayasan Yayasan
bukanlah badan usaha, sehingga tidak bertujuan untuk mencari profit atau keuntungan. Yayasan
juga didirikan dengan menggunakan akta notaris. Umumnya kegiatan utama dalam yayasan
adalah mengumpulkan donasi atau dana dari berbagai donatur. Dalam pendirian yayasan juga
menggunakan akta notaris. Badan Usaha Milik Swasta Asing Dalam mendirikan serta
menjalankan perusahaannya, badan usaha swasta asing di Indonesia mengacu pada Undang-
Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Secara garis besar, badan usaha
swasta asing diperbolehkan menanam modal, namun harus disesuaikan dengan peraturan hukum
di Indonesia. Salah satu contohnya adalah penanaman modal pada bidang usaha dibatasi dan
tidak boleh masuk dalam bidang usaha yang berkaitan dengan kepentingan negara serta hidup
masyarakat Indonesia. Peran BUMS dalam perekonomian Indonesia Berikut penjelasan peran
BUMS dalam perekonomian Indonesia: Meningkatkan lapangan pekerjaan BUMS di Indonesia
berperan untuk meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan serta penyerapan tenaga kerja.
Hal ini dapat membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran. Mengusahakan
serta meningkatkan produksi nasional BUMS dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan
produksi nasional, misalnya di bidang pangan. Produksi nasional tentunya harus ditingkatkan
agar seluruh masyarakat dapat hidup sejahtera dan makmur. Meningkatkan penerimaan devisa
negara Kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan BUMS dapat meningkatkan jumlah
penerimaan devisa negara. Meningkatkan penerimaan negara melalui pajak BUMS di Indonesia
dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah. Karena dalam periode tertentu, BUMS
diharuskan membayar pajak sesuai nilai yang ditetapkan. Memproduksi kebutuhan masyarakat
BUMS dapat memproduksi barang dan jasa yang tidak bisa diproduksi oleh BUMN. Sehingga
masyarakat tetap bisa mendapat barang yang diperlukan.
Peran swasta dalam perekonomian Indonesia adalah

BUMS di Indonesia berperan untuk meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan serta


penyerapan tenaga kerja. Hal ini dapat membantu pemerintah dalam mengurangi angka
pengangguran. BUMS dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan produksi nasional,
misalnya di bidang pangaan.
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia. ... Disamping
itu, peran BUMS juga sebagai mitra BUMN dalam mengelola dan menjaga sumber
daya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, maupun sebagai agen pembangunan nasional
dan penyedia lapangan pekerjaan.
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) memiliki peranan penting dalam meningkatkan
perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan dalam membangun perekonomian negara yang
berkesinambungan bukan hanya bergantung kepada kemampuan ekonomi pemerintah,
melainkan perlu dukungan kerjasama pihak swasta.

Istilah BUMS sendiri memiliki pengertian sebagai badan usaha yang seluruh modal dan
pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat swasta. Peran BUMS diharapkan bisa membantu
pemerintah melakukan kegiatan produksi barang atau jasa serta distribusi yang tidak dapat
dilakukan oleh pemerintah, membantu pemerintah meningkatkan pendapatan nasional maupun
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Disamping itu, peran BUMS juga sebagai mitra BUMN dalam mengelola dan menjaga sumber
daya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, maupun sebagai agen pembangunan nasional dan
penyedia lapangan pekerjaan.

Pendirian BUMS diatur berdasarkan UUD 1945 pasal 33 bidang-bidang usaha yang diberikan
kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi yang bersifat tidak vital, bertujuan
untuk mencari keuntungan seoptimal mungkin, untuk mengembangkan usaha, dan modalnya
serta membuka lapangan pekerjaan dan strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup orang
bany

Peran BUMN dalam Perekonomian Indonesia)

Meski memiliki peran penting dalam perekonomian negara, BUMS nyatanya tak luput dari
kelebihan dan kelemahan. Apa saja? Di satu sisi, BUMS bisa dengan cepat mengambil
keputusan, cepat mendapatkan modal, membuka lapangan pekerjaan, maupun menyumbang
pendapatan nasional. Namun sayangnya, kelemahan dari BUMS ini sering silang pendapat
dengan kepentingan buruh, tidak peduli dengan lingkungan dan kesulitan mendapatkan
pinjaman.

Bentuk BUMS

BUMS yang modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pihak swasta ini memiliki 4 bentuk
utama yaitu, perusahaan perseorangan (PO), Firma (FA), Persekutuan Komanditer (CV), dan
Perseroaan Terbatas (PT).

Perusahaan Perseorangan (PO) adalah perusahaan yang dimiliki seorang individu saja. PO ini
merupakan perusahaan dengan tingkat kerahasiaan yang paling tinggi tetapi dengan
pengumpulan modal yang paling sulit.
Firma (FA) adalah badan usaha yang dibentuk oleh persekutuan dua orang atau lebih dengan
nama dan modal bersama. Setiap sekutu atau anggota mempunyai tanggung jawab yang sama
pada perusahaan.

Persekutuan Komanditer (CV) yaitu badan usaha yang didirikan atas persekutuan dua orang atau
lebih yang mana di dalamnya ada sekutu aktif dan sekutu pasif.

Perseroan Terbatas (PT) adalah badan hukum usaha yang modalnya berasal dari penjualan
saham. PT mempunyai kemampuan mendapatkan modal dalam jumlah besar melalui penerbitan
saham.

Cara Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja

untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja yang ada, mau tahu apa saja caranya? Yuk baca
penjelasannya di bawah ini.

Pada era globalisasi dan perdagangan bebas, tenaga kerja dari luar saingan dan ancaman yang di
anggap cukup penting oleh tenaga-tenaga kerja lokal. Namun di samping itu, sebenarnya
ada lho hal positifnya. Tenaga-tenaga kerja lokal kita bisa mencuri sebagian keterampilan dan
keahlian dari para pekerja luar, yang penting harus mempunyai daya saing tinggi agar tidak
terjadi yang sebaliknya.

Akan tetapi, di sisi lain, tenaga kerja Indonesia saat ini masih bisa dibilang kalah saing dengan
tenaga kerja dari luar negeri. Sebabnya banyak, mulai dari pendidikan dan pelatihan yang kurang
baik, tidak tersedianya lapangan kerja yang cukup, dan belum meratanya pembangunan. Semua
itulah yang menjadi faktor hambatan kualitas tenaga kerja Indonesia.

