Anda di halaman 1dari 44

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. PROFIL PERUSAHAAN DAN STRUKTUR ORGANISASI


1. Sejarah Singkat PT. Gudang Garam, Tbk.
PT. Gudang Garam, Tbk merupakan perusahaan rokok
Gudang Garam yang menjadi industri rokok terkemuka di
tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di Kediri, Jawa
Timur. Hingga kini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik
di dalam negeri maupun mancanegara sebagai penghasil
rokok kretek berkualitas tinggi.
PT. Gudang Garam, Tbk Kediri berdiri pada 26 Juni
1958 oleh Tjoa Ing Hwie yang berganti nama menjadi Surya
Wonowidjojo. Pada tahun 1968, tepatnya bulan September
didirikan unit produksi bernama Unit I dan Unit II. Tak
lama dari itu, Gudang Garam yang awalnya merupakan
industri rumahan berubah menjadi Firma pada tahun 1969.
Dua tahun kemudian karena kemajuan produksi yang
makin lama semakin tinggi, Gudang Garam resmi berubah
menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang didukung fasilitas
berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari
pemerintah yang membuat PT. Gudang Garam, Tbk
semakin kokoh. Pada tahun 2002, PT. Gudang Garam, Tbk
mendirikan Direktorat Produksi Gempol di Pasuruan, Jawa
Timur. Produksi dari mulai berdirinya PT Gudang Garam,
Tbk sampai saat ini jenis produk yang dihasilkan adalah
Sigaret Kretek Linting (SKL), Sigaret Kretek Tangan (SKT),
dan Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang sudah tersebar luas di
Nusantara maupun di dunia.

23
Gambar 3.1 Kantor Pusat PT. Gudang Garam, Tbk Kediri.
Sumber : (www.gudanggaramtbk.com)

2. Informasi Umum PT Gudang Garam, Tbk.


a. Nama Perusahaan :
Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam Tbk Kediri
b. Alamat Kantor :
Jalan Semampir II/I Kediri, Jawa Timur, Indonesia
c. Nomor NPWP :
1.1.7.155.2.622
d. Nama Pimpinan :
Yuni Setiawati Wonowidjojo
e. Lokasi Pabrik :
a. Jalan :
1) Jalan Semampir II untuk Unit I
2) Jalan Sersan KKO Usman untuk Unit II dan III
3) Jalan Selawaru untuk Unit IV dan V
4) Jalan Mataram untuk Unit IX dan X
5) Jalan Tunggal Wulung untuk Unit VI dan VIII
6) Jalan Mayor Bismo untuk Unit I
b. Desa :
1) Desa Semampir
2) Desa Dandangan
3) Desa Kwadungan/Karang Rejo
4) Desa Jong Biru
5) Desa Sukorejo
c. Kecamatan :
1) Kecamatan Kota Kediri
2) Kecamatan Gampengrejo
d. Daerah Tingkat I :
1) Kabupaten Kediri

24
2) Kodya Kediri
e. Provinsi : Jawa Timur
f. Nomor Ijin Usaha :
086/DJA/UIT-1/PMDN/1988
173/DJA/UIT-1/PMDN/1990
Tanggal 31 Mei 1990
g. Penggunaan Lahan Usaha Kegiatan Industri :
Unit I-XI

3. Visi dan Misi


a. Visi :
Menjadi perusahaan yang terpandang,
menguntungkan, dan memiliki peran dominan dalam
industri rokok domestik.
b. Misi :
Menyediakan produk-produk inovatif yang bermutu
tinggi yang memenuhi, bahkan melebihi harapan
kosumen sekaligus memberikan manfaat bagi semua
stakeholder.

4. Arti dan Makna Logo.

Gambar 3.2 Logo PT. Gudang Garam, Tbk.


Sumber : (https://en.wikipedia.org/wiki/Gudang_Garam)

Keterangan dari logo tersebut adalah :


Logo Perusahaan PT Gudang Garam, Tbk Kediri ini
diciptakan oleh salah seorang dari 50 Karyawan pertama
perusahaan yang bernama Bapak Sarman. Pak Sarman

25
dulunya sama-sama bekerja pada Pak Surya pada
perusahaan rokok Sembilan Tiga sebagai juru tulis.
Pada logo PT Gudang Garam, Tbk tergambar sebuah
gudang tua dengan dua pintu terbuka, dua pintu lainnya
setengah tertutup, rel yang tak terputus, sungai, gunung dan
sawah yang dilatarbelakangi garis-garis horizontal yang
digambarkan sebagai langit. Masing-masing gambar
tersebut memiliki makna sebagai berikut:
a. Langit.
Menggambarkan bahwa segala sesuatu dalam
kehidupan seperti rezeki, pangkat dan jabatan berasal dari
Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kita wajib mengucapkan
syukur. Realisasinya adalah perusahaan mendirikan
tempat-tempat ibadah seperti mushola dan gereja di
lingkungan perusahaan yang disediakan bagi karyawan.
Perusahaan juga memberikan waktu bagi karyawannya
untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
b. Gunung.
Menggambarkan bahwa perusahaan senantiasa
melestarikan lingkungan alam karena tempat perusahaan
berdiri berada di lahan persawahan. Realisasinya pada
perusahaan adalah dengan adanya nuansa alam di
lingkungan PT Gudang Garam Tbk Kediri, seperti taman-
taman yang ada di sekitar bangunan perusahaan. Bahkan
pendiri PT Gudang Garam Tbk Kediri, sangat perhatian
terhadap satwa-satwa yang ada di sekitar perusahaan,
bahkan mereka juga di beri makan. Sebagai contoh yaitu
di PT Gudang Garam, Tbk Kediri Unit V selalu
digantungkan buliran padi untuk makanan burung,
bahkan tikus-tikus diberi makan langsung dari lubangnya
sehingga tikus-tikus tersebut tidak berkeliaran untuk
mencari makan.
c. Sungai.
Gambar sungai ini merupakan perwujudan dari catur
dharma yang kedua yang berbunyi kerja keras, ulet,
jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat kesukesan.
Makna yang terkandung apabila kita bekerja dengan
keras, ulet, dan jujur serta selalu menjaga kesehatan dan

