Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH


“Pasar Modal Syariah”

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Lembaga Keuangan Syariah”
Disusun Oleh:
Ekonomi Syariah 3A Kelompok 2

Afda Dilsha Al- Isyai (18 0401 0007)

Rati Talip (18 0401 0006)

Aisya (18 0401 0005)

Miftahul Jannah (18 0401 0008)

Dosen Pengampu:
Ikhsan Purnama, S.E.Sy., M,E.Sy

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat AllahSwt karena berkat rahmatNya makalah ini dapat kami
selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam makalah ini, kamimembahas
mengenai “PASAR MODAL SYARIAH”Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam
pemahaman kita mengenaiPasar Modal Syariah. Dalam proses penyusunan makalah ini,
tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi, dan saran.
Hanya kepada Allah Swt jugalahkami memohon Do’a sehingga bantuan dari berbagai
pihak bernilai ibadah. Kami menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan sehingga yang demikian sajalah yang dapat kami berikan.Kami
juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sehingga kami dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Demikianlah makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Palopo, 21Oktober 2019


Penyusun,

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan................................................................................................................1
A. Latar Belang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
D. Metode Penulisan.............................................................................................................2
BAB II Pembahasan...............................................................................................................3
A. Sejarah Pasar Modal Syariah...........................................................................................3
B. Pengertian Pasar Modal Syariah......................................................................................6
C. Maksud dan Tujuan..........................................................................................................7
D. Peran Pasar Modal Syariah di Indonesia.........................................................................7
E. Jenis Akad, Produk, dan Jasa Syariah di Pasar Modal Syariah ......................................8
BAB III Penutup....................................................................................................................13
A. Kesimpulan.....................................................................................................................13
B. Saran...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia, dalam kehidupannya dari waktu ke waktu mengalami perubahan dan
perkembangan ke arah kemajuan yang lebih baik, praktis dan sempurna.Hal inilah salah satu
yang membedakan antara kehidupan manusia dengan kehidupan makhluk lainnya yang ada di
permukaan bumi ini. Pada awal sejarah kehidupan, manusia tidak mengenal istilah jual beli,
tapi seiring perjalanan waktu, kemudian ia mengenal adanya istilah barter, selanjutnya
berkembang menjadi jual-beli menggunakan alat perantara, termasuk di dalamnya uang
dengan berbagai jenis dan beraneka cara yang ditempuh. Jual beli dengan uang berjalan dan
berproses, mulai dari yang sederhana yaitu tidak memerlukan keahlian khusus seperti
manajemen dan administrasi, sampai kepada proses transaksi yang maju dan modern, yang
membutuhkan berbagai persyaratan dan keahlian sesuai dengan perkembangan dan tuntutan
zaman.
Secara tradisional, jual beli biasanya dilakukan di suatu tempat yang biasa disebut
pasar dan yang diperdagangkan berupa barang kebutuhan, baik yang premier maupun
sekunder.Kini jual beli itu dapat terjadi dan dilakukan di mana-mana dari tempat yang
sederhana sampai pada tempat mewah dan modern. Demikian pula komoditas
perdagangannya sangat variatif, bukan saja berbentuk barang-barang kebutuhan tetapi jasa
dan usaha/perusahaan.Perusahaan yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok, adakalanya
berjalan dengan lancar, tumbuh dan berkembang pesat menghasilkan keuntungan yang besar
sehingga pemiliknya berkeinginan untuk mengembangkan lebih jauh lagi usahanya.Di lain
pihak, ada perusahaan yang tidak berjalan mulus, karena berbagai kendala, di antaranya
masalah permodalan.Untuk mengembangkan usaha lebih lanjut atau untuk mengatasi
masalah permodalan, diantara kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemiliknya adalah
mengalihkan sebagian saham kepemilikannya kepada masyarakat melalui suatu lembaga
resmi yang disebut pasar modal.Seiring dengan kemajuan dan tuntutan zaman, dimana
berbagai macam lembaga keuangan akhir-akhir ini, tumbuh dan berkembang, termasuk pasar
modal.Mereka menawarkan peroduknya yang variatif dan terkadang mereka menambahkan
embel-embel Islam atau Syari’ah pada lembaganya atau produknya masing-masing.Hal ini
tentu dimaksudkan untuk menggaet keterlibatan umat Islam sebanyak mungkin, yang
memang sekarang sedang tumbuh kesadaran untuk bertransaksi dalam banyak hal secara
islami atau yang sesuai dengan tuntunan syari’ah.

