Oleh :
RIZKY AFRIANSYAH
NIM : 1807035493
i
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROTEKSI PADA JARINGAN TEGANGAN
MENENGAH PADAPT.PLN ULP TELUK KUANTAN
Oleh :
RIZKY AFRIANSYAH
NIM : 1807035493
Pembimbing :
FIRDAUS, ST., MT.
Oleh :
RIZKY AFRIANSYAH
NIM : 1807035493
Oleh :
RIZKY AFRIANSYAH
NIM : 1807035493
Pekanbaru, 2020
Mengetahui, Mengesahkan,
Koordinator Program Studi D3 Teknik Elektro Dosen Pembimbing Kerja Praktek
Adalah hasil karya sendiri dan bukan jiplakan hasil karya orang lain.
Pekanbaru, 2020
Rizky Afriansyah
PRAKATA
Pekanbaru, oktober
Rizky Afriansyah
7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................v
DAFTAR ISI.....................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................ix
BAB 1: PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.......................................................................................2
1.4 Tujuan Kerja Praktek................................................................................2
1.5 Metodologi Kerja Praktek.........................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan...............................................................................3
8
3.5 Transformator Distribusi........................................................................24
3.5.1 Kontruksi Tansformator.......................................................................26
3.5.2 Prinsip Kerja Transformator................................................................27
BAB 4: PEMBAHASAN.................................................................................28
4.1 Data Papan Nama Transformator...........................................................28
4.2 Proteksi Pada Saluran Distribusi............................................................32
4.2.1 Alat Pengaman Lighting Arrester........................................................36
4.2.2 Alat Pengaman Fuse Cut Out..............................................................41
4.2.3 Alat Pengaman Recloser......................................................................43
4.2.4 OCR (Over curent relay.......................................................................42
4.2.5 GFR (Ground Fault Relay)..................................................................43
BAB 5: PENUTUP...........................................................................................44
5.1 Kesimpulan.............................................................................................44
5.2 Saran.......................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................45
9
DAFTAR GAMBAR
10
BAB 1
PENDAHULUAN
Kabel tanah ialah satu atau beberapa bagian hantaran yang berisolasi,
berpelindung mekanis dan berselubung luar yang dalam penggunaannya
11
ditanam/dipasang di dalam tanah. (PLN Operasi & Pemeliharaan Jaringan
Distribusi, 1995:01).
Kabel Tanah adalah salah satu / beberapa kawat yang diisolasikan, sehingga
tahan terhadap tegangan tertentu antara penghantar yang satu dengan penghantar
yang lain ataupun penghantar dengan tanah serta dibungkus dengan pelindung,
sehingga terhindar dari pengaruh-pengaruh kimia lain yang ada dalam tanah.
Penggunaan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) dinilai mampu
menciptakan keindahan dan kenyamanan tata kota meskipun investasi yang
diperlukan relatif tinggi, pemeliharaan cukup rumit, namun pemilihan penggunaan
SKTM tetap akan diperlukan terutama dari segi estetika dan pembebasan tanah..
12
Dalam melakukan kerja praktik ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan
meliputi:
a. Studi Literature
Mempelajari buku-buku, makalah ilmiah dan sumber lain yang
berguna dalam pemecahan masalah dilapangan.
b. Tinjauan Lapangan
Melihat secara langsung kegiatan operasi di lapangan, sehingga akan
kelihatan aplikasi dari teori-teori yang telah diperoleh.
c. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data-data yang ada di lapangan untuk menunjang
penulisan laporan kerja praktik.
d. Pembuatan Laporan Kerja Praktik
Menulis laporan mengenai kegiatan kerja praktik sesuai dengan data-
data yang diperoleh dilapangan ,sesuai arahan dari pembimbingan kerja
praktik di lapangan.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai latar belakang, batasan
masalah, tujuan penulisan, Metode penulisan dan sistematika penulisan.
13
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang proteksi apa saja yang di gunakan
pada PT.PLN ULP TELUK KUANTAN
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran mengenai apa yang telah dibahas
dalam laporan kerja praktek ini.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi buku-buku rujukan dan referensi lainnya yang dipergunakan dalam
proses penulisan Laporan Kerja Praktek ini.
LAMPIRAN
Berisikan data-data yang perlu dilampirkan yang berhubungan dengan
pembahasan Laporan Kerja Praktek.
14
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
15
dan jasa, pemeliharaan jaringan listrik dan instalasi listrik untuk wilayah riau dan
sekitarnya.
Guna mendorong visi dan misi perusahaan, PT PLN ULP TELUK KUANTAN
merumuskan nilai-nilai dasar yang menjadi pedoman untuk berbisnis diantaranya
adalah, kepuasan, keamanan, kenyamanan, kejujuran, kerja keras, pengabdian.
16
2.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi mempunyai peranan dan arti yang sangat penting. Baik
dalam suatu perusahaan atau lembaga instansi lainnya, karena tanpa adanya
struktur organisasi yang sistematis maka akan sulit bagi suatu perusahaan untuk
menjalankan segala aktivitas kegiatannya secara terarah dan teratur dalam
mencapai tujuan-tujuannya.
Struktur organisasi menggambarkan urutan jabatan dalam perusahaan mulai
dari yang tertinggi sampai pada yang terendah.Fungsi dari diterapkannya struktur
organisasi supaya setiap karyawan bekerja sesuai dengan tugas dan wewenang
masing-masing sesuai dengan ketentuan pada struktur organisasi tersebut, dan
dapat memepertanggung jawabkan hasil kerjanya terhadap atasannya.
Struktur organisasi akan membantu pimpinan dalam menentukan suatu alur
kerja yang teratur dimana setiap bagian dapat bekerjasama secara harmonis untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan perusahaan. Struktur organisasi yang baik
akan memudahkan karyawan untuk mengetahui kepada siapa masing-masing
individu bertanggung jawab dan sampai sejauh mana tanggung jawab dan tugas
yang dibebankan kepada mereka.
