Anda di halaman 1dari 24

Penggolongan

kolektibilitas kredit
berdasar SK Direksi BI
No.23/68/KEP/DIR serta
SEBI No.SE
23/12/BPPP

Kredit
Lancar Kurang Lancar Kerdit Macet
DIragukan

.
Kredit Lancar

Secara umum dapat dikatakan kredit yang diberikan


tidak mengalami tunggakan angsuran pokok, tunggakan
bunga atau cerukan. Hanya saja dalam kondisi tertentu
dan jenis kredit tertentu dapat ditolerir adanya
tunggakan yang minim.

.
Kurang lancar apabila memenuhi kriteria:

a. Kredit dengan angsuran di luar KPR


- Terdapat tunggakan angsuran pokok
- Terdapat cerukan
- Terdapat tunggakan bunga
b. Kredit dengan angsuran KPR
Terdapat tunggakan angsuran pokok, yang telah
melampaui 6 bulan tetapi belum mencapai 9 bulan
c. Kredit tanpa angsuran atau rekening koran
Kredit belum jatuh waktu, kredit belum jatuh waktu
dan dan belum dibayar. Dan ada cerukan
d. Kredit yang diselamatkan
Tidak memenuhi kriteria pada butir d kredit lancar

.
Kredit Diragukan, yaitu apabila kredit yang bersangkutan
tidak memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar, tetapi
berdasarkan penilaian dapat disimpulkan bahwa

1. Kredit masih dapat diselamatkan dan agunannya


bernilai sekurang-kurangnya 75% dari hutang
debitur
2. Kredit tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya
masih bernilai sekurang-kurangnya 100% dari
hutang debitur

.
Kredit Macet, yaitu apabila

1. Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancer dan


diragukan
2. Memenuhi kriteria diragukan, tetapi dalam jangka
waktu 21 bulan sejak digolongkan diragukan belum
ada pelunasan atau upaya penyelamatan kredit
3. Kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan
kepada pengadilan negeri atau Badan Urusan
Piutang Negara (BUPN) atau telah diajukan
penggantian ganti rugi kepada perusahaan
asuransi kredit

.
Kredit bermasalah

suatu keadaan dimana nasabah sudah


tidak sanggup membayar sebagian atau
seluruh kewajibannya kepada bank seperti
yang telah diperjanjikan.

.
Penyebab Kredit Bermasalah (NPL)

1. Self Dealing
2. Anxiety for Income
3. Compromise of Credit Principles
4. Incomplete Credit Information
5. Failure to Obtain or Enforce Liquidation
Agreements
6. Complacency
7. Lack of Supervising
8. Technical Incompetence
9. Overlending
10. Competition

.
Dalam kebijakan penanganan kredit bermasalah, diharapkan
bahwa :

1. Bank tidak membiarkan atau bahkan menutup-nutupi


adanya kredit bermasalah
2. Bank harus mendeteksi secara dini adanya kredit
bermasalah atau diduga menjadi kredit bermasalah
3. Penanganan kredot bermasalah atau diduga akan
menjadi kredit bermasalah juga harus dilakukan secara
dini dengan sesegera mungkin
4. Bank tidak melakukan penyelesaian kredit bermasalah
dengan cara menambah plafon kredit atau tunggakan-
tunggakan bunga
5. Bank tidak boleh melakukan pengecualian dalam
penyelesaian dalam penyelesaian kredit bermasalah.

.
Self Dealing

Self dealing terjadi karena adanya interest


tertentu dari pejabat pemberi kredit terhadap
permohonan yang diajukan nasabah, berupa
pemberian kredit yang tidak layak atas dasar
yang kurang sehat terhadap nasabahnya
dengan harapan mendapatkan kompensasi
berupa pemberian imbalan dari nasabah.

.
Anxiety for Income

Pendapatan yang diperoleh melalui kegiatan


perkreditan merupakan sumber pendapatan
utama sebagian besar bank sehingga ambisi
ataupun nafsu yang berlebihan untuk
memperoleh laba bank melalui penerimaan
bunga kredit  sering menimbulkan
pertimbangan yang tidak sehat dalam
pemberian kredit.

