Oleh
Silmi Latifah
NIM : 2007034746
Oleh
Silmi Latifah
NIM : 2007034746
Mengetahui Menyetujui
Pembimbing Kerja Praktek Manager ULP Lubuk Alung
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kerja Praktek Dengan Judul “Pemeliharaan dan Perbaikan Alat Pengukur
dan Pembatas (APP) 3 Phasa Di ULP Lubuk Alung”
Mengetahui Mengesahkan
Koordinator Program Studi Teknik Elektro Dosen Pembimbing
D3
iii
PERNYATAAN
Adalah hasil karya sendiri dan bukan jiplakan hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jika dikemudian hari
terbukti bahwa laporan kerja praktek saya merupakan hasil jiplakan maka saya
bersedia menerima sanksi apapun yang dberikan.
Silmi latifah
iv
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa syukur dan ucapan terima
kasih pada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Laporan
Kerja Praktek ini, terutama kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis
mendapatkan ilmi yang bermanfaat, sehingg dapat menyelesaikan laporan ini
tepat pada waktunya.
2. Alm.Ayah, Ibu, dan Adik yang selalu memberikan doa, nasehat dan semangat
yang tiada henti – hentinya demi keselamatan dan kesuksesan.
3. Bapak Anhar, S.T., M.T., Ph.D. Selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Riau.
4. Bapak Amir Hamzah, S.T., M.T. Selaku Koordinator Program Studi Teknik
Elektro D3 Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau.
5. Bapak Firdaus, S.T., M.T. Selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi
Teknik Elektro D3.
v
6. Bapak Dr. Fri Murdiya, S.T., M.T. Selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek.
Terimkasih atas bimbingan dan motivasi kepada penulis.
7. Bapak Dedi Yudison Kardoni , selaku manager PT. PLN (Persero) ULP Lubuk
Alung.
8. Bapak Ronni Septian, selaku Supervisor Transaksi Energi PT. PLN (Persero)
ULP Lubuk Alung, yang telah memberi bimbingan dan petunjuk selama proses
pembuatan laporan ini.
9. Bapak Iqbal, Bapak Ihsan, Ibu Fitria, serta seluruh karyawan/ti ULP Lubuk
Alung
10. Muhammad Umair, ,Heko Akri Yandy selaku rekan kerja praktek.
11. Seluruh teman – teman Terknik Elektro UNRI 2020.
12. Dan pada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan
laporan kerja praktek ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Harapan penulis semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi
rekan mahasiswa dan pembaca sebagai untuk menambah ilmu pengetahuan dan
informasi.
Pekanbaru, 03 Maret
2023
Penulis
vi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN .......................................................................................................... iv
vii
3.1 Pemeliharaan dan Perbaikan ...........................................................................14
3.2 Alat Pembatas dan Pengukur kWh Meter .......................................................21
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................26
LAMPIRAN ...............................................................................................................35
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kantor PT. PLN (Persero) ULP LUBUK ALUNG ................................ 8
Gambar 2.2 Logo PT PLN (Persero) .......................................................................... 8
Gambar 3.1 Saklar utama kWh 3 Fasa ......................................................................25
Gambar 4.1 Gangguan yang terjadi pada kWh meter ...............................................30
Gambar 4.2 Kerusakan pada MCB ............................................................................30
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 perbandingan jenis metode pemeliharaan ..................................................16
x
BAB I
PENDAHULUAN
Agar dapat memanfaatkan energi listrik yang ada serta menjaga kualitas
sistem penyaluran dan kerusakan peralatan, maka diperlukan suatu sistem pengaman
dan sistem pemeliharaan instalasi baik itu pada sisi pembangkit, saluran transmisi
maupun di saluran distribusi.
APP adalah suatu peralatan yang dipasang pada pelanggan untuk mengukur
pemakaian energi listrik setiap harinya serta membatasi daya yang digunakan sesuai
daya kontaraknya. Oleh karena itu, penulis mengambil sebuah topik “
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN ALAT PEMBATAS DAN PENGUKUR
(APP) 3 PHASA DI ULP LUBUK ALUNG “
1
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Alamat : Jl. Ir. Sutami Tapakis, Lubuk Alung Kec. Nan Sabaris Kab. Padang
Pariaman, Sumatera Barat 25581
2
1. Metode observasi
Metode pengumpulan data ini dengan mengamati langsung kegiatan yang
berlangsung pada perusahan.