1
2

Tulisan ini dimaksudkan agar umat Islam, ketika dia akan berinvestasi melalui pasar
modal, atau ketika akan melibatkan diri pada kegiatan pasar modal, dapat memilih dan
menentukan, kategori mana dari pasar modal itu yang sesuai dengan ketentuan dan petunjuk
syari’ah. Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang menjadi pembahasan
dalam tulisan ini adalah: apa yang dimaksud dengan pasar modal syariah dan yang terkait
dengannya; bagaimana peranan pasar modal syariahdi Indonesia; bagaimana jenis akad,
produk, dan jasa syariah dipasar modal syariah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Pasar Modal Syariah?
2. Bagaimana Pengertian Pasar Modal Syariah?
3. Bagaimana Maksud dan Tujuan Pasar Modal ?
4. Bagaimana Peran Pasar Modal Syariah di Indonesia?
5. Bagaimana Jenis Akad, Produk, dan Jasa Syariah di Pasar Modal Syariah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Pasar Modal Syariah.
2. Untuk mengetahui Pengertian Pasar Modal Syariah.
3. Untuk mengetahui Bagaimana Maksud dan Tujuan.
4. Untuk mengetahui Peran Pasar Modal Syariah di Indonesia.
5. Untuk mengetahui Akad, Produk, dan Jasa Syariah di Pasar Modal Syariah.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini ialah mengambil referensi
dari buku-buku dan sumber yang terpercaya serta dikembangkan dengan analisis dan
argumentasi penuli
BAB II
PASAR MODAL SYARIAH

A. Sejarah Pasar Modal Syariah


a. Sejarah Pasar Modal Syariah Dalam Persfetif Islam
Bagi umat Islam yang menginginkan keselamatan dan kebahagian hidupnya di dunia
dan di akhirat, segala kegiatan yang dilakukannya harus berpedoman kepada petunjuk
Al-Qur’an dan hadis Rasul SAW.dan ijtihah atau rumusan dan pendapat para ulama
yang kredibel, yang memahami seluk beluk al-Qur’an dan hadis Rasul SAW. Pasar
modal adalah salah satu kegiatan perekonomian yang tidak disebutkan dalam al-Qur’an
dan Hadits sehingga hal tersebut termasuk dalam kajian ijtihadi. Untuk menjelaskan
status hukumnya, berikut ini akan penulis sebutkan dan uraikan beberapa dalil dan
pendapat beberapa pakar yang berkecimpung di dalamnya.
Pasar modal, sesuai dengan namanya merupakan kegiatan transaksi jual beli yang
seharusnya mengikuti ketentuan syari’ah, tidak ada paksaan, tidak ada penipuan, ketidak
pastian sesuatu yang dijual dan sebagainya. Dalam al-Qur’an Allah mengingatkan antara
lain dalam surah An-Nisa’ ayat 29 Allah mengingatkan: “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.” Dalam
sebuah hadis dari Abu Hurairah disebutkan: “Rasulullah SAW. mencegah jual-beli
dengan lontaran batu kecil dan yang mengandung unsur penipuan.Dalam lintas awal
sejarah Islam, istilah jual beli saham atau investasi belum dikenal, namun mudharabah
atau bagi hasil, bisa disebut investasi langsung. Seperti disebutkan dalam kitab Fiqh al-
Sunnah bahwa Abu Musa al-Asy’ari di Basrah menitipkan sejumlah uang kepada dua
orang anak Umar bin Khattab r. a untuk disampaikan kepada orang tuanya di Madinah.
Kepada keduanya diizinkan untuk menjadikan uang tersebut sebagai modal usaha selama
dalam perjalanan dari Basrah ke Madinah, yang keuntungannya akan dibagi antara
mereka berdua sebagai pengusaha dengan bapaknya sebagai pemilik modal dengan janji
apabila harta tersebut binasa, maka keduanya akan bertanggung jawab. Dari riwayat di
atas maka dapat dijadikan sebagai acuan dan dibenarkan dalam kegiatan pasar modal
bila emiten menjamin pembagian pembagian deviden dan pelunasan emisi-nya.
Menurut Ibn Taimiyah, seperti yang dikutip oleh A. Islahi bahwa seluruh kegiatan
perekonomian itu di bolehkan, kecuali yang secara eksplisit dilarang oleh syariat. Karena

