Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN KURS


MATA UANG DALAM MAKROEKONOMI ISLAM

DISUSUN OLEH :

NUR HIKMA RAMIS SAPUTRI 2220203861206032


MUH FIRMANSYAH 2220203861206048

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2023
KATA PENGANTAR

Dengan memohon keberkahan dari Allah, Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, kami dengan rendah hati menyajikan makalah ini sebagai bentuk usaha
mendalam dalam memahami serta merenungi ajaran-ajaran Islam. Melalui setiap kata yang
terpilih, kami berharap dapat menggugah hati pembaca untuk lebih mendekatkan diri kepada
Sang Pencipta.
Penting bagi kami untuk menyoroti nilai-nilai keadilan, kasih sayang, dan
kebijaksanaan yang terkandung dalam ajaran Islam. Semoga makalah ini dapat menjadi
sumber inspirasi untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh makna dan taqwa
kepada Allah SWT.
Kritik dan masukan yang membangun sangat kami harapkan, seiring dengan doa kami
agar Allah senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Parepare, 12 Desember 2023

_____________
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Harta Gono Gini............................................................................................3
B. Dasar Hukum Harta Gono Gini.......................................................................................4
C. Ruang Lingkup Harta Gono Gini....................................................................................6
D. Terbentuknya Harta Gono Gini......................................................................................6
C. Hak dan Tanggung Jawab Suami Istri terhadap Harta Gono Gini..................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi ekonomi yang terus berkembang, perdagangan internasional dan
nilai tukar mata uang menjadi dua elemen kunci dalam memahami kompleksitas
hubungan ekonomi antarbangsa. Di tengah dinamika ini, pandangan makroekonomi
dalam konteks Islam menciptakan landasan unik yang memandu pelaku ekonomi dalam
menjalankan kegiatan perdagangan dan mengelola nilai tukar dengan memperhatikan
aspek keadilan dan etika.

Perdagangan internasional, sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi global, memiliki


dampak mendalam pada perkembangan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam konteks makroekonomi Islam, nilai-nilai etika seperti keadilan, kesetaraan, dan
saling tolong-menolong menjadi dasar penting dalam menyelaraskan aktivitas
perdagangan internasional dengan prinsip-prinsip Islam.

Sementara itu, nilai tukar mata uang, sebagai pengukur daya saing ekonomi suatu negara,
juga memberikan dampak signifikan pada stabilitas ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Dalam pandangan makroekonomi Islam, stabilitas nilai tukar dan keadilan
distribusi hasil dari perubahan nilai tukar menjadi aspek kritis yang perlu diperhatikan.

Namun, hingga saat ini, pemahaman mendalam tentang bagaimana prinsip-prinsip Islam
mengarahkan pelaku ekonomi dalam mengelola perdagangan internasional dan nilai
tukar mata uang masih terbatas. Keterbatasan literatur dan penelitian dalam bidang ini
mendorong untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, untuk mengisi celah pengetahuan
dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi yang sesuai dengan ajaran
Islam.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyajikan analisis mendalam terkait konsep-
konsep makroekonomi Islam dalam perdagangan internasional dan nilai tukar mata uang.
Dengan memahami lebih lanjut bagaimana Islam memandang dan memberdayakan dua
aspek tersebut, diharapkan dapat ditemukan solusi-solusi yang lebih adil dan
berkelanjutan dalam konteks ekonomi global yang terus berkembang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian perdagangan internasional?
2. Apa aturan Islam yang mengatur perdagangan internasional?
3. Apa manfaat yang dapat diperoleh dari perdagangan internasional?
4. Apa faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan internasional?
5. Bagaimana pandangan Islam terhadap praktik dumping dalam perdagangan
internasional?
6. Bagaimana nilai tukar dipandang dalam Islam?