2. Metode bimbingan / interview
Mengadakan tangan jawab secara langsung dengan pimpinan perusahaan
atau karyawan yang bersangkuran dalan rangka melengkapi data yang
diperlukan.
3. Studi literature
Dalam hal ini, penulis mengumpulkan bahan tulis dari berbagai sumber
pustaka yang relevan serta sesuai dengan judul dan materi kerja praktek
dan tentunya mendukung dalam penyelesaian laporan ini.
3
3 Bagi Perusahaan
a. Terjalin hubungan kerja sama dan sebagai sarana tukar informasi untuk
meningkatkan sarana dan prasarana yang telah ada.
b. Sebagai perwujudan pengabdian masyarakat khususnya dalam bidang
pendidikan.
c. Memungkinkan untuk mendapatkan masukan-masukan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengembangkan sistem yang telah ada.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang dan tujuan kerja praktek,
rumusan masalah, waktu dan tempat kerja praktek, metode
pengambilan data, batasan masalah, manfaat kerja praktek serta
sistematika penulisan laporan kerja praktek.
Bab ini memuat tentang profil singkat tentang PT. PLN (Persero) UP3
PADANG ULP Lubuk Alung.
4
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Gedung PLN (kantor PLN Lubuk Alung) menjadi salah satu cagar budaya
tidak bergerak yang ada di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat
(Sumbar). Gedung PLN (Kantor PLN Lubuk Alung) tercatat sebagia cagar budaya
di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) sumbar dengan nomor inventaris
28/BCB-TB/A/07/2007. Lokasi gedung PLN ( Kantor PLN Lubuk Alung) ini
tepatnya berada di, Kecematan Nan Sabaris, Kabupaten Padang Pariaman, secara
astronomis, cagar budaya ini berada di titik : 50° 37’ 32.982” dan E100 7’ 9.903”.
sedangkan secara geografis, situs cagar budaya Gedung PLN (Kantor PLN Lubuk
Alung) berada di bentang lahan datar serta dataran rendah dengan ketinggian 6m.
gedung PLN (Kantor PLN Lubuk Alung) ini memiliki luas bangunan 146,481
6
meter persegi dan lahan 2.548 meter persegi. Objek ini mudah dijangkau dan dapat
diakses menggunakan kendaraan roda 4 dan roda 2.
Pemilik Gedung PLN (Kantor Lubuk Alung) adalah PLN Rayon Lubuk
Alung, dan dikelola oleh PLN Rayon Lubuk Alung. Tanah ini merupakan tempat
tinggal orang Inggris yang berdiam di Lubuk Alung. Setelah eksodus warga
Inggris dari Lubuk Alung, maka tanah ini diambil oleh pemerintah membeli tanah
dan bangunan ini serta dijadikan sebagai kantor PLN sampai sekarang. Bangunan
PLN Rayon Lubuk Alung ini berada di perempatan Padang-Bukittinggi.
2.2.1 Visi
Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan 1 pilihan
pelanggan untuk solusi Energi.
2.2.2 Misi
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasab lingkungan.
2.2.3 Motto
“Listrik untuk kehidupan yang lebih baik”.
7
a. AMANAH
Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.
b. HARMONIS
Saling Peduli dan mengahargai perbedaan.
c. LOYAL
Berdediksi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.
d. ADAPTIF
Terus berinovasi dan antusia dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan.
e. KOLABORATIF
Membangun kerjasama yang sinergi.
8
organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik
mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga
melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan
yang berkarya di perusahaan ini.
C. Tiga gelombng
Memiliki arti gaya rambut energi listrik yang dialirkan oleh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkit,
penyaluran dan distribusi yang sering sejalan dengan kerja keras para insan
PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya.
Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tepat)
seperti halnya listrik yang tepat diperlukan dalam kehidupan manusia. Di
samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan
perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
9
2.4 Uraian Tugas Jabatan dan Wewenang PT PLN ULP Lubuk Alung
1. Manager
Adapun tugas atau kewajiban yang harus dilakukan oleh manager ULP
antara lain :
a. Mengoordinasi rencana investasi untuk 1 tahun kedepan yang meliputi,
program peningkatan pemasaran, mutu, efesiensi dan pelayanan.
b. Mengoordinasi pelaksanaan pedoman keselamatan ketenagalistrikan (k2)
dan k3 untuk keselamatan dan keamanan pegawai dala bekerja.
c. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tata usaha langganan
(TUL).
d. Meningkatkan mutu pelayanan secara terus menerus baik dari sisi
pelayanna gangguan, proses pelayanan, cater, penagihan yang diitungkan
juga dalam angka-angka standar pelayanan triwulan.
e. Menandatangani Surat Keluar, SPJBTL, SPK, Surat Perjanjian kontrak
sesuai kewenangan.
