Anda di halaman 1dari 14

i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BIDANG KEGIATAN

PKM GAGASAN TERTULIS

Pemanfaatan situs web sebagai sumber informasi dan aspirasi di ranah daring

Diusulkan oleh :

Maulana Wibowo (21040704021) 2021

Alif Lutfi Rohman (21040704073) 2021

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


2021
ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan situs web sebagai sumber informasi dan aspirasi
di ranah daring
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Maulana Wibowo
b. NIM : 21040704021
c. Jurusan : Ilmu Hukum
d. No. Telepon/HP : 085785606117
e. Alamat Rumah : Jombang, Jawa Timur
f. Alamat E-mail : maulanawibowo.21021@mhs.unesa.ac.id
g. Anggota : 1 orang
4. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap : Budi Hermono,S.H., M.H.
b. NIP : 198003192005011002
c. Alamat Rumah : Ketintang Madya No.97, Surabaya
d. No. Telepon/HP : 08165455379
e. Alamat e-mail : budihermono@unesa.ac.id

Surabaya, 25 September 2021

Menyetujui
Ketua Jurusan Ketua Pelaksana Kegiatan

(Arinto Nugroho, S.pd., S.H.,M.H) (Maulana Wibowo)


NIP. 198101032005011002 NIM. 21040704021

Wakil Rektor Dosen Pembimbing


Bidang Kemahasiswaan,

(Dr. Agus Hariyanto, M.Kes.) (Budi Hermono,S.H.,M.H.)


NIP. 196708161992031002 NIP. 198003192005011002
iii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... iv
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
Tujuan ........................................................................................................... 4
Manfaat ......................................................................................................... 4
GAGASAN ............................................................................................................... 5
Kondisi Terkini Pencetus Gagasan ............................................................... 5
Upaya Yang Dilakukan Beserta Hasilnya..................................................... 5
Seberapa Jauh Kondisi Pencetus Gagasan dapat Diperbaharui Melalui
Gagasan yang Diajukan ................................................................................ 7
Pihak-pihak yang Dipertimbangkan dapat Membantu
Mengimplementasikan Gagasan yang Diajukan .......................................... 8
Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk
Mengimplementasikan Gagasan yang Diajukan .......................................... 8
KESIMPULAN ......................................................................................................... 9
Inti Gagasan yang Diajukan ......................................................................... 9
Teknik Implementasi .................................................................................... 9
Prediksi Keberhasilan ................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 10
iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Penggunaan internet januari 2021
Gambar 2. Indeks Pembangunan Desa
Gambar 3. Website Desa Kesamben
Gambar 4. Perawatan Website
Gambar 5. Perangkat desa kesamben
Gambar 6. Rapat desa kesamben
Gambar 7. Pembuatan website
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan Teknologi Komunikasi yang semakin pesat memicu untuk keterbukaan


informasi. Tuntutan keterbukaan informasi juga pelayanan kepada masyarakat membawa
konsekuensi pula ke daerah dalam hal ini adalah desa. Berdasarkan Undang-Undang nomor 6
tahun 2014 tentang Desa memberikan gambaran bahwa desa dalam rangka pembangunannya
adalah untuk berupaya meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan masyarakatnya. Terdapat
empat bidang pembangunan yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.
Esensi dari Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 memberikan kewenangan kepada Kepala
Desa untuk lebih mandiri menjadi obyek sekaligus menjadi subyek pembangunan. Lebih lanjut
pada implementasi e-government pemerintahan desa dalam keterbukaan informasi lebih
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya pada pelayanan informasi
kepada masyarakat. Selain hak desa mengenai anggaran yang diatur di Undang- Undang No. 6
tahun 2014 tentang Desa, desa juga diberikan tanggungjawab untuk melaporkannya.
Implikasinya, desa dituntut untuk akuntable, bersih dan transparan. Hal ini juga sesuai dengan
amanat Undang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik. Lebih
jauh, secara khusus Pasal 82 dan 86 Undang-Undang Desa mengisyaratkan untuk pelaporan
anggaran desa dapat diakses oleh siapa saja dan dari mana saja. Lingkungan yang
memungkinkan untuk menempatkan laporan anggaran dan kondisi desa untuk dapat diakses
dengan mudah setiap waktu, adalah dengan memanfaatkan internet.

