Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Sesungguhnya segala puji bagi ALLAH SWT kami bersyukur hanya


kepadanya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan sebaik – baiknya.
Tidak lupa pula sholawat beserta salam kami kepada Nabi Muhammad SAW dan
para pengikutnya hingga akhir zaman. Begitu pula kami ucapakan rasa syukur
kami kepada kedua orang tua dan teman-teman yang selalu mendoakan,
memotivasi, membimbing dan menolong kami hingga detik ini kami masih dapat
menuntut ilmu dengan penuh semangat.

Begitupun Dosen pembimbing mata kuliah BAHASA ARAB yang tidak


sungkan untuk membagikan ilmu beliau kepada kami agar dapat kami amalkan
dan bermanfaat bagi kehidupan kami. semoga ilmu yang beliau berikan menjadi
barokah dan manfaat bagi kami dan juga kepada teman – teman sekalian yang
selalu mensupport satu sama lain . Alhamdulilah makalah ini kami buat dengan
sebaik – baiknya namun apabila dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan kami mohon maaf dan kami sangat berterimakasih apabila kami dapat
kritik dan saran dari anda semua agar kami dapat mengevaluasi kembali makalah
ini dengan sebaik – baiknya.

Depok, 05 Maret 2018

1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fi’il tsulatsi mazid khumasi
Catatan =
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bahasa adalah alat penyampaian informasi yang paling efektif , untuk itu
kita perlu mempelajarinya, Bahasa arab adalah salah satu bahasa yang di gunakan
oleh banyak orang. Bahasa arab juga di gunakan dalam al-qur’an dan hadist
sehingga membuat orang ingin memahami keduanya harus belajar bahasa arab
terlebih dahulu, untuk itu marilah kita sama-sama belajar bahasa arab agar bisa
memahami al-qur’an dan hadist.

Makalah ini akan membahas tentang fi’il tsulatsi mazid khumasi, yang
terdiri dari lima huruf, yang tiga huruf asal sedangkan yang dua huruf itu
tambahan, semoga bermanfaat untuk semuanya.

B. Rumusan masalah
1. Apa faidah fi’il tsulatsi mazid khumasi?
2. Ada berapa bagian yang terkandung di dalamnya?
C. Tujuan masalah
1. Untuk memahami faidah fi’il tsulatsi mazid khumasi
2. Untuk memahami bagian yang terkandung pada fi’il tsulatsi mazid
khumasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fi’il tsulatsi mazid khumasi


Fi’il tsulatsi mazid khumasi adalah kalimat yang fi’il madzinya
terdiri dari lima huruf, yang tiga berupa huruf asal dan yang dua berupa
huruf tambahan maka di namakan khumasi (sebangsa lima huruf) karena
asalnya lima huruf kemudian di tambah dua huruf sehingga menjadi lima
huruf.

Adapun huruf tambahan tersebut ada 5 bagian :

1) Huruf ta yang ada di awal beserta alif yang ada diantara fa an ‘ain
fi’il ​( ‫) َﺗ َﻔﺎ َﻋ َﻞ‬
2) Huruf ta yang ada di awal dan mentasydidkan ‘ain fi’il nya ( ‫) َﺗ َﻔ ﱠﻌ َﻞ‬
3) Huruf hamzah washol di awal beserta huruf ta yang ada diantara fa
dan ‘ain fi’il ​( ‫) اِﻓْ َﺘ َﻌ َﻞ‬
4) Huruf hamzah washol di awal dan setelahnya ada nun ​) ‫)​ اِﻧَْﻔ َﻌ َﻞ‬
5) Huruf hamzah washol di awal dan lam fi’il yang bertasydid di
akhir​ ( ‫) اِﻓْ َﻌ ﱠﻞ‬
➢ Fi”il tsulatsi mujarrod yang mengikuti pada wazan ‫ َﻋ َﻞ‬  ‫َﺗ َﻔﺎ‬
dengan menambahkan huruf ta di awal serta huruf alif
diantara fa dan ‘ain fi’il mempunyai beberapa faidah yaitu
sebagai berikut :
a. Menunjukkan makna kata persekutuan antara dua orang
atau lebih dalam melakukan sesuatu. Contoh:

