Anda di halaman 1dari 14

Analisis Tingkat Pengungkapan Zakat dan Laporan Keuangan pada

Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) di Indonesia

Rizqa Arimurti
Magister Akuntansi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
e-mail: rizqa.arimurti@mail.um.ac.id

Abstrak
Tujuan – Penelitian ini menganalisis tingkat pengungkapan zakat dan
pengungkapan laporan keuangan OPZ di Indonesia dengan menggunakan indeks
pengungkapan zakat yang diadaptasi dari Samad dan Said (2016) dan pedoman
PSAK 109.
Metode Penelitian – Metode unweighted disclosure index digunakan pada
sampel berjumlah 12 OPZ di Indonesia. Tingkat pengungkapan dianalisis secara
deskriptif kualitatif dengan menggunakan kategori penilaian indeks untuk
menginterpretasi tinggi-rendahnya pengungkapan.
Temuan – Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan zakat OPZ di
Indonesia tergolong cukup baik atau menengah dengan rata-rata nilai sebesar
56,25%. Selanjutnya, tingkat kesesuaian OPZ dalam mengungkapkan laporan
keuangan berdasarkan PSAK 109 tergolong sangat baik atau sangat tinggi dengan
rata-rata nilai sebesar 84,98%. Temuan ini mengindikasikan bahwa OPZ memiliki
pertanggungjelasan yang tinggi kepada publik dalam mengungkapkan laporan
keuangan. Akan tetapi, volume informasi dan ketersediaan informasi kepada
publik belum fokus utama OPZ.
Originalitas – Salah satu fokus penelitian ini ialah menganalisis tingkat
pengungkapan zakat dan pengungkapan laporan keuangan pada OPZ di Indonesia.
Belum ada penelitian yang meneliti keduanya secara bersamaan dan berfokus
pada keseluruhan OPZ sebagai objek penelitian. Selain itu, desain penelitian yang
berbeda dapat dijadikan landasan empiris mengenai topik pengungkapan zakat
dan laporan keuangan.

Kata kunci: pengungkapan zakat, teori organisasi, good governance, organisasi


pengelola zakat, PSAK 109.
1. Pendahuluan
Penelitian ini menganalisis seberapa kepercayaan stakeholders muslim
tinggi tingkat pengungkapan OPZ di (Samad dan Said, 2016) kepada
Indonesia. Tingkat pengungkapan publik. Tingginya tingkat
penelitian ini mencakup dua hal yaitu pengungkapan dapat memberikan
pengungkapan zakat dan manfaat bagi masyarakat maupun
pengungkapan laporan keuangan. organisasi. Oleh karena itu,
Pengungkapan zakat bertujuan untuk pentingnya pengungkapan tidak
mengetahui seberapa luas informasi hanya dapat meningkatkan
mengenai zakat diungkapkan kepada kepercayaan bagi masyarakat tetapi,
publik. Pengungkapan zakat sangat dapat membantu stakeholder muslim
penting untuk mengurangi asimetri dalam efektivitas pengambilan
informasi antara organisasi dan keputusan, serta meningkatkan
masyarakat. OPZ sebagai organisasi akuntabilitas dan transparansi
nirlaba yang bertanggung jawab organisasi.
untuk mengelola dana publik tanpa Penelitian mengenai tingkat
mengharapkan return akan dihadapi pengungkapan zakat dan
dengan evaluasi publik mengenai pengungkapan laporan keuangan
transparansi dan integritas suatu masih minim dan terbatas. Mayoritas
kelembagaan (Abidin dkk., 2014). peneliti mengkaji mengenai
Selanjutnya, pengungkapan laporan manajemen zakat, distribusi zakat,
keuangan bertujuan untuk manfaat zakat sebagai pengentas
mengetahui tingkat kesesuaian OPZ kemiskinan, dan pengumpul zakat
dalam mengungkapkan laporan (Rusydiana dan Al-Farisi, 2016).
keuangan berdasarkan PSAK 109. Penelitian dalam lingkup praktik
Pengungkapan laporan keuangan pengungkapan informasi keuangan
merupakan hal yang sangat penting dan nonkeuangan oleh Abidin dkk.
karena dapat menunjukkan tingkat (2014); Sapingi dkk. (2014); dan
transparansi suatu organisasi kepada Htay dan Salman (2014) berfokus
publik, sebagai mekanisme pada pengelola zakat sedangkan Ali
pengendalian kecurangan, dan dkk. (2012); dan Roslan dkk. (2016)
standardisasi dalam struktur berfokus pada organisasi nirlaba.
pelaporan zakat (Noor dkk., 2011). Berkaitan dengan pengungkapan
Pengungkapan informasi zakat yang secara luas
sangat penting karena dapat diinvestigasikan oleh Noor dkk.
mempengaruhi keputusan (2011); Samad dan Said (2016); dan
stakeholder muslim untuk Khotijah dan Kusuma (2018)
menyalurkan dana zakat ke berfokus pada perbankan syariah.
pengelola. Pengungkapan informasi Penelitian ini menggunakan
merupakan suatu keharusan untuk metode menarik dalam menguji
menghindari persepsi negatif tingkat pengungkapan. Tingkat
masyarakat (Taha dkk., 2015), pengungkapan akan dianalisis
cenderung dapat meningkatkan menggunakan metode unweighted
pertanggungjelasan organisasi disclosure index dengan teknik skor.