Struktur organisasi suatu perusahaan belum tentu sama dengan struktur
organisasi perusahaan lainnya. Struktur organisasi perusahaan disusun
berdasarkan strategi perusahaan, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
perusahaan yang bersangkutan. Adapun struktur organsisasi PT PLN ULP
TELUK KUANTAN dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :
17
Gambar 2.1Struktur Organisasi PT. PLN ULP TELUK KUANTAN
(Sumber : PT. PLN ULP TELUK KUANTAN)
18
dihukum karena merugikan negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pengangkatan.
19
7) Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum pabrik sesuai dengan
kebijakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
8) Menetapkan besarnya deviden perusahaan.
B. Bagian Keuangan
Tugas dan tanggung jawab bagian keuangan adalah :
1) Bertanggung jawab membuat laporan keuangan perusahaan.
2) Mengawasi setiap transaksi yang terjadi di perusahaan dan kelengkapan
setiap dokumen-dokumen.
3) melakukan pembayaran dan menerima pembayaran dan bertanggung
jawab melakukan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran kas.
C. Bagian Administrasi Proyek
Tugas dan tanggung jawab administrasi proyek adalah :
1) Bertanggung jawab dalam keikutsertaan tender proyek.
2) Bertanggung jawab dalam surat menyurat.
3) Menyiapkan proses pencairan proyek.
4) Melakukan pencatatan proyek yang sedang dikerjakan.
D. Bagian Gudang
Tugas dan tanggung jawab bagian gudang adalah :
1) Mencatat barang masuk dan keluar.
2) Bertanggung jawab atasa penyimpanan barang.
3) Mempersiapkan barang yang akan di kirim kelokasi proyek.
4) Bertanggung jawab menyerahkan surat tanda terima barang dari pabrik.
E. Bagian Pengiriman
Tugas dan tanggung jawab bagian pengiriman adalah :
1) Membantu bagian gudang dalam pengiriman material ke lokasi proyek.
2) Mempertanggung jawabkan dalam pengiriman barang material sampai ke
lokasi proyek.
3) Melaporkan jika barang tersebut sudah dikirim ke lokasi proyek.
20
2.6 Aspek Kepegawaian
Aspek kepegawaian dalam perusahaan PT PLN ULP TELUK KUANTAN ini
menjelaskan tentang para pegawai yang bekerja dalam perusahaan tersebut. Agar
kegiatan perusahaan berjalan dengan lancer maka identitas para pegawai sangat
diperlukan. Berikut ini adalah data-data pegawai PT PLN ULP TELUK
KUANTAN dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1 Data-data Pegawai PT PLN ULP TELUK KUANTAN
No Nama Jabatan L/P Pendidikanakhir MasaKerja
21
pengalaman kerja PT PLN ULP TELUK KUANTAN dapat dilihat pada tabel 2.2
berikut :
Tabel 2.2 Pengalaman Kerja PT PLN ULP TELUK KUANTAN
PEMBERI TUGAS/PENGGUNA
N NAMA PAKET BID/SUB BID.
LOKASI JASA
O
PEKERJAAN PEKERJAAN NAMA ALAMAT/TELP
1 Pembangunan/Pemasangan Elektrikal Kabupate Satker Jl. Setia Budhi 57
Jaringan Lisdes-Riau n Lisdes Pekanbaru
(JTM, JTR, Gardu) Paket Bengkalis Riau &
009 Lokasi Desa Talang Kepri
Mandi dan Titian Antui
Kecamatan Pinggir
Kabupaten Bengkalis
2 Pembangunan/ Pemasangan Elektrikal Kabupate Satker Jl. Setia Budhi 57
Jaringan Lisdes-Riau n Lisdes Pekanbaru
(JTM, JTR, Gardu) Paket Bengkalis Riau &
010 Lokasi Desa Tasik Kepri
Serai Barat Kec. Pinggir
Kab. Bengkalis
3 Pembangunan/Pemasangan Elektrikal Kabupate Satker Jl. Setia Budhi 57
Jaringan Lisdes-Riau n Lisdes Pekanbaru
(JTM, JTR, Gardu) Paket Indragiri Riau &
023 Lokasi Desa Teluk Hilir Kepri
Kiambang & Desa Mumpa
Kec. Tempuling - Kab.
Indragiri Hilir
22
Pemasangan JTM, JTR dan n Pertambang Hasyim
Accessories dari Desa Pelalawan an Pangkalan
Lalang Kabung Ke Ibu dan Energi Kerinci
Kota Kab.
Kecamatan Pelalawan Pelalawan
7 Pemasangan SKTM 20 KV Elektrikal Pekanbaru Unit Jl. Setia Budhi 57
3 x 240 MM2 Pelaksana Pekanbaru
Lokasi GI Garuda Sakti - Konstruksi
Adi Sucipto dan Kelistrikan
GI Teluk Lembu - Exist. Riau PT.