‫ﻀﺎ َر َب َزﯾْ ٌﺪ َو َﻋ ْﻤ ٌﺮ‬


َ ‫ َﺗ‬: ​zaid dan amr saling pukul memukul

‫ﺼﺎ ﻟَ َﺢ اﻟَْﻘ ْﻮ ُم‬


َ ‫ َﺗ‬: ​kaum itu saling berdamai
b. Menunjukkan arti fa’il menampakkan sesuatu (asal fi’il)
akan tetapi tidak sesuai dengan sebenarnya. Contoh:

‫ض َزﯾْ ٌﺪ‬
َ ‫​ َﺗ َﻤﺎ َر‬: zaid pura-pura sakit

4
c. Menunjukkan arti terjadinya sesuatu (asli fi’il) secara
bertahap. Contoh:

‫ َﺗ َﻮا َر َد اﻟَْﻘ ْﻮ ُم‬: ​para kaum itu dating secara bertahap

d. Menunjukkan arti sama dengan arti mujarrodnya seperti: ‫ َﺗ َﻌﺎ‬ 


: maha tinggi, ‫ َﺗ َﺴﺎ َﻣﻰ‬: ​maha tinggi​, ​lafadz ‫​ َﺗ َﻌﺎﻟَﻰ‬dan ‫َﺗ َﺴﺎ َﻣﻰ‬
َ ‫​ َﻋ‬dan​ ‫​(​ َﺳ َﻤﺎ‬mujarrod)
makna nya sama dengan lafadz​ ‫ﻼ‬
e. Menunjukkan arti mutowa’ah dari wazan  ‫ﺎﻋ َﻞ‬
َ ‫ َﻓ‬  ​yang
berfaedah ta’diyah. Contoh:

َ ‫ﺎﻋ ْﺪُﺗ ُﻪ َﻓَﺘَﺒ‬


‫ﺎﻋ َﺪ‬ َ ‫ َﺑ‬: ​saya jauhkan zaid, maka jauhlah dia
( Mutowa’ah ialah berhasilnya bekas atau kesan tatkala fi’il muta’adi
berhubungan dengan maf’ulnya )

Catatan =

‫ َر َﻛ ِﺔ‬  ‫​ ﻟِﻠْ ُﻤ َﺸﺎ‬: musyarokah pada bab ini (‫ﺎﻋ َﻞ‬ َ ‫)َﺗ َﻔ‬ ​berbeda dengan
musyarokah pada bab​ ​ ( ‫ﺎﻋ َﻞ‬ َ ‫​) َﻓ‬dalam tiga perkara​.
∙ Musyarokah pada bab ini di lakukan oleh dua orang lebih tetapi
kalau musyarokah pada bab ‫ﺎﻋ َﻞ‬
َ ‫ َﻓ‬hanya di lakukan oleh dua
orang saja.
∙ Musyarokah pada bab ‫ﺎﻋ َﻞ‬
َ ‫​ َﻓ‬yang memulai bersekutu lebih dulu
atau yang menang dalam bersekutu dapat di ketahui, tepatnya
yaitu pada lafadz yg di tarkib menjadi fa’il. Seperi   ‫ َزﯾْ ٌﺪ‬  ​dalam
contoh ‫ َو َﻋ ْﻤ ًﺮا‬  ‫ َزﯾْ ٌﺪ‬  ‫ب‬
َ ‫ﺎر‬
َ‫ﺿ‬ َ ​(zaid yang menang dan mulai
​ kan tetapi musyarokah pada bab ini ​(‫ﺎﻋ َﻞ‬
memukul). A َ ‫​ )َﺗ َﻔ‬tidak
dapat diketahui mana yang memulai bersekutu terlebih dahulu
atau yang unggul dalam bersekutu.