terhadap lingkungan (Saxton dkk., Penelitian ini dilakukan untuk
2012), dan meningkatkan mengetahui seberapa tinggi tingkat
pengungkapan OPZ di Indonesia. dimensi zakat saja, kemudian Samad
Penelitian ini memberikan desain dan Said (2016) mengembangkan
baru dalam analisis tingkat dimensi zakat menjadi
pengungkapan sehingga dapat mengungkapkan zakat dan tidak
dijadikan landasan empiris untuk mengungkapkan zakat.
memperluas cakupan penelitian. Pengungkapan zakat dalam
Selanjutnya, artikel ini ditulis laporan keuangan dianggap sebagai
berdasarkan struktur sebagai berikut. maslahah mu’tabarah yaitu
Bagian 2 mendeskripsikan tinjauan kemaslahatan yang didukung syariat
literatur dan landasan teori. Bagian 3 dalam membenarkan undang-undang
mendeskripsikan metode penelitian yang diperlukan (Noor dkk., 2011).
dan hasil penelitian disajikan pada Hal ini menunjukkan bahwa
bagian 4. Terakhir, bagian 5 pengungkapan zakat dalam laporan
mendeskripsikan simpulan. keuangan merupakan suatu
keharusan bagi OPZ agar
2. Tinjauan Literatur stakeholders muslim dapat
Pengungkapan ialah penyampaian mengetahui penyajian informasi
informasi dalam bentuk seperangkat laporan keuangan secara
laporan keuangan yang membuktikan komprehensif. Pengungkapan zakat
pertanggungjelasan organisasi dalam laporan keuangan OPZ telah
kepada publik. Pengungkapan zakat diatur dalam PSAK 109 yang
sangat penting bagi stakeholders mendeskripsikan penyajian laporan
muslim karena bentuk kewajiban dari keuangan mengenai ZIS. Informasi
OPZ kepada masyarakat untuk laporan keuangan dapat diungkapkan
memastikan bahwa dana yang secara mandatory disclosure
dihimpun dan didistribusikan sudah (pengungkapan wajib) dan voluntary
dilaporkan secara relevan. Informasi disclosure (pengungkapan sukarela).
yang diungkapkan OPZ mengenai Pengungkapan zakat berdasarkan
zakat dapat mengurangi asimetri ketentuan PSAK 109 termasuk dalam
informasi antara OPZ dan publik. pengungkapan wajib sedangkan
Mengingat bahwa persepsi negatif informasi pengungkapan zakat diluar
masyarakat terhadap pengelola zakat ketentuan PSAK 109 bersifat
yang dinilai kurang efektif dan pengungkapan sukarela.
efisien dalam pendistribusian dan Teori organisasi dan good
pendayagunaan dana zakat. governance berkaitan dengan tingkat
Pengungkapan zakat identik dengan pengungkapan. Berdasarkan teori
dimensi zakat yang membahas organisasi, pengungkapan sangat
mengenai seberapa luas informasi penting bagi stakeholder muslim
pengelolaan zakat diungkapkan. dalam efektivitas pengambilan
Dimensi zakat dalam pengungkapan keputusan. Teori organisasi
zakat berupa mengungkapkan zakat memandang bahwa organisasi
dan tidak mengungkapkan zakat. sebagai sistem terbuka yang
Studi literatur mengenai instrumen berkaitan dengan lingkungan
pengungkapan zakat diinvestigasi (Hasiholan, 2012). Dengan teori ini,
oleh Maali dkk. (2006) dan diuji organisasi harus mempertimbangkan
kembali oleh Hudaib (2007) sebatas kepentingan lingkungan dan
masyarakat khususnya bagi tahun 2017, OPZ yang mendapat izin
stakeholder muslim dalam dari kementerian agama atau
mengarahkan dan mengendalikan tersertifikasi nasional, OPZ yang
aktivitas organisasi. Pengelolaan memiliki situs web, dan OPZ yang
yang disertai dengan transparansi dan mempublikasikan laporan keuangan
akuntabilitas dapat menunjukkan minimum 2 tahun berturut-turut pada
pencapaian yang baik dalam periode 2016-2017. Berdasarkan
mewujudkan good governance. Good pemilihan kriteria sampel,
governance menekankan pada didapatkan total sampel keseluruhan
pentingnya nilai-nilai masyarakat dalam penelitian ini sebanyak 12
dan tanggung jawab yang solid OPZ.
dalam mengelola suatu organisasi.
Menyajikan laporan keuangan sesuai Instrumen penelitian
standar akuntansi dan Instrumen penelitian ini
mengungkapkan informasi laporan memiliki 2 indikator pengukuran
keuangan kepada publik merupakan yaitu indeks pengungkapan zakat dan
bentuk pencapaian good governance. pedoman PSAK 109. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur
3. Metode Penelitian pengungkapan zakat ialah indikator-
Desain penelitian yang digunakan indikator yang diadaptasi dari Samad
ialah studi deskriptif. Penelitian ini dan Said (2016). Indikator
menganalisis tingkat pengungkapan pengungkapan zakat yang diadaptasi
zakat dan pengungkapan laporan dari Samad dan Said (2016) terbagi
keuangan pada OPZ di Indonesia. ke dalam 2 dimensi yaitu
Penelitian ini menggunakan dua mengungkapkan zakat dan tidak
instrumen berbeda untuk pengukuran mengungkapkan zakat. Indikator
yaitu indeks pengungkapan zakat pengungkapan zakat berjumlah 18
yang diadaptasi dari Samad dan Said item terdiri dari 16 item yang
(2016) dan pedoman PSAK 109. mengungkapkan zakat dan 2 item
Analisis data penelitian ini yang tidak mengungkapkan zakat.
