PENDAHULUAN
grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu
tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang
hukum melalui akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapannya, mengingat akta
otentik sebagai alat bukti terkuat dan memiliki nilai yuridis yang esensial dalam
setiap hubungan hukum bila terjadi sengketa dalam kehidupan masyarakat. Akta
otentik yang dibuat oleh notaris merupakan sebuah alat pembuktian untuk
menyatakan adanya suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh para pihak.
Sebagai alat bukti, akta otentik dikatakan memiliki kekuatan pembuktian yang
1
2
dimiliki oleh akta otentik untuk membuktikan keabsahannya sebagai akta otentik
yang lahir sesuai dengan aturan hukum mengenai peryaratan sebuah akta otentik.
memberikan kepastian bahwa suatu kejadian dan fakta yang disebutkan dalam
akta memang benar dilakukan, terkait dengan tanggal atau waktu pembuatan,
identitas para pihak, tanda tangan para penghadap, saksi-saksi, dan notaris, tempat
akta.1
membuat akta otentik dapat dibebani tanggungjawab atas perbuatannya hal ini
Notaris tidak bertanggung jawab atas kelalaian dan kesalahan isi akta yang dibuat
diberikan kepada notaris harus dilandasi aturan hukumnya sebagai batasan agar
jabatan dapat berjalan dengan baik dan tidak bertabrakan dengan wewenang
1
Sjaifurrachman dan Habib Adjie, 2011, Aspek Pertangungjawaban Notaris dalam
Pembuatan Akta, Mandar Maju, Bandung, hal. 116-118.
3
jabatan lainnya. Dengan demikian jika seorang notaris melakukan suatu tindakan
yang melanggar wewenang. Maka akta notaris tersebut tidak mengikat secara
kredit.
perjanjian. Perjanjian tersebut terdiri dari perjanjian pokok yaitu perjanjian utang
jaminan. Agunan atau jaminan merupakan suatu hal yang sangat erat
yang di berikan oleh bank perlu diamankan. Tanpa adanya pengamanan, bank
pemberian kredit dan yang diatur dalam Pasal 1131 dan Pasal 1132 Kitab
prakteknya jaminan yang paling sering digunakan adalah jaminan kebendaan yang
4
salah satunya adalah tanah atau tanah dan bangunan yang dijadikan jaminan
lembaga jaminan hak atas tanah atau tanah dan bangunan yang disebut dengan
Hak Tanggungan, yang pengaturannya akan diatur lebih lanjut dengan suatu
Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda
bagian yang terpisahkan dari perjanjian kredit. Adanya aturan hukum mengenai
hendaknya sesuai dengan yang telah diatur dalam UUHT, artinya merupakan
sesuatu yang menentukan batal atau tidak batalnya perjanjian lain yang
merupakan hak jaminan yang lahir karena undang-undang melainkan lahir karena
2
Muchdarsyah Sinungan, 1990, Kredit Seluk Beluk dan Pengelolaannya. Tograf,
Yogyakarta, hal. 12.
5
harus diperjanjian terlebih dahulu antar bank selaku kreditor dengan nasabah
selaku debitor. Oleh karena itu secara yuridis pengikatan jaminan hak tanggungan
lebih bersifat khusus jika dibandingkan dengan jaminan yang lahir berdasarkan
bersangkutan pada buku tanah dan sertipikat obyek yang dijadikan jaminan.
Terkait dengan hal tersebut diatas, dalam hal kajian penelitian ini adalah
saat debitor akan melakukan proses roya terhadap hak tanggungan sebagaimana
tertulis dalam sertifikat, sedangkan sertifikat Hak Tanggungan yang dipegang oleh
kreditor dalam hal ini bank ternyata hilang. Untuk proses pencoretan sertifikat itu
diperlukan suatu akta khusus yang dibuat oleh notaris guna membantu para pihak
yang terkait untuk mewujudkan keinginannya. Akta tersebut adalah akta konsen
roya.
3
Sutardja Sudrajat, 1997, Pendaftaran Hak Tanggungan dan Penerbilan Sertiftkatnya,
Mandar Maju, Bandung, hal. 54.