Contoh : ‫ َو َﻋ ْﻤ ُﺮ‬  ‫ َزﯾْ ٌﺪ‬  ‫ب‬


َ ‫ﺎر‬
َ‫ﻀ‬ َ ‫ ( َﺗ‬pada contoh ini tidak diketahui
mana yang unggul dalam bersekutu )

∙ Pada bab ‫ﺎﻋ َﻞ‬


َ ‫​ َﻓ‬lafadz nya mengandung makna ta’diyah (berbentuk
muta’adi) َ ‫َﺗ َﻔ‬
apabila bab ‫ﺎﻋﻞ‬ ​melazimkan fi’il muta’adi,

5
maksudnya kalo asalnya itu muta’adi maf’ul satu maka setelah
َ ‫​ َﺗ َﻔ‬berubah menjadi bentuk lazim .
ikut bab ‫ﺎﻋﻞ‬

Contoh : ‫ َو َﻋ ْﻤ ُﺮ‬  ‫ َزﯾْ ٌﺪ‬  ‫ب‬


َ ‫ﺎر‬
َ‫ﻀ‬ َ ‫ َﺗ‬lafadz ‫ﺎر َب‬
َ‫ﻀ‬ َ ‫​ َﺗ‬berbentuk lazim, asal
nya adalah muta’adi maf’ul satu yaitu ‫ب‬ َ ‫ َو َﻋ ْﻤ ًﺮا‬  ‫ َزﯾْ ٌﺪ‬dan
َ ‫​ﺿ َﺮ‬
apabila asal nya muta’adi maf’ul dua maka berubah menjadi
muta’adi maf’ul satu.

َ ‫ﺎذ َب َزﯾْ ٌﺪ َو َﻋ ْﻤﺮٌاﻟﺜﱠ ْﻮ‬


Contoh : ‫ب‬ َ ‫​ ​ َﺗ َﺠ‬lafadz ‫ﺎذ َب‬
َ ‫ َﺗ َﺠ‬berbentuk muta’adi
maf’ul satu yang asalnya adalah muta’adi maf’ul dua yaitu :
1
‫ﺟﺎ َذ َب َزﯾْ ٌﺪ َﻋ ْﻤ ًﺮا اﻟﺜﱠ ْﻮ َب‬ 
َ

Contoh amtsilah dalam lafadz ‫ َﺗ َﻔﺎ َﻋ َﻞ‬:

َ ‫ َﺗَﺒ‬-‫ﺎﻋ ٌﺪ‬
-‫ﺎﻋ ْﺪ‬ َ ‫ َو َذ‬-‫ﺎﻋ ٌﺪ‬
َ ‫ ُﻣَﺘَﺒ‬-‫اك‬ ِ ‫ ُﻣَﺘَﺒ‬-‫ َﻓ ُﻬ َﻮ‬-‫ﺎﻋ ًﺪا‬
َ ‫ َو ُﻣَﺘَﺒ‬-‫ﺎﻋ ًﺪا‬ُ ‫ َﺗَﺒ‬-ُ‫ﺎﻋﺪ‬َ ‫ َﯾَﺘَﺒ‬-َ‫ﺎﻋﺪ‬
َ ‫َﺗَﺒ‬ 
َ ‫ ُﻣَﺘَﺒ‬-‫ﺎﻋ ٌﺪ‬
‫ﺎﻋ ٌﺪ‬ َ ‫ ُﻣَﺘَﺒ‬-‫ﺎﻋ ْﺪ‬ َ   
َ ‫ﻻَﺗَﺘَﺒ‬

➢ Fi’il tsulatsi mujarrod yang mengikuti pada wazan ‫َﺗ َﻔ ﱠﻌ َﻞ‬


dengan menambahkan ta’ diawal dan tasydid pada a’in
fi’ilnya mempunyai beberapa faidah diantara nya :
1. Untuk menunjukkan arti mutowa’ah dari wazan ‫َﻓ ﱠﻌ َﻞ‬
yang ditasydid a’in fi’ilnya.
َ ‫ = ﺗَﻔﺎَ ُﻋ‬a’in fi’il dibaca dhommah karena untuk
Lafadz ‫ﻼ‬
membedakan antara masdar dan madhli, namun apabila
berupa bina naqis ya’i a’in fi’il dibaca kasroh karena
untuk menyesuaikan dengan ya seperti :

a. Dalam kitab syarhur Rodhli halaman 29 diterangkan


bahwa ‫​ َﺗ َﻔ ﱠﻌ َﻞ‬bisa menjadi mutowa’ah dari ‫َﻓ ﱠﻌ َﻞ‬
tersebut diatas apabila ‫ َﻓ ﱠﻌ َﻞ‬itu berfaedah taksir
(memperbanyak)
b. Menunjukkan arti takalluf ​ ‫ﻒ‬ ْ ‫ = َﺗ َﻜﻠﱡ‬kesungguhan
fa’il dalam usaha (asal fi’il) supaya berhasil.

Contoh :​ ‫ = َﺗ ّﺸ ﱠﺠ َﻊ َزﯾْ ٌﺪ‬zaid memberanikan diri

1
Kitab talhis halaman 32
6
a. Menunjukkan arti ‫ اِﺗﱢ َﺨﺎ ْد‬mengambilnya fa’il pada
maf’ul untuk di jadikan asal fa’il.

ُ ‫ َﺗَﺒﻨﱠﯿ‬: aku ambil anak angkat yusuf


َ ‫ْﺖ ُﯾ ْﻮ ُﺳ‬
Contoh: ‫ﻒ‬

Lafadz ​ ‫ ​ َﺗ َﺒﻨﱠﻰ‬asal fi’ilnya adalah​ ‫ =​ اِﺑًْﻨﺎ‬anak angkat

a. Menunjukkan arti fa’il menjauhi suatu perbuatan


(asal fi’il) maksudnya fa’il menjauhi asal fi’il.
Contoh​:​ ‫ = َﺗ َﺬ ﱠﻣ َﻢ َزﯾْ ٌﺪ‬zaid menjauhi perbuatan tercela
Lafadz​ ‫​ َﺗ َﺬ ﱠﻣ َﻢ‬asal fi’ilnya adalah ‫ =​ َذ ٌم‬perbuatan
tecela.
b. Menunjukkan arti ‫ = ​ﺻﯿﺮورة‬berubahnya fa’il
menjadi asal fi’il. Contoh​ ‫ﺖ اﻟْ َﻤ ْﺮا ُة‬
ِ ‫= َﺗَﺎ ​ﯾﱠ َﻤ‬
perempuan itu menjanda. Lafadz‫ َﺗَﺎﯾﱠ َﻢ‬asal fi’il nya
adalah ‫ =​ اَِﯾ ُﻢ‬janda
c. Menunjukkan arti asal fi’il dalam satu tahap setelah
tahap yang lain (bertahap).

Contoh : ‫ﱠع َزﯾْ ٌﺪ‬


َ ‫ =​ ​ َﺗ َﺠﺮ‬zaid minum sedikit demi
َ ‫ َﺗ َﺠﺮ‬asal fi’ilnya adalah​ ‫=​ ُﺟ ْﺮ َﻋ ٌﺔ‬
sedikit. Lafadz ‫ﱠع‬
satu tegukan.

d. Menunjukkan arti ‫ = ﻃﻠﺐ‬mencari, maksudnya fa’il


mencari asal fi’il dari maf’ul.2

‫ = َﺗ َﻌ ﱠﺠ َﻞ ﱠ‬dia berusaha mempercepat


Contoh : ‫اﻟﺸ ْﻲ ُء‬
sesuatu

‫ = ​ َﺗَﺒﯿﱠَﻨ ُﻪ‬dia berusaha memperjelas


sesuatu.