3
4

pasar modal itu tidak ada nash yang melarang maka boleh saja dilaksanakan, selama
batas usahanya tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam.Sofyan Syafri Harahap
menambahkan kata Islami setelah pasar modal, dimana dia mengatakan bahwa pasar
modal Islami sama saja dengan pasar modal konvensional, namun surat-surat berharga
atau saham yang diperdangangkan harus sesuai dengan syariat Islam dan perusahaan
yang memperdagangkannya harus perusahaan yang tidak menyalahi syari’at. Artinya,
tidak boleh ada unsur penipuan, kezaliman, unsur riba, insider trading, window
dressingdan transaksi yang tidak jujur lainnya.
Ulama klasik tidak membahas pasar modal karena belum mengenalnya.Tapi ulama
atau ilmuwan hukum Islam kontemporer mengenal dan membahas tentang efek, investasi
yang menggunakan saham dengan istilah Syirkah Musahamah.Dr. Kamil Musa
mengatakan bahwa syirkah musahamah adalah suatu bentuk perkongsian dimana modal
pokoknya dibagi atas saham-saham yang sama jumlahnya ditambah dengan penyertaan
modal (perkongsian tersebut). Para pihak yang berkongsi tidak akan dimintai tanggung
jawab melebihi nilai saham yang dimilikinya.
Umer Chapra berpendapat bahwa ada sejumlah faktor yang dapat menimbulkan
gerakan tidak sehat dan sukar diramalkan pada harga-harga saham. Salah satunya yang
paling penting adalah spekulasi tidak stabil, yang terdiri di antaranya pembelian ke
depan (forward purchase) atau penjualan saham margin tanpa bermaksud mendapatkan
atau mengambil penyerahan aktiva. Para spekulan mencoba mendapatkan
keuntungannya dari perbedaan harga, dan hanya melakukan transaksi jangka pendek.
Dia membeli dan menjual sesuatu yang tidak ia konsumsi atau tidak ia gunakan dalam
bisnisnya, dimana ia tidak bekerja dan tidak menambah suatu nilai.Seperti halnya
monopoli, Islam juga melarang usaha spekulatif yaitu usaha yang pada hakikatnya
merupakan gejala untuk membeli sesuatu dengan harga yang murah, pada waktu yang
lain akan menjualnya dengan harga yang mahal. Terungkaplah kenyataan bahwa para
spekulan pertama-tama tertarik pada keuntungan pribadi tanpa memperdulikan
kepentingan orang banyak. Karena spekulasi sempurna cenderung menghancurkan diri
sendiri, maka kebanyakan spekulan dengan cara yang tidak jujur berusaha menciptakan
kelangkaan barang dan komoditi secara dibuat-buat, dengan demikian terciptalah suatu
tekanan inflasi pada ekonomi.
5