10
2. Supervisor Transaksi Energi
Supervisor Transaksi Energi mempunyai tujuan utama jabatan yaitu
mengkoordinasikan kegiatan pembacaan meter (Fungsi II), pembuatan
rekening (Fungsi III), pemasangan, pengoperasian, dan pengendalian Alat
Pembatas-pengukur (APP-Mekanik), Proteksi pelanggan/jaringan distribusi,
Automatic Meter Reading (AMR), untuk memenuhi standar operasioanl yang
berlaku. Adapun tugas lain Supervisor Transaksi Energi sebagai berikut :
a. Menyususn Rencana pengembangan sitem transaksi tenaga listrik untuk
mendukung kebutuhan transaksi tenaga listrik untuk mendukung
kebutuhan transaksi yang sesuai dengan demand (pertumbuhan beban).
b. Membuat laporan transaksi tenaga listrik dan neraca energi serta laporan
sesuai bidangnya untuk mendukung laporan kinerja bidang coporate.
c. Mengolah data perusahaan untuk laporan AP2B dan bahan
evaluasi/analisa untuk mendukung laporan kinerja unit.
d. Menghitung arus gangguan dan merencanakan koodinasi setting relay
proteksi.
e. Mengawasi pelaksanaan pemasangan/pemeliharaan APP pelanggan
khusus pelanggan >66 KVA
f. Menyusun dan mengendalikan anggaran rutin investasi peluasan jaringan.
3. Supervisor Teknik
a. Melaksanakan pencapaian target kinerja fungsi teknik distribusi.
b. Melaksanakan pengendalian kontruksi, operasi dan pemeliharaan jaringan
distribusi untuk mempertahankan keandalan pasokan energy tenaga listrik.
c. Menjaga aset dan pemutakhiran dan pemutus aliran tenaga listrik.
d. Melaksanakan penyambungan dan pemutusan aliran tenaga listrik
e. Melaksanakan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik P2TL untuk
menekan.
f. Melaksanakan Keselamatan Ketenagalistrikan K2.
11
g. Melaporkan Pencapaian kinerja pengusahaan Area dan ULP.
5. Pejabat Pelaksana K3
Tugas pejabat pelaksana K3 di PT PLN ULP Lubuk Alung memiliki
tugas sebagai berikut :
12
a. Keselamatan Kerja adalah daya upaya yang ditujukan untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja,
hasil karya dan budayanya.
b. Keselamatan Kerja adalah kesehatan yang khusus meliputi upaya untuk
mengatur kebersihan, peredaman udara/suhu, penerangan, dll. Di semua
tempat kerja guna melindungi kesehatan jasmani maupun rohani tenaga
kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya yang ditujukan
untuk menjamin / menjaga / melindungi keselamatan dan kesehatan badan,
jiwa manusia sesuai dengan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang
diberlakukan.
13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
14
2. Preventive Maintenance (Scheduled Maintenance)
15
cenderung mengalami kegagalan atau mengakibatkan masalah besar jika
dilakukan pemeliharaan tidak tepat.
16
2.1.2 Lingkup Kegiatan Pemeliharaan
17
1. Memelihara keadaan suatu komponen peralatan sedekat mungkin
dengan keadaan yang di inginkan.
2. Menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas yang diperlukan
untuk pemakaian darurat.
3. Memperpanjang umur pakai fasilitas produksi, terutama bagi
fasilitas yang memiliki kesulitan untuk mendapatkan komponen
pengganti.
4. Menjamin tinggkat ketersediaan optimum dari fasilitas produksi dan
mendapatkan pengembalian invesrasi yang maksimal.
18
b. Inspection (Mengetahui apakah semua pekerjaasn dapat
terselesaikan sebagaimana mestinya)
c. Tight (pengencangan dilakukan terhadap bagian yang longgar)
d. Clean (membersihkan mesin)
e. Lubrication (pelumas untuk mencegah terjadinya laju keausan,
umumnya bagian yang dilumasi bagian yang saling berdesekan)
19
Corrective maintenance kurang baik digunakan karena dapat
menimbulkan kerugian, misalnya kerugian biaya akibat pengadaan
bahan yang terjadi tiba-tiba, proses produksi berhenti.