6
Akta konsen roya merupakan salah satu akta otentik yang dibuat notaris
atas permintaan bank sebagai pihak yang berisi pernyataan pihak bank bahwa
sertipikat hak tanggungan debitor yang berada dalam kekuasaannya telah hilang,
di mana sertipikat hak tanggungan itu merupakan syarat bagi debitor yang telah
melunasi hutangnya untuk melakukan roya. Keberadaan akta konsen dalam ruang
lingkup hak tanggungan belum diatur secara tegas dalam undang-undang hak
tanggungan maupun oleh undang-undang atau aturan lainnya, sehingga hal ini
Akta konsen roya walaupun tidak diatur secara spesifik dalam UUJN,
UUHT dan peraturan lainnya, namun notaris dapat berwenang untuk membuat
akta ini menurut Pasal 15 ayat (1) UU Perubahan Atas UUJN. Notaris berwenang
untuk membuat Akta konsen roya karena akta ini merupakan kehendak dari pihak
sendiri (bukan inisiatif dari notaris) dan tidak dikecualikan sebagai wewenang
Pejabat lain.
Akta konsen roya merupakan akta pihak (partij), merupakan akta yang
berisi suatu keterangan dari apa yang terjadi karena perbuatan yang dilakukan
oleh pihak lain dihadapan notaris, artinya diterangkan oleh pihak lain kepada
notaris dalam menjalankan jabatannya dan untuk keperluan mana pihak lain itu
sengaja datang di hadapan notaris dan memberikan keterangan itu atau melakukan
perbuatan itu di hadapan notaris, agar keterangan atau perbuatan itu dikonstatir
7
oleh notaris di dalam suatu akta otentik.4 Akta tersebut berisi pernyataan dari
pihak bank, oleh karena itu tanggung jawab notaris dalam pembuatannya hanya
terbatas pada awal dan akhir akta, tidak termasuk isi akta yang merupakan hasil
sempurna apabila akta tersebut mempunyai kekuatan pembuktian lahir, formil dan
1870 KUH Perdata. Akta otentik memberikan diantara para pihak itu suatu bukti
nilai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat sehingga akta akan
kabur. Norma kabur yang dimaksud adalah mengenai kewenangan notaris untuk
membuat akta konsen roya, karena pada Pasal 15 ayat (1) UU Perubahan Atas
UUJN hanya mengatur mengenai kewenangan notaris untuk membuat akta, dan
4
G.H.S. Lumban Tobing, 1992, Peraturan Jabatan Notaris, Penerbit Erlangga, Jakarta, hal
46
8
dalam UUHT juga tidak mengatur mengenai ketentuan adanya akta konsen roya
sejauh mana Kedudukan Hukum dari akta konsen roya yang dibuat oleh
yang akan dibahas lebih lanjut. Adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
umum dan tujuan yang bersifat khusus yang akan dijelaskan sebagai berikut :
Tujuan umum penelitian tesis ini adalah untuk pengembangan ilmu hukum
Dalam penelitian ini, selain untuk mencapai tujuan umum seperti yang
telah disebutkan, juga terdapat tujuan khusus yang ingin dicapai sesuai dengan
a. Untuk mengkaji dan menganalisa lahirnya akta konsen roya yang dibuat oleh
Notaris dalam hal Sertipikat Hak Tanggungan yang hilang dalam proses
b. Untuk mengetahui akibat hukum dari akta konsen roya yang dibuat oleh
pengetahuan. Dalam tesis ini, hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat yaitu
sebabagai berikut:
bagi ilmu pengetahuan khususnya perkembangan ilmu hukum Agraria dan hukum
Jaminan, dalam hal kepastian hukum dan perlindungan hukum akta konsen roya
serta penulis dalam hal ini adalah dalam rangka melaksanakan ketentuan Undang-
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, berkaitan dengan lahirnya akta konsen roya
yang dibuat oleh notaris serta hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
solusi tepat bagi pengambil keputusan bila timbul masalah yang berkaitan dengan
sebagai kerangka acuan yang dapat mengarahkan suatu penelitian. Dalam setiap
Menurut Brian H Bix, “Theories of law will tell one what it is that makes
some rule (norm), rule (norm) system, practice, or institution “legal” or “not
legal”, “law” or “not law”.5 Landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian
Sejalan dengan hal tersebut, maka terdapat beberapa penjelasan serta teori yang
dipergunakan sebagai pisau analasis dalam penulisan ini. Berdasarkan pada latar
belakang diatas yang menjelaskan mengenai perjanjian acap kali timbul suatu
masalah apabila tidak terdapat kesesuaian antara penawaran dan penerimaan. Ada
beberapa teori-teori dan konsep yang dapat menjelaskan hal tersebut, antara lain:
bahwa pemyelenggaraan Negara yang baik ialah yang didasarkan pada pengaturan
5
Brian H Bix, 2009, Jurisprudence: Theory and Concept, Thomson Reuters (legal)
Limited, London, hal. 9.