b. Sejarah Pasar Modal Syariah Di Indonesia


Kegiatan pasar modal di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1995
(UUPM). Pasal 1 butir 13 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 menyatakan bahwa pasar
modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan efek dalam UUPM Pasal 1 butir 5
dinyatakan sebagai surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham obligasi, tanda bukti hutang, unit penertaan kontrak investasi kolektif,
kontrak kegiatan berjangka atas efek, dan setiap derivatif efek. Di Indonesia,
perkembangan instrument syariah dipasar modal sudah terjadi sejak tahun 1997. Diawali
dengan lahirnya reksa dana syariah yang diprakarsai dana reksa pada tanggal 3 juli 1997.
Selanjutnya, PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT. Dana Reksa Invesment
Management (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 03 juli 2000
yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara
syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-
saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.Penentuan
kriteria dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan
Pengawas Syariah DIM (Invesment Manajemen).Selanjutnya, instrumen investasi
syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat
Tbk pada awal September 2002.Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan
akad yang digunakan adalah akad mudharabah.Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat
ditelusuri dari perkembangan institusional yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal
Syariah tersebut.Perkembangan tersebut dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN-
MUI pada tanggal 14 Maret 2003.MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara
Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di
Indonesia.Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar Modal Syariah
ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun
2003.Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan
Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah.Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan
Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14
tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal.
Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-LK menerbitkan Peraturan
Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dan
diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada
6

tanggal 12 September 2007. Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak


sejarah baru dengan disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan
sebagai landasan hukum untuk penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk
negara. Tonggak kebangkitan pasar modal syariah Indonesia diawali dengan
diluncurkannya Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) sebagai indeks komposit saham
syariah, yang terdiri dari seluruh saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI), pada tahun 2011. Kemudian diikuti dengan diluncurkannya Syariah Online
Trading System (SOTS) oleh perusahaan efek pada tahun yang sama. SOTS adalah
sistem pertama di dunia yang dikembangkan untuk memudahkan investor syariah dalam
melakukan transaksi saham sesuai prinsip islam. Pada tahun 2013, Bank Syariah Mandiri
menjadi Bank RDN Syariah pertama. Selain itu, pada tahun yang sama, ETF Syariah
pertama diluncurkan di Indonesia. Bank Panin Syariah menjadi emiten syariah pertama
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014. 

B. Pengertian Pasar Modal Syariah


Istilah pasar biasanya di gunakan istilah bursa, exchange, dam market. Sementara
istilah modal sering digunakan istilah efek, securities, dan stock. Pasar modal menurut
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal 1 ayat (12) adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang di terbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek. Sedangkan yang di maksud dengan efek pasal 1 ayat (5) adalah surat berharga, yaitu
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti, utang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan derivative dari efek.
Pasar modal di kenal juga dengan nama bursa efek. Bursa efek menurut pasal 1 Ayat
(4) UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek
pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka.Bursa efek
Indonesia di kenal dengan Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES).Pasar
Modal Syariah di lakukan di Jakarta Islamic index yang telah di luncurkan sejak 3 Juli 2000.
Menurut beberapa ahli yang dimaksud dengan pasar modal adalah :
1. Tjipto Darmadji dkk, adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang
yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri.
7

2. Y. Sri Susilo dkk, pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk dana-dana
jangka panjang dan merupakaan pasar yang kongkret.
Dengan demikian, pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya
para penjual dan pembeli untuk melaksanakan transaksi dalam rangka memperoleh modal.
Sedangkan pasar modal syariah secara sederhana dapat diartikan sebagai pasar modal yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlapas dari hal-
hal yag dilarang seperti riba, perjudian, spekulasi, dan lain-lain.
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang seluruh mekanisme kegiatannya
terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya
telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan efek syariah
adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan dibidang pasar
modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-
prinsip syarih.

C. Maksud Dan Tujuan


 Visi Pasar Modal Syariah :
“ Menjadi pasar modal syariah yang memberikan kontribusi siknifikan bagi
perekonomian nasional, berkeadilan, dan melindungi kepentingan masyarakat”.
 Misi Pasar Modal Syariah :
1. Menjadikan pasar modal syariah sebagai sarana pembiayaan bagi pemeritah dan
sektor suasta, serta sebagai sarana investasi pilihan masyarakat.
2. Mewujudkan pasar modal syariah yang tumbuh, stabil, berkelanjutan, dan
akuntabel.
3. Mewujudkan sember daya manusia dipasar modal syariah yang berkualitas dan
amanah.