Fedeer Jati PLN
PLN (Persero) Area Wil. Riau
Pekanbaru dan Kepri
23
Penyambungan Aliran Pekanbaru (Persro) Pekanbaru
Listrik (PAL) Wil. Riau
untuk Pasang Baru dan dan Kepri
Perubahan Daya Rayon
Tersebar
PT. PLN (Persero) Area
Pekanbaru
13 Pengadaan Jasa dan Elektrikal Area PT. PLN Jl. DR. Setia
Material Pekerjaan Pekanbaru (Persro) Budhi 57
Pemasangan Wil. Riau Pekanbaru
JTR Berupa LVTC 3x70 + dan Kepri
1x50 MM2 untuk
Konfigurasi SR Deret
14 Pengadaan dan Elektrikal Kabupate Dinas Jl. Jenderal
Pemasangan Tiang Listrik, n Energi dan Sudirman
Jaringan Pelalawan Sumber Pekanbaru
dan Travo di Kabupaten Daya
Pelalawan (Paket II Mineral
Pelalawan)
24
A Peralatan Kerja
Megger Milik
1 1 Unit 2012 Baik Pekanbaru
5000 V Sendiri
Megger Milik
2 1 Buah 2013 Baik Pekanbaru
10000 V Sendiri
Trek bass Milik
3 2 Unit 2012 Baik Pekanbaru
2,5 ton Sendiri
Roller Milik
4 1 Unit 2013 Baik Pekanbaru
Haspel Sendiri
Tang Press
Milik
5 Hidrolik 2 Unit 2012 Baik Pekanbaru
Sendiri
KYO - 400
Tangga 9 Milik
6 1 Unit 2012 Baik Pekanbaru
meter Sendiri
Kunci Ring Milik
7 2 Set 2012 Baik Pekanbaru
Pass Sendiri
Phase Quenn Milik
8 1 Unit 2013 Baik Pekanbaru
indicator Sendiri
Earth Tester Milik
9 1 Unit 2013 Baik Pekanbaru
Coltar Sendiri
Bor tanah Milik
10 5 Buah 2013 Baik Pekanbaru
(Lagger) Sendiri
Tang Milik
11 1 Unit 2013 Baik Pekanbaru
Ampere Sendiri
Tang Press Milik
12 1 Unit 2012 Baik Pekanbaru
600 A/700 A Sendiri
Tangga Milik
13 1 Unit 2012 Baik Pekanbaru
segitiga/lipat Sendiri
Tool Box Milik
14 1 Buah 2013 Baik Pekanbaru
Komplit Sendiri
Milik
15 Katrol 3 ton 1 Set 2013 Baik Pekanbaru
Sendiri
Milik
16 Tali Panjat 3 Set 2013 Baik Pekanbaru
Sendiri
Milik
17 Bor Listrik 1 Buah 2013 Baik Pekanbaru
Sendiri
Milik
18 Katrol 10 ton 1 Buah 2013 Baik Pekanbaru
Sendiri
Grounding Milik
19 1 Set 2013 Baik Pekanbaru
kit Sendiri
20 Tangga fiber 1 Buah 2013 Baik Pekanbaru Milik
25
12 meter Sendiri
Shackel
Milik
21 stock fiber 1 Buah 2013 Baik Pekanbaru
Sendiri
12 mtr
Gerinda Milik
22 1 Buah 2013 Baik Pekanbaru
Listrik Sendiri
Milik
23 Gergaji Besi 2 Buah 2013 Baik Pekanbaru
Sendiri
Telescopic
Milik
24 Hot Stick 20 1 Buah 2013 Baik Pekanbaru
Sendiri
kV 12 Meter
Milik
25 Genset 1 Buah 2013 Baik Pekanbaru
Sendiri
Chain Shaw Milik
26 1 Buah 2013 Baik Pekanbaru
(Gergaji) Sendiri
Gunting Milik
27 1 Buah 2013 Baik Pekanbaru
Kabel Sendiri
B Perlengkapan K3
Milik
1 Helm kerja 10 Buah 2013 Baik Pekanbaru
Sendiri
Milik
2 P&K 2 Set 2012 Baik Pekanbaru
Sendiri
Tanda
Milik
3 Peringatan/ra 2 set 2013 Baik Pekanbaru
Sendiri
mbu
Sepatu 20 Milik
4 4 Set 2012 Baik Pekanbaru
KV Sendiri
Sarung
Milik
5 Tangan 20 4 Set 2013 Baik Pekanbaru
Sendiri
Kv
Milik
6 Safety bell 4 Buah 2013 Baik Pekanbaru
Sendiri
Sarung Milik
7 4 Set 2013 Baik Pekanbaru
tangan TR Sendiri
Kacamata Milik
8 10 Buah 2013 Baik Pekanbaru
K3 Sendiri
sarung Milik
9 4 Set 2013 Baik Pekanbaru
tangan kain Sendiri
Rompi Milik
10 10 Buah 2013 Baik Pekanbaru
Scotchlite Sendiri
11 Mantel 10 Buah 2013 Baik Pekanbaru Milik
26
Hujan Sendiri
C Sarana Transportasi
Mobil Truck Milik
1 1 Unit 2016 Baik Pekanbaru
Crane Sendiri
Mobil Pick Milik
2 1 Unit 2014 Baik Pekanbaru
Up Sendiri
Milik
3 Mobil Crane 1 Unit 2006 Baik Pekanbaru
Sendiri
Sepeda Milik
4 1 Unit 2015 Baik Pekanbaru
motor Sendiri
(Sumber PT PLN ULP TELUK KUANTAN)
27
BAB III
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
28
Salah satu dari penggunaan jaringan distribusi bawah tanah adalah untuk
jaringan distribusi perumahan URD (underground residential distribution).
Beberapa fasilitas juga menggunakan konstruksi jaringan bawah tanah seperti
industri dan pusat-pusat layanan komersial. Penggunaan lain dari saluran bawah
tanah seperti jaringan yang melewati sungai,jalan tol atau pada persilangan
saluran transmisi.
Konstruksi jaringan bawah tanah mahal dan biayanya lebih bervariasi, faktor-
faktor utama yang mempengaruhi biaya jaringan bawah tanah adalah :
1) Pengembangan.
jalan raya dan trotoar dan saluran air, hal ini akan memperlambat
pengerjaan konstruksi dan akan meningkatkan biaya
2) Kondisi tanah
Bebatuan dan material lain yang bersifat keras akan meningkatkan waktu
dan biaya pengerjaan untuk pemasangan kabel.
3) Perkotaan, pinggiran kota dan pedesaan
Konstruksi perkotaan jauh lebih sulit tidak hanya disebabkan bangunan-
bangun beton tetapi juga lalu lintas. Area pedesaan secara umum lebih murah
perpanjang saluran, tetapi salurannya lebih panjang.
4) Pipa Kabel
Saluran yang dilapisi beton jauh lebih mahal dibandingkan dengan yang
ditanam langsung.