Gambar 1. Penggunaan internet januari 2021


(sumber : https://inet.detik.com/cyberlife/d-5407210/pengguna-internet-indonesia-
tembus-2026-juta)

Di samping luasnya jangkauan, infrastruktur internet bagi desa juga diamanatkan oleh
UU No. 6 tahun 2014 untuk dapat dipenuhi oleh Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat.
Maka, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta pendukungnya juga perlu
dipersiapkan untuk menjadikan desa memiliki tata kelola pemerintahan yang cepat, efesien,
transparan dengan tetap berpegang pada kearifan setempat. Berikut adalah kelengkapan untuk
penerapan Pasal 82 dan Pasal 86 UU Desa antara lain diterapkan untuk Infrastruktur Jaringan
Internet Desa. Ibarat jalan, akan lebih lancar dan mudah untuk menerapkan apa yang
dimanatkan oeh undang-undang tersebut di atas jika desa sudah tersedia akses internet. Sesuai
dengan pasal 86 ayat (1) sampai ayat (3), Pemerintah Pusat dan Daerah wajib mengadakan
ketersediaan jaringan internet di desa. Situs Web Desa, Sebagai “rumah” desa di ranah daring.
2

Gambar 2. Indeks Pembangunan Desa


(sumber : https://desa.lokadata.id/artikel/desa-dan-indeks-desa)

Selain itu, pembangunan desa juga dapat dikembangkan melalui web desa yang bisa
dimanfaatkan juga untuk menampilkan beragam informasi potensi sekaligus berita-berita desa.
Ini yang kemudian dikenal dengan “desa bersuara”. Desa mampu menyuarakan desanya sendiri
melalui internet. Selain web desa, Sistem Informasi Desa (SID) seperti yang dimanatkan oleh
undang- undang, berkaitan juga dengan kemandirian data bagi desa. Karena selama ini, desa
lebih sering diminta data tanpa desa mempunyai kemampuan untuk mengakses datanya sendiri
secara cepat dan akurat. Akan sangat membantu jika terdapat sebuah sistem aplikasi data
kependudukan dan tata kelola pemerintahan desa yang multiplatform dengan sumber kode
terbuka. Dimana aplikasi ini terintegrasi dengan semua pemangku kepentingan. Sehingga,
untuk keperluan pelayanan publik desa dapat melayani lebih cepat, untuk kebutuhan data desa
dapat memberikan dengan akurat. Kemudian, tiap pemangku kebijakan dapat mengakses
dengan cepat dan terintegrasi, tanpa membebani desa dengan beragam aplikasi SID yang
dikeluarkan masing-masing pemangku kebijakan.

Penduduk desa dapat diklasifikasikan sebagai penduduk dengan pendapatan kelas


menengah ke bawah. Secara umum, ini disebabkan oleh pendapatan mereka yang bergantung
kepada musim, terutama peternak dan petani, sehingga pendapatan menjadi tidak stabil.
Ditambah dengan tingkat pemenuhan kebutuhan yang tinggi mendorong kepentingan akan
pendapatan tambahan semakin tinggi pula. Penduduk desa bisa memanfaatkan potensi desa
sebagai pendapatan alternatif bagi keuangan keluarga. Namun, hal ini terkendala dengan
keterampilan dan pengetahuan yang rendah serta pemodalan yang dimiliki oleh penduduk.
Pemanfaatan teknologi dapat menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat. Penyebaran informasi saat ini didominasi oleh internet, hal yang tidak bisa
dihindari oleh industri dan juga masyarakat sebagai konsumennya. Kedasyatan internet mau
tidak mau menggeser cara berkomunikasi. Fenomena ini terjadi dimana-mana, misalnya surat
kabar maupun majalah mau tidak mau harus bergeser ke digital menjadi portal berita online,
radio pun bergeser dengan radio streamingnya begitu juga dengan televisi. Digital membawa
konsekuensi siapapun dapat memproduksi informasi untuk disebarluaskan di Internet. Publik
mulai mengenal citizen journalism sebagai aktivitas jurnalistik yang dilakukan oleh masyarakat
(bukan wartawan) dengan berperan sebagai pengumpulan, pelaporan bahkan analisis dan
disebarluaskan di Internet.
3

Gambar 3. Website Desa Kesamben


(Sumber : http://kesamben.e-desa.id/index.php/first)