Fenomena tersebut sebenarnya bisa ditanggulangi secara bersama oleh pihak-pihak yang terlibat
dan bertanggungjawab. Beberapa pihak yang terlibat dan bertanggung jawab adalah:

PIHAK SWASTA (PERUSAHAAN)

Ada beberapa hal yang bisa pihak swasta lakukan untuk menyejahterakan dan meningkatkan
mutu tenaga kerjanya, hal ini perlu dilakukan untuk menciptakan perusahaan yang produktif dan
menghasilkan. Beberapa contoh yang dapat dilakukan dapat dilihat di bawah ini.

Membuka Kesempatan Magang

Hal ini diperlukan untuk memberikan pengenalan kepada orang dan khalayak luas, selain itu
dengan bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan menjadikan perusahaan sebuah tempat
latihan dapat menciptakan tenaga kerja yang siap pada waktunya.

Meningkatkan pemberian gizi dan kualitas kesehatan


Mudah saja, jika tenaga kerjanya terpenuhi gizi dan kesehatannya terjaga, maka mereka bisa
bekerja dengan lebih produktif. Jika perusahaan dapat menyediakan makanan, berikanlah
karyawan makanan yang menunjang pekerjaan dan kesehatan mereka, selain itu kebersihan
tempat kerja juga dapat memengaruhi mood bekerja setiap orang.

Memperbanyak seminar dan workshop yang berkaitan dengan pekerjaan

Dengan adanya pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaannya, maka tenaga kerja akan semakin
mahir dalam mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan dapat meningkatkan produksi.

Badan Usaha Milik Swasta atau BUMS merupakan badan usaha yang didirikan pihak swasta dan
berorientasi pada profit atau keuntungan.

BUMS berperan penting dalam perekonomian Indonesia. BUMS biasanya bergerak di sektor
ekonomi khususnya perdagangan, sektor industri, transportasi, dan sektor lainnya.

Jenis BUMS

Mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), BUMS di


Indonesia dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu BUMS nasional dan BUMS asing. Berikut
penjelasannya:

Badan Usaha Milik Swasta Nasional

Badan usaha ini didirikan oleh perusahaan swasta nasional di Indonesia. Badan usaha milik
swasta nasional dibagi menjadi beberapa jenis, yakni:

Perusahaan perseorangan

Sesuai dengan namanya, perusahaan ini didirikan dan dimiliki oleh perseorangan. Tujuan
utamanya untuk meraih keuntungan. Pemilik bertanggung jawab secara penuh atas semua
kegiatan ekonomi, termasuk risiko yang mungkin ditimbulkan. Biasanya perusahaan
perseorangan diterapkan untuk usaha kecil dan menangah.

Firma

Firma adalah badan usaha yang didirikan oleh dua orang atau lebih. Tiap anggotanya memiliki
tanggung jawab yang sama dan tidak ada pemisahan antara harta perusahaan dengan harta
pribadi. Bentuk badan usaha ini memungkinkan tiap anggotanya menjadi pemilik. Biasanya
untuk pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah.

Commanditer Vennostchaft (CV)


CV didirikan oleh beberapa orang yang terbagi dalam sekutu aktif dan sekutu pasif. Sekutu aktif
berarti pemilik memberi modal dan turut mengelola perusahaan. Sedangkan sekutu pasif berarti
pemilik memberi modal tanpa turut serta dalam pengelolaan perusahaan. Modal bisa didapatkan
lebih mudah saat mendirikan CV. Namun, adanya potensi kecurangan atau ketidakjujuran juga
tergolong tinggi.

Perseroan Terbatas (PT)

PT merupakan badan usaha yang modalnya didapat dari saham. Tiap pemilik atau pendiri bisa
memiliki satu atau lebih saham, bergantung pada nilai modal yang diberikan. Dalam pendirian
PT harus dilakukan dengan akta notaris serta izin dari menteri kehakiman, sehingga secara
langsung PT berbentuk badan hukum.

Yayasan

Yayasan bukanlah badan usaha, sehingga tidak bertujuan untuk mencari profit atau keuntungan.
Yayasan juga didirikan dengan menggunakan akta notaris. Umumnya kegiatan utama dalam
yayasan adalah mengumpulkan donasi atau dana dari berbagai donatur. Dalam pendirian yayasan
juga menggunakan akta notaris.

Peran BUMS dalam Perekonomian Nasional

Menurut laman Kemendikbud, BUMS memilik tujuan dan peranan penting dalam perekonomian
nasional. Oleh sebab itu, regulasi atau peraturan di Indonesia yang mendukung sektor swasta
diperlukan dalam memajukan perekonomian secara bersama-sama. Ada keuntungan imbal balik
yang diterima baik oleh negara maupun perusahaan swasta.

Adapun peran BUMS dalam perekonomian sebagai berikut:

1. Meningkatkan penerimaan devisa negara ketika perusahaan swasta melakukan aktivitas ekspor
dan impor.

2. Membantu pemerintah mengupayakan aktivitas produksi dalam usaha meningkatkan


kemakmuran masyarakat.

3. Membantu peningkatan lapangan kerja sehingga mengurangi masalah pengangguran.

4. Ikut berperan dalam membantu pemerintah meningkatkan penerimaan negara melalui pajak di
berbagai jenisnya.

E. MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK SWASTA

Tujuan BUMS adalah mencari keuntungan seoptimal mungkin dalam mengembangkan usaha
dan modalnya serta membuka lapangan kerja. Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945 pada badan
usaha milik swasta yang berbunyi bahwa bidang-bidang usaha yang diberikan kepada pihak
swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi yang bersifat tidak vital dan strategis atau yang
tidak menguasai hajat hidup orang banyak. Badan Usaha Swasta (BUMS) dibedakan dua jenis
yaitu badan usaha swasta dalam negeri dan badan usaha swasta asing. Arti dari badan usaha
swasta dalam negeri adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pihak masyarakat dalam
negeri. Sedangkan arti dari badan usaha swasta asing adalah badan usaha yang modalnya miliki
oleh pihak masyarakat asing. Badan usaha swasta didirikan seseorang atau sekelompok orang
dengan tujuan murni untuk mencari keuntungan dan pengembangan modal. Tugas utama badan
usaha swasta adalah menyediakan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan masyarakat melalui
usaha komersial. Laba pada badan usaha swasta berfungsi sebagai sumber pemupukan modal
dan tidak boleh digunakan untuk penguasaan ekonomi oleh orang-seorang atau kelompok yang
merugikan komponen pemilik faktor produksi.