menggunakan metode unweighted Instrumen yang digunakan
disclosure index. Teknik skor untuk mengukur pengungkapan
digunakan untuk menunjukkan nilai laporan keuangan dalam penelitian
pengungkapan dari setiap item-item ini berdasarkan pedoman PSAK 109.
pengukuran. Indikator pengungkapan laporan
keuangan berdasarkan PSAK 109
Populasi dan sampel terbagi menjadi 5 komponen laporan
Populasi ialah seluruh OPZ di keuangan, yaitu laporan posisi
Indonesia. Pada tahun 2017, jumlah keuangan, laporan perubahan dana,
OPZ yang terdaftar sebanyak 236 laporan aset kelolaan, laporan arus
lembaga yang terdiri dari BAZNAS kas, dan catatan atas laporan
dan LAZNAS dalam tingkat provinsi keuangan. Untuk jumlah keseluruhan
dan kabupaten/kota. Teknik item-item pada indikator
pengambilan sampel pada penelitian pengungkapan laporan keuangan
ini menggunakan metode purposive terdapat 91 item pengukuran.
sampling yaitu LAZ yang
direkomendasikan oleh BAZNAS Teknik pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan data Kemudian, hasil pengungkapan akan
sekunder sebagai metode dalam dideskripsikan berdasarkan antar
pengumpulan data. Data yang organisasi dan keseluruhan
diperoleh bersumber dari situs resmi organisasi.
masing-masing OPZ. Teknik Secara umum, indeks
pengumpulan data pada penelitian ini pengungkapan dihitung dengan
adalah menggunakan metode rumus sebagai berikut.
dokumentasi. Metode dokumentasi ∑𝑋
Tingkat pengungkapan : 𝑛 × 100%
dilakukan dengan cara
mengumpulkan data berupa laporan
Keterangan:
keuangan OPZ dan laporan tahunan
X : Jumlah skor pengungkapan
yang dipublikasikan setiap OPZ.
yang dipenuhi
Teknik analisis data n : Jumlah skor maksimum
Teknik analisis data dalam Kategori penilaian indeks
penelitian ini menggunakan indeks digunakan untuk menginterpretasi
pengungkapan dengan metode nilai indeks pengungkapan (Tabel 1).
unweighted disclosure index. Teknik Tabel 1 Kategori Penilaian Indeks
Nilai Indeks Keterangan
pengukuran menggunakan teknik
80% s.d 100% Sangat baik/tinggi
skor untuk mengukur indikator 60% s.d. 80% Baik/tinggi
pengungkapan. Secara ringkas, 40% s.d. 60% Cukup baik/menengah
indikator pengungkapan zakat dan 20% s.d 40% Kurang baik/rendah
pengungkapan laporan keuangan 0% s.d 20% Tidak baik/rendah
dianalisis dalam beberapa tahap. Sumber: Pusat Kajian Strategis
Tahap pertama dengan menggunakan BAZNAS Tahun 2018
skala dummy (1 dan 0), setiap
indikator diberi skor untuk 4. Hasil dan Pembahasan
menunjukkan apakah indikator Pengungkapan Zakat
pengungkapan oleh setiap organisasi Pengungkapan zakat dalam
diungkapkan atau tidak. Hasil penelitian ini dilakukan untuk
menskor dijumlahkan untuk mengukur seberapa tinggi tingkat
mendapatkan skor total antar pengungkapan zakat yang
organisasi. Tahap kedua dianalisis diungkapkan oleh OPZ.
dengan menggunakan indeks Pengungkapan zakat yang diadaptasi
pengungkapan tanpa pembobotan dari Samad dan Said (2016) terdiri
untuk menunjukkan nilai dari 18 item. Dari keseluruhan item,
pengungkapan antar organisasi dan jumlah skor maksimum yang harus
disajikan ke dalam bentuk diungkapkan ialah sebanyak 16 item
persentase. Hasil persentase ini karena 2 item ini not applicable
diakumulasi sebagai rata-rata (tidak berlaku) untuk dimensi
tertimbang yang menunjukkan nilai mengungkapkan zakat. Semakin
pengungkapan seluruh organisasi. memenuhi jumlah skor yang
Tahap terakhir, hasil persentase akan diungkapkan menunjukkan tingginya
diklasifikasi ke dalam kategori tingkat pengungkapan zakat yang
penilaian indeks untuk menunjukkan diungkapkan oleh tiap OPZ.
tinggi-rendahnya pengungkapan.