26
memelihara keimanan, maka segala sesuatunya seperti
uang dan kesuksesan akan mengalir dengan sendirinya.
d. Rel.
Gambar rel mengandung makna yang besar, bahwa
PT Gudang Garam, Tbk Kediri tidak akan terhenti di satu
titik tujuan saja, tetapi senantiasa akan berkesinambungan
karena PT Gudang Garam, Tbk Kediri akan terus melaju
tanpa henti untuk terus tumbuh dan berkembang.
e. Sawah.
Gambar ini merupakan perefleksian dari teori
ekonomi Maslow, yang menyatakan bahwa petani adalah
masyarakat pada strata paling rendah. Oleh karena itu, PT
Gudang Garam, Tbk Kediri tetap memperhatikan semua
lapisan masyarakat terutama masyarakat kelas bawah.
Realisasinya adalah perusahaan selalu memberikan
bantuan sosial secara rutin dan masif kepada masyarakat
sekitar perusahaan yang membutuhkan.
f. Gudang tua dengan dua pintu terbuka, dua pintu
setengah tertutup, dan satu pintu tertutup.
Menurut Alm. Surya Wonowidjojo, pendiri PT
Gudang Garam Tbk Kediri, logo itu menunjukkan kerja
keras yang tidak pernah berhenti. Jika semua pintu
terbuka, PT Gudang Garam, Tbk Kediri beranggapan
bahwa kerja keras mereka sudah usai dan mencapai
puncak.

27
5. Struktur Organisasi PT Gudang Garam, Tbk.

Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. Gudang Garam, Tbk Kediri.


Sumber : (www.gudanggaramtbk.com)

Adapun uraian tugas struktur organisasi untuk Direktorat SDM


dan Pelayanan Umum sebagai berikut :
Direktorat SDM dan Pelayanan Umum membawahi empat
divisi, yaitu :
a. Divisi SDM
Mempunyai tugas dalam hal peningkatan kualitas
karyawan melalui pembelian program diklat, pendidikan
dan pelatihan
b. Divisi Pelayanan Umum
Mempunyai tugas untuk menangani masalah yang
berhubungan dengan rumah tangga perusahaan, seperti
office boy, dan belanja rumah tangga perusahaan
c. Divisi Transportasi
Mempunyai tugas untuk mengelola dan merawat alat
transportasi milik perusahaan seperti truk, mobil,
helikopter, dan transportasi lainnya
d. Divisi Teknik Umum
Mempunyai tugas mengatur dan mengelola mesin-mesin
umum yang digunakan di perusahaan seperti AC,
pembangkit listrik dan air, diesel dan sebagainya.
Salah satu bagian dari Divisi Teknik Umum, Direktorat
SDM dan Pelayanan Umum adalah bengkel. Bengkel
Umum berada di Unit III.

28
Adapun struktur pembagian tugas Bengkel Umum
sebagai berikut :

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Pembagian Tugas Bengkel Umum.


Sumber : (Pengadministrasi Umum Bengkel Unit III)

Uraian tugas di Bengkel Umum sebagai berikut :


1. Kepala Bagian Bengkel Umum Unit III
- Bertanggung jawab dan mengawasi perjalanan alur
produksi serta infrastruktur sesuai dengan standard
operasional yang sudah ada di Bengkel Umum.
- Memakai Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai
dengan kemampuan dan kapasitas dengan optimal
agar kualitas dari hasil produksi dapat maksimal.
- Mengetahui dan mengikuti segala aspek dalam
kegiatan produksi.
2. Pengadministrasi Umum
- Memasukkan (input) data seperti order yang masuk,
kebutuhan penunjang produksi, hasil produksi dan
membuatnya menjadi laporan.
- Membuat dan melihat presensi karyawan.

29
- Menerima semua bentuk perijinan dari karyawan
sekaligus siswa-siswi atau mahasiswa-mahasiswi
yang sedang praktik lapangan.
Menerima segala administrasi perusahaan
khususnya di Unit III Bengkel Umum dari luar dan
menghubungkan kembali ke luar.
3. PPIC
- Menerima order yang masuk dari Unit yang
membutuhkan
- Membuat Kartu Kerja yang berisi instruksi,
material dan tools yang diperlukan dalam
pembuatan order.
- Memastikan hasil produksi dapat selesai sebelum
deadline yang ditentukan.
- Memberi Kartu Kerja kepada Kepala Sie agar
nantinya dapat dibagikan ke Operator.
4. Staff PPIC
Mendapat porsi setengah dari pekerjaan PPIC yang
bertujuan dapat membantu jalannya alur produksi
dengan optimal. Oleh karena itu, PPIC dan Staff dapat
dikatakan memiliki fungsi yang sama sehingga kedua
bagian tersebut bekerjasama dalam pembagian
pekerjaan.
5. Kepala Sie
- Memberi Kartu Kerja kepada Kepala Urusan tiap
seksi untuk mengerjakan yang sudah tertera di
dalam Kartu Kerja. kemudian membagi dan
menentukan tugas dengan Workshop Senior Operator
(Kepala Urusan) kepada Operator untuk
mengerjakan di tiap-tiap mesin yang tersedia di
Bengkel Umum.
- Mengetahui proses kerja dari material atau benda
apa yang diintruksi oleh PPIC dan mengecek ulang
Kartu Kerja apakah instruksi kerja sesuai dengan
pengerjaan seharusnya.
- Mengawasi, mengikuti, dan membantu jalannya
pengerjaan yang nantinya akan dikerjakan oleh
Operator.
6. Workshop Senior Operator (Kepala Urusan)