Adapun tujuan didirikannya BUMS, sebagai berikut

1. Membantu pemerintah meningkatkan penerimaan negara melalui berbagai pajak

2. Meningkatkan lapangan kerja untuk mengatasi pengangguran

3.Membantu pemerintah mengusahakan kegiatan produksi dalam rangka meningkatkan


kemakmuran masyarakat

4. Meningkatkan penerimaan devisa negara dari perusahaan swasta yng melakukan kegiatan
ekpor dan impor.

Kebaikan/Kelebihan BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)

1.Cepat dalam pengambilan keputusan karena pemilik modal juga kadang kala menjadi
pengelola

2.Sebagai penyumbang pajak pada kas pemerintah

3.Memberi kontribusi dalam menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB)Sebagai penyedia barang
dan jasa

4.Cepat dalam mendapatkan modal karena dalam pengelola umumnya juga pemilik Banyak
menampung tenaga kerja

Kelemahan dan Kekurangan BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)

1.Terlalu mementingkan laba sehingga sering kali tidak memperhatikan lingkungan

2.Sering mengalami kesulitan dalam mendapat pinjaman


3.Sering terjadinya silang pendapat antara manajemen perusahaan dengan para serikat buruh

4.Menimbulkan persaingan tidak sehat

5.Mengalirnya devisa ke luar neger

Ciri-ciri BUMS badan usaha milik swasta adalah sebagai berikut.

1.Sebagai dinamisator perekonomian negara

2.Merupakan lembaga yang memberikan layananan dengan menyediakan berbagai barang dan
jasa yang di butuhkan masyarakat dan negara

3.Merupakan lembaga yang turut membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat


pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat

4.Merupakan salah satu sumber pendapatan negara, melalui pajak perseroan yang di bayar

Contoh badan Usaha milik swasta :

1.PT Pupuk Kaltim

2.PT Krakatau Steel

3.PT Aneka Electrindo Nusantara

4.PT Holcim

5.PT Union Metal

6.PT XL. Axiata Tbk

7.PT djarum

8.PT Indosat Tbk

9.PT fastfood Indonesia Tbk (KFC), dll

Peran swasta juga sangat penting didalam kehidupan masyarakat. Berikut dibawah ini contoh
peran swasta dalam kehidupan masyarakat sebagai berikut :

1. Strategi Peningkatan Peran Swasta dalam Pembangunan Infrastruktur


Mengingat kebutuhan pembiayaan infrastruktur yang besar dan adanya kendala yang
menyebabkan lambatnya progres pembangunan infrastruktur, maka perlu dirumuskan strategi
untuk meningkatkan peran swasta dalam pembangunan infrastruktur.

Adapun strategi yang pertama adalah meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan stakeholder lainnya. Hal ini perlu segera dilakukan karena masalah
minimnya koordinasi menjadi salah satu kendala yang kerap terjadi dalam proses pembangunan.
Pemerintah pusat harus menjembatani permasalahan koordinasi ini agar pembangunan
infrastruktur dapat berjalan dengan baik.

Kedua, meningkatkan kualitas perencanaan proyek. Pemerintah perlu membuat perencanaan


proyek yang efektif dan efisien termasuk alokasi anggaran di dalamnya. Selain itu juga
diperlukan kajian persiapan proyek untuk meningkatkan kelayakan suatu proyek, sehingga
diharapkan swasta tertarik untuk melakukan investasi.

Ketiga, memberikan kemudahan dalam regulasi terkait pembebasan lahan dan perizinan. Selama
ini, masalah terbatasnya lahan dan pembebasan lahan menjadi faktor penghambat utama dalam
pembangunan infrastruktur. Selain itu, perlu adanya upaya pemerintah melakukan sosialisasi
kepada masyarakat untuk mendukung pengadaan tanah yang digunakan untuk pembangunan
infrastruktur. Dalam hal perizinan, masalah yang dihadapi adalah lamanya proses perizinan.
Karenanya, pemerintah juga perlu meringkas atau memotong proses perizinan tersebut sehingga
lebih efektif dan efisien. Saat ini pemerintah sudah mulai memangkas regulasi perizinan dan
birokrasi panjang tersebut. Hal ini perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan kembali oleh
pemerintah untuk menarik minat swasta.

Keempat, memberikan insentif fiskal. Insentif fiskal memiliki daya tarik tersendiri bagi swasta
untuk berinvestasi. Hendaknya insentif fiskal yang diberikan oleh pemerintah kepada swasta,
lebih terukur dan berkualitas. Insentif fiskal yang diberikan kepada swasta antara lain dapat
berupa keringanan pajak dan bea masuk serta kepabeanan lainnya.

Kelima, meningkatkan jaminan pemerintah terhadap swasta. Jaminan perlindungan yang


diinginkan swasta adalah payung hukum agar swasta mendapatkan hak yang sama dengan
BUMN dalam melaksanakan proyek yang dianggap layak (feasible) secara ekonomi.
Dan strategi terakhir yang perlu dilakukan pemerintah adalah, skema pembiayaan infrastruktur
yang lebih efektif. Skema pembiayaan infrastruktur harus bisa menguntungkan masingmasing
pihak. Selain itu, struktur, hak dan kewajiban masing-masing pihak juga harus jelas. Guna
menarik minat dan peran swasta melalui skema KPBU, pemerintah memberikan fasilitas kepada
swasta berupa dukungan kelayakan (viability gap fund) dan insentif perpajakan, jaminan
pemerintah, dan pembayaran atas kesediaan layanan kepada badan usaha.