Hasil penelitian menunjukkan menengah mengindikasikan bahwa
bahwa rata-rata nilai tingkat masih terbatasnya (belum secara
pengungkapan zakat sebesar 56,25% penuh) keterbukaan OPZ dalam
(Tabel 2). mengungkapkan informasi mengenai
Tabel 2 Tingkat Pengungkapan Zakat zakat kepada publik. Berarti, fokus
No OPZ
Skor Tingkat OPZ di Indonesia belum
Total Pengungkapan memprioritaskan keterbukaan
1 BAZNAS 13 81,25% informasi kepada publik. Hal ini
2 RZ 11 68,75% mengindikasikan bahwa volume
3 IZI 11 68,75% informasi yang diungkapkan dan
4 Global Zakat 11 68,75% kesukarelaan dalam ketersediaan
5 Ar Rohman 10 62,50% informasi masih terbatas. OPZ perlu
lebih sukarela dalam menyediakan
6 DD 9 56,25%
informasi keuangan dan
Yatim
7 8 50,00% nonkeuangan dan peran regulator
Mandiri
8 BMM 8 50,00% dalam mengharuskan keterbukaan
9 YDSF 8 50,00%
informasi kepada publik.
Pengungkapan zakat
10 Al Azhar 7 43,75%
berkaitan dengan teori organisasi
Daarut
11
Tauhid
6 37,50% yang menekankan bahwa
12 YAKESMA 6 37,50%
pengungkapan sebagai bentuk
transparansi organisasi kepada
Rata-rata 56,25%
masyarakat dalam menjalankan
Sumber: Data diolah tanggung jawabnya. OPZ yang
Hal ini menunjukkan bahwa mengungkapkan informasi kepada
tingkat pengungkapan zakat OPZ di publik dapat memudahkan pengguna
Indonesia tergolong cukup baik atau untuk mengakses dan memahami
menengah. Pengungkapan zakat informasi mengenai organisasi. OPZ
tertinggi diungkapkan oleh BAZNAS sudah berusaha menyediakan
dengan nilai sebesar 81,25%. informasi mengenai zakat kepada
Pengungkapan zakat tertinggi kedua publik meskipun belum secara
diungkapkan oleh LAZ Rumah Zakat penuh. Pengelolaan yang disertai
Indonesia, LAZ Inisiatif Zakat dengan transparansi dan akuntabilitas
Indonesia, dan Yayasan Global Zakat dapat menunjukkan pencapaian yang
dengan nilai yang sama sebesar baik dalam mewujudkan good
68,75%. Pengungkapan zakat governance. Terbatasnya informasi
tertinggi ketiga diungkapkan oleh mengenai zakat kepada publik dapat
Yayasan Rumah Yatim Ar Rohman menyebabkan rendahnya tingkat
dengan nilai sebesar 62,50%. kepercayaan masyarakat terhadap
Selanjutnya, OPZ yang memiliki pengelola zakat. Hal ini yang
tingkat pengungkapan terendah ialah diungkapkan oleh BAZNAS (2018)
Yayasan Daarut Tauhid dan Yayasan dan Herdianto (2011) bahwa salah
Kesejahteraan Madani dengan nilai satu kendala yang dihadapi oleh
yang sama sebesar 37,50%. pengelola ialah rendahnya tingkat
Tingkat pengungkapan zakat kepercayaan muzaki kepada OPZ.
OPZ di Indonesia yang tergolong
Pengungkapan Laporan Keuangan Hasil penelitian menunjukkan
Pengungkapan laporan bahwa rata-rata nilai tingkat
keuangan dilakukan untuk menilai pengungkapan laporan keuangan
seberapa tinggi tingkat kesesuaian sebesar 84,98% (Tabel 3).
OPZ dalam mengungkapkan laporan Tabel 3 Tingkat Pengungkapan
keuangan berdasarkan PSAK 109. Laporan Keuangan
Pengungkapan laporan keuangan Tingkat
No OPZ
terjadi apabila organisasi Pengungkapan
mengungkapkan laporan keuangan 1 BAZNAS 95,74%
berdasarkan PSAK 109. Semakin 2 RZ 95,14%
memenuhi jumlah skor maksimal 3 BMM 89,38%
pengungkapan menunjukkan tingkat
4 Ar Rohman 88,67%
kesesuaian yang tinggi.
Pengukuran pengungkapan 5 IZI 80,56%
laporan keuangan direpresentasikan 6 Yatim Mandiri 80,31%
dalam pedoman PSAK 109. PSAK 7 DD 75,47%
109 yang terdiri dari 5 komponen 8 Global Zakat 74,59%
laporan ini harus diungkapkan untuk 84,98%
Rata-rata
mencermikan pelaporan keuangan
Sumber: Data diolah
berdasarkan PSAK 109. Berarti
Hal ini menunjukkan bahwa
setiap OPZ harus memenuhi dan
tingkat kesesuaian OPZ dalam
melaporkan kelima komponen
mengungkapkan laporan keuangan
laporan keuangan. OPZ yang tidak
sangat baik atau sangat tinggi. Secara
memenuhi dan melaporkan kelima
keseluruhan, setiap OPZ memiliki
komponen laporan keuangan itu
tingkat pengungkapan laporan
maka akan dikeluarkan dari
keuangan yang tinggi dan sangat
pengukuran pengungkapan
tinggi. Tingkat pengungkapan
(pemberian skor dan rata-rata
tertinggi menunjukkan bahwa
tertimbang).
organisasi tersebut memiliki
Secara keseluruhan, OPZ
pertanggungjelasan yang tinggi
yang memenuhi standar untuk
dalam mengungkapkan laporan
penyajian laporan keuangan
keuangan.