C. Tujuan
1. Menjelaskan Konsep Perdagangan Internasional
2. Menganalisis Aturan Islam dalam Perdagangan Internasional
3. Mengidentifikasi Manfaat Perdagangan Internasional
4. Menganalisis Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
5. Eksplorasi Pandangan Islam terhadap Dumping
6. Mengevaluasi Nilai Tukar dalam Perspektif Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perdagangan Internasional


Kata "perdagangan" berasal dari bahasa Indonesia, yakni gabungan kata "per" dan
"dagang." Menurut Ensiklopedia Bahasa Indonesia (2020), "perdagangan" merujuk pada
kegiatan jual beli atau pertukaran barang dan jasa. Sementara itu, kata "internasional" berasal
dari bahasa Latin "internationales," yang berarti antarnegara.1

Dengan menggabungkan kedua kata ini, perdagangan internasional mengacu pada


kegiatan jual beli atau pertukaran yang melibatkan lebih dari satu negara. Definisi ini
mencerminkan keterkaitan erat antarnegara dalam aktivitas ekonomi.

Definisi perdagangan internasional telah mengalami perkembangan seiring waktu,


mengikuti dinamika perubahan dalam ekonomi global. Menurut Santosa konsep ini semakin
meluas untuk mencakup tidak hanya pertukaran fisik barang dan jasa, tetapi juga transfer
teknologi, investasi, dan interaksi ekonomi yang lebih kompleks antarnegara.2

Menurut Supriyanto, perdagangan internasional merupakan hasil dari perbedaan


komparatif antara negara-negara, di mana setiap negara berfokus pada produksi barang dan
jasa yang dapat mereka hasilkan secara lebih efisien dibandingkan negara lain. Pendekatan

1
Ensiklopedia Bahasa Indonesia. (2020). "Perdagangan." Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
2
Santosa, I. (2016). Perkembangan Konsep Perdagangan Internasional dalam Konteks Globalisasi.
Jurnal Ekonomi Internasional, 21(2), 112-125.
ini memunculkan istilah "keunggulan komparatif" yang menjadi landasan ekonomi
internasional.3

Selain itu, perdagangan internasional merujuk pada pertukaran perdagangan yang


terjadi antara entitas ekonomi dari satu negara dengan negara lainnya. Pertukaran ini
mencakup berbagai jenis transaksi, baik dalam bentuk barang maupun jasa. Subyek ekonomi
yang terlibat melibatkan beragam pihak, termasuk penduduk yang merupakan warga negara
biasa, perusahaan yang berperan sebagai importir atau eksportir, perusahaan industri,
perusahaan negara, departemen pemerintah, dan individu.4

Perdagangan internasional, dengan segala kompleksitasnya, dapat disimpulkan


sebagai pertukaran barang, jasa, dan modal antara lebih dari satu negara. Definisi ini tidak
hanya mencakup dimensi fisik pertukaran produk, tetapi juga melibatkan transfer teknologi,
keahlian, dan investasi antarnegara. Konsep keunggulan komparatif menjadi pondasi teoretis,
di mana negara cenderung berfokus pada produksi barang dan jasa yang mereka hasilkan
lebih efisien daripada negara lain.

Aspek-aspek utama perdagangan internasional termasuk ekspor dan impor sebagai


bentuk pertukaran barang, investasi langsung asing sebagai elemen investasi, dan keunggulan
komparatif sebagai dasar ekonomi internasional. Perkembangan definisi ini mencerminkan
sifat dinamis dan kontemporer perdagangan internasional yang terus beradaptasi dengan
perubahan kondisi global.

B. Aturan Islam dalam Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional, sebagai komponen integral dalam dinamika ekonomi global,


melibatkan pertukaran barang, jasa, dan modal antara negara-negara. Dalam pandangan
Islam, perdagangan internasional bukan hanya sekadar aktivitas ekonomi, tetapi juga
diwarnai oleh nilai-nilai etika, prinsip keadilan, dan keseimbangan yang diakui sebagai
pedoman dalam setiap transaksi bisnis. Makalah ini akan membahas pandangan Islam
terhadap perdagangan internasional dengan menyoroti nilai-nilai etika, prinsip keadilan, dan
upaya mencapai keseimbangan dalam konteks ekonomi global.
3
Supriyanto, B. (2018). Keunggulan Komparatif dan Perdagangan Internasional. Jurnal Ekonomi
Global, 13(2), 112-125.
4
7Aam Slamet R, “Hubungan Antara Perdagangan Internasional, Pertumbuhan Ekonomi
dan Perkembangan Industri Keuangan Syariah di Indonesia. Jurnal TAKZIA Islamic Finance &
Bussines Review Vol 4 No 1 Januari-Juli 2009 h. 9
1. Etika dan Nilai-Nilai Islam dalam Perdagangan Internasional

Dalam Islam, etika perdagangan memiliki posisi sentral. Al-Quran dan Hadis Nabi
Muhammad SAW memberikan petunjuk etika yang jelas, seperti transparansi, kejujuran, dan
kepercayaan sebagai fondasi utama dalam setiap transaksi bisnis (Haryono, 2020).