Mengingat masalah terbesar dalam pembangunan infrastruktur adalah pengadaan lahan, maka
dari beberapa strategi yang sudah dikemukakan, strategi kemudahan dalam regulasi terkait
pembebasan lahan harus segera dilakukan dalam jangka pendek. Pemerintah harus cepat
menyelesaikan permasalahan pembebasan lahan, karena jika terus menghambat maka
pembangunan infrastruktur juga tidak akan berjalan. Masalah pengadaan lahan juga menjadi isu
yang krusial karena menyangkut lahan 22 masyarakat. Pemerintah hendaknya juga berhati-hati
dalam membuat aturan atau kebijakan dalam pengadaan lahan agar masyarakat juga tidak merasa
dirugikan dengan adanya pembangunan infrastruktur.

Peran Swasta dan Kendala yang Dihadapi

Infrastruktur merupakan faktor penting dalam aktivitas perekonomian yang dapat mengurangi
efek jarak antardaerah, integrasi pasar nasional dan biaya rendah. Selain itu, infrastruktur juga
memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan pendapatan
dan kemiskinan. Terkait hal tersebut, dibutuhkan dana yang sangat besar untuk membiayai
pembangunan infrastruktur yang menyeluruh dan berkesinambungan. Namun, kemampuan
pemerintah untuk menyediakan dana pembiayaan infrastruktur tidak cukup besar. Oleh karena
itu, masih dibutuhkan peran swasta untuk menutup financial gap tersebut melalui berbagai skema
Kemitraan Pemerintah dengan Swasta (KPS) atau Public Private Partnership (PPP) serta Kerja
Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Menurut Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Yusid Toyib, selain dapat
mengisi financial gap, peran swasta juga memiliki berbagai keuntungan seperti dapat mendorong
lebih tingginya quality of service proyek yang dihasilkan, dapat diterapkannya prinsip efisiensi
sesuai value for money, dan lebih efektifnya tata kelola proyek infrastruktur terkait performance
accountability . Di Indonesia, keterlibatan swasta dalam pembangunan infrastruktur masih
rendah. Berdasarkan data Private Participation Infrastructure (PPI) oleh World Bank, keterlibatan
perusahaan swasta nasional Indonesia di bidang infrastruktur baru sebesar 2%. Jauh sekali jika
dibandingkan dengan Filipina yang 44% proyek infrastrukturnya melibatkan swasta.
Pembangunan infrastruktur saat ini sudah berjalan selama 3 20 tahun. Sampai pertengahan tahun
2017, setidaknya 13% proyek infrastruktur telah selesai. Dari total 225 yang ditargetkan selesai
pada tahun 2019, tercatat 30 proyek selesai. Progres paling maju adalah pembangunan
bendungan yang mencapai 49,2%. Selanjutnya diikuti dengan pembangunan bandara (33,3%),
infrastruktur listrik (31%), pembangunan jalan tol (26,8%), pelabuhan (18,3%), dan jalur kereta
api (15%). Proyek yang belum selesai masih berada pada proses konstruksi dan proses lelang.
Selain itu, ada juga yang masih dalam tahap persiapan awal.

Lambatnya pembangunan infrastruktur tersebut disebabkan adanya kendala di berbagai tahapan


proyek, mulai dari persiapan sampai implementasi. Secara keseluruhan, koordinasi
antarpemangku kepentingan masih kurang, sehingga mengakibatkan mundurnya pengambilan
keputusan. Pada tahap persiapan, masalah timbul akibat lemahnya kualitas penyiapan proyek dan
alokasi pendanaan yang terbatas.

Selanjutnya, proyek juga terkendala dengan adanya masalah pengadaan lahan yang berakibat
pada tertundanya pencapaian financial close untuk proyek KPBU. Selain itu, dari sisi pendanaan
sering muncul masalah terkait tidak tersedianya dukungan fiskal dari pemerintah akibat
ketidaksesuaian pembagian risiko antara pemerintah dan badan usaha. Selain dukungan fiskal,
keterbatasan jaminan pemerintah yang dapat diberikan pada proyek infrastruktur juga
menurunkan minat investasi di Indonesia.

2. Pentingnya Pihak Swasta dalam Pembangunan Wilayah

Dalam penyelenggaraan infrastruktur dengan menggunakan metode konsesi terdapat beberapa


keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu:

1. Tercukupinya kebutuhan pendanaan yang berkelanjutan yang menjadi masalah utama


pemerintah dalam membangun infrastruktur;

2. Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan melalui persaingan yang sehat;

3. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur;


4. Mendorong prinsip “pakai-bayar”, dan dalam hal tertentu dipertimbangkan kemampuan
membayar dari si pemakai.

Dengan melihat keuntungan yang diperoleh tersebut, maka pemerintah perlu menciptakan
kondisi yang kondusif bagi pihak swasta sebagai investor, agar mereka bersedia untuk bekerja
sama dengan pemerintah dalam membangun infrastruktur. Langkah awal yang harus dilakukan
dalam merancang konsesi adalah menentukan struktur, hak dan kewajiban para pihak. Satu hal
yang cukup penting dalam proses ini adalah memastikan terdapat persaingan di dalamnya,
artinya menciptakan struktur pasar yang berpihak pada persaingan.

Komponen lain dari perancangan adalah jangka waktu perjanjian konsesi. Terdapat beberapa
konsekuensi dari penentuan jangka waktu perjanjian, perjanjian dengan jangka waktu yang lama
akan menciptakan insentif yang layak bagi pihak swasta untuk melakukan investasi termasuk
investasi dalam perawatan pada saat perjanjian konsesi tersebut berlangsung. Sementara
perjanjian dengan jangka waktu yang pendek akan semakin memperburuk masalah terkait
dengan kurangnya insentif bagi pihak swasta untuk melakukan investasi saat kerjasama tersebut
akan berakhir, itu sebabnya pihak swasta biasanya 2 Ibid., hlm. 21. 3 Ibid., hlm. 35. menaikkan
biaya penawaran. Sisi positif dari kontrak jangka pendek pada KPS adalah dimungkinkannya
tender yang kompetitif, namun konsesi jangka pendek dapat juga mengindikasikan bahwa
terdapat ketidakpastian pada masa depan pasar.