berdasarkan PSAK 109 sebanyak 8
Tingkat kesesuaian tertinggi
sedangkan yang tidak memenuhi
diungkapkan oleh BAZNAS sebesar
sebanyak 4 organisasi. OPZ yang
95,74%. Tertinggi kedua
tidak termasuk ke dalam pengukuran
diungkapkan oleh LAZ Rumah Zakat
pengungkapan laporan keuangan,
Indonesia sebesar 95,14%. Tertinggi
yaitu Yayasan Pesantren Islam Al
ketiga diungkapkan oleh Yayasan
Azhar, Yayasan Daarut Tauhid,
Baitul Maal Muamalat sebesar
Yayasan Dana Sosial Al Falah, dan
89,38%. Selanjutnya, tingkat
Yayasan Kesejahteraan Madani.
kesesuaian terendah diungkapkan
Keempat OPZ tersebut tidak
oleh Yayasan Global Zakat sebesar
mencerminkan dan melaporkan
74,59%.
pengungkapan laporan keuangan
Tabel 4 Komponen Laporan
berdasarkan PSAK 109.
Keuangan
Tingkat artian tidak semua komponen laporan
Komponen
Pengungkapan keuangan dipublikasikan ke publik.
Laporan Posisi Hal ini yang diungkapkan oleh Taha
84,56%
Keuangan dkk. (2012) bahwa pengelola zakat
Laporan Perubahan memang sudah menyiapkan
79,93%
Dana informasi mengenai laporan
Laporan Aset Kelolaan 88,39% keuangan tetapi informasi tersebut
Laporan Arus Kas 72,02% tidak dapat diungkapkan karena
Catatan Atas Laporan masalah autokrasi.
100,00%
Keuangan
Rata-rata 84,98% Laporan posisi keuangan
Sumber: Data diolah Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rata-rata nilai pengungkapan
Komponen laporan posisi laporan posisi keuangan sebesar
keuangan memiliki rata-rata nilai 84,56% (Tabel 5).
pengungkapan sebesar 84,56%. Pada Pengungkapan laporan posisi
komponen laporan perubahan dana keuangan tertinggi diungkapkan oleh
rata-rata nilai pengungkapan sebesar LAZ Rumah Zakat Indonesia sebesar
79,93%. Selanjutnya, komponen 100%. Tertinggi kedua diungkapkan
laporan aset kelolaan memiliki rata- oleh BAZNAS, Yayasan Dompet
rata nilai pengungkapan sebesar Dhuafa Republika, dan Yayasan
88,39%. Untuk komponen laporan Rumah Yatim Ar Rohman dengan
arus kas rata-rata nilai sebesar nilai yang sama sebesar 88,24%.
72,02% dan CALK sebesar 100%. Tertinggi ketiga diungkapkan oleh
Hasil penelitian komponen laporan LAZ Inisiatif Zakat Indonesia dan
keuangan disajikan pada Tabel 4. Yayasan Yatim Mandiri dengan nilai
Pengungkapan laporan yang sama sebesar 82,35%.
keuangan berkaitan dengan teori Selanjutnya, pengungkapan laporan
good governance yang menekankan posisi keuangan terendah
bahwa organisasi yang memiliki diungkapkan oleh Yayasan Global
prinsip akuntabilitas dan transparansi Zakat sebesar 70,59%.
dapat meningkatkan keyakinan Tabel 5 Laporan Posisi Keuangan
masyarakat terhadap organisasi dan Skor Tingkat
No OPZ
Total Pengungkapan
mendorong pengoptimalan
1 RZ 17 100,00%
penghimpunan dan pendistribusian
dana zakat. Secara keseluruhan, OPZ 2 BAZNAS 15 88,24%
menunjukkan pencapaian yang baik 3 DD 15 88,24%
dalam mewujudkan good 4 Ar Rohman 15 88,24%
governance. Bentuk pencapaian 5 IZI 82,35%
14
dalam mewujudkan good governance Yatim
ialah memiliki pertanggungjelasan 6 82,35%
Mandiri 14
dalam mengungkapan laporan 7 BMM 13 76,47%
keuangan. Akan tetapi, ada beberapa Global
organisasi yang mengungkapkan 8 70,59%
Zakat 12
laporan keuangan kepada publik Rata-rata 84,56%
tidak secara full (penuh). Dalam Sumber: Data diolah
Laporan perubahan dana 3 DD 14 100,00%
Hasil penelitian menunjukkan 4 BMM 14 100,00%
bahwa rata-rata nilai pengungkapan Yatim
laporan perubahan dana sebesar 5 85,71%
Mandiri 12
79,93% (Tabel 6). 6
Global
85,71%
Tabel 6 Laporan Perubahan Dana Zakat 12
Skor Tingkat 7 Ar Rohman 12 85,71%
No OPZ
Total Pengungkapan 8 IZI 7 50,00%
1 BAZNAS 38 100,00%
Rata-rata 88,39%
2 RZ 36 94,74%
Sumber: Data diolah
3 IZI 34 89,47%
4 BMM 89,47% Pengungkapan laporan aset
34
kelolaan tertinggi diungkapkan oleh
5 Ar Rohman 30 78,95%
BAZNAS, LAZ Rumah Zakat
Yatim
6 76,32% Indonesia, Yayasan Dompet Dhuafa
Mandiri 29
7 DD 60,53% Republika, dan Yayasan Baitul Maal
23
Global Muamalat dengan nilai yang sama
8 50,00% sebesar 100%. Tertinggi kedua
Zakat 19
Rata-rata 79,93% diungkapkan oleh Yayasan Rumah
Sumber: Data diolah Yatim Mandiri, Yayasan Global
Zakat, dan Yayasan Rumah Yatim
Pengungkapan laporan Ar Rohman dengan nilai yang sama
perubahan dana tertinggi sebesar 85,71%. Tertinggi ketiga dan
diungkapkan oleh BAZNAS sebesar terendah diungkapkan oleh LAZ
100%. Tertinggi kedua diungkapkan Inisiatif Zakat Indonesia dengan nilai
oleh LAZ Rumah Zakat Indonesia sebesar 50,00%.