11
(hukum) yang baik yang disebut dengan istilah “nomoi”.6 Konsep Negara Hukum
ini berkembang dalam 2 (dua) sistem hukum yaitu system hukum Eropa
unsur Negara hukum formal. Kemudian pada abad ke 19, muncunya pendapat dari
hukum menurut Frederich Julius Stahl, ditandai dengan adanya empat unsur
pokok yaitu:
6
Titik Triwulan Tutik, 2011, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca
Amandemen UUD 1945, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal.61.
7
Ibrahim R, 2003, Sistem Pengawasan Konstitusional Antara Kekuasaan Legislatif dan
Eksekutif Dalam Pembaharuan UUD 1945, Disertasi Program Pascasarjana Universitas
Padjajajaran Bandung, hal 32-33. (selanjutnya disebut R.Ibrahim 1).
12
Rechtsstaat:8
kekuasaan tanpa kendali. Negara yang pola hidupnya berdasarkan hokum adalah
negara yang adil dan demikrasi. Berdasrkan hal tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa negara Indonesia merupakan negara yang tunduk pada hokum yang
hukum yang tidak bertentangan satu sama lain antara akta konsen roya dalam hal
sertipikat Hak Tanggungan hilang dalam proses pencoretan atau roya Hak
8
Ni’matul Huda, 2005, Hukum Tata Negara Indonesia Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hal 82.
13
artinya barang siapa (subyek hukum) yang diberikan kewenangan oleh undang-
undang, maka dikatakan berwenang untuk melakukan sesuatu yang tersebut dalam
kewenangan itu.
keputusan selalu dilandasi oleh kewenangan yang diperoleh dari konstitusi secara
yang asli atas dasar konstitusi. Pada kewenangan delegasi, harus ditegaskan suatu
pelimpahan wewenang kepada organ pemerintahan yang lain. Pada mandat tidak
terjadi pelimpahan apapun dalam arti pemberian wewenang, akan tetapi, yang
diberi mandat bertindak atas nama pemberi mandat. Dalam pemberian mandat,
9
Indroharto,1994, Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, dalam Paulus Efendie
Lotulung, Himpunan Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal. 65.
14
pejabat yang diberi mandat menunjuk pejabat lain untuk bertindak atas nama
diberikan kepada suatu organ (institusi) pemerintahan atau lembaga Negara oleh
suatu badan legislatif yang independen. Kewenangan ini adalah asli, yang tidak
kepada organ tertentu atau juga dirumuskan pada atribusi terjadi pemberian
UUD NRI 1945) atau uu kepada suatu lembaga negara atau pemerintah.
Kewenangan tersebut melekat terus menerus dan dapat dilaksanakan atas prakarsa
sendiri setiap diperlukan. Disini dilahirkan atau diciptakan suatu wewenang baru.
10
J.G. Brouwer dan E.A.Schilder, 1998, A survey of dutch administrative law, Ars Aequi
Libri, Nijmegan hal.16-17
11
Indroharto,1996, Usaha Memahami Undang‐undang Tentang Peradilan Tata Usaha
negara,Buku I, Beberapa Pengertian dasar Hukum Tata Usaha negara, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta, hal 91
15
(organ yang telah memberi kewenangan) dapat menguji kewenangan tersebut atas
namanya.12
atribusi, kewenangan yang ada siap dilimpahkan, tetapi tidak demikian pada
12
HR.Ridwan, 2006, Hukum Administrasi Negara, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
hal 105
16
tersebut;
diperoleh bagi pejabat atau organ (institusi) pemerintahan dengan cara atribusi,
Perubahan Atas UUJN, Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua
dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta,
memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan
akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang
13
Abdul Rasyid Thalib, 2006, Wewenang Mahkamah Konstitusi dan Implikasinya dalam
Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Citra Aditya, Bandung, hal 219
14
F.A.M. Stroink dalam Abdul Rasyid Thalib,2006, Wewenang Mahkamah Konstitusi
dan Aplikasinya dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung,
hal. 219
17
lain yang ditetapkan oleh undang-undang. Dalam Pasal 15 ayat (2) UU Perubahan
Atas UUJN, Notaris juga berwenang : (a) mengesahkan tanda tangan dan
buku khusus; (b) membukukan surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam
buku khusus; (c) membuat kopi dari asli surat dibawah tangan berupa salinan
yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang
(f) membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau (g) membuat akta
risalah lelang.