5) Bahan dan ukuran kabel
Biaya kabel relatif lebih rendah dibandingkan biaya lain pada jaringan
bawah tanah.
6) Peralatan instalasi
Mesin-mesin besar dan mesin lainnya yang sesuai dengan permukaan dan
jenis tanah akan memudahkan instalasi.
Pemasangannya saluran sistem distribusi dapat dibagi dalam tiga kelompok,
yaitu: saluran udara (overhead line),saluran kabel bawah laut (submarine cable)
dan saluran kabel tanah.Pada sistem saluran kabel bawah tanah, penyaluran tenaga
listrik melalui kabel-kabel seperti kabel bawah laut dengan berbagai macam
29
isolasi pelindungnya.Saluran kabel bawah tanah ini dibuat untuk menghindari
resiko bahaya yang terjadi pada pemukiman padat penduduk tanpa mengurangi
keindahan lingkungan.
Inti dari suatu kabel adalah penghantar fase,berikutnya pelindung
penghantar,isolator kabel,selanjutnya pelindung isolator,netral dan terakhir lapisan
pembungkus.Kebanyakan kabel distribusi adalah penghantar tunggal. Jenis kabel
yang biasanya digunakan ada dua jenis,yaitu kabel netral konsentris (concentric
neutral cabel) dan kabel daya (power cable).Kabel netral konsentris biasanya
mempunyai penghantar aluminium, isolasi dan netral konsentris, gambar 3.1
berikut menunjukkan jenis kabel dengan netral konsentris.
30
karena tersambar petir, dan gangguan-gangguan lainnya. Dari segi
estetika/keindahan juga kurang, sehingga saluran distribusi bukan pilihan yang
ideal untuk suatu saluran distribusi didalam kota.
Jaringan saluran udara baik untuk dipergunakan pada daerah dengan
kepadatan beban yang rendah,karena disini harga pembelian hak jalan untuk
hantaran udara relatif murah,disamping harga materialnya yang murah
dibandingkan dengan jaringan kabel bawah tanah,keuntungannya :
a. Lebih fleksibel dan leluasa dalam upaya untuk perluasan beban.
b.Dapat digunakan untuk penyaluran tenaga listrik pada tegangan diatas 66
kV.
c. Lebih mudah dalam pemasangannya.
d. Bila terjadi gangguan hubung singkat, mudah diatasi dan dideteksi.
e. Mudah dilakukan perluasan pelayanan dengan penarikan cabang yang
diperlukan
f. Mudah memeriksa jika terjadi gangguan pada jaringan.
g. Mudah untuk melakukan pemeliharaan.
h.Tiang-tiang jaringan distribusi primer dapat pula digunakan untuk jaringan
distribusi sekunder dan keperluan pemasangan trafo atau gardu distribusi
tiang, sehingga secara keseluruhan harga instalasi menjadi lebih murah.
Kerugian dari jaringan hantaran udara adalah gangguan sambaran petir,
gangguan dari manusia, serta menganggu pemandangan dikarenakan oleh
banyaknya tiang-tiang dan kabel- kabel hantaran udara yang digunakan
sehubungan dengan banyaknya konsumen yang harus dilayani,kerugiannya :
a.Mudah terpengaruh oleh cuaca buruk, bahaya petir, badai, tertimpa pohon, dsb.
b.Untuk wilayah yang penuh dengan bangunan yang tinggi, sukar untuk
menempatkan saluran,
c.Masalah efek kulit, induktansi, dan kapasitansi yang terjadi, akan
mengakibatkan tegangan drop lebih tinggi.
d.Ongkos pemeliharaan lebih mahal, karena perlu jadwal pengecatan dan
penggantian material listrik bila terjadi kerusakan.
31
3.4 Jenis Gardu Yang Digunakan Untuk Tegangan Menegah
Adapun jenis-jenis gardu yang diginakan dijelaskan sebagai berikut:
1) Gardu Hubung (GH)
Gardu hubung ini berfungsi sebagai penyalur daya dari gardu induk ke
gardu distribusi tanpa penurunan tegangan.Untuik membagi feeder menjadi
beberapa jurusan dan bias juga untuk pertemuan beberapa feeder dimana dapat
digunakan manuver jaringan apabila diperlukan.
32
b. Gardu Beton
Gardu Distribusi jenis beton merupakan peralatan Gardu Distribusi yang
dipasang dalam bangunan dari beton. Gardu beton memiliki kapasitas lebih
besar dari Gardu Tiang dan gardu Metal Clad dan dapat juga dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan.Kerugian Gardu Beton ini adalah memerlukan tempat
yang luas dan biaya lebih mahal serta pembangunannya yang lebih mahal.
Gardu ini pada umumnya digunakan untuk daya yang besar, sehingga pada
Gardu Beton ini dapat diletakkan beberapa trafo.Keuntungannya adalah peralatan
yang ada didalamnya terlindungi dari cuaca dan pengamanannya lebih mudah.
Ketentuan teknis komponen gardu beton, komponen tegangan menengah
(contoh rujukan PHB tegangan menengah), yaitu:
a) Tegangan perencanaan 25 kV
b) Power frekuensi withstand voltage 50 kV untuk 1 menit
c) Impulse withstand voltage 125 kV
d) Arus nominal 400A; e) Arus nominal transformator 50A
e) Arus hubung singkat dalam 1 detik 12,5 kA
f) Short circuit making current 31,5 kA.
33
Gambar 3.3 Bagan satu garis gardu beton
(Sumber Armanbacktrack5/2014)
34
Tegangan fasa ke fasa sistem jaringan tegangan rendah adalah 380 V. Karena
terjadi drop tegangan,maka pada tegangan rendahnya dibuat diatas 380V agar
tegangan pada ujung penerima tidak lebih kecil dari 380V.
Sebuah transformator distribusi perangkat statis yang dibangun dengan dua
atau lebih gulungan digunakan untuk mentransfer daya listrik arus bolak-balik
oleh induksi elektromagnetik dari satu sirkuit ke yang lain pada frekuensi yang
sama tetapi dengan nilai-nilai yang berbeda tegangan dan arusnya.Transformator
distribusi yang terpasang pada tiang dapat dikategorikan menjadi :
1) Transformator konvensional (Conventional transformers).
