Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

PASAR MODAL ( capital market )


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu :
Dr. H. Nizar Alam Hamdani, M.M., M.T., M.Si.
Asisten Dosen :
Asri Solihat, S.E., M.M.

Oleh :
FINKY FATMA FAUZIAH 24023120002
RINI ALPIANI PUTRI 24023120004
MOHAMMAD GILAR ALDIANTO 24023120006
MILA AMELIA 24023120010
PUTRI FATMAH 24023120012
AGIT FUZI ARIANI 24023120032
RAHMA ERICA 24023120038
YAYANG IMAN NUR RAMADHAN 24023120040
HILDA RAHMAWATI 24023220044
SRI DEWI SAFITRI 24023220310
PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GARUT
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan khadirat ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “ PASAR MODAL ( capital market ) “. Penyusunan makalah
ini untuk ememnuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keuangan. Kami
berharap dengan penyusunan makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca khususnya kami sebagai penyusun.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu, kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala
kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
memebantu selama proses penyusunan makalah ini.

Garut, 10 Desember 2020

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. PENGERTIAN PASAR MODAL......................................................................2
B. PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA.................................2
C. MANFAAT PASAR MODAL...........................................................................5
D. LEMBAGA-LEMBAGA YANG TERLIBAT DI PASAR MODAL................5
E. PROSES PENAWARAN UMUM (GO PUBLIC)..........................................10
F. PROSES PENCATATAN EFEK DI BURSA EFEK JAKARTA...................17
G. PRODUK-PRODUK DI PASAR MODAL..................................................20
H. STRATEGI INVESTASI DI PASAR MODAL.......................................26
I. PASAR MODAL SYARIAH...........................................................................27
BAB III PENUTUP.....................................................................................................39
A. KESIMPULAN................................................................................................39
B. SARAN.............................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................iii

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya perekonomian di dunia mengakibatkan
perubahan yang signifikan di berbagai bidang kehidupan. Orang mulai
melakukan transaksi ekonomi melalui berbagai cara, salah satunya adlah
dengan menginvestasikan harta atau uangnya melalui pasar modal. Pasar
modal dibentuk untuk mempermudah para investor mendapatkan asset dan
mempermudah perusahaan menjual asset.
Kehidupan yang semakin kompleks akan mendorong berbagai pihak
untuk mencapai segala sesuatu secara instan, mudah dan terorganisasi. Dalam
hal ini, untuk memepermudah transaksi produk pasar modal maka dibentuk
Bursa Efek. Fungsinya sangat membantu berbagai pihak yang terkait.
Perkembangan pasar modal dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.
Dimulai dengan adanya perubahan yang terdapat didalamnya hingga
menghasilkan Bursa Efek Jakarta yang merupakan satu-satunya bursa efek di
Indonesia. Aktivitas yang dilakukan sangat banyak guna membantu para
investor dan perusahaan melakukan transaksi ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan bursa efek di Indonesia?
2. Apakah fungsi bursa efek di Indonesia?
3. Produk apa saja yang ada di pasar modal yang menjadi tujuan para
investor dan perusahaan untuk bertransaksi?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami bagaimana perkembangan pasar
modal di Indonesia.
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami fungsi adanya pasar modal di
Indonesia
3. Mahasiswa mengetahui dan memahami produk apa saja yang ada di pasar
modal

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PASAR MODAL


Pasar modal (capital market ) adalah pasar keuangan untuk dana-dana
jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang
adalah dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti
sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat
efek-efek diperdagangkan yang disebut bursa efek. Pengertian bursa efek
(stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan
penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengertian efek adalah setiap surat berharga (sekuritas) yang
diterbitkan oleh perusahaan, misalnya: surat pengakuan utang, surat berharga
komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right
(right issue), dan waran (warrant).
Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah
pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan
memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya
yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan asuranssi, dana pensiun,
bank-bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat adalah pengusaha,
pemerintah dan masyarakat umum.
Pasar modal berbeda dengan pasar uang (money market). Pasar uang
berkaitan dengan instrument keuangan jangka pendek (jatuh tempo kurang
dari satu tahun) dan merupakan pasar yang abstrak. Instrument pasar uang
biasanya terdiri dari berbagai jenis surat berharga jangka pendek seperti
sertifikat deposito, commercial papper, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan
Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).
B. PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA
Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan
obligasi dimulai pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang

2
3

dikeluarkan oleh Verreninging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual
beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada tanggal Desember 1912,
Amserdamse Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di
tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah
Bombay, Hongkong, dan Tokyo. Aktivitas yang sekarang diidentikkan
sebagai aktivitas pasar midal sudah sejak tahun 1912 di Jakarta. Aktivitas ini
pada waktu itu dilakukan oleh orang-orang Belanda di Batavia yang dikenal
sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda
mulai membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai
salah satu sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan
sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan
Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari penghasilan
penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu
mendirikan pasar midal. Setelah mengadakan persiapan akhirnya berdiri
secara resmi pasar midal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta) pada
tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Verreninging voor den
Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai perdagangan. Efek yang
dperdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi perusahaan milik
perusahaan Belanda serta obligasi pemerintah Hindia Belada. Bursa Batabia
dihentikan pada perang dunia yang pertama dan dibuka kembali pada tahun
1925 dan menambah jangkauan aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di
Surabaya dan Semarang. Aktivitas ini terhenti pada perang dunia kedua.
Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya
pada tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah.
Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia.
Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No. 13 tanggal 1
September 1951, yang kelak ditetapkan senagai Undang-undang No. 15 tahun
1952, setelah terhenti 12 tahun. Adapun penyelenggarannya diserahkan
kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri
dari 3 bangk negara dan beberapa makelar efek lainnya dengan Bank
Indonesia sebagai penasihat. Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank
4

Industri Negara mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun


1954, 1955, dan 1956. Para pembeli obligasi banyak warga negara Belanda,
baik perorangan maupun badan hukum. Semua anggota diperbolehkan
melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri terutama dengan Amsterdam.
Menjelang akhir era 50-an, terlihat kelesuan dan kemunduran
perdagangan di bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan
pemerintah RI terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi
kedua negara dan mengakibatkan banyak warga begara Belanda meninggalkan
Indonesia. Perkembangan tersebyut makin parah sejalan dengan
memburuknya hubungan Republik Indonesia denan Belanda mengenai
sengketa Irian Jaya dan memuncaknya aksi pengambil-alihan semua
perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-undang Nasionalisasi
No. 86 Tahun 1958. Kemudian disusul dengan instruksi dari Badan
Nasonialisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960, yaitu larangan
Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan semua efek dari perusahaan
Belanda yangberoperasi di Indonesia, termasuk semua efek yang bernominasi
mata uang Belanda, makin memperparah perdagangan efek di Indonesia.
Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh
Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen
Keuangan. Unuk merangsang perusahan melakukan emisi, pemerintah
memberikan keringanan atas pajak persetoan sebesar 10%-20% selama 5
tahun sejak perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu, untuk
investor WNI yang membeli saham melalui pasar midal tidak dikenakan pajar
pendapatan atas capital gain, pajak atas bunga, dividen, royalti, dan pajak
kekayaan atas nilai saham/bukti penyertaan modal.
Pada tahun 1988, pemerintah melakuka deregulasi di sektor keuangan
dan perbankan termasuk pasar midal. Deregulasi yang memengaruhi
perkembangan pasar midal antara lain Pakto 27 tahun 1988 dan Pakses 20
tahun 1988. Sebelum itu telah dikeluarkan Paker 24 Desember 1987 yang
berkaitan dengan usaha pengembangan pasar modal meliputi pokok-pokok:
a. Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus mencapai 10%.
5

b. Diperkenalkan Bursa Paralel.


c. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa
yang sebelumya dipungut oleh Bapepam.
d. Investor asing boleh membeli saham di perusahaan yang go public.
e. Saham boleeh dierbitkan atas unjuk.
f. Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs sebelum
ditiadakan.
g. Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu selambat-
lambatnya 30 hari sejak dilengkapinya persyaratan.
Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham dswastanisasi menjadi PT
Bursa Efek Jakarta. Swastanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini
mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal.
C. MANFAAT PASAR MODAL
1. Bagi Emiten
Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
2. dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
3. tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan
dana/perusahaan
4. solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
5. ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil
2. Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut
tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain
2. memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang
mengambang bagi pemenang obligasi
3. dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi
risiko
6