Pasal 15 UUJN dan kekuatan pembuktian dari akta notaris, maka ada 2 hal yang
berlaku.
sempurna, sehingga tidak perlu dibuktikan atau ditambah dengan alat bukti
yang lainnya. Jika misalnya ada pihak yang menyatakan bahwa akta tersebut
tidak benar, maka pihak yang menyatakan tidak benar inilah yang wajib
2 tahun 2014 tentang Jabatan Notaris. Wewenang seorang Notaris juga bersifat
mandiri dan otonom, sebagai Pejabat Publik yang diangkat oleh Negara, seorang
Notaris dapat menjalankan fungsinya kapan saja, tanpa harus memperoleh ijin
mengaturnya.
lengkap mengenai hak tanggungan sebagai lembaga hak jaminan yang dapat
dibebankan atas tanah berikut atau tidak berikut benda-benda yang berkaitan
dalam Buku II KUH Perdata Indonesia sepanjang mengenai tanah, dan ketentuan
perkembangan yang telah dan akan terjadi di bidang pengaturan dan administrasi
hak-hak atas tanah serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak, selain
Hak Milik, Hak Guna Usaha, dan Hak Guna Bangunan yang telah ditunjuk
19
sebagai obyek Hak Tanggungan oleh UUPA, Hak Pakai atas tanah tertentu yang
must be certain in its terms. It is generally accepted that there are four elements
that must be certain in a contract in order for there to be a valid offer : parties,
persyaratan sebuah kontrak harus pasti. Agar sebuah kontrak dapat dikatakan sah,
terdapat empat elemen yang pada umumnya diterima sebagai sesuatu yang harus
pasti dalam sebuah kontrak, yaitu: para pihak, harga, permasalahan dan waktu
pelaksanaannya).
15
Linda A. Spagnola, 2008, Contacts For Paralegals (Legal Principles and Practical
Applications), McGraw-Hill Companies, United States, hal. 4
16
Mariam Darus Badrulzaman, 1991, Perjanjian Kredit Bank, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal. 32.
20
bahwa perjanjian dianggap mengikat para pihak secara hukum, yang sengaja
dibuat oleh dan di antara dua atau lebih subyek yang diakui memiliki kapasitas
pihak pemberi hak tanggungan yang ternyata lalai atau sengaja melalaikan
barang jaminan sehingga perlu kiranya dikaji lebih jauh kedudukan kreditor
pemegang hak tanggungan dalam hal terjadinya wanprestasi dari pemberi hak
tanggungan.
dengan perjanjian hutang piutang antara debitor dan kreditor dengan membuat
Disamping itu kreditor meminta agar debitor menyerahkan asli sertifikat tanah
yang menjadi objek hak tanggungan tersebut untuk pelunasan hutang debitor.
Setelah itu PPAT mengecek sertifikat hak atas tanah tersebut ke kantor pertanahan
untuk mengetahui apakah masih ada beban hak tanggungan atau tidak ada, apabila
17
Martin Dixon, 2007, Textbook on International Law, Oxford University Press, New
York, Sixth Edition, Hal. 54.