Catatan Kaki:

Haryono, S. (2020). Dinamika Perdagangan Internasional: Konsep dan Implementasi.


Yogyakarta: Pustaka Ekonomi.

2. Keadilan dan Keseimbangan dalam Perspektif Islam

Prinsip keadilan dan keseimbangan mendominasi pandangan Islam terhadap perdagangan


internasional. Keadilan tidak hanya mencakup aspek keuangan, melainkan juga perlakuan
adil terhadap semua pihak yang terlibat dalam transaksi bisnis (Al-Quran 2:188). Islam
menuntut adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam setiap perjanjian bisnis (Al-
Quran 55:9).

Catatan Kaki:

Al-Quran, Surah Al-Baqarah, Ayat 188.

Al-Quran, Surah Ar-Rahman, Ayat 9.

3. Zakat dan Kewajiban Sosial dalam Perdagangan

Konsep zakat, sebagai bentuk kewajiban sosial dalam Islam, memiliki dampak besar dalam
perdagangan internasional. Zakat mendorong pelaku bisnis untuk membayar kontribusi
kepada kaum yang kurang mampu, menciptakan keseimbangan ekonomi, dan memastikan
distribusi kekayaan yang adil (Al-Quran 2:267-273).

Catatan Kaki:

Al-Quran, Surah Al-Baqarah, Ayat 267-273.

4. Solidaritas dan Kepentingan Ummah dalam Perdagangan


Islam menekankan pentingnya solidaritas dan kepentingan ummah dalam perdagangan
internasional. Bisnis seharusnya tidak hanya bertujuan untuk keuntungan individu atau
kelompok kecil, tetapi juga harus memberikan manfaat pada ummah secara keseluruhan.
Prinsip ini menuntut adanya saling membantu dan mendukung untuk meningkatkan
kesejahteraan bersama (Al-Quran 8:27-29).

Catatan Kaki:

Al-Quran, Surah Al-Anfal, Ayat 27-29.

Pandangan Islam terhadap perdagangan internasional menggarisbawahi pentingnya


etika, keadilan, dan keseimbangan dalam setiap transaksi bisnis. Dengan mengintegrasikan
nilai-nilai Islam dalam perdagangan internasional, diharapkan munculnya hubungan bisnis
yang bermoral, adil, dan membawa dampak positif bagi umat manusia secara global. Melalui
penerapan perspektif Islam, perdagangan internasional dapat menjadi instrumen yang
mempromosikan kesejahteraan bersama, sekaligus menciptakan dunia yang lebih adil dan
berkelanjutan.

C. Manfaat Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional telah menjadi salah satu pilar utama dalam perekonomian
global, memainkan peran krusial dalam pengembangan ekonomi suatu negara. Melalui
keterlibatan dalam perdagangan internasional, negara-negara dapat memperoleh sejumlah
manfaat yang signifikan. Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari perdagangan
internasional:

1. Peningkatan Akses ke Sumber Daya

Perdagangan internasional memungkinkan negara untuk mengakses sumber daya yang


mungkin tidak tersedia secara lokal. Sebagai contoh, negara yang kaya akan sumber daya
alam seperti minyak, gas, atau logam langka dapat menukarnya dengan barang dan jasa dari
negara lain yang memiliki kelebihan dalam produksi hal-hal tersebut.5

2. Peningkatan Efisiensi Produksi

Dengan terlibat dalam perdagangan internasional, negara dapat meningkatkan efisiensi


produksi mereka. Spesialisasi dalam produksi barang dan jasa tertentu memungkinkan
5
Krueger, A. O. (2000). Kebijakan Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi: Bagaimana Kita
Belajar. Jurnal Ekonomi Indonesia. (Washington DC: American Economic Association) hal. 45-50.
negara-negara untuk memanfaatkan keunggulan komparatif mereka, yang mengarah pada
peningkatan produktivitas.6