Proses pemilihan calon pemegang konsesi merupakan tahapan paling penting dimana dalam
tahap inilah seharusnya persaingan itu terjadi. Proses lelang/ tender merupakan cara paling
efektif untuk menentukan pemegang konsesi, biasanya diawali dengan melakukan pengumuman
yang tersebar luas ke seluruh kalangan atau melalui surat kabar nasional. Permasalahan yang
sering muncul adalah ketika pihak incumbent memiliki keuntungan dengan akses informasi yang
lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang baru. Masalah ini dapat diatasi melalui panitia
yang menyediakan informasi yang baik dan berimbang kepada seluruh penawar. Metode
alternatif yang dapat digunakan selain menggunakan metode lelang adalah metode negosiasi dan
beauty contests.

Selain itu, terdapat pula resiko praktek monopoli dari pemegang konsesi yang dapat dicegah
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Struktur kontrak yang memungkinkan terciptanya persaingan dengan menyediakan banyak
alternatif penyedia layanan/jasa sehingga dapat mengurangi posisi tawar dari pemegang konsesi;

2. Menghindari penggunaan kriteria tender yang dapat diubah, seperti penetapan tarif atau subjek
yang dapat dimanipulasi seperti technical proposal;

3. Adanya performance bonds dalam kontrak sehingga pemegang konsesi yang gagal
menjalankan kewajibannya akan memberikan ganti rugi;

4. Hak dari pemerintah sebagai pemberi konsesi untuk mengambil alih operasional dari
pemegang konsesi apabila tidak dapat menjalankan pelayanannya sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan dalam kontrak; dan

5. Membebankan pada pemegang konsesi kewajiban untuk meneruskan menyediakan pelayanan


sampai pemegang konsesi yang baru telah ditunjuk.

Pengaruh Swasta dalam Pembangunan Wilayah

Keterlibatan pihak swasta yang mampu menyediakan keuangan dan tenaga ahli setidaknya
membantu fungsi pemerintah sebagai motor pelaksana pembangunan. Selain itu melalui PPP
juga menciptakan sistem pemerintahan yang bersih karena dalam hal ini pemerintah juga bisa
melaksanakan fungsi kontrol terhadap sektor swasta yang terlibat. 4 Sri Hartini, Hj. Setiajeng
Kadarsih, Tedi Sudrajad, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm.
3. 5 Sastra Djatmika Marsono, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Djambatan, Jakarta, 1979,
hlm. 40. Namun perlu diingat, hubungan yang terjalin antara pemerintah dan sektor swasta
haruslah memiliki hubungan yang saling menguntungkan dan harus diikat dalam suatu kontrak
untuk jangka waktu tertentu. Disinilah peran dan fungsi pemerintah untuk mengontrol
pelaksanaan pembangunan diperlukan. Sebagaimana kita sadari bahwa sudah jelas dengan
adanya keterlibatan pihak swasta adalah untuk meraih keuntungan sebagai konsekuensi dalam
pembangunan. Namun keuntungan yang didapat oleh pihak swasta ini sudah seharusnya tidak
merugikan pembangunan. Oleh karena itu perlunya adanya pengawasan dari pemerintah dan
pembatasan waktu.

Proses kerjasama yang terjalin antara pemerintah dan pihak swasta dapat dilakukan dalam
beberapa cara yaitu melalui service contract, management contract, lease contract, concession,
BOT (Build Operation Transfer), Joint Venture Agreement, dan Community Based Provision.
Namun dalam proses kerjasama yang dilakukan ini terdapat beberapa keunggulan dan
kelemahannya.
Service contract merupakan kerjasama pemerintah dengan pihak swasta untuk melaksanakan
tugas-tugas tertentu dalam jangka waktu satu sampai dengan tiga tahun. Pihak swasta memiliki
posisi sebagai pemilik asset dan penanggung jawab risiko keuangan secara penuh. Di dalam
proses ini tidak terlalu membutuhkan komitmen politik, biaya recovery, regulasi dan informasi
dasar. Sementara kapasitas pemerintah pun dikategorikan sedang (tidak memerlukan skill
khusus). Contohnya pengumpulan dan pembuangan sampah, pengerukan kali, penarikan dan
pengumpulan tagihan air, perawatan pipa air, kesemuanya ini dapat dimitrakan kepada pihak
swasta.

Selanjutnya adalah management contract. Kerjasama ini tidak jauh berbeda dengan service
contract. Namun yang membedakannya adalah kerjasama ini dilakukan pada tingkatan
operasional manajemen dan maintenance dengan jangka waktu tiga sampai dengan delapan
tahun. Posisi pihak swasta adalah sebagai pemilik asset, investor, dan bertanggung jawab atas
risiko finansial dalam batasan minimal. Di dalam proses seleksi hanya ada satu kali kompetisi
dan tidak ada pembaharuan perjanjian. Keunggulan dari management contract adanya
keterlibatan pihak swasta yang lebih kuat. Namun kelemahannya manajemen tidak memiliki
pengawasan yang kuat secara menyeluruh (meliputi keuangan, kebijakan pegawai,dan
sebagainya). Contohnya tidak jauh berbeda dengan service contract seperti pengelolaan fasilitas
umum (rumah sakit, sekolah, tempat parkir).8 6 Ibid., hlm. 41. 7 Said Zainal Abidin, Kebijakan
Publik, Yayasan Pancur Siwah, Jakarta, 2004, hlm. 20 8 M. Solly Lubis, Kebijakan Publik,
Mandar Maju, Bandung, 2007, hlm. 9.

Lease contract yaitu kerjasama pemerintah yang pihak swasta dalam jangka waktu sepuluh
sampai dengan lima belas tahun dimana tanggung jawab manajemen, operasional dan
pembaharuan kontrak lebih spesifik. Pemilik modal adalah sektor publik (pemerintah) namun
pihak swasta turut menanggung risiko keuangan (risiko menengah). Kelemahannya akan
menimbulkan potensi konflik antara pihak swasta sebagai operator pelaksana dan sektor publik
(pemerintah) sebagai pemilik modal. Contohnya pengelolaan taman hiburan, bandara, dan
armada bis, dan sebagainya.

