Anda di halaman 1dari 3

Tugas Teknik Pembuatan Akta II

DISUSUN OLEH :

Habibur Rahman
1920123037

Dosen Mata Kuliah:


Alexander, SH, MKn

MAGISTER KENOKTARIATAN

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

2020
1. Minuta akta

Minuta Akta merupakan asli Akta yang mencantumkan tanda tangan para penghadap,
saksi, dan Notaris, yang disimpan sebagai bagian dari Protokol Notaris. Berdasarkan
Pasal 16 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, yang pada intinya menyatakan
bahwa: "Dalam menjalankan jabatannya, Notaris wajib bertindak amanah, jujur,
saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam
perbuatan hukum danm membuat Akta dalam bentuk Minuta Akta dan menyimpannya
sebagai bagian dari Protokol Notaris". Kewajiban menyimpan Minuta Akta tidak
berlaku dalam hal Notaris mengeluarkan Akta in originali. Akta in originali tersebut
yaitu meliputi Akta pembayaran uang sewa, bunga, dan pensiun, Akta penawaran
pembayaran tunai, Akta protes terhadap tidak dibayarnya atau tidak diterimanya surat
berharga, Akta kuasa, Akta keterangan kepemilikan. Minuta akta adalah asli akta
Notaris, dimana di dalam minuta akta ini terdiri dari (dilekatkan) data-data diri para
penghadap dan dokumen lain yang diperlukan untuk pembuatan akta tersebut. Setiap
bulannya minuta akta harus selalu dijilid menjadi satu buku yang memuat tidak lebih dari
50 akta. Pada sampul setiap buku tersebut dicatat jumlah minuta akta, bulan dan tahun
pembuatannya.

2. Salinan Akta
Yang dimaksud dengan salinan akta dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (“UU Jabatan Notaris”) sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 (“UU 2/2014”). Salinan akta adalah
salinan kata demi kata dari seluruh akta notaris dan pada bagian bawah salinan akta
notaris tercantum frasa "diberikan sebagai SALINAN yang sama bunyinya.[1] Jadi,
salinan akta hanyalah salinan dari akta notaris yang dibuat oleh notaris. Pada dasarnya,
yang diatur dalam UU Jabatan Notaris jo. UU 2/2014 adalah cara penulisan dalam akta
notaris. Akta notaris itu sendiri adalah akta autentik yang dibuat oleh atau di hadapan
notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam UU Jabatan Notaris jo. UU
2/2014
.

3. Grosse Akta
Berdasarkan pengertian dalam Undang-undang no 2 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris,
Akta Grosse adalah salah satu salinan akta untuk pengakuan utang dengan kepala akta
“Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha esa”, yang mempunyai kekuatan
eksekutorial. Artinya kreditur bisa langsung melakukan eksekusi apabila sudah terjadi
wanprestasi berdasarkan ketentuan perjanjian utang-piutang yang merupakan perjanjian
pokok. Karena akta grosse hanyalah merupakan perjanjian accesoir (tambahan).
Akta grosse memiliki syarat formil yaitu:
1. Dibuat oleh atau di hadapan Notaris
2.  Dikeluarkan oleh Notaris atau protokolnya
3. Memakai kepala “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha esa”
4. Di penutup akta “diberikan sebagai grosse pertama”dengan menyebut yang meminta
dan kepada siapa grosse dikeluarkan.

Sedangkan syarat materilnya yaitu :

1. Isinya pengakuan utang sepihak


2. Jumlah utang tetap atau mudah dihitung saat waktu jatuh tempo dan dieksekusi
3. Isi tidak boleh bertentangan dengan pasal 14 undang-undang Pelepas Uang

4. Kutipan akta

Pasal 1 angka 10 menyatakan bahwa Kutipan Akta adalah kutipan kata demi kata dari
satu atau beberapa bagian dari akta dan pada bagian bawa kutipan tercantum frasa
“diberikan sebagai kutipan”.

Anda mungkin juga menyukai