3. Pengembangan Pasar Global

Perdagangan internasional memperluas pasar bagi produsen, memungkinkan mereka untuk


menjual produk mereka ke pasar global. Hal ini membuka peluang baru bagi pertumbuhan
ekonomi dan memberikan insentif bagi inovasi dan peningkatan kualitas produk.7

4. Penurunan Harga Konsumen

Melalui perdagangan internasional, konsumen dapat memperoleh barang dan jasa dengan
harga yang lebih murah. Persaingan yang meningkat antara produsen dari berbagai negara
cenderung menghasilkan penurunan harga dan peningkatan kualitas produk.8

Perdagangan internasional memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan


ekonomi global dan kesejahteraan masyarakat. Dengan membuka pintu bagi akses sumber
daya, meningkatkan efisiensi produksi, memperluas pasar global, dan menurunkan harga
konsumen, perdagangan internasional menjadi unsur krusial dalam membangun ekonomi
yang berkelanjutan.

D. Faktor Pendorong Terjadinya Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional memegang peran vital dalam menggerakkan roda ekonomi
global. Dalam analisis faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan internasional,
kita dapat mengidentifikasi sejumlah elemen yang kompleks, melibatkan aspek ekonomi,
politik, dan sosial.

1. Keuntungan dari Keunggulan Komparatif

Salah satu faktor utama yang mendorong perdagangan internasional adalah konsep
keunggulan komparatif. Teori ini, yang diperkenalkan oleh David Ricardo, menekankan
bahwa negara cenderung mendapatkan keuntungan dari produksi barang dan jasa yang
mereka lakukan dengan lebih efisien daripada negara mitra dagangnya.9
6
Ricardo, D. (1817). Prinsip Ekonomi Politik dan Pajak. (Jakarta: Rajawali Pers) hal 112
7
Helpman, E., & Krugman, P. R. (1985). Struktur Pasar dan Perdagangan Luar Negeri: Tingkat
Pengembalian yang Meningkat, Persaingan Tidak Sempurna, dan Ekonomi Internasional..
(Yogyakarta: BPFE UGM) hal 78
8
Samuelson, P. A. (2001). A Ricardo-Sraffa Paradigm Comparing the Old and New Trade Theories.
Journal of Economic Literature, 39(4), 56-63.
9
Ricardo, D. (1817). Prinsip Ekonomi Politik dan Pajak. (Jakarta: Rajawali Pers) hal 112
2. Spesialisasi dan Efisiensi Produksi

Perdagangan internasional mendorong spesialisasi dalam produksi, di mana negara


fokus pada produksi barang atau jasa tertentu. Hal ini meningkatkan efisiensi produksi secara
keseluruhan dan memungkinkan pemanfaatan sumber daya secara lebih optimal.10

3. Ketersediaan Sumber Daya yang Beragam

Ketidaksetaraan dalam ketersediaan sumber daya antar negara menjadi faktor penting.
Negara yang memiliki sumber daya alam tertentu dapat memanfaatkannya untuk tujuan
perdagangan dengan negara yang kekurangan sumber daya tersebut.11

4. Perkembangan Teknologi dan Transportasi

Perkembangan teknologi dan transportasi memainkan peran kunci dalam


memfasilitasi perdagangan internasional. Kemajuan dalam komunikasi dan transportasi laut,
udara, dan darat telah mengurangi hambatan fisik bagi perdagangan.12