30
- Bekerja sama dengan Kepala Sie untuk
menginstruksi Operator.
- Kepala Urusan wajib tahu manakah pekerjaan yang
harus dikerjakan terlebih dahulu jika terdapat
macam-macam permintaan kebutuhan yang
banyak.
- Menentukan pekerjaan akan dilakukan di Operator
manakah yang tentunya bertanggung jawab pada
tiap-tiap mesin.
7. Workshop Operator (Operator)
Menjalankan mesin sesuai dengan operasional dan
prosedur yang sesuai di Bengkel Umum.
8. Quality Controller
Melakukan pengecekan terhadap hasil akhir
produksi dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang ada di Bengkel Umum agar barang yang diminta
(order) tidak mengalami cacat, ketidaksesuaian dan
memiliki kualitas yang baik sesuai dengan ketentuan.

31
6. Denah Lokasi Bengkel Umum Unit III PT Gudang Garam,
Tbk.

Gambar 3.5 Denah Lokasi Bengkel Umum.


Sumber : (Pengadministrasi Umum Bengkel Unit III)

Keterangan :
1) Pembuatan ruang locker.
2) Pembuatan ruang istirahat dan dapur.
3) Pembuatan gudang sparepart.
4) Pembuatan parkiran mobil dan sepeda motor.
5) Penggantian pintu masuk.
6) Pembuatan ruang heat treatment.
7) Pembuatan sekatan gudang, material sheet metal, dan
kantor warehouse.
8) Penataan ulang warehouse material round bar.
9) Pembuatan pintu warehouse material round bar.
10) Pembuatan ruang alat-alat kebersihan.
11) Pembuatan area metal transit (Proses lanjut).
12) Pembuatan area finish product (Oversize).
13) Penambahan cooling tower.
14) Penggantian atap transparan tempat jemuran.

32
7. Kondisi Lingkungan Kerja Bengkel Umum Unit III PT
Gudang Garam, Tbk.
a. Kondisi Mesin
Mesin yang ada di bengkel umum unit III antara lain
kurang lebih sebanyak :
1) Seksi Bubut
Terdapat 18 mesin yang tersedia dan dipakai dalam
kondisi baik antara lain :
1. Mesin Bubut Manual sebanyak 14 unit.
2. Mesin Bubut CNC sebanyak 3 unit.
3. Mesin Press sebanyak 1 unit.
2) Seksi Frais
Terdapat 33 mesin yang tersedia dan dipakai dalam
kondisi baik antara lain :
1. Mesin Frais Manual sebanyak 5 unit.
2. Mesin Frais CNC sebanyak 11 unit.
3. Mesin Gerinda sebanyak 14 unit.
4. Mesin Slotting sebanyak 2 unit.
5. Mesin Hobbing sebanyak 1 unit.
3) Seksi Sheet Metal
Terdapat 27 mesin yang tersedia dan dipakai dalam
kondisi baik antara lain :
1. Mesin Pengelasan sebanyak 8 unit
2. Mesin Pengeroll Plat sebanyak 5 unit.
3. Mesin Potong Plat sebanyak 2 unit.
4. Mesin Potong Sudut sebanyak 1 unit
5. Mesin Press sebanyak 6 unit.
6. Mesin Punch sebanyak 3 unit.
7. Mesin Bending Flange sebanyak 2 unit.
b. Kondisi Lantai Kerja
1) Lantai kerja pada Bengkel Umum Unit III
dibersihkan dengan rutin yaitu kurang lebih 30
menit sekali oleh petugas kebersihan.
2) Lantai kerja berwarna hijau sehingga memudahkan
pekerja melihat benda apabila terdapat material baik
sengaja maupun tidak diletakkan di bawah.
3) Lantai kerja terbuat dari Epoxy (lantai beton yang
sudah dicat Epoxy sehingga membentuk lapisan tipis
dan keras).

33
c. Penempatan Alat
1) Penempatan Alat di Tools Room
Tools Room adalah ruang penyimpanan peralatan
untuk keperluan produksi seperti penyimpanan alat
ukur seperti caliper, digital caliper, micrometer,
penggaris, dan lain-lain.
Alat pendukung pekerjaan tersebut dapat dipinjam
serta harus dikembalikan setiap pengerjaan selesai
oleh Operator mesin.
2) Penempatan Alat di Tiap-tiap Mesin
Penempatan tools untuk pengerjaan ada di Rak
(Roller Cabinet) masing-masing di tiap mesin yang
bertujuan untuk memudahkan Operator meletakkan
benda untuk keperluan pengerjaan.

8. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Bengkel Umum


Unit III PT Gudang Garam, Tbk.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) berguna untuk
mengarahkan bagaimana standard yang seharusnya bagi
pekerja maupun lingkungan yang berada di bawah suatu
pekerjaan dilakukan guna menghindari kecelakaan kerja
yang dapat menimbulkan kerugian baik pada pekerja
maupun perusahaan.
Salah satu syarat K3 suatu perusahaan adalah adanya
APD. Adapun jenis APD yang dibutuhkan bagi tenaga kerja
berdasarkan jenis pekerjaannya adalah sebgai berikut :
a. Pekerjaan di Seksi Bubut
1) Sepatu tertutup dan tahan goresan (Safety Shoes).
untuk melindungi kaki pekerja dari pengerjaan
yang melibatkan benda yang tajam, benda yang
berbahaya bila terinjak, benda yang berat sehingga
menghindari kelainan pada kaki, dan benda kimia.
2) Pakaian kerja yang ditentukan.
untuk melindungi tubuh dari pekerjaan yang
melibatkan benda kerja apabila terkena benturan dari
benda yang dikerjakan dan percikan benda kimia
seperti air coolant.

34
3) Kaca mata pengaman.
untuk melindungi mata dari pekerjaan yang
melibatkan benda kerja apabila terkena percikan dari
benda yang dikerjakan dan benda kimia seperti air
coolant.
b. Pekerjaan di Seksi Frais
1) Sepatu tertutup dan tahan goresan (Safety Shoes).
untuk melindungi kaki pekerja dari pengerjaan
yang melibatkan benda yang tajam, benda yang
berbahaya bila terinjak, benda yang berat sehingga
menghindari kelainan pada kaki, dan benda kimia.
2) Pakaian kerja yang ditentukan.
untuk melindungi tubuh dari pekerjaan yang
melibatkan benda kerja apabila terkena benturan dari
benda yang dikerjakan dan percikan benda kimia
seperti air coolant.
3) Kaca mata pengaman.
untuk melindungi mata dari pekerjaan yang
melibatkan benda kerja apabila terkena percikan dari
benda yang dikerjakan dan benda kimia seperti air
coolant.
c. Pekerjaan di Seksi Sheet Metal
1) Pekerjaan potong plat, potong sudut, bending, dan
punch.
1. Sepatu tertutup dan tahan goresan (Safety Shoes).
untuk melindungi kaki pekerja dari pengerjaan
yang melibatkan benda yang tajam, benda yang
berbahaya bila terinjak dan benda yang berat
sehingga menghindari kelainan pada kaki.
2. Pakaian kerja yang ditentukan.
untuk melindungi tubuh dari pekerjaan yang
melibatkan benda kerja apabila terkena goresan
dan benturan dari benda yang dikerjakan.
2) Pekerjaan las.
1. Sepatu tertutup dan tahan goresan (Safety Shoes).
untuk melindungi kaki pekerja dari percikan
api dan benda yang tajam, benda yang berbahaya
bila terinjak dan benda yang berat sehingga
menghindari kelainan pada kaki.

35
2. Apron atau Jaket las.
untuk melindungi badan dari debu, sengatan
dari percikan api dan radiasi saat pengelasan.
3. Sarung tangan kulit (Leather Welding Gloves).
untuk melindungi tangan dari sengatan listrik,
percikan api, dan radiasi.
4. Topeng las atau Helm las
untuk melindungi wajah dan mata dari cahaya
inframerah yang terpancar dari busur las sehingga
ketika mengelas yang nampak hanya cahaya dari
busur las yang sudah tersaring oleh kaca filler pada
Topeng las atau Helm las.
Selain itu, Topeng las atau Helm las berguna
juga untuk melindungi muka pekerja dari percikan
api las.

B. REKAPITULASI KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI


1. Identitas Perusahaan
Nama : Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam Tbk
Kediri.
Alamat : Jalan Semampir II/I Kediri 64121, Jawa
Timur.
No Telp : (0354) 682091
Fax : (0354) 681555

2. Waktu, Bagian dan Jadwal Kegiatan Praktik Industri


Waktu : 5 Juli 2017 31 Juli 2017.
Hari Praktik : Senin - Jumat
Bagian : Bengkel Umum Unit III PT. Gudang Garam,
Tbk Kediri.
Jadwal Kegiatan : dalam bentuk table di Tabel 3.1.

36
JADWAL KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Praktik Industri


NO. HARI, TANGGAL URAIAN SINGKAT KEGIATAN
- Perkenalan pembimbing tiap-tiap
mesin dan karyawan di Workshop.
1. - Pengenalan dan observasi beberapa
Rabu, 5 Juli 2017
mesin yang ada di Workshop (Mesin
Bubut, Mesin Milling, dan Mesin
Las).
Pengenalan cara pengoperasian
2. Kamis, 6 Juli 2017 beserta bagian-bagian Mesin Bubut
CNC oleh operator.
Praktik menjalankan mesin Bubut
CNC.
3. Jumat, 7 Juli 2017
(Mengerjakan job dari job sheet yang
sudah diberikan oleh pembimbing).
Praktik menjalankan Mesin Bubut
CNC.
4. Senin, 10 Juli 2017
(Mengerjakan job dari job sheet yang
sudah diberikan oleh pembimbing
Pengenalan serta praktik
5. Selasa, 11 Juli 2017 menjalankan Mesin Bubut
Konvensional.
Pengenalan serta praktik
menjalankan Mesin Bubut
6. Rabu, 12 Juli 2017
Konvensional oleh operator yang
sedang ada job order.
Praktik menjalankan Mesin Bubut
7. Kamis, 13 Juli 2017 Konvensional tanpa memakai
material.
- Pengulangan materi tentang cara
menjalankan Mesin Bubut
Konvensional.
8. Jumat, 14 Juli 2017 - Praktik memindahkan material
menggunakan Crane yang dijalankan
dengan Hoist Control Remote.
- Praktik memindahkan material