sebesar 94,74%. Tertinggi ketiga
diungkapkan oleh LAZ Inisiatif
Zakat Indonesia dan Yayasan Baitul Laporan arus kas
Maal Muamalat dengan nilai yang Hasil penelitian menunjukkan
sama sebesar 89,47%. Selanjutnya, bahwa rata-rata nilai pengungkapan
pengungkapan laporan perubahan laporan arus kas sebesar 72,02%
dana terendah diungkapkan oleh (Tabel 8).
Yayasan Global Zakat sebesar Tabel 8 Laporan Arus Kas
50,00%. Skor Tingkat
No OPZ
Total Pengungkapan
Laporan aset kelolaan 1 BAZNAS 19 90,48%
Hasil penelitian menunjukkan 2 Ar Rohman 19 90,48%
bahwa rata-rata nilai pengungkapan 3 RZ 17 80,95%
laporan aset kelolaan sebesar 88,39% 4 IZI 17 80,95%
(Tabel 7). 5 BMM 17 80,95%
Tabel 7 Laporan Aset Kelolaan Global
Skor Tingkat 6 14 66,67%
No OPZ Zakat
Total Pengungkapan Yatim
1 BAZNAS 100,00% 7 12 57,14%
14 Mandiri
2 RZ 14 100,00% 8 DD 6 28,57%
72,02% 6 BMM 1 100,00%
Sumber: Data diolah Global
7 100,00%
Zakat 1
Pengungkapan laporan arus 8 Ar Rohman 1 100,00%
kas tertinggi diungkapkan oleh Rata-rata 100,00%
BAZNAS dan Yayasan Rumah Sumber: Data diolah
Yatim Ar Rahman dengan nilai yang
sama sebesar 90,48%. Tertinggi 5. Simpulan
kedua diungkapkan oleh LAZ Pengungkapan merupakan
Rumah Zakat Indonesia, LAZ penyampaian informasi dalam
Inisiatif Zakat Indonesia, dan bentuk seperangkat laporan
Yayasan Baitul Maal Muamalat keuangan yang secara relevan
dengan nilai yang sama sebesar ditujukan untuk pemakai informasi.
80,95%. Tertinggi ketiga Penelitian ini bertujuan menganalisis
diungkapkan oleh Yayasan Global tingkat pengungkapan zakat dan
Zakat dengan nilai sebesar 66,67%. pengungkapan laporan keuangan
Selanjutnya, pengungkapan laporan berdasarkan PSAK 109.
aset kelolaan terendah diungkapkan Hasil penelitian menunjukkan
oleh Yayasan Dompet DHuafa bahwa tingkat pengungkapan zakat
Republika dengan nilai sebesar OPZ di Indonesia tergolong cukup
28,57%. baik atau menengah dengan nilai
rata-rata sebesar 56,25%. Hal ini
Catatan atas laporan keuangan
mengindikasikan bahwa keterbukaan
Hasil penelitian menunjukkan
informasi kepada publik bukan fokus
bahwa rata-rata nilai pengungkapan
utama OPZ sehingga volume
CALK sebesar 100% (Tabel 9).
informasi dan kesukarelaan dalam
Pengungkapan CALK tertinggi
ketersediaan informasi masih
diungkapkan oleh BAZNAS, LAZ
terbatas. Secara keseluruhan, hanya
Rumah Zakat Indonesia, LAZ
BAZNAS saja yang memiliki
Inisiatif Zakat Indonesia, Yayasan
pengungkapan zakat yang sangat
Rumah Yatim Mandiri, Yayasan
tinggi.
Dompet Dhuafa Republika, Yayasan
Pengungkapan laporan
Baitul Maal Muamalat, Yayasan
keuangan dalam penelitian ini
Global Zakat, dan Yayasan Rumah
merepresentasikan tingkat kesesuaian
Yatim Ar Rohman dengan nilai yang
dalam mengungkapan laporan
sama sebesar 100%.
keuangan berdasarkan PSAK 109.
Tabel 9 Catatan Atas Laporan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Keuangan