20
Waktu pemasangan komponen.
Waktu penguji.
21
A. Fungsi-fungsi dari APP adalah
a. Membatas daya yang digunakan oleh pelanggan (sesuai dengan kontak
pemasangan.
b. Memcatat daya yang dipakai oleh konsumen
c. Saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan pemakaian
daya oleh pelanggan, adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi
rumah pelanggan atau sengaja dimatikan untuk keperluan perbaikan
instalasi listrik rumah.
B. Perlengkapan APP
Perlengkapan ialah barang yang memungkinkan dipasangnya alat
pengukur dan pembatas, sehingga daqpat berfungsi sesuai dengan yang
disyaratkan. Perlengkapan APP terdiri dari kotak / lemari app yang merupakan
lemari dengan ukuran tertentu yang didalamnya berisi APP dan
perlengkapannya, trafo arus (CT), trafo tegangan (PT) meter arus, meter
tegangan dan saklar waktu.
3.2.1 Alat pengukur
Pengukuran adalah untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan
energy listrik. Alat pengukur yaitu meter kwh untuk mengukur energy aktif,
meter kVa maksimum untuk mengukur energy reaktif, meter arus, meter
tegangan, dan lainnya.
Kwh meter merupakan suatu alat pengukur yang memiliki fungsi
mengukur jumlah pemakaian energy atau jumlah pemakaian daya dalam suatu
waktu dan bekerja berdasarkan program yang dirancang pada mikroprisesor
yang terdapat dalam piranti kwh meter tersebut.
Meter kVSedangkan pembatas untuk menentukan besarnya pemakaian
daya sesuai dengan daya tersambung.
22
3.2.2 Alat pembatas kwh meter
Pembatas merupakan alat yang digunakan untuk menentukan batas
pemakaian daya sesuai daya yang tersambung. Beberapa alat pembatas yaitu
MCB, MCCB, NFB, Fuse dan lainnya. Alat pembatas yang digunakan mengukur
energy listrik adalah pada sistem tegangan rendah sampai dengan 100 A
menggunakan MCB dan diatas 100A menggunakan MCCB, sedangkan pada
sistem tegangan menengah biasanya menggunakan pelebur tegangan menengah
atau relay.
23
Beberapa manfaat MCB adalah sebagai berikut :
24
Gambar 3.1 Saklar utama kWh 3 Fasa
25
BAB IV
PEMBAHASAN
26
a. Pihak yang terkait
Yaitu pihak-pihhak yang berkepentingan dan terka dampak
pemeliharaan. Keterkaitan ini dilakukan dalam bentuk komunikasi
yang dilakukan dapat berupa tertulis/surat ataupun komunikasi
langsung/lisan bertujuan agar semua pihak berkoordinasi dapat
mengantasupasi terjadinya kondisi kurang aman.
Dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis dapat dibuat
berupa format yang standar untuk mencegah kesalahan presepsi dari
pihak-pihak yang terkait. Waktu berkomunikasi / berkoordinasi yang
digunakan selalu pada batas standar agar dalam mengambi
pengaturan tentang komunikasi ini dibuat menjadi SOP komunikasi.
Beberapa pihak yang terkait antara lain, piket pengatur, pihak
operasi dan konsumen. Berkoordinasi dengan pihak adalah untuk
mengetahui dan memastikan bahwa instalasi yang akan dipelihara
dan dipadamkan sudak diantisipasi.
Berkoordinasi dengan piket pengatur adalah agar keadaan aman
dari adanya kecelakaan kerja bagi personil di lokasi pemeliharaan
maupun diluar lokasi pemeliharaan. Sedangkan berkoordinasi
dengan konsumen bertujuan agar konsumen tahu akan adanya
perbaikan / pemeliharaan di tempatnya.
b. Perlengkapan Kerja
Perlengkapan kerja untuk melaksanakan pemeliharaan dengan
baik dan aman harus dipenuhi spesifikasi dan jumlahnya.