37
menggunakan Forklift.
Pengenalan cara pengoperasian
9. Senin, 17 Juli 2017 beserta bagian-bagian Mesin Frais
CNC oleh operator.
- Praktik menjalankan Mesin Frais
CNC oleh Operator yang sedang ada
job order.
(Setting titik 0).
10. Selasa, 18 Juli 2017 - Membuat program untuk job sheet
yang sudah diberikan oleh
pembimbing.
- Praktik menjalankan Mesin Frais
dengan program yang sudah dibuat.
Pengenalan cara pengoperasian
11. Rabu, 19 Juli 2017 beserta bagian-bagian Mesin Frais
Konvensional oleh Operator.
- Praktik menjalankan Mesin Frais
konvensional
12. Kamis, 20 Juli 2017 - (Setting titik 0).
- Belajar menghitung pembagian
sudut kepala pembagi pada rotary.
Praktik menjalankan Mesin Frais
Konvensional.
13. Jumat, 21 Juli 2017
(Membuat segi enam dan 16 lubang
ulir pada benda kerja order).
- Pengenalan tentang beberapa Mesin
Las oleh Operator.
- Pengenalan bagian-bagian Mesin las.
14. Senin, 24 Juli 2017
- Pengenalan cara pengelasan
menggunakan las Argon dengan
bahan Stainless Steel dan Mild Steel.
- Praktik pengelasan pada las Argon
menggunakan pada bahan Stainless
Steel.
15. Selasa, 25 Juli 2017 - Praktik pengelasan pada las Argon
menggunakan pada bahan Mild
Steel.
- Praktik cara melepas tungsten

38
electrode pada mesin las Argon yang
sudah tumpul.
- Praktik pengelasan menggunakan
filler Stainless Steel pada benda kerja
Stainless Steel dengan sudut
16. Rabu, 26 Juli 2017 mendatar.
- Praktik pengelasan menggunakan
filler Mild Steel pada benda kerja
Mild Steel dengan sudut mendatar.
- Praktik pengelasan menggunakan
filler Mild Steel pada benda kerja
Stainless Steel dengan sudut
17. Kamis, 27 Juli 2017 mendatar.
- Praktik pengelasan menggunakan
filler Stainless Steel pada benda kerja
Mild Steel dengan sudut mendatar.
- Praktik pengelasan menggunakan
filler Stainless Steel pada benda kerja
Stainless Steel dengan sudut siku.
- Praktik pengelasan menggunakan
18. Jumat, 28 Juli 2017 filler Mild Steel pada benda kerja
Mild Steel dengan sudut siku.
- Praktik pengelasan meyambungkan
bahan Stainless Steel dan Mild Steel
menggunakan filler Stainless Steel.
Perpisahan dengan para pegawai
19. Senin, 31 Juli 2017
yang ada di Workshop Unit III.

39
C. PEMBAHASAN

PROSES PRODUKSI DRIVE SHAFT PADA MOTOR


SEPARATOR MESIN PEMASAK TEMBAKAU (SEMI DIRECT
BLEND) DI PT. GUDANG GARAM, Tbk

1. Gambaran Umum Drive Shaft


a. Pengertian
Drive Shaft merupakan poros yang dapat memindahkan
tenaga dari transmisi. Tenaga transmisi berpindah dari motor
penggerak ke motor yang digerakkan.

Gambar 3.6 Drive Shaft.


Sumber : (web.ipb.ac.id).

b. Pengaplikasian
Proses produksi Drive Shaft hanya terbatas sampai proses
pembuatan tanpa penulis mengetahui pengaplikasian benda
produksi karena keterbatasan waktu, tempat, dan ijin dari
tempat Praktik Industri.
Tetapi, jika dianalisis oleh penulis bila menilik bentuk
mesin yang kemungkinan digunakan adalah untuk menjadi
shaft pada pulley penggerak

40
2. Diagram Pengerjaan Pembuatan Drive Shaft

Order
Masuk

1
23
2
PPIC

3 4
Kepala Sie Kepala Urusan Operator
Pemotongan Pemotongan Potong
6 5
7
8 9
Kepala Sie Kepala Operator
Bubut Urusan Bubut Bubut
11 10
12
13 14
Kepala Sie Kepala Operator
Frais Urusan Frais
16 Frais 15
17
18 19
Kepala Sie Kepala Urusan Operator
Kerja Kerja Bangku Kerja
Bangku 21 20 Bangku
22

Quality
Qontroller

Gambar 3.7 Diagram Pengerjaan Pembuatan Drive Shaft.


Sumber : (Ilustrasi Gambar Pribadi).

Berikut penjelasan dari diagram Proses Pengerjaan


Pembuatan Drive Shaft. Proses dijelaskan dengan angka. Terdapat
20 proses dengan uraian di bawah ini.
a. Proses 1.