2) Transformator lengkap dengan pengaman sendiri (Completely self-protecting
( CSP ) transformers.
3) Transformator lengkap dengan pengaman pada sisi sekunder Completely self-
protecting for secondary banking ( CSPB ) .
Conventional transformers tidak memiliki peralatan proteksi terintegrasi
terhadap petir,gangguan dan beban lebih sebagai bagian dari trafo. Oleh karena itu
dibutuhkan fuse cutout untuk menghubungkan conventional transformers dengan
jaringan distribusi primer. Lightning arrester juga perlu ditambahkan untuk trafo
jenis ini.
Completely self-protecting ( CSP ) transformers memiliki peralatan proteksi
terintegrasi terhadap petir,baban lebih,dan hubung singkat.Lightning arrester
terpasang langsung pada tangki trafo sebagai proteksi terhadap petir.Untuk
proteksi terhadap beban lebih,digunakan fuse yang dipasang di dalam tangki.Fuse
ini disebut weak link.Proteksi trafo terhadap gangguan internal menggunakan
hubungan proteksi internal yang dipasang antara beliran primer dengan bushing
primer.
Completely self-protecting for secondary banking ( CSPB ) transformers mirip
dengan CSP transformers,tetapi pada trafo jenis ini terdapat sebuah circuit breaker
pada sisi sekunder,circuit breaker ini akan membuka sebelum weak link
melebur.Ada beberapa Macam-macam transformator distribusi yaitu Trafo yang
umum dipakai distribusi yaitu trafo 3 fasa dan trafo satu fasa.Trafo tiga fasa
paling banyak pemakaiannya karena:
35
a. Tidak memerlukan ruangan yang besar
b. Lebih murah
c. Pemeliharaan persatuan barang lebih mudah dan lebih murah.
36
kumparan sekunder (P2). Besar tegangan dan arus pada kumparan sekunder diatur
menggunakan perbandingan banyaknya lilitan antara kumparan primer dan
kumparan sekunder berdasarkan rumus :
Np = Banyaknya lilitan kumparan sisi primer
Ns = Banyaknya lilitan kumparan sisi sekunder
Vp = Tegangan sisi primer (V)
Vs = Tegangan sisi sekunder (V)
Ip = Arus sisi primer (Amp)
Is = Arus sisi sekunder (Amp)
37
BAB IV
PEMBAHASAN
38
Gambar 4.2 Transformator Distribusi
(Sumber PT PLN ULP TELUK KUANTAN)
39
Gambar 4.3 Gardu Distribusi Tipe Portal
(Sumber PT PLN ULP TELUK KUANTAN/2020)
40
hubungan singkat dan sebagai alat untuk membebeskan sumber tegangan jika
dilakukan pemeliharaan.Proteksi pada fused cut out ini dipasang dalam bentuk
fuse link yang dapat disesuaikan dengan arus nominal trafo distribusi yang
terpasang.
3. Wiring Gardu atau Pengawatan Gardu.
Yaitu berupa pengawatan atau kawat penghubung untuk menghubungkan
tegangan dari Jaringan SUTM,lightning arrester,dan fused cut out ke trafo
distribusi.
4. Tiang
Tiang yang dipergunakan untuk gardu distribusi jenis ini bisa berupa tiang
beton maupun tiang besi,yang memiliki sekurang- kurangnya panjang 11 atau 12
meter.
5. Trafo Distribusi
Yaitu komponen utama dari gardu distribusi untuk menurunkan tegangan dari
sisi tegangan menengah (SUTM) menjadi tegangan yang siap di pakai oleh
pelanggan.Trafo yang di pergunakan mulai dari 50 kVa - 400 kVa sesuai dengan
kebutuhan pembangunan gardu.
6. Rangka Gardu
Pada dasarnya berfungsi untuk menempatkan trafo distribusi dan komponen
lainya pada tiang.Rangka gardu ini biasanya sudah berupa satu set lengkap.
7. Pipa Jurusan
Berfungsi untuk menempatkan kabel naik atau kabel jurusan dari PHB-TR ke
jaringan SUTR di bagian atas.
41
4.2 Proteksi Pada Saluran Distribusi
Sistem proteksi bertujuan untuk mengidentifikasi gangguan dan
memisahkan bagian yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat
sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian
yang lebih besar. Untuk efektifitas dan efisiensi, maka setiap peralatan proteksi
yang dipasang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan ancaman ketahanan
peralatan yang dilindungi sehingga peralatan proteksi digunakan sebagai
jaminan pengaman.
Alat pengaman atau pelindung adalah suatu alat yang berfungsi melindungi
atau mengamankan suatu sistem penyaluran tenaga listrik dengan cara
membatasi tegangan lebih (over voltage) atau arus lebih (over current) yang
mengalir pada sistem tersebut, dan mengalirkannya ke tanah (ground).Dengan
demikian alat pengaman harus dapat menahan tegangan sistem agar kontinuitas
pelayanan ke pusat beban (load center) tidak terganggu hingga waktu yang
tidak terbatas.
Dan harus dapat melalukan atau mengalirkan arus lebih dengan tidak
merusak alat pengaman dan peralatan jaringan yang lain.Oleh karena itu fungsi
alat pengaman adalah :
1. melindungi sistem terhadap kondisi beban lebih (over load) dan hubung
singkat (chort circuit).
2. melindungi sistem terhadap gangguan fisik dari luar terutama untuk saluran
udara (overhead line). Misalnya karena sambaran petir, sambaran induksi
awan bermuatan listrik dan sebagainya.
3. mengisolir bagian sistem yang terkena gangguan.
4. melindungi public/personal terhadap adanya jaringan tegangan tinggi,
terutama pada tempat-tempat yang padat penduduknya atau tempattempat
dimana jaringan listrik melintasi jalan lalu lintas umum.
