MATA KULIAH :
BAHASA ARAB
OLEH
MUHAMMAD SHUFIYADI AKBAR
NIM : 1101210469
1. Isim mufrad adalah isim yang menunjukkan arti satu. Seperti حُمَ َّم ٌد dan َر ُج ٌل
Sebagian ulama’ menta’rifkan bahwa isim mufrad ialah ism yang bukan mutsanna da bukan jama’ dan
bukan pula mulhak pada keduanya, dan bukan pula dari asmaul khamsah.
2. Isim mutsanna ialah isim yang menunjukkan arti dua, dengan menambahkan alif dan nun atau ya’ dan nun.
ِ كِتَابdan
Seperti ان ِ ( كِتَ َابنْيdua buku)
َ
Kaidah umum untuk membentuk mutsanna, tambahkan alif dan nun pada ism mufrad untuk marfu’ dan
tambahkan ْي ِنjika majrur da manshub tanpa perubahan apa-apa pada bentuk mufradnya, seperti:
ٌص ْحَراْء
َ menjadi ص ْحَر َاو ِان
َ
dan ( نketika rofa’) atau يdan ( نketika nashab dan jar) tanpa ada perubahan padanya. Seperti: َُم ْؤ ِمنُوْ ن
(orang-orang mu’min laki-laki) dan َ( ُم ْؤ ِمنُ ْينorang-orang mu’min laki-laki). Dan dikecualikan dari itu jika:
1) Isim manqus, ya’ nya dibuang dan huruf sebelum wawu didhummah atau huruf sebelum ya’ dikasroh untuk
penyesuaian. Contoh:
هَا ٍدmenjadi َ هَا ُدوْ نatau َهَا ِد ْين
2) Isim maqsur, alif nya dibuang dan harakat sebelum wawu atau ya’ tetap difathah sebagai tanda bagi alif.
Contoh: ُمصْ طَفَىmenjadi َ َمصْ طَفَوْ نatau َُمصْ طَفَ ْين
b. Jamak muannas salim ialah isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dengan menambah alif dan ta’ dan
tidak mengubah bentuk mufradnya. Seperti ٌزَ ْينَب ٌ َ َز ْينَب. Dan dikecualikan dari itu jika:
menjadi ات
1) Isim yang berakhiran dengan ta’ marbuthoh ( ) ةmaka ta’ ini dibuang lalu hubungkan alif dan ta’. Contoh: َف
ٌاط َمة Wٌ اط َم
ِ menjadi ات ِ َف
2) Isim maqsur dan mamdud, maka tetap sebagaimana membentuk musanna dari keterangan diatas dengan
menambah alif dan ta’. Contoh:
ُح ْبلَى menjadi ٌ َُح ْبلَي
ات صحْ َرا ٌءَ menjadi ات Wٌ صحْ َر َو
َ
هُدَى ٌ َهُ َدي
menjadi ات ِع ْلبَاءmenjadi ات
ٌ ِع ْلبَا َوdan ات ٌ ْع ْلبَا َء
ِرضا menjadi Wٌ ض َو
ات َ ِر
ْ َدdan ٌ َسجْ َدة, maka ‘ain fiilnya diharakati dengan fathah. Contoh: ت
3) Dan isim-isim seperti ع ٌد ٌ َ َد َع َداdan
ٌ َس َجدketentuan seperti itu adalah jika jika isim itu tsulasi, sahih ‘ain nya, sukun ‘ain nya dan fa’ nya
َات
berharakat fathah maka tidak ada perubahan bentuk.
c. Jamak taksir adalah isim yang menujukkan arti lebih dari dua dengan perubahan bentuk mufradnya. Seperti:
ِر َجا ٌلdan ُ( َع َرائِشpengantin-pengantin perempuan).
Jamak taksir itu mempunyai 21 wazan. Untuk jamak qillah (yakni mulai dari tiga hingga 10) dari 21 wazan
itu adalah 4 wazan yaitu:
ٌ أَ ْف ِعلَة,ٌ أَ ْف َعل,ٌأَ ْف ُعل, dan ٌ فِ ْعلَةseperti ٌ اَ ْع ِم َدة, اَجْ دَا ٌد, ٌ اَ ْنفُسdan ٌفِ ْتيَة
Dan untuk jamak katsrah (yakni mulai dari 11 dan seterusnya tidak terbatas) ada 17 wazan. Contoh:
Wazan Contoh Jama’
فُ ْع ٌل ُح ْم ٌر
فِ ْع ٌل قِطَ ٌع
فُ َع ٌل رWٌ ص َو ُ
فُ ُع ٌل ٌُكتُب
فِ ْي َع ٌل ٌفِ ْيلَة
ٌفَ َعلَة ٌَس َح َرة
فَ َعا ٌل ٌهُدَاة
فَ ْعلَى Wضى َ َْمر
فُعَّا ٌل ُع َّدا ٌل
فُ َّع ٌل ٌر َّك ٌع
فُ َعاَل ُء نُبَهَا ُء
فُعُوْ ٌل ٌقُلُوب
فِ َعا ٌل ِجبَا ٌل
فِ ْعاَل ٌن ان ٌ ِغ ْل َم
فُ ْعاَل ٌن ان ٌ َقُضْ ب
أَ ْف ِعاَل ُء اَ ْنبِيَا ُء
Dan sighat muntahal jumuk (setiap jamak yang terdiri dari dua huruf atau tiga huruf dengan huruf tengahnya
mati setelah alif jamak taksirnya) seperti َرا ِه َم
َ دdan َدنَانِي َْر
Sighat ini mempunyai 7 wazan:
1. Wazan فَ َعائِ ُلseperti ٌح ْيفَة
ِ ص Wُ ِص َحائ
َ menjadi ف َ
ُّ ِ فَ َعالseperti ُكرْ ِس ٌّيmenjadi اس ُّي
2. Wazan ي ِ َك َر
3. Wazan فَ َوا ِع ُلseperti جوْ هَ ُر
َ menjadi َج َوا ِه ُر
4. Wazan فَ َعالِ ُلseperti ج ْعفَ ُر
َ menjadi َج َعافِ ُر
5. Wazan فَ َعالِيseperti ٌس ْعاَل ة
َ menjadi َس َعالِي
ٌ َس ْك َرmenjadi َس َكارى
6. Wazan فَ َعالَىseperti ان
ISIM DHOMIR
Definisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim (pembicara/orang pertama),
Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib (yang tidak ada di tempat/orang ketiga).
Contoh:
Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan
sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.