D. Peran Pasar Modal Syariah Di Indonesia.


Pasar modal syariah mempunyai peran sebagai :
1. Sumber pendanaan bagi perusahaan untuk pengembangan usahanya melalui
penerbitan (efek syariah) ; dan
2. Sarana Infestasi (efek syariah) bagi investor.
Keunggulan pasar modal syariah dibandingkan dengan pasar modal konvensional
adalah dilihat dari luasnya cakupan investor yang berinvestasi. Pada pasar modal syariah
8

yang dapat berinvestasi adalah investor konvensional dan investor yang berpreferensi
syariah.

E. Jenis Akad, Produk, dan Jasa Syariah Di Pasar Modal Syariah.


Beberapa akad yang digunakan dalam industri pasar modal syariah sebagaimana
dalam peraturan OJK Nomor 53/POJK.04/2015 tentang akad yang digunakan dalam
penerbitan efek syariah di pasar modal adalah sebagai berikut :
1. Jenis-Jenis Akad Dalam Pasar Modal Syariah.
1) Ijarah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi sewa/pemberi jasa
(mu’jir)dan pihak penyewa/pengguna jasa (musta’jir) untuk memindahkan hak
guna(manfaat) atas suatu objek Ijarah yang dapat berupa manfaat barang dan/atau
jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa dan/atau upah (ujrah) tanpa
diikuti dengan pemindahan kepemilikan objek Ijarah itu sendiri.
2) Istishna adalah perjanjian (akad) antara pihak pemesan/pembeli (mustashni’) dan
pihak pembuat/penjual (shani’) untuk membuat objek Istishna yang dibelioleh
pihak pemesan/pembeli (mustashni’) dengan kriteria, persyaratan, dan spesifikasi
yang telah disepakati kedua belah pihak.
3) Kafalah adalah perjanjian (akad) antara pihak penjamin (kafiil/guarantor)
danpihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ashiil/orang yang berutang)
untukmenjamin kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak lain
(makfuullahu/orang yang berpiutang).
4) Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) kerjasama antara pihak
pemilikmodal (shahib al-mal) dan pihak pengelola usaha (mudharib) dengan
carapemilik modal (shahib al-mal) menyerahkan modal dan pengelola
usaha(mudharib) mengelola modal tersebut dalam suatu usaha.
5) Musyarakah adalah perjanjian (akad) kerjasama antara dua pihak atau
lebih(syarik) dengan cara menyertakan modal baik dalam bentuk uang
maupunbentuk aset lainnya untuk melakukan suatu usaha.
6) Wakalah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi kuasa (muwakkil) dan
pihak penerima kuasa (wakil) dengan cara pihak pemberi kuasa
(muwakkil)memberikan kuasa kepada pihak penerima kuasa (wakil) untuk
melakukan tindakan atau perbuatan tertentu.
9

2. Jenis-Jenis Produk Dan Jasa Syariah Di Pasar Modal.


Produk dan jasa syariah yang terdapat dipasar modal pada dasarnya hampir sama
dengan yang terdapat pada pasar modal secara umumnya. Yang membedakan adalah,
produ dan jasa tersebut tidak bertentangan dengan prinsip syariah dipasar modal.
1) Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat bukti pernyataan modal pada
perusahaan dan dengan bukti peyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk
mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Maka secara konsep,
saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Suatu
saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitan
oleh :
a. Emiten/perusahaan publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha emiten/perusahaan publik tersebut sesuai
dengan prinsip syariah; atau
b. Emiten atau perusahaan publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasar
bahwa kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik tersebut tida
bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal, namun memenuhi kriteria
sebagai berikut :
a) Tidak melakukan kegiatan usaha sebagai berikut :
 Perjudian dan permainan yang tergolong judi
 Perdagangan yang dilarang menurut syariah (contoh: perdagangan
yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa dan perdangangan
dengan penawaran/permintaan palsu)
 Jasa keungan ribawi (contoh: bank berbasis bunga dan perusahaan
pembiayaan berbasis bunga)
 Jual beli resiko yang mengandung unsur ketidakpastian dan/atau judi
(contoh: asuransi konvensional)
 Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/ atau
menyediakan antara lain : barang atau jasa haram zatnya; barang atau
jasa haram; barang atau jasa barang haram bukan karena zatnya yang
ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/ atau barang atau jasa yang merusak
moral dan/ atau bersifat mudarat;
 melakukan transaksi yang mengandung unsur suap.
10