.
Compromise of Credit Principles

Pelanggaran prinsip-prinsip kredit oleh pimpinan


bank yang menyetujui pemberian kredit yang
mengandung risiko yang potensial menjadi
kredit yang bermasalah.

.
Incomplete Credit Information

Terbatasnya informasi seperti data keuangan


dan laporan usaha, disamping informasi lainnya
seperti penggunaan kredit, perencanaan,
ataupun keterangan mengenai sumber
pelunasan kembali kredit.

.
Failure to Obtain or Enforce Liquidation
Agreements

Sikap ragu-ragu dalam menentukan tindakan


terhadap suatu kewajiban yang telah
diperjanjikan, meskipun nasabah mampu dan
wajib membayarnya, juga merupakan
penyebab timbulnya kredit-kredit yang tidak
sehat dan mengakibatkan kredit bermasalah
bagi bank.

.
Complacency

Sikap memudahkan suatu masalah dalam proses


kredit akan mengakibatkan terjadinya kegagalan
atas pelunasan kembali kredit yang diberikan

.
Lack of Supervising

Karena kurangnya pengawasan yang efektif dan


berkesinambungan setelah pemberian kredit,
kondisi kredit berkembang menjadi kerugian
karena nasabah tidak memenuhi kewajibannya
dengan baik.

.
Technical
Incompetence

- Tidak adanya kemampuan teknis dalam


menganalisis permohonan kredit dari aspek
keuangan meupun aspek lainnya akan berakibat
kegagalan dalam operasi perkreditan suatu bank.

- Para pejabat kredit harus senantiasa


meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
yang berkaitan dengan tugasnya dan jangan
memberikan kredit kepada usaha atau sektor yang
tidak dikenal dengan baik.
.
Overlending

Overlending adalah pemberian kredit yang


besarnya melampaui batas kemampuan pelunasan
kredit oleh nasabah.

.
Competition

Competition merupakan risiko persaingan yang


kurang sehat antar bank yang memperebutkan
nasabah yang berakibat pemberian kredit yang
tidak sehat.

.
Penagihan intensif
oleh bank

Langkah penyelesaian Rescheduling


kredit bermasalah yang
dilakukan bank bagi
nasabah yang masih Reconditioning
mempunyai prospek dan
mempunyai iktikad baik
untuk menyelesaikan Restructuring
kewajibannya adalah :

Management Assistancy
Penagihan intensif
oleh bank

Terhadap nasabah yang usahanya masih


berprospek dan dianggap masih mempunyai
iktikad baik, namun telah menunjukkan gejala-
gejala kearah kredit bermasalah harus
dilakukan penagihan secara intensif kepada
nasabah agar memenuhi seluruh kewajibannya.

.
Rescheduling

adalah upaya penyelamatan kredit dengan


melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian
kredit yang berkenaan dengan jadwal
pembayaran kembali kredit atau jangka waktu,
termasuk grace period baik termasuk besarnya
jumlah angsuran atau tidak

.
Reconditioning

upaya penyelamatan kredit dengan cara


melakukan perubahan atas sebagian atau
seluruh syarat perjanjian kredit yang tidak
terbatas hanya kepada perubahan jadwal
angsuran atau jangka waktu kredit saja, namun
perubahan tersebut tanpa memberikan
tambahan kredit atau tanpa melakukan konversi
atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi
equity perusahaan.

.
Restructuring

upaya penyelamatan dengan melakukan


perubahan syarat-syarat perjanjian kredit atau
melakukan konversi atas seluruh atau sebagian
dari kredit menjadi equity perusahaan dan equity
bank yang dilakukan dengan atau tanpa
rescheduling dan atau reconditioning

.
Management
Assistancy

bantuan konsultansi dan manajemen


professional yang diberikan bank kepada
nasabah yang masih mempunyai prospek dan
mempunyai itikad baik untuk melunasi
kewajibannya, namun lemah didalam
pengelolaan perusahaannya, baik dengan cara
menempatkan petugas bank maupun meminta
bantuan pihak ketiga (konsultan) sebagai
anggota manajemen

Anda mungkin juga menyukai