D. LEMBAGA-LEMBAGA YANG TERLIBAT DI PASAR MODAL


1. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal)
Tugas Badan Pengawas Pasar Modal menurut Keppres No. 53 Tahun 1990
tentang Pasar Modal adalah :
a. Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek dapat
ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan efisien serta
melindungi kepentingan pemodal masyarakat umum.
b. Melaksanakan pembinaan dan pengawas terhadap lembaga-lembaga
berikut:
1. Bursa efek
2. Lembaga kliring, penyelesaian dan penyimpanan
3. Reksa dana
4. Perusahaan efek dan perorangan
c. Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai pasar modal
Bapepam sebagai lembaga pengawas pasar modal wajib menetapkan
ketentuan bagi terjaminnya pelaksanaan efek secara ertib dan wajar dalam
rangka melindungi pemodal dan masyarakat berupa:
1) Keterbukaan informasi tentang transaksi efek di bursa efek oleh semua
perusahaan efek dan semua pihak. Ketentuan ini wajib memuat persyaratan
kererbukaan kepada Ketua Bapepam dan masyarakat tentang semua transaksi
efek oleh semua pemegang saham utama dan orang dalam serta pihak
terasosiasikan dengannya.
2) Penyimpanan catatan dan laporan yang diberikan oleh pihak telah
memperoleh izin usaha, izin perorangan, persetujuan atau pendaftaran
profesi.
3) Penjatahan efek, dalam hal terdapat kelebihan jumlah permintaan pada suatu
penawaran umum. Ketentuan ini tidak mengharuskn diadakannya penerbitan
sertifikat dalam jumlah yang kurang dari jumlah standar yang berlaku dalam
perdagangan efek pada suatu bursa efek.
Bapepam dipimpin oleh seorag ketua yang tugas pokoknya adalah
memimpin Bapepam sesuaidengan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh
7

pemerintah dan membina aparatur Bapepam agar berdaya guna dan berhasil
guna. Disamping itu Ketua Bapepam bertugas membuat ketentuan
pelaksanaan teknis di bidang pasar modal secara fungsional menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan serta berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Lembaga Penunjang Pasar Perdana
a. Penjamin Emisi Efek
Tugas penjamin efek antara lain adalah sebagai berikut:
1. Memberikan nasihat mengenai jenis efek yang sebaiknya dikeluarkan,
harga yang wajar dan jangka waktu efek (obligasi dan sekuritas kredit).
2. Dalam mengajukan pernyataan pendaftaran emisi efek, membantu
menyelesaikan tugas adinistrasi yang berhubungan dengan pengisian
dokumen pernyataan pendaftaran emisi efek, penyusunan prospektus
merancang spesimen efek dan mendampingi emiten selama proses
evaluasi.
3. Mengatur penyelenggaraan emisi (pendistribusian efek dan menyiapkan
sarana-sarana penunjang).
b. Akuntan Publik
Tugas akuntan publik antara lain adalah sebagai berikut:
1) Melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan dan
memberikan pendapatya.
2) Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum dan ketentuan-ketentuan Bapepam.
3) Memberikan petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik
apabila diperlukan
c. Konsultan Hukum
Tugas konsultan hukum adalah meneliti aspek-aspek hukum emiten dan
memberikan pendapat dari sisi hukum tentang keadaan dan keabsahan
usaha emiten, yang meliputi anggaran dasar, izin usaha, bukti kepemilikan
atas kekayaaan emiten, perikatan yang dilakukan oleh emiten dengan pihak
ketiga, serta gugatan dalam perkara perdata dan pidana.
8

d. Notaris
Notaris bertugas membuat berita acara RUPS, membuat konsep akta
perubahan anggaran dasar dan menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka
emisi efek.
e. Agen Penjual
Agen penjual ini umumnya terdiri dari perusahaan pialang (broker/dealer)
yang bertugas melayani investor yang akan memesan efek, melaksanakan
pengembalian uang pesanan dan menyerahkan sertifikat efek kepada
pemesan.
f. Perusahaan Penilai
Perusahaan penilai diperlukan apabila perusahaan emiten akan melakukan
penilaian kembali aktivanya. Penilaian tersebut dimaksudkan untuk
mengetahui beberapa beesarnya nilai wajar aktiva perusahaan sebagai dasar
dalam melakukan emisi melalui pasar modal.
3. Lembaga Penunjang dalam Emisi Obligasi
Dalam emisi obligasi, disamping lembaga penunjang untuk emisi saham juga
dikenal lembaga sebagai berikut:
a. Wali Amanat (Trustee)
Tugas wali amanat antara lain:
1. Menganalisis kemampuan dan kredibilitas emiten
2. Melakukan penilaian terhadap sebagian atau seluruh harta kekayaan
emiten yang diterima olehnya sebagai jaminan.
3. Memberikan nasihat yang diperhitungkan oleh emiten.
4. Melakukan pengawasan terhadap pelunasan pinjaman pokok beserta
bunganya yang harus dilakukan oleh emiten tepat pada waktunya.
5. Melaksanankan tugas selaku agen utama pembayaran.
6. Mengikuti secara terus-menerus perkembangan pengelolaan perusahaan
emiten.
7. Membuat perjanjian perwaliamanatan dengan pihak emiten.
8. Memanggil Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO), apabila
diperlukan.
9

b. Penanggung (Guarantor)
Penanggung bertanggungjawab atas dipenuhinya pembayaran pinjaman
pokok obligasi beserta bunganya dari emiten kepada para pemengang
obligasi tepat pada waktunya, apabila emiten tidak memenuhi
kewajibannya.
c. Agen Pembayar (Paying Agent)
Agen pembayar bertugas membayar bunga obligasi yang biasanya
dilakukukan setiap dua kali setahun dan pelunasan pada saat obligasi telah
jatuh tempo.
4. Lembaga Penunjang Pasar Sekunder
Lembaga penunjang pasar sekunder merupakan lembaga yang menyediakan
jasa-jasa dalam pelaksanaan transaksi jual beli di bursa. Lembaga penunjang
terdiri dari:
a. Pedagang Efek
Di samping melakukan jual beli efek untuk diri sendiri, pedangang efek
juga berfungsi untuk menciptakan pasar bagi efek tertentu dan menjaga
keseimbangan harga serta memelihara likuiditas efek dengan cara membeli
dan menjual efek tertentu di pasar sekunder.
b. Perantara Perdagangan Efek (Broker)
Broker bertugas menerima order jual dan order beli investor untuk
kemudian ditawarkan di bursa efek. Atas jasa keperantaraan ini broker
mengenakan fee kepada investor.
c. Perusahaan Efek
Perusahaan efek atau perusahaan sekuritas (sekurities company) dapat
menjalankan saru atau beberapa kegiatan, baik sebagai penjamin emisi efek
(underwriter) , peranraa pedagang efek, manajer investasi atau penasihat
investasi.
d. Biro Administrasi Efek
Yaitu pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten secara teratur
menyediakan jasa-jasa melaksanakan pembukuan, transfer dan pencatatan,
pembayaran dividen, pembagaian hak opsi, emisi sertifikat, atau laporan
10

tahunan untuk emiten.