b) Memenuhi rasio keuangan sebagai berikut;


 Total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tida
lebih dari 45%; atau
 Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan usaha (revenue) dan
pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10%.Contoh saham Emiten/
perusahaan publik yang memenuhi kategori 2a adalah saham PT.
Bank Muamalat Indonesia Tbk, PT. Bank Panin Syariah Tbk, dan
PT. Sofyan Hotel. sedangkan saham dari Emiten/Perusahaan ublic
yang masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES).

2) Sukuk Korporasi
Sukuk adalah efek syariah atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan
mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas aset yang
mendasarinya (underlying asset). Underlying asset yang digunakan dalam
penerbitan sukuk dapat terdiri atas:
a) Aset berwujud tertentu;
b) Nilai manfaat atas aset berwujud tertentu baik yang sudah ada maupun yang
akan ada;
c) Jasa yang sudah ada maupun yang akan ada;
d) Aset proyek tertentu; dan/atau
e) Kegiatan investasi yang telah ditentukan.

3) Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara)


Selain diterbitkan oleh korporasi, sukuk juga dapat diterbitkan oleh negara
yang disebut dengan surat berharga Syariah Negara. Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) atau dapat disebut sukuk Negara adalah surat berharga negara
yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas penyertaan
terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
Jenis-jenis produk SBSN adalah :
a) Islamic Fixed Rate (IFR);
b) Sukuk Ritel;
11

c) Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI);


d) Sukuk Global (SNI);
e) Islamic T-bills/surat perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S);
f) Project Based Sukuk (PBS)

4) Reksa Dana Syariah


Reksa Dana Syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio
efek oleh Manajer investasi, yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan
prinsip syariah di pasar modal.
Reksa Dana syariah merupakan salah satu alternative investasi dipasar modal
bagi investor, baik investor besar maupun investor kecil. Karakteristik yang
dimiliki reksa dana syariah antara lain adalah sebagai berikut:
a) Terjangkau, dengan minimum investasi Rp. 100.000
b) Diversifikasi investasi pada berbagai jenis efek, sehingga dapat
menyebarkan resiko.
c) Kemudahan investasi, dikelola oleh manajer investasi yang professional
d) Efisien biaaya dan waktu, karena investor tidak perlu menganalisis infestasi
secara terus menerus.
e) Hasil yang optimal, dengan tingkat pertumbuhan nilai investasi yang lebih
baik dan optimal dalam jangka panjang.
f) Likuiditas terjamin, dengan pencarian dana investasi dapat dilakukan
sewaktu-waktu.
g) Transparansi informasi, karena investor dapat mengetahui hasil investasinya
secara berkala.
h) Sesuai dengan Syariah, karena hanya dapat di investasikan di efek syariah.
i) Legalitas terjamin, karena diawasi oleh OJK dan dikelola oleh Manajer
Investasi yang memperoleh izin dari OJK.
Dalam pemilihan jenis reksa dana syariah yang tepat, investor wajib
mengetahui besar kescilnya risiko yang berbanding lurus dengan besar kecilnya
retrun yang akan diterima. Risiko yang dapat terjadi dalam berinvestasi di reksa
dana syariah tersebut antara lain adalah risiko berkurangnya nilai unit
penyertaan, risiko likuiditas, risiko wanprestasi, serta risiko kondisi politik dan
ekonomi.
12

5) Ecchange Tradet Fund (ETF) Syariah


ETF Syariah merupakan reksa dana syariah yang dapat diperjual belikan
dibursa efek sebagaimana saham. ETF Syariah merupakan produk yang terdiri
dari sekumpulan efek yang sesuai dengan prinsip syariah dan biasanya memiliki
indeks acuan. Pasar modal syariah telah memiliki ETF Syariah yaitu ETF JII
(XIJI) yang mengacu pada JII.

