DISUSUN OLEH :
2023
KATA PENGANTAR
Dengan memohon keberkahan dari Allah, Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, kami dengan rendah hati menyajikan makalah ini sebagai bentuk usaha
mendalam dalam memahami serta merenungi ajaran-ajaran Islam. Melalui setiap kata yang
terpilih, kami berharap dapat menggugah hati pembaca untuk lebih mendekatkan diri kepada
Sang Pencipta.
Penting bagi kami untuk menyoroti nilai-nilai keadilan, kasih sayang, dan
kebijaksanaan yang terkandung dalam ajaran Islam. Semoga makalah ini dapat menjadi
sumber inspirasi untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh makna dan taqwa
kepada Allah SWT.
Kritik dan masukan yang membangun sangat kami harapkan, seiring dengan doa kami
agar Allah senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
_____________
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Harta Gono Gini............................................................................................3
B. Dasar Hukum Harta Gono Gini.......................................................................................4
C. Ruang Lingkup Harta Gono Gini....................................................................................6
D. Terbentuknya Harta Gono Gini......................................................................................6
C. Hak dan Tanggung Jawab Suami Istri terhadap Harta Gono Gini..................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi ekonomi yang terus berkembang, perdagangan internasional dan
nilai tukar mata uang menjadi dua elemen kunci dalam memahami kompleksitas
hubungan ekonomi antarbangsa. Di tengah dinamika ini, pandangan makroekonomi
dalam konteks Islam menciptakan landasan unik yang memandu pelaku ekonomi dalam
menjalankan kegiatan perdagangan dan mengelola nilai tukar dengan memperhatikan
aspek keadilan dan etika.
Sementara itu, nilai tukar mata uang, sebagai pengukur daya saing ekonomi suatu negara,
juga memberikan dampak signifikan pada stabilitas ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Dalam pandangan makroekonomi Islam, stabilitas nilai tukar dan keadilan
distribusi hasil dari perubahan nilai tukar menjadi aspek kritis yang perlu diperhatikan.
Namun, hingga saat ini, pemahaman mendalam tentang bagaimana prinsip-prinsip Islam
mengarahkan pelaku ekonomi dalam mengelola perdagangan internasional dan nilai
tukar mata uang masih terbatas. Keterbatasan literatur dan penelitian dalam bidang ini
mendorong untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, untuk mengisi celah pengetahuan
dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi yang sesuai dengan ajaran
Islam.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyajikan analisis mendalam terkait konsep-
konsep makroekonomi Islam dalam perdagangan internasional dan nilai tukar mata uang.
Dengan memahami lebih lanjut bagaimana Islam memandang dan memberdayakan dua
aspek tersebut, diharapkan dapat ditemukan solusi-solusi yang lebih adil dan
berkelanjutan dalam konteks ekonomi global yang terus berkembang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian perdagangan internasional?
2. Apa aturan Islam yang mengatur perdagangan internasional?
3. Apa manfaat yang dapat diperoleh dari perdagangan internasional?
4. Apa faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan internasional?
5. Bagaimana pandangan Islam terhadap praktik dumping dalam perdagangan
internasional?
6. Bagaimana nilai tukar dipandang dalam Islam?
C. Tujuan
1. Menjelaskan Konsep Perdagangan Internasional
2. Menganalisis Aturan Islam dalam Perdagangan Internasional
3. Mengidentifikasi Manfaat Perdagangan Internasional
4. Menganalisis Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
5. Eksplorasi Pandangan Islam terhadap Dumping
6. Mengevaluasi Nilai Tukar dalam Perspektif Islam
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ensiklopedia Bahasa Indonesia. (2020). "Perdagangan." Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
2
Santosa, I. (2016). Perkembangan Konsep Perdagangan Internasional dalam Konteks Globalisasi.
Jurnal Ekonomi Internasional, 21(2), 112-125.
ini memunculkan istilah "keunggulan komparatif" yang menjadi landasan ekonomi
internasional.3
Dalam Islam, etika perdagangan memiliki posisi sentral. Al-Quran dan Hadis Nabi
Muhammad SAW memberikan petunjuk etika yang jelas, seperti transparansi, kejujuran, dan
kepercayaan sebagai fondasi utama dalam setiap transaksi bisnis (Haryono, 2020).
Catatan Kaki:
Catatan Kaki:
Konsep zakat, sebagai bentuk kewajiban sosial dalam Islam, memiliki dampak besar dalam
perdagangan internasional. Zakat mendorong pelaku bisnis untuk membayar kontribusi
kepada kaum yang kurang mampu, menciptakan keseimbangan ekonomi, dan memastikan
distribusi kekayaan yang adil (Al-Quran 2:267-273).