e. Reksa Dana (Mutual Fund)
Reksadana meripakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana-dana
investor yang pada umumnya diinvestasikan dalam bentuk instrumen pasar
modal atau pasar uang oleh manajer investasi. Atas dana yang dikelola
tersebut diterbitkan unit saham atau sertifikat sebagai bukti keikutsertaan
investor pada perusahaan reksadana.
E. PROSES PENAWARAN UMUM (GO PUBLIC)
Penawaran umum adalah kegiaan yang dilakukan oleh emiten untuk
menjual efek kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diaur oleh
undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Kegiatan ini lebih populer
disebut sebagai go public. Go public dapat menjadi strategi untuk
mendapatkan dana dalam jumlah besar. Dana tersebut dapat digunakan untuk
melakukan ekspansi, memperbaiki struktur permodalan, dan investasi. Dengan
adanya proses penawaraan umum, perusahaan emiten akan mendapatkan
banyak keuntungan. Keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya
penawaran umum adalah :
a. Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus tanpa
melalui termin-termin.
b. Proses untuk melakukan go public relatif mudah sehingga biaya untuk go
public juga menjadi relatif murah.
c. Perusahaan dituntut untuk lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu
perusahaan untuk melakukan pengelolaan dengan lebih profesional.
d. Memberikan kesempatan pada kalangan masyarakat untuk turut serta
memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan
sosial. Dlam hal ini tentu saja juga menuntut keaktifan masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan aktivitas di pasar modal.
e. Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat. Go public dapat menjadi media
promosi yang sangat efisien dan efektif. Selain itu, keuntungan ganda dapat
diperoleh oleh perusahaan karena penyertaan karena penyertaan
masyarakat biasanya tidak akan memengaruhi kebijakan manajemen.
11

Penawaran Umum

Sebelum Emisi Emisi Sesudah Emisi

Inter BAPEPAM Pasar Pasar Pelaporan


Perusahaan Primer Sekunder

1. Laporan
1. Rencana go public 1. Penawaran oleh sindikasi
Berkala
2. RUPS penjamin emisi dan agen
2. Laporan
3. Penunjukan penjual
kejadian
2. Penjatahan kepada pemodal
Underwriter penting
3. Penyerahan efek kepada
Profesi Penunjang dan
pemodal
Lembaga Penunjang relevan
4. Mempersiapkan
dokumen
1. Emiten mencatatkan
5. Konfirmasi sebagai
efeknya di bursa
agen penjual oleh
1. Emiten menyampaikan pendaftaran
2. Perdagangan Efek di
penjamin emisi
2. Expose terbatas di Bapepam bursa
6. Kontrak pendahuluan
3. Tanggapan
dengan bursa efek
7. Tanda tangan Kelengkapan dokumen
perjanjian Kejalasan informasi
8. Public Expose Keterbukaan (hukum, akuntansi, keuangan dan
manajemen)
4. Komentar tertulis dalam waktu 45 hari
5. Pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif
Gambar 1 Proses Penawaran Umum di Pasar Modal
Meski proses untuk go public ini relatif mudah, ada beberapa hal yang
harus disiapkan oleh pihak emiten agar proses untuk go public ini dapat
berjalan lancar sesuai dengan perencanaan. Perencanaan tersebut meliputi
perencanaan internal dan eksternal. Perencanaan internal dilakukan dengan
12

membuat kesepakatan dengan pemegang saham dan manajemen. Perencanaan


eksternal dilakukan dengan menjalin kerja dengan lembaga-lembaga
penunjang dan Bapepam.
1. Persiapan dalam Rangka Penawaran Umum
a. Menajemen perusahaan menetapkan rencana mencari dana melalui go
public.
b. Rencana go public tersebut dimintakan persetujuan kepada para
pemegang saham dan peruanahan Anggaran Dasar dalam RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham).
c. Emiten mencari profesi penunjang dan lembaga penunjang untuk
membantu menyiapkan kelengkapan dokumen :
1) Penjamin emisi (under writer) untuk menjamin dan membantu
emiten dalam proses emisi.
2) Profesi penunjang :
 Akuntan Publik (auditor independen) untuk melakukan audit
atas laporan keuangan emiten untuk dua tahun terakhir.
 Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum
(legal opinion).
 Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap
perusahaan dan menentukan nilai wajar (sound value) dari
aktiva tetap.
 Notaris untuk melakukan perubahan atas Anggaran Dasar,
membat akta perjanjian-perjanjian dalam rangka penewaran
umum dan juga noulen-notulen rapat.
3) Lembaga penunjang :
 Wali amanat akan bertindak selaku wali bagi kepentingan
pemegang oblogasi (unuk emisi obligasi).
 Penanggung (guarantor).
 Biro Administrasi Efek (BAE).
4) Tempat penitipan Harta atau kusodian (custodian).
d. Mempersiapkan kelengkapan dokumen emisi.
13

e. Kontrak pendahuluan dengan bursa efek di mana efeknya akan


dicatatkan.
f. Penandatangan perjanjian-perjanjian emisi.
g. Khusus penawaran obligasi atau efek lainnya yang bersifat utang,
terlebih dahulu harus memperoleh peringkat dari Lembaga Peringkat
Efek.
h. Menyampaikan pernyataan pedaftaran beserta dokumen-dokumennya
kepada BAPEPAM, sekaligus melakukan ekspose terbatas di
BAPEPAM.
2. Tahapan dalam Rangka Penawaran Umum
Proses penawaran umum saham dapat dikelompokkan menjadi empat
tahap berikut:
a. Tahap persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan proses penawaran umum. Pada
tahap yang paling awal perusahaan yang akan menerbitkan saham
terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
untuk meminta persetujuan paa pemegang saham dalam rangka
penawaran umum saham. Setelah mendapatkan persetujuan,
selanjutnya emiten melakukan penunjukan penjamin emisi serta
lembaga dan profesi penunjang pasr yaitu:
 Penjamin emisi (underwiter). Merupakan pihak yang paling banyak
terlibat membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan
yang dilakukan penjamin emisi antara lain: menyiapkan berbagai
dokumen, membantu menyiapkan prospektus dan memberikan
penjaminan atas penerbitan.
 Akuntan publik (Auditor Independen). Bertugas melakukan audit
atau pemeriksaan atas laporan keuang calon emiten.
 Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan
dan menentukan nilai wajar dari akviwa tetap tersebut.
 Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum
14

(legal opinion).
 Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta
perjanjian-perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga
notulen-notulen rapat.
b. Tahap pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung
calon emien menyampaikan pendaftaran kepada Badan Pengawas
Pasar Modal hingga BAPEPAM menyatakan Pernyataan Pendaftaran
menjadi Efektif.
c. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah
emiten menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat
membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah
ditunjuk. Masa penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Perlu
diingat pula bahwa tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam
tahapan ini. Misal, saham dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta
saham sementara yang ingin dibeli seluuh investor berjumlah 150 juta
saham. Jika invstor tidak mendapatkan sham pada pasar perdana, maka
investor tersebut dapat membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham
dicatatkan di bursa efek.
d. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham dipasar perdana, selanjutnya saham
tersebut dicatatkan di bursa efek, di Indonesia adalah Bursa Efek
Jakarta (BEJ).
3. Persyaratan Pencatatan Saham di BEJ
a. Papan Utama
No. Kriteria
1. Telah memenuhi persyarat umum pencatatan saham.
2. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah
melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama minimal 36 buln berturut-turut.
3. Laporan Keuangan telah diaudit 3 tahun buku terakhir, dengan
15

ketentuan Laporan Keuangan Auditan 2 tahun buku terakhir dan


Laporan Keuangan Auditan interim terakhir (jika ada) memperoleh
pendapat Wajar Tanpa Pengcualian (WTP).
4. Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki Aktiva
Berwujud Bersih (net tangible asset) minimal Rp 100.000.000.000
(seratus miliar rupiah).
5. Jumlah saham yang dimilikai oleh pemegang saham yang bukan
merupakan Pemegang Saham Pengendali atau Pemegang Saham
Minoritas (minority shareholders) setelah Penawaran Umum atau
perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek lain atau bagi
Perusahaan Publik yang belum tercatat di Bursa Efek lain dalam
periode 5 (lima) hari bursa sebelum permohonan pencatatan,
sekurang-kurangnya 100.000.000 (seratus juta) saham atau 35%
dari modal disetor (mana yang lebih kecil).
6. Jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000 (seribu) pemenang
saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek,
dengan ketentuan;
 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan
penawaran umum, maka jumlah pemegang saham tersebut
adalah pemegang saham setelah penawaran umum perdana.
 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari
perusahaan publik, maka jumlah peegang saham tersebut
adalah jumlah pemegang saham terakhir selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sebelum mengajukan permohonan
pencatatan.
 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek
lain, maka jumlah pemegang saham tersebut dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan
terakhir.

b. Papan Pengembagan
No. Kriteria
16

1. Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan saham.