Concession merupakan kerjasama yang melibatkan pemerintah/publik dan swasta sebagai


pemilik modal dalam jangka waktu 20 sampai dengan 30 tahun. Posisi pihak swasta sebagai
penanggung jawab operasional, pemodal, memelihara,dan menanggung risiko secara penuh.
Keunggulannya pihak swasta mendapatkan kompensasi penuh. Di sisi lain sektor
publik/pemerintah mendapatkan manfaat peningkatan efisiensi operasional dan komersial dalam
investasi dan pengembangan SDMnya. Namun untuk mengembangkan investasi dan
infrastruktur dalam jangka waktu yang lama perlu komitmen politik, regulasi, kapasitas
pemerintah, recovery cost, dan analisis kemampuan yang tinggi. Contohnya PPP yang bersifat
comncession adalah pembangunan jalan tol, pelabuhan laut dan udara, rumah sakit, stadion
olahraga, dan sebagainya.

3. PERAN SWASTA DAN PEMERINTAH DALAM PELAYANAN KESEHATAN

CIRI/KARAKTERISTIK PELAYANAN KESEHATAN

Sektor Kesehatan/industri pelayanan kesehatan mempunyai beberapa karakteristik dibandingkan


dengan sektor lainnya. Oleh sebab itu penerapan ilmu ekonomi di sektor kesehatan harus
disesuaikan dengan karakteristik yang dimilki sektor kesehatan. Beberapa ciri/karakteristik
sektor kesehatan :

1. Consumer’s ignorance (ketidaktahuan konsumen) Konsumen pelayanan kesehatan tidak tahu


apa yang harus dikonsumsi, jenis, barapa banyak barang/jasa yang harus dikonsumsi untuk
mengatasi masalah kesehatannya. Sehingga konsumen sangat tergantung pada provider
pelayanan kesehatan. Ciri ini sangat jelas pada pelayanan kuratif. Pasien datang ke dokter dalam
kondisi tidak tahu apa penyakitnya dan bagaimana mengatasinya.

2. Supplier induced demand Provider pelayanan kesehatan bersifat dominan dalam memenuhi
kebutuhan konsumen. Provider menyarankan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang harus
dikonsumsi. Misalkan : jenis obat, berapa dosis yang harus diminum, dll.

3. Kejadian penyakit/masalah kesehatan tidak terduga Konsumen tidak bisa menduga kejadian
penyakit/masalah kesehatan. Dan mereka mengkonsumsi pelayanan kesehatan karena terpaksa
untuk mengatasi penyakitnya/masalah kesehatan. Oleh karena itu harus ada perencanaan dari
segi biaya untuk mengatasi masalah tersebut, misalnya melalui asuransi kesehatan.

4. Kesehatan bersifat konsumtif dan investasi Memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah


kegiatan konsumsi karena mengeluarkan sumber daya (tenaga, uang dan waktu) untuk
mendapatkannya. Tetapi mengkonsumsi pelayanan kesehatan promotif dan preventif pada
hakekatnya adalah investasi SDM di masa mendatang.

5. Ekternalitas Yaitu dampak positif/negatif yang diakibatkan oleh perbuatan orang lain. Misal :
pemberian imunisasi bagi seseorang untuk mencegah penyakit menular akan memberikan
manfaat bagi masyarakat sekitarnya., tetapi polusi memberikan dampak negatif bagi masyarakat
sekitar. Pemerintah perlu menjamin programprogram yang mempunyai eksternalitas tinggi,
dimana manfaat sosialnya lebih tinggi dibanding manfaat individunya.

6. Non competitive Dalam kesehatan kompetisi dalam iklan secara iklan dianggap tidak patut.
Akibatnya konsumen yang ‘ignorance’ tidak memperoleh informasi tentang beda kualitas
pelayanan dan beda tarif (harga) dari berbagai alternatif pelayanan kesehatan.

7. Non Profit motive Idealnya mencari untung/laba bukan merupakan tujuan utama bagi
pelayanan kesehatan (seperti RS swasta), namun fungsi sosial yang harus diutamakan. Dalam
prakteknya, memaksimumkan laba yang biasanya harus mengendalikan tarif dan 2 jumlah
produksi sulit dilakukan oleh pelayanan kesehatan. Kunjungan pasien (cerminan morbiditas)
sulit diprediksi dan dikendalikan sementara tarif tidak bisa leluasa dinaikkan.

8. Bersifat padat karya dan ada kesulitan untuk memasukinya Sangat banyak profesi kesehatan
yang terlibat dalam industri pelayanan kesehatan, banyak profesi spesialis yang tidak bisa
digantikan fungsinya misalnya : dokter, perawat, bidan, dll. Pola tenaga yang padat karya dan
terspesialisasi, membuat pelayanan kesehatan menjadi kompleks dan rumit mengelolanya.

Definisi Swasta

Semua organisasi dan individu yang dalam melaksanakan kegiatannya tidak langsung
dikendalikan oleh pemerintah. Ini termasuk perusahaan swasta dan individu yang mencari
untung (for profit) serta organisasi swasta yang tidak mencari untung (not for profit) ….(WHO,
Mexico,1991).

Jenis Swasta

a. For profit

b. b. Not for profit dengan subsidi dan tanpa subsidi

c. c. Dengan izin resmi atau tanpa izin

d. Jenis kegiatan : preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif

Peran Swasta dan Pemerintah

Pelaksana /Biaya : Pemerintah Swasta Pemerintah

- RS
- Puskesmas

- Pustu

- Program Kesmas

Swasta :

Pelayanan dikontrakkan ke swasta Mis : cleaning service, pemeliharaan alat

Pelaksana/Biaya : Swasta

- Paviliun swasta di RS Pemerintah

- Yankes dari askes swasta ke yankes pemerintah

- Fee for service masy. Ke yankes pemerintah

Swasta :

- pasien/perusahaan swasta ke yankes swasta

- Praktek swasta

- Askes swasta ke yankes swasta

Keterlibatan Swasta Jeffers,1990 ada 17 kriteria swasta, namun 7 yang utama adalah :

1. Pemerataan (equity)

2. 2. Efisiensi operasional

3. 3. Efisiensi alokatif

4. 4. Acceptability oleh konsumen

5. Acceptability oleh penyelenggara pelayanan kesehatan

6. Kelayakan administrasi

7. Acceptability secara politik


Dari ke-7 kriteria diatas, menunjukkan 7 peranan utama swasta :