Contoh:
Pada contoh di atas, kata ُدW أَحْ َمdiganti dengan َوWُ ( هdia), sedangkan ( األَوْ الَدanak-anak) diganti dengan هُ ْم
( mereka). Kata ه َُوdan هُ ْمdinamakan Dhamir atau Kata Ganti. Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir
yaitu:
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri
atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat. Dalam kalimat: ( هُ َو يَرْ َح ُمهُ ْمDia menyayangi mereka):
1) Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh. Seperti huruf Taa’ pada kata
ُ ( قُ ْمAku telah berdiri ). Al-Bariz dari segi bersambung dan tidaknya terbagi menjadi dua yaitu :
kerja ت
1. Al-Muttashil, yaitu Dhomir yang bersambung dengan lafazh sebelumnya. Lebih jelas kita katakan bahwa
Dhomir jenis ini tidak mungkin digunakan untuk mengawali ucapan, contohnya:
2. Al-Munfashil, yaitu Dhomir yang tidak bersambung dengan lafazh apapun sehingga bisa digunakan untuk
mengawali ucapan dan bisa diletakkan setelah harf.
Contoh: َ ( أَناSaya) yang bisa digunakan untuk mengawali ucapan seperti: ( أَنَا ُم ْؤ ِم ٌنSaya seorang mu’min) atau
bisa juga diletakkan setelah harf, seperti: ( َما قَا َم إِالَّ أَنَاTidak ada yang berdiri kecuali saya).
2) Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi bisa diperkirakan apa
yang dimaksud. Seperti Dhomir َ( أَ ْنتKamu) dalam kata ( قُ ْمBerdirilah!) yang meskipun tidak nampak dalam
lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah َ أَ ْنتkarena kata perintah pasti
ditujukan untuk orang kedua. Al-Mustatir terbagi menjadi dua:
1. Al-Mustatir yang wajib, yaitu yang tidak mungkin digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan
Dhomir) ataupun Dhomir Munfashil.
2. Al-Mustatir yang boleh, yaitu yang bisa digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan Dhomir)
ataupun Dhomir Munfashil.
FI’IL
Kalimat Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau
waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang). Hampir seperti pengertian kata kerja dalam bahasa
Indonesia, namun ada perbedaan sedikit.
Contoh:
Bekerjalah اُ ْف ُعــ ْلSedang/ akan يَ ْفــ ُعــ ُل Telah bekerja فَــ َعــ َل
bekerja
B. Pembagian Kalimat Fi’il.
1. Berdasaran waktu terjadinya
a. Fi’il madhi
b. Fi’il Mudhari’
c. Fi’il Amar
2. Menurut Jenis hurufnya:
a. Fi’il Shahih
1) Fi’il Salim
2) Fi’il Mahmuz
3) Fi’il Mudho’af
b. Fi’il Mu’tal
1) Fi’il Mitsal
2) Fi’il Ajwaf
3) Fi’il Naqish
4) Fi’il Mafruq
5) Fi’il Maqrun
3. Menurut Objek Penderitanya
a. Fi’il Lazim
b. Fil muta’addi
4. Menurut Bentuk Aktif/ Pasif:
a. Fi’il Ma’lum
b. Fi’il Majhul
5. Menurut Susunan Huruf:
a. Fi’il Mujarrad
b. Fi’il Mazid
1. Pembagian Fi’il berdasarkan waktu
No Dhamir F. Madhi Arti Keterangan
1
ُه َـو بَ ََكت
Dia (lk) telah menulis Bentuk
perubahan
asli tanpa
2
ُه َمـا َكتَبَـا Keduanya (lk) telah menulis + اpada huruf terakhir
3
ُه ْـم َكتَبُ ْـو Mereka (lk) telah menulis + ْ ـــُوpada huruf terakhir
4
ِه َـي ـت
ْ ََكتَب
Dia (pr) telah menulis ْ pada huruf terakhir
+ ـت
5
ُه َمـا َكتَبَـتَا Keduanya (pr) telah menulis + ـتـَاpada huruf terakhir
6
ُه َّـن َكتَْب َـن Mereka (pr) telah menulis + َ ـْــنpada huruf terakhir
7
ـت
َ ْاَن ـت
َ َكتَْب
Kamu (lk) telah menulis + َ ـْــتpada huruf terakhir
10 ِ ْاَن
ـت ـتِ َكتَْب Kamu (pr) telah menulis +ت
ِ ـْـpada huruf terakhir
14
نَ ْح ُن َكتَْبـنَا Kami, kita telah menulis + ــْـنَـاPada huruf terakhir
A. Fi’il Madhi
1. Definisi
Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau
(past tense).
2. Tanda-tanda
Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada umumnya mengandung suara
b. Wau ( ) ﻭ
Wau menjadi tanda bagi I'rab rafa' pada dua golongan kata:
Jama' mudzakar salim
Contoh jama' mudzakar salim yang sedang rafa'
َ ه ُؤاَل ِء ال ُمنَفِقُون َصلُّون ْ ال َم َال ُم ْذنِبُونَ تَائِبُون
َ ُسلِ ُمونَ ي
Isim-isim lima
Contoh isim lima yang sedang rafa'
زَوج ٍة
َ يَ ْف َر ُح ُذو سا َ لَ ْي ول
ً س َح ُمو َك ُم َد ِّر ِ سُ ب ال َّر َ ابُو بَ ْك ٍر
ُ صا ِح
c. Alif ( )ﺍ
Alif menjadi tanda bagi I'rab rafa hanya pada satu golongan kata yaitu
pada isim tasniyah. Contoh:
ان َ ان يَ ْغ
ِ َ ضب ِ ال َم ْرأَت َص ْي َحة
ِ َ الش ُّْر ِطي َان بَا ِكيَتَا ِن ِ َس َم ُع الطَّالِب
ِ َّان الن ْ َي
d. Nun ()ﻦ
Nun menjadi tanda bagi irab rafa pada fiil mudlori yang huruf akhirnya telah berhubungan dengan dlomir
alif tasniyah, wau jamak dan ya muannats mukhatabah, baik yang shahih akhir ataupun yang mu'tal akhir.
Fiil mudlori semacam ini suka disebut ُسة َ االَ ْف َع ُل. Contoh:
َ الخ ْم
ِ اَ ْن َ اَ ْنتُ ْم ت َْذ َهبُون شيَا ِن
َت تَ ْكتُبِيْن ِ ُه َما يَ ْم
2.2.2 I'rab Nashab
I'rab nashab mempunyai lima macam tanda, yaitu:
1. َح ْذفُ النُّون.5 الياء.4 الكسرة.3 ُ األلِف.2 الفَ ْت َحة
a. Fathah
Fathah menjadi tanda bagi I'rab nashab pada tiga golongan kata, yaitu:
Isim mufrad
Contoh isim mufrad yang sedang nashab.