21
mencatatnya dalam buku tanah debitor yang ada di kantor pertanahan serta
Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kemudian sertifikat hak atas
tanah dan sertifikat hak tanggungan disimpan oleh kreditor. Setelah debitor
hutang yang dijamin dengan hak tanggungan sudah lunas maka hak tanggungan
hapus atas dasar itu mohon roya atau pencoretan catatan beban hak tanggungan
hak atas tanah dan asli sertifikat hak tanggungan dan dalam sertifikat hak atas
tanah disebut klausula roya hutang sudah dibayar lunas. Kemudian kantor
sertifikat hak atas tanah dan buku tanah debitor, dengan demikian hak tanggungan
tersebut hapus. Setelah di roya sertifikat hak atas tanah dikembalikan pada
debitor, sedangkan sertifikat hak tanggungan ditarik oleh kantor pertanahan dan
dinyatakan tidak berlaku lagi, demikian juga buku tanah hak tanggungan
roya dalam hal bank selaku kreditor telah menghilangkan sertifikat yang akan
diroya, sehingga akan dijelaskan mengenai syarat-syarat apa yang harus dipenuhi
22
Teori yang berkaitan dengan penelitian ini ialah Teori Kepastian Hukum.
Teori hukum menurut Satjipto Rahardjo18 ialah jiwanya peraturan hukum, karena
ia merupakan dasar lahirnya peraturan hukum, dan ratio legis peraturan hukum.
Asas kepastian hukum adalah kepastian aturan hukum, bukan kepastian tindakan
terhadap atau tindakan yang sesuai dengan aturan hukum. Kepastian hukum juga
merupakan asas dalam Negara hukum yang digunakan sebagai landasan peraturan
Negara, kepastian hukum secara normatif adalah ketika suatu peraturan dibuat dan
diundangkan secara pasti karena mengatur secara logis dan jelas. Jelas dalam
artian tidak menimbulkan keragu-raguan dan logis dalam artian menjadi suatu
system norma dengan norma lain sehingga tidak berbenturan atau menimbulkan
Akta otentik sebagai alat bukti yang mengikat dan sempurna mempunyai
kegiatan sosial, dan lain-lain, kebutuhan akan pembuktian tertulis berupa akta
hukum dalam berbagai hubungan ekonomi dan sosial, baik pada tingkat nasional,
18
Riduan Syahrani, 2008, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung,
hal. 153.
23
regional maupun global. Dengan demikian melalui akta otentik yang menentukan
secara jelas hak dan kewajiban agar dapat menjamin kepastian hukum.
dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan tahu kejelasan akan hak dan
kewajiban menurut hukum. Tanpa ada kepastian hukum maka orang akan tidak
tahu apa yang harus diperbuat, tidak mengetahui perbuatanya benar atau salah,
dilarang atau tidak dilarang oleh hukum. Kepastian hukum ini dapat diwujudkan
melalui penoramaan yang baik dan jelas dalam suatu undang-undang dan akan
Dengan kata lain kepastian hukum itu berarti tepat hukumnya, subjeknya
dan objeknya serta ancaman hukumanya. Akan tetapi kepastian hukum mungkin
sebaiknya tidak dianggap sebagai elemen yang mutlak ada setiap saat, tapi sarana
yang digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi dengan memperhatikan asas
manfaat dan efisiensi. Teori kepastian hukum ini dimaksudkan untuk membahas
Akta otentik adalah akta yang dibuat oleh pejabat yang diberi wewenang
untuk itu oleh penguasa, menurut ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, baik
dengan maupun tanpa bantuan dari yang berkentingan, yang mencatat apa yang
19
M.Yahya Harahap, 2006, Pembahasan,Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Sinar
Grafika, Edisi Kedua, Jakarta, hal.76
24
Dalam Pasal 1 angka 1 UU Perubahan Atas UUJN yang berlaku pada saat
ini, disebutkan bahwa “Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk
Perubahan Atas UUJN lain merupakan perwujudan dari ketentuan Pasal 1868
KUH Perdata mengenai siapa yang dimaksud dengan pejabat umum. Sedangkan
yang selanjutnya disebut adalah akta autentik yang dibuat oleh atau di hadapan
Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam undang-undang ini”.