Catatan Kaki:
Catatan Kaki:
Melalui perdagangan internasional, konsumen dapat memperoleh barang dan jasa dengan
harga yang lebih murah. Persaingan yang meningkat antara produsen dari berbagai negara
cenderung menghasilkan penurunan harga dan peningkatan kualitas produk.8
Salah satu faktor utama yang mendorong perdagangan internasional adalah konsep
keunggulan komparatif. Teori ini, yang diperkenalkan oleh David Ricardo, menekankan
bahwa negara cenderung mendapatkan keuntungan dari produksi barang dan jasa yang
mereka lakukan dengan lebih efisien daripada negara mitra dagangnya.9
6
Ricardo, D. (1817). Prinsip Ekonomi Politik dan Pajak. (Jakarta: Rajawali Pers) hal 112
7
Helpman, E., & Krugman, P. R. (1985). Struktur Pasar dan Perdagangan Luar Negeri: Tingkat
Pengembalian yang Meningkat, Persaingan Tidak Sempurna, dan Ekonomi Internasional..
(Yogyakarta: BPFE UGM) hal 78
8
Samuelson, P. A. (2001). A Ricardo-Sraffa Paradigm Comparing the Old and New Trade Theories.
Journal of Economic Literature, 39(4), 56-63.
9
Ricardo, D. (1817). Prinsip Ekonomi Politik dan Pajak. (Jakarta: Rajawali Pers) hal 112
2. Spesialisasi dan Efisiensi Produksi
Ketidaksetaraan dalam ketersediaan sumber daya antar negara menjadi faktor penting.
Negara yang memiliki sumber daya alam tertentu dapat memanfaatkannya untuk tujuan
perdagangan dengan negara yang kekurangan sumber daya tersebut.11
14
M.A. Mannan. Ekonomi Islam Teori dan Praktek. (Jakarta: PT.Intermasa, 1992), h. 200
15
Riwayat Mâlik dalam kitab-nya al-Muwata, Kitâb Bâb al-Rajuli Yastari al-Syaia au
Yabi’uhu, no.789 dan al-Baihaqi dalam kitab-nya al-Sunan al-Kubra, Kitâb Jimâ’ Abwâb al-Salam
Bâb al-Tas’îr, no. 11146.
hal tersebut dapat difahami karena jumlah permintaan dan tingkat harga memiliki hubungan
yang erat. Hal tersebut didasari oleh: pertama, kenaikan harga membuat
para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai barang pengganti
(substitusi) dari barang yang mengalami kenaikan harga. Kedua, kenaikan harga
membuat pendapatan riil para pembeli berkurang. Akibatnya, para pembeli
berusaha untuk mengurangi berbagai pembeliannya, terutama barang yang
mengalami kenaikan harga.
Dalam kondisi seperti ini diperlukan intervensi pemerintah atau pengenaan
bea tambahan masuk untuk produk tersebut sehingga produk tersebut memasuki
pasar dengan harga wajar, dan tercipta persaingan yang sehat.
Pemerintah tidak boleh melakukan intervensi pasar kecuali dalam dua hal
yaitu: Pertama, para pedagang yang tidak memperdagangkan barang dengan
tertentunya yang sangat dibutuhkan masyarakat sehingga dapat menimbulkan
kemudharatan serta merusak mekanisme pasar. Dalam hal ini pemerintah dapat
mengeluarkan para pedagang tersebut dari pasar serta menggantikannya dengan
para pedagang lain berdasarkan kemaslahatan dan kemanfaatan umum. Kedua,
para pedagang yang melakukan praktek siyasah al-ighraq atau banting harga
(dumping) yang dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat serta dapat
mengancam stabilitas harga pasar. Dalam hal ini pemerintah berhak
memerintahkan para pedagang tersebut untuk menaikan kembali harganya sesuai
dengan harga yang berlaku di pasar. Berdasarkan hal tersebut pemerintah telah
mengambil tindakan yang tepat dengan mengenakan bea masuk tambahan untuk
produk dumping atau dengan istilah Bea Masuk Anti Dumping ( BMAD ). Selain
tepat menurut hukum islam juga hal yang diperkenankan oleh GATT/WTO.
Dampak dumping bagi Industri dalam negeri negara pengimpor, antara
lain: pertama, diskriminasi harga pada perdagangan internasional cenderung
mengurangi hasil produksi dari produsen pesaing lokal. Apabila hal ini tidak
dikendalikan, akibatnya akan mematikan industri kecil dalam negeri negara
pengimpor. Namun, disisi lain akan meningkatkan hasil produksi industri hilir.