ٌ إِنَّ ال ُغ ْرفَةَ نَ ِظيفَة س ِجدًا
ْ بَنَينَا َم َسالَة
َ س ْلتُ ال ِّر
َ اَ ْر
Jama taktsir
Contoh jama' mudzakar salim yang sedang nashab
ٌس ُمنِ ْي َرة
ٌ ش ْم ْ َ ا قَطَ ْعتُ اَش َْجا ًرا
َّ َكاَنَّ ال ُعلَ َما َء شتَ ِرى ُكتُبًا
b. Alif ( ) ﺍ
Alif sebagai pengganti fathah. Alif menjadi tanda bagi I'rab nashab pada satu tempat yaitu ُسة َ س َما ُء
َ الخ ْم ْ األ.
Contoh:
َق َعلَيك َ إِنَّ اَبَا َك َ َرأَ ْيتُ اَبَاكَ َو اَ َخاك َسا َع ْدنَا َح َماك
ٌ شفِ ْي َ
c. Kasrah
Kasrah sebagai pengganti fathah. Kasrah bisa menandai suatu kalimat yang sedang nashab jika kalimat
tersebut berbentuk jama' muannats salim. Contoh:
ت َ أَ ْعطَى َوالِ ِدى د ََج ٌت فَائِزَ ات
ٍ اجا ِ صالِ َحا
َّ إِنَّ ال ت َ أَ َك ْلتُ بَ ْي
ٍ ضا
d. Ya ( )ﯼ
Ya menjadi tanda bagi I'rab nashab pada dua golongan kata, yaitu:
Isim Tasniyah
Contoh isim tasniyah yang sedang nashab
ان
ِ الوالِ َد ْي ِن ُم ْحت ََر َم
َ َّ إِن سلِ َم ْي ِن َ تَ َعا َر ْفتُ ال َم ْرأَتَ ْي ِن
ْ صافَ ْحنَا ال ُم
Jama' mudzakar salim
Contoh jama' mudzakar salim yang sedang Nashab
ِ إِنَّ ال ُمنَافِقِيْنَ فى َع َذا َ اَ ْيقَ ْظتُ النَّائِ ِميْن َصالِ ِحيْن
ب النَّا ِر َّ َر ِح َم هّللا ُ ال
e. Membuang Nun () َح ْذفُ النّون
Membuang nun ini menjadi tanda bagi I'rab nashab dalam fiil-fiil lima yang tanda rafa'nya dengan tetapnya
nun. Contoh:
ِ اَ ْن اَ ْنتُ ْم تُ ِر ْيد ُْونَ اَنْ تَنَا ُم ْوا ُه َما لَنْ يَ ْذ َهبَا
ِ ت تَ ْق
ص ِديْنَ اَنْ ت َْر ِج ِعى
2.2.3 I'rab Khafadl
Tanda I'rab khafadl itu ada tiga, yaitu:
1. الفَ ْت َحة.3 الياء.2 الكسرة
a. Kasrah
Kasrah menjadi tanda bagi I'rab khafadl pada tiga tempat, yaitu:
Isim mufrad
Contoh isim mufrad yang sedang khafadl
ُ ثَ ْو س ِج ِد
ب زَ ْي ٍد َج ِد ْي ٌد ْ صلَّ ْيتُ فى ال َم ِ ِقَطَ ْعتُ اللَّ ْح َم ب
َ س ِّك ْي ٍن
Jama' taktsir
Contoh Jama' taktsir yang sedang khafadl
ٌسا ِء فَانِيَة ُ أَ ْخاَل ال
َ ِّق الن ٍ ُأ ََخدْتُ الفَائِ َدةَ ِمنْ ُكت
ٍ لَقَ ْيتُ بِ ِر َج ب
Jama' muannats salim
Contoh Jama' muannats salim yang sedang khafadl
ست ُْو َرة
ْ ت َم
ٍ سلِ َما
ْ اس ال ُم
ُ َ لِب ت
ٍ سيَّا َرا
َ َر ِك ْبتُ عَلى ح
ِ ِصائ ٍ ص ْحتُ لِطَالِبَا
َ َّت بِالن َ َن
b. Ya ( )ﯼ
Ya menjadi tanda bagi I'rab khafadl pada tiga golongan kata, yaitu:
Isim-isim lima
Contoh isim lima yang sedang khafadl:
ض َ َو َسلَّ ْمتُ َه ِديَّةً ِمنْ اَبِيك
ٌ َولَ ُد اَ ِخ ْيكَ َم ِر ْي َض ْعتُ يَ ِدى فى فِ ْيك َ َت
Isim tasniyah
Contoh Isim tasniyyah yang sedang khafadl:
ٌ أَ ْط ِع َمةُ َولَ َد ْي ِن َك َد َرة تَلَقَّ ْفتُ ال ُك َرتَ ْي ِن ين
ِ َشتَ َرى َز ْي ٌد ال ُكت َُب ِمنْ ُد َّكان
ْ ِا
Jama mudzakar Salim
Contoh jama' mudzakar salim yang sedang khafadl:
َس ِج ِد َم َع الطَّالِبِيْن
ْ شتَ َر ْكتُ فى بَنَا ِء ال َم ْ س ْنتَ الى ال ُم
ْ ِ ا سلِ ِم ْين َ اَ ْح ََر ِغ ْبتُ عَنْ ال َمنَافِقِيْن
c. Fathah
Fathah menjadi tanda bagi I'rab khafadl khusus pada isim ghair munsharif saja, ()األسم غـير المنصـرف.
Contoh:
َ نَظَ ْرتُ الى اَ ْح َم َد فى سلَّ ْمتُ عَلى فَا ِط َمةَ َو َم ْريَ َم
ص ْخ َرا َء َ
2.2.4 I'rab Jazm
Jika suatu kalimat sedang berhukum I'rab jazm, maka tandanya ada yang dengan sukun dan ada yang
dengan hadzfu ()الحذف, yakni membuang nun atau huruf akhir.
a. Sukun
Sukun menjadi tanda bagi I'rab jazm pada fiil mudlari
ص ِح ْي ُح اال ِخ ُر
َّ أخ ِر ِه شَي ٌئ َو ال ِ الّ ِذى لَ ْم يَت
ِ َِّص ْل ب
Contoh:
لَ ْم يَ ْكت ُْب س
ْ ِ الَت َْجل لِيَ ْجتَ ِه ْد
b. Membuang ()الحذف
2.4 Masuknya Amil Jazem dan Amil Nashab pada Fi’il Mudhari’
ِ َوا ْل َو, َوا ْل َج ْم ِع ا ْل ُم َذ َّك ِر, َونُ ْونَ التَّ ْثنِيَ ِة, َوا ْل َوا ِح َد ِة ال َغائِبَ ِة,اح ِد
.اح َد ِة ا ْل ُم َخاطَبَ ِة ِ فَيَ ْح ِذفُ َح َر َكةَ ا ْل َو,َويَد ُْخ ُل ا ْل َجا ِز ُم
Juga (ketahuilah!) Amil yg memerintah jazem masuk pada fi’il mudhari’, maka ia membuang Harakah fi’il
tunggal (LK), Harakah fi’il tunggal ghaibah (orang ketiga-PR), Nun Tatsniyah, Nun Jamak Mudzakkar dan
Nun fi’il tunggal mukhatabah (orang kedua-PR).