5. Mencegah kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat
terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal.
42
6. Mengurangi kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat
terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal.
7. Mempersempit daerah yang terganggu sehingga gangguan tidak melebar
pada sistem yang lebih luas.
8. Memberikan pelayanan tenaga listrik dengan keandalan dan mutu tinggi
kepada konsumen.
9. Mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh tenaga listrik.
10. Menjaga kestabilan sistem tenaga
11. Menghindari hilangnya keuntungan perusahaan
Dalam upaya menanggulangi terhadap bahaya tegangan lebih atau arus
lebih,maka persyaratan yang diperlukan bagi alat pengaman yang baik adalah:
1. Dapat melepaskan tegangan lebih ke tanah tanpa menyebabkan hubung
singkat (short circuit) terhadap sistem.
2. Dapat memutuskan arus lebih atau arus susulan dalam waktu yang cepat.
3. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang tinggi, dalam arti
nilai perlindungan antara tegangan lebih maksimum yang diperbolehkan pada
saat pelepasan dengan tegangan maksimum system yang dapat dipertahankan
sesudah terjadi pelepasan.
4. Mempunyai kepekaan (sensitivity) yang tinggi pada saat operasi.
5. Harus dapat bekerja dalam waktu singkat.
Oleh karena itu kontinuitas penyaluran tenaga listrik banyak tergantung pada
kualitas sistem jaringan distribusi itu sendiri, Makin komplek konfigurasi jaringan
distribusi seperti bentuk network atau mesh makin banyak peralatan yang
digunakan.
Ada beberapa jenis proteksi yang digunakan dalam sebuah jaringan tegangan
menengah.
43
4.2.1 Alat Pengaman Celah Batang (rod gap)
Alat pengaman celah batang (rod gap) merupakan alat pengaman paling
sederhana, yang terdiri dari dua batang logam dengan penampang tertentu.Batang
logam bagian atas diletakkan di puncak isolator jenis pos (post type insulator)
dihubungkan dengan kawat penghantar jaringan distribusi,sedangkan batang
logam bagian bawah diletakkan pada bagian dasar isolator jenis pos yang
langsung berhubungan dengan ground.Jarak celah kedua batang logam tersebut
disesuaikan dengan tegangan percikan untuk suatu bentuk gelombang tegangan
tertentu.
Alat pengaman celah sekring ini merupakan gabungan antara celah
batang (rod gap) dengan sekring yang dihubungkan secara seri. Penggabungan ini
digunakan untuk menginterupsikan arus susulan (power follow current) yang
diakibatkan oleh percikan api.Oleh sebab itu celah sekring mempunyai
karakteristik yang sama dengan celah batang, dan alat ini dapat menghindarkan
adanya pemutusan jaringan sebagai akibat percikan,serta memerlukan
penggantian dan perawatan sekring yang telah dipakai.Kecuali itu agar supaya
penggunaannya efektif harus diperhatikan juga koordinasi antara waktu leleh
sekring dengan waktu kerja rele pengaman.
44
Keuntungan alat pengaman celah batang ini selain bentuknya sederhana, juga
mudah dibuat dan kuat konstruksinya.Sedangkan kelemahan dari celah batang ini,
bila terjadi percikan bunga api akibat tegangan lebih maka bunga api yang
ditimbulkan pada celah akan tetap ada walaupun tegangan lebih sudah tidak ada
lagi. Untuk memadamkan percikan bunga api yang ditimbulkan, dapat dilakukan
dengan memutus jaringan tersebut dengan menggunakan saklar pemutus udara
(air break switch).Saat gelombang pendek,tegangan gagalnya akan naik lebih
tinggi dari pada isolasi yang akan dilindunginya,sehingga diperlukan celah yang
sempit untuk gelombang yang curam.
Alat pengaman ini terbuat dari dua buah batang besi yang masing-masing
diletakkan diatas isolator.Celah yang dibuat oleh kedua batang besi itu,satu
batang dihubungkan langsung dengan kawat penghantar jaringan sedangkan
yang lainnya dihubungkan dengan sebuah resistor yang langsung terhubung ke
ground (tanah).Celah tanduk ini biasanya bekerja pada saat terjadi tegangan
loncatan api pada celahnya.Ketika tegangan surja mencapai 150 – 200 % dari
tegangan nominal jaringan, maka akan terjadi pelepasan langsung pada celah
dan langsung diteruskan ke ground melalui resistor.
45
Fungsi dari celah tanduk ini untuk pemutus busur api yang terjadi pada
saat tegangan lebih. Busur api cenderung naik akibat panas yang terlalu tinggi,
juga disebabkan peristiwa arus loop sebesar mungkin pada sisi lain membuat
tembus rangkaian magnit maksimum.Hanya celah tanduk sebagai arrester jauh
dari memuaskan yang seringkali busur api yang tak perlu.Pengaman ini tidak
cukup karena dapat dibandingkan dari nilai pelepasan yang rendah resistor.
Dan ini tidak selalu menahan secara dinamis busur api yang mengikuti
pelepasan peralihan (transient discharge).Akibatnya salah satu pada keadaan
tetap tanduk ground atau dibinasakan oleh celah.Oleh sebab itu celah tanduk
arrester sekarang hampir tidak diapakai lagi sebagai alat pengaman petir.
46
Oleh karena itu lightning arrester merupakan alat yang peka terhadap
tegangan,maka pemakaiannya harus disesuaikan dengan tegangan sistem.
Arrester petir atau disingkat arrester adalah suatu alat pelindung bagi
peralatan system tenaga listrik terhadap surya petir. Alat pelindung terhadap
gangguan surya ini berfungsi melindungi peralatan system tenaga listrik dengan
cara membatasi surja tegangan lebih yang dating dan mengalirkannya ketanah.
Disebabkan oleh fungsinya, Arrester harus dapat menahan tegangan system 50
Hz untuk waktu yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ke tanah
tanpa mengalami kerusakan.