Melihat langsung kondisi lapangan, maka perlu adanya pemanfaatan dan penerapan
Teknologi komunikasi semisal web profile, sistem informasi untuk menunjang komunikasi,
kinerja dan keterbukaan informasi sebagaiman menjadi perhatian dari program pemerintah saat
ini. Desa Kesamben Kecamatan Kesamben memiliki banyak potensi antara lain dibidang
Pertanian (padi dan palawija), Perikanan (lele, gurami, nila), Peternakan (kambing, domba,
sapi, ayam kampung, mentok), Perkebunan (pisang, mangga, pepaya, tebu) dan UKM (kue
kering, kripik tempe, kripik pisang) dsb. Berbagai hal tersebut pada saat belum muncul situs
web tersebut tidak terpublikasi secara formal pada web profile desa secara resmi. Informasi
tentang Desa Kesamben tidak banyak di internet, awalnya Pemerintah Desa Kesamben
sementara ini menggunakan facebook sebagai media informasinya itupun cenderung kearah
personal. Hal tersebut tampak pada isi dan tampilan pada online sosial media yang dimiliki
oleh desa secara kelembagaan maupun Kepala Desa secara personal. Lalu dengan adanya Web
profile yang secara resmi memberikan informasi tentang Desa Kesamben Kecamatan
Kesamben Kabupaten Jombang yang seringkali memperoleh penyajian informasinya.

Kondisional dilapangan diera milenia ini mendorong masyarakat yang sekedar bisa
menggunakan gadget seperti smartphone bisa mengacaukan informasi terlebih belum adanya
jalur resmi informasi desa. Informasi dapat berkembangcarut marut. Informasi formal yang
seharusnya mengalir (trend saat ini melalui internet) mengalami kurang pasokan sehingga
memungkinkan untuk munculnya informasi informal yang dapat menimbulkan berbagai
macam kesalah pahaman dalam informasi. Kesalahpahaman informasi berupa grapevine tanpa
polesan teknologi saja sudah cepat tersebar terlebih saat ini melalui teknologi yang serba cepat
dan meluas. Pasar smartphone didaerah tampak semakin menguat, hal tersebut terlihat dengan
maraknya dibukanya gerai-gerai smartphone dipelosok-pelosok desa. Masyarakat perdesaan
dan pemangku kepentingan di perdesaan tidak hanya cukup hanya dibekali dengan
pengetahuan mengenai pengelolaan situs website perlu untuk terus dilakukan, sehingga upaya
meningkatkan pemahaman masyarakat, tetapi harus berkesinmabungan pada pengelolaan yang
tepat dengan data yang terbaharui. Kegiatan pengabdian ini pada proses awal akan dimulai
dengan memberikan pelatihan mengenai bagaimana mengelola situs website desa, termasuk di
dalamnya profil serta potensi desa dalam kaitan untuk mengoptimalkan pembangunan di
perdesaan. Minimal saat pelatihan selesai dilakukan, telah situs yang terbaik dan dapat mudah
dijangkau oleh masyarakat.
4

Peng-up date-an isi


web dan backup
Penambahan atau database secara Fasilitator dan
pengurangan kanal berkala perangkat pemerintah
berdasarkan evaluasi Desa Kesamben
bulanan digunakan secara tepat

Perawatan
Website

Gambar 4. Perawatan Website

Tujuan

1. Menjadi media komprehensif dan terpercaya sebagai sumber informasi berita seputar
informasi pemerintahan.
2. Menjadi media penyaluran aspirasi masyarakat Desa kesamben dalam
mengembangkan daerah.
3. Menjadi media pertukaran informasi bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan
di Desa Kesamben,
4. Menjadi alat kontrol bagi instansi pemerintah yang menyangkut program yang
diembannya.

Manfaat

1. Pelayanan Administrasi : olah data dan dokumen


2. Pengelolaan Pengaduan Masyarakat : formulir online di website desa,
SMS gateway, media komunitas.
3. Pengelolaan Informasi.
4. Penyuluhan kepada masyarakat.
5

GAGASAN

Kondisi Pengetahuan Masyarakat Desa Kesamben

Tingkat pengetahuan masyarakat desa dan perangkat desa kurang mengenai


pemanfaatan teknologi komunikasi untuk desanya. Persepsi mereka tentang teknologi
komunikasi adalah urusan orang kota sedangkan masyarakat desa menerimanya apa adanya.
Mereka tidak menyadari bahwa perangkat yang mereka pakai merupakan bagian dari teknologi
komunikasi yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan informasi
yang relevan terkait permasalahan yang ada di desa mereka. Bagi mereka smartphone hanya
sebagai alat komunikasi dan memperoleh informasi. Mereka cenderung menikmati informasi
apa adanya tanpa perlu susah payah untuk mencari sesuai kepentingan mereka. Mereka sangat
mempercayai informasi apapun yang ada di smartphone tanpa perlu curiga. Mereka menjadi
terkejut ketika mengetahui bahwa banyak informasi yang dapat diperloleh melalui smartphone
yang mereka pakai seperti cara mengatasi hama wereng atau tikus secara efektif.