E. Dumping dalam Pandangan Islam


Dalam Bahasa Arab dumping disebut ‫ )إغراق‬ighraq), yaitu menjual
produk di pasar luar negeri kurang dari biaya marginalnya, dan metode ini diikuti
oleh negara yang menginginkan menghilangkan persaingan untuk produk mereka
dalam jangka panjang.11 Perilaku ini secara tegas dilarang dalam Islam karena
dapat menimbulkan kemudaratan bagi masyarakat luas.13
Tentang dumping M.A. Mannan mengatakan sebagai berikut:
“Just for the sake of earning a huge profit by not allowing a fall in the
prices, this type of trade can hardly be justified in Islam. thus dumping
must be discouraged by Muslim countries of the world. thus dumping must
be discouraged by Muslim countries of the world.
Hanya demi mendapatkan keuntungan besar dengan tidak mengijinkan
penurunan harga, jenis perdagangan tidak dapat dibenarkan dalam Islam.
10
Helpman, E., & Krugman, P. R. (1985). Struktur Pasar dan Perdagangan Luar Negeri: Tingkat
Pengembalian yang Meningkat, Persaingan Tidak Sempurna, dan Ekonomi Internasional..
(Yogyakarta: BPFE UGM) hal 78
11
Krueger, A. O. (2000). Kebijakan Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi: Bagaimana Kita
Belajar. Jurnal Ekonomi Indonesia. (Washington DC: American Economic Association) hal 45
12
Sukirno, S. (2010). Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan. (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada) hal. 182
13
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2010), hlm. 294.
Politik dumping ini mesti dilarang oleh negeri muslim di seluruh Dunia.”14
Dumping dalam Islam diharamkan karena dapat menimbulkan madarat.
Perdagangan itu wajib bebas, tidak boleh ada yang membatasi dengan
sesuatu apapun, termasuk para penguasa tidak boleh ikut campur dalam
pelaksanaan atau penentuan kebijaksanaan perdagangan. Rasulullah SAW.
bersabda: “Biarkanlah sebagian manusia memberikan rizki kepada sebagian yang
lainya.”
Maksud dari hadits di atas adalah biarkanlah masyarakat mengatur sendiri
konsep perdagangan mereka. Namun, tetap ada batasan-batasan yang tetap harus
diperhatikan. Salah satunya, jangan sampai ada yang dirugikan dalam
perdagangan tersebut. Dalam satu hadits Rasulullah berkata,: “Dari Ma’mar bin
Abdulloh r.a. dari Rasulullah SAW kata Umar : tidaklah akan memonopoli
kecuali orang jahat.”
Umar pernah mengeluarkan orang yang melakukan praktek dumping di
pasar sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Mâlik dan al-Baihaqi:
Dari Sa’îd bin al-Musayyab bahwa Umar bin Khattab pernah melewati
Hâtib bin Abû Balta’ah yang sedang menjual kismis di pasar lalu Umar
bin Khattab berkata kepadanya; “Ada dua pilihan buat dirimu, menaikkan
harga atau angkat kaki dari pasar kami.”15
Dari uraian tersebut dumping dengan maksud membahayakan orang lain
maka adalah haram dan juga merupakan kompetisi yang bersifat curang karena
ingin mematikan produk pesaing. Namun jika dumping dilakukan dengan
prosedur dan ketentuan yang benar maka dumping itu diperbolehkan, salah
satunya dumping sporadik yang sifatnya sementara dan hanya menghabiskan
produk yang sudah tidak dikehendaki. Berbeda dengan dumping predatory dan
persistant yang akan merusak pasar, dan mematikan pesaing maka diharamkan.
Dampak dari kedua dumping tersebut maka mematikan pesaing karena negara
pengimpor kebanjiran produk dumping sebagai akibat dari kebutuhan yang tinggi
karena harga lebih murah, kondisi seperti ini bisa menjadikan produk lain tidak
mampu bersaing sehingga dimungkinkan produsen tersebut merugi bahkan
menutup usahanya sehingga produsen pelaku dumping menjadi pemain tunggal,