2. Sampai dengan diajukannya permohonan pencatatan, telah
melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core
business) yang sama minimal 12 bulan berturut-turut.
3. Laporan Keuangan Auditan tahun buku terakhir yang mencakup
minial 12 bulan bulan dan Laporan Keuagan Auditan interim
terakir (jika ada) memperoleh pendapat Wajar anpa Pengecualian
(WTP).
4. Memiliki Akiva Berwujud Bersih (net itangible asset) minimal Rp
5.000.000 (lima miliar rupiah).
5. Jika calon emiten mengalami rugi usaha atau belum membukukan
keuntugan atau beroperasi kurang dari 2 tahun, wajib:
 Selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-2 sejak
tercatat sudah memperoleh laba usaha dan laba bersih
berdasarkan proyeksi keuangan yang akan diumumkan di
bursa.
 Khusus bagi calon emiten yang bergerak dalam bidang
yang sesuai dengan sifanya usahanya memerlukan waku
yang cukup lama untuk mencapai titik impas (seperti:
infrastruktur, perkebuban tanaman keras, konsensi Hak
Pengelolaan Hutan (HPH) atau Hutan Tanaman Industri
(HTI) atau bidang usaha lain yang berkaitan dengan
pelayanan umum, maka berdasrkan proyeksi keuangan
calon perusahaan tercatat tersebut selambat-lambatnya
pada akhir tahun buku ke-6 sejak tercatat sudah
memperoleh laba usaha dan laba bersih.
6. Jumalah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang bukan
merupakan pemegang saham pengendali (minority shareholders)
setelah Penawaran Umum atau perusahaan yang sudah tercatat di
bursa efek lain atau bagi perusahaan publik yang belum tercatat di
bursa efek lain dalam periode 5 (lima) hari bursa sebelum
permohonan pencatatan, sekurang-kurangnya 50.000.000 (lima
17

puluh juta) saham tau 35% dari modal disetor (mana yang lebih
kecil).
7. Jumlah pemegang saham paling sedikit 500 (lima ratus) pemenang
saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek,
dengan ketentuan;
 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan
penawaran umum, maka jumlah pemegang saham tersebut
adalah pemegang saham setelah penawaran umum
perdana.
 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari
perusahaan publik, maka jumlah peegang saham tersebut
adalah jumlah pemegang saham terakhir selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sebelum mengajukan
permohonan pencatatan.
 Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa
Efek lain, maka jumlah pemegang saham tersebut dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan
terakhir.
8. Khusus calon emiten yang ingin melakukan IPO, perjanjian
emisinya harus menggunakan prinsip kesanggupan penuh (full
commiment).
F. PROSES PENCATATAN EFEK DI BURSA EFEK JAKARTA
Proses pencatatan efek di BEJ, dilakukan setelah pernyataan efektif oleh
Bapepam dan emiten bersama dengan penjamin emisi telah melakukan
penawaran umum, maka:
Emiten mengajukan permohonan pencatatan ke bursa sesuai dengan ketentuan
pencatatan efek di BEJ;
a. BEJ melakukan evaluasi berdasarkan persyaratan pencatatan;
b. Jika memenuhi persyaratan pencatatan, BEJ memberikan surat
persetujuan pencatatan;
c. Emiten membayar biaya pencatatan;
d. BEJ mengumumkan pencatatan efek tersebut di bursa;
18

e. Efek tersebut mulai tercatat dan dapat diperdagangkan di bursa.


1. Persyaratan Pencatatan Saham
a. Pernyataan pendaftaran emisi telah dinyatakan efektif oleh Bapepam;
b. Laporan Keuangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan pendapat
Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK-unqualified opinion) untuk tahun buku
terakhir;
c. Minimal jumlah saham yang dicatatkan 1 juta perlembar;
d. Jumlah pemegang saham minimal 200 pemodal (1 pemodal memiliki
sekurang-kurangnya 500 saham);
e. Wajib mencatatkan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan disetor
penuh (company listing), sepanjang tidak bertentangan dengan
kepemilikan asing (maksimal 49% dari jumlah saham yang tercatat di
bursa);
f. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun; pengertian
berdiri : telah berdiri pada suatu tahun buku apabila Anggaran Dasarnya
telah memperoleh pengesahan dari Departemen Kehakiman.
2. Pengertian Beroperasi
a. Perusahaan dianggap telah beroperasi apabila memenuhi salah
satu pengertian berikut ini:
Telah memperoleh izin/persetujuan tetap dari BKPM,
Telah memperoleh izin operasional dari Departemen Teknis,
Secara akuntansi telah mencatat laba/rugi operasional,
Secara ekonomis telah memperoleh pendapatan/biaya yang berhubungan
dengan operasi pokok.
b. Dalam dua tahun buku terakhir memperoleh laba bersih dari
kegiatan operasional;
c. Memiliki minimal kekayaan (aktiva) Rp 20 miliar, modal sendiri
Rp 7,5 miliar, dan modal disetor Rp 2 miliar;
d. Kapitalisasi bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran
umum sekurang-kurangnya Rp 4 miliar;
e. Anggota direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik.
19

3. Persyaratan Pencatatan Obligasi


a. Pernyataan pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh Bapepam;
b. Laporan Keuangan diaudit akuntan terdaftar di Bapepam dengan pendapat
Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK) tahun buku terakhir;
c. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal Rp 25 miliar;
d. Rentang waktu efektif dengan permohonan pencatatan tidak lebih dari 6
(enam) bulan dan sisa jangka waktu jatuh tempo obligasi sekurang-
kurangnya 4 (empat) tahun;
e. Telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;
f. Dua tahun terakhir memperoleh laba operasional dan tidak ada saldo rugi
tahun terakhir;
g. Anggota direksi dan komisaris memiliki reputasi yang baik.
4. Persyaratan Pencatatan Reksa Dana
a. Reksadana tersebut telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan;
b. Pernyataan pendaftarannya telah dinyatakan efektif oleh Bapepam;
c. Nilai nominal saham reksa dana yang ditawarkan minimal Rp 10 miliar;
d. Jumlah pemegang saham orang/badan minimal 200 pemodal (1 pemodal
minimal memiliki 500 saham);
e. Direksi dan manajer investasi memiliki reputasi baik.
5. Persyaratan Pencatatan Waran
a. Waran harus diterbitkan oleh emiten yang sahamnya telah tercatat di
bursa;
b. Pernyataan pendaftaran atas waran telah dinyatakan efektif;
c. Setiap waran harus memberikan hak kepada pemegang waran untuk
membeli minimal satu saham atau kelipatannya;
d. Waran yang dinyatakan memiliki masa berlaku minimal 3 tahun dan
pelaksanaan hak (konversi) minimal 6 bulan setelah waran diterbitkan;
e. Harga pelaksanaan hak (konversi) atas waran maksimal 125% dari harga
saham terakhir pada hari saat diputuskannya penerbitan waran oleh RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham) emiten
f. Perjanjian penerbitan waran memuat ketentuan tentang:
20

Perlakuan untuk waran yang tidak dikonversi sampai jatuh tempo dan
Perlindungan pemegang waran dari dilusi karena turunnya harga saham
akibat keputusan perusahaan.
g. Harga pelaksanaan waran tidak menyimpang dari yang ditetapkan dalam
perjanjian penerbit waran;
h. Sertifikat waran diterbitkan atas nama.