Akta otentik sebagai alat bukti terkuat dan terpenuh mempunyai peranan
sosial, dan lain-lain, kebutuhan akan pembuktian tertulis berupa akta otentik
dalam berbagai hubungan ekonomi dan sosial melalui akta otentik yang
menentukan secara jelas hak dan kewajiban, menjamin kepastian hukum dan
sekaligus diharapkan pula dapat dihindari terjadinya sengketa. Akta otentik pada
hakikatnya memuat kebenaran formal sesuai dengan apa yang diberitahukan para
bahwa apa yang termuat dalam akta notaris benar-benar telah dimengerti dan
sesuai dengan kehendak para pihak yaitu dengan cara membacakan sehingga
25
menjadi jelas isi akta notaris. Dengan demikian para pihak dapat menentukan
dengan bebas untuk menyetujui atau tidak menyetujui isi akta notaris yang akan
ditandatangani.20
Akta konsen roya merupakan suatu akta yang diperlukan dalam pencoretan
(roya) hak tanggungan, dalam hal terjadi masalah yaitu hilangnya sertifikat hak
kebutuhan praktek sebagai wujud dari kebebasan berkontrak dari para pihak yaitu
debiotr dan kreditor. Notaris berkewajiban untuk membuat dokumen atau akta
tersebut karena memang itulah salah satu tugas pokok seorang notaris. Atas dasar
inilah Notaris tidak dapat membuat akta Konsen roya, sebab akta ini merupakan
keinginan dan permohonan dari pihak Debitor dan kreditor untuk kepentingan
sebagai arah atau sasaran yang hendak bergantung kacamata yang dipakai untuk
dalam bentuk sebuah sistem yang membatasi ruang gerak tingkah laku manusia
sebagai subjek hukum tentang hal-hal yang bisa dan tidak bisa dilakukan dalam
kehidupan bermasyarakat, yang yang apabila aturan tersebut dilanggar maka akan
20
Habib Adjie, 2009,Hukum Notaris Indonesia Tematik Terhadap UU No. 30 Tahun
2004 tentang Jabatan Notais,Reflika Aditama, Bandung, hal.27
26
mendapat sanksi. Dengan uraian antara tujuan dan hukum maka dapat diambil
sebuah kesimpulan tujuan hukum merupakan arah atau sasaran yang hendak
Radbruch, harus ada skala prioritas yang harus dijalankan tiga nilai identitas
1. Asas kepastian hukum atau rechtmatigheid. Asas ini meninjau dari sisi
yuridis.
2. Asas keadilan hukum atau gerectigheit. Asas ini meninjau dari sisi filosofis.
dicapai yang membagi hak dan kewajiban antara setiap individu didalam
terhadap suatu perbuatan dan peristiwa hukum. Hukum yang berlaku pada
prinsipnya harus ditaati dan tidak boleh menyimpang atau disimpangkan oleh
akan hak dan kewajiban menurut hukum. Kepastian hukum dapat diwujudkan
21
Muntasir Syukri, (tanpa tahun), Keadilan dalam Sorotan, diakses dari:
URL:http://badilag.net/data/ARTIKEL/ARTIKEL%20KEADILAN%20DALAM%20SOROTAN
%20(1).pdf, pada hari Rabu, tanggal 15 Januari 2014, pukul 10.00 WITA.
27
melalui penormaan yang baik dan jelas dalam suatu undang-undang sehingga
pemberlakuan kepada tiap orang secara proporsional, tetapi juga bisa berarti
memberi sama banyak kepada setiap orang apa yang menjadi jatahnya
sama sekali22. Kemanfaatan hukum dapat dikatakan sebagai adanya suatu manfaat
yang diperoleh dari masyarakat atas adanya suatu hukum yang mengatur.
Apalagi dengan kondisi masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai latar
22
Rasjuddin Dungge, (tanpa tahun), Kepastian Hukum, diakses dari: http:
//rasjuddin.blogspot.com/, pada hari Jumat, tanggal 21 Maret 2014, pukul 17.05 WITA.
23
Philipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan hukum bagi Rakyat Indonesia, Bina Ilmu,
Surabaya,hal. 1.
28
sengketa di pengadilan.25
dan tunduk kepada UUJN dan UU perubahan atas UUJN. Landasan filosofis
hak, dan kewajiban seseorang dalam hukum yang berfungsi sebagai alat bukti
yang paling sempurna di pengadilan apabila terjadi sengketa atas hak dan
kewajiban terkait.