1. Mengontrakkan kegiatan tertentu kepada swasta

2. Mendorong perkembangan JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat) 3.


Menyesuaikan tarif untuk meningkatkan pendapatan

3. Membayar swasta sesuai dengan mutu pelayanan di fasilitas pemerintah

5. Otonomi RS Pemerintah ( : RS Unit Swadana)

6. Menegmbangkan asuransi kesehatan nasional

7. Swasta ikut menanggung biaya pendidikan tenaga

Swastanisasi/Privatisasi

Adalah strategi atau kebijakan pemerintah untuk mengalihkan pelaksanaan upaya dan pelayanan

 Selektif atau Terbatas Asumsi dan Ekspektasi

1. Mobilisasi Sumber Daya

 Fakta : dana yang bersumber dari masyarakat dan swsta, jumlahnya cukup besar 35-65%.
Dana yang besar ini diharapkan akan bisa membantu memikul tanggung jawab sosial secara

 Kesuksesan sektor swasta dalam memabntu memobilisasi dana tergantung pada kondisi :

a. Jumlah tenaga kesehatan

Dengan berkembangnya swasta, tenaga tramnpil yang jumlahnya terbatas di sektor pemerintah
akan berkurang (brain drain)

b. Intervensi pemerintah
Tidak adanya intersevnsi menyebabkan terjadinya kenaikan total biaya kesehatan, akan tetapi
volume pelayanan masih tetap atau bahkan berkurang

2.

 Kenyataan : tidak selalu terjadi

a. Mekanisme harga di pasar memerlukan informasi biaya produksi secara tepat dan cepat. Di
negara maju, kebanyakan informasi ini sudah tersedia, tetapi di sebagian negara berkembang,
informasi ini masih sangat terbatas.

b. Persyaratan tersedianya supplier dalam jumlah banyak dan dapat masuk dan keluar dengan
mudah. Dalam kenyataannya, sulit untuk masuk dan keluar dari sistem di sektor kesehatan.
Sehingga yang terjadi bukan free competition tapi oligopoli, bahkan monopoli di daerah tertentu.

c. Consumer choice. Kondisi pasar sempurna memungkinkan lonsumen untuk memilih yang
terbaik dari banyaknya layanan kesehatan, sekaligus untuk mengetahui kualitas barang yang
dibelinya. Untuk itu konsumen harus mengetahui variasi harga dan kualitas barang yang tersedia
di pasar. Tetapi karena salah satu ciri sektor kesehatan adalah consumer ignorance, maka
permintaan yang terjadi adalah permintaan yang diwakilkan oleh provider, sehingga terjadi
mekanisme pasar tidak sempurna.

supply sehingga membentuk pareto optimum (dimana keuntungan yang diperoleh pihak tertentu
adalah kerugian piha
pemerataan sulit terjadi bila peranan swasta dominan.

3.

 Fakta : kualitas sektor pemerintah sangat rendah. KELuhan terdapat dalam layanan
kesehatan, layanan penunjang medis, layanan administrasi, layanan transportasi, dan layanan

 Swasta menonjol (swastan



Berkualitas :

a.Kualitas dari aspek medis harus adekuat (tidak lebih dan tidak kurang) Sementara
peran swasta for profit ada kecenderungan untuk memberi layanan berlebihan (untuk
pembayaran fee for service) atau kurang untuk kapitasi.

b. Kualitas dari aspek non medis (convenience dan amenities) Meliputi : waktu tunggu,
administrasi, kebersihan, keramahan, kenyamanan. Swasta lebih mudah menyesuaikan
kualitas pelayanan.

c. Kualitas dari Aspek Aksesibilitas For profit : target pada pangsa pasar dengan
kemampuan tinggi Not for profit : untuk sosial/ekonomi rendah/miskin.

Peran Pemerintah

1. Swasta yang bagaimana ?

Tidak dapat dihindari peranan sektor swasta akan bertambah besar, karena :

a. Meningkatnya sosial ekonomi penduduk

b. Jumlah penduduk yang dilayani bertambah

c. Awareness akan kualitas layanan yang baik

Peran swasta yang bagaimana yang cocok dengan norma, tujuan pembangunan kesehatan yang
telah ditetapkan ?

a. Pasar Bebas (free competition dan consumer choice tidak berfungsi dalam mekanisme pasar,
sehingga terjadi hidden monopoly)

b. Re-regulasi (menjaga agar tujuan nasional, nilai dan norma pembangunan kesehatan tidak
dilanggar oleh pelaku-pelaku pembangunan kesehatanl

c. Deregulasi (penyederhanaan sistem untuk memudahkan sektor swasta masuk ke dalam


industri pelayanan kesehatan melalui : mengurangi jalur perijinan, birokrasi, administrasi dan
peraturan pemerintah)
Kriteria pokok sistem layanan kesehatan yang diinginkan adalah : pemerataan, efisiensi, kualitas,
akseptabilitas masyarakat dan politis.

Yang belum banyak dibahas :

a. Pengaturan tentang bentuk peran swasta

b. Pengaturan agar subsidi pemerintah tidak ditujukan untuk sektor swsta for profit. Bentuk
subisdi tersamar dapat terjadi dalam penempatan tenaga pemerintah di sektor swasta

c. Kewajiban seluruh RS menjalankan Quality Assurance, sehingga kualitas dan efisiensi


menjadi tolok ukur yang penting

d. Peraturan Certificate of Needs untuk alat-alat canggih dan mahal. Menurut PPEKI, alat
canggih pemanfaatannya hanya diperbolehkan sebanyak 35%.

e. Pengaturan dalam praktek tying

2. Pengaturan Peran Swasta dalam UU Kesehatan Karena peran swasta akan besar di masa
datang, maka kedudukannya perlu diperkuat dengan UU

3. Pengawasan dan Pengendalian Adanya pergeseran peran pemerintah ke swasta, seharusnya


peran pemerintah berubah menjadi wasit, bukan sebagai pemain. Sehingga kemampuan untuk
mengawasi dan mengendalikan pembangunan kesehatan tetap dapat dipertahankan.

4. Sistem Pembiayaan Walaupun sebagian besar pembiayaan kesehatan dibiayai oleh masyarakat
tetapi posisi masyarakat sangat lemah dan tidak terorganisir dalam satu himpunan kekuatan.
Dengan berkembangnya asuransi, diharapkan provider dapat mengikuti standar pelayanan. Peran
pemerintah : mengawai dan menegur adanya inefisiensi, inequity dan pelayanan yang tidak
berkualitas.

