Anda di halaman 1dari 30

Dasar Hukum

Perjanjian Kredit

Pasal 1 angka 11 jo Pasal 1 angka


12 Undang-undang No. 10 Tahun 1998
tentang Perbankan,
di mana disebutkan bahwa kredit
diberikan berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara
bank dengan pihak lain.

.
hubungan kredit bank adalah hubungan
kontraktual antara bank dan nasabah
debitor yang berbentuk pinjam-meminjam.
Dengan demikian bagi hubungan
kredit bank berlaku Buku Ketiga (tentang
perikatan) pada umumnya dan Bab
Maksud Ketigabelas (tentang pinjam-meminjam)
Pencantuman KUH Perdata khususnya.
kata-kata
persetujuan atau
kesepakatan
pinjam-meminjam

Hubungan kredit bank dibuat berdasarkan


perjanjian tertulis.
Perjanjian Kredit

Perjanjian kredit merupakan perjanjian


konsensuil antara Debitur dengan Kreditur
yang melahirkan hubungan  hutang
piutang, dimana Debitur berkewajiban
membayar kembali pinjaman yang
diberikan oleh Kreditur, dengan
berdasarkan syarat dan kondisi yang telah
disepakati oleh para pihak.

.
Sepakat
SYARAT SAH PERJANJIAN
KREDIT
Karena perjanjian kredit
Kecakapan
elemen pembentuknya
adalah perjanjian pada
umumnya, oleh karenannya
syarat sah perjanjian
tersebut sama halnya Suatu hal tertentu
dengan syarat sah
perjanjian Pasal 132o BW

Suatu sebab yang


halal
Asas-Asas dalam
Perjanjian Kredit

Asas Konsensualitas Asas Kebebasan


Berkontrak

.
Pihak-pihak dalam
perjanjian kredit

Pemberi Kredit Penerima Kredit


Atau kreditur adalah atau debitur, yaitu pihak
bank atau lembaga yang bertindak sebagai
pembiayaan lain selain subyek hukum.
bank

.
Sebagai perjanjian pokok, artinya perjanjian kredit
merupakan sesuatu yang menentukan batal atau
tidak batalnya perjanjian lain yang mengikutinya,

Fungsi
Perjanjian Sebagai alat bukti mengenai batasan-batasan
hak dan kewajiban di antara kreditur dan debitur;
Kredit

Sebagai alat untuk melakukan monitoring kredit.


Perjanjian Kredit Di bawah tangan
yaitu perjanjian kredit yang dibuat oleh dan
antara para pihak yang terlibat dalam perjanjian
kredit tersebut tanpa melibatkan pihak pejabat
yang berwenang/Notaris.

Perjanjian kredit
dapat
digolongkan
menjadi :

Perjanjian Kredit Notariil yaitu perjanjian yang


dibuat dan ditandatangani oleh para pihak di
hadapan Notaris.
Perjanjian Kredit Di bawah tangan biasa;

Perjanjian
Perjanjian Kredit Di bawah tangan yang
Kredit ditandatangani di hadapan Notaris namun bukan
Dibawah merupakan akta notariil dalam hal ini legalisasi
tangan

Perjanjian Kredit Di bawah tangan yang


dicatatkan di Kantor Notaris (Waarmerking);
Bentuknya yang bebas

Pembuatannya tidak harus di


hadapan pejabat umum
Ciri-ciri akta
dibawah tangan Tetap mempunyai kekuatan
pembuktian selama tidak disangkal
oleh pembuatnya

Dalam hal harus dibuktikan, maka


pembuktian tersebut harus
dilengkapi
juga dengan saksi2 dan bukti lainnya
Legalisasi adalah pengesahan akta dibawah tangan
oleh Notaris atau pejabat umum lainnya yang
ditunjuk oleh undang- undang dengan
membubuhkan pernyataan tertentu pada akta
dibawah tangan tersebut.

Legalisasi
(Pengesahan)
Akta dibawah tangan yang telah dilegalisasi akan
menjamin kepastian mengenai :
- tanggal akta, bahwa akta tersebut dibuat pada
tanggal sebagaimana tanggal yang tercantum
dalam akta;
- tanda tangan, bahwa tanda tangan yang
tercantum dalam akta adalah tanda tangan orang
(pihak) yang namanya tercantum dalam akta;
LEGALISASI (LEGALISATIE)
Legalisasi nomor :_____________________
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya ___________, notaris di
______________, telah membacakan dan menerangkan dengan jelas isi surat ini
kepada:
1) ________(nama) _________ (pekerjaan), bertempat tinggal di _________ 
pada Jalan______________, pemegang KTP dengan nomor 
______________________
2) ________(nama) _________ (pekerjaan), bertempat tinggal di ________
  pada Jalan ______________ pemegang KTP dengan nomor 
______________________
Yang telah dikenal oleh saya, Notaris, kemudian setelah saya bacakan isi surat ini
kepada para penghadap tersebut membubuhkan tanda tangan/ cap jempol tangan
kiri diatas surat tersebut dihadapan saya, Notaris, pada hari ini, hari
____________ tanggal ____________________tahun
______________________________________
Didaftar pada hari ini, hari __________, tanggal ___________ tahun
____________
 
  Notaris di
______________

. _______________, S,H, M.Kn


Waarmerking adalah pengesahan tanggal dari
akta dibawah tangan oleh Notaris atau pejabat
umum lainnya yang ditunjuk oleh undang-
undang.

