K3 adalah Segala Kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan termasuk kategori sangat berat, cacat yang
acat yang membuat anggota atau organ
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan tubuh tertentu menjadi tidak berfungsi secara normal akibat kecelakaan, penyakit akibat kerja (PP No. 50 Tahun 2012). SMK3 adalah Bagian dari cedera jika kecelakan termasuk kategori sedang atau ringan yang tidak sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian sampai mengakibatkan cacat fisik, produktivitas karyawan menjadi lebih risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja rendah selama masa pemulihan. yang aman, efisien, dan produktif. Audit SMK3 adalah Pemeriksaan secara ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan Depnaker atau Departemen Tenaga Kerja merupakan sebuah lembaga untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan milik pemerintah yang fokus mengurusi berbagai permasalahan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan. Mengapa K3 penting: ketenagakerjaan. Mereka, para pekerja Depnakaer pasti sudah sangat Merupakan hak pekerja mendapat perlindungan; Mengurangi kerugian akibat akrab dengan masalah – masalah pengangguran, sulitnya lapangan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja; Menciptakan tempat kerja yang pekerjaan, para pencari kerja dan fonemena lain yang masih berhubungan dengan masalah pekerjaan. Peran Depnaker secara langsung turut aman, sehat, dan produktif; Merupakan persyaratan dalam perdagangan membantu tercapainya tujuan bersama dalam kegiatan pembangunan global. Tujuan Penerapan K3: Meningkatkan efektifitas perlindungan nasional dan mengurusi perizinan kerja. Sebuah kegiatan yang melibatkan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan pemerintah dan rakyat sipil. Salah satu lemabaga institusi yang dimiliki terintegrasi; Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat Negara Indonesia dan memiliki peranan cukup penting karena berkaitan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat langsung dengan mata pencaharian masyarakat Indonesia sendiri. pekerja/serikat buruh; Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan Peraturan k3: Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia efisien untuk mendorong produktivitas. Faktor penyebab kecelakaan kerja: Nomor 26 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SDM, Peralatan, bahan, cara kerja, jenis pekerjaan, lingkungan kerja. Hasil Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Peraturan Menteri penerapan k3: tempat kerja aman, nyaman, sehat; nihil kecelakaan & Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem penyakit akibat kerja; produktivitas tinggi; daya saing (lokal, regional, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi global). Penyebab Utama Kecelakaan kerja di proyek konstruksi: Bidang Pekerjaan Umum. PLAN: menyusun rencana penerapan system Karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, sifat unik dimiliki setiap manajemen k3 berdasarkan potensi bahaya atau resiko yang ada. proyek konstruksi meskipun proyek konstruksinya sama. Berbeda dengan Perencanaan meliputi identifikasi bahaya dan resiko, peraturan perundang undangan terkait dengan k3, program manajemen k3 yang berisi target pabrik yang produksinya tipikal; Lokasi/ lingkungan kerja proyek konstruksi dan rencana aksi untuk mencapai target perusahaan. DO: berdasarkan yang berbeda-beda misalnya, lokasi terbuka atau tertutup, apakah berdiri di sasaran dan program kerja dilaksanakan berbagai elemen kegiatan seperti atas atau di dalam tanah di daerah datar, daerah perbukitan, daerah pantai, di pelatihan, komunikasi, dokumentasi, pengendalian dokumen, dalam atau di atas air sungai, danau maupun di laut; Pengaruh cuaca pada saat pengendalian operasi, tanggap darurat, dll. CHECK: hasil penerapan k3 pelaksanaan proyek konstruksi, pelaksanaan pada musim kemarau akan diukur dan dipantau secara berkala untuk memastikan bahwa system berbeda dengan pelaksanaan dimusim penghujan; Waktu pelaksanaan proyek manajemen k3 berjalan sesuai yang diharapkan. ACT: secara berkala konstruksi yang terbatas atau waktu pelaksanaan yang panjang lebih dari 1 dilakukan tinjauan manajemen