DISUSUN OLEH:
1. WIDIASARI (71200211070)
2. MIA SARI TINAMBUNAN (71200211071)
3. PUJA MARITO SITUMORANG (71200211072)
4. ANWAR MAULANA (71200211073)
TAHUN 2020/2021
USLÛB TA’AJJUB
A. Pengertian
Secara bahasa, Ta’ajjub ( ُ )التَّ َعحُّ بartinya kekaguman, atau keheranan. Ungkapan kalimat yang
terlontar dari seseorang yang terkagum, atau heran pada satu hal, dalam bahasa Arab disebut
Uslûb Ta’ajjub ( ُ)أسلوبالتَّ َعحُّ ب. Ada pola atau bentuk kalimat yang secara khusus dipakai oleh
orang Arab saat mengekspresikan kekaguman mereka pada sesuatu atau keadaan.
B. Bentuk Ta’ajjub
Ada banyak bentuk (صيَ ٌغ
ِ ) ungkapan rasa kagum, diantaranya:
ِ َ صيَ ٌغ َغ ْي ُر قِيا
1. Bentuk kalimat tidak berpola (سيَّ ٍة ِ ),
Seperti (سبْحاَنَ هللا
ُ ،ُ)هللِ دَرُّ ه
Termasuk juga kalimat introgatif yang mengandung makna “ta’ajjub”
Contoh ayat: {)28 :2( َ} َكيْفَ تَ ْكفُرُونَ بِاهَّلل ِ َو ُكنتُ ْم َأ ْم َواتًا فََأ ْحيَا ُك ْم ثُ َّم يُ ِميتُ ُك ْم ثُ َّم يُ ْحيِي ُك ْم ثُ َّم ِإلَ ْي ِه ت ُْر َجعُون
2. Bentuk kalimat berpola
Ada dua bentuk kalimat berpola yang biasanya dipakai orag Arab untuk mengungkapkan
kekaguman mereka, yakni: mengikuti wazan (ُ) ما َ َأ ْف َعلَه, atau () َأ ْف ِعلْ بِ ِه.
(َ ) ما, adalah ()ما َ نكرة تامة, bermakna sesuatu yang luar biasa, atau agung.
َ )َأ ْع َذ, adalah Fi’il Mâdi Jâmid yang fi’ilnya tersembunyi, dan maksudnya ( )هوyang kembali ke
(ب
()ما, dan kalimat ()ما َ َء النَّ ْي ِل, adalah Maf’ûl bihi dan Mudâf ilaih.
ْ )َأ, susunannya terdiri dari:
Sedangkan pada bentuk kedua (ع ِذبْ بِما َ ِء النَّ ْي ِل
ْ )َأ, adalahh Fi’il Mâdi yang berbentuk Fi’il Amar
( ْع ِذب
( )بِما َ ِء النَّي ِْلba’ adalah huruf tambahan, ( )ماءmerupakan Fâ’ilnya Fi’il, dan ( ) النيل, adalah mudaf
ilaih.
Untuk ketentuan, dan keterangan lebih terperinci seputar dua bentuk wazan di atas, sudah
dijelaskan sebelumnya pada pembahasan “Dua Fi’il Ta’ajjub”, di bab Musytaqqât Syifât.
3. Bentuk Nida’ Ta’ajjubi
Termasuk dari bentuk kalimat berpola yang biasa digunakan orang Arab untuk mengungkapkan
rasa kagum adalah Nida’ Ta’ajjub ()النداء التعجبي
ِ )يا َ لَ َج َم, () َويا َ لَ ِسحْ ِر الطَّبِ ْي َع ِة فِ ْي ِه, () َويا َ لَ َرقَّ ِة َأ ْن َسا ِم ِه
ِ ال ال َّز ْه ِر فِي ال َّربِي
Seperti: (ْع
Uslub jenis ini terdiri dari ()يا, adalah huruf Nida’ dan Ta’ajjub. Huruf Nida’ yang lainnya tidak
bisa digunakan untuk Ta’ajjub. Untuk i’rabnya Munâda ( )المنادَى, bisa dijarkan dengan lam
berharakat fathah ()الم المفتوحة, sebagaimana contoh di atas. Atau tidak perlu menggunkan lam,
dengan ketentuan mengikuti aturan Munada dalam i’rab.
َ )يا َ َج َم, () يا َ ِسحْ َر الطَّبِ ْي َع ِة فِ ْي ِه, () َويا َ َرقَّةَ َأ ْن َسا ِم ِه
ِ ال ال َّز ْه ِر فِي ال َّربِي
Seperti: (ْع
1.Berupa fi’il tsulatsi, yaitu kata kerja yang terdiri dari tiga huruf lalu kiaskan pada pola َأ ْف َع َل
atau َْأ ْف ِعل.
