ANGELINA NITA W
XI MIPA 1/03
Na’at dan Man’ut
(Sifat dan yang disifati)
Na’at adalah isim yang mengikuti isim yang sebelumnya atau
man’ut, dalam hal rafa’ nashab dan jarrnya, serta ma’rifah dan
nakirohnya. Man’ut artinya kata-kata benda yang disifati. Yakni
na’at itu mengikuti man’ut dalam hal:
1. Rafa’ jika man’ut itu marfu’
2. Nashab jika man’utnya manshub
3. Khafad jika man’utnya makhfud (majrur)
4. Ma’rifah jika man’utnya ma’rifah
5. Nakiroh jika man’utnya nakiroh.
Ketentuan-Ketentuan Na’at:
1. Na’at hakiki
Yaitu isim yang menunjukkan kata sifat pada diri kalimat sebelumya atau kalimat yang diikutinya.
َ َّ للاَ ن َِظيْفَ َوي ِهبَ الن: َِمثْل
Allah itu bersih dan menyukai kebersihan: َظافَ َة
Dalam contoh tersebut, َ ن َِظيْفmerupakan Na’at (sifat), dimana َ للاadalah man’ut atau yang disifati (yang mempunyai sifat).
Na’at hakiki harus sesuai dengan kalimat yang diikutinya dalam hal ma’rifah, nakirohnya, bilangannya dan jenisnya.
Jika yang mempunyai sifat itu jamak yang tujuannya selain manusia maka boleh sifatnya dalam bentuk mufrad muannats atau
jamak muannats.
َ ِكت َابَ َج ِديْد: َِمثْل
َِ َان َج ِد ْيد
ان َِ ِكت َا َب
َ َج ِد ْيدَاة/ َكتبَ َج ِد ْيدَة
Dari segi tinjauan yang lain na’at hakiki terbagi kepada tiga jenis yaitu:
a. Isim dzahir
Makkah adalah kota yang mulia = َ ا َ ْل َم َّكةَ َم ِد ْينَةَ َك ِر ْي َمة: َِمثْل
b. Sibhul jumlah
َِ َ ْال َجنَّةَ تَحْ تََ ا َ ْقد: َِمثْل
َِ ام ْاْل َّم َها
surga dibawah telapak kaki ibu = ت
c. Jumlatul isimiyah wal fi’iliyah
jumlah isimiyah:
telah berlalu hari yang dinginnya menusuk tulang =َارص ِ َض يَ ْومَ بَ ْردهَ ف ََ َم
jumlah fi’liyah:
Kesabar membantu segala pekerjaa = ل
َِ ع َم َِ علَى ك
َ ل َّ اَل
َ َصبَرَ ي ِعيْن
2. Na’at sababi
Yaitu kalimat yang menunjukkan sifat pada isim yang mempunyai hubungan atau ikatan dengan isim yang didikutinya.
Atau na’at sababi adalah na’at yang menunjukkan sifat bagi isim-isim yang ada hubungannya dengan matbu’nya.[4]
Aku masuk kebun yang bagus bentuknya :ش ْكل َها َ ََسن َ دَخ َْلتَ ال َح ِد ْيقَ َةَ ْال َح: َِمثْل
َ ْال َحmerupakan Na’at (sifat), sedangkan yang menjadi Man’ut (yang disifati) adalah ش ْكل َها
Dalam contoh ini, ََسن َ
Dalam na’at sababi meskipun yang mempunyai sifat itu dalam bentuk jamak, maka kata sifatnya tetap dalam bentuk mufrad.
َالطا ِلبَ ْال َما ِهرَ أَبه َّ َر َج ََع: َِمثْل
ال بَ ْال َما ِه َرةَ أ َ َباته َْم َ َّ َر َج ََع الط
Penjelasan
Na’at dan man’ut pada contoh pertama dan kedua berupa isim nakirah,
sedangkan pada contoh ketiga dan keempat berupa isim ma’rifah.
ِ َفtidak menggunakan tanwin karena termasuk isim ghairu
Kata َقدَ َماءdan َاط َمة
munsharif.
Na’at dan man’ut adalah isim beserta sifatnya. Telah dijelaskan pada
pelajaran-pelajaran sebelumnya bahwa kata-kata sifat dalam bahasa Arab
termasuk isim.
IDHAFAH
Idhafah adalah hubungan antara dua isim dengan menyembunyikan makna huruf jar tertentu di antara
keduanya, isim yamg pertama disebut dengan Mudhaf dan dibarisi sesuai dengan posisinya, sedangkan
isim yang kedua dinamakan dengan Mudhafun Ilaih dan wajib dibarisi dengan jar. Dari segi makna
idhafah terbagi kepada empat, yaitu:
1. Idhafah lamiyah
Yaitu idhafah yang menyembunyikan makna huruf jar lam diantara Mudhaf dan Mudhafun Ilaih yang
bermakna memiliki atau khusus.
=ََّارةَزَ يْد
َ سي َ َ َر ِكبْت:َ ِمثْلsaya mengendarai mobil milik Zaid
2. Idhafah bayaniyah
Yaitu idhafah yang menyembunyikan huruf jar min diantara mudhaf dan mudhaf ilaih, dengan
ketentuan bahwa mudhafun ilaih merupakan jenis atau sebahagian dari mudhaf-nya.
=َا َ ْ ِْلس َْالمَ ِديْنIslam adalah agama
IDHAFAH
3. Idhafah dzarfiyah
Yaitu idhafah yang menyembunyikan huruf jar fi diantara mudhaf dan mudhaf ilaih, dan mudhaf ilaih merupakan zorob bagi mudhaf.
َِ َ ْال َجنَّةَ تَحْ تََ ا َ ْقد: َِمثْل
َِ ام ْاْل َّم َها
surga dibawah telapak kaki ibu =ت
4. Idhafah tasybihiyah
Yaitu idhafah yang menyembunyikan huruf jar kaf diantara mudhaf dan mudhaf ilaih, yang bertujuan menyerupakan mudhaf dengan
mudhafun ilaih dengan sifat-sifat tertentu dan sifat-sifat tersebut telah diketahui oleh banyak orang (umum).
memerah wajahnya (perempuan) seperti bunga mawar= َِ اِحْ َم ََر َوجْ ه َها ْال َو ْردَة: َِمثْل
Dari sudut pandang yang lain idhafah juga terbagi kepada dua, yaitu:
1. Idhafah ma’nawiyah
Yaitu idhafah yang bertujuan mengkhususkan makna mudhaf-nya.
ini buku milik si Ali = َ َهذَا ِكت َابَ َع ِلى: َِمثْل
2. Idhafah lafdziah
Yaitu idhafah yang bukan bermakna khusus dan tidak terdapat padanya makna-makna huruf jar tujuannya hanya mempersingkat kalimat saja.
ِ ْ َصاد
Kami belajar ekonomi dalam Islamَاْلس َْال ِمى ِ ْ َ نَحْ نَ نَتَعَلَّم: َِمثْل
َ ِاْل ْقت
IDHAFAH (MUDHAF DAN MUDHOF ILAIH)
سينَا
ِ ور
ِ طُ ِف َك
ْ احذ ُ م ّما ت ُ ِض¤ اب أو تَ ْن ِوينَا
ْ يف َ نُونا ً تَ ِلي اإلع َْر
Terhadap Nun yang mengiringi huruf tanda i’rob atau terhadap Tanwin dari
pada kalimah yg dijadikan Mudhaf, maka buanglah! demikian seperti
contoh: THUURI SIINAA’ = Gunung Sinai.
Pengertian Idhafah/Susunan Mudhaf dan Mudhof Ilaih adalah:
Penisbatan secara Taqyidiyah (pembatasan) di antara dua lafazh yang
mengakibatkan lafazh terakhir selalu di-jar-kan.
IDHAFAH