41
Order masuk ke unit III diterima oleh PPIC dengan
produk Kartu Kerja. PPIC menerima gambar order kemudian
membuat uraian tugas dan lamanya waktu pengerjaan. Jenis -
jenis kerja untuk pembuatan Drive Shaft dapat dilihat di
Gambar 3.8.
b. Proses 2.
Kepala Sie Pemotongan mendapat Kartu Kerja dari PPIC
yang kemudian akan dicek kembali jika terdapat jenis
pekerjaan yang belum sesuai dan meneruskan kepada Kepala
Urusan melalui job yang sudah tertera di Kartu Kerja yaitu
potong Gergaji.
c. Proses 3.
Kepala Urusan Pemotongan yang sudah mendapat Kartu
Kerja dari Kepala Sie menentukan pemotongan material akan
dilaksanakan oleh Operator manakah yang sesuai dengan
mesin yang dijalankan.
d. Proses 4.
Operator Potong melakukan pekerjaan sesuai dengan
uraian tugas di Kartu Kerja. Jika diperlukan, Operator berhak
meminjam tools yang diperlukan kepada sie penyimpanan
alat-alat.
e. Proses 5.
Operator menaruh hasil material yang sudah dikerjakan ke
rak seksi pemotongan kemudian memberikan Kartu Kerja
kepada Kepala Urusan untuk dicek hasil pekerjaan tersebut.
f. Proses 6.
Kepala Urusan mengambil Kartu Kerja dan mengecek
hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan Operator dan
meneruskan Kartu Kerja ke Kepala Sie.
g. Proses 7.
Kepala Sie Pemotongan mengecek kembali pekerjaan dari
langkah-langkah pekerjaan yang seharusnya kemudian
meneruskan Kartu Kerja kepada Kepala Sie Bubut.
h. Proses 8 sampai 12.
Pada Kartu Kerja, pekerjaan berlanjut menuju
pembubutan di seksi Bubut. Alur pengerjaan sama dengan
pekerjaan potong Gergaji. Pekerjaan di bubut adalah facing
dan contouring dan lain sebagainya.
i. Proses 13 sampai 17.

42
Pada Kartu Kerja, pekerjaan berlanjut menuju frais di
seksi Frais. Alur pengerjaan sama dengan bubut. Pekerjaan di
frais adalah pembuatan slotting.
j. Proses 18 sampai 22.
Pada Kertu Kerja, pekerjaan berlanjut menuju kerja
bangku di seksi Kerja Bangku. Alur pengerjaan sama dengan
frais. Pekerjaan di kerja bangku yaitu menghaluskan hasil
bubutan dan frais yang sudah dikerjakan sebelumnya.
k. Proses 23.
Setelah semua pekerjaan selesai, maka bagian akhir dari
proses produksi Drive Shaft adalah quality controlling. Sebelum
menuju Quality Controller, PPIC menginstruksikan dilakukan
quality controlling.

43
Di bawah ini adalah gambar Job sheet produksi Drive Shaft
yang diterima dari unit V PT. Gudang Garam, Tbk Kediri.

Gambar 3.8 Job sheet Produksi Drive Shaft.


Sumber : (Bengkel Umum Unit III PT Gudang Garam, Tbk).

44
Di bawah ini adalah gambar Kartu Kerja produksi Drive Shaft.

Gambar 3.9 Kartu Kerja Produksi Drive Shaft.


Sumber : (Bengkel Umum Unit III PT Gudang Garam, Tbk).

3. Persiapan Material
a. Jenis Bahan Baku
VCL (AISI 4140) merupakan material baja paduan
Molibden (Mo) dengan unsur Molibden (Mo) dan Krom (Cr).
VCL disebut sebagai baja paduan karena mengandung
unsur-unsur penambah selain yang ada pada baja Karbon
yaitu Karbon (C), Mangan (Mn), dan SIlikon (Si). Hal
tersebut dapat dilihat di Tabel 3.2.

45
VCL termasuk baja paduan rendah karena jumlah
komposisi kimia hanya mencapai 2,62 % yang artinya
kurang dari 10 %.

Gambar 3.10 Material VCL.


Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

Adapun kandungan pada material VCL dapat dilihat


pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Tabel Chemical Composition VCL.

Chemical Compotition (%)


Material C Si Mn Cr Mo
VCL 140 0,42 0,30 0,60 1,10 0,20
AISI 4140

Sumber : Buku Machinery Steels Bohler VCL-140.

b. Pemotongan
Material semula memiliki panjang 500 mm dan
diameter material sebesar 2 inch atau 50,8 mm. Kemudian
dipotong menjadi panjang material 223 mm.
Proses atau Cara Kerja Pemotongan
1. Menekan tombol Off pada Emergency Bottom
Mesin harus dimatikan terlebih dahulu jika
sebelumnya sudah dipakai.
2. Menekan tombol On
Untuk menyalakan mesin dan memulai pengerjaan
3. Mesin dinaikkan
4. Mengukur panjang material yang akan dipotong
secara manual menggunakan meteran.
5. Material dimajukan sesuai dengan ukuran yang
dibutuhkan
6. Menyalakan Klem
7. Mesin diturunkan

46
Mesin turun untuk memotong benda kerja
8. Menyalakan gergaji
Gergaji untuk proses pemotongan yang bersamaan
dengan Coolant

Benda
Kerja

Gambar 3.11 Proses Pemotongan Material.