14
M.A. Mannan. Ekonomi Islam Teori dan Praktek. (Jakarta: PT.Intermasa, 1992), h. 200
15
Riwayat Mâlik dalam kitab-nya al-Muwata, Kitâb Bâb al-Rajuli Yastari al-Syaia au
Yabi’uhu, no.789 dan al-Baihaqi dalam kitab-nya al-Sunan al-Kubra, Kitâb Jimâ’ Abwâb al-Salam
Bâb al-Tas’îr, no. 11146.
hal tersebut dapat difahami karena jumlah permintaan dan tingkat harga memiliki hubungan
yang erat. Hal tersebut didasari oleh: pertama, kenaikan harga membuat
para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai barang pengganti
(substitusi) dari barang yang mengalami kenaikan harga. Kedua, kenaikan harga
membuat pendapatan riil para pembeli berkurang. Akibatnya, para pembeli
berusaha untuk mengurangi berbagai pembeliannya, terutama barang yang
mengalami kenaikan harga.
Dalam kondisi seperti ini diperlukan intervensi pemerintah atau pengenaan
bea tambahan masuk untuk produk tersebut sehingga produk tersebut memasuki
pasar dengan harga wajar, dan tercipta persaingan yang sehat.
Pemerintah tidak boleh melakukan intervensi pasar kecuali dalam dua hal
yaitu: Pertama, para pedagang yang tidak memperdagangkan barang dengan
tertentunya yang sangat dibutuhkan masyarakat sehingga dapat menimbulkan
kemudharatan serta merusak mekanisme pasar. Dalam hal ini pemerintah dapat
mengeluarkan para pedagang tersebut dari pasar serta menggantikannya dengan
para pedagang lain berdasarkan kemaslahatan dan kemanfaatan umum. Kedua,
para pedagang yang melakukan praktek siyasah al-ighraq atau banting harga
(dumping) yang dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat serta dapat
mengancam stabilitas harga pasar. Dalam hal ini pemerintah berhak
memerintahkan para pedagang tersebut untuk menaikan kembali harganya sesuai
dengan harga yang berlaku di pasar. Berdasarkan hal tersebut pemerintah telah
mengambil tindakan yang tepat dengan mengenakan bea masuk tambahan untuk
produk dumping atau dengan istilah Bea Masuk Anti Dumping ( BMAD ). Selain
tepat menurut hukum islam juga hal yang diperkenankan oleh GATT/WTO.
Dampak dumping bagi Industri dalam negeri negara pengimpor, antara
lain: pertama, diskriminasi harga pada perdagangan internasional cenderung
mengurangi hasil produksi dari produsen pesaing lokal. Apabila hal ini tidak
dikendalikan, akibatnya akan mematikan industri kecil dalam negeri negara
pengimpor. Namun, disisi lain akan meningkatkan hasil produksi industri hilir.
Karena, dengan adanya produk impor dengan harga rendah (berbentuk bahan
baku) akan meningkatkan industri dalam negeri yang menggunakannya. Kedua,
berkurangnya keuntungan bagi produsen barang sejenis. Akibatnya, para
pemegang saham akan kehilangan devidennya dan beberapa pekerja kehilangan
pekerjaannya untuk sementara waktu. Di sisi lain, harga barang-barang yang
rendah, secara langsung akan meningkatkan/menguntungkan kondisi keuangan
konsumen. Ketiga, dampak terhadap proses diskriminasi harga terjadi secara
horizontal atau vertikal.16
Tujuan akhir dari dumping adalah untuk memonopoli pasar dengan
maksud mencari keuntungan sebesar-besarnya. Dalam ekonomi islam siapapun
boleh berbisnis tanpa peduli apakah dia satu-satunya penjual (monopoli) atau ada
penjual lain. jadi praktek ini sah-sah saja. Namun siapapun tidak boleh melakukan
ihtikar, yaitu mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara
menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi atau istilah
ekonominya monopolistic rent. Artinya selama dumping itu tidak merugikan, dumping
tersebut boleh saja. Akan tetapi jika dumping sudah mulai merugikan
dan merusak mekanisme pasar maka dumping tersebut dilarang.

F. Nilai Tukar dalam Pandangan Islam


Nilai tukar suatu mata uang di dalam Islam di golongkan dalam dua
kelompok, yaitu: Natural dan Human. Dalam pembahasan nilai tukar menurut
islam akan dipakai dua scenario yaitu17
A. Terjadi perubahan-perubahan harga dalam negeri yang memengaruhi
nilai tukar uang. Sebab-sebab fluktuasi sebuah mata uang
dikelompokkan sebagai berikut:
a) Natural Exchange Rate Fluctuation
1. Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari perubahan – perubahan yang terjadi
pada permintaan agregatif (AD). Expansi AD akan mengakibatkan
naiknya tingkat harga secara keseluruhan (P), seperti kita ketahui bahwa:
P= e P, jika tingkat harga dalam negeri naik, sedangkan tingkat harga di
luar negeri tetap, maka nilai tukar mata uang akan mengalami depresiasi.
Sebalik nya jika AD mengalami kontraksi maka tingkat harga akan
mengalami penurunanyang akan mengakibatkan nilai tukar akan
mengalami apresiasi.
2. Fluktuasi nilai tukar uang akibat perubahan-perubahan yang terjadi pada
penawaran agregatif (AS). Jika AS mengalami kontraksi, maka akan