Waarmerking
(Penandaan)

Akta dibawah tangan yang telah diwaarmerking


akan menjamin kepastian tanggal dibuatnya
akta tersebut.
WAARMERKING

waarmerking 
 
Nomor :
Dibukukan dan didaftarkan pada hari ini, ______________,
tanggal _________ (_______________________), oleh saya
______________, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris
di _____________.

Notaris di _____________

___________, S,H, M.Kn 


 
.
 
Sebagai Akta Otentik
Akta Notariil
(Pasal 1868 BW)

“ Suatu akta otentik ialah suatu akta yang


dibuat dalam bentuk yang ditentukan
undang-undang oleh atau dihadapan
Pejabat Umum yang berwenang untuk itu di
tempat
akta itu dibuat” .
Berdasarkan Pasal 1 angka 7 UU
Akta Notaris No.30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris

Akta Notaris adalah akta otentik yang


dibuat oleh atau di hadapan Notaris,
menurut bentuk dan tata cara yang
ditetapkan dalam undang-undang.
Akta itu harus dibuat “oleh” (door) atau “di
hadapan” (tenoverstaan) seorang pejabat umum

Unsur-Unsur Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan


oleh Undang-undang
Akta Otentik

Pejabat umum oleh atau di hadapan siapa akta itu


dibuat, harus mempunyai wewenang untuk
membuat akta itu.
Akta yang dibuat oleh pejabat (akta relaas);
dapat merupakan suatu akta yang menguraikan
secara otentik suatu tindakan yang dilakukan atau
suatu keadaan yang dilihat atau disaksikan oleh
Notaris sendiri di dalam jabatannya

Akta Otentik
dapat dibedakan
atas : Akta yang dibuat dihadapan (akrenoverstaan)
pejabat oleh para pihak yang memerlukannya
(partij akten) ;
merupakan akta yang berisi keterangan-
keterangan
dari pihak lain yang berkepentingan agar
keterangan tersebut disampaikan kepada Notaris
yang menjalankan jabatannya yang kondisinya
dinyatakan/dituangkan dalam akta otentik
membuktikan antara para pihak, bahwa mereka
sudah menerangkan apa yang ditulis dalam akta
tadi (kekuatan pembuktian formal);

membuktikan antara para pihak yang


bersangkutan, bahwa sungguh-sungguh
Kekuatan peristiwa yang disebutkan di situ telah terjadi
Pembuktian (kekuatan pembuktian material atau yang kita
Akta Otentik namakan kekuatan pembuktian mengikat);

membuktikan tidak saja antara para pihak yang


bersangkutan tetapi juga terhadap pihak ketiga
bahwa pada tanggal tersebut dalam akta kedua
belah pihak tersebut sudah menghadap di muka
pegawai umum (notaris) dan menerangkan apa
yang ditulis dalam
akta tersebut (kekuatan pembuktian ke luar).
menyangkut akta yang dibuatnya

mengenai orang untuk kepentingan


Kewenangan siapa akta itu dibuat;
notaris yang
harus dipenuhi
agar akta
memperoleh mengenai tempat dimana akta
otentisitasnya : dibuat

mengenai waktu pembuatan akta


itu
Klausula Hukum (Legal Clauses)

Klausula Hukum adalah klausula yang berisikan


ketentuan-ketentuan hukum yang biasanya
berlaku untuk pemberian fasilitas kredit.
Pada umumnya
isi klausula yang
tercantum dalam
perjanjian kredit
dapat
digolongkan
menjadi 2 (dua)
bagian, yaitu: Klausula Komersial (Commercial Clauses)