Menggunakan Mesin Gergaji Pita (Horizontal Metal Band Saw)
Merek Top Tech.
Mesin Buatan Taiwan Tahun 1990.
Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

4. Peralatan Membubut
a. Alat Potong Mesin Bubut CNC
Material Hardmetal Cutting Tools terdiri dari Pemegang
(Holder) dan Mata Potong (Insert) digunakan dalam proses
pembubutan menggunakan mesin CNC.
Pisau Pahat memakai Insert CNMG 12XXXX atau
CNMG 16XXXX. Sedangkan untuk Holder menggunakan
PCLNR XXXX M12 atau PCLNR XXXX M16.

Gambar 3.12
Pisau Pahat dan Holder yang Terpasang.
Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

47
b. Bor Senter (Centre Drill)
Bor Senter adalah salah satu alat potong pada mesin
bubut yang berfungsi untuk membuat lubang senter pada
ujung permukaan benda kerja.
Tetapi pada pengerjaan ini, digunakan untuk membuat
lubang penumpu pada ujung benda kerja (material).

Gambar 3.13 Centre Drill.


Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

c. Alat Ukur
1) Jangka Sorong (Sketch Match) Manual
Jangka Sorong (Skecth Match) digunakan untuk
mengukur panjang suatu benda dengan cara diapit.
Panjang jangka sorong sebesar 150 mm dengan
ketelitian 0,01 mm.
Pada pengerjaan ini, digunakan untuk mengukur
diameter luar dan panjang benda baik sebelum
maupun sesudah pengerjaan. Jangka Sorong jenis
manual dapat digunakan ketika melakukan
pengukuran saat benda kerja masih basah terkena
Coolant.

Gambar 3.14 Jangka Sorong.


Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

48
2) Jangka Sorong (Sketch Match) Digital
Jangka Sorong (Skecth Match) Digital merupakan
jangka sorong berbentuk digital.
Jangka sorong jenis ini lebih mudah
penggunaannya dibandingkan manual yaitu dengan
menggeser rahang dan secara otomatis nilai keluar.
Panjang jangka sorong sebesar 300 mm dengan
ketelitian 0,01 mm.

Gambar 3.15 Jangka Sorong Digital.


Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

3) Mikrometer Luar (Outside Micrometer)


Mikrometer Luar (Outside Micrometer) merupakan
alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda
dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.001 mm.

Gambar 3.16 Outside Micrometer.


Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

d. Alat Bantu
1) Pemegang Tap Lurus (Straight Tap Wrench)
Pemegang Tap Lurus adalah suatu alat potong
yang dapat digunakan untuk membuat ulir dalam baik
secara manual dengan menggunakan tangan maupun
dengan menggunakan mesin.

Gambar 3.17 Straight Tap Wrench.


Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

49
2) Kunci Allen
Kunci Allen atau Kunci Heksagonal digunakan
untuk menyetting atau mengatur Tool pada Toolpost
Bubut CNC terhadap ujung center.

Gambar 3.18 Kunci Allen.


Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

5. Pembubutan
Setelah dari seksi pemotongan, material yang berupa poros
dikerjakan di mesin bubut dengan cara CNC atau menggunakan
program sebagai inputnya.
Proses atau cara kerjanya :
a. Menyiapkan peralatan membubut.
Menyiapkan peralatan antara lain alat potong, bor
senter, alat ukur, dan alat bantu.

b. Menghidupkan Mesin Bubut CNC


1) Menghidupkan Panel Mesin.
Berada di bagian belakang mesin

Gambar 3.19 Menghidupkan Panel Mesin.


Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

50
2) Menyalakan Control.
Dengan menekan tombol hijau.

Gambar 3.20 Menyalakan Control.


Sumber : (Dokumentasi Pribadi).

3) Menarik Tombol Emergency.

Gambar 3.21 Menyalakan Emergency Button.


Sumber : (Dokumentasi Pribadi).
4) Menyalakan Lampu.
Dengan menekan tombol Lamp yang berguna untuk
penerangan pengerjaan.
5) Meng Home kan Mesin.
Dengan menekan Mode Z + R + N kemudian X +
Home + Z secara bersamaan.

c. Mengatur (Setting) Material Terhadap Cekam


Bertujuan untuk mengatur Tool agar menyentuh benda
kerja.

51
1) Tekan tombol JOG.
2) Tekan tombol Z.
3) Tekan tombol RAPID (+ dan ) sampai Tool mendekati
benda kerja.
4) Tekan tombol MPG.
5) Tekan tombol X. Kemudian, putar handle manual
sampai menyentuh diameter benda kerja, tetapi
sebelum menyentuh putar spindle CW dan CCW.

d. Inputting Program
Jalannya pemakanan pisau dengan material dimulai
dari pembubutan muka (facing), pembubutan rata,
pembubutan bertingkat.
Poros dengan diameter semula 223 milimeter dibubut
menjadi 35 milimeter. Kemudian, pembubutan bertingkat
sesuai dengan ukuran-ukuran di job sheet.

52
Di bawah ini adalah program Bubut dari proses
produksi Drive Shaft.

Gambar 3.22
Program Pembuatan Drive Shaft di Seksi Bubut.
Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

Pembubutan terdiri dari facing, rata, dan chamfer.


Pembubutan dilakukan sebanyak dua kali yaitu ketika
membubut rata dan bertingkat sampai 124 milimeter.

53
Kemudian, sisi yang belum dibubut (96 milimeter) dibalik
untuk dilakukan pembubutan sekaligus tap.

Gambar 3.23 (a) Mengambil titik tengah poros (b) Tap manual
menggunakan Tap Holder.
Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

6. Peralatan Frais
a. Alat Potong Mesin Frais CNC
Arbor berfungsi sebagai tempat memasang pisau frais.
Pisau frais yang dipakai adalah jenis end mill dengan
diameter 8 mm yang berguna untuk slotting di kedua sisi
poros.

Gambar 3.24
Arbor dan End Mill yang Terpasang.
Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

54
b. Alat Ukur
Jangka Sorong (Skecth Match) Digital merupakan jangka
sorong berbentuk digital.
Jangka sorong jenis ini lebih mudah penggunaannya
dibandingkan manual yaitu dengan menggeser rahang dan
secara otomatis nilai keluar. Panjang jangka sorong sebesar
300 mm dengan ketelitian 0,01 mm. Pada pengerjaan
digunakan ketika mengukur hasil pengefraisan berupa
slotting. Slot diukur apakah sesuai dengan ukuran pada
Kartu Kerja atau tidak.

Gambar 3.25 Jangka Sorong Digital.


Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

c. Alat Bantu
Kunci Momen (Torque Wrench) digunakan untuk pada
proses pencekaman material hasil pembubutan dengan
cekam. Kunci Momen berfungsi sebagai pengerat baut dan
mur antara cekam dengan benda kerja.

Gambar 3.26 Torque Wrench.


Sumber : (www.kmstools.com)

7. Frais
a. Menyiapkan peralatan frais.
Menyiapkan peralatan antara lain alat potong, alat ukur,
dan alat bantu.

55
b. Menghidupkan Mesin Frais CNC
1) Menghidupkan Panel Mesin.
Berada di bagian belakang mesin.
2) Menyalakan Control.
Dengan menekan tombol hijau.
3) Menarik Tombol Emergency.
4) Menyalakan Lampu.
Dengan menekan tombol Lamp yang berguna untuk
penerangan pengerjaan.

c. Mengatur (Setting) Material Terhadap Cekam


Berikut ini merupakan ilustrasi untuk menyetting
material terhadap cekam mesin Frais CNC.

Touch
Probe

Benda
Kerja
X

Y Z
Gambar 3.27
Proses Setting Material Terhadap Cekam.
Sumber : (Ilustrasi Gambar Pribadi)

Dengan cara kerja sebagai berikut :


1) Mengaktifkan Touch Probe.
Dengan menekan tombol :
M01 M80 EOB Insert
Start.

56
Gambar 3.28 Touch Probe mendekati Material.
Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

2) Mengatur Touch Probe Agar Mendekati Benda.


Dengan menekan tombol :
RAPID X
RAPID Y
RAPID Z
(+ dan - ) sampai Touch Probe mendekati benda.

3) Setelah itu, putar handle sampai menyentuh benda


sehingga menimbulkan Touch Probe berbunyi dan
lampu menyala. Selanjutnya, tekan tombol WORK.
Di bawah ini adalah program Frais dari proses
produksi Drive Shaft.

d. Inputting Program
Sesuai dengan gambar di Job Sheet, pengerjaan dimulai
dari sisi kiri benda dengan kedalaman hasil slot 5 mm.
Panjang yang diingankan 48 mm dengan lebar 12 mm.

57
Di bawah ini adalah program Frais dari proses produksi
Drive Shaft.

Gambar 3.29 Program 1.


Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

58
Gambar 3.30 Program 2.
Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

Proses pembuatan slot dimulai dari sisi kiri seperti pada


Gambar 3.31.

59
Program 2 dan 3 menunjukkan dimulainya pembuatan
Slot dengan bergeraknya End Mill sebesar 8 mm membentuk
gerakan interpolasi melingkar ditandai adanya G3.
Kemudian untuk Program 4 dan seterusnya merupakan
kelanjutan untuk slotting sisi kiri benda kerja.

Gambar 3.31
Pembuatan Slot Sisi Kiri Benda Kerja.
Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

60
Gambar 3.32 Program 3.
Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

61
Gambar 3.33 Program 4.
Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

62
Gambar 3.34 Program 5.
Sumber : (Dokumetasi Pribadi)

63
Gambar 3.35 Program 6.
Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

Program 6 mengakhiri pembuatan slot pada sisi kiri


benda kerja.

64
Adapun pembuatan slot pada sisi kanan benda kerja
memiliki program dengan urutan yang sama dengan
dimulai oleh kode pemanggilan tools seperti pada gambar
yang diberi kotak kuning.

Gambar 3.36 Program 7.


Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

65
8. Hasil Akhir
Proses utama yang dibutuhkan untuk mencapai hasil akhir
produk pemotongan material, pembubutan, frais (milling), dan
kerja bangku. Kerja bangku tidak dapat penulis cantumkan
langkah-langkah prosesnya karena keterbatasan waktu dari
tempat Praktik Industri.
Produk hasil akhir dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

Gambar 3.37
Benda Kerja dengan Slotting Sisi Kiri.
Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3.38
Benda Kerja dengan Slotting Sisi Kanan.
Sumber : (Dokumentasi Pribadi)

Produk hasil akhir setelah melalui pengerjaan Kerja Bangku


akan dilanjutkan menuju Quality Controlling yang mana akan
dicek dan disesuaikan dengan order. Jika sesuai, maka produk
hasil akhir dapat menjadi produk order dan siap dikirim ke unit
V selaku pengorder.

66

Anda mungkin juga menyukai