6. Kewajiban Pelaporan Emiten


Setelah perusahaan go public dan mencatatkan efeknya di bursa, maka
emiten sebagai perusahaan publik, wajib menyampaikan laporan secara rutin
maupun laporan lain jika ada kejadian penting kepada Bapepam dan BEJ.
Seluruh laporan yang disampaikan oleh emiten kepada bursa, yaitu laporan
adanya kejadian penting, secepatnya akan dipublikasikan oleh bursa kepada
masyarakat pemodal melalui pengumuman di lantai bursa maupun melalui
papan informasi. Masyarakat dapat memperoleh langsung informasi tersebut
ataupun melalui perusahaan piutang. Hal ini penting karena sebagai pemodal,
terutama pemodal pubik tidak memiliki akses informasi langsung kepada
emiten. Untuk mengetahui kinerja perusahaan, pemodal sangat bergantung
pada informasi tersebut. Oleh karena itu kewajiban pelaporan dimaksudkan
untuk membantu penyebaran informasi agar dapat sampai secara tepat waktu
dan tepat guna kepada pemodal.
G. PRODUK-PRODUK DI PASAR MODAL
1. Reksa Dana
Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksa dana (manajer
investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi. Melalui dana reksa
ini nasihat investasi yang baik “jangan menaruh semua telur dalam satu
keranjang” bisa dilaksanakan. Pada prinsipnya investasi pada reksa dana
adalah melakukan investasi yang menyebar pada sejumlah alat investasi
yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.
21

Adapun sasaran reksa dana diantaranya adalah pendapatan,


pertumbuhan, dan keseimbangan. Keputusan untuk memilih saham yang
memberikan dividen/bunga ada ditangan manajer investasi. Manajer
investasi mempunyai hak untuk mendistribusikan atau tidak dividen/bunga
yang diperolehnya kepada pemodal. Jika prospektusnya menerangkan
bahwa dividen/bunga akan didistribusikan maka dalam waktu tertentu
pemodal akan mendapatkan dividen/bunga.
Capital gain akan diberikan oleh reksa dana yang memiliki sasaran
pertumbuhan. Pendapatan ini berasal dari kenaikan harga saham atau
diskon obligasi yang menjadi portofolio reksa dana. Manajer investasi
harus berhasil membeli saham pada saat harga rendah dan menjualnya pada
saat harga tinggi. Selanjutnya manajer investasi akan mendistribusikan
pada pemodal. Meski demikian, pendapatan dari capital gain tergantung
kebijakan manajer investasi. Bila manajer investasi dalam prospektusnya
menerangkan akan mendistribusikan capital gain, maka dalam waktu
tertentu pemegang reksa dana akan mendapatkan distribusi capital gain.
Ada juga reksa dana yang tidak mendistribusikan capital gain ini, tapi
menambahkannya pada nilai aktiva bersih. Nilai aktiva bersih adalah
perbandingan antara total nilai investasi yang dilakukan manajer investasi
dengan total volume reksa dana yang diterbitkan.
Kemungkinan untuk mendapatkan kenaikan aktiva bersih ini sangat
tergantung pada jenis reksa dana yang dibeli. Reksa dana terbuka akan
dibeli kembali dengan harga nilai aktiva bersih baru. Reksa dana tertutup
tidak akan dibeli kembali oleh penerbitnya. Setelah terjadi transaksi di
pasar perdana, selanjutnya reksa dana akan diperjualbelikan di pasar
sekunder. Harga yang terbentuk merupakan pertemuan dari permintaan dan
penawaran. Harga inilah yang merupakan nilai aktiva bersih yang baru.
2. Saham
Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
22

kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas


tersebut. Membeli saham tidak ubahnya dengan menabung. Imbalan yang
akan diperoleh dengan kepemilikan sahma adalah kemampuannya
memberikan keuntungan yang tidak terhingga. Tidak terhingga ini bukan
berarti keuntungan investasi saham biasa sangat besar, tetapi tergantung
pada perkembangan perusahaan penerbitnya. Bila perusahaan penerbit
mampu menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan para
pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar pula. Karena
laba yang besar tersebut menyediakan dana yang besar untuk
didistribusikan kepada pemegang saham sebagi dividen.
Capital gain akan diperoleh bila ada kelebihan harga jual diatas
harga beli. Ada kaidah-kaidah yang harus dijalankan untuk mendapat
capital gain. Salah satunya adalah membeli saat harga turun dan menjual
saat harga naik.
Saham memberikan kemungkinan penghasilan yang tidak
terhingga. Sejalan dengan itu, risiko yang ditanggung pemilik saham juga
relatif paling tinggi. Investasi memiliki risiko yang paling tinggi karena
pemodal memiliki hak klaim yang terakhir, bila perusahaan penerbit saham
bangkrut. Secara normal, artinya diluar kebangkrutan, risiko potensial yang
akan dihadapi pemodal hanya dua, yaitu tidak menerima pembayaran
dividen dan menderita capital loss.
3. Saham Preferen
Saham preferen adalah gabungan (hybrid) antara obligasi dan
saham biasa. Artinya disamping memiliki karakteristik seperti obligasi juga
memiliki karakteristik saham biasa. Karakteristik obligasi misalnya saham
preferen memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Biasanya
saham preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian dividen.
Ada pembeli saham preferen yang menghendaki penerimaan dividen yang
besarnya tetap setiap tahun, ada pula yang menghendaki didahulukan dalam
pembagian dividen, dan lain sebagainya.
23

Pilihan untuk berinvestasi pada saham preferen didorong oleh


keistimewaan alat investasi ini, yaitu memberikan penghasilan yang lebih
pasti. Bahkan ada kemungkinan keuntungan tersebut lebih besar dari suku
bunga deposito apabila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba
yang besar, dan pemegang saham preferen memiliki keistimewaan
mendapatkan dividen yang dapat disesuaikan dengan suku bunga.
4. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak
antara pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman. Surat obligasi adalah
selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut
memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi. Pada
dasarnya memiliki obligasi sama persis dengan memiliki deposito
berjangka. Hanya saja obligasi dapat diperdagangkan. Obligasi
memberikan penghasilan yang tetap, yaitu berupa bunga yang dibayarkan
dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah ditetapkan. Obligasi juga
memberikan kemungkinan untuk mendapatkan capital gain, yaitu selisih
antara harga penjualan dengan harga pembelian. Kesulitan untuk
menentukan penghasilan obligasi disebabkan oleh sulitnya memperkirakan
perkembangan suku bunga. Padahal harga obligasi sangat tergantung dari
perkembangan suku bunga. Bila suku bunga bank menunjukkan
kecenderungan meningkat, pemegang obligasi akan menderita kerugian.
Disamping menghadapi risiko perkembangan suku bunga yang sulit
dipantau, pemegang obligasi juga menghadapi risiko kapabilitas (capability
risk), yaitu pelunasan sebelum jatuh tempo. Sebelum obligasi ditawarkan di
pasar, terlebih dahulu dibuat peringkat (rating) oleh badan yang
berwenang. Rating tersebut disebut sebagai credit rating yang merupakan
skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Skala ini
menunjukkan seberapa aman suatu obligasi bagi pemodal. Keamanan ini
ditunjukkan dengan kemampuan untuk membayar bunga dan melunasi
pokok pinjaman.
24

Salah satu varian produk obligasi adalah obligasi konversi. Obligasi


konversi, sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya
memberikan kupon yang tetap, memiliki jatuh tempo dan memiliki nilai
nominal atau nilai pari (par value). Hanya saja obligasi konversi memiliki
keunikan yaitu dapat ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi
selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi. Misalnya setiap
obligasi konversi bisa dikonversi menjadi 3 saham biasa setelah 1 Januari
2005 dengan harga konversi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sama dengan alat investasi yang lain, obligasi konversi tidak
ubahnya dengan menabung. Bedanya, surat tanda menabung tidak dapat
diperjualbelikan; sebaliknya obligasi konversi dapat diperjualbelikan.
Pilihan terhadap alat investasi ini karena mampunya memberikan
penghasilan optimal sebab obligasi konversi bisa digunakan sebagai
obligasi atau saham. Bila suku bunga yang ditawarkan obligasi konversi
lebih tinggi dari suku bunga bank atau perusahaan tidak membagikan
dividen yang besar, maka pemegang obligasi konversi tidak perlu
mengonversikan obligasi konversinya. Bila diperkirakan emiten berhasil
mendapatkan laba yang tinggi sehingga mampu membagi dividen yang
lebih besar daripada bunga obligasi konversi, pemegang obligasi konversi
lebih baik mengonversi obligasinya menjadi saham guna mendapatkan
dividen.
Imbalan yang dapat diperoleh pemegang obligasi konversi dapat
terdiri bunga (bila mempertahankan sebagai obligasi), dividen (bila
melakukan konversi), capital gain (bila berhasil menjual obligasinya
dengan harga lebih tinggi dari harga perolehannya, atau mendapat diskon
saat membeli. Capital gain juga bisa didapat jika pemegang obligasi
konversi melakukan konversi, kemudian berhasil menjual saham tersebut
diatas harga perolehannya).
Risiko yang dihadapi pemegang obligasi konversi adalah kesalahan
didalam mengambil keputusan konversi, antara lain:
 Seandainya pada saat yang ditentukan pemodal menggunakan haknya
25

menukar obligasi konversi menjadi saham, dan ternyata kondisi


menunjukkan suku bunga bank cenderung naik.
 Bila emiten tidak berhasil meraih keuntungan, sehingga tidak
membagikan dividen. Dengan demikian pemodal menghadapi risiko
tidak mendapatkan kesempatan untuk memperoleh suku bunga.
Seandainya ia tidak menggunakan haknya, maka ia akan memperoleh
kesempatan itu.
5. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan
harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan
surat berharga lainnya, misalnya obligasi atau saham. Penerbit waran harus
memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun
setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki pasar baik
obligasi, saham maupun waran dapat diperdagangkan secara terpisah.
Memiliki waran tidak ubahnya menabung. Hanya saja, waran dapat
diperjualbelikna. Selain itu waran dapat ditukar dengan saham. Pilihan
terhadap alat investasi ini karena kemampuannya memberikan penghasilan
ganda, terutama waran yang menyertai obligasi. Karena disamping akan
mendapatkan bunga obligasi kelak setelah waran dikonversi menjadi saham
akan mendapatkan dividan dan capital gain.
Pendapatan bunga diperoleh pemodal yang membeli waran yang
menyertai obligasi. Dengan membeli obligasi otomatis pemodal akan
mendapatkan bunga. Bahwa obligasi ini disertai waran yang yang bisa
dikonversi menjadi saham di waktu-waktu mendatang, itu tidak
mempengaruhi hak pemodal atas bunga obligasi. Suku bunga obligasi yang
disertai waran biasanya lebih rendah dari suku bunga bank.
Kalau pemodal ingin mendapatkan dividen, terlebih dahulu ia
menggunakan waran untuk membeli saham. Untuk mendapatkan dividen,
ia harus bersedia menahan saham dalam waktu yang relatif lama. Capital
gain bisa didapat bila pemegang obligasi yang disertai waran menjualnya
dengan harga yang lebih tinggi dari harga ketika memperolehnya. Capital
26

gain juga bisa didapat jika pemegang obligasi yang disertai waran
mendapatkan diskon pada saa melakukan pembelian. Pada saat jatuh tempo
ia akan mendapatkan pelunasan sebesar harga pari. Capital gain juga bisa
didapat bila setelah melakukan konversi saham biasa, pemodal bisa
menjual sahamnya diatas harga perolehan.
6. Right Issue
Right issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang
dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat
untuk membelinya. Ini berbeda dengan saham bonus atau dividen saham,
yang otomatis diterima oleh pemegang saham. Right issue dapat
diperdagangkan. Pilihan terhadap alat investasi ini karena kemampuannya
memberikan penghasilan yang sama dengan membeli saham, tetapi dengan
modal yang lebih rendah. Biasanya harga saham hasil right issue lebih
murah dari saham lama. Karena membeli right issue berarti membeli hak
untuk membeli saham, maka kalau pemodal menggunakan haknya otomatis
pemodal telah melakukan pembelian saham. Dengan demikian maka
imbalan yang akan didapat oleh pembeli right issue adalah sama dengan
membeli saham, yaitu dividen dan capital gain.
H. STRATEGI INVESTASI DI PASAR MODAL
Investor harus menyadari bahwa berinvestasi di pasar modal
disamping akan memperoleh keuntungan juga ada kemungkinan akan
mengalami kerugian. Strategi dasar investor yang akan meningkatkan kinerja
atau nilai portofolio investasi menjadi lebih baik adalah dengan senantiasa
mengikuti prinsip “Keep your alpha high and your beta low”. Prinsip ini
berarti bahwa investor akan selalu mempertimbangkan berapa tingkat risiko
dan keuntungan yang akan diperoleh. Keuntungan atau kerugian tersebut
sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor untuk menganalisis berbagai
jenis saham kemudian memilih beberapa saham sesuai dengan kemampuan
dana, saham yang dipilih dan dibeli tersebut merupakan portofolio. Oleh
karena itu, bermain di pasar modal tidak memberikan jaminan untuk
mendapatkan capital gain yaitu selisih lebih dari harga beli saham dan harga
27

jual saham. Dengan demikian bermain di bursa akan sangat mungkin pula
investor mengalami capital loss.
Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam melakukan investasi di
bursa efek khususnya dalam bentuk saham antara lain sebagai berikut:
a. Mengumpulkan beberapa jenis saham dalam satu portofolio. Strategi ini
dapat memperkecil risiko investasi karena risiko akan disebar ke berbagai
jenis saham.
b. Membeli di pasar perdana dan dijual setelah saham tersebut dicatat di
bursa.
c. Beli dan simpan. Strategi ini dapat digunakan apabila investor memiliki
keyakinan berdasarkan analisis bahwa perusahaan yang bersangkutan
memiliki prospek untuk berkembang yang cukup pesat beberapa tahun
mendatang sehingga sahamnya diharapkan akan mengalami kenaikan
yang cukup besar pada saat itu.
d. Membeli saham tidur. Saham tidur adalah saham yang jarang atau tidak
pernah ada transaksi. Saham tidur ini bisa disebabkan karena jumlah
saham yang dicatatkan terlalu sedikit atau dikuasai oleh investor institusi
dan pemilik saham lama. Dapat pula disebabkan karena kinerja
perusahaan yang bersangkutan kurang baik atau prospek usahanya masih
cerah sehingga kurang mendapat perhatian pemodal.
e. Strategi berpindah dari saham yang satu ke saham yang lain. Investor
yang memiliki strategi in cenderung bersifat lebih spekulatif. Mereka
akan cepat-cepat melepas saham-saham yang diperkirakan harganya akan
mengalami penurunan atau buru-buru membeli saham yang menurut
anggapannya akan mengalami kenaikan kurs.
f. Konsentrasi pada industri tertentu. Strategi ini lebih cocok bagi investor
yang benar-benar menguasai kondisi suatu jenis industri sehingga
mengetahui prospek perkembangannya dimasa yang akan datang.
g. Reksa dana (mutual fund). Melakukan investasi dengan membeli unit
sertifikat atau saham yang diterbitkan oleh investment trust. Strategi ini
28

cocok untuk investor yang tidak memiliki cukup waktu melakukan


analisis pasar atau tidak ada akses informasi.
I. PASAR MODAL SYARIAH
1. Sejarah Singkat Industri Syariah
Dalam Islam investasi merupakan kegiatan muamalah yang
sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki
menjadi produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Al-
Quran dengan tegas  melarang aktivitas  penimbunan (iktinaz) terhadap
harta yang dimiliki (9:33). Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad
SAW bersabda,”Ketahuilah, Siapa yang memelihara anak yatim,
sedangkan anak yatim itu memiliki harta, maka hendaklah ia
menginvestasikannya (membisniskannya), janganlah ia membiarkan
harta itu idle, sehingga harta itu terus berkurang lantaran zakat.
Untuk mengimplementasikan seruan investasi  tersebut, maka
harus diciptakan suatu sarana untuk berinvestasi.Banyak pilihan orang
untuk menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu
bentuk investasi adalah menanamkan hartanya di pasar modal. Pasar
modal pada dasarnya merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan atau surat-surat berharga jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri.
Institusi pasar modal syariah merupakan salah satu pengejawantahan 
dari seruan Allah tentang investasi  tersebut.
Sejarah perkembangan industri keuangan syariah yang meliputi
perbankan, asuransi dan pasar modal pada dasarnya merupakan suatu
proses sejarah yang sangat panjang. Lahirnya Agama Islam sekitar 15
(lima belas) abad yang lalu meletakkan dasar penerapan prinsip syariah
dalam industri keuangan, karena di dalam Islam dikenal kaedah
muamalah yang merupakan kaedah hukum atas hubungan antara
manusia yang di dalamnya termasuk hubungan perdagangan dalam arti
yang luas. Namun demikian, perkembangan penerapan prinsip syariah
29