Karena, dengan adanya produk impor dengan harga rendah (berbentuk bahan
baku) akan meningkatkan industri dalam negeri yang menggunakannya. Kedua,
berkurangnya keuntungan bagi produsen barang sejenis. Akibatnya, para
pemegang saham akan kehilangan devidennya dan beberapa pekerja kehilangan
pekerjaannya untuk sementara waktu. Di sisi lain, harga barang-barang yang
rendah, secara langsung akan meningkatkan/menguntungkan kondisi keuangan
konsumen. Ketiga, dampak terhadap proses diskriminasi harga terjadi secara
horizontal atau vertikal.16
Tujuan akhir dari dumping adalah untuk memonopoli pasar dengan
maksud mencari keuntungan sebesar-besarnya. Dalam ekonomi islam siapapun
boleh berbisnis tanpa peduli apakah dia satu-satunya penjual (monopoli) atau ada
penjual lain. jadi praktek ini sah-sah saja. Namun siapapun tidak boleh melakukan
ihtikar, yaitu mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara
menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi atau istilah
ekonominya monopolistic rent. Artinya selama dumping itu tidak merugikan, dumping
tersebut boleh saja. Akan tetapi jika dumping sudah mulai merugikan
dan merusak mekanisme pasar maka dumping tersebut dilarang.
16
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga
Kontemporer, (Jakarta, Pustaka Asatrus, 2005), h. 116.
17
Adiwarman A. Karim. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan Editis Ketiga.
(Jakarta 2003 : PT Raja Grafindo Persada), h 165-169
berakibat pada naiknya tingkat harga secra keseluruhan, yang kemudian
akan mengakibatkan melemahnya (depresiasi) nilai tukar. Sebaliknya jika
AS mengalami expansi maka akan berakibat pada turunya tingkat harga
secara keseluruhan yang akan mengakibatkan menguatnya nilai tukar.
b. Human Error Exchange Rate Fluctuation
1) Corruption dan Bad Administration yang buruk akan mengakibatkan
naiknya harga akibat terjadinya Missallocation of Resources serta
Mark-up yang tinggi yang harus dilakukan oleh produsen untuk
menutupi biaya-biaya siluman dalam proses produksinya.
2) Excesssive Tax yang sangat tinggi yang dikenakan pada barang dan
jasa akan meningkatkan harga jual dari barang dan jasa tersebut.
3) Excessive Seignorage, pencetak full-bodyed money atau 100% reserve
money tidak akan mengakibatkan terjadinya inflasi. Akan tetapi jika
uang yang dicetak selain dari kedua jenis itu maka akan menyebabkan
kenaikan tingkat harga secara umum.
B. Perubahan harga yang terjadi diluar negeri
Perubahan harga yang terjadi diluar negeri bisa digolongkan karena 2
sebab yaitu:
e. Non engineered/ non manifulated changes
Disebut sebagai non eminered/non manifulated changes adalah
karena perubahan yang terjadi bukan disebabakan oleh manipulasi (yang
dimaksudkan untuk merugikan) oleh pihak-pihak tertentu. Misalkan jika
bank central singapura (BSS) mengurangi jumlah uang SGD yang beredar,
hal tersebut akan mengakibatkan IDR terdepresiasi tanpa diduga. Oleh
karena itu BI biasanya akan menghilangkan efek ini dengan menjual SGD
yang dimilikinya (cadangan devisa) baik dengan cara strilised intervention
maupun dengan cara unsterilized intervention.
f. Enginered / Manipulated changes
Disebut sebagai enginered/manipulated changes adalah karena
perubahan yang terjadi disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan oleh
pihak-pihak tertentu yang dimasudkan untuk merugikan pihak lain.
misalnya para fund manager disingapura melepas IDR yang dimilikinya
sehingga terjadi banjir rupiah yang mengakibatkan nilai tukar rupiah
mengalami depresiasai secar tiba-tiba atau drastis diluar perkiraaan BI
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, Slamet Abidin Aminuddin. 1999. Fikih Munakahat I. Bandung. Pustaka Setia.
Harahap, M. Yahya. 1995. Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama. Jakarta.
Pustaka Kartini.
Mashadi, Ghufron A. 2002. Fiqh Muamalah Kontekstual. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Ramulyo, Moh. Idris. 1995. Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan
Agama Dan Zakat. Jakarta. Sinar Grafika.
Rofiq, Ahmad. 2013. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Satrio, J. 1993. Hukum Harta Perkawinan, cet-3. Jakarta. Citra Aditya Bakti.
Syah, Ismail Muhammad, 1965. Pencaharian Bersama Suami Istri. Jakarta: Bulan Bintang,
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974. Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam,
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam DEPAG RI Tahun 2001.
Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1974. 2010. tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum
Islam. Bandung. Citra Umbara.