Memaksakan bekerja dengan peralatan seadahya berarti
mengabaikan adanya resiko bahaya kecelakaan dan kerusakan yang
bakal terjadi. Pemeriksaan terhadap jumlah dan kondisi
27
perlengkapan kerja harus dilakukan secara rutin agar selalu siap
kapanpun digunkakan. Yang dimaksud dengan perlengkapan kerja
adalah sebagai berikut :
1. Perkakas Kerja
2. Alat bantu kerja
3. Alat ukur
4. Material / bahan
5. Alat Pelindung Diri (APD) atau K3
6. Berkas dokumen APP
7. Lembaran format berupa Check-List Pelaksanaan dan
Pelaporan
c. Prosedur komunikasi
Berisi tentang urutan berkomunikasi dengan pihak yang terkait
dengan dari mulai persiapan pemeliharaan, saat pemeliharaan
sampai pelaporan pekerjaan. Peralatan yang digunakan untuk
berkomunikasi dapat berupa telepon atau handy-talky (HT) dengan
menggunakan Bahasa yang sudah distandarkan. Penyimpangan
terhadap ketentuan berkomunikasi dapat menyebabkan terjadinya
gangguan operasi bahkan kecelakaan kerja.
28
pengatur dan melaporkan secara lisan guna memutuskan
dioperasikannya kembali dan melaporkan secara tertulis setelah
pelaksanaan dilokasi selesai.
4.2 Gangguan Yang Terjadi Pada Kilo Watt per Hour Meter (kWh Meter) 3
Phasa
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh ada 2 faktor penyebab
terjadinya gangguan pada KWH Meter milik pelanggan yaitu Faktor Internal,
merupakan faktor penyebab gangguan yang disebabkan oleh manusia
(petugas dan pelanggan) dan peralatan yang digunakan. Faktor Eksternal,
merupakan faktor penyebab diluar kendali pegawai perusahaan seperti
cuaca, gigitan hewan, maupun bencana alam.
Akan tetapi yang sering di jumpai yaitu faktor internal, karena kelalaian
petugas atau pelanggan.
29
Gambar 4.1 Gangguan yang terjadi pada kWh meter
30
Terkadang banyak orang tidak memperhatikan batas maksimum
ampere listrik rumah mereka. Masyarakat kerap menggunakan banyak
barang – barang pengkonsumsi listrik dalam waktu bersamaan. Ketika
beban listrik yang disedot terlalu besar, maka MCB biasanya turun ke
posisi off.
Misalnya kapasitas maksimal listrik rumah 300 watt, tetapi
konsumsi dari barang elektronik rumah hampir 300 watt. Hal ini akan
membuat MCB mudah panas, karena bekerja terlalu keras mentolerir
konsumsi listrik tersebut dan akan menyebabkan MCB tersebut cepat
rusak.
2. Terjadinya Korsleting
Terjadinya hubungan pendek arus listrik juga menjadi hal yang
kerap membuat MCB terlalu panas dan rusak, bahkan bisa juga
terbakar. Penyebab korsleting sangat banyak, mulai dari adanya kabel
yang terkelupas, atau juga sambungan tidak terpasang dengan baik.
Umumnya MCB bertugas sebagai pengaman saat korslet terjadi.
Posisinya akan otomatis menjadi off, sehingga aliran listrik dihentikan.
Namun jika bebannya terlalu besar, korslet tersebut bahkan bisa
membuat MCB jadi terbakar.
Kasus MCB terbakar masih kerap terjadi di Indonesia. Penyebab
utamanya tidak lain karena kelalaian manusia.
31
berkurang tingkat akurasinya. Jika akurasi alat ukur berkurang (sudah
tidak tepat), maka tentu akan menjadi masalah buat ke 2 belah pihak.
Entah itu PLN ataupun pelanggan. Bisa jadi, energi listrik yang
digunakan pelanggan malah kurang atau lebih dari seharusnya yang
mana akan berdampak langsung pada biaya yang dikeluarkan. Hal ini
tentu tidak diinginkan
Mengganti KWH meter juga merupakan salah satu cara yang
efisien agar masalah yang terjadi pada instalasi listrik dirumah akan
selalu aman.
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kerja praktek yang penulis lakukan, berikut ini adalah beberapa
kesimpulan yang didapatkan :
1. Kerja kWh meter akan berpengaruh terhadap beban yang diukur.
2. Terdapat 2 faktor penyebab terjadinya kerusakan pada kwh meter,
a. Penyebab internal
b. Penyebab eksternal
5.2 SARAN
Adapun saran dari penulis
1.Operator dapat menjaga kebersihan sesuai SOP.
2.Melakukan pemeriksaan rutin terhdap kWh meter.
33
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (1987). Perusahan Umum Listrik Negara : SPLN 72 : 1987, Spesifikasi desain
untuk Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah
(JTR) Jakarta.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Main_Page
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/743/jbptunikompp-gdl-shandynurd-37140-8-
unikom_s-2.pdf
34