ُ ص ْر لَ ْم يَ ْن
صـ َرا ٍ فَتَ ْثبُتُ َعلَى ُك ِّل َح, َكا ْل َوا ِو ِفي ا ْل َج ْم ِع ا ْل ُم َذ َّك ِر,ض ِم ْي ٌر
ُ لَ ْم يَ ْن: تَقُ ْو ُل,ال َ ُث ؛ فَإِنَّه
ِ ََّوالَ يَ ْح ِذفُ نُ ْونَ َج َما َع ِة ا ْل ُمؤَ ن
ُ لَ ْم نَ ْن
.ص ْر
Amil jazem tidak membuang Nun jama’ muannats; karena ia berupa dhamir, sebagaimana wawu pada jama’
mudhakkar. Maka ia tetap ada pada semua keadaan. Contoh kamu berkata: Lam Yanshur – Lam Yanshuroo
– Lam Yanshuruu, Lam Tanshur – Lam Tanshuroo – Lam Yanshurna, Lam Tanshur – Lam Tanshuroo –
Lam Tanshuruu, Lam Tanshurii – Lam Tanshuroo – Lam Tanshurna. Lam Anshur, Lam Nanshur.
ْ ُ فَتَق,ث
ْ لَن:ـو ُل ِ َّـع ا ْل ُمـؤَ ن
ِ س َوى نُ ْو ِن َج ْم ِ سقِطُ النُّ ْونَا
ِ ,ت ْ ُ َوي,ًض َّم ِة فَ ْت َحة
َّ فَيُ ْب ِد ُل ِمنَ ال,ب ِ ع النَّا
ُ ص َ أَنَّهُ يَد ُْخ ُل َعلَى ا ْل ُم: َوا ْعلَ ْم
ِ ضا ِر
Diantara amil-amil yg memerintah jazem adalah: Lam Amar, contoh kamu berkata untuk Amar Ghaib: Li
Yanshur – Li Yanshuroo – Li Yanshuruu, Li Tanshur – Li Tanshuroo – Li Yanshurna. Demikian juga
contoh: Li Yadhrib, Li Ya’lam, Li Yadkhul, Li Yudahrij dan lain-lain.
ُ صـ َرا الَ يَ ْن
َوفِ ْي نَ ْه ِي. َصـ ْرن ُ صـ ْر الَ تَ ْن
ُ الَ تَ ْن,صـ ُر ْوا
ُ صـ َرا الَ يَ ْن
ُ صـ ْر الَ يَ ْن
ُ الَ يَ ْن:ب ْ فَتَقُـ,ُ (الَ) النَّا ِهيَـة:َو ِم ْن َهــا
ِ ِـو ُل فِ ْي نَ ْه ِي ا ْل َغــائ
Mubtada ialah isim marfu’ yang kosong atau bebas dari amil lafazh, yakni : yang merafa’kan mubtada itu
bukan amil lafazh, seperti fa’il atau naibul fa’il, melainkan oleh amil maknawi, yaitu oleh ibtida atau
permulaan kalimat saja.
Sedangkan khobar adalah isim marfu’ yang di-musnadkan atau disandarkan kepada mubtada, yakni tidak
aka nada khobar kalau tidak ada mubtada dan mubtada itulah yang merafa’kan khobar,
seperti : ( زَ ْي ٌد قَائِ ٌمZaid berdiri). Lafazh ( ) زَ ْي ٌدmenjadi mubtada yang dirafa’kan oleh ibtida, tanda rafa’nya
dengan dhomah karena isim mufrod. Sedangkan ( )قَائِ ٌمmenjadi khobarnya yang di rafa’kan oleh mubtada,
tanda rafa’nya dengan dhomah karena isim mufrod
2. Pembagian Mubtada
Mubtada zhahir penjelasannya telah dikemukakan. Sedangkan mubtada yang mudhmar (isim dhomir) ada
12 (dua belas), yaitu :
1. Saya = اَنَا
2. Kami atau kita = ُنَحْ ن
3. Kamu laki-laki = َاَ ْنت
4. Kamu perempuan = ت ِ اَ ْن
5. Kamu berdua laki-laki/perempuan = اَ ْنتُ َما
6. Kalian laki-laki = اَ ْنتُ ْم
7. Kalian perempuan = اَ ْنتُ َّن
8. Dia laki-laki = هُ َو
9. Dia perempuan = ِه َي
10. Mereka berdua laki-laki/perempuan = هُ َما
11. Mereka semua laki-laki = هُ ْم
12. Mereka semua perempuan = ه َُّن
(( ) اَنَاsaya) berkedudukan menjadi mubtada yang dirafa’kan, tanda rafa’nya mabni sukun. Sedangkan lafazh
( )قَائِ ٌمmenjadi khobar, di rafa’ kan, tanda rafa’ nya dengan dhomah.
3. Pembagian Khobar
Khobar ada dua bagian, yaitu :
1. Khobar Mufrod
Khobar mufrod adalah khobar yang buka berupa jumlah (kalimat) dan bukan pula menyerupai jumlah.
Dan juga termasuk khobar mufrod bila mubtada dan khobar itu terdiri dari isim tasniyah dan jamak, seperti
contoh dibawah ini :
Adalah khobar yang terdiri dari jumlah, jumlah ismiyah (mubtada dan khobar) atau jumlah fi’liyah (yaitu
terdiri dari fi’il dan fa’il)
Contoh :
Kana dan saudara-saudaranya merupakan suatu fi’il, dimana ketika ia masuk pada jumlah ismiyyah akan
menyebabkan marfunya mubtada dan disebut sebagai isim kaana, serta manshubnya khobar yang dinamakan
khobar kaana.