Masyarakat desa menggunakan smartphone dan internet hanya bagian dari kegiatan
keseharian mereka dan bagi mereka yang lebih layak untuk lebih menggunakan smartphone
adalah anak-anak mereka dan sebayanya. Menurut mereka anak-anak jauh lebih pantas
menggunakan smartphone mengingat mereka sekolah lebih tinggi dari orang tuanya. Mereka
kurang menyadari akan adanya pengaruh buruk dari internet apabila salah dalam
memanfaatkannya.

Gambar 5. Perangkat desa kesamben


(sumber :http://kesamben.e-desa.id/desa/upload/artikel/sedang_1541036161_photo.jpg)

Internet menjadi kendala mengingat paket data bagi mereka merupakan bagian dari
kemewahan sehingga mereka lebih banyak memanfaatkan internet apabila berada di warung
kopi atau di balai desa yang ada akses wifi gratis. Bagi masyarakat desa uang tunai merupakan
hal yang harus dipertahankan terutama untuk pembelian bahan kebutuhan pertanian atau usaha
mereka seperti pupuk dan sebagainya. Susahnya jaringan selular juga menjadi hambatan dan
pertimbangan mereka untuk membeli paket data internet. Ketakutan salah tekan yang dapat
merusak perangkat smartphone mereka juga sangat kuat mengingat smartphone bagi mereka
juga bagian dari gengsi dan gaya hidup.
6

Upaya Yang Dilakukan Beserta Hasilnya

Bagi Kepala Desa dan perangkat ada ketakutan dalam memanfaatkan dana desa untuk
menunjang teknologi komunikasi dan informasi meskipun bagi mereka sangat penting. Itu
sebab muncul statmen dari mereka bahwa mahalnya membangun system informasi bagi desa
untuk menunjang komunikasi, kinerja dan keterbukaan informasi.

Gambar 6. Rapat desa kesamben


(sumber : http://kesamben.e-desa.id/desa/upload/artikel/sedang_1542338993_8d1e703d-
ee13-43b7-915a-8e3b1c365d0c.jpeg)

Kepala Desa dan perangkat juga warga sudah mulai mengembangankan pengelolaan
website pedesaan yang harus dilakukan dan menjadi kewajiban desa sebagai upaya untuk
merencanakan informasi yang sistematis. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Desa
Nomor 6 tahun 2014 tentang desa. Berdasarkan analisis situasi pemerintahan desa Kesamben
Jombang dalam mengelola informasi desa belum berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena
itu perlu diberikan pengetahuan dan penyuluhan pengelolaan tentang bagaimana mengelola
website desa. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengelolaan webite di desa
Kesamben sebagai berikut: 1) Pengumpulan data dan informasi mengenai potensi desa dan
prioritas kebutuhan/ permasalahan masyarakat desa yang menitik beratkan pada partisipasi
masyarakat; 2) Manajemen aparatur desa agar pelaksanaan dari tugas dan fungsi serta
kewenangan, hak, dan kewajiban yang dimiliki pemerintah desa dalam teknis dano non teknis
serta pelaksanaan pengembangan teknologi informasi di desa dapat berjalan dengan baik; 3)
Penyusunan profil desa agar kondisi desa dapat tertata dengan baik; 4) Pemberian penyuluhan
dan pengetahuan pengelolaan website kepada aparatur desa dalam pembuatan, pembaharuan
berskala, manajemen desa; dan 5) monitoring dan evaluasi kegiatan yang dilakukan. Hasil
penggalian gagasan melalui umpan balik selama merancang model pengelolaan website terkait
dengan penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa,
dan pemberdayaan masyarakat desa yang secara koheren termuat dalam satu jargon potensi
desa dalam upaya untuk meningkatkan kemajuan teknolgi di ranah desa.
7

Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki Melalui Gagasan
yang Diajukan
Pemanfaatan teknologi informasi untuk menjadi bagian tata kelola pemerintahan,
semakin meluas dengan peningkatan kebutuhan akan ketersediaan informasi yang akurat dan
cepat. Proses pembangunan pedesaan kemudian semakin mengurangi kesejahteraan pada
satuan wilayah pedesaan. Dimana prinsip-prinsip pembangunan pedesaan meliputi:
transparans, partisipatif, dapat dinikmati masyarakat, akuntabilitas, dan berkelanjutan. Dalam
Bagian Ketiga Undang-Undang Desa Pasal 86 tentang Sistem Informasi Pembangunan Desa
dan Pembangunan Kawasan Perdesaan jelas disebutkan bahwa desa berhak mendapatkan akses
informasi melalui sistem informasi yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
atau Kota.