Klausula Komersial adalah klausula yang


berkaitan dengan aspek komersial dalam
pemberian fasilitas kredit.
- Kuasa pendebetan rekening.
- Pernyataan Debitur.
- Perlindungan Bank
- Batasan-batasan yang harus dipenuhi oleh
Debitur (affirmative covenant) dan yang tidak
Klausula Hukum boleh dilakukan oleh Debitur (Negative
(Legal Clauses) Covenant)
- Klausula Pengalihan Hak
-Jaminan (Warranties).
- Pilihan Hukum (Choice Of Law) dan Pilihan
Forum Penyelesaian Sengketa (Choice Of
Forum)
-Jenis, jumlah, dan jangka waktu fasilitas.
-Perubahan mata uang pinjaman (klausula ini
digunakan terutama untuk pinjaman non-
Rupiah).
- Penggunaan Fasilitas Kredit
-Penarikan fasilitas kredit, jangka waktu
penarikan,
cara penarikan, bukti penarikan.
Klausula
-Pembayaran kembali lebih cepat/awal (Voluntary
Komersial
or Mandatory)
(Commercial -Bunga.
Clauses) -Komisi dan Fee.
- Bunga denda (apabila terjadi keterlambatan
pembayaran).
- Pembukuan (lokasi dimana Bank akan
membukukan pinjaman tersebut).
- Asuransi
Akta Pengakuan Hutang adalah suatu
akta yang berisi pengakuan hutang
sepihak, dimana Debitur mengakui
bahwa dirinya mempunyai kewajiban
membayar kepada Kreditur sejumlah
uang dengan jumlah yang pasti (tetap).

Akta
Pengakuan
Hutang

Grosse Akta Pengakuan Hutang adalah


salinan dari suatu Akta Pengakuan
Hutang Notariil yang diberikan kepada
yang berkepentingan. (Pasal 224 Herzein
Inlandsch Reglement (“HIR)
Kelebihan lain dari pada akta perjanjian kredit
/ pengakuan hutang yang dibuat secara
notariil (otentik) yaitu dapatnya dimintakan
Grosse Akta Pengakuan Hutang tersebut.

Grosse akta yang pada bagian kepala


Grosse aktanya dicantumkan irah-irah; “Demi
Akta Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang
Pengakuan Maha Esa” mempunyai kekuatan mengikat
Hutang dan mempunyai kekuatan eksekutorial dan
dapat disamakan dengan keputusan hakim

Apabila pihak debitur wanprestasi, pihak


kreditur dapat langsung memohon eksekusi
kepada Ketua Pengadilan Negeri tanpa
melalui gugatan perdata
Pembayaran

Mengenai hapusnya atau


berakhirnya perjanjian
kredit mengacu pada Subrogasi
ketentuan dalam Pasal
1381 KUHPer tentang
hapusnya perikatan. Pada
praktek hapusnya atau Pembaharuan Utang
berakhirnya perjanjian atau Novasi
kredit lebih banyak
disebabkan:
Perjumpaan Utang
atau Kompensasi
Pembayaran

Pembayaran lunas terhadap suatu kredit/ utang umumnya


dapat menghapuskan utang. Hal yang seperti itu juga
berlaku dalam perjanjian kredit. Apabila jumlah kredit
dibayar lunas, maka hapuslah utang/ kredit tersebut.

.
Subrogasi diatur dalam Pasal 1400 BW.
Subrogasi artinya, penggantian kedudukan kreditur
oleh pihak ketiga dalam perjanjian sebagai akibat
pembayaran oleh pihak ketiga atas utang debitur
kepada pihak kreditur

Tujuan subrogasi adalah untuk memperkuat posisi


pihak ketiga yang telah melunasi utang-utang
Subrogasi debitur dan atau meminjamkan uang kepada
debitur.

Yang paling nyata adanya subrogasi adalah


beralihnya hak tuntutan dan kedudukan kreditur
kepada pihak ketiga (Pasal 1400 BW).
Novasi diatur dalam Pasal 1413 KUH Perdata
sampai dengan Pasal 1424 KUH Perdata. Novasi
(pembaruan utang) adalah sebuah persetujuan, di
mana suatu perikatan telah dibatalkan dan
sekaligus suatu perikatan lain harus dihidupkan

Pembaharuan Novasi adalah suatu perjanjian antara debitur dan


kreditur, di mana perjanjian lama dan subjeknya
Utang atau yang ada dihapuskan dan timbul sebuah objek
Novasi dan subjek perjanjian yang baru.

Unsur-unsur novasi:
a. adanya perjanjian baru,
b. adanya subjek yang baru,
c. adanya hak dan kewajiban, dan
d. adanya prestasi
adalah suatu cara penghapusan utang dengan
jalan memperjumpakan atau memperhitungkan
utang-piutang secara bertimbal balik antara kreditur
dan debitur.

Dalam hal terdapat kelebihan pembayaran


angsuran, misalnya yang disebabkan oleh
Perjumpaan berbagai hal seperti perubahan peraturan, adanya
Utang atau pemberian pengurangan bunga, kekeliruan
Kompensasi pembayaran dan lainnya maka kelebihan
pembayaran pajak itu menjadi hak debitur.

Dalam hal demikian, kelebihan pembayaran


angsuran itu dapat dikompensasikan dengan
angsuran kredit untuk bulan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai