Anda di halaman 1dari 36

Tugas Semester Pendek

MATA KULIAH :
BAHASA ARAB

OLEH
MUHAMMAD SHUFIYADI AKBAR
NIM : 1101210469

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI
BANJARMASIN
2019 M/1440 H
KALIMAT DAN PEMBAGIANNYA
Dalam bahasa arab, kalimat (kata) dibagi 3. Yaitu:
1. Kalimat isim
Kalimat isim merupakan kata yang memiliki makna sendiri yang tidak ada kaitannya dengan waktu.
Contohnya seperi nama-nama benda, nama tempat, nama orang, dan kata sifat.

Contoh : ‫ مجيل‬، ‫ جاكرتا‬، ‫ حممد‬، ‫كتاب‬


2. Kalimat fi'il
Kalimat fi'il merupakan kata kerja. Sebagaimana dalam bahasa lainnya, kata kerja dalam bahasa arab
pun ada kaitannya dengan waktu, yaitu masa lampau ( ‫ )ماض‬, masa sekarang (‫ )مضارع‬dan masa yang

akan datang (‫)أمر‬

Contoh : ‫أُْفعُل‬ – ‫ َي ْفعُ ُل‬- ‫َف َع َل‬


ْ
3. Kalimat Huruf
Kalimat ini adalah kata yang tidak punya makna sendiri. contohnya seperti kata depan, dalam bahasa
Arab disebut huruf jar. Contohnya: dari (‫ ) ِمن‬, ke ( ‫ )إِىَل‬dan lain-lain.
ْ
ISIM MUFRAD, MUTSANNA, DAN JAMA’
Isim menurut jumlahnya dibagi menjadi tiga yaitu mufrad, mutsanna dan jama’.

1. Isim mufrad adalah isim yang menunjukkan arti satu. Seperti ‫حُمَ َّم ٌد‬ dan ‫َر ُج ٌل‬
Sebagian ulama’ menta’rifkan bahwa isim mufrad ialah ism yang bukan mutsanna da bukan jama’ dan
bukan pula mulhak pada keduanya, dan bukan pula dari asmaul khamsah.
2. Isim mutsanna ialah isim yang menunjukkan arti dua, dengan menambahkan alif dan nun atau ya’ dan nun.

ِ ‫ كِتَاب‬dan
Seperti ‫ان‬ ِ ‫( كِتَ َابنْي‬dua buku)
َ
Kaidah umum untuk membentuk mutsanna, tambahkan alif dan nun pada ism mufrad untuk marfu’ dan
tambahkan ‫ ْي ِن‬jika majrur da manshub tanpa perubahan apa-apa pada bentuk mufradnya, seperti:

‫َر ُجاَل ِن‬ menjadi ‫َر ُج ٌل‬

ٌ‫اِ ْمَرأَة‬menjadi ‫ان‬


ِ َ‫اِمرأَت‬
َْ
jika mutsanna menjadi mudhaf maka nun nya dibuang dan dikecualikan dari itu jika:
a. Isim maqsur, maka alifnya diganti dengan ya’ jika berupa empat huruf atau lebih dan dikembalikan pada
asalnya jika tiga huruf, Contoh:
‫َد ْع َوى‬ ِ ‫د ْعوي‬
‫ان‬
menjadi
ََ َ
‫صطََفى‬ ِ ‫مصطََفي‬
ْ ‫ُم‬ menjadi ‫ان‬َ ُْ
‫صا‬
ً ‫َع‬ menjadi ‫ص َو ِان‬
َ ‫َع‬
b. Isim mamdud, jika untuk muannats hamzahnya diubah menjadi ‫ و‬, tetap jika ia asli dan boleh dua keadaan
jika ia untuk ilhaq (penggolongan), atau penggantian dari asal. Contoh:

ٌ‫ص ْحَراْء‬
َ menjadi ‫ص ْحَر َاو ِان‬
َ

ٌ‫َس ْو َداء‬ menjadi ‫َس ْو َد َاو ِان‬

ٌ‫ُقَّراء‬ menjadi ‫ُقَّراءَ ِان‬

ُ‫ُوضَّاء‬ menjadi ‫ُوضَّاءَ ِان‬


ِ ‫ِع ْلبَاءَ ِان‬ ‫ِع ْلبَ َاو ِان‬
ٌ‫ع ْلبَاء‬ menjadi atau

ِ ‫كِ َساءَ ِان‬ ‫كِ َس َاو ِان‬


ٌ‫ك َساء‬ menjadi atau

c. Isim manqus, jika terbuang maka ya’ nya dikembalikan. Contoh:


‫هَا ٍد‬ ‫هَا ِديَا ِن‬
menjadi

‫ ُم ْهتَ ٍد‬menjadi ‫ان‬ِ َ‫ُم ْهتَ ِدي‬


Adapun isim murakkab tidak bisa dijadikan mutsanna seperti َ‫ بَ ْعلَبَك‬dan ‫سبَ َو ْي ٍه‬
ِ
3. Isim jama’ ialah isim yang menunjukkan arti lebih dari dua. Jama’ ada tiga bagian jama’ mudzakar salim,
jama’ muannas salim dan jama’ taksir.
a. Jamak mudzakar salim ialah bentuk jama’ yang menunjukkan arti lebih dari dua dengan menambahkan ‫و‬

dan ‫( ن‬ketika rofa’) atau ‫ ي‬dan ‫( ن‬ketika nashab dan jar) tanpa ada perubahan padanya. Seperti: َ‫ُم ْؤ ِمنُوْ ن‬

(orang-orang mu’min laki-laki) dan َ‫( ُم ْؤ ِمنُ ْين‬orang-orang mu’min laki-laki). Dan dikecualikan dari itu jika:
1)      Isim manqus, ya’ nya dibuang dan huruf sebelum wawu didhummah atau huruf sebelum ya’ dikasroh untuk
penyesuaian. Contoh:
‫ هَا ٍد‬menjadi َ‫ هَا ُدوْ ن‬atau َ‫هَا ِد ْين‬
2)    Isim maqsur, alif nya dibuang dan harakat sebelum wawu atau ya’ tetap difathah sebagai tanda bagi alif.
Contoh: ‫ ُمصْ طَفَى‬menjadi َ‫ َمصْ طَفَوْ ن‬atau َ‫ُمصْ طَفَ ْين‬
b. Jamak muannas salim ialah isim yang menunjukkan arti lebih dari dua dengan menambah alif dan ta’ dan
tidak mengubah bentuk mufradnya. Seperti ٌ‫زَ ْينَب‬ ٌ َ‫ َز ْينَب‬. Dan dikecualikan dari itu jika:
menjadi ‫ات‬
1)      Isim yang berakhiran dengan ta’ marbuthoh ( ‫ ) ة‬maka ta’ ini dibuang lalu hubungkan alif dan ta’. Contoh: َ‫ف‬
ٌ‫اط َمة‬ Wٌ ‫اط َم‬
ِ menjadi ‫ات‬ ِ َ‫ف‬
2)     Isim maqsur dan mamdud, maka tetap sebagaimana membentuk musanna dari keterangan diatas dengan
menambah alif dan ta’. Contoh:
‫ُح ْبلَى‬ menjadi ٌ َ‫ُح ْبلَي‬
‫ات‬ ‫صحْ َرا ٌء‬َ menjadi ‫ات‬ Wٌ ‫صحْ َر َو‬
َ
‫هُدَى‬ ٌ َ‫هُ َدي‬
menjadi ‫ات‬ ‫ ِع ْلبَاء‬menjadi ‫ات‬
ٌ ‫ ِع ْلبَا َو‬dan ‫ات‬ ٌ ‫ْع ْلبَا َء‬
‫ِرضا‬ menjadi Wٌ ‫ض َو‬
‫ات‬ َ ‫ِر‬
ْ ‫ َد‬dan ٌ‫ َسجْ َدة‬, maka ‘ain fiilnya diharakati dengan fathah. Contoh: ‫ت‬
3)      Dan isim-isim seperti ‫ع ٌد‬ ٌ َ‫ َد َع َدا‬dan
ٌ ‫ َس َجد‬ketentuan seperti itu adalah jika jika isim itu tsulasi, sahih ‘ain nya, sukun ‘ain nya dan fa’ nya
‫َات‬
berharakat fathah maka tidak ada perubahan bentuk.
c.     Jamak taksir adalah isim yang menujukkan arti lebih dari dua dengan perubahan bentuk mufradnya. Seperti:
‫ ِر َجا ٌل‬dan ُ‫( َع َرائِش‬pengantin-pengantin perempuan).
Jamak taksir itu mempunyai 21 wazan. Untuk jamak qillah (yakni mulai dari tiga hingga 10) dari 21 wazan
itu adalah 4 wazan yaitu:
ٌ‫ أَ ْف ِعلَة‬,ٌ‫ أَ ْف َعل‬,ٌ‫أَ ْف ُعل‬, dan ٌ‫ فِ ْعلَة‬seperti ٌ‫ اَ ْع ِم َدة‬,‫ اَجْ دَا ٌد‬, ٌ‫ اَ ْنفُس‬dan ٌ‫فِ ْتيَة‬
Dan untuk jamak katsrah (yakni mulai dari 11 dan seterusnya tidak terbatas) ada 17 wazan. Contoh:
Wazan Contoh Jama’
‫فُ ْع ٌل‬ ‫ُح ْم ٌر‬
‫فِ ْع ٌل‬ ‫قِطَ ٌع‬
‫فُ َع ٌل‬ ‫ر‬Wٌ ‫ص َو‬ ُ
‫فُ ُع ٌل‬ ٌ‫ُكتُب‬
‫فِ ْي َع ٌل‬ ٌ‫فِ ْيلَة‬
ٌ‫فَ َعلَة‬ ٌ‫َس َح َرة‬
‫فَ َعا ٌل‬ ٌ‫هُدَاة‬
‫فَ ْعلَى‬ W‫ضى‬ َ ْ‫َمر‬
‫فُعَّا ٌل‬ ‫ُع َّدا ٌل‬
‫فُ َّع ٌل‬ ‫ٌر َّك ٌع‬
‫فُ َعاَل ُء‬ ‫نُبَهَا ُء‬
‫فُعُوْ ٌل‬ ٌ‫قُلُوب‬
‫فِ َعا ٌل‬ ‫ِجبَا ٌل‬
‫فِ ْعاَل ٌن‬ ‫ان‬ ٌ ‫ِغ ْل َم‬
‫فُ ْعاَل ٌن‬ ‫ان‬ ٌ َ‫قُضْ ب‬
‫أَ ْف ِعاَل ُء‬ ‫اَ ْنبِيَا ُء‬

Dan sighat muntahal jumuk (setiap jamak yang terdiri dari dua huruf atau tiga huruf dengan huruf tengahnya
mati setelah alif jamak taksirnya) seperti ‫َرا ِه َم‬
َ ‫ د‬dan ‫َدنَانِي َْر‬
Sighat ini mempunyai 7 wazan:
1.      Wazan ‫ فَ َعائِ ُل‬seperti ٌ‫ح ْيفَة‬
ِ ‫ص‬ Wُ ِ‫ص َحائ‬
َ menjadi ‫ف‬ َ
ُّ ِ‫ فَ َعال‬seperti ‫ ُكرْ ِس ٌّي‬menjadi ‫اس ُّي‬
2.      Wazan ‫ي‬ ِ ‫َك َر‬
3.      Wazan ‫ فَ َوا ِع ُل‬seperti ‫جوْ هَ ُر‬
َ menjadi ‫َج َوا ِه ُر‬
4.      Wazan ‫ فَ َعالِ ُل‬seperti ‫ج ْعفَ ُر‬
َ menjadi ‫َج َعافِ ُر‬
5.      Wazan ‫ فَ َعالِي‬seperti ٌ‫س ْعاَل ة‬
َ menjadi ‫َس َعالِي‬
ٌ ‫ َس ْك َر‬menjadi ‫َس َكارى‬
6.      Wazan ‫ فَ َعالَى‬seperti ‫ان‬

7.      Dan Wazan ‫فُ َعالَى‬

ISIM DHOMIR
Definisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim (pembicara/orang pertama),
Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib (yang tidak ada di tempat/orang ketiga).

Contoh: 

Mutakallim     : ‫أَنَا‬  ( Saya) dan  ُ‫ ( نَحْ ن‬Kami).

Mukhotob     : َ‫أَ ْنت‬  ( Kamu ) dan  ‫ ( أَ ْنتُ ْم‬Kalian ).

Ghaib        : ‫هُ َو‬  (Dia) dan  ‫ ( هُ ْم‬Mereka ).

Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan
sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. 

Contoh:

‫ أَحْ َم ُد يَرْ َح ُم ْاألَوْ الَ َد‬    = Ahmad menyayangi anak-anak.

  ‫ هُ َو يَرْ َح ُمهُ ْم‬        = Dia menyayangi mereka.

Pada contoh di atas, kata ‫ ُد‬W‫ أَحْ َم‬diganti dengan ‫ َو‬Wُ‫ ( ه‬dia), sedangkan ‫( األَوْ الَد‬anak-anak) diganti dengan ‫هُ ْم‬
( mereka). Kata ‫ ه َُو‬dan ‫ هُ ْم‬dinamakan Dhamir atau Kata Ganti. Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir
yaitu:

1) DHAMIR RAFA' ( ‫ض ِميْر َر ْفع‬


َ ) yang berfungsi sebagai Subjek.

2) DHAMIR NASHAB ( ‫ض ِميْر نَصْ ب‬


َ ) yang berfungsi sebagai Objek. 

Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri
atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat. Dalam kalimat: ‫ ( هُ َو يَرْ َح ُمهُ ْم‬Dia menyayangi mereka):

 - Kata ‫( هُ َو‬dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan

- Kata ‫( هُ ْم‬mereka) adalah Dhamir Nashab.

B.    Pembagian Isim Dhamir

Dhomir secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu:

1) Al-Bariz, yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh. Seperti huruf Taa’ pada kata
ُ ‫ ( قُ ْم‬Aku telah berdiri ). Al-Bariz dari segi bersambung dan tidaknya terbagi menjadi dua yaitu :
kerja ‫ت‬
1. Al-Muttashil, yaitu Dhomir yang bersambung dengan lafazh sebelumnya. Lebih jelas kita katakan bahwa
Dhomir jenis ini tidak mungkin digunakan untuk mengawali ucapan, contohnya:

َ ‫( أَك َر َم‬Ia memuliakanmu). Dhomir-dhomir


huruf Yaa’ pada kata ‫( اِ ْبنِ ْي‬Anakku) dan huruf Kaaf pada kata ‫ك‬
seperti ini tidak mungkin ada di awal kalimat.

2. Al-Munfashil, yaitu Dhomir yang tidak bersambung dengan lafazh apapun sehingga bisa digunakan untuk
mengawali ucapan dan bisa diletakkan setelah harf.

Contoh: َ ‫( أَنا‬Saya) yang bisa digunakan untuk mengawali ucapan seperti: ‫( أَنَا ُم ْؤ ِم ٌن‬Saya seorang mu’min) atau
bisa juga diletakkan setelah harf, seperti: ‫( َما قَا َم إِالَّ أَنَا‬Tidak ada yang berdiri kecuali saya).

2) Al-Mustatir, yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi bisa diperkirakan apa
yang dimaksud. Seperti Dhomir َ‫( أَ ْنت‬Kamu) dalam kata ‫( قُ ْم‬Berdirilah!) yang meskipun tidak nampak dalam
lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah َ‫ أَ ْنت‬karena kata perintah pasti
ditujukan untuk orang kedua. Al-Mustatir terbagi menjadi dua:

1. Al-Mustatir yang wajib, yaitu yang tidak mungkin digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan
Dhomir) ataupun Dhomir Munfashil.