Pembelian dan
pendaftran
domain lalu
hosting selama 1 Pembuatan
thn.
Sosialisai prototype
desain

Pembuatan
Website

Pemuatan Upload
isi perdana web ke
web server
Gambar 7. Pembuatan website

Pelaksanaan pembangunan pedesaan di era digital ini memerlukan sistem komunikasi


konvergen melibatkan komunikasi interpersonal, media massa dan media hibrida (istilah lain
untuk internet). Tujuannya agar banyak pihak dari berbagai generasi dapat terlibat dan
berpartisipasi untuk mempercepat tujuan pembangunan. Sebab proses pembangunan tidak bisa
mengabaikan keterlibatan berbagai elemen masyarakat. Pembangunan Desa bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan
sarana dan prasarana, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya
alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Untuk itu, Undang-Undang ini menggunakan 2
(dua) pendekatan, yaitu “Desa membangun” dan “membangun Desa”yang diintegrasikan
dalam pengembangan teknologi pembangunan desa.
8

Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan


a. Pemerintah
Pemerintah membantu dalam proses pendanaan dan sebagai penyusun kebijakan,
pemberi arahan, pengaturan dan pengawasan berjalannya sistem website ini. Sinergi
pemerintah pusat dan daerah diperlukan untuk keberhasilan pembangunan ini.
b. Penduduk
Penduduk daerah berperan sebagai pendukung pelaksanaan program ini dan membantu
menelaah sekaligus pengguna yang bijaksana.
c. Tenaga IT
Membantu membuat dan mengolah website dan perawatan yang sesuai dengan konsep
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
d. Perangkat desa
Mengawasi serta memonitor dalam proses pengelolaan website ini agar berjalan sesuai
konsep

Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan


Atas bantuan pihak yang terlibat dalam implementasi gagasan seperti yang telah
diuraikan diatas, maka diperlukan langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk
mengimplementasikan pemanfaatan dan pengelolaan website desa, yakni :

Implementasi penggunaan website Desa Kesamben sejauh ini sudah baik. Pemerintah
Desa Kesamben memanfaatkan website desa untuk menyebarkan informasi, mempromosikan
sumber daya yang dimiliki dan sekaligus untuk memberikan kemudahan pelayanan kepada
masyarakat Desa Sepahat. Selain itu, website desa juga berisikan informasi tentang profile desa
dan juga APBDes.
Implementasi secara komunikasi, pemerintah desa sudah memanfaatkan website desa
untuk penyampaikan informasi dan juga penggunaan baliho. Untuk faktor sumber daya yang
mendukung dalam membantu pemerintah desa kesamben adalah relawan TIK, sekaligus
relawan tik yang memberikan pelatihan di desa sepahat. Secara faktor sikap pelaksanaan,
kepala desa akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, masyarakat hanya menunggu
infomasi melaui sosialisasi yang ada di desa. Dan yang terakhir factor struktur birokrasi,
pemerintah desa sejauh ini juga akan melakukan koordinasi kepada tingkat kabupaten untuk
provinsi masih dilakukan.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih. dengan perkembangan teknologi
dapat menyebabkan informasi yang beredar dapat disalahgunakan kepada sesuatu yang negatif
jika tanpa disertai dengan peningkatan kualitas SDM aparatur Desa. Untuk itu, aparatur Desa
Kesamben harus mampu mengantisipasi dengan bersinergi dengan teknologi pelayanan
informasi pembangunan agar pembangunan dapat berjalan dengan baik. Adanya juga syarat
jaringan yang membutuhkan koneksi internet yang mendukung baik dari segi kecepatan akses
maupun server yang stabil dalam mengirim file data.
9