Akta yang dibuat oleh atau dihadapan Notaris dapat menjadi bukti
Deklarasi Stockholm 1972 dituangkan dalam dua istilah yang berbeda, yaitu ;
semua karakter risiko atau tanggung jawab. Liability meliputi semua karakter hak
dan kewajiban secara aktual atau potensial seperti kerugian, ancaman, kejahatan,
pertanggungjawaban politik27.
terhadap pihak ketiga dibebankan kepada pejabat yang karena tindakannya itu
telah menimbulkan kerugian. Dalam teori ini beban tanggung jawab ditujukan
26
Ida Bagus Wyasa Putra, 2001. Tanggung Jawab Negara Terhadap Dampak
Komersialisasi Ruang Angkasa. PT. Refika Aditama, Bandung. h.54
27
Ridwan H.R., 2006, Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
hlm.335-337.
31
akibatnya. Tiada hubungan antara keadaan jiwa si pelaku dengan akibat dari
perbuatannya.
bertanggung jawab secara hukum atas suatu perbuatan tertentu atau bahwa dia
memikul tanggung jawab hukum, subyek berarti bahwa dia bertanggung jawab
atas suatu sanksi dalam hal perbuatan yang bertentangan”30. Lebih lanjut Hans
28
Ibid., hlm.365.
29
Jimly Asshiddiqie dan Ali Safa’at, 2006, Teori Hans Kelsen tentang Hukum, Konstitusi
Press, Jakarta, hlm.61.
30
Hans Kelsen, 2007, General Theory Of Law and State, Teori Umum Hukum dan
Negara, Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif Sebagai Ilmu Hukum Deskriptif Empirik, terjemahan
Somardi, BEE Media Indonesia, Jakarta (selanjutnya ditulis Hans Kelsen II), hlm.81.
31
Ibid., hlm.83.
32
sempurna dan mengikat.33 Akta konsen Roya merupakan akta pihak (partij), yaitu
akta yang berisi suatu keterangan dari apa yang terjadi karena perbuatan yang
dilakukan oleh pihak lain dihadapan notaris, artinya diterangkan oleh pihak lain
kepada notaris dalam menjalankan jabatannya dan untuk keperluan mana pihak
32
Hans Kelsen, 2006, Teori Hukum Murni, terjemahan Raisul Mutaqien, Nuansa &
Nusamedia, Bandung (selanjutnya ditulis Hans Kelsen III), hlm.140.
33
Achmad Ali dan Wiwie Heryani, 2012, Asas-Asas Hukum Pembuktian Perdata, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, hal. 73
33
lain itu sengaja datang di hadapan notaris dan memberikan keterangan itu atau
melakukan perbuatan itu di hadapan notaris, agar keterangan atau perbuatan itu
dikonstatir oleh notaris di dalam suatu akta otentik. Artinya apabila akta otentik
yang diajukan memenuhi syarat formil dan materiil serta bukti lawan yang
kekuatan pembuktian sempurna dan mengikat yang melekat pada akta otentik,
pada dasarnya dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan bantuan alat bukti lain dan
Seluruh jenis alat bukti mempunyai nilai kekuatan pembuktian bebas dan
bukti yang sah. Akibat hukum akta otentik yang memuat keterangan palsu hanya
perjanjian yang tertulis dalam akta jual beli tanah adalah batal demi hukum,
artinya sejak lahirnya perjanjian jual beli tanah itu sudah batal atau tidak berlaku
atau dianggap tidak pernah ada. Dengan kata lain sejak awal dibuatnya akta itu
Dalam KUH Perdata ketentuan mengenai akta diatur dalam Pasal 1867
sampai Pasal 1880. Apabila akta otentik cara pembuatan atau terjadinya akta
tersebut dilakukan oleh dan atau dihadapan pejabat pegawai umum (seperti
Notaris, Hakim, Panitera, Juru Sita, Pegawai Pencatat Sipil), maka untuk akta di
bawah tangan cara pembuatan atau terjadinya tidak dilakukan oleh dan atau
dihadapan pejabat pegawai umum, tetapi cukup oleh pihak yang berkepentingan
34
saja. Contoh dari akta otentik antara lain akta notaris, vonis, surat berita acara
sedangkan akta di bawah tangan contohnya antara lain surat perjanjian sewa
Salah satu fungsi akta yang penting adalah sebagai alat pembuktian. Akta
otentik merupakan alat pembuktian yang sempurna bagi kedua belah pihak dan
ahli warisnya serta sekalian orang yang mendapat hak darinya tentang apa yang