2. Al-Mustatir yang boleh, yaitu yang bisa digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan Dhomir)
ataupun Dhomir Munfashil.

FI’IL
Kalimat Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa atau
waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang). Hampir seperti pengertian kata kerja dalam bahasa
Indonesia, namun ada perbedaan sedikit.

Contoh:
Bekerjalah ‫ اُ ْف ُعــ ْل‬Sedang/ akan ‫يَ ْفــ ُعــ ُل‬ Telah bekerja ‫فَــ َعــ َل‬
bekerja
B. Pembagian Kalimat Fi’il.
1. Berdasaran waktu terjadinya
a. Fi’il madhi
b. Fi’il Mudhari’
c. Fi’il Amar
2. Menurut Jenis hurufnya:
a. Fi’il Shahih
1) Fi’il Salim
2) Fi’il Mahmuz
3) Fi’il Mudho’af
b. Fi’il Mu’tal
1) Fi’il Mitsal
2) Fi’il Ajwaf
3) Fi’il Naqish
4) Fi’il Mafruq
5) Fi’il Maqrun
3. Menurut Objek Penderitanya
a. Fi’il Lazim
b. Fil muta’addi
4. Menurut Bentuk Aktif/ Pasif:
a. Fi’il Ma’lum
b. Fi’il Majhul
5. Menurut Susunan Huruf:
a. Fi’il Mujarrad
b. Fi’il Mazid
1. Pembagian Fi’il berdasarkan waktu
No Dhamir F. Madhi Arti Keterangan

1
‫ُه َـو‬ ‫ب‬َ َ‫َكت‬
Dia (lk) telah menulis Bentuk
perubahan
asli tanpa

2
‫ُه َمـا‬ ‫َكتَبَـا‬ Keduanya (lk) telah menulis + ‫ ا‬pada huruf terakhir

3
‫ُه ْـم‬ ‫َكتَبُ ْـو‬ Mereka (lk) telah menulis + ْ‫ ـــُو‬pada huruf terakhir

4
‫ِه َـي‬ ‫ـت‬
ْ َ‫َكتَب‬
Dia (pr) telah menulis ْ pada huruf terakhir
+ ‫ـت‬

5
‫ُه َمـا‬ ‫َكتَبَـتَا‬ Keduanya (pr) telah menulis + ‫ ـتـَا‬pada huruf terakhir

6
‫ُه َّـن‬ ‫َكتَْب َـن‬ Mereka (pr) telah menulis + َ‫ ـْــن‬pada huruf terakhir

7
‫ـت‬
َ ْ‫اَن‬ ‫ـت‬
َ ‫َكتَْب‬
Kamu (lk) telah menulis + َ‫ ـْــت‬pada huruf terakhir

+ ‫ ـْــتُ َمـا‬pada huruf terakhir


8
‫اَْنتُ َمـا‬ ‫َكتَْبتُمـَا‬ Kalian (lk) telah menulis

+ ‫ ـْــتُ ْم‬pada huruf terakhir


9
‫اَْنتُـم‬ ‫َكتَْبتُ ْـم‬ Kalian (lk) telah menulis

10 ِ ْ‫اَن‬
‫ـت‬ ‫ـت‬ِ ‫َكتَْب‬ Kamu (pr) telah menulis +‫ت‬
ِ ‫ ـْـ‬pada huruf terakhir

+ ‫ ـْتُ َمـا‬pada huruf terakhir


11
‫اَْنتُ َمـا‬ ‫َكتَْبتُ َما‬ Kalian (pr) telah menulis

َّ ُ‫ ـْـت‬pada huruf terakhir


12
‫اَْنتُ َّن‬ ‫َكتَْبتُ َّـن‬ Kalian (pr) telah menulis + ‫ـن‬

ُ ْ‫ ـ‬pada huruf terakhir


13
‫اَنَـا‬ ‫ـت‬
ُ ‫َكتَْب‬
Saya telah menulis + ‫ــت‬

14
‫نَ ْح ُن‬ ‫َكتَْبـنَا‬ Kami, kita telah menulis + ‫ ــْـنَـا‬Pada huruf terakhir

A. Fi’il Madhi
1. Definisi
Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu lampau
(past tense).
2. Tanda-tanda
Tanda-tandanya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada umumnya mengandung suara

َ َ‫( َكـت‬telah menulis), َ‫( َقرأ‬telah membaca)


“a” , misalnya ‫ـب‬
َ
3. Bentuk
Fi’il Madhi mempunyai 14 bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir (pelaku). Dhamir itu berfungsi sebagai
fa’il (pelaku). Dengan mengambil contoh kata ‫ـب‬
َ َ‫( َكـت‬kataba), maka terdapat 14 bentuk sebagai berikut:
contoh:

‫َق‬ َ‫ َخل‬    (kholaqo)=telah menciptakan       ‫ أ ََم َر‬    (amaro)=telah memerintahkan

‫ َخَر َج‬  (khoroja)= telah mengeluarkan     ‫ أَ َك َل‬    (akala)=telah memakan

I’RAB / PERUBAHAN AKHIR KATA


2.1 Pengertian I’rab
            I’rab adalah perubahan akhir kata (baik harkat maupun huruf) karena berubah ‘amil, yang berfungsi
untuk menunjukkan kedududkan kata itu sendiri didalam suatau kalimat. Dengan demikian, I’rab dipelajari
untuk menentukan bacaan huruf terakhir suatu kata yang berhubungan dengan kedudukannya di dalam suatu
kalimat. 
Adapun pengertian i’rab yang lain adalah:
     I'rab ialah perubahan baris/bentuk yang terjadi di belakang sebuah kata sesuai dengan kedudukan kata
tersebut dalam susunan kalimat.  
     I’rab / I’rob (‫ )اإلعراب‬dalam Ilmu Nahwu adalah: Bekas secara Zhahiran atau Taqdiran yang terdapat pada
akhir Kalimat disebabkan oleh pengamalan Amil. Contoh:

‫بِ َز ْي ٍد‬  ُ‫ َجا َء زَ ْي ٌد – َرأَ ْيتُ َز ْيدًا – َم َر ْرت‬      -

‫بِا ْلفَتَى‬  ُ‫ َجا َء ا ْلفَتَى – َرأَ ْيتُ ا ْلفَتَى – َم َر ْرت‬      -

     Abbas Hasan menyebutkan bahwa:


‫الداخل ِة َعلَ ْي ِه َو َما يَقتَض ْيه ك ُّل عا ِم ٍل‬
ِ ‫ب تغيّ ِر ال َع َوا ِم ِل‬ َ ِ‫اب ُه َو تغيّ ُر العال َم ِة التى فِى آ ِخ ِر الل ْف ِظ ب‬
ِ َ ‫سب‬ ُ ‫اَإل ْع َر‬
(I’rab adalah berubahnya tanda di akhir kata yang disebabkan oleh berubahnya faktor-faktor yang masuk
pada kata tersebut dan karena tuntutan setiap faktor yang mempengaruhinya) ( Abbas Hasan: 1966, Vol I,
69).
     Abdullah bin Ahmad al-Fakihi menyebutkan bahwa:

ْ ‫الداخلَ ِة َعلَ ْيها ل ْفظًا‬


‫أو تَقدي ًرا‬ ِ ‫الف ال َعوا ِم ِـل‬ ْ ‫اخ ِر ال َكلِ ِم‬
ِ ِ‫الخت‬ ِ ‫ْراب تَغيي ُر أ َو‬
ُ ‫اإلع‬
(I’rab adalah pengubahan akhir masing-masing kata karena perbe-daan faktor-faktor yang memasukinya
baik diucapkan maupun diperkirakan) (Abdullah bin Ahmad al-Fakihi: tt, 7).
     Definisi i’rab yang lainnya berbeda, dikemukakan oleh Ibn Hisyam al-Anshori, demikian:

ِ ‫س ِم ال ُمتَ َم ِّك ِن َو الفِ ْع ِل ال ُمضا ِر‬


‫ع‬ ْ ‫آخ ِر اآل‬ ْ ‫ْراب أثَ ٌر ظا ِه ٌر‬
ِ ‫أو ُمقَ َّد ٌر يَ ْجلِبُهُ العا ِم ُل فى‬ ُ ‫اإلع‬
(I’rab adalah gejala yang tampak nyata atau yang diperkirakan di akhir isim yang “memungkinkan” dan fi’il
mudlori’ karena faktor yang mempengaruhi) (Ahmad bin Abdullah bin Hisyam: t.t, 12).
     Definisi yang “terakhir” lebih panjang, demikian:
‫أو‬ ْ ‫ضـافًا إليـ ِه‬
ْ ‫أو فـا ِعال‬ ْ ‫سـنَدًا إلَ ْيـ ِه‬
َ ‫أو ُم‬ ْ ‫الج ْملَ ِة ِمنْ َو ِظيفَ ٍة لُ َغ ِويَ ٍة‬
ْ ‫أو ِمنْ ِقي َمـ ٍة نَ ْح ِويَـ ٍة َك َك ْونِ َهــا ُم‬ ُ ‫أو‬ْ ‫ْراب بَيَانُ َما لِ ْلكلِ َم ِة‬
ُ ‫ااإلع‬
ِ ‫الج ِم ٌل فى ثنايا ال َك‬
‫الم‬ ُ ‫الج َم ِل و تؤَ ِد يها‬ ُ ‫ف التى تُؤ ِّد يها الكلماتُ فِى ثنايا‬ ِ ِ‫الوظائ‬ َ ْ‫أو َحاالً أو َغ ْي َر ذلِك ِمن‬ ْ ً‫ َم ْف ُع ْوال‬.
(I’rab adalah keterangan tentang kata atau frasa (jumlah) dari segi fungsi atau nilai-nilai sintaksis, seperti
keberadaan kata itu sebagai musnad ilaih (subyek), atau mudlof ilaih, atau fa’il, atau maf’ul atau hal atau
lainnya dari segi fungsi-fungsi kata dalam suatu frasa atau fungsi frasa dalam suatu kalimat) (Mahdi al-
Mahzumi: 1964, 67).
2.2 Macam-macam I’rab
2.2.1 I'rab Rofa
I'rab rafa mempunyai empat macam tanda, yaitu:
  ُ‫ النُّون‬                 ‫ األلِف‬           ‫الوا ُو‬
َ                     ‫ض َّمة‬
َّ ‫ال‬
a.      Dlommah ( ُ  ) ‫ض َّمة‬
َّ ‫))ال‬
Dlommah menjadi tanda bagi I'rab rafa pada empat golongan kata:
     Isim mufrad
Contoh Isim Mufrad yang sedang rafa'
‫اح‬ ْ ‫ يُ ْوقَ ُد ال ِم‬                      ٌ‫ ه ِذ ِه قُ ْر ُم ْوطَة‬              ‫س ِّي‬
ُ َ ‫صب‬ ِ ‫ب عَلى ال ُك ْر‬
ُ ‫ال ُك ْو‬
     Jama' taktsir
Contoh Jama' taktsir yang sedang rafa'
ُ ِ‫ َه ِذ ِه قَاَل ن‬                       ‫ األَ ْواَل ُد لَ ِعبُوا‬                      ‫طيُو ُر‬
‫يس‬ ُّ ‫ارتْ ال‬
َ َ‫ط‬
     Jama' Muannats Salim
Contoh Jama' Muannats Salim yang sedang rafa'
ٌ‫ارات‬ ِ ‫ ه ِذ ِه‬              َ‫ الفَتَيَاتُ َرتَّبْنَ المائِ َدة‬                      ُ‫تَ ْطبَ ُخ األُ َّم َهات‬
َ ‫س َج‬
     Fiil Mudlori yang huruf akhirnya belum berhubungan dengan sesuatupun, yakni dlomir alif tasniyah, wau
jamak dan ya muannats mukhatabah, dan juga huruf akhirnya tidak terdiri dari salah satu huruf Ilat  (، ‫ ا‬،‫و‬

‫)ي‬. Fiil mudhari semacam ini suka disebut:


‫ص ِح ْي ُح اال ِخ ُر‬ ِ َّ‫ع الّ ِذى لَ ْم يَت‬
َّ ‫ص ْل بِأ ِخ ِر ِه شَي ٌئ َو ال‬ ُ ‫ضا ِر‬
َ ‫الفِ ْع ُل ال ُم‬

Contoh yang sedang rafa':

ْ َ‫ اَ ْنتَ تَ ْق َرأُ القُ ْرأَنَ َو نَ ْحنُ ن‬        ‫ص ِل‬


‫س َم ُع‬ ْ َ‫س َو يَتَ َعلَّ ُم فى الف‬ ُ ‫س ُل ثُ َّم اَ ْذه‬
ُ ِ‫ يَ ْجل‬         ‫َب‬ ِ َ‫اَ ْغت‬