47
melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan abnormal yang akan
mengenai peralatan dalam gardu induk.Persyaratan yang harus dipenuhi oleh
arrester adalah sebagai berikut :
1) Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan
pelepasannya(discharge voltage),yaitu tegangan pada terminalnya pada waktu
pelepasan,harus cukup rendah,sehingga dapat mengamankan isolasi
peralatan.Tegangan percikan disebut juga tegangan gagal sela (gap
breakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan disebut juga tegangan sisa
(residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop)
Jatuh tegangan pada arrester = I x R
Dimana :
I = arus arrester maksimum (A)
R = tahanan arrester (Ohm)
2) Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja
terus seperti semula. Batas dari tegangan system di mana arus susulan ini masih
mungkin, disebut tegangan dasar (rated voltage) dari arrester.
Pada prinsipnya arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir,
sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan.Pada kondisi
normal arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja arrester berlaku
sebagai konduktor yang berfungsi melewatkan aliran arus yang tinggi ke tanah.
Setelah arus hilang, arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator. Pada
dasar arrester terdiri dari dua bagian yaitu Sela api (spark gap) dan tahanan
kran (valve resistor).Keduanya dihubungkan secara seri.Batas atas dan bawah
dari tegangan percikan ditentukan oleh tegangan system maksimum dan oleh
tingkat isolasi peralatan yang dilindungi.
Untuk penggunaan yang lebih khusus arrester mempunyai satu bahagian lagi
yang disebut dengan Tahanan katup dan system pengaturan atau pembagian
tegangan (grading system).Jika hanya melindungi isolasi terhadap bahaya
kerusakan karena gangguan dengan tidak memperdulikan akibatnya terhadap
pelayanan, maka cukup dipakai sela batang yang memungkinkan terjadinya
percikan pada waktu tegangan mencapai keadaan bahaya.
48
Dalam hal ini,tegangan system bolak-balik akan tetap mempertahankan
busur api sampai pemutus bebannya dibuka.Dengan menyambung sela api ini
dengan sebuah tahanan, maka kemungkinan api dapat dipadamkan. Tetapi bila
tahanannya mempunyai harga tetap,maka jatuh tegangannya menjadi besar
sekali sehingga maksud untuk meniadakan tegangan lebih tidak terlaksana,
dengan akibat bahwa maksud melindungi isolasi pun gagal.Oleh sebab itu
disrankan memakai tahanan kran (valve resistor),yang mempunyai sifat khusus,
yaitu tahanannya kecil sekali bila tegangannya dan arusnya besar.
Proses pengecilan tahanan berlangsung cepat yaitu selama tegangan lebih
mencapai harga puncak. Tegangan lebih dalam hal ini mengakibatkan
penurunan drastis pada tahanan sehingga jatuh tegangannya dibatasi meskipun
arusnya besar. Bila tegangan lebih habis dan tinggal tegangan normal,
tahanannya naik lagi sehingga arus susulannya dibatasi kira – kira 50 ampere.
Arus susulan ini akhirnya dimatikan oleh sela api pada waktu tegangan
sistemnya mencapai titik nol yang pertama sehingga alat ini bertindak sebagai
sebuah kran yang menutup arus, dari sini didapatkan nama tahanan kran.Pada
arrester modern pemadaman arus susulan yang cukup besar (200–300A)
dilakukan dengan bantuan medan magnet.Baik amplitude maupun lamanya
arus susulan dapat dikurangi dan pemadaman dapat dilakukan sebelum
tegangan system mencapai harga nol. Tegangan dasar (rated voltage) yang
dipakai pada lightning arrester adalah tegangan maksimum sistem,dimana
lightning arrester ini harus mempunyai tegangan dasar maksimum tak melebihi
tegangan dasar maksimum dari sistem,yang disebut dengan tegangan dasar
penuh atau lightning arrester 100 %.
Oleh karena arrester dipakai untuk melindungi peralatan system tenaga
listrik maka perlu diketahui karakteristiknya sehingga arrester dapat digunakan
dengan baik dalam pemakaiannya.
Arrester mempunyai tiga karakteristik dasar yang penting dalam
pemakaiannya yaitu :
1. Tegangan rated 50 c/s yang tidak boleh dilampaui
49
2. Mempunyai karakteristik yang dibatasi oleh tegangan (voltage limiting) bila
dilalui oleh berbagai macam arus petir.
Sebagaimana diketahui bahwa arrester adalah suatu peralatan tegangan
yang jelaslah bahwa arrester tidak boleh dikenakan tegangan yang melebihi
rating ini,baik pada keadaan normal maupun dalam keadaan abnormal. Oleh
karena itu menjalankan fungsingnya ia menanggung tegangan system normal
dan tegangan lebih transiens 50c/s.Karakteristik pembatasan tegangan impuls
dari arrester adalah harga yang dapat ditahan oleh terminal ketika melalukan
arus – arus tertentu dan harga ini berubah dengan singkat baik sebelum arus
mengalir maupun mulai bekerja.
Batas termis ialah kemampuan untuk mengalirkan arus surja dalam waktu
yang lama atau terjadi berulang – ulang tanpa menaikan suhunya. Meskipun
kemampuan arrester untuk menyalurkan arus sudah mencapai 65000 – 100.000
ampere, tetapi kemampuannya untuk melalukan surja hubung terutama bila
saluran menjadi panjang dan berisi tenaga besar masih rendah. Maka agar
supaya tekanan stress pada isolasi dapat dibuat serendah mungkin, suatu system
perlindungan tegangan lebih perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Dapat melepas tegangan lebih ke tanah tanpa menyebabkan hubung
singkat ke tanah (saturated ground fault)
b. Dapat memutuskan arus susulan.
c. Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya
tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah.