Lafadz ‫​ َﺗ َﻌ ﱠﺠ َﻞ‬asal fi’il nya adalah ‫ = ُﻋ ْﺠﻠَ ٌﺔ‬tergesa

‫ = َﺑﯿﱢَﻨ ٌﺔ‬kejelasan

Contoh amtsilah dalam lafadz : ‫ َﺗ َﻔ ﱠﻌ َﻞ‬ 

2
Kitab syahfiyah halaman 29
7
ْ ‫ َﺗَﺒﯿ‬-‫ﱠﻦ‬
-‫ﱠﻦ‬ َ ‫ َو َذ‬-‫ ُﻣَﺘﯿﱢ ٌﻦ‬-‫ َﻓ ُﻬ َﻮ‬-‫ َو ُﻣَﺘَﺒﯿﱠًﻨﺎ‬-‫ َﺗَﺒﯿﱡًﻨﺎ‬-‫ﱠﻦ‬
ٌ ‫ ُﻣَﺘَﺒﯿ‬-‫اك‬ ُ ‫ َﯾَﺘَﺒﯿ‬-‫ﱠﻦ‬ َ ‫َﺗَﺒﯿ‬ 
ٌ ‫ ُﻣَﺘَﺒﯿ‬-‫ﱠﻦ‬
‫ﱠﻦ‬ ٌ ‫ ُﻣَﺘَﺒﯿ‬-‫ﱠﻦ‬ ْ ‫ﻻ َﺗَﺘَﺒﯿ‬َ 

➢ Fi’il tsulatsi mujarrod yang mengikuti pada wazan ‫اِﻓْ َﺘ َﻌ َﻞ‬


dengan menambahkan hamzah di awal dan huruf ta diantara
fa fi’il dan ‘ain fi’il.
ً ‫َﺗ َﻔ ﱡﻌ‬
‫ﻼ‬ = ​‘ain fi’il di baca dhomah karena untuk
membedakan antara masdar dan fi’il madhi. Akan tetapi
apabila dalam bina naqis ya’i ‘ain fi’il tersebut di baca
kasroh karena di sesuikan dengan huruf ya.3

Contoh : ‫ َﺗﻠَﻘﱢﯿًﺎ‬  

Dan mempunyai beberapa faedah diantaranya yaitu:

a. Menunjukkan arti mutowa’ah dari wazan ‫ َﻓ َﻌ َﻞ‬ 


ْ ‫ﻻِﺑ ِﻞ َﻓ‬
‫ﺎﺟَﺘ َﻤ َﻊ‬ ِ ‫ = ​ َﺟ َﻤ ْﻌ ُﺖ ا‬a​ ku kumpulkan unta,
maka berkumpullah unta.

b. ْ ‫=​) اِﺗﱢ َﺨ‬


Menunjukkan arti ittikhodz ( ‫ﺎذ‬
mengambil atau membuat ( fa’il membuat
atau mengambil asal fi’il )4

Contoh : ‫​ = اِ ْﺧ َﺘ َﺒ َﺰ َزﯾْ ٌﺪ‬zaid


mengambil/membuat roti.

Lafadz ‫​ اِ ْﺧ َﺘ َﺒﺰ‬asal katanya​ ‫ ​= ُﺧﺒْ ٌﺰ‬roti

c. Menunjukkan arti bertambah makna fi’il.


َ ‫ = ​ اِ ْﻛَﺘ َﺴ‬z​ aid bekerja keras.
Contoh : ‫ﺐ َزﯾْ ٌﺪ‬
d. Menunjukkan arti sama dengan wazannya
‫( َﻓ َﻌ َﻞ‬mujarrod). Contoh : ‫​ = اِ ْﺟَﺘ َﺬ َب‬menarik
dia laki-laki. Lafadz ‫ب‬ َ ‫ اِ ْﺟَﺘ َﺬ‬m
​ aknanya sama
dengan lafadz ​ ‫ب‬ َ ‫ﺟ َﺬ‬.
َ
e. untuk menunjukkan arti sama dengan
artinya wazan ​ ‫ (​ َﺗ َﻔﺎ َﻋ َﻞ‬yang berfaedah