b.      Wau ( ‫) ﻭ‬
Wau menjadi tanda bagi I'rab rafa' pada dua golongan kata:
     Jama' mudzakar salim
Contoh jama' mudzakar salim yang sedang rafa'
َ‫ ه ُؤاَل ِء ال ُمنَفِقُون‬             َ‫صلُّون‬ ْ ‫ ال َم‬                 َ‫ال ُم ْذنِبُونَ تَائِبُون‬
َ ُ‫سلِ ُمونَ ي‬
     Isim-isim lima
Contoh isim lima yang sedang rafa'
‫زَوج ٍة‬
َ ‫ يَ ْف َر ُح ُذو‬              ‫سا‬ َ ‫ لَ ْي‬         ‫ول‬
ً ‫س َح ُمو َك ُم َد ِّر‬ ِ ‫س‬ُ ‫ب ال َّر‬ َ ‫ابُو بَ ْك ٍر‬
ُ ‫صا ِح‬
c.       Alif ( ‫)ﺍ‬
Alif menjadi tanda bagi I'rab rafa hanya pada satu golongan kata yaitu
pada isim tasniyah. Contoh:
‫ان‬ َ ‫ان يَ ْغ‬
ِ َ ‫ضب‬ ِ ‫ ال َم ْرأَت‬         َ‫ص ْي َحة‬
ِ َ‫ الش ُّْر ِطي‬                   ‫َان بَا ِكيَتَا ِن‬ ِ َ‫س َم ُع الطَّالِب‬
ِ َّ‫ان الن‬ ْ َ‫ي‬
d.      Nun (‫)ﻦ‬
Nun menjadi tanda bagi irab rafa pada fiil mudlori yang huruf akhirnya telah berhubungan dengan dlomir
alif tasniyah, wau jamak dan ya muannats mukhatabah, baik yang shahih akhir ataupun yang mu'tal akhir.
Fiil mudlori semacam ini suka disebut ُ‫سة‬ َ ‫االَ ْف َع ُل‬. Contoh:
َ ‫الخ ْم‬
ِ ‫ اَ ْن‬                        َ‫ اَ ْنتُ ْم ت َْذ َهبُون‬                      ‫شيَا ِن‬
َ‫ت تَ ْكتُبِيْن‬ ِ ‫ُه َما يَ ْم‬
2.2.2 I'rab Nashab
I'rab nashab mempunyai lima macam tanda, yaitu:
     1.‫ َح ْذفُ النُّون‬.5          ‫ الياء‬.4     ‫ الكسرة‬.3    ُ ‫ األلِف‬.2   ‫الفَ ْت َحة‬  
a.    Fathah
Fathah menjadi tanda bagi I'rab nashab pada tiga golongan kata, yaitu:
     Isim mufrad
Contoh isim mufrad yang sedang nashab.
ٌ‫ إِنَّ ال ُغ ْرفَةَ نَ ِظيفَة‬                 ‫س ِجدًا‬
ْ ‫ بَنَينَا َم‬                    َ‫سالَة‬
َ ‫س ْلتُ ال ِّر‬
َ ‫اَ ْر‬
     Jama taktsir
Contoh jama' mudzakar salim yang sedang nashab
ٌ‫س ُمنِ ْي َرة‬
ٌ ‫ش ْم‬ ْ َ‫ ا‬                  ‫قَطَ ْعتُ اَش َْجا ًرا‬
َّ ‫ َكاَنَّ ال ُعلَ َما َء‬            ‫شتَ ِرى ُكتُبًا‬
b.   Alif ( ‫) ﺍ‬
Alif sebagai pengganti fathah. Alif menjadi tanda bagi I'rab nashab pada satu tempat yaitu ُ‫سة‬ َ ‫س َما ُء‬
َ ‫الخ ْم‬ ْ ‫األ‬.
Contoh:
َ‫ق َعلَيك‬ َ ‫ إِنَّ اَبَا َك‬                      َ‫ َرأَ ْيتُ اَبَاكَ َو اَ َخاك‬           َ‫سا َع ْدنَا َح َماك‬
ٌ ‫شفِ ْي‬ َ
c.    Kasrah
Kasrah sebagai pengganti fathah. Kasrah bisa menandai suatu kalimat yang sedang nashab jika kalimat
tersebut berbentuk jama' muannats salim. Contoh:
‫ت‬ َ ‫ أَ ْعطَى َوالِ ِدى د ََج‬              ٌ‫ت فَائِزَ ات‬
ٍ ‫اجا‬ ِ ‫صالِ َحا‬
َّ ‫ إِنَّ ال‬             ‫ت‬ َ ‫أَ َك ْلتُ بَ ْي‬
ٍ ‫ضا‬
d.   Ya ( ‫)ﯼ‬
Ya menjadi tanda bagi I'rab nashab pada dua golongan kata, yaitu:
     Isim Tasniyah
Contoh isim tasniyah yang sedang nashab
              ‫ان‬
ِ ‫الوالِ َد ْي ِن ُم ْحت ََر َم‬
َ َّ‫ إِن‬             ‫سلِ َم ْي ِن‬ َ            ‫تَ َعا َر ْفتُ ال َم ْرأَتَ ْي ِن‬
ْ ‫صافَ ْحنَا ال ُم‬
     Jama' mudzakar salim
Contoh jama' mudzakar salim yang sedang Nashab
ِ ‫إِنَّ ال ُمنَافِقِيْنَ فى َع َذا‬         َ‫ اَ ْيقَ ْظتُ النَّائِ ِميْن‬          َ‫صالِ ِحيْن‬
‫ب النَّا ِر‬ َّ ‫َر ِح َم هّللا ُ ال‬
e.    Membuang Nun (‫) َح ْذفُ النّون‬
Membuang nun ini menjadi tanda bagi I'rab nashab dalam fiil-fiil lima yang tanda  rafa'nya dengan tetapnya
nun. Contoh:
ِ ‫ اَ ْن‬           ‫ اَ ْنتُ ْم تُ ِر ْيد ُْونَ اَنْ تَنَا ُم ْوا‬             ‫ُه َما لَنْ يَ ْذ َهبَا‬
ِ ‫ت تَ ْق‬
‫ص ِديْنَ اَنْ ت َْر ِج ِعى‬
2.2.3 I'rab Khafadl
Tanda I'rab khafadl itu ada tiga, yaitu:
 1. ‫ الفَ ْت َحة‬.3          ‫ الياء‬.2      ‫الكسرة‬
a.    Kasrah
Kasrah menjadi tanda bagi I'rab khafadl pada tiga tempat, yaitu:
     Isim mufrad
Contoh isim mufrad yang sedang khafadl
ُ ‫ ثَ ْو‬              ‫س ِج ِد‬
‫ب زَ ْي ٍد َج ِد ْي ٌد‬ ْ ‫صلَّ ْيتُ فى ال َم‬ ِ ِ‫قَطَ ْعتُ اللَّ ْح َم ب‬
َ             ‫س ِّك ْي ٍن‬
     Jama' taktsir
Contoh Jama' taktsir yang sedang khafadl
ٌ‫سا ِء فَانِيَة‬ ُ ‫ أَ ْخاَل‬             ‫ال‬
َ ِّ‫ق الن‬ ٍ ُ‫أ ََخدْتُ الفَائِ َدةَ ِمنْ ُكت‬
ٍ ‫ لَقَ ْيتُ بِ ِر َج‬            ‫ب‬
     Jama' muannats salim
Contoh Jama' muannats salim yang sedang khafadl
‫ست ُْو َرة‬
ْ ‫ت َم‬
ٍ ‫سلِ َما‬
ْ ‫اس ال ُم‬
ُ َ‫ لِب‬    ‫ت‬
ٍ ‫سيَّا َرا‬
َ ‫ َر ِك ْبتُ عَلى‬        ‫ح‬
ِ ِ‫صائ‬ ٍ ‫ص ْحتُ لِطَالِبَا‬
َ َّ‫ت بِالن‬ َ َ‫ن‬
b.   Ya ( ‫)ﯼ‬
Ya menjadi tanda bagi I'rab khafadl pada tiga golongan kata, yaitu:
     Isim-isim lima
Contoh isim lima yang sedang khafadl:
‫ض‬ َ ‫ َو‬          َ‫سلَّ ْمتُ َه ِديَّةً ِمنْ اَبِيك‬
ٌ ‫ َولَ ُد اَ ِخ ْيكَ َم ِر ْي‬        َ‫ض ْعتُ يَ ِدى فى فِ ْيك‬ َ َ‫ت‬
     Isim tasniyah
Contoh Isim tasniyyah yang sedang khafadl:
ٌ‫ أَ ْط ِع َمةُ َولَ َد ْي ِن َك َد َرة‬        ‫ تَلَقَّ ْفتُ ال ُك َرتَ ْي ِن‬    ‫ين‬
ِ َ‫شتَ َرى َز ْي ٌد ال ُكت َُب ِمنْ ُد َّكان‬
ْ ِ‫ا‬
     Jama mudzakar Salim
Contoh jama' mudzakar salim yang sedang khafadl:
َ‫س ِج ِد َم َع الطَّالِبِيْن‬
ْ ‫شتَ َر ْكتُ فى بَنَا ِء ال َم‬ ْ ‫س ْنتَ الى ال ُم‬
ْ ِ‫ ا‬ ‫سلِ ِم ْين‬ َ ‫ اَ ْح‬     َ‫َر ِغ ْبتُ عَنْ ال َمنَافِقِيْن‬
c.    Fathah
Fathah menjadi tanda bagi I'rab khafadl khusus pada isim ghair munsharif saja, (‫)األسم غـير المنصـرف‬.
Contoh:
َ ‫ نَظَ ْرتُ الى اَ ْح َم َد فى‬                          ‫سلَّ ْمتُ عَلى فَا ِط َمةَ َو َم ْريَ َم‬
‫ص ْخ َرا َء‬ َ
2.2.4 I'rab Jazm
Jika suatu kalimat sedang berhukum I'rab jazm, maka tandanya ada yang dengan sukun dan ada yang
dengan hadzfu (‫)الحذف‬, yakni membuang nun atau huruf akhir.
a.    Sukun
Sukun menjadi tanda bagi I'rab jazm pada fiil mudlari
‫ص ِح ْي ُح اال ِخ ُر‬
َّ ‫أخ ِر ِه شَي ٌئ َو ال‬ ِ ‫الّ ِذى لَ ْم يَت‬
ِ ِ‫َّص ْل ب‬
Contoh:
‫ لَ ْم يَ ْكت ُْب‬         ‫س‬
ْ ِ‫ الَت َْجل‬          ‫لِيَ ْجتَ ِه ْد‬
b.   Membuang (‫)الحذف‬

Yang dimaksud dengan (‫ )الحذف‬disini ada dua macam, yaitu:

     Membuang nun (‫)حذف النّون‬


Membuang nun menjadi tanda bagi I'rab jazm di dalam fiil-fiil lima.
Contoh:
‫ اَ ْنتُ َما لَ ْم تَ ْق َر َءا‬             ‫ ُه ْم لَ ْم يَد ُْخلُوا‬            ‫ت لَ ْم تَ ْف َهمى‬
ِ ‫اَ ْن‬
     Membuang huruf akhir (‫)حذف األخر‬
Membuang huruf akhir menjadi tanda bagi I'rab jazm di dalam
‫أخ ِر ِه شَي ٌئ َو ال ُم ْعتَل اال ِخر‬ ِ ‫ع الّ ِذى لَ ْم يَت‬
ِ ِ‫َّص ْل ب‬ ُ ‫ضا ِر‬
َ ‫الفِ ْع ُل ال ُم‬
yang akhirnya berupa  ‫ الف‬,‫ واو‬dan ‫ياء‬.

Contoh yang huruf akhirnya berupa )‫ي‬


ّ ‫(الواو‬  ‫واو‬.
ُ ‫ يَ ْدعُو = لَ ْم يَ ْد‬                    ‫يَ ْغ ُزو = لَ ْم يَ ْغ ُز‬
‫ يَ ْم ُحو = لَ ْم يَ ْم ُح‬                   ‫ع‬
Contoh yang huruf akhirnya berupa )‫ي‬
ّ ‫(االلف‬  ‫الف‬.
َ‫ يَ ْخفَى = لَ ْم يَ ْخف‬                ‫ش‬
َ ‫ يَ ْخشَى = لَ ْم يَ ْخ‬                ‫ض‬
َ ‫ضى = لَ ْم يَ ْر‬
َ ‫يَ ْر‬

Contoh yang huruf akhirnya berupa )‫ي‬


ّ ‫(اليائ‬  ‫ياء‬.
 ‫ يَ ْكفِى = لَ ْم يَ ْكف‬                    ‫شتَ ِر‬
ْ َ‫شتَ ِرى = لَ ْم ي‬
ْ َ‫ ي‬                   ‫يَ ْر ِمى = لَ ْم يَ ْر ِم‬

2.3 ‘Amil Nashab


‫فالنواصب عسرة وهى أن ولن وإذن وكى والم كى والم الجحود وحتى والجواب بالفاء والواو وأو‬
Maka amil – amil yang biasa menasabkan fi’il mudhori itu ada sepuluh, yaitu lapadh An, Lan, idzan, Kay,
Lam Kay, Lam Juhud, Hatta, Jawab dengan huruf fa, Jawab dengan huruf wawu dan lapadh Au.
1.    ‫( أن‬supaya/akan), contohnya ‫ أن أناأُريد‬ ‫المغرب اُصلي‬ 
2.    ‫( لن‬tidak akan), contohnya ‫المؤمن يخون لن‬ 
3.    ‫( إذن‬kalau begitu), contohnya  ‫إذن‬٫‫أشكرلك أزوربيتك‬
4.    ‫( كى‬supaya), contohnya ‫المسكين أعطي‬  ‫طعاماكي يفرح‬
5.     ‫( حتى‬sehingga), contohnya ‫يذخل حتي يقول السالم ال‬

2.4 Masuknya Amil Jazem dan Amil Nashab pada Fi’il Mudhari’

ِ ‫ َوا ْل َو‬,‫ َوا ْل َج ْم ِع ا ْل ُم َذ َّك ِر‬,‫ َونُ ْونَ التَّ ْثنِيَ ِة‬,‫ َوا ْل َوا ِح َد ِة ال َغائِبَ ِة‬,‫اح ِد‬
.‫اح َد ِة ا ْل ُم َخاطَبَ ِة‬ ِ ‫ فَيَ ْح ِذفُ َح َر َكةَ ا ْل َو‬,‫َويَد ُْخ ُل ا ْل َجا ِز ُم‬
Juga (ketahuilah!) Amil yg memerintah jazem masuk pada fi’il mudhari’, maka ia membuang Harakah fi’il
tunggal (LK), Harakah fi’il tunggal ghaibah (orang ketiga-PR), Nun Tatsniyah, Nun Jamak Mudzakkar dan
Nun fi’il tunggal mukhatabah (orang kedua-PR).

ُ ‫ص ْر لَ ْم يَ ْن‬
‫صـ َرا‬ ٍ ‫ فَتَ ْثبُتُ َعلَى ُك ِّل َح‬,‫ َكا ْل َوا ِو ِفي ا ْل َج ْم ِع ا ْل ُم َذ َّك ِر‬,‫ض ِم ْي ٌر‬
ُ ‫ لَ ْم يَ ْن‬:‫ تَقُ ْو ُل‬,‫ال‬ َ ُ‫ث ؛ فَإِنَّه‬
ِ َّ‫َوالَ يَ ْح ِذفُ نُ ْونَ َج َما َع ِة ا ْل ُمؤَ ن‬

ُ ‫ لَ ْم أَ ْن‬, َ‫ص ـ ْرن‬


‫ص ـ ْر‬ ُ ‫ص ـ َرا لَ ْم تَ ْن‬
ُ ‫ي لَ ْم تَ ْن‬ ُ ‫ لَ ْم تَ ْن‬,‫ص ُر ْوا‬
ْ ‫ص ِر‬ ُ ‫ص َرا لَ ْم تَ ْن‬
ُ ‫ص ْر لَ ْم تَ ْن‬
ُ ‫ لَ ْم تَ ْن‬, َ‫ص ْرن‬
ُ ‫ص َرا لَ ْم يَ ْن‬
ُ ‫ص ْر لَ ْم تَ ْن‬
ُ ‫ لَ ْم تَ ْن‬,‫ص ُر ْوا‬
ُ ‫لَ ْم يَ ْن‬

ُ ‫لَ ْم نَ ْن‬
.‫ص ْر‬

Amil jazem tidak membuang Nun jama’ muannats; karena ia berupa dhamir, sebagaimana wawu pada jama’
mudhakkar. Maka ia tetap ada pada semua keadaan. Contoh kamu berkata: Lam Yanshur – Lam Yanshuroo
– Lam Yanshuruu, Lam Tanshur – Lam Tanshuroo – Lam Yanshurna, Lam Tanshur – Lam Tanshuroo –
Lam Tanshuruu, Lam Tanshurii – Lam Tanshuroo – Lam Tanshurna. Lam Anshur, Lam Nanshur.

ْ ُ‫ فَتَق‬,‫ث‬
ْ‫ لَن‬:‫ـو ُل‬ ِ َّ‫ـع ا ْل ُمـؤَ ن‬
ِ ‫س َوى نُ ْو ِن َج ْم‬ ِ ‫سقِطُ النُّ ْونَا‬
ِ ,‫ت‬ ْ ُ‫ َوي‬,ً‫ض َّم ِة فَ ْت َحة‬
َّ ‫ فَيُ ْب ِد ُل ِمنَ ال‬,‫ب‬ ِ ‫ع النَّا‬
ُ ‫ص‬ َ ‫ أَنَّهُ يَد ُْخ ُل َعلَى ا ْل ُم‬: ‫َوا ْعلَ ْم‬
ِ ‫ضا ِر‬

ْ‫ص ـ َرا لَن‬


ُ ‫ي لَنْ تَ ْن‬ ُ ‫ لَنْ تَ ْن‬,‫ص ُر ْوا‬
ْ ‫ص ِر‬ ُ ‫ص َرا لَنْ تَ ْن‬
ُ ‫ص َر لَنْ تَ ْن‬
ُ ‫ لَنْ تَ ْن‬, َ‫ص ْرن‬
ُ ‫ص َرا لَنْ يَ ْن‬
ُ ‫ص َر لَنْ تَ ْن‬
ُ ‫ لَنْ تَ ْن‬,‫ص ُر ْوا‬
ُ ‫ص َرا لَنْ يَ ْن‬
ُ ‫ص َر لَنْ يَ ْن‬
ُ ‫يَ ْن‬

.‫ص َر‬ ُ ‫ لَنْ أَ ْن‬, َ‫ص ْرن‬


ُ ‫ص َر لَنْ نَ ْن‬ ُ ‫تَ ْن‬
Juga ketahuilah! Amil yg memerintah nashab masuk pada fi’il mudhari’, maka ia mengganti harakah
dhammah ke harakah Fathah, membuang Nun selain Nun Jama’ Muannats. Contoh kamu berkata: Lan
Yanshuro – Lan Yanshuroo – Lan Yanshuruu, Lan Tanshuro – Lan Tanshuroo – Lan Yanshurna, Lan
Tanshuro – Lan Tanshuroo – Lan Tanshuruu, Lan Tanshurii – Lan Tanshuroo – Lan Tanshurna. Lan
Anshuro, Lan Nanshuro.