Jumlah di atas merupakan jumlah ismiyyah yang tersusun dari mubtada dan khobar. Ketika kemasukan
ً َكانَ ُم َح َّم ٌد َغنِيّا (kaana muhammadun goniyyan) = dahulu Muhammad itu kaya
Dari hal ini, I’rob dari kalimat ُم َح َّم ٌدadalah marfu’ dengan tanda dhommah, karena isim mufrod, sebagai isim
kaana.
Kaana mempunyai 3 arti yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks yang diinginkan, yakni
Artinya : Allah senantiasa dzat yang maha pengampun lagi maha pengasih
Diantara saudara-saudara kaana yang mempunyai amal yang sama dengan kaana adalah
- ض َّل
َ (dholla)=waktu siang
َ ( أَ ْمamsa)=waktu sore
- سى
Contoh :
ْال َولَ ُدmarfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim َبَات
َ ( لَ ْيlaisa)=bukan/tidak
-س
Contoh :
ًســـــــــ ْهال
َ اح َ ( لَ ْيlaisa
ُ س النَّ َجـــــــــ annajaahu sahlan) = Kesuksesan itu tidaklah mudah
َ لَ ْي
ُ النَّ َجmarfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim س
اح
- ار
َ صَ (shooro)=menjadi
Contoh :
شــــاًبـًّّا
ار ُم َح َّم ٌد َ
(shooroصــــ َ
َ muhammadun syaabban) = Muhammad telah menjadi seorang pemuda
صا َر ُ marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai isimم َح َّم ٌد
َ
6
Contoh :
ق َما َزا َل marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isimا ْل َ
سا ِر ُ
Contoh :
(laa takhruj maadama alyaumu mumthiron)=Jangan keluar selama hari masih hujan
’ْ marfuاليَWWWWWWWWWWWوْ ُم dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim َمWWWWWWWWWWWادَا َم
Catatan
1. Ketentuan isim kaana atau saudara-saudaranya dan khobar kaana atau saudara-saudaranya
2. Jika isim kaana dan saudara-saudaranya berupa isim muannats, maka kaana dan saudara-saudaranya juga
berbentuk muannats. Hal ini karena kaana dan saudara-saudaranya merupakan fi’il.
Contoh :
َ ُشـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــة
ًصـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــالِ َحة َ ِ َكـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــانَتْ عَائ
Kaana merofa’kan pada Mubtada’ sebagai isimnya, dan kepada Khabar yakni menashabkannya, demikian
زَال َب ِر َحا
َ س َ ص َار َل ْي َ ص َبحا َأ ْم
َ سى َو ْ ض َحى َأ
ْ َك َكانَ َظ َّل َباتَ َأ
Adalah seperti Kaana (merofa’kan pada Mubtada’ sebagai isimnya dan menashobkan khobarnya) yaitu
lafazh: Zholla (menjadi di siang hari), Baata (menjadi di malam hari), Adh-ha (menjadi diwaktu dhuha),
Amsaa (menjadi diwaktu sore), Shooro (menjadi), Laisa (tidak). Zaala (senantiasa), Bariha (senantiasa)
Fati-a (senantiasa) Infakka (senantiasa). Adapun yang empat ini (Zaala Bariha Fati-a Infakka) harus
8
Dan semisal Kaana (merofa’kan pada Mubtada’ sebagai isimnya dan menashobkan khobar sebagai
khobarnya) yaitu lafazh: Daama yg didahului dengan Maa mashdariyyah-zharfiyyah, seperti contoh: A’thi..!
ْ ض ِم ْن ُه
اس ُت ْع ِم َال ِ ْض ِم ْث َل ُه َقد
ِ عَم َال ِإ ْن َكانَ َغ ْي ُر ا ْل َما ٍ َو َغ ْي ُر َما
Selain bentuk fi’il madhi (kaana dan sdr-nya) jelas beramal semisal fi’il madhinya, apabila selain bentuk fi’il
madhinya dipergunakan.
Perbolehkanlah..! menengahi khobar (antara amil dan isimnya) pada semua kanaa dan saudara-saudaranya.
ق َخ َب ٍر َما ا ْل َّنا ِف َي ْه َف ِجيء ِب َها َم ْت ُل َّو ًة َال تَا ِل َي ْه َ ََك َذاك
ُ س ْب
Demikian juga dilarang mendahukan khobar pada maa nafi, maka jadikanlah ia (maa nafi) sebagai yang di-
Pelarangan mendahulukan khobar pada “Laisa” adalah hukum yang dipilih. Saudara-saudara Kaana yang
Dan saudara kaana selain yg Tam, disebut Naqish. Sedangkan Naqish untuk lafazh “Fati-a”, “Laisa” dan
Ma’mulnya khobar tidak boleh mengiringi amil … kecuali bilamana ma’mul tsb berupa zhorof atau jar-
majrur
mengiralah dhomir syaen sebagai isimnya kaana dan saudaranya, apabila terdapat anggapan benar dari
kalam arab yang nyata-nyata dilarang (ma’mul khobar mengiringi kaana cs, pada bait sebelumnya).
Kana zaidah :
َ ان َأ
ص َّح ِع ْل َم َم ْن َت َقد ََّما َ َو َقدْ تُزَا ُد َك
َ ان ِفي َحشْ ٍو َك َما َك
terkadang kaana ditambahi (hanya zaidah) diantara dua kalimat (yg mutalazim) contoh: MAA KAANA
10
Kana dibuang :
Mereka (ulama nuhat, orang arab) membuang kaana (berikut isimnya) dan menyisakan khobarnya.
Demikian ini sering terjadi dan banyak, ketika kaana berada setelah “in syarthiyah” atau “lau syarthiyah”.
Sesudah huruf “AN masdariyah” menggantikannya Maa dari Kaana diberlakukan, semisal contoh: AMMA
ANTA BARRAN FAQTARIB “jadilah dirimu orang baik kemudian mendekatlah (pd-Nya) “
musti (boleh).
Tempat-Tempat Hamzah Inna Yang Dibaca Fathah Dan Dibaca Kasroh.
Fathah
َّ يُ ْع ِجبُيِن أ
Apabila inna bila ditakwil sebagai masdar maka hamzahnya harus di fathah, contoh: َن
Kasroh
1. Jatuh di awal al-kalam ( ت أ ََّو ُل الْ َكالَِم ِ
ْ ) إِ َذا َو َق َع, misalnya إِ َّن َزيْ ًدا قَائ ٌم .
2. Jatuh dalam awalan shilah ( الصلَ ِة ِ ِ
ِّ ص ْد ُر ْ ) َو َق َع, misalnya جاءَ الَّذي إِنَّهُ قَائ ٌم
َ ت َ .