16
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga
Kontemporer, (Jakarta, Pustaka Asatrus, 2005), h. 116.
17
Adiwarman A. Karim. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan Editis Ketiga.
(Jakarta 2003 : PT Raja Grafindo Persada), h 165-169
berakibat pada naiknya tingkat harga secra keseluruhan, yang kemudian
akan mengakibatkan melemahnya (depresiasi) nilai tukar. Sebaliknya jika
AS mengalami expansi maka akan berakibat pada turunya tingkat harga
secara keseluruhan yang akan mengakibatkan menguatnya nilai tukar.
b. Human Error Exchange Rate Fluctuation
1) Corruption dan Bad Administration yang buruk akan mengakibatkan
naiknya harga akibat terjadinya Missallocation of Resources serta
Mark-up yang tinggi yang harus dilakukan oleh produsen untuk
menutupi biaya-biaya siluman dalam proses produksinya.
2) Excesssive Tax yang sangat tinggi yang dikenakan pada barang dan
jasa akan meningkatkan harga jual dari barang dan jasa tersebut.
3) Excessive Seignorage, pencetak full-bodyed money atau 100% reserve
money tidak akan mengakibatkan terjadinya inflasi. Akan tetapi jika
uang yang dicetak selain dari kedua jenis itu maka akan menyebabkan
kenaikan tingkat harga secara umum.
B. Perubahan harga yang terjadi diluar negeri
Perubahan harga yang terjadi diluar negeri bisa digolongkan karena 2
sebab yaitu:
e. Non engineered/ non manifulated changes
Disebut sebagai non eminered/non manifulated changes adalah
karena perubahan yang terjadi bukan disebabakan oleh manipulasi (yang
dimaksudkan untuk merugikan) oleh pihak-pihak tertentu. Misalkan jika
bank central singapura (BSS) mengurangi jumlah uang SGD yang beredar,
hal tersebut akan mengakibatkan IDR terdepresiasi tanpa diduga. Oleh
karena itu BI biasanya akan menghilangkan efek ini dengan menjual SGD
yang dimilikinya (cadangan devisa) baik dengan cara strilised intervention
maupun dengan cara unsterilized intervention.
f. Enginered / Manipulated changes
Disebut sebagai enginered/manipulated changes adalah karena
perubahan yang terjadi disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan oleh
pihak-pihak tertentu yang dimasudkan untuk merugikan pihak lain.
misalnya para fund manager disingapura melepas IDR yang dimilikinya
sehingga terjadi banjir rupiah yang mengakibatkan nilai tukar rupiah
mengalami depresiasai secar tiba-tiba atau drastis diluar perkiraaan BI
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, Slamet Abidin Aminuddin. 1999. Fikih Munakahat I. Bandung. Pustaka Setia.

Harahap, M. Yahya. 1995. Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama. Jakarta.
Pustaka Kartini.

Kusuma, Hilman Hadi. 2007. Hukum Perkawinan Indonesia Menurut Perundang-Undangan


Hukum Adat dan Hukum Agama. Bandung. Mandar Maju.

Manan, Abdul. M. Fauzan. 2002. Pokok-Pokok Hukum Perdata Wewenang Peradilan


Agama. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Mashadi, Ghufron A. 2002. Fiqh Muamalah Kontekstual. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Ramulyo, Moh. Idris. 1995. Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan
Agama Dan Zakat. Jakarta. Sinar Grafika.

Rofiq, Ahmad. 2013. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Satrio, J. 1993. Hukum Harta Perkawinan, cet-3. Jakarta. Citra Aditya Bakti.

Soermiyati. 1997. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan. Yogyakarta.


Liberty.

Syah, Ismail Muhammad, 1965. Pencaharian Bersama Suami Istri. Jakarta: Bulan Bintang,

Undang-Undang No. 1 Tahun 1974. Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam,
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam DEPAG RI Tahun 2001.

Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1974. 2010. tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum
Islam. Bandung. Citra Umbara.

Anda mungkin juga menyukai