Contoh :
َ = َع ُذsedapَص َدق
ب َ = jujur
2.Berupa fi’il tam, yaitu kata kerja yang bukan berupa َ َكانatau kelompoknya, seperti contoh
di atas.
4.Berupa fi’il bina’ ma’lum, yaitu kata kerja bentuk aktif, seperti contoh di atas.
Apabila berlawanan dengan ketentuan-ketentuan di atas, berlaku ketentuan lain, yaitu diawali
oleh kata kerja yang memenuhi ketentuan di atas dan maknanya bertemali dengankata kerja yang
tidak memenuhi ketentuan itu. Kemudian kata kerja yang tidak memenuhi ketentuan tersebut
diambil bentuk masdarnya, baik yang sharih atau yang muawwal, sebagai berikut :
Contoh :
ص َر َأ ِخى فِى ْال ُم َسابَقَ ِة
ِ َ = َما َأرْ َو َع َأ ْن يَ ْنتBetapa mengagumkan kemenangan saudaraku dalam
perlombaan itu.
2.Kata kerja naqish.
Contoh :
َ = َما َأصْ َعBetapa sukarnya, obat itu pahit.
ًب َكوْ نَ ال َّد َوا ِء ُم ّرا
3.Kata kerja manfi.
Contoh :
ق ْال َعا ِم ُل
َ ض َّر َأالَّ يَصْ ُد
َ = َما َأBetapa bahayanya ketidakjujuran karyawan itu.
4.Kata kerja bentuk pasif.
Contoh :
ُّ ال ْال َح
ق َ َ = َما َأجْ َم َل َأ ْن يُقBetapa indahnya perkataan hak itu.
Ta’ajub Mempunyai dua bentuk Wazan, yaitu اَ ْف ِعل به+ ما اَ ْف َع َل.
B. Rukun ta’ajjub.
Rukun Ta’ajjub terbagi menjadi tiga macam yaitu :
1. ما التعجب.
2. فعل التعجب.
3. منه مؤ التعجب
Pembagian فعل التعجب
Pembagian فعل التعجبada dua yaitu :
1. التعجب ذاتيyaitu bilamana التعجب mengikuti wazan ما اَ ْف َع َل dan به اَ ْف ِعل
Contoh ما اَ ْف َع َل :
ما اَ ْف َع َل َز ْيدًا = Alangkah cekatannya si zaid.
سنَ زَ ْيدًا َ ما اَ ْح = Alangkah baiknya si Zaid.
ماadalah مبتدأbermakna ( شئsesuatu) yang besar, dan اَ ْف َعلadalah فِ ِعل ماضsedangkan
فاعلadalah ضمير.
Contoh به+ اَ ْف ِعل:
اَ ْف ِعل ِب َز ْي ِدا = Alangkah celakatannya si zaid.
ِ َأ ْح = Alangkah baiknya si zaid.
سنْ بِزَ ْي ِدا
= َأ ْك ِر ْم ِب ِهAlangkah mulianya dia.
ِ اَ ْفadalah فاعلyang berbentuk امرtetapi maknanya adalah التعجبdan didalamnya tidak
عل
mengandung ضمير
2. التعجب ارضيyaitu التعجبyang keluar dari wazan فَ َع َل dipindahkan ke wazan فَ ُع َل.
E. Kaidah-kaidah dalam Ta’ajjub
Kaidah-kaidah yang digunakan dalam Fa’il Ta’ajjub yaitu :
1. Bilamana akan menjadikan فعل التعجبsamakan saja kepada wazan ما اَ ْف َعل
Contoh :
ما أفعل زيدا = Alangkah baiknya si zaid.
َ = َما ا ْفAlangkah utamanya dia dan alangkah alimnya dia
َضلَهَ َو َما ا ْعلَ َمه
ماadalah مبتدأ bermakna sesuatu , dan اَ ْف َع َل adalah fi’il madhi ( المجرد
َ ) الثالثي, sedangkan
فاعل-nya adalah ضمير مستتر, sedangkan yang kembali kepada ماdan isim yg dinashabkan ialah
ؤ التعجب منهuuمyang berkedudukan sebagaiول بهuu مفع , sedangkan jumlah semuanya merupakan
خبرdari ما.
2. samakan saja kepada wazan به اَ ْف ِعل, setelah kalimat yang dijarkan oleh باziyadah.
Contoh :
اَ ْف ِعل ِبزَ ْيد = Alangkah baiknya si zaid.