tingkat kesesuaian organisasi dalam
Skor Tingkat
No OPZ mengungkapkan laporan keuangan
Total Pengungkapan
1 BAZNAS 100,00% tergolong sangat baik atau sangat
1
tinggi. Secara keseluruhan,
2 RZ 1 100,00%
BAZNAS, LAZ Rumah Zakat
3 IZI 1 100,00%
Indonesia, Yayasan Baitul Maal
Yatim Muamalat, Yayasan Rumah Yatim
4 100,00%
Mandiri 1
Ar Rohman, LAZ Inisiatif Zakat
5 DD 1 100,00%
Indonesia, dan Yayasan Yatim
Mandiri memiliki tingkat kesesuaian pengoptimalan penghimpunan dana
yang tinggi dalam mengungkapkan zakat dan mendorong OPZ untuk
laporan keuangan berdasarkan PSAK lebih terbuka mengenai kinerja
109. Rata-rata tingkat pengungkapan pengelola zakat.
laporan keuangan OPZ tergolong Keterbatasan penelitian ini,
tinggi dan sangat tinggi. Hal ini yaitu objek penelitian yang sebatas
berarti OPZ memiliki tingkat provinsi dan kabupaten/kota,
pertanggungjelasan yang tinggi teknik analisis menggunakan metode
dalam menyajikan laporan keuangan. unweighted disclosure index dengan
Penelitian ini teknik skor untuk mengukur istrumen
mengindikasikan bahwa pentingnya penelitian, dan dianalisis sebatas
pengungkapan bagi stakeholder tinggi-rendahnya pengungkapan
muslim dalam efektivitas OPZ. Oleh karena itu, penelitian
pengambilan keputusan. selanjutnya dapat menggunakan
Ketersediaan informasi kepada saran yang dideskripsikan
publik dapat memudahkan diantaranya ialah melakukan analisis
stakeholder muslim dalam secara lebih mendalam mengenai
memeroleh informasi mengenai pengungkapan zakat seperti
pengelolaan zakat. Informasi yang menggunakan analisis konten dan
memadai dapat mengurangi persepsi menggunakan checklist (penilaian)
negatif masyarakat terhadap berulang untuk mengukur instrumen
pengelola zakat sehingga organisasi penelitian, menambahkan
dapat meningkatkan citra dan penggunaan data lainnya seperti data
reputasi yang baik. Selain itu, primer untuk mendapatkan informasi
pengungkapan dapat memperbaiki yang lebih lengkap dan luas, dan
kelemahan dan permasalahan yang melakukan perbandingan antara
terjadi dalam kinerja pengelolaan organisasi profit (perbankan dan
zakat. Kemudian, pengungkapan unit-unit syariah) dan organisasi
juga dapat meningkatkan nirlaba. Selanjutnya, perlu adanya
transparansi dan akuntabilitas sinergi antara organisasi, pemerintah,
pengelola zakat. Pengungkapan dan masyarakat sehingga bermanfaat
mengenai informasi keuangan dan dalam meningkatkan pengoptimalan
nonkeuangan dapat menjadi evaluasi penghimpunan dana zakat.
mengenai seberapa sukarela
organisasi dalam mengungkapkan Referensi
informasi. Abidin, Shamharir., Saad, Ram A.J.,
Berdasarkan hasil penelitian dan Muhaiyuddin, Nikmal
tersebut, diharapkan bahwa M.M. 2014. “Evaluating
organisasi perlu untuk Corporate Reporting on the
mengungkapkan informasi keuangan Internet: The Case of Zakat
dan nonkeuangan secara sukarela Institutions in Malaysia.”
kepada publik, pemerintah dan Jurnal Pengurusan 42: 19-
otoritas perlu meregulasi dengan 29.
mewajibkan publikasi laporan Ali, Norli., Said, Normah., Omar,
keuangan dan laporan tahunan, dan Normah., Rahman, Rashidah
masyarakat turut andil dalam A., Othman, Radiah. 2012.
“Financial Reporting 2016. Pedoman Penulisan
Disclosure: Evidence from Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis,
Malaysian Non Profit dan Disertasi. Yogyakarta:
Organizations.” British Fakultas Ekonomika dan
Journal of Economics, Bisnis Universitas Gadjah
Finance and Management Mada.
Sciences 4, no 2: 16-30. Hasiholan, Leonardo B. 2012. “Teori
Badan Amil Zakat Nasional. 2017. Organisasi Suatu Tinjauan
Outlook Zakat Indonesia Perspektif Sejarah.” Majalah
2017. Jakarta: Pusat Kajian Ilmiah 10, no. 24.
Strategis. Herdianto, Ahmad W. 2011. “Peran
Badan Amil Zakat Nasional. 2018. Negara Dalam
Outlook Zakat Indonesia Mengoptimalkan Zakat Di
2018. Jakarta: Pusat Kajian Indonesia” Jurnal Hukum
Strategis. dan Syariah 2, no. 1: 103-
Badan Amil Zakat Nasional. 2018. 116.
Indeks Desa Zakat. Jakarta: Htay, Sheila N.N., dan Salman, Syed
Pusat Kajian Strategis. A. 2014. “Proposed Best
Badan Amil Zakat Nasional. 2018. Practices of Financial
Statistik Zakat Nasional Information Disclosure for
2017. Jakarta: Liaison dan Zakat Institutions: A Case
Pelaporan. Study of Malaysia.” World
Badan Pusat Statistik. 2018. Applied Sciences Journal 30:
Statistical Yearbook of 288-294.
Indonesia 2018. Jakarta: CV. Johari, Fuadah., AbAziz,
Dharmaputra. Adobe PDF Muhammad R., dan Ali,
eBook. Ahmad F.M. 2014. “The Role
Direktorat Bimbingan Masyarakat of Zakat in Reducing Poverty
Islam dan Direktorat and Income Inequality among
Pemberdayaan Zakat. 2013. New Convert in Selangor
Panduan Zakat Praktis. Malaysia.” Journal Research
Jakarta: Kementerian Agama in Islamic Studies 1, no. 3:
Republik Indonesia. Adobe 43-56.