ْ َ‫ لِي‬: َ‫ َو َكـ َذالِك‬. َ‫صـ ْرن‬


,‫ضـ ِر ْب‬ ُ ‫صـ َرا لِيَ ْن‬
ُ ‫صـ ْر لِتَ ْن‬
ُ ‫ لِتَ ْن‬,‫صـ ُر ْوا‬
ُ ‫صـ َرا لِيَ ْن‬
ُ ‫صـ ْر لِيَ ْن‬ ِ ِ‫ فَتَقُ ْو ُل فِ ْي أَ ْمـ ِر ا ْل َغـائ‬,‫ الَ ُم ْاألَ ْم ِر‬:‫َو ِمنَ ا ْل َج َوا ِز ِم‬
ُ ‫ لِيَ ْن‬:‫ب‬

.‫ َو َغ ْي ِرهَا‬,‫ َولِيُد َْح ِر ْج‬,‫ َولِيَد ُْخ ْل‬,‫َولِيَ ْعلَ ْم‬

Diantara amil-amil yg memerintah jazem adalah: Lam Amar, contoh kamu berkata untuk Amar Ghaib: Li
Yanshur – Li Yanshuroo – Li Yanshuruu, Li Tanshur – Li Tanshuroo – Li Yanshurna. Demikian juga
contoh: Li Yadhrib, Li Ya’lam, Li Yadkhul, Li Yudahrij dan lain-lain.
ُ ‫صـ َرا الَ يَ ْن‬
‫ َوفِ ْي نَ ْه ِي‬. َ‫صـ ْرن‬ ُ ‫صـ ْر الَ تَ ْن‬
ُ ‫ الَ تَ ْن‬,‫صـ ُر ْوا‬
ُ ‫صـ َرا الَ يَ ْن‬
ُ ‫صـ ْر الَ يَ ْن‬
ُ ‫ الَ يَ ْن‬:‫ب‬ ْ ‫ فَتَقُـ‬,ُ‫ (الَ) النَّا ِهيَـة‬:‫َو ِم ْن َهــا‬
ِ ِ‫ـو ُل فِ ْي نَ ْه ِي ا ْل َغــائ‬

.‫سائِ ِر ْاألَ ْمثِلَ ِة‬ ُ َ‫ َو َك َذا قِي‬, َ‫ص ْرن‬


َ ‫اس‬ ُ ‫ص َرا الَ تَ ْن‬
ُ ‫ي الَ تَ ْن‬ ُ ‫ الَ تَ ْن‬,‫ص ُر ْوا‬
ْ ‫ص ِر‬ ُ ‫ص َرا الَ تَ ْن‬
ُ ‫ص ْر الَ تَ ْن‬ ِ ‫ا ْل َحا‬
ُ ‫ الَ تَ ْن‬:‫ض ِر‬
Diantaranya juga adalah: Laa Nahi, contoh kamu berkata untuk Nahi Ghaib: Laa Yanshur – Laa Yanshuroo
– Laa Yanshuruu, Laa Tanshur – Laa Tanshuroo – Laa Yanshurna. Dan untuk Nahi Hadir : Laa Tanshur –
Laa Tanshuroo – Laa Tanshuruu, Laa Tanshurii – Laa Tanshuroo – Laa Tanshurna. Demikianlah juga kias
untuk contoh-contoh yg lain.
MUBTADA DAN KHABAR

Mubtada ialah isim marfu’ yang kosong atau bebas dari amil lafazh, yakni : yang merafa’kan mubtada itu
bukan amil lafazh, seperti fa’il atau naibul fa’il, melainkan oleh amil maknawi, yaitu oleh ibtida atau
permulaan kalimat saja.

Sedangkan khobar adalah isim marfu’ yang di-musnadkan atau disandarkan kepada mubtada, yakni tidak
aka nada khobar kalau tidak ada mubtada dan mubtada itulah yang merafa’kan khobar,

seperti : ‫( زَ ْي ٌد قَائِ ٌم‬Zaid berdiri). Lafazh ( ‫ ) زَ ْي ٌد‬menjadi mubtada yang dirafa’kan oleh ibtida, tanda rafa’nya
dengan dhomah karena isim mufrod. Sedangkan ( ‫ )قَائِ ٌم‬menjadi khobarnya yang di rafa’kan oleh mubtada,
tanda rafa’nya dengan dhomah karena isim mufrod

2. Pembagian Mubtada

Mubtada terbagi menjadidua bagian, yaitu :

1. Mubtada yang zhahir


2. Mubtada Mudhmar (dhamir)

 Mubtada zhahir penjelasannya telah dikemukakan. Sedangkan mubtada yang mudhmar (isim dhomir) ada
12 (dua belas), yaitu :

1. Saya = ‫اَنَا‬
2. Kami atau kita = ُ‫نَحْ ن‬
3. Kamu laki-laki = َ‫اَ ْنت‬
4. Kamu perempuan = ‫ت‬ ِ ‫اَ ْن‬
5. Kamu berdua laki-laki/perempuan = ‫اَ ْنتُ َما‬
6. Kalian laki-laki = ‫اَ ْنتُ ْم‬
7. Kalian perempuan = ‫اَ ْنتُ َّن‬
8. Dia laki-laki = ‫هُ َو‬
9. Dia perempuan = ‫ِه َي‬
10. Mereka berdua laki-laki/perempuan = ‫هُ َما‬
11. Mereka semua laki-laki = ‫هُ ْم‬
12. Mereka semua perempuan = ‫ه َُّن‬

Seperti : (‫) اَنَا قَائِ ٌم‬

Adapun meng-I’rob-nya adalah sebagai berikut :

(‫( ) اَنَا‬saya) berkedudukan menjadi mubtada yang dirafa’kan, tanda rafa’nya mabni sukun. Sedangkan lafazh
( ‫ )قَائِ ٌم‬menjadi khobar, di rafa’ kan, tanda rafa’ nya dengan dhomah.

3. Pembagian Khobar
Khobar ada dua bagian, yaitu :

1. Khobar Mufrod

Khobar mufrod adalah khobar yang buka berupa jumlah (kalimat) dan bukan pula menyerupai jumlah.

Contoh : (‫ ) زَ ْي ٌد قَائِ ٌم‬Zaid berdiri, kedua-duanya isim mufrod.

Dan juga termasuk khobar mufrod bila mubtada dan khobar itu terdiri dari isim tasniyah dan jamak, seperti
contoh dibawah ini :

( َ‫ = ) ال َّز ْي ُدوْ نَ قَائِ ُموْ ن‬Zaid-zaid itu berdiri

(‫ = ) ال َّز ْيدَا ِن قَائِ َما ِن‬dua Zaid itu berdiri

ُّ ) = Zaid-zaid itu berdiri


( َ‫الزيُوْ ُد قَائِ ُموْ ن‬

1. Khobar Ghoiru Mufrod

Adalah khobar yang terdiri dari jumlah, jumlah ismiyah (mubtada dan khobar) atau jumlah fi’liyah (yaitu
terdiri dari fi’il dan fa’il)

Contoh :

(ُ‫) َز ْي ٌد قَا َم اَبُوْ ه‬

(ٌ‫اريَتُهُ َذا ِهبَة‬


ِ ‫) زَ ْي ٌد َج‬

KANNA SERTA SAUDARANYA

Kana dan saudara-saudaranya merupakan suatu fi’il, dimana ketika ia masuk pada jumlah ismiyyah akan

menyebabkan marfunya mubtada dan disebut sebagai isim kaana, serta manshubnya khobar yang dinamakan

khobar kaana.

Contoh :‫ ُم َح َّم ٌد َغنِ ٌّي‬  (muhammadun goniyyun) = Muhammad itu kaya

Jumlah di atas merupakan jumlah ismiyyah yang tersusun dari mubtada dan khobar. Ketika kemasukan

kaana dan saudara-saudaranya pada jumlah tersebut maka menjadi

ً ‫ َكانَ ُم َح َّم ٌد َغنِيّا‬  (kaana muhammadun goniyyan) = dahulu Muhammad itu kaya

Dari hal ini, I’rob dari kalimat ‫ ُم َح َّم ٌد‬adalah marfu’ dengan tanda dhommah, karena isim mufrod, sebagai isim

kaana.

Kaana mempunyai 3 arti yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks yang diinginkan, yakni

1. Bisa berarti terus menerus (istimror)


Contoh :

‫( َو َكانَ هللاُ َغفُو ًرا َر ِح ْي ًما‬wa kaanallahu gofuurorrohiimaa)

Artinya : Allah senantiasa dzat yang maha pengampun lagi maha pengasih

2. Bisa berarti menjadi

Contoh : ً‫س َو َّدة‬


ْ ‫( َكانَ َو ْج ُههُ ُم‬kaana wajhuhu muswaddatan)

Artinya wajahnya (para orang musyrik) menjadi suram

3. Bisa berarti madhi (dulu)

Contoh :‫( َكانَ َعلِ ٌّي ُم ْجتَ ِهدًا‬kaana aliyyun mujtahidan)

Artinya : Ali dahulunya adalah seorang mujtahid.

Diantara saudara-saudara kaana yang mempunyai amal yang sama dengan kaana adalah

1. Sebagai fungsi waktu

ْ َ‫( أ‬ashbaha)=waktu subuh


- ‫صبَ َح‬

ْ َ‫( أ‬adhha)=waktu dhuha


- ‫ض َحى‬

- ‫ض َّل‬
َ (dholla)=waktu siang

َ ‫( أَ ْم‬amsa)=waktu sore
- ‫سى‬

- َ‫( بَات‬baata)=waktu malam

Contoh :

‫بَــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــاتَ ا ْل َولَــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ ُد نَائِ ًما‬ 

(baata alwaladu naaiman) = Anak itu tidur di malam hari

‫ ْال َولَ ُد‬marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim َ‫بَات‬

2. Sebagai fungsi untuk meniadakan

َ ‫( لَ ْي‬laisa)=bukan/tidak
-‫س‬

Contoh :

ً‫ســـــــــ ْهال‬
َ ‫اح‬ َ ‫( لَ ْي‬laisa
ُ ‫س النَّ َجـــــــــ‬ annajaahu sahlan) = Kesuksesan itu tidaklah mudah

َ ‫لَ ْي‬
ُ ‫ النَّ َج‬marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim ‫س‬
‫اح‬

3. Sebagai fungsi perubahan

- ‫ار‬
َ ‫ص‬َ (shooro)=menjadi
‫‪Contoh‬‬ ‫‪:‬‬

‫شــــاًبـًّّا‬
‫ار ُم َح َّم ٌد َ‬
‫‪(shooro‬صــــ َ‬
‫َ‬ ‫‪muhammadun syaabban) = Muhammad telah menjadi seorang pemuda‬‬

‫صا َر ‪ُ marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim‬م َح َّم ٌد‬
‫َ‬

‫‪4.‬‬ ‫‪Sebagai‬‬ ‫‪fungsi‬‬ ‫‪terus‬‬ ‫‪menerus‬‬

‫‪-‬‬ ‫‪َ (maabariha)=senantiasa‬مـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــابَ ِر َح‬

‫‪-‬‬ ‫‪َ (manfakka)=senantiasa‬ما ْنفَــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ َّك‬

‫‪-‬‬ ‫‪َ (maafati`a)=senantiasa‬مــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــافَتِ َئ‬

‫‪-‬‬ ‫‪َ (maazaala)=senantiasa‬مـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــا َزا َل‬

‫‪6‬‬

‫‪Contoh‬‬ ‫‪:‬‬

‫ق ُم َكـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ ِّد ًرا‬ ‫‪َ  ‬مـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــا َزا َل ا ْل َ‬


‫ســـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــا ِر ُ‬

‫‪(maazaala‬‬ ‫‪assaariqu‬‬ ‫‪mukaddiron)=Pencuri‬‬ ‫‪itu‬‬ ‫‪senantiasa‬‬ ‫‪membuat‬‬ ‫‪resah‬‬

‫ق‬ ‫َما َزا َل ‪ marfu’ dengan dhommah, isim mufrod sebagai isim‬ا ْل َ‬
‫سا ِر ُ‬

‫‪4.     ‬‬ ‫‪Sebagai‬‬ ‫‪fungsi‬‬ ‫‪jeda‬‬ ‫‪waktu‬‬

‫‪-‬‬ ‫‪َ (maadama)=selama‬مــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــادَا َم‬

‫‪Contoh‬‬ ‫‪:‬‬

‫‪ ‬الَ ت َْخــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ ُر ْج َمــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــادَا َم ا ْليَ‬


‫ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــو ُم ُم ْم ِطــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ ًرا‬
‫ْ‬

‫‪(laa‬‬ ‫‪takhruj‬‬ ‫‪maadama‬‬ ‫‪alyaumu‬‬ ‫‪mumthiron)=Jangan‬‬ ‫‪keluar‬‬ ‫‪selama‬‬ ‫‪hari‬‬ ‫‪masih‬‬ ‫‪hujan‬‬

‫’‪ْ marfu‬اليَ‪WWWWWWWWWWW‬وْ ُم‬ ‫‪dengan‬‬ ‫‪dhommah,‬‬ ‫‪isim‬‬ ‫‪mufrod‬‬ ‫‪sebagai‬‬ ‫‪isim‬‬ ‫َم‪WWWWWWWWWWW‬ادَا َم‬

‫‪Catatan‬‬

‫‪1. Ketentuan isim kaana atau saudara-saudaranya dan khobar kaana atau saudara-saudaranya‬‬

‫‪sebagaimana ketentuan‬‬ ‫‪pada‬‬ ‫‪mubtada‬‬ ‫‪dan‬‬ ‫‪khobar .‬‬

‫‪2. Jika isim kaana dan saudara-saudaranya berupa isim muannats, maka kaana dan saudara-saudaranya juga‬‬

‫‪berbentuk‬‬ ‫‪muannats.‬‬ ‫‪Hal‬‬ ‫‪ini‬‬ ‫‪karena‬‬ ‫‪kaana‬‬ ‫‪dan‬‬ ‫‪saudara-saudaranya‬‬ ‫‪merupakan‬‬ ‫‪fi’il.‬‬

‫‪Contoh‬‬ ‫‪:‬‬
َ ُ‫شـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــة‬
ً‫صـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــالِ َحة‬ َ ِ‫ َكـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــانَتْ عَائ‬ 

(kaanat ‘aisyatu sholihatan)= aisyah adalah wanita yang sholehah

Pengalaman kana dan saudara-saudaranya adalah sebagai berikut  :

‫س ِّي َد ًا ع َُم ْر‬ ِ ‫اس َم ًا َوا ْل َخ َب ْر َت ْن‬


َ َ‫ص ُب ُه َك َكان‬ َ ‫ت َْر َف ُع َك‬
ْ ‫ان ا ْل ُم ْبتَدَا‬

Kaana merofa’kan pada Mubtada’ sebagai isimnya, dan kepada Khabar yakni menashabkannya, demikian

ini seperti contoh: Kaana sayyidan ‘Umaru )*

3.2 LAFAZH-LAFAZH SAUDARA KANA

‫زَال َب ِر َحا‬
َ ‫س‬ َ ‫ص َار َل ْي‬ َ ‫ص َبحا َأ ْم‬
َ ‫سى َو‬ ْ ‫ض َحى َأ‬
ْ ‫َك َكانَ َظ َّل َباتَ َأ‬

Adalah seperti Kaana (merofa’kan pada Mubtada’ sebagai isimnya dan menashobkan khobarnya) yaitu

lafazh: Zholla (menjadi di siang hari), Baata (menjadi di malam hari), Adh-ha (menjadi diwaktu dhuha),

Amsaa (menjadi diwaktu sore), Shooro (menjadi), Laisa (tidak). Zaala (senantiasa), Bariha (senantiasa)

َ ‫َفتىء َوا ْن َفكَّ َوه ِذي‬


‫األ ْر َب َع ْه ِل ِش ْب ِه َن ْفي ْأو ِل َن ْفي ُم ْت َب َع ْه‬

Fati-a (senantiasa) Infakka (senantiasa). Adapun yang empat ini (Zaala Bariha Fati-a Infakka) harus

diikutkan pada nafi atau serupa nafi

‫ص ْي َب ًا ِد ْره ََم ًا‬ ِ ‫َو ِم ْث ُل َكانَ د ََام َم ْس ُب ْو َق ًا ِب َما َك َأ‬


ِ ‫عْط َما د ُْمتَ ُم‬

8
Dan semisal Kaana (merofa’kan pada Mubtada’ sebagai isimnya dan menashobkan khobar sebagai

khobarnya) yaitu lafazh: Daama yg didahului dengan Maa mashdariyyah-zharfiyyah, seperti contoh: A’thi..!

maa dumtu mushiiban dirhaman (berikan ia uang selama kamu punya)

ْ ‫ض ِم ْن ُه‬
‫اس ُت ْع ِم َال‬ ِ ْ‫ض ِم ْث َل ُه َقد‬
ِ ‫عَم َال ِإ ْن َكانَ َغ ْي ُر ا ْل َما‬ ٍ ‫َو َغ ْي ُر َما‬

Selain bentuk fi’il madhi (kaana dan sdr-nya) jelas beramal semisal fi’il madhinya, apabila selain bentuk fi’il

madhinya dipergunakan.

3.3 KHOBAR KANA DALAM PELETAKANNYA

َ ‫َو ِفي َج ِم ْيع َها ت ََو ُّس َط ا ْل َخ َب ْر َأ ِج ْز َو ُك ٌّل‬


‫س ْب َق ُه د ََام َح َظ ْر‬

Perbolehkanlah..! menengahi khobar (antara amil dan isimnya) pada semua kanaa dan saudara-saudaranya.

Dan setiap mereka (nuhat/arabiy) melarang mendahulukannya khobar pada Daama.

‫ق َخ َب ٍر َما ا ْل َّنا ِف َي ْه َف ِجيء ِب َها َم ْت ُل َّو ًة َال تَا ِل َي ْه‬ َ َ‫َك َذاك‬
ُ ‫س ْب‬

Demikian juga dilarang mendahukan khobar pada maa nafi, maka jadikanlah ia (maa nafi) sebagai yang di-

ikuti bukannya yang mengikuti

‫اص ُط ِفي َو ُذو ت ََم ٍام َما ِب َر ْف ٍع َي ْك َت ِفي‬


ْ ‫س‬َ ‫ق َخ َب ٍر َل ْي‬ َ ‫َو َم ْن ُع‬
ِ ‫س ْب‬

Pelarangan mendahulukan khobar pada “Laisa” adalah hukum yang dipilih. Saudara-saudara Kaana yang

Tam, yaitu setiap yang cukup dengan marfu’nya saja (isimnya).

Fi’il Naqish dan fi’il Tam   :

‫س زَا َل دَا ِئ َم ًا ُق ِفي‬ َ ‫ص في َف ِت‬


َ ‫ىء َل ْي‬ ُ ‫ص َوا ْل َّن ْق‬
ٌ ‫َو َما ِس َوا ُه َنا ِق‬

Dan saudara kaana selain yg Tam, disebut Naqish. Sedangkan Naqish untuk lafazh “Fati-a”, “Laisa” dan

“Zaala” selamanya diikuti/ditetapkan sebagai Naqish


Perihal ma’mul Khobar didahulukan :

َ ‫الخ َب ْر ِإاَّل ِإ َذا َظ ْرف ًا َأتَى َأ ْو َح ْر‬


‫ف َج ّر‬ َ ‫َو َال َي ِلي ال َع ِام َل َم ْع ُمو َل‬

Ma’mulnya khobar tidak boleh mengiringi amil … kecuali bilamana ma’mul tsb berupa zhorof atau jar-

majrur

‫اس َت َبانَ َأ َّن ُه ْام َت َن ْع‬


ْ ‫اس َم ًا ا ْن ِو ْإن َو َقع ُم ْو ِه ُم َما‬ ِ ‫ض َم َر ا ْل‬
ْ ‫شان‬ ْ ‫َو ُم‬

mengiralah dhomir syaen sebagai isimnya kaana dan saudaranya, apabila terdapat anggapan benar dari

kalam arab yang nyata-nyata dilarang (ma’mul khobar mengiringi kaana cs, pada bait sebelumnya).

Kana zaidah :

َ ‫ان َأ‬
‫ص َّح ِع ْل َم َم ْن َت َقد ََّما‬ َ ‫َو َقدْ تُزَا ُد َك‬
َ ‫ان ِفي َحشْ ٍو َك َما َك‬

terkadang kaana ditambahi (hanya zaidah) diantara dua kalimat (yg mutalazim) contoh: MAA KAANA

ASHOHHA ILMA MAN TAQODDAMAA “alangkah shahnya ilmunya orang-orang terdahulu.

10

 Kana dibuang :

‫َو َي ْح ِذ ُف ْو َن َها َو ُي ْب ُق ْو َن ا ْل َخ َبر َو َبعْدَ ِإ ْن َو َل ْو َك ِث ْي َر ًا َذا اشْ َت َه ْر‬

Mereka (ulama nuhat, orang arab) membuang kaana (berikut isimnya) dan menyisakan khobarnya.

Demikian ini sering terjadi dan banyak, ketika kaana berada setelah “in syarthiyah” atau “lau syarthiyah”.

MAA menggantikan Kana :

‫ض َما عَ ْن َها ْار ُت ِك ْب َك ِم ْث ِل َأ َّما َأ ْنتَ َبّـًًّرا َفا ْق َت ِر ْب‬


ُ ‫َو َبعْدَ َأ ْن َت ْع ِو ْي‬

Sesudah huruf “AN masdariyah” menggantikannya Maa dari Kaana diberlakukan, semisal contoh: AMMA

ANTA BARRAN FAQTARIB “jadilah dirimu orang baik kemudian mendekatlah (pd-Nya) “

Pembuangan KAf pada Lafazh YAKUN :

ٌ ‫ضا ِر ٍع ِل َكانَ ُم ْن َج ِز ْم ت ُُح َذفُ ُن ْونٌ َوه َْو َح ْذ‬


‫ف َما ا ْل ُت ِز ْم‬ َ ‫َو ِم ْن ُم‬
Dari fi’il mudhari’nya kaana yg dijazmkan (YAKUN) huruf Nun-nya dibuang, pembuangan ini tidaklah

musti (boleh).

INNA SERTA SAUDARANYA

               Pengamalan Inna dan Saudara-Saudaranya


َّ ‫ لَ َع َّل دان َك أ‬,‫ لَ ِك َّن‬,‫ت‬
Inna dan saudara-saudaranya yakni ( ‫َن‬ َّ ‫ أ‬,‫ ) إِ َّن‬pengamalannya
َ ‫ لَْي‬,‫َن‬
sebaliknya pengamalannya kaana ( ‫ ) َكا َن‬jadi  ‫ب اْ ِإل ْس َم َوَت ْرفَ ُع اخْلََبَر‬ ِ
ُ ‫َتْنص‬  yaitu menashabkan mubtada’
untuk dijadikan isimnya dan merafa’kan khabar mubtada’ untuk dijadikan khabarnya.
Contoh:‫إِ َّن َزيْ ًدا َعامِلٌ بِأَيِّن ُك ْف ٌئ‬ 

               Tempat-Tempat Hamzah Inna Yang Dibaca Fathah Dan Dibaca Kasroh.
Fathah
َّ ‫يُ ْع ِجبُيِن أ‬
Apabila inna bila ditakwil sebagai masdar maka hamzahnya harus di fathah, contoh: ‫َن‬

‫َزيْ ًدا قَائِ ٌم‬

)‫ (أي يُ ْع ِجبُيِن قِيَ ُام َزيْ ٍد‬ ‫تأويالنيا‬

Kasroh
1.   Jatuh di awal al-kalam ( ‫ت أ ََّو ُل الْ َكالَِم‬ ِ
ْ ‫) إِ َذا َو َق َع‬, misalnya ‫إِ َّن َزيْ ًدا قَائ ٌم‬  .
2.   Jatuh dalam awalan shilah ( ‫الصلَ ِة‬ ِ ِ
ِّ ‫ص ْد ُر‬ ْ ‫) َو َق َع‬, misalnya ‫جاءَ الَّذي إِنَّهُ قَائ ٌم‬ 
َ ‫ت‬ َ .
3.   Sebagai jawaban sumpah, mislnya ‫اهلل إِ َّن َزيْ ًدا قَائِ ٌم‬
ِ ‫و‬  .
َ
4.   Sebagai hikayat suatu ungkapan, misalnya ‫قَ َال َزيْ ًدا إِ َّن َع ْمًرا قَائِ ٌم‬  .

5.   Menempati tarkib haal, misalnya  ‫ت َزيْ ًدا َوإِيِّن ذُ ْو أ ََم ٍل‬
ُ ‫ز ْر‬ ُ .
6.   Jatuh setelah af’al al-Qulub yang telah tetangguhkan amalannya oleh  ‫الالّم‬  , misalnya  ‫ت إِ َّن‬ ِ
ُ ‫َعل ْم‬
‫مِل‬
ُ ‫زيْ ٌد اْ َلعا‬ َ .
7.   Setelah   ‫احيَّ ِة‬
ِ َ‫ أَالَ اْ ِالستِ ْفت‬, misalnya  ‫أَالَ إِ َّن زي ًدا قَائِم‬   .
ْ ٌ َْ
ِ ِ ُ ‫اِ ْجلِس حْي‬  .
8.   Setelah ‫ث‬
ُ ‫حْي‬  ٌ ‫ث إ َّن َزيْ ًدا َجال‬
َ , misalnya  ‫س‬ َ ْ
ِ َ‫مررت بِرج ٍل إِنَّه ف‬  .
9.   Bila jumlah inna menjadi sifat, misalnya ‫اض ٌل‬ ُ ُ َ ُ ْ ََ

ٌ ‫ َزيْ ٌد إِنَّهُ قَا ِر‬.


10.      Bila jumlah inna menjadi khobar dan isim dzat, misalnya  ‫ئ‬
Kasroh/ fathah
1.   Ia berposisi setelah  ‫إِ َذا اْل ُف َجائِيَّة‬  (tiba-tiba atau mendadak), misalnya:  ‫ت فَِإ ًذا ِاََِ َّن َزيْ ًدا قَائِ ٌم‬
ُ ‫خَر ْج‬  
َ .
2.   Setelah fi’il sumpah, dimana pada khabarnya  ‫إِ َّن‬  tidak terdapat  ‫الالّم‬  , seperti  ‫ت إِ َّن َزيْ ًدا قَائِ ٌم‬
ُ ‫حلَ ْف‬  
َ .
3.   Setelah  ‫ فاء اجلواب‬ /  ‫فاء اجلزاء‬  , seperti  ‫م ْن يَأْتِيِن فَِإنَّهُ ُمكَْر ٌم‬ َ .

4.   Setelah mubtada’ dengan makna ucapan, sedangkan khabarnya  ‫إِ َّن‬  juga berarti ucapan

sementara subjeknya tunggal. Seperti  ‫خْي ُر اْل َق ْو ِل إِيِّن أَمْح َ ُد‬ 


َ .

               Inna Dan Saudaranya Yang Dibatalkan Pengamalannya


Inna dan saudarnya bila diberi maa ( ‫ ) َما‬zaidah itu bisa batal amalnya.

Contoh    ٌ‫إِمَّنَا َزيْ ٌد َعامِل‬   .

Tetapi terkadang ada yang tetap amal.


Contoh  ‫لَْيتَ َما َزيْ ًدا قَائِ ٌم‬  .

Adapun laita ( ‫ت‬


َ ‫ ) لَْي‬, meskipun dimasuki maa (‫) َما‬, maka ia tetap beramal menashabkan
mubtada’ dan merafa’kan khabar atau boleh tidak beramal.
Contoh:  ‫لَْيتَ َما َزيْ ًدا قَائِ ٌم‬     .

Kata  ‫زيْ ًدا‬ َ dibaca nashab menjadi isimnya  ‫لَْيتَ َما‬  , dan ‫قَ ائِ ٌم‬  menjadi kata  ‫ لَْيتَ َما‬dalam contoh ini

masih tetap beramal. Boleh juga  ‫ لَْيتَ َما‬tidak beramal, dan kata  ‫ َزيْ ًدا‬dibaca rafa’, sehingga

susunannya menjadi ‫لَْيتَ َما َزيْ ٌد قَائِ ٌم‬  .

Hukum Inna Dan Saudara-Saudaranya Yang Ditakhfif (Nun-Nya Disukun)


            

‫إِ َّن‬

Inna (‫ ) إِ َّن‬hukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) itu boleh amal boleh tidak serta apabila

tidah beramal maka wajib memberi lam fariqoh ( ‫ ) الم فارقة‬pada lafadz yang sesudahnya.

Contoh: ‫إِ ْن َزيْ ٌد لََقائِ ٌم‬  .

Dan lebih banyak muhmal-nya ( tidak amal ) dari pada amalnya.


Huruf “‫ “ إِ ْن‬di atas berasal dari “‫ “ إِ َّن‬yang ditakhfif, ia tidak lagi beramal menashabkan

mubtada’. Karena itu, kata sesudahnya tetap dibaca rafa’.


َّ ‫أ‬
‫َن‬

َّ ‫ ) أ‬hukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) dan kemudian isimnya pasti berupa
Anna ( ‫َن‬

dhomir sya’an ( ‫ ) ضمري شأن‬yang disimpan dan khabarnya pasti berupa jumlah.

Contoh:  ‫ت َزيْ ٌد قَائِ ٌم‬ ِ .


ُ ‫عل ْم‬   
َ
Dan bila ada yang isimnya bukan dlomir sya’an (‫ ) ضمري شأن‬maka hukumnya langka. Contoh: َ‫فَل‬

َّ ‫َّك يِف َي ْوِم‬


‫الر َخ ِاء َسأَلْتَيِن‬ َ ‫ ْو أَن‬  .
َّ ‫ َكأ‬  dan  ‫لَ ِك َّن‬
‫َن‬

َّ ‫ ) َك أ‬juga bisa ditakhfif dan yang kaprah isimnya berupa dlomir sya’an (‫) ضمري شأن‬
Kaanna (‫َن‬
ِ ‫ َكأَ ْن َش ْديا ُن خ َق‬  .
yang disimpan. Contoh:  ‫ان‬ ُ َ

َ ‫ َكأَ ْن َزيْ ًدا أ‬  .