KESIMPULAN

Inti Gagasan yang Diajukan

Setelah adanya inovasi website desa ini sebagai media penyebaran informasi
pembangunan desa, baik efek dalam kajian komunikasi massa (kognitif, afektif, dan konatif)
maupun komunikasi interpersonal (keterbukaan, empati, dan sikap mendukung). Implementasi
website Desa Kesamben sebagai media Pelayanan informasi pembangunan sangat baik.
Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif (Growth Oriented Strategy). Strategi ini menandakan keadaan Desa yang kuat dan
mampu untuk terus berkembang dengan mengambil kesempatan atau peluang yang ada untuk
meraih pembangunan yang maksimal. Mempertahankan citra sebagai Desa pertama yang
menjadi Desa percontohan dalam hal pelayanan informasi pembangunan melalui website Desa
sehingga Meningkatkan kualitas pelayanan berbasis online. Memberikan respon yang cepat
kepada masyarakat dan menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan instansi atau
pemerintah.

Teknik Implementasi
Dalam mengimplementasikan gagasan Pemanfaatan situs web sebagai sumber
informasi dan aspirasi di ranah daring yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan
sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat setempat mengenai program ini. Kemudian,
melakukan pembahasan dan pengkajian lebih dalam bersama dengan pihak-pihak yang terlibat,
seperti Pemerintah setempat, Tenaga IT, serta peran masyarakat. Hal tersebut bertujuan untuk
terlaksananya pembangunan Pemanfaatan situs web sebagai sumber informasi dan aspirasi di
ranah daring sehingga menjadi lebih efsien dan lebih efektif dalam menjalankan pengelolaan
situs web desa.

Prediksi Keberhasilan
Gagasan yang kami ajukan dapat membantu upaya pemerintah dan masyarakat dalam
mengatasi pembangunan desa yang diintegrasikan dalam pengembangan teknologi
pembangunan desa. Adanya program tersebut dapat menjadi acuan dan berkontribusi untuk
diterapkan dalam pengembangan website Desa Kesamben agar menjadi website yang
berkualitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga mempunyai daya saing, dan
kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Desa Jagalempeni menuju good governance.
10

DAFTAR PUSTAKA

• “Website Resmi Desa KESAMBEN.” http://kesamben.e-desa.id/index.php/first


(accessed Sep. 24, 2021).
• K. Muhammad, H. Thamrin, N. Dewi, M. Saputri, D. D. Susetyo, and I. Artikel,
“Sricommerce: Journal of Sriwijaya Community Services Pelatihan Pengelolaan
Website Pemerintah Desa Kotadaro II, Kabupaten Ogan Ilir,” Sricommerce J. Sriwij.
Community Serv., vol. 1, no. 2, pp. 69–78, 2020, doi: 10.29259/jscs.v1i2.14.
• “PEMANFAATAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI DI DESA
KESAMBEN KECAMATAN KESAMBEN JOMBANG.”
http://eprints.upnjatim.ac.id/7566/1/Irwan_Dwi_Arianto.pdf
• Apriyansyah, Maullidina, I., & Purnomo, E. (2019). Efektivitas Sistem Informasi
Desa (SID) Dalam Pelayanan Publik Di Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten
Bantul. Jurnal Analisis Kebijakan dan Pelayanan Publik, 4(1), 10-24.
• W. Warjiyono and C. M. Hellyana, “Pengukuran Kualitas Website Pemerintah Desa
Jagalempeni Menggunakan Metode Webqual 4.0,” J. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput.,
vol. 5, no. 2, pp. 139–146, May 2018, Accessed: Sep. 24, 2021. [Online]. Available:
https://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/view/666.
• Subiakto, Henry (2013) Internet untuk pedesaan dan pemanfaatannya bagi
masyarakat. ISSN Lama 0216- 2407, Baru 2086-7050Vol. 26 / No. 4 / Published :
2013- 10TOC : 3, and page :243–256 http://journal.unair.ac.id/downl oad-fullpapers-
mkpa4d7ec1aaefull.pdf. Accessed: Sep. 24, 2021
• Khusna, I. H. (2019). Strategi Pemberdayaan Desa Melalui Pemanfataan TIK di
Kabupaten Pemalang. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik, 23(2), 76-89.
• MUFTIKHALI, Q.E. & SUSANTO, T.D., 2017. Kumpulan Model
Maturity E-Government:Sebuah Ulasan Sistematis. Jurnal Teknologi
Informasi dan Ilmu Komputer, [online] 4(4), pp.311–317. Available
at: <http://jtiik.ub.ac.id/index.php/jtiik/article/view/367>.[Diakses 24 September
2021]

Anda mungkin juga menyukai