untuk memastikan bahwa system tahun, maka akan dituntut dinamis dan ketahanan fisik yang tinggi; Tenaga manajemen k3 berjalan dengan baik dan segera melakukan pembenaran kerja yang digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi dipengaruhi oleh atau peningkatan berkelanjutan. kompetensi tenaga kerja yang ada, dan jumlah tenaga kerja yang terlibat; ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Peralatan kerja yang digunakan pada proyek konstruksi, spesifikasi alat, Bahaya adalah suatu keadaan yang berpotensi untuk menimbulkan kondisi alat, pemeriksaan dan uji alat; Material/ bahan yang digunakan untuk cidera pada manusia, kerusakan pada peralatan / struktur, kerugian material, menurunkan kemampuan / fungsi tertentu. Manfaat identifikasi proyek konstruksi, jenis B3, pengaruh kandungan bahan kimia terhadap bahaya: mengetahui bahaya-bahaya yang ada; mengetahui potensi manusia, peledakan dan kebakaran; Metode kerja pelaksanaan proyek, bahaya tersebut, baik akibat maupun frekuensi terjadinya; mengetahui kebijaksanaan dan komitmen manajemen, sistem pengawasan dan pelaporan, lokasi bahaya; menunjukkan bahwa bahaya-bahaya tertentu telah evaluasi dan pencegahan kecelakaan. Faktor lain penyebab kecelakaan diberikan perlindungan; menunjukkan bahwa bahaya-bahaya tertentu kerja di proyek konstruksi: Tidak ada identifikasi bahaya yang digunakan tidak akan menimbulkan dampak akibat kecelakaan. Langkah dalam penyusunan program pengendalian bahaya; Tidak ada rencana K3 dan identifikasi bahaya: kumpulkan semua informasi mengenai bahaya yang tidak memiliki prosedur K3; Lemahnya pengawasan K3; Kurang memadainya ada di tempat kerja; lakukan inspeksi secara langsung untuk menemukan kualitas dan kuantitas ketersediaan peralatan pelindung diri; Penggunaan potensi bahaya yang ada; lakukan identifikasi bahaya terhadap kesehatan metode pelaksanaan yang kurang tepat; Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 kerja; lakukan investigasi pada setiap insiden yang terjadi; lakukan konstruksi; Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan identifikasi bahaya yang terkait dengan situasi darurat dan aktivitas non- mengenai K3. Langkah penanggulangan kecelakaan kerja: Peraturan rutin;kelompokkan sifat bahaya yang teridentifikasi, tentukan langkah perundang-undangan (ketentuan&syarat k3 mengikuti perkembangan iptek, pengendalian sementara, dan tentukan prioritas bahaya yang perlu penerapannya sejak tahap rekayasa, pengawasan&pemantauan pelaksanaan pengendalian secara permanen. Jenis Bahaya: Fisika (Merupakan hazard yang berasal dari segala energi yang jumlahnya lebih k3); Standarisasi (standar k3 akan menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan besar dari kemampuan diri pekerja menerimanya. Energi berlebih ini k3, disusun standar yang bersifat wajib dan sukarela); banyak berasal dari alat-alat kerja yang ada disekitan tempat kita bekerja); Inspeksi/pengawasan/pemeriksaan (suatu kegiatan pembuktian sejauh mana Kimia (Merupakan bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia, baik kondisi tempat kerja masih memenuhi ketentuan & persyaratan k3); Riset yang berbentuk padat, cair, maupun gas. Contohnya merkuri, alkohol dan teknis, medis, psikologi & statistik (riset untuk menunjang tingkat kemajuan turunannya); Biologi (Merupakan bahaya yang berasal dari hewan-hewan bidang k3 sesuai perkembangan iptek); Pendidikan & latihan (peningkatan atau mikroorganisme tak kasat mata yang berada disekitaran tempat kerja kesadaran, kualitas pengetahuan & keterampilan k3 bagi tenaga kerja, dan dapat masuk kedalam tubuh tanpa kita ketahui sehingga banyak pemberian instruksi atau petunjuk melalui praktek mengenai cara kerja yang penanganannya dilakukan setelah pekerja terinfeksi. Contoh: bisa ular, aman); Persuasi (menanamkan kesadaran akan pentingnya k3 dengan cara berbagai macam virus dan bakteri, dll); Ergonomi (Merupakan bahaya penyuluhan & pendekatan). Dampak kecelakaan bagi perusahaan: yang berasal dari adanya ketidaksesuaian desain kerja (job, turunnya produktivitas, biaya pengobatan bagi karyawan yang terluka atau task, environtment) dengan kapasitas tubuh pekerja sehingga biaya santunan bagi yang meninggal, rusaknya peralatan