Jasa Syariah dipasar modal, selain produk yang telah disebutkan diatas, terdapat pula
jasa/layanan syariah dipasar modal, tyaitu :
1) Sistem Online Trading Syariah (SOTS)
SOTS ini adalah sistem perdagangan saham secara online, dimana saham-saha
yang ditransaksikan adalah saham-saham yang memenuhi prinsip syariah. Selain
itu mekanisme transaksi yang digunakan adalah sesuai dengan prinsip syariah,
sehingga jika investor ingin bertransaksi dengan cara yang bertentangan dengan
prinsip syariah, maka sistem akan memblock secara otomatis. Contoh transaksi
yang bertentangan dengan prinsip syariah adalah margin, trading dan short selling.

2) Layanan Kustodian Syariah


Layanan Kustodian Syariah merupakan layanan yang dapat diberikan oleh
bank umum dalam produk investasi syariah (seperti Reksa Dana Syariah Dan Efek
Beragun Asset Syariah) berupa jasa penitipan efek syariah, penyelesaian transaksi
efek syariah, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.

3) Layanan Wali Amanat Syariah


Layanan Wali Amanat Syariah merupakan layanan yang dapat diberikan oleh
bank umum dalam penerbitan sukuk yaitu sebagai pihak yang mewakili
kepentingan pemegang sukuk, baik didalam maupun diluar pengadilan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bagi umat Islam yang menginginkan keselamatan dan kebahagian hidupnya di dunia
dan di akhirat, segala kegiatan yang dilakukannya harus berpedoman kepada petunjuk Al-
Qur’an dan hadis Rasul SAW.Dimana Pasar modal adalah salah satu kegiatan
perekonomian yang tidak disebutkan dalam al-Qur’an dan Hadits sehingga hal tersebut
termasuk dalam kajian ijtihadi.Adapun Istilah jual beli saham atau investasi belum
dikenal, namun mudharabah atau bagi hasil, bisa disebut investasi langsung. Sedangkan
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal 1 ayat (12) adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang di terbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.Pasar modal yang ada sekarang ini hendaknya dicermati dan dikaji
lebih mendalam, khususnya bila diteliti dari kajian ekonomi Islam.Beberapa unsur yang
terkait dalam pasar modal yang tidak sejalan dengan syari’ah harus disingkirkan dan
diupayakan pengganti yang lebih efektif yang dapat menaungi kepentingan orang banyak,
khususnya bagi umat Islam.

B. Saran
Makalah ini membahas tentang “ Pasar Modal Syariah”. Begitu banyak manfaat yang
bisa kita ambi ketika kita membaca dan memahami setiap kata demi kata yang dapat
menambah wawasan kita mengenai “ Lembaga Keuangan Syariah”.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Nurul Huda_Mustafa Edwin.(2014) Investasi Pada Pasar Modal


Syariah.Kencana, Jakarta.
Soemitra Andri. Dr (2016) Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. Kencana, Jakarta.
Soetiono Kusumaningtuti. S (2016) Industri Jasa Keuangan Syariah (modul), Jakarta.
https://media.neliti.com/media/publications/58051-ID-pasar-modal-dalam-perspektif-
islam.pdf, diakses pada tanggal 21 oktober 2019 pukul 10:00

https://www.com.id./idx-syariah, diakses pada tanggal 21 oktober 2019 pukul 10:15

https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/Pages/Syariah.aspx, diakses pada tanggal 21 oktober


2019 pukul 10:21

14

Anda mungkin juga menyukai