Tetapi ada juga yang ditetapkan walaupun sedikit. Contoh: ‫َس ٌد‬

َّ ‫) َك أ‬, yang nunnya ditakhfif dan ia masih tetap beramal.


Kata ka’an (‫ ) َك أَ ْن‬adalah dari kata ( ‫َن‬

Adapun lakinna (‫ ) لَ ِك َّن‬apabila nunnya ditakhfif maka tidak bisa beramal.

FA’IL, MAF’UL, DAN NA’IBUL FA’IL

‫ﺍﻠﻔﺍﻋﻝﻫﻮﺍﻻﺴﻢﺍﻠﻤﺮﻔﻮﻉﺍﻠﻤﺬﻜﻮﺮﻘﺑﻠﻪﻔﻌﻠﻪﻮﻫﻮﻋﻟﻰﻘﺴﻤﻴﻦﻈﺎﻫﺮﻮﻤﻀﻤﺮ‬
Fail ialah isim marfu’ yang di sebutkan terlebih dahulu fiil nya dan fail terbagi menjadi dua bagian yaitu fail
yang zhahir dan fail yang mudhmar ( tersembunyi ).

Maksudnya : fail ialah isim marfu’ yang di sebutkan sesudah fiil nya ( fiil yang merofa’kanya ) seperti
contoh di bawah ini :
   ‫ﺠﺎﺀﺯﻴﺪ‬ = Zaid telah dating
( lafadz ‫ ﺠﺎﺀ‬fiil madhi dan ‫ ﺯﻴﺪ‬fail nya yang di rofa’kan oleh dhomah, sebab
isim mufrod)

3
         ‫ =ﺠﺎﺀﺍﻠﺯﻴﺪﺍﻦ‬dua zaid itu telah datang
(lafadz‫ﺍﻠﺯﻴﺪﺍﻦ‬menjadi fail yang di rofa’kan dengan alif sebab isim tatsniyah)
3. ‫ =ﺠﺎﺀﺍﻠﺯﻴﺪﻮﻦ‬zaid-zaid itu telah datang
(lafadz‫ ﺍﻠﺯﻴﺪﻮﻦ‬menjadi fail yang di rofa’kan dengan wawu sebab jamak mudzakar salim)
4. ‫ = ﺠﺎﺀﺖﺍﻠﻬﻨﺪﺍﺖ‬Hindun-hindun itu telah datang
( lafadz ‫ﺍﻠﻬﻨﺪﺍﺖ‬menjadi fail di rofa’kan dengan dhomah sebab jamk muanats salim)
5. ‫= ﺠﺎﺀﺍﻠﺯﻴﻮﺪ‬zaid-zaid itu telah datang.
   

(lafadz‫ ﺍﻠﺯﻴﻮد‬menjadi fail di rofa’kan dengan dhomah sebab jamak taksir)

a.    Fail isim yang zhahir


‫ﻔﺎﻠﻈﺎﻫﺮﻤﺎﺪﻞﻋﻠﻰ ﻤﺴﻤﺎﻩ ﺒﻼ ﻘﻴﺪ ﻜﺯﻴﺪ ﻮﺭﺟﻞ‬
fail isim yang zhahir ialah lafadz yang menunjukan kepada yang di sebutkannya tanpa ikatan seperti
lafadz‫( ﺯﻴﺪ‬zaid) dan ‫( ﺭﺟﻞ‬laki-laki)
b.      Fail isim yang yang mudhamar
‫ﻤﺎﺪﻞﻋﻠﻰﻤﺗﻜﻠﻢﺍﻮﻤﺤﺎﻂﺐﺍﻮﻏﺎﺌﺏ‬
lafadz yang menunjukan kepada pembicara (muthakalim) atau yang di di ajak bicara (mukhatab) atau
nghaib.
Adapun dhomir mutakallim terbagi menjadi 2 yaitu :
1)      Mutakallim wahdah =‫ﺍﻨﺎ‬ (saya )
2)      Mutakallim mu’azh-zhim nafsah =‫( ﻨﺤﻦ‬kami atau kita)
Yaitu untuk muthakalim yang membesarkan dirinya (dalam bahasa Indonesia seperti kami)
Contoh : dhomir mukhattab, seperti lafadz :

4
‫ =ﺍﻨﺖ‬kamu (ditujukkan untuk seorang mukhatab laki-laki )
‫ =ﺍﻨﺖ‬kamu (di tujukan untuk seorang mukhatab perempuan )
‫ =ﺍﻨﺘﻤﺎ‬kamu berdua (di tujukan kepada dua orang yang di ajak bicara, baik laki-laki
maupun perempuan )
‫ =ﺍﻨﺘﻢ‬kalian ( di tujukan kepada banyak laki-laki yang di ajak bicara)
‫ = ﺍﻨﺘﻦ‬kalian (di tujukan kepada banyak perempuan yang di ajak bicara)
Adapun Contoh dhomir ghoib yaitu sebagai berikut:
‫ﻫﻮ‬ = Dia (di tujukan kepada orang ketiga laki-laki)
‫ﻫﻰ‬ = Dia (di tujukan kepada orang ketiga perempuan)
‫ﻫ‬ =Mereka berdua (di tunjukan kepada dua orang ketiga baik laki-laki maupun perempuan)
‫ﻫﻢ‬ = mereka (di tujukan kepada banyak laki-laki orang ketiga)
‫ﻫﻦ‬ = mereka (di tujukan kepada banyak perempuan orang ketiga).
Isim dhomir dalam bahasa arab itu terbagi menjadi dua yaitu :
1)      Dhamir mustatir (yang di tampakkan) seperti lafazh.
‫ ﺍﻨﺗﻦ‬,‫ ﺍﻨﺗﻢ‬,‫ ﺍﻨﺗﻤﺎ‬,‫ ﺍﻨﺖ‬,‫ ﺍﻨﺖ‬,‫ ﻨﺤﻦ‬,‫ﺍﻨﺎ‬
2)      Dhamir mustatir (yang tersimpan)
Seperti contoh :
‫ﺿﺭﺑﺖ‬ = aku telah memukul
‫ﺿﺭﺑﻨﺎ‬ = kami telah memukul
‫ﺿﺭﺑﺖ‬ = kamu (laki-laki) telah memukul
‫ﺿﺭﺑﺖ‬ = kamu (perempuan)
‫ﺿﺭﺑﺗﻤﺎ‬ = kamu berdua (laki-laki/perempuan) telah memuku
‫ﻀﺮﺒﺘﻢ‬ = kalian (laki-laki) telah memukul

5
‫ﻀﺮﺒﺘﻦ‬ = kalian (perempuan) telah memukul
‫ﺿﺮﺐ‬ = dia (laki-laki) telah memukul
‫ﺿﺮﺑﺖ‬ = dia (perempuan) telah memukul
‫ =ﺿﺮﺒﺎ‬mereka berdua (laki-laki) telah memukul
‫ﻀﺮﺒﺗﺎ‬ = mereka berdua (perempuan)telah memukul
‫ﺿﺮﺑﻮﺍ‬ = mereka (laki-laki) telah memukul
‫ﺿﺮﺒﻦ‬ = mereka (perempuan) telah memukul

C.      Pengertian Maf’ul Bih

` ‫ﺍﻻﺴﻢﺍﻟﻤﻨﺼﻮﺐ ﺍﻟﺫﻯ ﻴﻔﻊ ﺑﻪ ﺍﻟﻔﻌﻝ‬


Isim mansub yang menjadi sasaran perbuatan pelaku (objek).
Maf’ul terbagi menjadi dua yaitu :
1.       Maf’ul yang di sebutkan fail nya.
Seperti lafadz ‫ = ﻘﺭﺍﺖﺍﻟﻘﺭﺍﻦ‬obyek/ maf’ul nya ialah lafadz ‫ﺍﻟﻘﺭﺍﻦ‬
2.       Maf’ul yang tidak di sebutkan failnya (naibul fail)
Naibul fail ialah isim marfu yang tidak di sebutkan fail nya.
Apabila fiil nya fiil madhi, maka dhommahkanlah huruf awal nya dan huruf sebelum akhirnya di kasrohkan
dan apabila fiil nya fiil mudhori’ maka dhommahkanlah huruf awal nya dan huruf sebelum akhir nya di
fathahkan.
-          Contoh fiil madhi’ =‫ ﻘﺭﺃﺍﻟﻘﺭﺍﻦ‬asalnya ‫ﻘﺭﺃﺖﺍﻟﻘﺭﺍﻦ‬lafazh ‫ﺖ‬di buang, lalu lafadz ‫ ﺍﻟﻘﺭﺍﻦ‬menempati
tempat fail (lafazh ‫)ﺖ‬
‫ﻴﺨﻟﻖﺍﻻﻦﺴﺍﻦ‬
-          Contoh fiil mudhari = asalnya ‫ﻴﺨﻟﻖﺍﻟﺍﻪﺍﻻﻨﺴﺎﻦ‬ lafazh ‫ﺍﻟﺍﻪ‬ di buang, lalu lafazh
‫ﺍﻻﻦﺴﺍﻦ‬menempati tempat fail (‫)ﺍﻟﺍﻪ‬
Adapun maf’ul yang tidak di sebutkan fail nya terbagi atas dua bagian yaitu :
1.       Naibul fail yang zhahir
Seperti pertkataan ‫ﻀﺭﺐ ﺯﻴﺪ‬
‫ﻴﻀﺭﺐ ﺯﻴﺪ‬

6
2.       Naibul fail yang mudahamar
Seperti perkataan
‫ = ﻀﺭﺒﺖ‬aku telah di pukul
‫ = ﻀﺭﺒﻨﺎ‬kami telah di pukul
‫ = ﻀﺭﺒﺖ‬kamu (laki-laki) telah di pukul
‫ = ﻀﺭﺒﺖ‬kamu (perempuan) telah di pukul
‫ = ﻀﺭﺒﺘﻤﺎ‬kami berdua (laki-laki / perempuan) telah di pukul
‫ = ﻀﺭﺒﺘﻢ‬kalian (laki-laki)telah di pukul
‫ = ﻀﺭﺒﺘﻦ‬kalian (perempuan) telah di pukul
‫ = ﻀﺭﺒﺎ‬dia (laki-laki) telah di pukul
‫ = ﻀﺭﺒﺖ‬dia (perempuan) telah di pukul
‫ = ﻀﺭﺒﺎ‬mereka berdua (laki-laki / perempuan) telah di pukul
‫ = ﻀﺭﺒﻭ‬mereka (laki-laki) telah di pukul
‫ = ﻀﺭﺒﻦ‬mereka (perempuan) telah di pukul

A. Pengertian Naibul Fail

Na’ib, artinya pengganti Fa’il artinya pelaku. Jadi Na’ibul Fa’il artinya pengganti pelaku.
Yang di maksud di sini , bahwa Na-ibul Fa’il ialah isim yang marfu’ yang di dahului oleh Fi’il majhul atau
syibhul majhul dan menempati tempat fa’il setelah fa’il itu di buang.
Contoh :

1. Anjing itu sudah dipukul =                        ١. ‫ب‬ ِ ‫ْال َك ْلبُ ض‬


َ ‫ُر‬
2. Anjing sedang/ akan dipukul =                   ٢. ُ‫ْال َك ْلبُ يُضْ َرب‬
Kata-kata Al kalbu pada contoh ( 1 & 2 ) menjadi na’ibul fa’l Marfu’, tanda rafa’nya, dlomah. Sedang kata-
kata dluriba dan yudlrabu adalah fi’il majhul yang kita maksudkan itu.
         Syibhu Majhul
Syibhu, artinya serupa, majhul artinya pasif. Jadi syibhul majhul artinya menyerupai kata kerja pasif. Yang
dimaksudkan / termasuk syibhul majhul ada dua yaitu : Isim maf’ul dan isim yang bersambung dengan Ya’
nisbah ( yang menunjukkan arti, turunan, atau bangsa ). Keduanya mempunyai Na-ibul Fa’il seperti fi’il
majhul. Contoh :

1. Dia terpuji akhlaqnya                   =             ١.‫ُخلُقُهُ َمحْ ُمو ْد هُ َو‬


2. Dia (pr) terpuji akhlaqnya            =          ٢.‫ ُخلُقُهَا َم ُح ُم ْو َدةُ ِه َي‬                
3. Anak itu turunan Arab Ayahnya  =                 ٣.‫اَب ُْوهُ َع َربِ ُّي اَ ْل َولَ ُد‬
4. Dia turunan Indonesia ibunya      =              ٤.‫اُ ُّمهُ نِي ِْش ُّي اِ ْن ُد ْو هُ َو‬

Kata-kata ” ’Mahmudun dan Mahmudah”, adalah isim maf’ul ( syibhul majhul ). Kata ’’khuluquhu’’,
menjadi na-ibul fa’ilnya.
Dan kata ’’ ’Arabiyyun dan Indonesiyyun”, adalah isim yang menunjukkan arti turunan ( isim mansub );
Dan kata-kata ’’a bu dan ummu, menjadi na-ibul fa’ilnya.

-          Kata-kata yang dapat menjadi Na-ibul fa’il


Ada empat macam yang menjadi na-ibul fa’il yaitu :

1 . Maf’ul bih. Contoh : Anjing dipikul     =               ١. ‫ب‬ ِ ‫َك ْلبُ ض‬
َ ‫ُر‬
2 . Jar marjur. Contoh : Dia digembirakan =                         ٢. ‫بِ ِه فُ ِر َح‬
3 . Zoraf. Contoh : Dijalani sehari penuh   =           ٣. ‫َكا ِم ُل يَ ْو ُم ِس ْي َر‬
4 . Mashdar. Contoh : Dimandikan di sungai =  ٤. ‫ف يُ ْغتَ َس ُل‬
ِ ‫النَّه ِْر ُغ ْس ُل‬
Kata-kata ’’alkalbu, pada contoh (1), menjadi maf’ul bih dalam kalimay aktif, dan manshub, setelah
dimajhulkan, maka menjadi Na-ibul fa’il dan marfu.’
Kata ’’bihi’’, isim majrur, menjadi na-ibul fa’il dari furiha. Kata ’’Yawmun’’, zoraf, menjadi na-ibul Fa’il
dari Musyiya. Kata ’’ightisa-lun’’, adalah mashdar, menjadi na-ibul fa’il dari Ughtusila.
Sebenarnya, setiap fi’il lazim ( intransitif ) seperti: Jalan Gembira dan mandi” itu, tidak bias di majhulkan ;
tetapi boleh dimajhulkan, bila na-ibul fa’ilnya terdiri dari Jar marjur atau Zhoraf atau mashdarnya sendiri.
Syaratnya, untuk zoraf dan  mashdar itu, harus terdiri dari zoraf mutashorrif ( bukan yang mabni ), yang
mahdud ( yang tertentu masanya ) seperti, sebulan, sejam, sehari, dan lain-lain. Tidak boleh zoraf yang
mubham ( yang tidak jelas batasnya ) seperti waktu, sebelum, sesudah, dan lain-lain.
Begitu juga untuk mashdar, harus terdiri dari mashdar yang Mutashorrif ( bukan mashdar jamid/ jumud )
seperti Subhana ( maha suci ) karena mashdar semacam itu tetap menjadi maf’ul Muthlaq di mana pun
letaknya. (pembahasan keduanya, lihat pada jilid II bagian zorof dan maf’ul muthlaq ).