PDF eBook. Joseph, Corina., dan Taplin, Ross.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 2011. “The Measurement of
2014. PSAK No 45. Jakarta: Sustainability Disclosure:
Ikatan Akuntansi Indonesia. Abundance versus
Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Occurrence.” Accounting
2010. PSAK No 109. Jakarta: Forum 35: 19-31.
Ikatan Akuntansi Keuangan. Khotijah, Siti Afidatul., dan Kusuma,
Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Hadri. 2018. “Perkembangan
2018. DE ISAK No 35. Tingkat Pengungkapan Zakat
Jakarta: Ikatan Akuntansi pada Perbankan Syariah di
Indonesia. Indonesia.” ISBN: Prosiding
Fakultas Ekonomika dan Bisnis National Conference on
Universitas Gadjah Mada. Applied Business.
Nazsir, Nasrullah. 2003. “Good Bruto. Kementerian
Governance.” Mediator 4, Keuangan Republik
no.1: 135-150. Indonesia.
Noor, Rohaya Md., Norfadzilah, Nik Peraturan Pemerintah Nomor 14
M., Rashid, Nik M., dan Tahun 2014 tentang
Mastuki, Nor’azam. 2011. Pelaksanaan Undang-Undang
“Zakat and Tax Reporting: Nomor 23 Tahun 2011
Disclosures Practices of tentang Pengelolaan Zakat.
Shariah Compliance Republik Indonesia.
Companies” Colloquinum on Priyono. 2007. Pengantar
Humanities, Science & Manajemen. Jakarta:
Engineering Research: 877- Zifatama Publisher. Adobe
882. PDF eBook.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Rahman, Taufikur. 2015. “Akuntansi
Nomor PER-15/PJ/2011 Zakat, Infak dan Sedekah
tentang Badan/Lembaga yang (PSAK 109): Upaya
dibentuk atau disahkan oleh Peningkatan Transparansi dan
Pemerintah yang ditetapkan Akuntabilitas Organisasi
sebagai Penerima Zakat atau Pengelola Zakat (OPZ).”
Sumbangan Keagamaan yang Jurnal Muqtasid, no.1: 141-
Sifatnya Wajib yang Dapat 164.
dikurangkan dari Penghasilan Restuningtyas, Suci R., Marina,
Bruto. Kementerian Anna., dan Nuraini, Fitri.
Keuangan Republik 2017. “Accounting of Zakat,
Indonesia. Infak, and Alms in
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Transparency and
Nomor PER-11/PJ/2017 Accountability in LAZ
tentang Badan/Lembaga yang Dompet Amanah Umat
dibentuk atau disahkan oleh Sidoarjo.” Journal Balance
Pemerintah yang ditetapkan XIV, no. 1: 29-43.
sebagai Penerima Zakat atau Roslan, Nurfarahin., Arshad,
Sumbangan Keagamaan yang Roshayani., Pauzi, Nur F.M.
Sifatnya Wajib yang Dapat 2016. “Accountability and
dikurangkan dari Penghasilan Governance Reporting by
Bruto. Kementerian Non-Profit Organizations.”
Keuangan Republik ICGA: 1-16.
Indonesia. Rusydiana, Aam S., dan Al-Farisi,
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Salman. 2016. “Sudah
Nomor PER-11/PJ/2018 Sampai Mana Riset Zakat
tentang Badan/Lembaga yang Kita?.” Jurnal Multikultural
dibentuk atau disahkan oleh dan Multireligius 15, no.1:
Pemerintah yang ditetapkan 110-128.
sebagai Penerima Zakat atau Samad, Khairunnisa A., dan Said,
Sumbangan Keagamaan yang Roshima. 2016. “Zakat
Sifatnya Wajib yang Dapat Disclosure by Malaysian
dikurangkan dari Penghasilan Islamic Banks.” International
Business Management 10, no. Samarinda.” Jurnal Ilmu
20: 4737-4742. Administrasi Negara 1, no. 2:
Sapingi, Raedah., Nelson, Sherliza 196-209.
P., dan Obid, Siti N.S. 2014.
“Factors Affecting Disclosure
Practices of Annual Report
Zakat Institutions in
Malaysia” Diakses pada 10
Oktober 2018.
https://ssrn.com/abstract=31647
02.
Sekaran, Uma., dan Bougie, Roger.
2013. Research Methods for
Business. Sixth Edition.
Chichester: John Wiley&
Sons Ltd.
Sekaran, Uma., dan Bougie, Roger.,
trans. 2017. Metode
Penelitian untuk Bisnis-
Pendekatan Pengembangan
Keahlian. Edisi Keenam.
Jakarta: Salemba Empat.
Suwardjono. 2014. Teori Akuntansi
Perekayasaan Pelaporan
Keuangan. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: BPFE.
Taha, Roshaiza., Nurhidayatie,
Nurul., Ali, Muhamad.,
Zulkifli, Muhammad F. 2015.
“Disclosure of Zakat
Information: Is It
Important?.” Proceeding of
the International Conference
on Masjid, Zakat and Waqf:
1-7.
Undang Undang Nomor 38 Tahun
1999 tentang Pengelolaan
Zakat. Republik Indonesia.
Undang Undang Nomor 23 Tahun
2011 tentang Pengelolaan
Zakat. Republik Indonesia.
Yenny. 2013. “Penerapan Prinsip-
Prinsip Good Governance
Dalam Pelaksanaan
Pelayanan Publik di Kantor
Camat Samarinda Utara Kota

Anda mungkin juga menyukai