atau bangunan yang menimbulkan rasa tidak nyaman di tubuh, pegal-pegal, sakit pada otot, tulang dan sendi, dll); Psikologi (merupakan bahaya yang berasal dari merupakan asset perusahaan, rusaknya produk dan bahan bahan terbuang konflik batin dengan lingkungan yang ada di tempat kerja, baik itu dengan percuma, upah yang harus dibayarkan perusahaan selama karyawan belum rekan kerja maupun dengan fasilitas yang ada dilingkungan kerja dimana bias kerja, turunnya kemampuan karyawan setelah kembali bias bekerja. krmudian dapat membuat seseorang mengalami stress hingga efek-efek Dampak kecelakaan kerja bagi tenaga kerja: kematian bila kecelakaan buruk lainnya dari stress); Biomekanik (Merupakan bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak, benda-benda tajam, benda yang berukuran lebih transmisi bahaya atau mengisolasi pekerjaan dari bahaya), Pengendalian besar dan berat yang dapat menimbulkan risiko pada pekerja seperti tersayat, administrative (Sangat baik dilakukan untuk jenis risiko rendah, tertusuk, terjepit, terhimpit, terpotong, tertabrak dan sebagainya). Asal sedangkan tipe risiko yang signifikan harus disertai dengan pengawasan Bahaya: Manusia (human error, unsafe condition); Lingkungan (lingkungan dan peringatan), PPE/APD (Umumnya menggunakan alat seperti alam, buatan); Peralatan & bahan. Tanda-tanda bahaya: respirator, sarung tangan, overall, apron, boots, kacamata, helm, alat pelindung pendengaran (earplug, earmuff), dll). Controlling risk: Setelah bahaya dinilai dari segi risikonya, maka bahaya dan risiko tersebut harus dikendalikan. Dan untuk mengendalikan risiko tersebut merupakan tanggung jawab perusahaan dan pekerjanya agar risiko tersebut dapat diminimalisir atau dengan lain metode atau pekerjaan yang berisiko tersebut dapat dioperasikan dalam tingkat tertentu dengan pengawasan khusus. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan dan kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajad kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit atau Risiko adalah peluang munculnya suatu kejadian yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan efek terhadap suatu objek. “Risk = Consequence (dampak ditimbulkan) X lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umumnya. Prinsip Likelihood (kemungkinan munculnya peristiwa)”. 5 macam risiko: Risiko Pelaksanaan: Antisipasi (Kegiatan memprediksi potensi bahaya yang Keselamatan (Safety Risk), Ciri-ciri resiko ini yaitu peluang terjadinya ada di tempat kerja), Rekognisi (Melakukan pengenalan atau identifikasi rendah, paparan tingkat tinggi, konsekuensi tinggi kecelakaan, bersifat akut, terhadap bahaya yang ada di tempat kerja dan melakukan pengukuran menimbulkan efek secara langsung; Risiko Kesehatan (Health Risk), Ciri-ciri (spot) untuk menemukan keberadaan bahaya di tempat kerja), Evaluasi risiko ini yaitu high probability, low level exposure, low-consequence, long- (Melakukan sampling dan pengukuran bahaya di tempat kerja dengan latency, delayed effect tidak langsung terlihat dan bersifat kronik; Risiko metode yang spesifik dan melakukan evaluasi dan analisis risiko terhadap Lingkungan & Ekologi, Ciri-ciri resiko ini yaitu melibatkan interaksi yang semua bahaya yang ada dengan menggunakan standar dan kriteria beragam antara populasi dan komunitas, ekosistem pada tingkat mikro tertentu), Pengendalian (Kegiatan untuk mengendalikan bahaya di tempat maupun makro, ada ketidakpastian yang tinggi antara sebab dan akibat, risiko kerja sehingga keberadaannya tidak menimbulkan dampak kesehatan bagi ini fokus pada habitat dan dampak ekosistem yang mungkin bisa pekerja khususnya dan masyarakat umumnya). Program pelayanan bermanisfestasi jauh dari sumber risiko. Risiko Kesejahteraan Masyarakat kesehatan: pelayanan preventif (Pelayanan pengobatan terhadap tenaga (Public Welfare/ Goodwill Risk), Ciri-ciri risiko ini persepsi kelompok atau kerja yang menderita sakit akibat kerja dengan pengobatan spesifik umum tentang performance sebuah organisasi/produk, nilai property, estetika, berkaitan dengan pekerjaannya maupun pengobatan umumnya serta dan penggunaan sumber daya terbatas; Risiko Keuangan (Financial Risk), upaya pengobatan untuk mencegah meluas penyakit