         Fi’il Madli Majhul dan Na-ibul Fa’ilnya


Di atas telah dijelaskan, bahwa cara membuat fi’il majhul didlammahkan huruf pertama dan dikasrahkan
huruf kedua sebelum akhir. Contoh :

Artinya setelah  dimajhukan     !           majhul(pasif)                  !                      ma’lum(aktif)


1. Pisang dimakan                                         ُ ‫ ْال َم ْو َز اَ َك ْل‬                  ‫ا ْل َم ْو ُز اُ ِك َل‬
١. ‫ت‬
 2. Stip diambil                                      ٢. ‫ ْال ِم ْم َحاةَ نَا اَ َخ ْذ‬                ‫ت اُ ِخ َذ‬
ِ ُ‫ْال ِم ْم َحاة‬
 3. Dikatakan padanya                                              . ‫الُ ْو‬WWWَ‫هُ ق‬WWWَ‫ال‬                      ‫ل‬WWWْ
َ ‫هُ قِي‬WWWَ‫ل‬
٣             
 4. Jagung dijual                                              ُّ                  ‫ت‬
٤. ‫ بَا ُع ْو‬Wَ‫االذ َّرة‬ ُّ
ِ ‫ بِ ْي َع‬Wُ‫الذ َّرة‬
 5. Musuh diperangi                                         ٥. ‫ ْال َع ُد َّو قَاتَ ْلنَا‬                  ‫ْال َع ُد ُّو قُ ْوتِ َل‬
 6. Diperselisihkan tentang anjing         َ َ‫ ْال ُعلَ َما ُء اِ ْختَل‬            ‫ف‬
 ٦. ‫ف‬ َ ِ‫في اُ ْختُل‬
ِ ‫ب‬ِ ‫ْال ِك ْل‬
                                                                         ‫في‬
ِ ‫ب‬ِ ‫ال َك ْل‬    
ْ

         F’il mudlore’ majhul dan na-ibul fa’ilnya


Cara memajhulkan fi’il mudlo-re’ ialah didlammahkan huruf pertama dan difat-hahkan huruf kedua sebelum
akhir. ( lihat uraian kami tentang : Fa’il ma’lum dan majhul ). Contoh :
Artinya setelah dimajhulkan !          majhul ( pasif )                 !              ma’lum ( aktif )

1.      Pisang dimakan                              ١. ‫ ْال َموْ زَ ُكلُوْ نَ يَاْ هُ ْم‬                           ‫ْال َموْ ُز ي ُْؤ َك ُل‬
2.      Tas diambil                                  ٢.  ‫ن‬ ُ ْ‫ ْال ِمحْ فَظًةُ نَاْ َخ ُذ نَح‬                        ‫ْال ِمحْ فَظَةُ تُ ْؤ َخ ُذ‬
‫ ال َّس َمكَ تَبِ ْي ُع ِه َي‬                             ‫ع‬
3.      Ikan dijual                                           ٣. ُ ‫ك يُبَا‬ ُ ‫ال َّس َم‬   
ْ ِ‫ ْالقَ ْه َوةَ يَ ْش َربُ اَب‬                                   ُ‫ ْالقَه َْوةُ تُ ْش َرب‬   
4.      Kopi diminum                                   ٤. ‫ى‬

5.      Kopi diexsport                                   ٥. ‫ ْالب َُّن نَ ْست َْخ ِر ُج تَحْ ُن‬                                 ‫ ْالب ُُّن يُ ْست َْخ َر ُج‬       
6.      Beras diimport                                   ٦. ‫ ْااَل ُر ّز نَ ْستَوْ ر ُد نَحْ ُن‬                        ‫يُ ْستَوْ َر ُدااْل َر ُُّز‬
7.      Dua anak dipanggil                           ٧. ْ ْ‫ ُعو‬                     ‫َان عَى يُ ْد‬
 ‫اُ ِّم ْى‬  ‫اال َولَ َد ْي ِن تَ ْد‬ ِ ‫ْال َولَد‬

8.      Orang-orang kafir                             ٨.‫نُقَا‬ ‫ ْال َكافِ ُر ْينَ تِ ُل‬                            ‫ْال َكافِرُوْ نَ يُقَاتِ ُل‬
diperangi

B. Hukum-hukum Na-ibul Fa’il

َ ِ‫ُكت‬
1.      Harus rafa’ contoh =        ‫ب‬ / ُ‫ال َّدرْ سُ يُ ْكتَب‬
2.      Na-ibul fa’il harus ada, artinya di mana ada fi’il majhul maka harus ada na-ibul fa’ilnya.
3.      Na-ibul Fa’il harus terletak sesudah fi’il. Berarti, bila didahului oleh isim, Na-ibul Fail’nya terdiri dari
dlomir.
Contoh :

a.       Ahmad sudah di nasihati       =                                                                    ١. ُ‫اَحْ َم ُد ُو ِعظ‬


b.       Aisyah sudah dinasihati        =                                                            ٢. ْ َ‫َعا ِء َشةُ ُو ِعظ‬
‫ت‬
c.       Anak-anak itu akan di pukul  =                                                          ٣. ُ‫ْاالَ ْواَل ُد يُضْ َرب‬
d.      Orang-orang Islam di ajak      =                                                         ٤. ‫عى‬َ ‫ْال ُم ْسلِ ُم ْو َن يُ ْد‬
Pada contoh ( a & b) na-ibul Fa’ilnya terdiri dari dlomir mustatir ditaqdirkan Hua dan Hia, kembali kepada
Ahmad dan Fathimah. Pada contoh ( c & d ) na-ibul fa’ilnya, terdiri dari waw jamak yang bersambung di
belakang fi’il itu.
4.      Fi’il harus tetap dalam bentuk Mufrad ( tunggal ) walaupun Naibul Fa’ilnya terdiri dari mutsanna ( dua atau
jamak ).
Contoh :

a.       Kedua anak itu dijumpai dijalan        =          ‫ا‬ ِ ‫لطَّ ِر ْي‬
.      ‫ق ا فِى ِن لَ َدا ْل َو ا لُقِ َى‬
b.      Kedua akan dijumpai                         =                      ‫ب‬ .              ‫ان ا ْل َو يُ ْلقَى‬
ِ ‫لَ َد‬
c.       Orang-orang Islam telah dipanggil    =                     ‫ج‬ ْ ‫َن ْال ُم‬
.         ‫سلِ ُم ْو ِع َى ُد‬
d.      Orang-orang Islam akan dipanggil     =                     ‫د‬ ْ ‫َن ْال ُم‬
.           ‫سلِ ُم ْو يُ ْد َعى‬
5.      Harus dita’nitskan fi’ilnya, bila Na-ibul fa’ilnya Mu’annats ( perempuan ). Contoh :
a.     Sapi sudah disembahkan                                =                         ‫ ا‬.           ‫ت ُذ‬
ِ ‫ا ْلبَقَ َرةُبِ َح‬
b.      Sapi akan disembelih                                     =                          ‫ ب‬.           ‫ح ت ُْذ‬
ُ َ‫ا ْلبَقَ َرةُ ب‬      
c.     ِ َ‫سلِ َماتُ ُو ِعظ‬
Muslimat-muslimat dinasihati                        =                    ‫ ج‬.                     ‫ت‬ ْ ‫ا ْل ُم‬
d.      Muslimat-muslimat sedang dinasihati            =                      ‫د‬.         ُ‫عظ‬ ْ ‫ْل ُم‬
َ ‫سلِ َمات ا ت ُْو‬
6.      Boleh dibuang Fi’ilnya dengan tetap fa’ilnya Na-ibul fa’ilnya. Seperti pada jawaban kalimat. Contoh :

Apa yang dipukuli ? Anjing =                                         ْ ‫ ؟ َماي‬- ُ‫اَ ْل َك ْلب‬


ُ‫ُظ َرب‬
Siapa yang diajak ? Muhammad =                                   ‫عى‬
َ ْ ‫ ؟ َم‬- ‫ُم َح َّم ُد‬
‫ت يُ ْد‬
Kata-kata Al kalbu dan Muhammadaun, adalah na-ibul fa’il dari fi’il majhul yang dibuang. Taqdinya /
seharusnya, sebab :

a.       Anjing dipukul =                                                                    ١. ْ ‫ْال َك ْلبُ ي‬


        ُ‫ُظ َرب‬
b.      Muhammad diajak =                                                                          ‫ب‬.         ‫ُم َح َم ُد َعى يُ ْد‬
Tegasnya hukum-hukum Na-ibul fa’il pada prinsipnya sama dengan hukum-hukum Fa’il.

TEMPAT-TEMPAT HARUS DITA’NITSKAN FI’IL


1.      Bila na-ibul fa’ilnya Muannats, bersambung dengan Fi’ilnya.
Contoh :
ْ َ‫ُد ِعي‬
a.       Mahasiswi dipanggil  =                                                          ‫ت‬ / ‫الطَّالِيَةَ تُ ْدعَى‬ 
ْ ‫ْك ِر َم‬
b.      Ibuku dimuliakan       =                                                              ‫ت‬ / ‫اُ ِّم ْى تُ ْك َر ُم‬ 
2.      Bila naibul fa’il terdiri dari dlomir yang kembali kepada Mu’annats haqiqi atau Mu’annats Majazi. Contoh :
ْ ‫اِ َذ‬
ْ َ‫ِٔٔسل‬Wِ ُ‫اال َم ْؤْو َدة‬
a.     Bila anak yang dibunuh ditanyai       =                                  ‫ا‬.   ‫ت‬
b.      Bila bumi sudah diratakan                 =                                 ‫ب‬. ُ‫ت اِ َذاأَْالرْ ض‬
ْ ‫ ُم َّد‬       
c.       Bila suraga sudah didekatkan                        =                                 ‫ج‬.  ُ ‫لجنَّة‬َ ‫ت اِ َذ ْاا‬
ْ َ‫اُ ْزلِف‬        
3.      Bila na-ibul fa’ilnya terdiri dari dlomir yang kembali kepada jamak mu’annats atau jamak taksir dari isim
yang Mu’annats atau jamak taksir dari isim yang tidak berakal. Dalam hal semacam ini, tidak boleh boleh
dua cara menta’nitskan fi’ilnya, yaitu dengan Ta’ Ta’nits atau dengan Nun Niswah ( nun tanda jamak
perempuan). Hanya saja bagi jamak Mu’annats lebih baik dijamakkan dengan Nun Niswah begitu juga
jamak taksir dari isim yang Mu’annats. Sedang bagi jamak taksir dari isim Mudzakkar yang tidak berakal,
lebih baik dita’nitskan Ta’ Ta’nits.
Contoh :

a.       Muslimat-muslimat kumpulkan                      =                                  ‫ا‬. ُ ‫ت اَ ْل ُم ْسلِ َم‬


‫ات‬ ْ ‫ ُج ِم َع‬    
ِٔWِ ‫ت اَ ْلفَ َوا‬
b.      Fathimah-fhathimah kasihani                         =                                  ‫ب‬.
‫ٔط ُم‬ ْ ‫ُر ِح َم‬
c.       Bila gunung-gunung sudah dihancurkan       =                                  ‫ج‬. ‫ل‬
ُ ‫لجبَا‬ ِ ُ‫ت اِ َذاا‬ ْ ‫ُسيِ َر‬
d.      Bila Ruh-ruh disatukan lagi dengan jasad      =                                 ‫د‬. ُ‫ت ُز ِو اِ َذاالنُّفُوْ س‬
ْ ‫ َج‬  
َ ‫ ْلبِ َجا ُرس‬    
ْ ‫ُجِّر‬
e.       Bila laut-laut diluapkan                                  =                                 ‫ء‬. ‫ت اِ َذاا‬
Boleh dita’nitskan fi’il atau tidak, pada tempat-tempat yang boleh dua cara pada fa’ilnya di atas.

C. Macam-macam Na-ibul Fa’il

Macam Na’ibul fa’il, sama dengan macam-macam Fa’il. Jadi Na’ibul fa’il, ada tiga macam juga, yaitu :
a. Isim zohir
b.  Isim dlomir
c. Mashdar Mu’awwal  

Contoh :  
NAIBUL FAIL DARI ISIM ZOHIR

1.      Air sudah di minum                                  =                                  ‫ا‬. َ ‫ْال َما ُء ُش ٍر‬
‫ب‬
2.      Dua pensil diambil                                    =                                  ٢.   ‫ان‬ِ ‫اُ ِخ َذ ْالقَلَ َم‬
3.      Guru-guru dikumpulkan                           =                      ٣.
‫ت‬
ِ ‫ات ُج ِم َع‬ ُ ‫ْال ُم ِدرِّ َس‬
4.      Mahasiswi-mahasiswi sedang dinasihati   =                         ٤. ُ‫عظ‬ َ ْ‫لطَّالِبَاتُا تُو‬                
5.      Dua murid (pr.) dikeluarkan                     =                      ٥. ْ ‫التِّ ْل ِم ْي َذتَا ِن اُ ْخ ِر َج‬ 
‫ت‬

NAIBUL FAIL DARI ISIM DLOMIR, MUFRAD GHA’IB DAN GAIBAH

1. Orang mufrad Ghaib dan Ghaibah (Lk & pr), contoh :

1.       Ikan dimakan                    =                                                          ١. ُ ‫ئُْو َك ُل ال َّس َم‬


‫ك‬
2.       Susu sedang diminum       =                                                          ٢.  ‫يُ ْش َربُ اَللَّبَ ُن‬          
3.       Kopi sudah diminum        =                                                          ٣.  ‫ت‬ْ َ‫اَ ْلقَه َْوةُ ُش ِرب‬
4.       Bantal dijemur                  =                                                          ٤. ُ َّ‫اَ ْل َو َسا َدةُتُ َجف‬      
 ‫ف‬
NAIBUL FAIL TERDIRI DARI DLOMIR GHAIB, DUA DAN JAMAK
Yaitu orang ketiga dua dan jamak laki-laki dan perempuan. Contoh :
Artinya                              !           Majhul                        !                       Ma’lum
1.      Mereka berdua ditolong               =            ١.  ‫صرْ نَاهُ َما‬ ِ ُ‫ن‬     
َ َ‫ ن‬                                                  ‫ص َرا‬
2.      Mereka berdua (pr.) ditolong       =          ٢.  ‫صرْ تُهُ َما‬ ِ ُ‫ن‬       
َ َ‫ ن‬                                                   ‫ص َرتَا‬
ِ ُ‫ن‬       
َ ‫ هُ ْم ن‬                                                  ‫صرُوْ ا‬
3.      Mereka ditolong                           =          ٣. ‫َصرْ نَا‬
ِ ُ‫ن‬                    
َ َ‫ نَاه َُّن ن‬                                                َ‫صرْ ن‬
4.      Mereka (pr.) ditolong                   =          ٤. َ‫صرْ ن‬
5.      Mereka berdua dipanggil             =          ٥.  ‫ نَ ْد ُعوْ هُ َما‬                                                 ‫يُ ْد َعيَا ِن‬
6.      Mereka berdua dipanggil             =          ٦.  ‫ نَ ْد ُعوْ هُ َما‬                                                   ‫يُ ْد َعيَا ِن‬
7.      Mereka dipanggil                         =          ٧.  ‫ أََاْل ْستَا ُذيَ ْد ُعوْ هُ ْم‬                                            َ‫يُ ْدعَوْ ن‬
8.      Mereka (pr) dipanggil                  =          ٨.  ‫ أَُأْل ْستَا ُذيَ ْد ُعوْ ه َُّن‬                                            َ‫يُ ْد َع ْين‬
Contoh-contoh (1 s/d 4)   pemakaian fiil madli majhul dengan Naibul fa’il terdiri dari dlomir. Contoh-contoh
( 5 & 8), pemakaian fi’il Mudhore’ majhul dengan Naibul Fail terdiri dari dlomir juga.
NAIBUL FAIL TERDIRI DARI DLOMIR MUKHATHOB 
Yaitu yang terdiri dari orang kedua laki-laki dan perempuan. Contoh :
1.     Engkau (lk) ditunggu              =                      ١.   َ‫ اَ ْنتَ ِظرُك‬                          َ‫اُ ْنتُ ِظرْ ت‬
2.     Kamu berdua ditunggu           =                      ٢.  ‫ اِ ْنتَظًرْ تُ ُك َما‬                         ‫اُ ْنتُ ِظرْ تُ َما‬
3.     Kamu semua ditunggu            =                      ٣. ‫م اَل َّر ُج ُل‬Wْ ‫ اِ ْنتَظً َر ُك‬                          ‫اُ ْنتُ ِظرْ تُ ْم‬      
4.     Engkau sedang ditunggu        =                        ٤. َ‫ يَ ْنت َِظرُكَ اَبُوْ ك‬                          ‫تُ ْنتَظً ُر‬
5.     Kamu berdua ditunggu           =                      ٥.  ‫ اَنَااَ ْنت َِظ ُر ُك َما‬                         ‫تُ ْنتَظً َرا ِن‬
6.     Kamu semua ditunggu            =                      ٦. ُ‫ نَ ْنتَ ِظ ُر ُك ْم نَحْ ن‬                         َ‫تُ ْنتَظًرُوْ ن‬
7.     Engkau (pr) dipinang              =                      ٧.  ‫ اَنَااَ ْخطُب ُِك‬                              َ‫تُ ْخطَبِ ْين‬

8. Kamu berdua dipinang           =                      ٨. ُ‫ نَحْ ن‬W‫ ن َْخطُبُ ُك َما‬                          ‫تُ ْخطَبَا ِن‬

9. Kamu semua dipinang            =                      ٩.  ‫ ن َْخطُبُ ُك َّن‬                                 َ‫تُ ْخطَ ْبن‬

Wَ ‫ اَاْل ُ ْستَا ُذيُ َعلِّ ُم‬                               ‫تُ َعلَّ ُم‬


10. Engkau sedang diajar              =                      ١٠.  ‫ك‬

11. Engkau berdua diajar              =                      ١١.  ‫ستَا ُذيُ َعلِ ُم ُك َما‬
ْ ُ ‫اَاْل‬                          ‫تُ َعلَّ َما ِن‬
12. Kamu semua dihajar               =                      ١٢.  ‫م‬Wْ ‫ستَا ُذيُ َعلِ ُم ُك‬
ْ ُ ‫ اَاْل‬                            َ‫تُ َعلَّ ُموْ ن‬     

Contoh-contoh dari nomor ( 1 s/d ) untuk laki-laki. Sedang contoh-contoh dari nomor 7 s/d 12, adalah untuk
perempuan.

NAIBUL FAIL TERDIRI DARI DLOMIR MUTAKALLIM


Yang terdiri dari orang pertama tunggal dan jamak. Contoh :

1. Saya sudah dimarahi/dibenci =                      ١. ‫ اَ ْب َغظًنِ ْى اَبِى‬                                      ‫ت‬


ُ ْ‫اُ ْبغَض‬
ُ ‫ يُ ْب ِغ‬                                       ُ‫اُ ْبغَض‬    
2. Saya akan dimarahi/dibenci    =                      ٢. ‫ضنِ ْى اَبِى‬
3. Kami sudah dimarahi/dibenci =                      ٣.‫ضبَنَا اَ ْل َوالِدَا ِن‬ َ ‫اُ ْغ‬                
َ ‫ اَ ْغ‬                                   ‫ض ْبنَا‬
4. Kami akan dimarahi/dibenci   =                      ٤.  ‫ضنَا‬ َ ‫نُ ْغ‬
ُ ‫ َوالِدَانَايُب ِْغ‬                                       ُ‫ضب‬

NAIBUL FAIL TERDIRI DARI MASHDAR MU’AWWAL

1. Diharapkan engkau hadir                                =                                  ١. ‫اض ُر اَنَّكَ يُرْ َجى‬


ِ ‫ َح‬         

Taqdirnya : diharapkan kehadiranmu            =                                  ‫ ُحضُوْ رُكَ يُرْ َجى‬   

َ ‫ت َْذه‬
2. Dikhawatirkan engkau pergi                           =                                  ٢. ‫َب اَ ْن ي ُْخ َشى‬

َ ‫ك ي ُْخ‬
Taqdirnya : dikhawatirkan kepergianmu        =                                      ‫ش‬ َ ُ‫ ِذهَاب‬    
         Isim dhohir di bagi menjadi tiga yaitu:
1. Isim Mufrod
2. Isim Tasniyah
3. Isim Jamak
         Sebab – sebab membuang Fa’il
Di dalam pembuatan naibul fail itu karena dibuangnya fa’il dan diantara sebab – sebab membuang, fa’il
adalah:
1.   ‫(للعلم به‬Karena sudah  di ketahui)
Contoh: ‫ضعيفا‬ ‫االنسان‬ ‫وحلق‬
2.  ‫(للجهل به‬Karena tidak di ketahui, jadi tidak bisa menyebutkan)
Contoh: ‫البارخة‬ ‫االمتعة‬ ‫سرق‬
3.  ‫(للخوف عليه‬Karena mengawatirkan fa’il)
Contoh: ‫مساء‬ ‫ابن احيك‬ ‫ضرب‬
4.  ‫(للحوف منه‬Karena takut padanya)
Contoh: W‫اختطفت طائرة جارودا المتو جهة الهند‬
5 .  ‫(للرغبة فى اخفاءه لالبهام‬Karena ingin atau bermaksud untuk menyelamatkan dan merahasiakan).
Contoh: ‫ركب الحصن امام ساحة المدرسة‬
6.   ‫ لبشر فه‬/ ‫(لتعظيمه‬Karena kemuliaannya atau karena mengagungkannya)
Contoh: ‫علملت الفاحشة فى اليلة المنصرمة‬
7.  ‫(لتحقيره‬Karena meremehkannya)
Contoh: ‫ئظم المعهد تنظيما رصينا معجبا‬
            8.  ‫(لعدم تعلق الفئدة بذكره‬Karena tidak ada gunanya untuk disebutkan)
Contoh ‫ وادا حبيتم بتحية فحية فحيوا باحسن منها اوردواها‬:
         Cara membuat fi’il mabni majhul
Untuk membuat fi’il mabni majhul untuk fi’il madli yaitu huruf pertama harus di baca dhomah dan
huruf sebelum ahir dibaca kasroh dan untuk fi’il mudhori’ maka huruf prtama dibaca dhomah dan huruf
sebelum akhir dibaca fathah.
Contoh:
Fi’il madly        ‫ قرئ القران‬ :
Fi’il Mudhori   : ‫ينصر الجيش‬
Dan dalam pembuatan fi’il mabni majhul jika fi’il madli yang disandarkan pada naibul fail itu huruf
pertama berupa ta’ muthowa’ah (‫)تاءالطاوعة‬maka huruf yang kedua juga dibaca dlomah seperti huruf pertama
contoh: ‫تعلمت‬
Dan jika fi’il madli yang dimabnikan majhul itu, jika huruf pertama berupa hamzah wasul, maka
huruf yang ketiga juga dibaca dlomah seperti huruf pertama.
Contoh: ‫استحرج‬
Apabila fi’il madli yang dimabnikan majhul itu terdiri dari fi’il sulasi mu’tal ain (fi’il yang a’in
fi’ilnya berupa huruf ilat) maka fa’ilnya bisa dibaca tiga macam bacaan yaitu:

1. Di baca kasroh dan mengganti huruf ilat (alif) dengan ya’

Contoh:  ‫بيعت‬asalnya ‫باع‬

2. di baca dlomah dan mengganti alif dengan wawu

Contoh:  ‫بوع‬asalnya ‫باع‬

3.  di baca isymam (membaca)

Fi’il madli tsulasi binak mudloaf (yang ‘ain fi’ilnya dan lam fi’ilnya hurufnya sama) yang mabnikan majhul
itu fa’ilnya juga bisa dibaca tiga macam yaitu dlomah, isymam, kasroh.
Contoh: ‫ مدالحبل‬،‫ مدالحبل‬،‫مدالحبل‬
Fi’il madhi tsulasi mazid khumasi yang ikut wazan  ‫افتعل‬dan ‫انفعل‬yang terdiri dari fi’il mu’tal ‘ain  (
‫)معتل العين‬itu jika di mabnikan majhul tiga macam: dlomah, kasorh dan isymam seperti fa’ fiilnya fiil tsulasi
mu’tal ‘ain yang dimabnikan majhul.
Contoh:
a.       yang ikut wazan ‫ افتعل‬: ‫احتور‬
b.      yang ikut wazan ‫ انفعل‬:‫انقيد‬

         Lafadz – lafadz yang bisa dijadikan naibul fa’il


Lafaldz – lafadz yang bisa dijadikan naibul fail itu ada empat yaitu:

1. Maf’ul bih contoh:

 ‫قرئ القران‬Asalnya ‫قرأ محمد القران‬

2. Masdar contoh:

 ‫فرح زيد فرحا شديد‬Asalnya ‫فرح فرح شديد‬

3.  Jer majrur contoh:

 ‫جلس على الكرسى‬Asalnya ‫جلس حالد على الكرسى‬

4.  Dhorof contoh:

 ‫صيم رمضان‬Asalnya ‫صام المسلمون رمضان‬ 


Dhorof, masdar, jer majrur itu tidak bisa dijadikan naibul fa’il (sekalipun sudah memenuhi syarat) jika
dalam susunan atau kalimat itu ada maf’ul bih (jadi yang berhak atau harus dijadikan naibul fa’il adalah
maful bih) akan tetapi kadang – kadang ada juga yang dijadikan naibul fail (padahal dalam kalimat tersebut
terdapat maf’ul bih).

NA’AT-MAN’UT DAN ATAF

NA’AT DAN ATHOF


A.    Pengertian Na’at
Na’at adalah kata yang menerangkan kata sebelumnya dengan menerangkan sebagian sifat dari sifat-
sifat yang di ikutinya (Man’ut). Didalam kitab  ‫ إسعاف الطالبين‬Na’at yaitu kata yang mengikuti bagi kata
sebelumnya atau (Man’ut) pada Rafanya, Nasbnya, Jernya, Nakirah dan Ma’rifahnya.
B.     Pembagian Na’at
Na’at terbagi dua yaitu :
1.      Na’at Haqiqi
2.      Na’at Sababi.
            Na’at Haqiqi adalah Na’at yang merafakan Isim Dhamir yang kembali kepada Man’ut, dan 
mengikut akan Man’utnya empat dari sepuluh. Dalam kitab  ‫ة قواعد‬WW‫ة العربي‬WW‫ اللغ‬menjelaskan bahwa Na’at
Haqiqi adalah kata yang menunjukan atas sifat orang yang di ikutinya.
-          Na’at Hakiki mengikut Man’utnya dalam empat dari sepuluh :
1.      Ma’rifah, atau Nakirahnya
2.      Mudjakar, atau Mu’annats
3.      Mufrad, Mutsanna atau Jamak
4.      Rafa, Nasab atau Jer
ِ ‫م ِدينَةٌ ع‬
Contoh : ٌ‫ظْي َمة‬ ِ ‫ال َق‬
ُ‫اهَرة‬
َ ْ َ
            Na’at Sababi adalah Na’at yang merafakan isim Dzohir yang mengandung dhomir yang kembali
kepada Man’utnya dan mengikuti akan Man’utnya dua dari lima. Didalam kitab ‫ة اللعربية‬WWW‫قواعد اللغ‬
menjelaskan bahwa Na’at sababi adalah kata yang menunjukan atas sifat pada isim yang mempunyai ikatan
dengan Man’ut.
-          Na’at Sababi mengikut Man’utnya dalam dua dari lima :
1.      Rafa, Nasab, atau Jer
2.      Ma’rifah, atau Nakirah

Contoh : ُ‫َخ ْوه‬ ِ ‫الرجل الْ َف‬


ُ‫أ‬ ‫اض ُل‬ ُ ُ َّ َ‫َجاء‬

C.    Faedah Mengenal Na’at


-          Na’at mempunyai 2 faedah yaitu :
1.      Jika Man’utnya Nakirah maka fungsi Na’at adalah untuk mengkhususkan (‫)لتخصيص‬.
Contoh :  ً‫مَجِ ْيلَة‬ ‫ت إِ ْمَرأًَة‬ ِ
ُ ‫لَقْي‬
2.      Jika Man’utnya Ma’rifah maka fungsi Na’at adalah memperjelas (‫)لتوضيحه‬.
Contoh : ُ‫لعامِل‬
َ ْ‫ا‬ ‫س‬
ُ ‫َجاءَ الْ ُم َد ِّر‬
D.    Pengertian Athof
Athof adalah penyambungan dua kata dengan memakai huruf Athof, dimana kata yang disambung
harus mengikuti kata sebelumnya ‫عليه‬ ‫))معطوف‬.
-         Huruf Athof ada 10 : ‫ حىّت‬,‫ لكن‬,‫ ال‬,‫ بل‬,‫ ّإما‬,‫ أم‬,‫ أو‬,ّ‫ مث‬,‫ الفاء‬,‫الواو‬
-          Faedah huruf Athof :
‫ واو‬      : Bersama-sama (‫)ملطلق اجلمع‬                               ‫لكن‬   : Penolakan (‫)لإلستدراك‬
Contoh :‫ن‬ ِ ِ
ٌ ‫ َجاءَ حُمَ َّم ٌد َو َح َس‬                                               Contoh :   ُ‫َما جَنَ َح َعل ٌي لَك ْن اَ ُخ ْوه‬
‫ الفاء‬    : Langsung berurutan (‫ )لرتتيب مع التعقيب‬           ‫حىّت‬   : Penghabisan(‫)للغاية‬
Contoh : ‫املد ِّرس‬ ِ ِّ ‫ دخل‬                                           Contoh : ‫َفَّر الْع ُد ُّو حىَّت الْ َقائِ ُد‬
ُ َ َ‫الت ْلمْي ُذ ف‬ َََ َ َ
 ّ‫مث‬       : Tidak langsung berurutan (‫)لرتتيب مع الرتاخي‬  
Contoh : ‫الر ِشْي ُد مُثَّ الْ َمأْ ُم ْو ُن‬
َّ ‫ات‬ َ ‫َم‬
‫أو‬        : Memilih atau Ragu-ragu ( ‫الشك‬ ّ ‫)للتخيري أو‬
Contoh :‫ُخَت َها‬ ِ
ْ ‫أ َْو أ‬  َ‫َتَز َّو َج ااْل ُ ْستَاذُ فَاط َمة‬ 
‫أم‬        : Untuk menentukan pilihan (‫)لطلب التعيني‬
Contoh             ‫ال َع ْمٌرو اَ ْم حَمْ ُم ْو ٌد‬
َ َ‫ أَ َكت‬:
َ ‫ب َه َذا اْمل َق‬
‫إما‬      
ّ : Untuk memberi tahu (‫)للخرب‬
Contoh : َ‫إما الْ َم ِد ْينَة‬َّ ‫ت إِ َّما َم َّكةَ َو‬
ُ ‫ُز ْر‬
‫بل‬       : Menolak berita sebelumnya (‫)لإلضراب‬
Contoh : ‫ت َزيْ ًدا بَل عُ َمر‬ ُ ْ‫َرأَي‬
َ ْ
‫ال‬        : Menolak berita sesudahnya (‫)للنفي احلكم عن املعطوف‬
Contoh : ‫خ اَل الْعِنَب‬ ُ ‫ض َج الْبِطِّْي‬َ َ‫ن‬
ُ

Anda mungkin juga menyukai