mengalami masa surut selama kurun waktu yang relatif lama pada
masa imperium negara-negara Eropa.
Pada awalnya prinsip syariah islam diterapkan pada industri
perbankan dan Cairo adalah merupakan negara yang pertamakali
mendirikan bank Islam sekitar tahun 1971 dengan nama “Nasser Social
Bank” yang operasionalnya berdasarkan sistem bagi hasil (tanpa riba).
Berdirinya Nasser Social Bank tersebut, kemudian diikuti dengan
berdirinya beberapa bank Islam lainnya seperti Islamic Development
Bank (IDB) dan the Dubai Islamic pada tahun 1975, Faisal Islamic
Bank of Egypt, Faisal Islamic Bank of Sudan dan Kuwait Finance
House tahun 1977.
Selanjutnya penerapan prinsip syariah pada sektor di luar
industri perbankan, juga telah dijalankan pada industri asuransi
(takaful) dan industri Pasar Modal (Pasar Modal Syariah). Pada
industri Pasar Modal, prinsip syariah telah diterapkan pada instrumen
obligasi, saham dan fund (Reksa Dana). Adapun negara yang pertama
kali mengintrodusir untuk mengimplementasikan prinsip syariah di
sektor pasar modal adalah “Jordan dan Pakistan”, dan kedua negara
tersebut juga telah menyusun dasar hukum penerbitan obligasi syariah.
Selanjutnya pada tahun 1978, pemerintah Jordan melalui Law Nomor
13 tahun 1978 telah mengijinkan Jordan Islamic Bank untuk
menerbitkan Muqaradah Bond. Ijin penerbitan Muqaradah Bond ini
kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan Muqaradah Bond Act
pada tahun 1981. Sementara pemerintah Pakistan, baru pada tahun
1980 menerbitkan the Madarabas Company dan Madarabas Ordinance.
Secara umum, penerapan prinsip syariah dalam industri pasar
modal khususnya pada instrumen saham dilakukan berdasarkan
penilaian atas saham yang diterbitkan oleh masing-masing perusahaan,
karena instrumen saham secara natural telah sesuai dengan prinsip
syariah mengingat sifat saham dimaksud bersifat penyertaan. Para ahli
fiqih berpendapat bahwa suatu saham dapat dikatergorikan memenuhi
30

prinsip syariah apabila kegiatan perusahaan yang menerbitkan saham


tersebut tidak tercakup pada hal-hal yang dilarang dalam syariah islam,
seperti:
a. Alkohol;
b. Perjudian;
c. Produksi yang bahan bakunya berasal dari babi;
d. Pornografi;
e. Jasa keuangan yang bersifat konvensional;
f. Asuransi yang bersifat konvensional.
2. Gambaran Pasar Modal Syariah di Indonesia
Sejak secara resmi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
meluncurkan prinsip pasar modal syariah pada tanggal 14 dan 15
Maret 2003 dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara
Bapepam dengan Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI), maka dalam perjalanannya perkembangan dan
pertumbuhan transaksi efek syariah di pasar modal Indonesia terus
meningkat. Harus dipahami bahwa ditengah maraknya pertumbuhan
kegiatan ekonomi syariah secara umum di Indonesia, perkembangan
kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia masih dianggap
belum mengalami kemajuan yang cukup signifikan, meskipun kegiatan
investasi syariah tersebut telah dimulai dan diperkenalkan sejak
pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksa dana syariah serta
sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan investasi syariah
di pasar modal Indonesia.
Dilihat dari kenyataannya, walaupun sebagian besar penduduk
Indonesia mayoritas beragama Islam namun perkembangan pasar
modal yang berbasis syariah dapat dikatakan sangat tertinggal jauh
terutama jika dibandingkan dengan Malaysia yang sudah bisa
dikatakan telah menjadi pusat investasi berbasis syariah di dunia,
karena telah menerapkan beberapa instrumen keuangan syariah untuk
industri pasar modalnya. Kenyataan lain yang dihadapi oleh pasar
31

modal syariah kita hingga saat ini adalah minimnya jumlah pemodal
yang melakukan investasi, terutama jika dibandingkan dengan jumlah
pemodal yang ada pada sektor perbankan.
Pasar modal merupakan salah satu pilar  penting dalam
perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang
menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap
investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Menurut
Irfan Syawqy, secara faktual, pasar modal telah menjadi financial
nerve-centre (saraf finansial dunia, Red) dunia ekonomi modern.
3. Fungsi Pasar Modal Syariah
Menurut metwally (1995, 177) fungsi dari keberadaan pasar modal
syariah :
a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartispasi dalam kegiatan bisnis
dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.
b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas
c. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek
pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal
konvensional
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis

4. Karakteristik Pasar Modal Syariah


Karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal syariah
(Metwally, 1995, 178-179) adalah sebagai berikut :
a. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek
b. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham
dapat diperjualbelikan melalui pialang
32

c. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat


diperjualbelikan di Bursa efek diminta menyampaikan informasi
tentang perhitungan (account) keuntungan dan kerugian serta
neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek, dengan
jarak tidak lebih dari 3 bulan
d. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-
tiap  perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali
e. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari
HST
f. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST
g. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan
yang terlibat dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi
Syariah
h. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu
minggu periode perdagangan setelah menentukan HST
i. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode
perdagangan, dan dengan harga HST
Bapepam juga telah memberikan perhatian besar kepada pasar
modal syariah. Hal itu terlihat pada pengembangan pasar modal
syariah untuk kerja lima tahun ke depan. Rencana tersebut dituangkan
dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009.
Berkembangnya produk pasar modal berbasis syariah juga merupakan
potensi dan sekaligus tantangan pengembangan pasar modal di
Indonesia. Menurut Bapepam,  ada dua strategi utama yang
dicanangkan Bapepam untuk mecapai pengembangan pasar modal
syariah dan produk pasar modal syariah. Pertama, mengembangkan
kerangka hukum untuk memfasilitasi pengembangan pasar modal
berbasis syariah. Yang kedua, mendorong pengembangan produk
pasar modal berbasis syariah. Selanjutnya, dua strategi utama tersebut
dijabarkan Bapepam menjadi tujuh implementasi strategi :
a. mengatur penerapan prinsip syariah
33

b. menyusun standar akuntansi


c. mengembangkan profesi pelaku pasar
d. sosialisasi prinsip syariah
e. mengembangkan produk
f. menciptakan produk baru
g. meningkatkan kerja sama dengan Dewan Syariah Nasional (DSN)
MUI
5. Produk Pasar Modal Syariah

1. Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti
penyertaan modal kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan
tersebut pemegang saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari
usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak
bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai
kegiatan musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka
secara konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang diterbitkan
oleh Emiten dan Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham
syariah. Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika
saham tersebut diterbitkan oleh:
a. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan
Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.
b. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan
Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun
memenuhi kriteria. kegiatan usaha tidak bertentangan dengan
prinsip syariah sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu
tidak melakukan kegiatan usaha:
34

 perjudian dan permainan yang tergolong judi;


 perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang/jasa;
 perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
 bank berbasis bunga;
 perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
 jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian(gharar)
dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;
 memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau
menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi),
barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi)
yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa
yang merusak moral dan bersifat mudarat;
 melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
 rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas
tidak lebih dari 82%, dan
 rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal
lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total
pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.
2. Sukuk
Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti
dari istilah obligasi syariah (islamic bonds). Sukuk secara
terminologi merupakan bentuk jamak dari kata ”sakk” dalam bahasa
Arab yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan. Sementara itu,
Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 memberikan definisi
Sukuk sebagai berikut : “Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti
kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak
tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/undivided
share) atas:
a. aset berwujud tertentu (ayyan maujudat);
35

b. nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul ayyan) tertentu baik


yang sudah ada maupun yang akan ada;
c. jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada
d. aset proyek tertentu (maujudat masyru’ muayyan); dan atau
e. kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin
khashah)”
 Karakteristik Sukuk
Sebagai salah satu Efek Syariah sukuk memiliki
karakteristik yang berbeda dengan obligasi. Sukuk bukan
merupakan surat utang, melainkan bukti kepemilikan bersama atas
suatu aset/proyek. Setiap sukuk yang diterbitkan harus mempunyai
aset yang dijadikan dasar penerbitan (underlying asset). Klaim
kepemilikan pada sukuk didasarkan pada aset/proyek yang spesifik.
Penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang
halal. Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi
hasil, atau marjin, sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam
penerbitan sukuk.
 Jenis Sukuk
Jenis sukuk berdasarkan Standar Syariah AAOIFI No.17 tentang
Investment Sukuk, terdiri dari :
1. Sertifikat kepemilikan dalam aset yang disewakan.
2. Sertifikat kepemilikan atas manfaat, yang terbagi menjadi 4
(empat) tipe : Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset yang
telah ada, Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset di masa
depan, sertifikat kepemilikan atas jasa pihak tertentu dan
Sertifikat kepemilikan atas jasa di masa depan.
3. Sertifikat salam.
4. Sertifikat istishna.
5. Sertifikat murabahah.
6. Sertifikat musyarakah.
7. Sertifikat muzara’a.
36

8. Sertifikat musaqa.
9. Sertifikat mugharasa.
3. Reksa Dana Syariah
Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 Reksa
Dana syariah didefinisikan sebagai reksa dana sebagaimana
dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang
pengelolaannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah
di Pasar Modal. Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa dana pada
umumnya merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak
memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas
investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal,
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya
memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.
Reksa Dana Syariah dikenal pertama kali di Indonesia pada
tahun 1997 ditandai dengan penerbitan Reksa Dana Syariah
Danareksa Saham pada bulan Juli 1997. Sebagai salah satu
instrumen investasi, Reksa Dana Syariah memiliki kriteria yang
berbeda dengan reksa dana konvensional pada umumnya. Perbedaan
ini terletak pada pemilihan instrumen investasi dan mekanisme
investasi yang tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah. Perbedaan lainnya adalah keseluruhan proses manajemen
portofolio, screeninng (penyaringan), dan cleansing (pembersihan).
Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping
mendatangkan berbagai peluang keuntungan, Reksa Dana pun
mengandung berbagai peluang risiko, antara lain:
1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan.
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham,
sukuk, dan surat berharga syariah lainnya) yang masuk dalam
portfolio Reksa Dana tersebut. Ini berkaitan dengan kemampuan
37

manajer investasi reksadana dalam mengelola dananya.


2. Risiko Likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer
Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan
penjualan kembali (redemption) atas sebagian besar unit
penyertaan yang dipegangnya kepada Manajer Investasi secara
bersamaan. dapat menyulitkan manajemen perusahaan dalam
menyediakan dana tunai. Risiko ini hanya terjadi pada
perusahaan reksadana yang sifatnya terbuka (open-end funds).
Risiko ini dikenal juga sebagai redemption effect.
3. Risiko Wanprestasi
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana pada umumnya
kekayaan reksa dana diasuransikan kepada perusahaan asuransi.
Risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang
mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tersebut tidak segera
membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai
pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain
itu, wanprestasi dimungkinkan akibat dari pihak-pihak yang
terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen
pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan
penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.
4. Risiko politik dan ekonomi
Risiko yang berasal dari perubahan kebijakan ekonomi dan
politik yang berpengaruh pada kinerja bursa dan perusahaan
sekaligus, sehingga akhirnya membawa efek pada portofolio
yang dimiliki suatu reksadana.
6. Kendala Pasar Modal Syariah
Menurut Nurul Huda, Pakar Pasar Modal Syariah Pascasarjana UI
(2006),  dalam mengembangkan pasar modal syariah di Indoensia, ada
beberapa kendala yang dihadapi : antara lain :
38

a. Belum ada ketentuan yang menjadi legitimisi pasar modal syariah


dari Bapepam atau pemerintah, misalnya Undang-Undang.
Perkembangan keberadaan pasar modal syariah saat ini merupakan
gambaran bagaimana legalitas yang diberikan Bapepam dan
pemerintah lebih tergantung dari permintaan pelaku pasar yang
menginginkan keberadaan pasar modal syariah
b. Selama ini pasar modal syariah lebih populer sebagai sebuah
wacana dimana banyak bicara tentang bagaimana pasar yang
disyariahkan. Dimana selama ini praktek pasar modal tidak bisa
dipisahkan dari riba, maysir dan gharar, dan bagaimana
memisahkan ketiganya dari pasar modal
c. Sosialisasi instrumen syariah di pasar modal perlu dukungan dari
berbagai pihak. Karena ternyata perkembangan pasar modal perlu
dukungan berbagai pihak. Karena ternyata perkembangan Jakarta
Islamic Index dan reksadana syariah kurang tersosialisasi dengan
baik sehingga perlu dukungan dari berbagai pihak, khususnya
praktisi dan akademisi. Praktisi dapat menjelaskan keberadaan
pasar modal secara pragmatis sedangkan akademisi bisa
menjelaskan secara ilmiah
7. Strategi Pasar Modal Syariah
Beradasarkan pada kendala-kendala di atas maka strategi yang perlu
dikembangkan :
a. Keluarnya Undang-Undang Pasar modal syariah diperlukan untuk
mendukung keberadaan pasar modal syariah atau minimal
menyempurnakan UUPM No 8 Tahun 1995, sehingga dengan hal
ini diharapkan semakin mendorong perkembangan pasar modal
Syariah
b. Perlu keaktifan dari pelaku bisnis (pengusaha) muslim untuk
membentuk kehidupan ekonomi yang islami. Hal ini guna
memotivasi meningkatkan image pelaku pasar terhadap keberadaan
instrumen pasar modal yang sesuai dengan syariah
39

c. Diperlukan rencana jangka pendek dan jangka panjang oleh


Bapepam untuk mengakomodir perkembangan instrumen-
instrumen syariah dalam pasar modal. Sekaligus merencanakan
keberadaan pasar modal syariah di tanah air.
d. Perlu kajian-kajian ilmiah mengenai pasar modal syariah, oleh
karena itu dukungan akadmisi sangat diperlukan guna
memahamkan perlunya keberadaan pasar modal syariah.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah
pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan
memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya
yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan asuranssi, dana pensiun,
bank-bank tabungan sedangkan yang termasuk peminat adalah pengusaha,
pemerintah dan masyarakat umum.
Produk yang Terdapat di Pasar Modal
1. Reksa Dana
2. Saham
3. Saham Preferan
4. Obligasi
5. Waran
6. Right Issue
Manfaat Pasar Modal
a. Bagi Emiten
Bagi emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
2. dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
3. tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam
pengelolaan dana/perusahaan
4. solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
5. ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil
b. Bagi investor
Sementara, bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. nilai investasi perkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan
tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital
gain

40
41

2. memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan


bunga yang mengambang bagi pemenang obligasi
3. dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang
mengurangi risiko
Semakin berkembangnya waktu maka muncul prinsip pasar modal
baru yang menggunakan prinsip syariah.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca untuk
memperoleh informasi mengenai Pasar Modal. Namun kami sadar bahwa
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu
kami mengharapkan bantuan pembaca untuk membantu kami dalam
pembuatan makalah selanjutnya dengan memberikan saran. Terima kasih atas
perhatiannya, kami tunggu saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Jakarta: Salemba Empat
http://www.google.com/pasar modal
http://www.google.com/pasar modal syariah

iii

Anda mungkin juga menyukai