dimuat dalam akta tersebut. Akta Otentik merupakan bukti yang mengikat yang
berarti kebenaran dari hal-hal yang tertulis dalam akta tersebut harus diakui oleh
hakim, yatiu akta tersebut dianggap sebagai benar selama kebenarannya itu tidak
ada pihak lain yang dapat membuktikan sebaliknya. Menurut Pasal 1857 KUH
Perdata, jika akta dibawah tangan tanda tangannya diakui oleh orang terhadap
siapa tulisan itu hendak dipakai, maka akta tersebut dapat merupakan alat
pembuktian yang sempurna terhadap orang yang menandatangani serta para ahli
1.6. Orisinalitas
kekuatan mengikat akta konsen roya. Penelitian ini merupakan penelitian yang
masih original atau asli karena belum ada penelitian secara khusus menulis tesis
dengan judul ini meskipun demikian ada sejumlah tulisan yang mirip tetapi tidak
sama secara substansial. Adapun judul beserta rumusan masalah penelitian lain
Tesis yang berjudul “Roya Hak Tanggungan Dalam Hal Bank Dilikuidasi
bahas berikut ini lebih menekankan pada pelaksanaan roya hak tanggungan dalam
Tahun 2012. Permasalahan yang ditelaah pada tesis ini adalah: 1. Bagaimanakah
kedudukan Akta Konsen Roya yang dibuat oleh Notaris 2. Apakah akibat hukum
Akta Konsen Roya yang dibuat oleh Notaris yang menjalankan jabatan di luar
wilayah jabatannya. Dalam tesis yang di bahas berikut ini lebih menekankan pada
Permasalahan yang dilatih pada tesis ini adalah: 1. Bagaimana Implikasi yuridis
pelaksanaan roya terkait hilangnya sertifikat Hal Tanggungan dalam proses roya
di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru. Dalam tesis yang di bahas berikut ini lebih
doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang menjadi permasalahan dalam
peneliti mencari asas hukum, teori hukum, dan sistem hukum, terutama dalam hal
konseptual. Tetapi untuk membahas permasalah dalam tesis ini pendekatan yang
34
Sunaryati Hartono, 1994, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20,
Alumni, Bandung, hal. 141.
35
Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, hal. 93.
37
penelitian ini dilakukan dengan menelaah suatu undang-undang dan regulasi yang
antara undang-undang dan UUD NRI 1945 atau antara regulasi dan undang-
undang. Hasil dari telaah tersebut merupakan suatu argumen untuk memecahkan
Sumber bahan hukum dari penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder, bahan hukum tertier. Adapun sumber bahan hukum
36
Ibid
38
Nomor 59).
b. Bahan hukum sekunder, yaitu berupa bahan yang memberikan informasi atau
hal-hal lain yang berkaitan dengan isi dari sumber bahan hukum primer serta
39
− Buku-buku literatur;
c. Bahan hukum tertier, yaitu berupa bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan huum sekunder, seperti
adalah dengan menggunakan gabungan antara metode bola salju dan metode
system kartu. Metode bola salju (snowball method) adalah metode di mana bahan
(card system).
Bahan hukum primer dalam penelitian ini dicatat dalam kartu kutipan
adalah mengenai substansi yang terkait dengan masalah yang dibahas. Selanjutnya
dalam kartu kutipan atas bahan hukum sekunder dicatat mengenai pendapat para
ahli yang dikemukakan dalam kepustakaan yang dibahas beserta komentar atas
37
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2007, Penelitian Hukum Normatif (Suatu
Tinjauan Singkat), PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta, hal.33
38
Djamarah Syaiful Bahri, 2010, Strategi Belajar mengajar – Edisi Revisi, PT. Rineka
Cipta, Jakarta, hal 35
40
Setelah bahan hukum terkumpul, baik bahan hukum yang diperoleh dari
diklasifikasikan secara kualitatif sesuai dengan masalah dan analisis dengan teori-
teori yang relevan. Ini bertujuan untuk menyederhanakan seluruh bahan yang
39
Peter Mahmud Marzuki, Op. Cit. hal. 113