3. Sebagai jawaban sumpah, mislnya اهلل إِ َّن َزيْ ًدا قَائِ ٌم
ِ و .
َ
4. Sebagai hikayat suatu ungkapan, misalnya قَ َال َزيْ ًدا إِ َّن َع ْمًرا قَائِ ٌم .
5. Menempati tarkib haal, misalnya ت َزيْ ًدا َوإِيِّن ذُ ْو أ ََم ٍل
ُ ز ْر ُ .
6. Jatuh setelah af’al al-Qulub yang telah tetangguhkan amalannya oleh الالّم , misalnya ت إِ َّن ِ
ُ َعل ْم
مِل
ُ زيْ ٌد اْ َلعا َ .
7. Setelah احيَّ ِة
ِ َ أَالَ اْ ِالستِ ْفت, misalnya أَالَ إِ َّن زي ًدا قَائِم .
ْ ٌ َْ
ِ ِ ُ اِ ْجلِس حْي .
8. Setelah ث
ُ حْي ٌ ث إ َّن َزيْ ًدا َجال
َ , misalnya س َ ْ
ِ َمررت بِرج ٍل إِنَّه ف .
9. Bila jumlah inna menjadi sifat, misalnya اض ٌل ُ ُ َ ُ ْ ََ
4. Setelah mubtada’ dengan makna ucapan, sedangkan khabarnya إِ َّن juga berarti ucapan
Kata زيْ ًدا َ dibaca nashab menjadi isimnya لَْيتَ َما , dan قَ ائِ ٌم menjadi kata لَْيتَ َماdalam contoh ini
masih tetap beramal. Boleh juga لَْيتَ َماtidak beramal, dan kata َزيْ ًداdibaca rafa’, sehingga
إِ َّن
Inna ( ) إِ َّنhukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) itu boleh amal boleh tidak serta apabila
tidah beramal maka wajib memberi lam fariqoh ( ) الم فارقةpada lafadz yang sesudahnya.
َّ ) أhukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) dan kemudian isimnya pasti berupa
Anna ( َن
dhomir sya’an ( ) ضمري شأنyang disimpan dan khabarnya pasti berupa jumlah.
َّ ) َك أjuga bisa ditakhfif dan yang kaprah isimnya berupa dlomir sya’an () ضمري شأن
Kaanna (َن
ِ َكأَ ْن َش ْديا ُن خ َق .
yang disimpan. Contoh: ان ُ َ
ﺍﻠﻔﺍﻋﻝﻫﻮﺍﻻﺴﻢﺍﻠﻤﺮﻔﻮﻉﺍﻠﻤﺬﻜﻮﺮﻘﺑﻠﻪﻔﻌﻠﻪﻮﻫﻮﻋﻟﻰﻘﺴﻤﻴﻦﻈﺎﻫﺮﻮﻤﻀﻤﺮ
Fail ialah isim marfu’ yang di sebutkan terlebih dahulu fiil nya dan fail terbagi menjadi dua bagian yaitu fail
yang zhahir dan fail yang mudhmar ( tersembunyi ).
Maksudnya : fail ialah isim marfu’ yang di sebutkan sesudah fiil nya ( fiil yang merofa’kanya ) seperti
contoh di bawah ini :
ﺠﺎﺀﺯﻴﺪ = Zaid telah dating
( lafadz ﺠﺎﺀfiil madhi dan ﺯﻴﺪfail nya yang di rofa’kan oleh dhomah, sebab
isim mufrod)
3
=ﺠﺎﺀﺍﻠﺯﻴﺪﺍﻦdua zaid itu telah datang
(lafadzﺍﻠﺯﻴﺪﺍﻦmenjadi fail yang di rofa’kan dengan alif sebab isim tatsniyah)
3. =ﺠﺎﺀﺍﻠﺯﻴﺪﻮﻦzaid-zaid itu telah datang
(lafadz ﺍﻠﺯﻴﺪﻮﻦmenjadi fail yang di rofa’kan dengan wawu sebab jamak mudzakar salim)
4. = ﺠﺎﺀﺖﺍﻠﻬﻨﺪﺍﺖHindun-hindun itu telah datang
( lafadz ﺍﻠﻬﻨﺪﺍﺖmenjadi fail di rofa’kan dengan dhomah sebab jamk muanats salim)
5. = ﺠﺎﺀﺍﻠﺯﻴﻮﺪzaid-zaid itu telah datang.
4
=ﺍﻨﺖkamu (ditujukkan untuk seorang mukhatab laki-laki )
=ﺍﻨﺖkamu (di tujukan untuk seorang mukhatab perempuan )
=ﺍﻨﺘﻤﺎkamu berdua (di tujukan kepada dua orang yang di ajak bicara, baik laki-laki
maupun perempuan )
=ﺍﻨﺘﻢkalian ( di tujukan kepada banyak laki-laki yang di ajak bicara)
= ﺍﻨﺘﻦkalian (di tujukan kepada banyak perempuan yang di ajak bicara)
Adapun Contoh dhomir ghoib yaitu sebagai berikut:
ﻫﻮ = Dia (di tujukan kepada orang ketiga laki-laki)
ﻫﻰ = Dia (di tujukan kepada orang ketiga perempuan)
ﻫ =Mereka berdua (di tunjukan kepada dua orang ketiga baik laki-laki maupun perempuan)
ﻫﻢ = mereka (di tujukan kepada banyak laki-laki orang ketiga)
ﻫﻦ = mereka (di tujukan kepada banyak perempuan orang ketiga).
Isim dhomir dalam bahasa arab itu terbagi menjadi dua yaitu :
1) Dhamir mustatir (yang di tampakkan) seperti lafazh.