3
Kitab talhis halaman 30
4
Kitab talhis halaman 28
8
َ ‫​ = ​ اِ ْﺧَﺘ‬saling
musyarokah )5 contoh : ‫ﺼ َﻢ‬
َ ‫​ اِ ْﺧَﺘ‬artinya sama
bertengkar. Lafadz ‫ﺼ َﻢ‬
َ ‫ (​ َﺗ َﺨ‬yang berfaedah
dengan arti lafadz ‫ﺎﺻ َﻢ‬
musyarokah )
f. Menunjukkan arti tholab. Fa’ilmencari asal
fi’il. Contoh : ‫​ = ​ اِ ْﻛ َﺘ ﱠﺪ َزﯾْ ٌﺪ‬zaid mencari
pekerjaan.

Contoh amtsilah dalam lafadz ‫ ​ اِﻓْ َﺘ َﻌ َﻞ‬:

َ ‫ َو َذ‬-ٌ‫ ُﻣ ْﺠَﺘ ِﻤﻊ‬-‫ َﻓ ُﻬ َﻮ‬-‫ َو ُﻣ ْﺠَﺘ َﻤ ًﻌﺎ‬-‫ﺎﻋﺎ‬


-ٌ‫ ٌﻣ ْﺠَﺘ َﻤﻊ‬-‫اك‬ ُ ‫ َﯾ ْﺠَﺘﻤ‬-‫اِ ْﺟَﺘ َﻤ َﻊ‬ 
ً ‫ اِ ْﺟِﺘ َﻤ‬-‫ِﻊ‬
َ -ْ‫اِ ْﺟَﺘ ِﻤﻊ‬ 
‫ ُﻣ ْﺠَﺘ ِﻤ ٌﻊ‬-ٌ‫ﻻَﺗ ْﺠَﺘ ِﻤ ْﻊ – ُﻣ ْﺠَﺘ ِﻤﻊ‬

➢ Fi’il tsulatsi mujarrod yang mengikuti wazan ‫​ اِﻧَْﻔ َﻌ َﻞ‬dengan


menambahkan hamzah washol dan huruf nun di awal nya
dan mempunyai beberapa faedah :
a. Menunjukkan arti muthowa’ah dari wazan ‫َﻓ َﻌ َﻞ‬
Contoh : ‫ﺎج َﻓﺎ ﻧْ َﻜ َﺴ َﺮ‬ ‫ = َﻛ َﺴ ْﺮ ُت ﱡ‬saya memecah
َ ‫اﻟﺰ َﺟ‬
kaca, maka pecahlah kaca itu.
b. Menunjukkan arti muthowa’ah dari wazan ‫(​ اَﻓْ َﻌ َﻞ‬
faedah ini hukumnya kolil atau sedikit). Contoh :
‫ =​ ​ اَ ْز َﻋ َﺞ َﻓﺎﻧْ َﺰ َﺟ َﻊ‬dia menggerak-gerakan benda
maka bergeraklah benda itu.

Contoh amtsilah dalam lafadz ‫ اِﻧَْﻔ َﻌ َﻞ‬:

َ ‫ َو َذ‬-ٌ‫ ُﻣﻨْ َﻜ ِﺴﺮ‬-‫ َﻓ ُﻬ َﻮ‬-‫ ​ َو ُﻣﻨْ َﻜ َﺴ ًﺮا‬- ‫ِﺴﺎ ًرا‬


-ٌ‫ ُﻣﻨْ َﻜ َﺴﺮ‬-‫اك‬ َ ‫ اِﻧْﻜ‬-‫ َﯾﻨْ َﻜ ِﺴ ُﺮ‬-‫اِﻧْ َﻜ َﺴ َﺮ‬ 
‫ ُﻣﻨْ َﻜ َﺴ ٌﺮ‬-ٌ‫ ُﻣﻨْ َﻜ َﺴﺮ‬-‫ﻻَﺗﻨْ َﻜ ِﺴ ْﺮ‬
َ -‫اِﻧْ َﻜ ِﺴ ْﺮ‬  

➢ Fi’il tsulatsi mujarrod yang mengikuti wazan ‫​ اِﻓْ َﻌ ﱠﻞ‬dengan


menambahkan hamzah washol di awal dan tasydid pada
lam fi’il dan mempunyai beberapa faedah, yaitu :
a. Menunjukkan arti masuknya fa’il pada suatu sifat
(asal fi’il). Contoh : ‫​ = اِ ْﺣ َﻤ ﱠﺮ اﻟُْﺒ ْﺴ ُﺮ‬buah kurma itu
telah memerah.

5
Kitab talhis halaman 28
9
b. Menunjukkan arti mubalaghoh =
berlebih-lebihannya suatu sifat (asal fi’il) yang ada
ُ ‫​ = اِ ْﺳ َﻮ ﱠد اﻟﱠﯿ‬malam ini sangat
pada fa’il. Contoh : ‫ْﻞ‬
gelap

Contoh amtsilah dalam lafadz ‫اِﻓْ َﻌ ﱠﻞ‬

َ ‫ َو َذ‬-‫ ُﻣ ْﺴ َﻮ ﱞد‬-‫ َﻓ ُﻬ َﻮ‬-‫دا‬ ‫ َو ُﻣ ْﺴ َﻮ‬-‫ اِ ْﺳﻮدَا ًدا‬-‫ َﯾ ْﺴ َﻮ ﱡد‬-‫اِ ْﺳ َﻮ ﱠد‬ 


-‫ اِ ْﺳ َﻮ ﱠد‬-‫ ُﻣ ْﺴ َﻮ ٌد‬-‫اك‬ ِ
َ 
‫ ُﻣ ْﺴ َﻮ ﱞد‬-‫ ُﻣ ْﺴ َﻮ ﱞد‬-‫ﻻَﺗ ْﺴ َﻮ ﱠد‬

10
 

BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan.
Fi’il tsulatsi mazid khumasi adalah kalimat yang fi’il madzinya
terdiri dari lima huruf, yang tiga berupa huruf asal dan yang dua berupa
huruf tambahan maka di namakan khumasi (sebangsa lima huruf) karena
asalnya lima huruf kemudian di tambah dua huruf sehingga menjadi lima
huruf.

Adapun huruf tambahan tersebut ada 5 bagian :

1) Huruf ta yang ada di awal beserta alif yang ada diantara fa an ‘ain
fi’il ​( ‫)​ َﺗ َﻔﺎ َﻋ َﻞ‬
2) Huruf ta yang ada di awal dan mentasydidkan ‘ain fi’il nya ( ‫) َﺗ َﻔ ﱠﻌ َﻞ‬
3) Huruf hamzah washol di awal beserta huruf ta yang ada diantara fa
dan ‘ain fi’il ​( ‫) اِﻓْ َﺘ َﻌ َﻞ‬
4) Huruf hamzah washol di awal dan setelahnya ada nun ​) ‫)​ اِﻧَْﻔ َﻌ َﻞ‬
5) Huruf hamzah washol di awal dan lam fi’il yang bertasydid di
akhir​ ( ‫) اِﻓْ َﻌ ﱠﻞ‬

11
DAFTAR PUSTAKA
H.M. Abdul Manaf Hamid. 1995. pengantar ilmu shorof. Prambon nganjuk jatim:
Fathul Mubtadiin

Kitab talhisul Asas, Ali bin Utsman, Syirkah Bungkul Indah, Surabaya

Kitab syahfiyah, Abi Amrin Utsman bin Umar Yang masyhur dengan Ibnul Hajib
An Nahwi Al Maliki, Matba’ah Muhammad Ali Shobih, Mesir 1926.

12

Anda mungkin juga menyukai