menular di Ciri-ciri nya yaitu risiko panjang dan jangka pendek dari kerugian property, lingkungan pekerjaan), Pelayanan promotive (Pelayanan ini diberikan perhitungan asuransi, pengembalian investasi, kemudahan pengoperasian dan kepada pekerja karena penyakit parah atau kecelakaan parah yang telah aspek finansial. Risiko ini menjadi pertimbangan utama bagi stakeholder mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan ketidakmampuan berkaitan dengan finansial dan mengacu pada tingkat efektivitas dan efisiensi. permanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerja yang biasanya Tujuan identifikasi risiko untuk mengembangkan daftar komprehensif mampu dilakukan sehari-hari.), Pelayanan kuratif (Pelayanan ini sumber risiko dan kejadian yang mengikutinya yang dapat menghambat diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit pencapaian tujuan. Dalam proses identifikasi risiko terdapat beberapa hal menular di lingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan terkait dengan risiko, yaitu : sumber risiko, insiden, konsekuensi, penyebab mesin atau tempat kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun kejadian, pengendalian, waktu dan tempat. Sumber infromasi yang dapat lingkungan kerja yang memadai dan tidak menyebabkan sakit atau digunakan sebagai dasar identifikasi risiko, yaitu : pengalaman, saran para membahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat), Pelayanan ahli, wawancara, diskusi, laporan klaim asuransi, survei, kuisioner, checklist, rehabilitative (Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dan incient database. Metode Identifikasi Resiko: What if/check list, Setiap dimaksudkan agar keadaan fisik dan mental pekerja senantiasa dalam proses dipelajari melalui pendekatan brainstorming untuk memformulasikan kondisi baik. Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sehat setiap pertanyaan meliputi kejadian yang akan menimbulkan konsekuensi dengan tujuan untuk meningkatkan kegairahan kerja, mempertinggi yang tidak diinginkan; HAZOPS (Hazard and Operability Study), efisiensi dan daya produktivitas tenaga kerja). Klasifikasi PAK: Penyakit Mengidentifikasi permasalahan dari operasional proses yang dapat yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, Penyakit yang salah satu mempengaruhi efisiensi produksi dan keselamatan dengan mempelajari setiap penyebabnya adalah pekerjaan, Penyakit dengan pekerjaan merupakan tahapan proses untuk mengidentifikasi semua penyimpangan dari kondisi salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya, Penyakit operasi yang normal, dan menentukan perbaikan penyimpangan yang ada; dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), Identifikasi risiko dengan sebelumnya. Pencegahan PAK: Pakailah APD secara benar dan teratur, menganalisisi berbagai pertimbangan kesalahan dari peralatan yang Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut, Segera digunakan dan mengevaluasi dampak dari kesalahan tersebut; FTA (Fault akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan. Tree Analysis), menterjemahkan dan menganalisis suatu kegagalan atau kesalahan dari sistem kedalam bentuk diagram visual dan model logika; ETA (Event Tree Analysis), Metode yang menunjukkan dampak yang mungkin terjadi diawali dengan mengidentifikasi pemicu kejadian dan proses tiap tahapan yang menimbulkan kecelakaan; JHA (Job Hazard Analysis), tahapan pekerjaan sebagai cara mengidentifikasi bahaya sebelum suatu kejadian muncul. Beberepa prioritas pekerjaan yang perlu dilakukan JHA: Pekerjaan dengan tingkat kecelakaan/sakit yang tinggi, Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan luka, cacat/sakit, Pekerjaan yang bila terjadi sedikit kesalahan dapat memicu kecelakaan parah/luka, Pekerjaan baru atau mengalami perubahan dalam proses dan prosedur, Pekerjaan cukup kompleks untuk ditulis instruksi pelaksanaanya. Hierarki pengendalian bahaya potensional: Eliminasi (Contohnya penghilangan timbal secara perlahan pada produksi bahan bakar), Subtitusi (Jika suatu sumber bahaya tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan maka akan membutuhkan banyak trial-and error), Pengendalian Engineering (Memiliki kemampuan untuk merubah jalur