ﺍﻨﺗﻦ, ﺍﻨﺗﻢ, ﺍﻨﺗﻤﺎ, ﺍﻨﺖ, ﺍﻨﺖ, ﻨﺤﻦ,ﺍﻨﺎ
2) Dhamir mustatir (yang tersimpan)
Seperti contoh :
ﺿﺭﺑﺖ = aku telah memukul
ﺿﺭﺑﻨﺎ = kami telah memukul
ﺿﺭﺑﺖ = kamu (laki-laki) telah memukul
ﺿﺭﺑﺖ = kamu (perempuan)
ﺿﺭﺑﺗﻤﺎ = kamu berdua (laki-laki/perempuan) telah memuku
ﻀﺮﺒﺘﻢ = kalian (laki-laki) telah memukul
5
ﻀﺮﺒﺘﻦ = kalian (perempuan) telah memukul
ﺿﺮﺐ = dia (laki-laki) telah memukul
ﺿﺮﺑﺖ = dia (perempuan) telah memukul
=ﺿﺮﺒﺎmereka berdua (laki-laki) telah memukul
ﻀﺮﺒﺗﺎ = mereka berdua (perempuan)telah memukul
ﺿﺮﺑﻮﺍ = mereka (laki-laki) telah memukul
ﺿﺮﺒﻦ = mereka (perempuan) telah memukul
6
2. Naibul fail yang mudahamar
Seperti perkataan
= ﻀﺭﺒﺖaku telah di pukul
= ﻀﺭﺒﻨﺎkami telah di pukul
= ﻀﺭﺒﺖkamu (laki-laki) telah di pukul
= ﻀﺭﺒﺖkamu (perempuan) telah di pukul
= ﻀﺭﺒﺘﻤﺎkami berdua (laki-laki / perempuan) telah di pukul
= ﻀﺭﺒﺘﻢkalian (laki-laki)telah di pukul
= ﻀﺭﺒﺘﻦkalian (perempuan) telah di pukul
= ﻀﺭﺒﺎdia (laki-laki) telah di pukul
= ﻀﺭﺒﺖdia (perempuan) telah di pukul
= ﻀﺭﺒﺎmereka berdua (laki-laki / perempuan) telah di pukul
= ﻀﺭﺒﻭmereka (laki-laki) telah di pukul
= ﻀﺭﺒﻦmereka (perempuan) telah di pukul
Na’ib, artinya pengganti Fa’il artinya pelaku. Jadi Na’ibul Fa’il artinya pengganti pelaku.
Yang di maksud di sini , bahwa Na-ibul Fa’il ialah isim yang marfu’ yang di dahului oleh Fi’il majhul atau
syibhul majhul dan menempati tempat fa’il setelah fa’il itu di buang.
Contoh :
Kata-kata ” ’Mahmudun dan Mahmudah”, adalah isim maf’ul ( syibhul majhul ). Kata ’’khuluquhu’’,
menjadi na-ibul fa’ilnya.
Dan kata ’’ ’Arabiyyun dan Indonesiyyun”, adalah isim yang menunjukkan arti turunan ( isim mansub );
Dan kata-kata ’’a bu dan ummu, menjadi na-ibul fa’ilnya.
1 . Maf’ul bih. Contoh : Anjing dipikul = ١. ب ِ َك ْلبُ ض
َ ُر
2 . Jar marjur. Contoh : Dia digembirakan = ٢. بِ ِه فُ ِر َح
3 . Zoraf. Contoh : Dijalani sehari penuh = ٣. َكا ِم ُل يَ ْو ُم ِس ْي َر
4 . Mashdar. Contoh : Dimandikan di sungai = ٤. ف يُ ْغتَ َس ُل
ِ النَّه ِْر ُغ ْس ُل
Kata-kata ’’alkalbu, pada contoh (1), menjadi maf’ul bih dalam kalimay aktif, dan manshub, setelah
dimajhulkan, maka menjadi Na-ibul fa’il dan marfu.’
Kata ’’bihi’’, isim majrur, menjadi na-ibul fa’il dari furiha. Kata ’’Yawmun’’, zoraf, menjadi na-ibul Fa’il
dari Musyiya. Kata ’’ightisa-lun’’, adalah mashdar, menjadi na-ibul fa’il dari Ughtusila.
Sebenarnya, setiap fi’il lazim ( intransitif ) seperti: Jalan Gembira dan mandi” itu, tidak bias di majhulkan ;
tetapi boleh dimajhulkan, bila na-ibul fa’ilnya terdiri dari Jar marjur atau Zhoraf atau mashdarnya sendiri.
Syaratnya, untuk zoraf dan mashdar itu, harus terdiri dari zoraf mutashorrif ( bukan yang mabni ), yang
mahdud ( yang tertentu masanya ) seperti, sebulan, sejam, sehari, dan lain-lain. Tidak boleh zoraf yang
mubham ( yang tidak jelas batasnya ) seperti waktu, sebelum, sesudah, dan lain-lain.
Begitu juga untuk mashdar, harus terdiri dari mashdar yang Mutashorrif ( bukan mashdar jamid/ jumud )
seperti Subhana ( maha suci ) karena mashdar semacam itu tetap menjadi maf’ul Muthlaq di mana pun
letaknya. (pembahasan keduanya, lihat pada jilid II bagian zorof dan maf’ul muthlaq ).
1. Pisang dimakan ١. ْال َموْ زَ ُكلُوْ نَ يَاْ هُ ْم ْال َموْ ُز ي ُْؤ َك ُل
2. Tas diambil ٢. ن ُ ْ ْال ِمحْ فَظًةُ نَاْ َخ ُذ نَح ْال ِمحْ فَظَةُ تُ ْؤ َخ ُذ
ال َّس َمكَ تَبِ ْي ُع ِه َي ع
3. Ikan dijual ٣. ُ ك يُبَا ُ ال َّس َم
ْ ِ ْالقَ ْه َوةَ يَ ْش َربُ اَب ُ ْالقَه َْوةُ تُ ْش َرب
4. Kopi diminum ٤. ى
5. Kopi diexsport ٥. ْالب َُّن نَ ْست َْخ ِر ُج تَحْ ُن ْالب ُُّن يُ ْست َْخ َر ُج
6. Beras diimport ٦. ْااَل ُر ّز نَ ْستَوْ ر ُد نَحْ ُن يُ ْستَوْ َر ُدااْل َر ُُّز
7. Dua anak dipanggil ٧. ْ ْ ُعو َان عَى يُ ْد
اُ ِّم ْى اال َولَ َد ْي ِن تَ ْد ِ ْال َولَد
8. Orang-orang kafir ٨.نُقَا ْال َكافِ ُر ْينَ تِ ُل ْال َكافِرُوْ نَ يُقَاتِ ُل
diperangi
َ ُِكت
1. Harus rafa’ contoh = ب / ُال َّدرْ سُ يُ ْكتَب
2. Na-ibul fa’il harus ada, artinya di mana ada fi’il majhul maka harus ada na-ibul fa’ilnya.
3. Na-ibul Fa’il harus terletak sesudah fi’il. Berarti, bila didahului oleh isim, Na-ibul Fail’nya terdiri dari
dlomir.