50
Gambar 4.8 Fuse Cut Out
(Sumber indotrading/2014)
Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan
terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari
batas maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau
beban lebih (over load).Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih sederhana
bila dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang terdapat di
Gardu Induk (sub-station).Akan tetapi fuse cut out ini mempunyai kemampuan
yang sama dengan pemutus beban tadi.Fuse cut out ini hanya dapat
memutuskan satu saluran kawat jaringan di dalam satu alat.Apabila diperlukan
pemutus saluran tiga fasa maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak tiga buah.
Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam
jaringan distribusi. Sebab fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa sehelai
kawat yang memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya arus maksimum
yang diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut.Pemilihan kawat yang
digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer yang rendah dan
harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi.Faktor lumer ini
ditentukan oleh temperatur bahan tersebut.
Biasanya bahan-bahan yang digunakan untuk fuse cut out ini adalah kawat
perak,kawat tembaga,kawat seng,kawat timbel atau kawat paduan dari
51
bahanbahan tersebut.Mengingat kawat perak memiliki konduktivitas
60,6mho/cm lebih tinggi dari kawat tembaga dan memiliki temperature
960°C,maka pada jaringan distribusi banyak digunakan. Kawat perak ini
dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir putih sebagai
pemadam busur api,dan menghubungkan kawat tersebut pada kawat fasa,
sehingga arus mengalir melaluinya.Jenis fuse cut out ini utnuk jaringan
distribusi dugunakan dengan saklar pemisah.Pada ujung atas dihubungkan
dengan kontak-kontak yang berupa pisau yang dapat dilepaskan.Sedangkan
pada ujung bawah dihubungkan dengan sebuah engsel.
Jika arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat
perak di dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat
dihentikan.Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera dipadamkan
oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin.Karena udara yang berada di
dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan akan berkurang
karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan sebagian besar akan
diserap oleh pasir putih tersebut.
Apabila kawat perak menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi
maksimum,maka waktu itu kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan,
maka tabung porselin akan terlempar keluar dari kontaknya.Dengan terlepasnya
tabung porselin ini yang berfungsi sebagai saklar pemisah,maka terhidarlah
peralatan jaringan distribusi dari gangguan arus beban lebih atau arus hubung
singkat. Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya.Bila
arus yang melalui fuse cut out tersebut melebihi batas maksimum,maka umur
fuse cut out lebih pendek.Oleh karena itu pemasangan fuse cut out pada
jaringan distribusi hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari
kualitas tegangan jaringan,lebih kurang tiga sampai lima kali arus nominal
yang diperkenankan.Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai pengaman
tansformator distribusi,dan pengaman pada cabangcabang saluran feeder yang
menuju ke jaringan distribusi sekunder.
4.2.4 Alat Pengaman Recloser
52
Recloser adalah rangkaian listrik yang terdiri pemutus tenaga yang
dilengkapi kotak kontrol elektonik (Electronic Control Box) recloser,yaitu
adalah suatu peralatan elektronik sebagai kelengkapan recloser dimana
peralatan ini tidak berhubungan dengan tegangan menengah dan pada peralatan
ini recloser dapat dikendalikan cara pelepasannya.Dari dalam kotak kontrol
inilah pengaturan (setting) recloser dapat ditentukan.
Alat pengaman ini bekerja secara otomatis guna mengamankan suatu sistem
dari arus lebih yang diakibatkan adanya gangguan hubung singkat.Cara
bekerjanya adalah untuk menutup balik dan membuka secara otomatis yang
dapat diatur selang waktunya, dimana pada gangguan temporer,reclose tidak
dapat membuka (lock out),kemudian recloser akan menutup kembali setelah
gangguan itu hilang.Apabila gangguan bersifat permanen,maka setelah
membuka atau menutup balik sebanyak setting yang telah ditentukan
kemudian recloser akan membuka tetap (lock out).
Pada suatu gangguan permanen, recloser berfungsi memisahkan daerah atau
jaringan yang terganggu sistemnya secara cepat sehingga dapat memperkecil
daerah yang terganggu pada gangguan sesaat, recloser akan memisahkan
53
daerah gangguan secara sesaat sampai gangguan tersebut akan dianggap hilang,
dengan demikian recloser akan masuk kembali sesuai settingannya sehingga
jaringan akan aktif kembali secara otomatis.
Recloser hampir sama dengan circuit bracker,hanya recloser dapat diseting
untuk bekerja membuka dan menutup kembali beberapa kali secara otomatis.
Apabila feeder mendapat gangguan sementara,bila circuit bracker yang
digunakan untuk feeder yang mendapat gangguan sementara,akan
menyebabkan hubungan feeder terputus.Tetapi jika recloser yang digunakan
diharapkan gangguan sementara tersebut membuat feeder terputus,maka
recloser bekerja beberapa kali sampai akhirnya recloser membuka.
Dalam proses bekerjanya alat recloser ini , harus didukung dengan peralatan
proteksi lainnya salah satunya yaitu rele arus lebih. Rele arus lebih ini berguna
untuk merasakan adanya gangguan yang terjadi sehingga dapat memerintah
recloser untuk trip. Koordinasi antara recloser dan rele arus lebih sangat
dibutuhkan supaya mendapatkan hasil kerja yang semestinya dan proteksi
jaringan distribusi menjadi aman.
54
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Untuk menghindari masalah-masalah kerusakan sistem proteksi maka
seharusnya dilakukan pemeliharaan secara berkala terhadap semua komponen
dari segala kemungkinan kerusakan yang terjadi
2. Sangat perlu memperhstikan pemeliharaan seperti melakukan seperti
melakukan cek patrol secara rutin
55
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Direksi PT. MEGA DISTRIBUSI UTAMA.2010.Buku 5 Standar
Kontruksi Jaringan Tegangan Menengah Tenaga Listrik.Jakarta : PT.PLN
(Persero).
Sifa,Insan.2011. Sistem Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
(http://www.docstoc.com/docs/9459991/jaringan-distribusi).
https://www.academia.edu/32404120/jaringan_tegangan_menengah
56
LAMPIRAN
Gambar 1
Mengganti tiang
listrik
57
58