= َأ ْك ِر ْم ِب ِهAlangkah mulianya dia
Lafaz اَ ْف ِعلadalah فعلyang lafaznya berbentuk امرtetapi maknanya adalah ( التعجبbukan
perintah), dan di dalamnya tidak mengandung ضمير. Sedangkan فا عل-nya adalah باZiyadah.
ِ اَ ْحialahسنَ زَ يدًا
Bentuk asal kalimah سنْ ب َز ْي ِد َ اَ ْح (Si Zaed menjadi orang yg baik) kemudian
bentuknya diubah menjadi bentuk amar, maka dianggap tidak baik bila secara langsung
disandarkan kepada اسم ضمير, untuk itulah maka ditambahkan huruf باpada فاعل.
3. Kalimat yang menyandar kepada فعل التعجب wazan ما اَ ْف َع َل maka harus dinashabkan. Contoh ما
َ اَ ْح.
سنَ زَ ْيدًا
Adapun kalimah yang menyandar kepada فعل التعجب wazan اَ ْف ِع ْل, maka kalimat itu jar-kan oleh با
رف جرzaidah.
ِ َأ ْح Alangkah baiknya si zaid
Contoh : سنْ بِ َز ْي ِدا
4. Adapun perkara فعل التعجب , ketika فعلItu apabila ada dalil boleh dibuang, masih ditetapkan فعل
التعجب.
5. Adapun perkara فعل التعجب, baik wazan اَ ْف َع َلataupun wazan اَ ْف ِع ْل, maka فعلitu dicegah keduanya
dari ( التصريفtidak bisa di tashrif ), meskipun mulanya menerima التصر يف.
6. Syarat-syarat Apabila hendak membuat فعل التعجبterdapat tujuh macam hal yaitu :
1. Harus فعل ثالثي.
2. Harus menerima التصر يف.
3. Harus ada makna فعل itu yang menerima pada saling melebihkan.
4. فعل harus فعل تم .
5. فعلjangan (منفnegatif).
6. Tidak boleh فعل yang mempunyai shegat sama kepada wazan اَ ْف َع َل.
7. Dan فعل tidak boleh yang (مجحلpasif).
Contoh فعل التعجبyang memenuhi persyaratan seperti ini :
َ = ما اَ ْحAlangkah baiknya si zaid
سنَ زَ ْيدًا
Bilamana terdapat فعل kosong dari sebagian syarat, maka فعل التعجب itu apabila dijadikan
gantikan saja oleh lafadh َأ ْك ِر ْم atau lafadh اَ ْك َرم. Kemudian dijadikan . فعل.7 مسدرyang kosong
dari setengahnya syarat itu,bacanya harus “Dinashabkan”.
Contoh ما اَ ْف َع َل َز ْيدًا atau بِزَ ْي ِدا اَ ْف ِع ْلLafadh اَ ْف ِعلwajib dijarkan oleh با zaidah مسدر itu.
8. Bilamana ada فعلkosong dari sebagian syarat, tetapi tetap dijadikan ل التعجبuuفع, tapi tidak
digantikan oleh lafadh أ ْس َع َدtidak digantikan oleh lafadh أ ْس ِع ِّدdan tidak digantikan oleh lafadh
“Syibahahnya”, maka فعلitu hukumnya “Langka”, tegasnya “Samaa’i”, jangan diqiyaskan.
9. Adapun perkara مؤ مل ما فعل التعجب, maka فعلitu tidak boleh didahulukan,
Contohnya yaitu :
َ ما اَ ْحtidak boleh dibaca “سنَ ما َز ْي ًدا
1. سنَ زَ ْيدًا َ ”اَ ْح,
2. أحسنْ بزي ٍد
ِ ِ ب َز ْي ِدا اَ ْح Ilatnya “Liannaha min adawaatil ibtida-i”.
tidak boleh dibaca ْسن
10. Adapun perkara فعل التعجبdengan مؤ مل dipisah oleh حرفى الجر, atau ( ظرفketerangan waktu
atau tempat), maka فعلitu hukumnya Menurut sebagian ulama’ “Jamaatu Nahwiyyin” serta
Imam Ajjurumie, boleh dipisah dengan atau (الج™ر مجر. ور) ظ™™رفMenurut sebagian lagi tidak
boleh, yaitu menurut Imam Akhfasy dan Imam Mubarrod.
َ سنَ َه َذا لِ َغ
Contohnya adalah :) احا َ ما اَ ْحAduh alangkah bagusnya pada waktu susah menemui
kekasih( Adapun ilatnya kenapa boleh dipisah dengan ظرفdan الجر مجرور Karena sesungguhnya
dhorof dan jar-majrur tidak dihitung sebagai yang memisahkan.