Contoh :
a. Kedua anak itu dijumpai dijalan = ا ِ لطَّ ِر ْي
. ق ا فِى ِن لَ َدا ْل َو ا لُقِ َى
b. Kedua akan dijumpai = ب . ان ا ْل َو يُ ْلقَى
ِ لَ َد
c. Orang-orang Islam telah dipanggil = ج ْ َن ْال ُم
. سلِ ُم ْو ِع َى ُد
d. Orang-orang Islam akan dipanggil = د ْ َن ْال ُم
. سلِ ُم ْو يُ ْد َعى
5. Harus dita’nitskan fi’ilnya, bila Na-ibul fa’ilnya Mu’annats ( perempuan ). Contoh :
a. Sapi sudah disembahkan = ا. ت ُذ
ِ ا ْلبَقَ َرةُبِ َح
b. Sapi akan disembelih = ب. ح ت ُْذ
ُ َا ْلبَقَ َرةُ ب
c. ِ َسلِ َماتُ ُو ِعظ
Muslimat-muslimat dinasihati = ج. ت ْ ا ْل ُم
d. Muslimat-muslimat sedang dinasihati = د. ُعظ ْ ْل ُم
َ سلِ َمات ا ت ُْو
6. Boleh dibuang Fi’ilnya dengan tetap fa’ilnya Na-ibul fa’ilnya. Seperti pada jawaban kalimat. Contoh :
Macam Na’ibul fa’il, sama dengan macam-macam Fa’il. Jadi Na’ibul fa’il, ada tiga macam juga, yaitu :
a. Isim zohir
b. Isim dlomir
c. Mashdar Mu’awwal
Contoh :
NAIBUL FAIL DARI ISIM ZOHIR
1. Air sudah di minum = ا. َ ْال َما ُء ُش ٍر
ب
2. Dua pensil diambil = ٢. انِ اُ ِخ َذ ْالقَلَ َم
3. Guru-guru dikumpulkan = ٣.
ت
ِ ات ُج ِم َع ُ ْال ُم ِدرِّ َس
4. Mahasiswi-mahasiswi sedang dinasihati = ٤. ُعظ َ ْلطَّالِبَاتُا تُو
5. Dua murid (pr.) dikeluarkan = ٥. ْ التِّ ْل ِم ْي َذتَا ِن اُ ْخ ِر َج
ت
8. Kamu berdua dipinang = ٨. ُ نَحْ نW ن َْخطُبُ ُك َما تُ ْخطَبَا ِن
9. Kamu semua dipinang = ٩. ن َْخطُبُ ُك َّن َتُ ْخطَ ْبن
11. Engkau berdua diajar = ١١. ستَا ُذيُ َعلِ ُم ُك َما
ْ ُ اَاْل تُ َعلَّ َما ِن
12. Kamu semua dihajar = ١٢. مWْ ستَا ُذيُ َعلِ ُم ُك
ْ ُ اَاْل َتُ َعلَّ ُموْ ن
Contoh-contoh dari nomor ( 1 s/d ) untuk laki-laki. Sedang contoh-contoh dari nomor 7 s/d 12, adalah untuk
perempuan.
َ ت َْذه
2. Dikhawatirkan engkau pergi = ٢. َب اَ ْن ي ُْخ َشى
َ ك ي ُْخ
Taqdirnya : dikhawatirkan kepergianmu = ش َ ُ ِذهَاب
Isim dhohir di bagi menjadi tiga yaitu:
1. Isim Mufrod
2. Isim Tasniyah
3. Isim Jamak
Sebab – sebab membuang Fa’il
Di dalam pembuatan naibul fail itu karena dibuangnya fa’il dan diantara sebab – sebab membuang, fa’il
adalah:
1. (للعلم بهKarena sudah di ketahui)
Contoh: ضعيفا االنسان وحلق
2. (للجهل بهKarena tidak di ketahui, jadi tidak bisa menyebutkan)
Contoh: البارخة االمتعة سرق
3. (للخوف عليهKarena mengawatirkan fa’il)
Contoh: مساء ابن احيك ضرب
4. (للحوف منهKarena takut padanya)
Contoh: Wاختطفت طائرة جارودا المتو جهة الهند
5 . (للرغبة فى اخفاءه لالبهامKarena ingin atau bermaksud untuk menyelamatkan dan merahasiakan).
Contoh: ركب الحصن امام ساحة المدرسة
6. لبشر فه/ (لتعظيمهKarena kemuliaannya atau karena mengagungkannya)
Contoh: علملت الفاحشة فى اليلة المنصرمة
7. (لتحقيرهKarena meremehkannya)
Contoh: ئظم المعهد تنظيما رصينا معجبا
8. (لعدم تعلق الفئدة بذكرهKarena tidak ada gunanya untuk disebutkan)
Contoh وادا حبيتم بتحية فحية فحيوا باحسن منها اوردواها:
Cara membuat fi’il mabni majhul
Untuk membuat fi’il mabni majhul untuk fi’il madli yaitu huruf pertama harus di baca dhomah dan
huruf sebelum ahir dibaca kasroh dan untuk fi’il mudhori’ maka huruf prtama dibaca dhomah dan huruf
sebelum akhir dibaca fathah.
Contoh:
Fi’il madly قرئ القران :
Fi’il Mudhori : ينصر الجيش
Dan dalam pembuatan fi’il mabni majhul jika fi’il madli yang disandarkan pada naibul fail itu huruf
pertama berupa ta’ muthowa’ah ()تاءالطاوعةmaka huruf yang kedua juga dibaca dlomah seperti huruf pertama
contoh: تعلمت
Dan jika fi’il madli yang dimabnikan majhul itu, jika huruf pertama berupa hamzah wasul, maka
huruf yang ketiga juga dibaca dlomah seperti huruf pertama.
Contoh: استحرج
Apabila fi’il madli yang dimabnikan majhul itu terdiri dari fi’il sulasi mu’tal ain (fi’il yang a’in
fi’ilnya berupa huruf ilat) maka fa’ilnya bisa dibaca tiga macam bacaan yaitu:
Contoh: بيعتasalnya باع
Contoh: بوعasalnya باع
Fi’il madli tsulasi binak mudloaf (yang ‘ain fi’ilnya dan lam fi’ilnya hurufnya sama) yang mabnikan majhul
itu fa’ilnya juga bisa dibaca tiga macam yaitu dlomah, isymam, kasroh.
Contoh: مدالحبل، مدالحبل،مدالحبل
Fi’il madhi tsulasi mazid khumasi yang ikut wazan افتعلdan انفعلyang terdiri dari fi’il mu’tal ‘ain (
)معتل العينitu jika di mabnikan majhul tiga macam: dlomah, kasorh dan isymam seperti fa’ fiilnya fiil tsulasi
mu’tal ‘ain yang dimabnikan majhul.
Contoh:
a. yang ikut wazan افتعل: احتور
b. yang ikut wazan انفعل:انقيد
2. Masdar contoh:
4. Dhorof contoh: