الر ْح َم ِن َّ
س ِم هللاِ َّ
ِب ْ
ُ ِت ْل َك ا َ َي
ِ َ ت ال ِِت
ب ال ُم ِبْ ِْن
Artinya: “Ini ayat-ayat kita (Al-Qur’an) yang jelas (dari Allah).”
{QS. Al-Qasas: 2}
ِ َ ال ِِتadalah man’ut.
Dari ayat diatas kata ال ُم ِبْ ِْنadalah na’at sedangkan kata ب
.َِأ َ ْو ِلَْا يَ ْْت َ ِر ِِتَابًا ال ََ ِِ ْي
Artinya: “Aulia sedang membeli buku yang baru.”
Dari jumlah di atas kata ِْ ال ََ ِِيadalah na’at sedangkan kata َاب
ً ِِتadalah man’ut.
B. Macam-Macam Na’at
Na’at Haqiqi
Na’at haqiqi adalah kata yang menunjukkan makna sifat pada diri
matbu’nya (isim yang diikuti). Contoh:
Pada kalimat diatas, kata َِ ِر ْي ٌمmerupakan sifat dari kata setelahnya yaitu kata ُأَبُ ْوه.
C. Ketentuan-Ketentuan Na’at dan Man’ut
1. Na’at harus mengikuti Man’ut dari sisi ta’yin (kejelasannya). Contoh:
ب ال َما ِه ُر َّ ( َر َج َعseorang mahasiswa yang pandai itu telah kembali).
ُ الطا ِل
2. Na’at harus mengikuti Man’ut dari sisi ‘adad (jumlahnya). Contoh:
ب َما ِه ٌر َ ( َر َج َعseorang mahasiswa yang pandai telah kembali)
ٌ طا ِل
ِ ان َما ِه َر
ان َ ( َر َج َعdua orang mahasiswa yang pandai telah kembali)
ِ طا ِل َب
ٌ ط َّل
َب َما ِه ُر ْون ُ ( َر َج َعpara mahasiswa yang pandai telah kembali)
3. Na’at harus mengikuti Man’ut dari sisi Nau’ (jenisnya). Contoh:
ب َما ِه ٌر َ ( َر َج َعseorang mahasiswa yang pandai telah kembali)
ٌ طا ِل
ٌ طا ِن َبةٌ َما ِه َر
َ ( َر َج َعseorang mahasiswa yang pandai telah kembali)
D. Hukum Yang Ada Pada Na’at dan Man’ut
Na’at dan man’ut digambarkan sebagai saudara kembar yang harus memiliki
kesamaan dalam 4 hal, yaitu:
1. Memiliki I’rab yang sama
I’rab adalah salah satu aspek yang ada di dalam Bahasa Arab yang mengatur
perubahan bunyi kata yang umumnya merupakan harakat disetiap akhir kalimat
yang sesuai dengan amil yang dimasukinya. Contoh :
(Saya melihat pemimpin yang adil itu) . َرأَيْتُ األ َ ِمْ َْر ال َعا ْد َل
Pada kalimat diatas, na’at dan man’utnya memiliki I’rab yang sama yaitu I’rab
manshub yang ditandai dengan garis fathah.
2. Gender Yang Sama
Gender dalam Bahasa Arab ada dua yaitu mudzakkar dan muannats. Dalam
Bahasa Arab, satu kata yang sama dapat disusun dengan huruf yang berbeda
tergantung gender dari amil yang dimasukinya. Amil adalah orang yang menjadi
pelaku atau objek dari kalimat. Contoh:
(Seorang siswa yang rajin itu sudah hadir). َاجح َ ضر ال
ِ طا ِلب الن َ َح
(Seorang siswi itu sudah hadir). َاج َحة َ ض َرت ال
ِ طا ِلبَة الن َ َح
Pada contoh diatas, kalimat pertama na’at dan man’utnya memiliki gender
mudzakkar. Sedangkan kalimat kedua na’at dan man’utnya memiliki gender
muannats.
3. ‘Adad atau Jumlah Yang Sama
suatu kata dalam Bahasa Arab dapat disusun oleh huruf yang berbedan dan
berdasarkan jumlahnya. Kemudian digolongkan kepada isim mufrad (berjumlah
satu), isim mutsanna(berjumlah dua), dan isim jamak (berjumlah banyak).
Contoh:
(Satu siswa yang rajin). ح
ٌ َاج
ِ ب الن َ َجا َ ال
ٌ طا ِل
(Dua siswa yang rajin). ان
ِ َاج َح
ِ ان الن
ِ طا ِل َبَ َجا َ ال
(Para siswa yang rajin). َح ْون
ُ َاج
ِ ب النٌ ط َّل ُ َجا َ ال
4. Nakirah dan Ma’rifat Yang Sama
Nakirah adalah isim yang umum untuk menunjukkan sesuatu. Sedangkan
Ma’rifah adalah isim yang khusus untuk menunjukkan sesuatu. Contoh:
(Seseorang siswa yang rajin telah tiba). َُِجا َ ال ِت ْل ِم ْْذُ ال ُمَْ ت َ ِه
Pada kalimat diatas, na’at dan man’utnya merupakan isim ma’rifah karena
didahului ال.
ب ْال َعالَ ِمْْن
ِ ا َ ْل َح ْمُِ ِلِل َر
Sekian penjelasan dari kami,
Kalau ada kesalahan mohon
dimaafkan, kalau ada yang
sayang mohon diungkapkan
ِإلَى ال ِلِّقَ ِ
اء
علَ ْْ ُِ ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ
سلَ ُم َ َوال َّ
َو َب َر َِاتُهُ