PERAN SEKTOR SWASTA DALAM PENINGKATAN SDM PENDIDIKAN DI


INDONESIA

Masyarakat dan sektor swasta mempunyai peran penting dalam usaha peningkatan SDM
pendidikan di Indonesia.
Masyarakat

Masyarakat melakukan peran sebagai Peer Guidance yang berarti fungsi sosial untuk peduli
sesama. Oleh karena itu, masyarakat dengan berbagai kompleksitasnya dapat memberikan
kontribusi dengan berbagai kesanggupan atau potensi yang dimilikinya. Di dalam masyarakat
terdapat beberapa komponen yaitu : tokoh masyarakat, masyarakat dengan berbagai profesinya,
lembaga swadaya masyarakat, dan lain-lain. Semuanya itu harus melakukan fungsinya
pemberdayaan sosial agar dapat memajukan masyarakat dengan tingkat pendidikan yang baik.
Tingkat pendidikan masyarakat diharapkan dapat tuntas 9 tahun menuju pola pendidikan 12
tahun. Hal ini senada dengan kebutuhan pasar dan daya saing Internasional dengan berbagai
keunggulannya.

PENTINGNYA PIHAK SWASTA DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN KOMUNITAS

Keterlibatan pihak swasta dalam pemberdayaan komunitas adalah sangat penting karena
diharapkan pihak swasta dapat membantu memberikan sarana dan jalan untuk memajukan
potensi suatu komunitas. Karena tujuan dari pemberdayaan konunitas ini adalah memberikan
bekal dan pengehuan, tentang potensi local dan kemungkinan pengembangannya. Contohnya
dalam pemberdayaan komunitas pengrajin, pihak swasta diharapkan dapat membantu
pengembangan kualitas dan pemasaran produknya, seperti mempertimbangkan kemungkinan
melakukan ekspor barang kerajinan mereka. Dengan demikian diharapkan komunitas tersebut
akan belajar bagaimana melakukan pengembangan kualitas barang san pemasaran, yang kelak
akan menjadi modal kemandirian.

Tujuan dari pemberdayaan komunitas ialah untuk membetuk individu dan masyarakat yang
mandiri. Kemandirian ini meliputi kemandirian berpikir, memutuskan apa yang hendak mereka
lakukan, serta kemandirian dalam bertindak.

Tidak hanya untuk kemandirian, pemberdayaan ini pun bertujuan untuk meningkatkan standar
hidup masyarakat dan memberi kesadaran akan kebebasan setiap orang, juga rasa kepercayaan
diri.

Pemberdayaan ini berorientasi pada komunitas yang kurang atau tidak berdaya. Namun,
pemberdayaan bisa juga dilakukan untuk komunitas yang sudah berdaya dengan tujuan untuk
mengantisipasi terjadinya ancaman dan hambatan yang bisa mengubah komunitas tersebut.

Agar pemberdayaan bisa berjalan lancar, perlu ada prinsip-prinsip dalam proses
pelaksanaannnya. Berikut ini prinsip-prinsip pemberdayaan menurut Totok Mardikanto.
Mengerjakan: kegiatan pemberdayaan harus selalu melibatkan masyarakat untuk mengerjakan
sesuatu.

Akibat: kegiatan pemberdayaan harus memberikan akibat atau pengaruh baik.

Asosiasi: kegiatan pemberdayaan harus dikaitkan dengan kegiatan lainnya.

Aktor pemberdayaan komunitas sendiri terdiri atas pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Masyarakat merupakan subjek dan objek dari pelaksanaan program pendidikan. Oleh karena itu,
masyarakat Indonesia harus melakukan pemberdayaan masyarakat untuk membantu pelaksanaan
pelayanan pendidikan untuk semua. Masyarakat harus menjadi agent of change untuk
pembangunan masyarakat social. Semua lapisan komponen masyarakat harus diberdayakan dari
yang muda sampai lanjut usia. Iklim

Sektor Swasta

Peran strategis Sektor Swasta juga sangat membantu percepatan penuntasan wajib belajar 9
tahun. Sektor Swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Program Corporate Social Responsibility ini sangat berpengaruh posisitf untuk menyedarkan dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang ada. Pada tahun 2007,
Kementerin Negara Badan Usaha Milik Negara mengeluarkan kebijakan positif dengan adanya
Kepmeneg BUMN Nomor S-203 yang menyatakan intinya Menggerakkan Sektor swasta untuk
mengeluarkan sebesar 1-4 % keuntungannya kepada masyarakat melalui program PKBL
(Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). Kebijakan ini tentunya sangat membantu untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait dengan community development di bidang
pendidikan. Keterlibatan sektor swasta ini akan menjadi pola integrated terhadap sistem
kerjasama masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta. Sektor swasta memegang peranan yang
sangat penting untuk membantu program pendidikan, baik pendidikan formal, non formal, dan
informal. Peran sektor swasta harus dikolaborasikan dengan peran masyarakat dan pemerintah.
Masyarakat harus mampu menjadi motor penggerak dalam pelaksanaan program pendidikan.
Pemerataan pendidikan harus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan education mapping
terhadap kebutuhan anak yang belum mendapatkan layanan pendidikan. Banyak program
corporate social responsibility merupakan program pengabdian dan sosial yang dilaksanakan
secara komprehensif terhadap kebutuhan masyarakat. Beberapa program best practice dalam
bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh sektor swasta yaitu program pendidikan oleh PT.
Pembangunan Jaya Ancol,Tbk, PT. Telkom peduli pendidikan, Bank Mandiri peduli pendidikan,
Bank Raykat Indonesia peduli pendidikan, Indosat, Pro XL, dan lain-lain. Oleh karena itu, sektor
swasta harus menjadi bagian yang utuh dari pengembangan program sosial kemasyarakatan.

Refrensi

file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/pegawainndkngolake.pdf

http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-X-4-II-P3DI-Februari-2018-
219.pdf

http://eprints.dinus.ac.id/6212/1/III_INDUSTRI_YANKES.pdf

Anda mungkin juga menyukai